You are on page 1of 92

MODUL

MODEL PEMBELAJARAN
INOVATIF BERBASIS ICT

Oleh

Dr. I Made Tegeh, S.Pd., M.Pd.

Dr. Dewa Gede Hendra Divayana, S.Kom.,M.Kom.

Program Studi Teknologi Pembelajaran

Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha

2020
1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ………………………………………………………… 2


I. PENDAHULUAN ………………………………………………… 3
II. PEMBELAJARAN ……………………………………………….. 6
Kegiatan Pembelajaran 1 …………………………………………. 6
Kegiatan Pembelajaran 2 ……………………………………………. 11
Kegiatan Pembelajaran 3 …………………………………………. 14
Kegiatan Pembelajaran 4 …………………………………………. 24
Kegiatan Pembelajaran 5 …………………………………………….. 28
Kegaitan Pembelajaran 6 …………………………………………… 35
Kegiatan Pembelajaran 7 …………………………………………….. 45
Kegiatan Pembelajaran 8 …………………………………………… 55
Kegiatan Pembelajaran 9 ………………………………………… 69

III. EVALUASI ……………………………………………………… 87

2
I. PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan modul diuraikan beberapa hal, antar lain:


kompetensi lulusan, capaian pembelajaran, deskripsi singkat materi, rasionalisasi,
relevansi, dan petunjuk penggunaan e-modul.

Kompetensi Lulusan

Mahasiswa dapat merancang dan menyusun dengan baik pembelajaran melalui


implementasi model pembelajaran inovatif berbasis ICT dalam pembelajaran.

Capaian Pembelajaran

1. Mahasiswa dapat membedakan istilah paradigma, pendekatan, strategi,


model, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri model pembelajaran.
3. Mahasiswa dapat menganalisis pengelompokan model pembelajaran.
4. Mahasiswa dapat mendeskripsikan pengertian model pembelajaran inovatif.
5. Mahasiswa dapat mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran
inovatif.
6. Mahasiswa dapat menguraikan dasar pertimbangan pemilihan model
pembelajaran.
7. Mahasiswa dapat mengkaji peran teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran.
8. Mahasiswa dapat mengembangkan desain model pembelajaran inovatif
berbasis ICT.
9. Mahasiswa dapat mempraktikkan model pembelajaran inovatif berbasis
ICT.
10. Mahasiswa dapat mengevaluasi problematika model pembelajaran
inovatif berbasis ICT dan solusinya.

11. Problematika model pembelajaran inovatif berbasis ICT dan solusinya

Deskripsi Singkat Materi

Materi perkuliahan meliputi: (1) istilah paradigma, pendekatan, strategi, model,


metode, teknik, dan taktik pembelajaran, (2) ciri-ciri model pembelajaran, (3)
pengelompokan model pembelajaran, (4) pengertian dan karakteristik model
pembelajaran inovatif, (5) model pembelajaran inovatif beserta karakteristiknya,

3
(6) dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran, (7) peran teknologi
informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, (8) pengembangan serta
penerapan model pembelajaran inovatif berbasis ICT, (9) problematika model
pembelajaran inovatif berbasis ICT dan solusinya.

Rasionalisasi

Istilah Proses Belajar Mengajar sudah tidak relevan untuk digunakan saat
ini karena mengacu kepada proses interaksi antara guru dan siswa yang dikotomi.
Hal ini berarti guru dan siswa melakukan tugas masing-masing. Dalam hal ini
proses belajar dilakoni oleh para siswa dan proses mengajar menjadi tugas
seorang guru. Saat ini istilah proses belajar mengajar lebih tepat digantikan
dnegan isitlah pembelajaran. Isitlah ini lebih tepat karena pembelajaran adalah
proses yang kompleks yang melibatkan siswa, guru, kurikulum, lingkungan, arana
dan prasarana, dan lain sebagainya sebagai sebuah sistem terpadu.

Era digital saat ini menuntut pembelajaran yang menghasilkan sumber


daya manusia yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan pada abad ke-21, yakni
kompetensi 4C, yang meliputi critical thinking, creativity, collaboration, &
communication. Untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia seperti itu
dibutuhkan penerapan model pembelajaran inovatif berbasis information
communication ad technology.

Relevansi

Modul ini memiliki relevansi yang kuat dalam membangun sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi abad ke-21. Pembentukan sumber daya yang
unggul dalam dunia pendidikan sangat bergantung pada proses pembelajaran yang
dialaminya. Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan memanfaatkan
berbagai model pembelajaran inovatif serta didukung pemanfaatan teknologi
informasi dan komuniasi merupakan salah satu jalan untuk menciptakan lulusan
yang memiliki kompetensi yang diharapkan dan daya saing tinggi.

