Professional Documents
Culture Documents
Modul Model Pembelajaran Inovatif Tegeh Dan Dewa s2 TP - Revisi1
Modul Model Pembelajaran Inovatif Tegeh Dan Dewa s2 TP - Revisi1
MODEL PEMBELAJARAN
INOVATIF BERBASIS ICT
Oleh
Program Pascasarjana
2020
1
DAFTAR ISI
2
I. PENDAHULUAN
Kompetensi Lulusan
Capaian Pembelajaran
3
(6) dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran, (7) peran teknologi
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, (8) pengembangan serta
penerapan model pembelajaran inovatif berbasis ICT, (9) problematika model
pembelajaran inovatif berbasis ICT dan solusinya.
Rasionalisasi
Istilah Proses Belajar Mengajar sudah tidak relevan untuk digunakan saat
ini karena mengacu kepada proses interaksi antara guru dan siswa yang dikotomi.
Hal ini berarti guru dan siswa melakukan tugas masing-masing. Dalam hal ini
proses belajar dilakoni oleh para siswa dan proses mengajar menjadi tugas
seorang guru. Saat ini istilah proses belajar mengajar lebih tepat digantikan
dnegan isitlah pembelajaran. Isitlah ini lebih tepat karena pembelajaran adalah
proses yang kompleks yang melibatkan siswa, guru, kurikulum, lingkungan, arana
dan prasarana, dan lain sebagainya sebagai sebuah sistem terpadu.
Relevansi
Modul ini memiliki relevansi yang kuat dalam membangun sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi abad ke-21. Pembentukan sumber daya yang
unggul dalam dunia pendidikan sangat bergantung pada proses pembelajaran yang
dialaminya. Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memanfaatkan
berbagai model pembelajaran inovatif serta didukung pemanfaatan teknologi
informasi dan komuniasi merupakan salah satu jalan untuk menciptakan lulusan
yang memiliki kompetensi yang diharapkan dan daya saing tinggi.
4
Petunjuk Penggunaan E-modul
1. Modul ini terdiri atas tiga bagian, yakni pendahuluan, pembelajaran, dan
evaluasi.
2. Sebelum menuju ke bagian pembelajaran, silakan terlebih dahulu baca dan
cermati bagian pendahuluan.
3. Pada bagian pembelajaran terdapat beberapa kegiatan pembelajaran. Setiap
kegaitan pembelajaran mengandung tujuan, uraian materi, rangkuman, dan
tugas.
4. Baca dengan cermat setiap tujuan, uraian materi, dan rangkuman. Jika sudah
dianggap cukup, silakan kerjakan tugas yang diberikan pada setiap kegiatan
pembelajaran.
5. Langkah berikutnya adalah memasuki tahap evaluasi. Kerjakan evaluasi sesuai
dengan petunjuk pengerjaannya.
5
II. PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
Tujuan
Uraian Materi
Paradigma adalah cara pandang sesorang terhadap sesuatu sesuatu sesuai dengan
teori-teori yang mendasarinya. Dalam konteks ini paradigma sesorang sangat dipengaruhi
oleh teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk berpikir. Misalnya, paradigma
behaviorisme, dimana orang-orang berparadigma behaviorisme memandang sesuatu
berdasarkan teori-teori belajar perilaku.
Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Pengatur strategi menimbang kekuatan sendiri dan kekuatan lawan.
Selanjutnya, ia menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya, baik siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu
yang pas untuk menyerang. Demikian pula seorang pelatih sepakbola, ia akan
menentukan strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan suatu
pertandingan. Dengan memahami potensi timnya dan potensi tim lawan, ia
menerapkan suatu strategi dengan pola 4-4-2, 5-3-2, atau pola yang lain. Dari dua
ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi digunakan untuk memperoleh
kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar, semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya,
sebab tujuan adalah rohnya dalam implemetasi suatu strategi.
8
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan
dalam penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda
antara guru yang satu dengan guru yang lain.
Rangkuman
Istilah paradigma, pendekatan, strategi, model, metode, teknik, dan taktik pembelajaran
adalah isitlah yang berbeda. Isitlah-istilah tersebut merupakan istilah yang sering
digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Paradigma adalah cara pandang sesorang
terhadap sesuatu sesuatu sesuai dengan teori-teori yang mendasarinya. Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Nah, sekarang bagaimana upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, ini yang dinamakan metode.
Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang
9
kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah
gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Tugas
10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
Tujuan
Uraian Materi
Unsur-unsur apa yang ada dalam model pembelajaran? Joyce & Weil
(1980) menyatakan bahwa model pembelajaran mempunyai lima unsur yang
menjadi ciri model pembelajaran, yakni : (1) syntax, yaitu langkah-langkah
operasional pembelajaran, (2) social system, suasana dan norma yang berlaku
dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support
system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan (5) instructional and nurturant effects, hasil belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dan hasil belajar di
luar yang telah ditetapkan.
Unsur kedua sebagai ciri sebuah model pembelajaran adalah social system
atau sistem sosial. Dalam pembelajaran berlaku aturan atau norma yang sudah
sepatutnya dipatuhi oleh para mahasiswa dan dosen, siswa dan guru. Aturan dan
norma dapat tertulis ataupun tidak tertulis. Aturan tertulis dapat berupa tata tertib
sekolah, kontrak kuliah, atau kesepakatan tertulis lainnya. Aturan tidak tertulis
pada umumnya merupakan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat.
12
Dampak pengiring mengarah kepada pendidikan karakter, sehingga lulusan
memiliki budi pekerti yang luhur. Dengan ungkapan lain, dampak pengiring
merupakan softskill yang perlu dimiliki oleh para siswa/mahasiswa.
Rangkuman
Tugas
13
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
Tujuan
Uraian Materi
Model interaksi sosial adalah model pembelajaran yang beranjak dari pandangan
bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari realitas kehidupan, individu tidak
mungkin melepaskan dirinya dari interaksi dengan orang lain.
14
Kelompok Model Pengolahan Informasi
15
16
17
18
Kelompok Model Personal
19
Kelompok Model Sistem Perilaku
20
21
22
Rangkuman
Tugas
Analisis keempat kelompok model pembelajaran menurut Joyce, Weil, & Chalhoun!