4
Petunjuk Penggunaan E-modul

Sebelum menggunakan e-modul ini, sebaiknya para pengguna membaca


dengan cermat petunjuk penggunaan modul. Hal ini penting agar pengguna e-
modul dapat menguasai materi dalam model secara efektif dan efisien.

1. Modul ini terdiri atas tiga bagian, yakni pendahuluan, pembelajaran, dan
evaluasi.
2. Sebelum menuju ke bagian pembelajaran, silakan terlebih dahulu baca dan
cermati bagian pendahuluan.
3. Pada bagian pembelajaran terdapat beberapa kegiatan pembelajaran. Setiap
kegaitan pembelajaran mengandung tujuan, uraian materi, rangkuman, dan
tugas.
4. Baca dengan cermat setiap tujuan, uraian materi, dan rangkuman. Jika sudah
dianggap cukup, silakan kerjakan tugas yang diberikan pada setiap kegiatan
pembelajaran.
5. Langkah berikutnya adalah memasuki tahap evaluasi. Kerjakan evaluasi sesuai
dengan petunjuk pengerjaannya.

5
II. PEMBELAJARAN

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 1 diharapkan para para mahasiswa


dapat membedakan istilah paradigma, pendekatan, strategi, model, metode, teknik, dan
taktik pembelajaran dengan tepat.

Uraian Materi

Paradigma adalah cara pandang sesorang terhadap sesuatu sesuatu sesuai dengan
teori-teori yang mendasarinya. Dalam konteks ini paradigma sesorang sangat dipengaruhi
oleh teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk berpikir. Misalnya, paradigma
behaviorisme, dimana orang-orang berparadigma behaviorisme memandang sesuatu
berdasarkan teori-teori belajar perilaku.

Pada mulanya istilah strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Pengatur strategi menimbang kekuatan sendiri dan kekuatan lawan.
Selanjutnya, ia menyusun tindakan apa yang harus dilakukannya, baik siasat
peperangan yang harus dilakukan, taktik dan teknik peperangan, maupun waktu
yang pas untuk menyerang. Demikian pula seorang pelatih sepakbola, ia akan
menentukan strategi yang dianggapnya tepat untuk memenangkan suatu
pertandingan. Dengan memahami potensi timnya dan potensi tim lawan, ia
menerapkan suatu strategi dengan pola 4-4-2, 5-3-2, atau pola yang lain. Dari dua
ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi digunakan untuk memperoleh
kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or


series of activities designed to achieves a particular educational goal (David
dalam Sanjaya, 2007). Jadi, strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
6
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru sampai pada proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan
strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah
pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar, semuanya
diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan
strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya,
sebab tujuan adalah rohnya dalam implemetasi suatu strategi.

Kemp (dalam Sanjaya, 2005) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran


adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Senada dengan
pendapat di atas, Dick & Carey (1985) juga menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

Nah, sekarang bagaimana upaya mengimplementasikan rencana yang


sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal, ini yang dinamakan metode. Ini berarti, metode digunakan untuk
merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, bisa terjadi satu
strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan
strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab
atau bahkan diskusi dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia termasuk
menggunakan media pembelajaran. Oleh karenanya, strategi berbeda dengan
metode. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu,
sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi. Dengan kata lain, strategi adalah a plan of operation achieving
something; sedangkan metode adalah a way in achieving something.
7
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah
pendekatan (approach). Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi
maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat
bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Roy Killen (dalam Sanjaya,
2007) misalnya, mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approach) dan pendekatan
yang berpusat pada siswa (student-centred approach). Pendekatan ang berpusat
pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction),
pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran
discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah


lain yang kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar.
Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus
dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien?
Dengan demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memerhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari dengan
jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu dilakukan
pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas.

Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau


metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual. Misalnya,
walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah dalam situasi dan
kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda,
misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar
materi yang disampaikan mudah dipahami.

8
Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan
berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran
guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan
dalam penggunaan teknik itu setiap guru memiliki taktik yang mungkin berbeda
antara guru yang satu dengan guru yang lain.

Bagaimana dengan istilah model pembelajaran? Joyce & Weil (1980)


mendefinisikan model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Gunter, et al. (1990:67)
mengemukakan ”an instructional model is a step-by-step procedure that leads to
specific learning outcomes”. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model
pembelajaran bersifat preskriptif, yang berarti mempreskripsikan bagaimana
memanfaatkan metode dan kondisi belajar untuk mencapai hasil pembelajaran
yang optimal.