23
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
Tujuan
Uraian Materi
24
4. Menyusun Rencana Tindakan (Action Plan)
Siswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan
atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana)
apa yang mereka akan lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran-saran
untuk memecahkan masalah.
5. Evaluasi
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil telaah permasalahannya dengan
mempresentasikan kepada kelompok lainnya.
PjBL diawali pada tahun 1970an. Project Based Learning pada Higher
Education berasal dari bidang teknik di universitas Aalborg and Roskilde,
Denmark. Secara umum PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan
sebuah project atau proyek menghasilkan karya sebagai proses pembelajaran.
Langkah- langkah model PjBL adalah :
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, mengambil topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
b. membuat deadline penyelesaian proyek
c. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
d. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek
25
e. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek
26
pembelajaran inkuirimerupakan payung yang menyelimutikedua model
PBL dan PjBL (Spronken-Smith & Kingham, 2009).
3. Permasalahan dalam kehidupan sehari-haridigunakan oleh kedua metode
ini sebagaiupaya untuk meningkatkan prestasi belajarsiswa. Situasi
kehidupan nyata memberikancontoh nyata kepada peserta didik
bahwaterdapat lebih dari satu solusi atau jawabanuntuk setiap
permasalahan yang diangkatoleh peserta didik. Hal ini dapat
diadopsidalam proyek atau problem setting (Hong,2007).
4. Kedua model sama-sama menggunakanmetode pemecahan masalah
(problemsolving)(Hong, 2007).
5. Peserta didik sama-sama bekerja dalamsebuah tim dan bekerjasama
untukmengexplore informasi dari berbagaisumber.
Perbedaan
- Menurut (Mayasari, 2016) menemukan perbedaan antara PBL dan PjBL yaitu
:
Produk akhir Hasil akhir dari model ini Hasil akhir dari proyek antara
sederhana dengan beberapa lain desain yang khusus dan
tambahan. Misalnya, proses yang baik. Misalnya
presentasidari kelompok proyek kincir angin, proyek ini
peneliti discovery. Seluruh membutuhkan perencanaan
27
diskusi dan proses penelitian yang matang dan kerja untuk
adalah fokus utama dari dapat mewujudkannya. Hasil
proses pembelajaran model akhir dari proyek adalah
ini. perencanaan, produksi dan
proses.
Peran siswa Siswa terlibat dalam pemilihan Siswa mungkin memilih skenario
projek (kadang-kadang dari masalah walaupun biasanya masalah
daftar yang sudah ditentukan) disampaikan oleh guru. Siswa harus
mendefinisikan apa dan bagaimana
28
mereka belajar
Peran kelompok Ada untuk menyelesaikan Harus bekerja sama selama proses
projek pembelajaran dan kerja tim
merupakan komponen pembelajaran
Rangkuman
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) memiliki persamaan dan perbedaan. PBL tidak harus
menghasilkan produk, sedangkan PjBL wajib menghasilkan suatu produk. Keduanya
sama-sama pembelajaran inovatof yang berpuat pada pebelajar.
Tugas
29
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5
Tujuan
Uraian Materi
30
a) Guru mendapat kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang tepat
dan bervariasi.
b) Kepribadian guru secara keseluruhan belum bisa diteladani peserta
didik.
c) Penerapan tugas sebagai pengajar, pendidik, pelatih belum dapat
berjalan optimal.
d) Guru mendapat kesulitan dalam menentukan dan mengidentifikasi
materi esensial dan materi sulit.
e) Komitmen, kinerja, dan keikhlasan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran belum sesuai harapan.
f) Guru masih mengandalkan Lembaran Kegiatan Peserta didik (LKS)
yang dijual penerbit untuk pekerjaan rumah peserta didik karena
kesulitan dalam mengembangkan LKS sendiri. Padahal seharusnya
LKS yang dikerjakan peserta didik disesuaikan dengan kondisi peserta
didik pada sekolah yang bersangkutan.
g) Guru kesulitan menerapkan disiplin bagi peserta didik dalam belajar.
h) Kemampuan guru masih kurang dalam mengelola laboratorium,
sehingga kesulitan menyajikan materi sains secara praktek.
i) Guru kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai.
j) Guru kesulitan membuat alat evaluasi belajar dan mengembangkan
Emosional Spiritual Question (ESQ).
31
d) Kurikulum yang sering berubah membuat guru sulit menjalankannya di
sekolah.
32
mengajar, penilaian prestasi belajar siswa, pengenalan fungsi dan
program bimbingan dan penyuluhan, pengenalan administrasi sekolah
dan pemahaman prinsip-prinsip dan melakukan penelitian serta
pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan
mutu pembelajaran.
c) Guru harus menguasai 10 keterampilan dasar guru yang meliputi
keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan
perorangan, mengembangkan dan menggunakan media serta
mengembangkan ESQ.
d) Guru harus menguasai 10 prinsip dalam pembelajaran.
33
Rangkuman
Tugas
34
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6
Tujuan
Uraian Materi
36
banyak, tidak terbatas, dan dapat di akses dari beberapa perpustakaan di seluruh
dunia. Siswa dan guru dapat meningkatkan pembelajaran di kelas dengan
mengakses informasi dari berbagai sumber (database, perpustakaan, kelompok
minat khusus), berkomunikasi melalui komputer dengan siswa lain atau dengan
para ahli di bidang studi tertentu, dan saling bertukar informasi. Kegiatan seperti
yang dilakukan oleh geografis nasional memungkinkan siswa dan guru bersama-
sama untuk menuai keuntungan dari menghubungkan jaringan nasional siswa,
guru, dan ilmuwan untuk menyelidiki berbagai topik.
Guru dan para siswanya dapat mengakses dokumen elektronik untuk
memperkaya pengetahuannya. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena
pembelajaran online menyediakan sebuah lingkungan belajar yang interaktif.
Siswa dapat menghubungkan informasi eletronik ke dokumen dan proyek mereka,
membuat dokumen elektroniknya “hidup” dengan tombol hypertext.Karena
komputer memiliki kemampuan untuk memberikan informasi dengan berbagai
media (termasuk cetakan, video, dan rekaman suara dan musik) komputer menjadi
sebuah perpustakaan yang tidak terbatas. Betapapun siswa mampu untuk segera
berkomunikasi dengan teks, gambar, suara, data, dan video dua arah. Interaksi
yang dihasilkan dapat mengubah peran siswa dan guru. Guru dapat dipisahkan
secara geografiis dari siswanya, dan siswa dapat belajar dari siswa lain di kelas
seluruh dunia.
37
Indonesia Terbuka Terpadu menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI, (2014: xv) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketersediaan layan an pendidikan
2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan
4. Meningkatkan kesamaan dalam mendapatkan mutu layanan pendidikan,
dan
5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan mendap atkan mutu layanan
pendidikan yang baik.
38
1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen
multimedia,
2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums,
3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,
4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM, untuk
meningkatkan komunikasi belajar,
5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,
6) Meningkatkan interaksi antara peserta didik dan fasilitator,
7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal,
8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet (Tung,
2000: 15).
39
kecepatan dalam pencarian. Semua peserta didik dari berbagai macam dan jenis
lembaga pendidikan dapat memanfaatkan pembelajaran ini, sehingga tidak ada
pemikiran negatif bagi peserta didik terhadap lembaga pendidikan yang
menaunginya itu tidak berkualitas. Materi yang ada dalam sistem pembelajaran
daring berbeda dengan materi pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran
daring bersifat digital sehingga membutuhkan bantuan perangkat teknologi. Oleh
karena itu, pengembangan sistem pembelajaran daring memiliki keunggulan
dibandingkan sistem konvensional, yaitu:
1. Menggunakan teknologi yang murah dan tersedia saat ini. Teknologi yang
digunakan hanya menggunakan reader pdf dan flash reader karena file
yang disediakan berformat *.pdf fan *.swf.
2. Menggunakan teknologi yang memungkinkan interaksi langsung di laman
tersebut, dan merekam jejak penggunaan materi untuk dapat
membandingkan kemajuan pengguna dalam memahami materi yang
disampaikan.
3. Menggunakan teknologi yang bersifat device independent, sehingga dapat
diakses dengan perangkat PC, notebook, tablet, ataupun smartphone.
4. Menggunakan teknologi multimedia untuk memberikan ilustrasi yang
menarik sehingga dapat menggugah peserta didik agar tertarik
mempelajari materi.
5. Mendeskripsikan informasi tentang materi dalam bentuk metadata dalam
bahasa Extensible Markup Language (XML), sehingga materi lebih
diakses melalui internet.
6. Mengemas materi sehingga compliant terhadap ISO/IEC TR 29163
tentang Sharable Content Object Reference Model. Sehingga materi yang
ditawarkan dapat diunduh oleh siapapun dimanampun dia berada.
40
berisi media yang bervariasi, termasuk teks, audio, grafik, animasi, video,
dan software yang dapat didownload.
2. Informasi yang up-to-date. Sampai saat ini, para pendidik terbatas pada
sumber-sumber yang ada di kelas atau gedung sekolahnya. Sekarang,
dengan kemampuan untuk menghubungkan ke sumber-sumber di
komunitas dan di seluruh dunia, membuka pandangan baru tentang
pengajaran dan pembelajaran. Siswa dapat mengakses perpustakaan dan
database dengan baik di luar batasan local, ini memperluas cakrawala yang
lebih kecil dan sekolah pedesaan serta partisipasi individu dalam home
schooling.
3. Kemudahan dan kecepatan mengakses. Keuntungan utama dari internet
adalah mampu untuk bergerak dengan mudah dalam dan antar dokumen.
Dengan menekan tombol atau mengklik dari mouse, pengguna dapat
mencari berbagai macam dokumen di berbagai lokasi tanpa bergerak dari
komputernya.
4. Bertukar ide. Siswa dapat terlibat dalam “percakapan” dengan para ahli di
bidang studi tertentu. Selanjutnya, mereka dapat berpartisipasi dalam
aktivitas yang memungkinkan untuk bertukar ide dengan siswa lain,
bahkan mereka yang tinggal di negara-negara lain.
5. Komunikasi yang nyaman. E-mail memungkinkan orang-orang diberbagai
lokasi untuk berbagi ide, sama seperti yang mereka lakukan di telepon
sekarang, tanpa memainkan “tag telepon” begitu umumnya di kalangan
orang sibuk. Pengguna dapat “bercakap” satu sama lain di waktu yang
berbeda dan meresponnya sesuai kenyamanan mereka masing-masing.
Rekaman yang ditukar dapat disimpan.
6. Biaya rendah. Biaya hardware, software, waktu telepon, dan servis
telekomunikasi adalah nominal dan menurun.
41
menyampaikan informasi seperti menuangkan pelajaran dari se kendi air.
Pembelajaran ini di desain dalam premis “sebagai reseptif” atau menunjukkan dan
berceritera. Pembelajaran dalam e-learning jenis ini lebih di desain untuk
memperoleh informasi daripada melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Belajar untuk memperkuat respon. Menurut pandangan ini, belajar
memperkuata keterlibatan atau pemahaman asosiasi antara stimulus dan respon.
Dari sudut pandang teori stimulus respon (S-R Bond Theory) yang dikemukakan
oleh Thorndike, bahwa belajar dilakukan dengan melatih hubungan antara
stimulus (S) dengan respon (R). Maka pandangan ini, motode pembelajaran yang
bermanfaat adalah latihan dan praktik, tidak sekedar melatih hubungan S – R.
Guru memberi pertanyaan, kemudian memberi hadiah untuk jawaban yang benar,
dan hukuman untuk jawaban yang salah. Tugas guru menyiapkan konten singkat
diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan serta balikan atau kolerasi. Tugas pebelajar
memberi respon secara benar untuk pertanyaan yang diberikan oleh guru dan
merevisi jawaban berdasarkan umpan baik dari guru. Jenis ini merupakan jenis
latihan yanag disebut direktif atau menunjukkan dan mengerjakan. Pembelajaran
ini dicirikan dengan langkah kecil, demonstrasi dan contoh, pelatihan dengan
balikan koreksi. Sehingga dalam proses pembelajarannya menyenangkan dan
tertantang
Belajar untuk membangun pengetahuan. Pandangan ini mengatakan bahwa
belajar terjadi bila pebelajar mambangun representasi mental yang koheren.