Rangkuman

Istilah paradigma, pendekatan, strategi, model, metode, teknik, dan taktik pembelajaran
adalah isitlah yang berbeda. Isitlah-istilah tersebut merupakan istilah yang sering
digunakan dalam aktivitas pembelajaran. Paradigma adalah cara pandang sesorang
terhadap sesuatu sesuatu sesuai dengan teori-teori yang mendasarinya. Pendekatan dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.
Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Nah, sekarang bagaimana upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, ini yang dinamakan metode.
Selain strategi, metode, dan pendekatan pembelajaran, terdapat juga istilah lain yang
9
kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik
mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah
gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.

Tugas

1. Berikan 1 contoh paradigma, pendekatan, strategi, model, metode, teknik dan


taktik yang diterapkan dalam suatu pembelajaran.
2. Mengapa istilah-istilah paradigma, pendekatan, strategi, model, metode, teknik
dan taktik sering dipertukarkan?

10
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 2 diharapkan para para mahasiswa


dapat menjelaskan ciri-ciri model pembelajaran dengan benar.

Uraian Materi

Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran adalah kerangka


konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran.
Gunter, et al. (1990:67) mengemukakan ”an instructional model is a step-by-step
procedure that leads to specific learning outcomes”. Dengan demikian, model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar. Model pembelajaran bersifat preskriptif, yang berarti mempreskripsikan
bagaimana memanfaatkan metode dan kondisi belajar untuk mencapai hasil
pembelajaran yang optimal.

Unsur-unsur apa yang ada dalam model pembelajaran? Joyce & Weil
(1980) menyatakan bahwa model pembelajaran mempunyai lima unsur yang
menjadi ciri model pembelajaran, yakni : (1) syntax, yaitu langkah-langkah
operasional pembelajaran, (2) social system, suasana dan norma yang berlaku
dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support
system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan (5) instructional and nurturant effects, hasil belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dan hasil belajar di
luar yang telah ditetapkan.

Setiap model pembelajaran memiliki langkah-langkah pembelajaran yang


jelas dan dapat dijadikan panduan dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Langkah-langkah ini disusun sedemikian rupa untuk memudahkan kegiatan
11
perancangan dan pelaksnaan pembelajaran. Ada kalanya model pembelajaran
yang sama memiliki sintaks pembelajaran yang berbeda. Hal ini bergantung pada
pakar yang mengembangkan model pembelajaran tersebut. Walaupun sintaks
pembelajaran ada perbedaan antara ahli satu dengan ahli lainnya, tetapi inti dan
roh model tersebut pada umumnya sama.

Unsur kedua sebagai ciri sebuah model pembelajaran adalah social system
atau sistem sosial. Dalam pembelajaran berlaku aturan atau norma yang sudah
sepatutnya dipatuhi oleh para mahasiswa dan dosen, siswa dan guru. Aturan dan
norma dapat tertulis ataupun tidak tertulis. Aturan tertulis dapat berupa tata tertib
sekolah, kontrak kuliah, atau kesepakatan tertulis lainnya. Aturan tidak tertulis
pada umumnya merupakan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
masyarakat.

Selanjutnya, unsur ketiga sebagai penciri model pembelajaran adalah


prinsip-prinsip reaksi. Dalam hal ini reaksi dan interaksi antara dosen dan
mahasiswa, antara guru dan siswa teah ditetapkan. Bagaimana dosen/guru
memperlakukan dan memandang, merespon, dan memperlakukan
mahasiswa/siswa dalam pembelajaran.

Unsur keempat sebagai ciri model pembelajaran yang tidak kalah


pentingnya adalah sistem pendukung pembelajaran. Sistem pendukung merupakan
hal-hal yang mendukung kelancaran dan keberhasilan pembelajaran seperti:
sarana dan prasarana, lingkungan fisik dan nonfisik, bahan, alat, media, dan lain
sebagainya.

Dampak pembelajaran dan pengiring merupakan unsur dan sebagai penciri


kelima dari model pembelajaran. Instructional effect (dampak pembelajaran)
merupakan tujuan pembelajaran yang wajib dikuasai oleh para siswa/mahasiswa
sesuai yang tertulis pada perangkat pembelajaran. Dampak pembelajaran adalah
kompetensi yang perlu dikuasaioleh para siswa/mahassiwa sesuai dengan
kerikulum yang sedang berjalan. Nurturant effect (dampak pengiring) merupakan
hidden curriculum atau kurikulum tersembunyi, karena tidak tertulis dalam
perencanaan pembelajaran, tetapi perlu diajarkan kepada para siswa/mahasiswa.