Dalam pandangan ini metode pembelajaran yang bermanfaat adalah kinerja
terbimbing, pebelajar mencoba menyeleksikan suatu tugas pekerjaan otentik di
lapangan dengan bimbingan dari instruktur tentang bagaimana memproses suatu
informasi yang masuk. Tugas instruktur adalah memberikan bimbingan kognitif
dan tugas pebelajar menyajikan materi dalam konteks pemecahan masalah yang
berkaitan. Pendekatan dalam pembelajaran untuk pandangan ini disebut penemuan
terbimbing (guided discovery). Jenis belajar ini paling efektif untuk transfer
tujuan kinerjaa jangka panjang.
42
Rangkuman
43
Tugas
44
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7
Tujuan
Uraian Materi
45
Education 4.0. Sebelum adanya pendidikan 4.0 kita mengenal lebih dahulu
pendidikan 3.0 dan menurut Jeff Borden, pendidikan 3.0 adalah sebuah
pendidikan yang mencakup dalam pembelajaran ilmu saraf, psikologi serta
teknologi dalam pendidikan yang menggunakan teknologi digital dan mobile
berbasis web, aplikasi, sistem, perangkat dan lain sebagainya. Fenomena yang ada
dalam pendidikan 4.0 ini menciptakan revolusi baru dalam industri yang keempat
yang disebut (4IR) atau (RI4) yang menyelaraskan manusia serta mesin untuk
mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan inovasi baru.
Pendidikan 4.0 dapat melayani kebutuhan masyarakat pada "era inovatif".
yang sesuai dengan perilaku atau perubahan dengan karakteristik khusus
paralelisme, connectivisme (Goldie, 2016), dan visualisasi. Manajemen
pembelajaran ini harus membantu mengembangkan kemampuan pelajar untuk
menerapkan teknologi baru, yang akan membantu pelajar untuk berkembang dan
berpikir maju sesuai dengan perubahan di masyarakat. Dalam perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK pada dunia pendidikan tinggi yang
berada di Indonesia Pemerintah, Kemdikbud dan seluruh pemangku yang
berkepentingan harus dapat menyesuaikan laju perkembangan teknologi yang ada.
Karena hal tersebut akan membuat kualitas pendidikan tetap terjaga di masa
pandemic covid19 serta dapat mencetak lulusan yang mampu bersaing dan sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha.
46
b) Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh
peserta belajar, misalnya External Harddisk, Flaskdisk, CD-ROM,
atau bahan cetak, dan
c) Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta
belajar apabila mengalami kesulitan.
Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan
persyaratan lainnya, seperti adanya:
a) Lembaga yang menyelenggarakan dan mengelola kegiatan e-
learning,
b) Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet,
c) Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari dan diketahui
oleh setiap peserta belajar,
d) Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar
peserta belajar, dan
e) Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.
Istilah e-learning banyak memiliki arti karena bermacam penggunaan
elearning saat ini. Pada dasarnya, e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous
dan asynchronous. Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses
pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik. Hal
ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara
online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat
mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga
dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui
chat window. Synchronous training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun
bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui internet.
Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual classroom.
Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. Peserta didik dapat
mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan pendidik memberikan materi.
47
Asynchronous training popular dalam e-learning karena peserta didik dapat
mengakses materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Peserta didik dapat
melaksanakan pembelajaran dan menyelesaikannya setiap saat sesuai rentang
jadwal yang sudah ditentukan. Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi,
simulasi, permainan edukatif, tes, quis dan pengumpulan tugas.
48
bagian mana dalam satu modul yang ingindipelajarinya terlebih
dulu. Jika ia mengalami kesulitan, ia bisa mengulangulang lagi
sampai ia merasa mampu memahami. Pembelajar juga
bisamenghubungi instruktur, narasumber melalui email atau ikut
dialog interaktifpada waktu-waktu tertentu. Banyak orang yang
merasa cara belajarindependen seperti ini lebih efektif daripada
cara belajar lainnya yangmemaksakannya untuk belajar dengan
urutan yang telah ditetapkan.
c) Biaya, banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran
dengan elearning. Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara
lain biayatransportasi ke tempat belajar dan akomodasi selama
belajar, biayaadministrasi pengelolaan, penyediaan sarana dan
fasilitas fisik untuk belajar.
d) Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, e-learning dapat disesuaikan
dengankecepatan belajar masingmasing siswa. Apabila siswa
belum mengerti danmemahami modul tertentu, maka ia dapat
mengulanginya lagi sampai ia paham.
e) Standarisasi pengajaran, pealajaran e-learning selalu memiliki
kualitas samasetiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati
pengajar.
f) Efektifitas pengajaran, penyampaian pelajaran e-learning dapat
berupasimulasi dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan
dan menerapkanteknologi animasi canggih.
g) Kecepatan distribusi, e-learningdapat dengan cepat menjangkau ke
seluruhpenjuru, tim desain hanya perlu mempersiapkan bahan
pelajaran secepatnyadan menginstal hasilnya di server pusat e-
learning.
h) Ketersediaan On-Demand, e-learning dapat diakses sewaktu-
waktu.
i) Otomatisasi proses administrasi,e-learning menggunakan suatu
LearningManagement System(LMS) yang berfungsi sebagai
platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS berfungsi pula
49
menyimpan data-data pelajar,pelajaran, dan proses pembelajaran
yang berlangsung.
Dengan demikian penerapan e-learning di perguruan tinggi diharapkan
dapat memberikan manfaat antara lain (1)Adanya peningkatan interaksi
mahasiswa dengan sesamanya dan dengan dosen (2) Tersedianya sumbersumber
pembelajaran yang tidak terbatas (3) E-learning yang dikembangkan secara benar
akan efektif dalam meningkatkan kualitas lulusan dan kualitas perguruan tinggi
(4) Terbentuknya komunitas pembelajar yang saling berinteraksi, saling memberi
dan menerima serta tidak terbatas dalam satu lokasi (5) Meningkatkan kualitas
dosen karena dimungkinkan menggali informasi secara lebih luas dan bahkan
tidak terbatas.
50
penyusunan dengan benar dalam menerapkan strategi penyusunan produk untuk
berbagai macam jenis produk yang berbeda.
Dalam penerapan teknologi seperti penggunaan e-learning, perlu di
formulasikan strategi yang jelas sebagai acuan. Penyusunan strategi e-learning
seperti disampaikan Empy (2005) berguna untuk (1) memperjelas tujuan pelatihan
atau pendidikan yang ingin dicapai (2) mengetahui sumber daya yang dibutuhkan
(3) membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada tujuan yang
sama. (4) mengetahui pengukuran keberhasilan.