12
Dampak pengiring mengarah kepada pendidikan karakter, sehingga lulusan
memiliki budi pekerti yang luhur. Dengan ungkapan lain, dampak pengiring
merupakan softskill yang perlu dimiliki oleh para siswa/mahasiswa.

Rangkuman

Model pembelajaran mempunyai lima unsur: (1) syntax, yaitu langkah-langkah


operasional pembelajaran, (2) social system, suasana dan norma yang berlaku
dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon siswa, (4) support
system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar yang mendukung
pembelajaran, dan (5) instructional and nurturant effects, hasil belajar yang
diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan dan hasil belajar di
luar yang telah ditetapkan.

Tugas

1. Jelaskan ciri-ciri model pembelajaran!


2. Berikan masing-masing 1 contoh nyata unsur model pembelajaran yang menjadi
ciri model pembelajaran!

13
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 3 diharapkan para para mahasiswa


menganalisis pengelompokan model pembelajaran.

Uraian Materi

Terdapat empat kelompok model pembelajaran menurut Joyce, Weil, &


Chalhoun (2016), yakni kelompok (1) model interaksi sosial, (2) model
pengolahan informasi, (3) model personal, dan (4) model sistem perilaku.

Kelompok Model Interaksi Sosial

Model interaksi sosial adalah model pembelajaran yang beranjak dari pandangan
bahwa segala sesuatu tidak terlepas dari realitas kehidupan, individu tidak
mungkin melepaskan dirinya dari interaksi dengan orang lain.

14
Kelompok Model Pengolahan Informasi

15
16
17
18
Kelompok Model Personal

19
Kelompok Model Sistem Perilaku

20
21
22
Rangkuman

Terdapat empat kelompok model pembelajaran menurut Joyce, Weil, &


Chalhoun (2016), yakni kelompok (1) model interaksi sosial, (2) model
pengolahan informasi, (3) model personal, dan (4) model sistem perilaku.

Tugas

Analisis keempat kelompok model pembelajaran menurut Joyce, Weil, & Chalhoun!

23
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 4 diharapkan para para mahasiswa


dapat membedakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Model Pembelajaran
Berbasis Proyek.

Uraian Materi

1. PBL dan PjBL


PBL pertama kali dikenalkan oleh Don Woods berdasarkan penelitiannya
dengan para mahasiswa kimia di Universitas Mc Master di Kanada pada tahun
1960an. PBL merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana
siswa secara aktif belajar melalui pemecahan masalah. Yang menjadi esensi dari
PBL adalah siswa dituntut belajar mengenai strategi berfikir sekaligus belajar
materi pelajaran, melalui pemecahan masalah yang sesuai dengan permasalah
kehidupan nyata. Langkah –langkah model PBL adalah :
1. Penyampaian Ide (Ideas)
Tahap ini dilakukan pencarian masalah,gagasan atau ide-ide yang berkesan
(brainstorming). Siswa merekam semua daftar masalah (gagasan, ide)
yang akan dipecahkan.
2. Penyajian Fakta yang Diketahui (Known Facts)
Setelah itu mereka diajak mendata sejumlah fakta pendukung sesuai
dengan masalah yang telah diajukan. Tahap ini membantu mengklarifikasi
kesulitan yang diangkat dalam masalah.
3. Mempelajari Masalah (Learning Issues)
Setelah melakukan diskusi dan konsultasi, mereka melakukan penelaahan
atau penelitian dan mengumpulkan informasi melalui melihat kembali ide-
ide awal untuk menentukan mana yang masih dapat dipakaihingga
menemukan cara-cara baru untuk memecahkan masalah.

24
4. Menyusun Rencana Tindakan (Action Plan)
Siswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang didasarkan
atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana)
apa yang mereka akan lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran-saran
untuk memecahkan masalah.
5. Evaluasi
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil telaah permasalahannya dengan
mempresentasikan kepada kelompok lainnya.
PjBL diawali pada tahun 1970an. Project Based Learning pada Higher
Education berasal dari bidang teknik di universitas Aalborg and Roskilde,
Denmark. Secara umum PjBL adalah model pembelajaran yang menggunakan
sebuah project atau proyek menghasilkan karya sebagai proses pembelajaran.
Langkah- langkah model PjBL adalah :
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, mengambil topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalamdan topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung penyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
a. membuat timeline untuk menyelesaikan proyek
b. membuat deadline penyelesaian proyek
c. membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru
d. membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek

25
e. meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.
4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and
the Progress of the Project)
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)


Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman
yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun
strategi pembelajaran berikutnya.
6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek.