Strategi e-learning melibatkan empat tahap yaitu analisis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Analisis, factor-faktor yang perlu dianalisis diantaranya
kebutuhan organisasi dalam melihat keadaan sekarang dan keberadaan e-learning
dalam memberikan dampak positif. Selain kebutuhan organisasi juga perlu
dianalisis tentang infrastruktur organisasi terhadap pelaksanaan penggunaan e-
learning. Perencanaan, aspek perencanaan yang harus ditinjau yaitu network,
learning management system, materi dan manajemen pengelolaan. Pelaksanaan,
tahap ini memerlukan keahlian project management yang baik untuk memastikan
koordinasi dan eksekusi pekerjaan sesuai rencana dan tidak menyimpang dari
tujuan dan strategi. Evaluasi, setelah melaksanakan rencana penerapan e-learning,
selanjutnya menilai keberhasilan program.
51
learning.Dengan model ini, peserta didik mampu mendapatkan bahan ajar
daritempatnya masing-masing (melalui personal computerdi rumah masing-
masing atau di kantor). Keuntungan model pembelajaran seperti ini adalahtingkat
kemandirian peserta didik menjadi lebih baik dan kemampuan teknikkomunikasi
mereka yang menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.Dengan model ini,
komunikasi antar peserta didik dengan staf pengajarberlangsung secara bersamaan
atau sendiri-sendiri melalui dukungan jaringankomputer. Model pembelajaran
berbasis teknologi informasi dengan menggunakan e-learning berakibatpada
perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya.
Setidaknya adaempat komponen penting dalam membangun budaya belajar
denganmenggunakan model e-learning di sekolah, keempat komponen itu ialah
1. Peserta didik dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai
pendekatanyang sesuai agar siswa mampu mengarahkan,
memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.
2. Pendidik mampu mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan,memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar
dan hal-hal yangdibutuhkan dalam pembelajaran.
3. Tersedianya infrastruktur yang memadai
4. Adanya administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur
dalammemfasilitasi pembelajaran.
Dalam aplikasi e-learning, bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk
menguasaikeahlian tertentu, namun seorang pendidik juga dituntut memiliki
beberapakompetensi yang harus ia miliki agar program e-learning yang
dijalankannya bisaberjalan dengan baik.
Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki pendidik
untukmenyelenggarakan model pembelajaran e-learning, yaitu
1. Kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional
design) sesuaidengan kaedah-kaedah paedagogisyang dituangkan
dalam rencana pembelajaran.
2. Penguasaan teknologi dalam pembelajaran yakni pemanfaatan
internet sebagaisumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan
materi ajar yang up todate dan berkualitas.
52
3. Penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan
bidangkeahlian yang dimiliki.
Beberapa hal perlu dicermati dalam menyelenggarakan program
elearningdigital classroomadalah pendidik menggunakan internet dan email untuk
berinteraksidengan peserta didik dan mengukur kemajuan belajarnya, peserta
didik mampu mengaturwaktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan
internet dalam ruangmultimedia. Dengan mencermati perkembangan teknologi
informasi dalam duniapendidikan dan beberapa komponen penting yang perlu
disiapkan dalammengembangkan program elearningmaka program e-learning
bukanlahsuatu yang tidak mungkin untuk diwujudkan.
Rangkuman
53
mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli atau pakar di bidang yang
diminatinya; (3) Materi pembelajaran bahkan dapat dengan mudah diambil di
berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada dimana mahasiswa belajar.
Berbagai peluang tersebut masih menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan
infrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung
terhadap kelangsungan e-learning.
Tugas
54
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8
Tujuan
Uraian Materi
55
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
56
Memahami aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara
Indikator
a. Menyebutkan sejarah perkembangan teknologi komunikasi
b. Menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi data
c. Menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi suara
d. Menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi data
e. Menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi suara
C. Tujuan Pembelajaran
a. 1) Peserta didik mensyukuri atas kebesaran Tuhan melalui memahami dan
menalar aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara.
2) Peserta didik selalu berdoa sebelum memulai dan setelah selesai kegiatan
pembelajaran,
3) Peserta didik selalu bersyukur terhadap anugerah tuhan dengan sungguh-
sungguh mengikuti kegiatan pembelajaran,
4) Peserta didik melaksanakan puja tri sandya tiga kali sehari.
b. 1) Peserta didik mampu berdisiplin dalam mengikuti pembelajaran,
2) Peserta didik mampu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan
sehingga dapat terselesaikan tepat waktu,
3) Peserta didik selalu bertutur kata dan berperilaku sopan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung,
4) Peserta didik memaafkan kesalahan orang lain dan mencari solusi
permasalahan dengan baik,
5) Setiap tugas yang diberikan guru dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab,
6) Peserta didik selalu selalu menjaga profesionalitas dalam kerja kelompok,
7) Peserta didik selalu menjaga dan memanfaatkan segala fasilitas sekolah
dengan hati-hati dan sunggung-sungguh,
8) Peserta didik selalu menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah
dengan penuh tanggung jawab,
c. 1)Peserta didik dapat menyebutkan sejarah perkembangan teknologi
komunikasi.
2) Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi data.
3) Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi suara.
57
4) Peserta didik dapat menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi
data.
5) Peserta didik dapat menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi
suara.
6) Peserta didik menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi data
berdasarkan contoh perangkatnya.
7) Peserta didik menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi suara
berdasarkan contoh perangkatnya.
D. Materi Pembelajaran
a. Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi
Berdasarkan penemuan para peneliti sejarah, dapat dikatakan bahwa
manusia awal mulanya belum mengenal bahasa dan huruf. Untuk dapat
berkomunikasi manusia menggunakan bahasa tubuh dan suara. Kemudian
mencoba berkomunikasi lewat gambar dan lukisan. Sampai sekarang, jejak-jejak
peninggalan manusia jaman prasejarah masih bisa ditemukan seperti lukisan yang
dibuat di dinding gua.
58
Setelah ditemukannya bahasa dan tulisan, cara berkomunikasi manusia
mulai berubah. Secara umum manusia berkomunikasi secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung bertatap muka dengan lawan komunikasinya dan
berbicara menggunakan bahasa yang saling mengerti. Kemudian secara tidak
langsung dapat menggunakan surat. Selain itu beberapa sandi khusus dalam
berkomunikasi juga telah dikembangkan manusia seperti sandi morse, semaphore
dan sandi-sandi lainnya.
2. Alat/Bahan
a. LCD
b. Laptop
c. Komputer
3. Sumber Belajar
a. Buku Panduan Guru
b. Buku Teks Pelajaran
c. Job Sheet yang dikembangkan Guru
61
2. Menanya
Siswa mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah diamati
sertaterkait pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan.
Guru mengajak siswa untuk mengikuti pembelajaran untuk
membekali pengetahuan dasar siswa serta mencari solusi terkait
dengan pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa.
3. Mengumpulkan informasi/ eksperimen
Siswa membaca sumber lain lewat media internet guna menambah
wawasan tentang teknologi komunikasi datadan teknologi
komunikasi suara serta mencari informasi terkait dengan proyek
yang diberikan guru.
Siswa secara berkelompokmelakukan eksperimen dalam
mengerjakanjob sheet yang telah diberikan oleh guru kemudian
mengaitkannya dengan proyek yang akan dilaksanakan.
Siswa menjawab evaluasi materiyang ada pada job
sheetberdasarkan pemahaman mereka selama mengikuti
pembelajaran.
Siswa mengerjakan proyek pratikum mencari informasi di internet
“Mencari informasi cara kerja dari contoh teknologi komunikasi
data dan komunikasi suara”.
Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.
5. Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan hasil latihan tertulis secara berkelompok
berdasarkan pengerjaan jobsheet.
Guru memberikan umpan balik dari hasil kerja siswa.
Siswa menyampaikan hasil pengamatan serta kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan.
Guru memberikan tanggapan.
62
4. Guru dan Siswa menutup pembelajaran dengan Doa, Parama Santi dan
yel-yel sekolah.
H. Penilaian
a. Jenis/ Teknik Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Tes Essay.
2. Penilaian Keterampilan
Tes kinerja.
3. Penilaian Sikap (Afektif)
Kunci Jawaban
1. Berdasarkan penemuan para peneliti sejarah, dapat dikatakan
bahwa manusia awal mulanya belum mengenal bahasa dan huruf.
Untuk dapat berkomunikasi manusia menggunakan bahasa tubuh
dan suara. Kemudian mencoba berkomunikasi lewat gambar dan
lukisan. Sampai sekarang, jejak-jejak peninggalan manusia jaman
prasejarah masih bisa ditemukan seperti lukisan yang dibuat di
dinding gua.
Beberapa suku manusia mengembangkan kreativitasnya dalam
berkomunikasi seperti menggunakan asap dan memukul drum
untuk mengirimkan signal tertentu kepada rekan mereka.
Setelah ditemukannya bahasa dan tulisan, cara berkomunikasi
manusia mulai berubah. Secara umum manusia berkomunikasi
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung bertatap muka
dengan lawan komunikasinya dan berbicara menggunakan bahasa
63
yang saling mengerti. Kemudian secara tidak langsung dapat
menggunakan surat. Selain itu beberapa sandi khusus dalam
berkomunikasi juga telah dikembangkan manusia seperti sandi
morse, semaphore dan sandi-sandi lainnya.
Dijaman modern manusia dapat berkomunikasi jarak jauh, secara
langsung maupun tidak langsung. Perkembangan teknologi
komunikasi memungkinkan manusia dapat berkomunikasi lewat
suara maupun suara.
2. Contoh perangkat komunikasi data adalah telegraf, faksimile,
pager, email dan lain-lain
3. Contoh perangkat komunikasi suara adalah telephone, televisi,
radio dan lain-lain
4. Telephone,prinsip kerja telepon yaitu mikropon telepon menangkap
gelombang dan mengubahnya menjadi fluktuasi arus listrik. Arus
dikirim lewat nomor telepon yang kita tekan, energi listrik.
5. Komunikasi data memiliki karakteristik sebagai berikut :
Data yang dikomunikasikan berupa angka, huruf, gambar, video
ataupun suara.
Diperlukan penalaran (sintak dan semantik) untuk dapat
memahami data yang dikirimkan atau data yang diterima.
Komunikasi yang dilakukan biasanya jarak jauh dan secara tidak
langsung.
Soal 1,2,3,4
Skor Kriteria
Nilai akhir =
64
2. Instrument Penilaian Keterampilan (Psikomotor)
Instrument Penilaian Proyek Pratikum Komunikasi Data
SKOR (1 - 4)
No ASPEK
1 2 3 4
1 PERENCANAAN :
Kreatifitas
Tanggung
Santun
jawab
1.
2.
3.
65
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Aspek : Tanggungjawab
No. Indikator Penilaian Tanggungjawab
Tanggungjawab
66
No. Indikator Penilaian Tanggungjawab
Tanggungjawab
Aspek : Kreativitas
No. Indikator Kreativitas Penilaian Kreativitas
Aspek : Santun
No. Indikator Santun Penilaian Santun
67
Mengetahui, Singaraja, 28 Juni
2020
Kepala SMK Negeri 3 Singaraja Guru Pengajar
Rangkuman
Kerampilan merancang pembelajaran inovatif sangat penting dikuasai oleh seorang guru
atau dosen. Ranacangan perlu mengakomodasi model pembelajaran inovatif dan
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Tugas
1. Kajilah RPP pada contoh materi di atas. Kemukakan keunggulan RPP tersebut!
2. Silakan rancang 1 RPP yang mengakomodasi pembelajaran inovatif!
68
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9
Tujuan
Uraian Materi
69
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi dari siswa guru mulai
menjelaskanmateri sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Menarik kesimpulan.
- Keunggulan
1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
komplek.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif
melalui pengalaman dari examples dan non examples
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian
nonexamples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian
yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan
pada bagian examples.
- Kelemahan
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. Misalnya
pembelajaran bahasa indonesia yang dominan pembahasannya dalam
bentuk teks.
2. Memakan waktu yang banyak untuk mempersiapkan gambar-gambar
70
1. Tahap perencanaan (Plan)
Seluruh guru tergabung dalam tim lesson study bekerja sama untuk
melakukan persiapan seperti salah satunya pembuatan RPP. RPP yang
dibuat harus mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Selain dari itu dilakukan pula analisis kebutuhan siswa dan permasalahan
yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran, sehingga dapat ketahui
kondisi awal yang dimiliki siswa sehingga tim bersama-sama mencari
model atau metode yang tepat untuk diterapkan pada proses pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan (Do)
Tahap ini mencakup kegiatan belajar dan observasi. Salah satu guru dalam
tim sebagai penyaji sesuai RPP yang dibuat bersama dan yang lainnya
sebagai observer. Adapun hal yang diperhatikan pada tahap ini :
a. Guru yang mengajar perbedoman pada RPP
b. Siswa dalam kondisi yang wajar dalam pembelajaran (tidak
tertekan)
c. Observer tidak diperkenankan mengganggu jalannya pembelajaran
d. Agar tidak mengganggu pembelajaran, observer dapat
menggunakan pemantauan jarak jauh seperti video camera, atau
photo digital.
3. Tahap Refleksi (Check)
Kegiatan refleksi dapat dilakukan dalam bentuk diskusi seluruh peserta
Lesson Study untuk menganalisis kegiatan pembelajaran sebagai upaya
perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
4. Tahap Tindakan Lanjut (Act)
Tahap ini melaksanakan beberapa keputusan yang telah disepakati
bersama untuk memperbaiki kekurangan pada tahap kedua.
- Keunggulan
- Adanya perbaikan dan peningkatan pembelajaran secara
berkesinambungan
- Mengetahui kekurangan berbagai metode yang digunakan untuk perbaikan
- Guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya
71
- Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari
Lesson Study, dalam hal ini guru daat menjadikan sebagai salah satu
Karya Tulis Ilmiah Guru.
- Kelemahan
Data yang diperoleh terkadang tidak akurat disebabkan karena siswa
kurang rileks dan tertekan disaat pembelajaran berlangsung. Selain itu tidak
semua guru bisa mengikuti rangkaian lesson study ini.
72
5. Kertas yang dituliskan pertanyaan oleh masing-masing siswa tersebut,
selanjutnya dibuat seperti bola, kertas tersebut dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lain.
6. Siswa yang memperoleh lemparan bola selanjutnya diberikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis didalam kertas tersebut.
7. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
- Keunggulan
1. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan
2. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa
lain.
3. Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.
4. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung
dalam praktik.
5. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi
pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta
mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis, dan berbicara mengenai
materi yang didiskusikan dengan kelompok.
- Kekurangan
1. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi
sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari
soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah
dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
2. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu
menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi
pelajaran.
3. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa
saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama. Tapi tidak
73
menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis
individu dan penghargaan kelompok.
4. Memerlukan waktu yang panjang.
5. Siswa yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
6. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh siswa.
9.4 Konstruktivisme
Suatu pola pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat di dalam
proses pembelajaran agar dapat mengembangkan dan membangun pengetahuan
yang dimilikinya.
- Sintak
1. Guru melakukan identifikasi tujuan pembelajaran
2. Menetapkan konsep-konsep apa saja yang harus dikuasai siswa
3. Perlu adanya identifikasi dan klarifikasi pemahaman awal siswa
4. Identifikasi dan klarifikasi tentang miskonsepsi siswa terhadap materi yang
akan diajarkan. Sebagai acuan guru dalam menerapkan pemahaman yang
benar.
5. Implementasi model pembelajaran dengan bimbingan guru, dengan cara :
orientasi penyajian pembelajaran dari guru, menggali ide-ide dari siswa ,
dan merekonstruksinya
6. Evaluasi untuk menilai kelayakan model pembelajaran
- Keunggulan
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan
secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi
gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan
tentang gagasannya.
2. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal
siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan
memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa
74
terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena
yang menantang siswa.
3. Memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Untuk
mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang
model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar
siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan
berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya
memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah
menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6. Memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa
mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu
ada satu jawaban yang benar.
- Kekurangan
1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil
konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga
menyebabkan miskonsepsi.
2. Siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini membutuhkan waktu
yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbedabeda.
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah
memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas
siswa.
75
2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok, A, B, dan C
3. Sampaikan kepada siswa format pembelajaran yang anda
sampaikankemudian mulai presentasi. Batasi presentasi maksimal 10
menit
4. Setelah presentasi, minta kelompok A untuk menyiapkan pertanyaan-
pertanyaanberkaitan dengan dengan materi yang baru saja disampaikan.
5. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi
catatanmereka.
6. Minta kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B.
Jikakelompok B tidak dapat menjawab pertannyaan, lempar pertanyaan
tersebutkepada kelompok C, begitu juga seterusnya
7. Akhiri pembelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan
jelaskanketika terdapat pemahaman siswa yang keliru.
- Keunggulan
1. Berpusat kepada siswa dimana guru sebagai fasilitator
2. Dengan adanya kompetisi juga dapat membuat siswa lebih semangat
belajar
3. Dengan adanya diskusi materi akan lebih mudah diingat, dan juga diakhir
pelajaran guru akan menjelaskan seluruh pertanyaan dan jawaban yang
dianggap perlu.
4. Siswa dapat bekerja sama karena belajar secara berkelompok
- Kelemahan
1. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat
keributanterjadi
2. Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut,
yakniyang bisa menjawab soal Quiz. Karena permainan yang dituntut
cepat danmemberikan kesempatan diskusi yang singkat.
3. Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh
timdalam satu pertemuan.
76
9.6 Mind Mapping
Mind Mapping adalah suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran
yang kreatif dan efektif serta memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
baik belahan otak kanan atau belahan otak kiri yang terdapat didalam diri
seseorang.
- Sintak
1. Menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai kepada siswa
2. Guru mengemukakan konsep yang akan dipelajari atau permasalahan yang
akan dipecahkan oleh siswa
3. Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil dengan jumlah anggota
sebanyak 2 hingga 3 orang
4. Kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi mengenai
permasalahan yang diberikan oleh guru
5. Tiap kelompok diarahkan untuk mencatat seluruh alternatif jawaban yang
diperoleh dari hasil diskusi
6. Masing-masing kelompok secara acak diberi kesempatan untuk
membacakan hasil diskusinya, pada kesempatan ini guru mencatat di
papan tulis dan mengelompokkan jawaban tersebut berdasarkan beberapa
kriteria
7. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari data yang telah
dituliskan oleh guru di papan tulis
- Keunggulan
1. Lebih mudah melihat gambaran keseluruhan.
2. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan.
3. Memudahkan penambahan informasi baru.
4. Pengkajian ulang dapat dilakukan lebih cepat.
5. Setiap peta memiliki sifat yang unik.
- Kelemahan
1. Waktu terbuang untuk mencari kata kunci pengingat, karena kata kunci
pengingat terpisah oleh jarak.
77
2. Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak berhubungan dengan
ingatan.
3. Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak penting.
78
4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana
menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6. Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
- Kelemahan
1. Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat
atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan agar model
pembelajaran ini cukup lama.
3. Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka
harus berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
79
5. Setelah siswa membaca buku atau bahan belajar tersebut, selanjutnya guru
meminta mereka untuk menuliskan pertanyaan tentang hasil bacaannya
pada selembar kertas kecil
6. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dikumpulkan dengan
cara dilipat sehingga menjadi sebuah gulungan kertas
7. Gulungan kertas dikocok oleh guru
8. Selanjutnya hasil kocokan dibagikan kepada seluruh siswa
9. Setelah masing-masing siswa mendapat kertas, guru menyuruh siswa
untuk membaca dalam hati soal yang dia dapatkan dan diberi waktu
untuk menyusun jawaban sesuai dengan pendapatnya
10. Guru memanggil nama siswa, dan selanjutnya siswa tersebut menjawab
di depan kelas (menerangkan pada siswa lain). Siswa lainnya diminta
untuk memberikan tanggapan atas jawaban siswa tersebut
11. Guru pada tahap akhir emberikan kesimpulan dari apa yang mereka
pelajari
- Keunggulan
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,sekalipun
ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali segar.
2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
4. Sedangkan kekurangan strategi every one is a teacher here antara lain:
5. Memerlukan banyak waktu.
6. Siswa merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong siswa untuk
berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
7. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir dan mudah dipahami siswa
- Kekurangan
1. Pertanyaan yang diajukan siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Siswa merasa takut ketika tidak bisa menjawab pertanyaan.
80
3. Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua pertayaan
untuk kelas besar.
81
4. Mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuan masing-masing
5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar,sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat
6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri
7. Strategi itu berpusat pada siswa,tidak pada guru.Guru hanya sebagai teman
belajar saja,membantu bila diperlukan
- Kelemahan
1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar
ini.Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik
2. Bila kelas terlalu besar penguunaan teknik ini akan kurang berhasil
3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sempat kecewa bila diganti dengan teknik ini
4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini trelalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa
5. Tidak memberika kesempatan berpikir secara kreatif.
- Sintak
1. Penomoran (Numbering),
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 3-5 orang dan memberi siswa nomor. Setiap siswa dalam
tim mempunyai nomor berbeda-beda,sesuai dengan jumlah siswa di dalam
kelompok.
2. Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
82
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari yang bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum
dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Siswa menyimak dan
menjawab pertanyaan.
3. Berpikir Bersama (Heads Together)
Guru memberikan bimbingan bagi kelompok siswa yang
membutuhkan. Siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan
menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua
anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
4. Pemberian Jawaban (Answering)
Guru menyebut salah satu nomor tertentu, setiap siswa dari tiap
kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas. Atau guru secara random memilih kelompok
yang harus menjawab pertanyan tersebut, dan siswa yang nomornya
disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk
menjawab pertanyaan.
- Keunggulan
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
3. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar.
4. Memperbaiki kehadiran.
5. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
6. Konflik antar pribadi berkurang.
7. Sikap apatis berkurang.
8. Pemahaman yang lebih mendalam.
9. Motivasi lebih besar.
10. Hasil belajar lebih tinggi.
11. Meningkatkan kebaikan budi, kepekan, dan toleransi.
- Kelemahan
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru, Selain itu
membutuhkan kemampuan yang khusus dalam menerapkannya.
83
2. Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali oleh
guru.
3. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
4. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin
pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.
Rangkuman
Tugas
84
Referensi
85
Eksperimen Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 3 Gunung
Sugih Pa. Lampung: Universitas Lampung.
Manis, S. (2019, Oktober 10). Pengertian Mind Mapping : Manfaat, Jenis, Cara
Membuat, Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping (Pemetaan Pikiran).
Retrieved 2020, from Pelajaran:
https://www.pelajaran.co.id/2019/10/mind-mapping.html
86
III. EVALUASI
Petunjuk:
1. Kerjakanlah soal di bawah ini mengetik jawaban pada kertas ukuran A4.
4. Setiap soal jika dijawab benar mendapat skor maksimal 10, sehingga skor
maksimal ideal adalah 80.
Soal:
87
Kunci Jawaban
1. Paradigma adalah cara pandang sesorang terhadap sesuatu sesuatu sesuai dengan
teori-teori yang mendasarinya. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. upaya mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal, ini yang dinamakan metode. Teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah
gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
2. Karena para guru menginginkan agar pembelajaran berpusat pada siswa dan siswa
memiliki kompetensi abad ke-21 yakni berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif. Dengan pembelajaran inovatif pembelajaran akan menjadi lebih
menantang, menyenangkan, dan memotivasi para siswa untuk belajar.
3. Lima unsur yang menjadi ciri model pembelajaran: (1) syntax, yaitu langkah-
langkah operasional pembelajaran, (2) social system, suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon
siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar
yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional and nurturant effects,
hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan dan hasil belajar di luar yang telah ditetapkan.
88
b. Permasalahan: sarana dan prasarana pendukung untuk menerapkan model
pembelajaran inovatif tidak memadai. Solusi: perlu dirancang pengadaan
sarana dan prasana pendukung penerapan model pembelajaran inovatif.
89
Pemberian Dalam bentuk berbagai Difokuskan pada pembelajaran
materi pelajaran macam tipe pembelajaran siswa sendiri. ceramah juga
diberikan sepanjang projek digunakan untuk mendukung
belajar siswa bukan hanya
memberi arah belajar
Rubrik Penilaian
Skor Uraian
0 Tidak menjawab
Tindak Lanjut
92