2. Persamaan dan Perbedaan PBL dan PjBL


 Persamaan
- Menurut (Mayasari, 2016) menemukan persamaan antara PBL dan PjBL
yaitu :
1. Kedua model pembelajaran menekankanpada partisipasi aktif peserta didik
(student
centered learning) (Kolmos, 1996).
2. Keduanya menggunakan pendekatankonstruktivisme. Spronken-Smith
danKingham (2009) menggunakan istilah“inquiry-based learning” karena
merekasama dalam konstruktivisme, belajardengan melakukan (learning
by doing), danmelakukan penyelidikan padapermasalahan dunia nyata
sebagai aktivitasutama peserta didik. Merekamenyampaikan bahwa

26
pembelajaran inkuirimerupakan payung yang menyelimutikedua model
PBL dan PjBL (Spronken-Smith & Kingham, 2009).
3. Permasalahan dalam kehidupan sehari-haridigunakan oleh kedua metode
ini sebagaiupaya untuk meningkatkan prestasi belajarsiswa. Situasi
kehidupan nyata memberikancontoh nyata kepada peserta didik
bahwaterdapat lebih dari satu solusi atau jawabanuntuk setiap
permasalahan yang diangkatoleh peserta didik. Hal ini dapat
diadopsidalam proyek atau problem setting (Hong,2007).
4. Kedua model sama-sama menggunakanmetode pemecahan masalah
(problemsolving)(Hong, 2007).
5. Peserta didik sama-sama bekerja dalamsebuah tim dan bekerjasama
untukmengexplore informasi dari berbagaisumber.

- Selain itu berdasarkan dari sintaks yang di dapat yaitu :


1. Fokus pada tugas atau pertanyaan yang luas
2. Memberikan penerapan konten dan keterampilan yang otentik
3. Membangun keterampilan sukses abad ke-21
4. Menekankan kemandirian dan pertanyaan-pertanyaan dari siswa
5. Lebih luas dan lebih beragam daripada pelajaran atau tugas tradisional

 Perbedaan
- Menurut (Mayasari, 2016) menemukan perbedaan antara PBL dan PjBL yaitu
:

Komponen Problem Based Learning Project Based Learning

Produk akhir Hasil akhir dari model ini Hasil akhir dari proyek antara
sederhana dengan beberapa lain desain yang khusus dan
tambahan. Misalnya, proses yang baik. Misalnya
presentasidari kelompok proyek kincir angin, proyek ini
peneliti discovery. Seluruh membutuhkan perencanaan

27
diskusi dan proses penelitian yang matang dan kerja untuk
adalah fokus utama dari dapat mewujudkannya. Hasil
proses pembelajaran model akhir dari proyek adalah
ini. perencanaan, produksi dan
proses.

Setting Masalah telah ditetapkan Peserta didik bekerja pada tema


dengan jelas, peserta didik proyek yang telahdisepakati,
harus memberikan jawaban kemudian mereka
yang lengkap dan kesimpulan menemukanberbagai
yang cermat.Peserta didik permasalahan pada tema
mendapatkan umpan balik tersebutdan selanjutnya mencari
langsung yang mengarahkan solusi daripermasalahan melalui
mereka pada pemecahan diskusi.
masalah, dalam hal ini setting
masalah merupakan inti dari
pembelajaran.

- Berdasarkan perbedaan secara umum antara PBL dan PjBL yaitu :

Komponen Project based learning Problem based learning

Fokus Diharuskan menghasilkan Tidak harus menghasilkan produk


produk dalam bentuk laporan
atau desain

Peran guru/tutor Supervisor Fasilitator

Pemecahan Siswa diharuskan menghasilkan Pemecahan masalah merupakan


masalah solusi atau strategi untuk salah satu bagian dari proses bukan
memecahkan masalah fosus dalam manajemen masalah

Pemberian materi Dalam bentuk berbagai macam Difokuskan pada pembelajaran


pelajaran tipe pembelajaran diberikan siswa sendiri. ceramah juga
sepanjang projek digunakan untuk mendukung belajar
siswa bukan hanya memberi arah
belajar

Peran siswa Siswa terlibat dalam pemilihan Siswa mungkin memilih skenario
projek (kadang-kadang dari masalah walaupun biasanya masalah
daftar yang sudah ditentukan) disampaikan oleh guru. Siswa harus
mendefinisikan apa dan bagaimana

28
mereka belajar

Posisi dalam Sesudah siswa menguasai Digunakan untuk memahami materi.


pembelajaran semua materi.
Didasarkan pada premis bahwa
Dianggap sebagai mekanisme pembelajaran terutama akan terjadi
untuk menyampaikan beberapa pada lintas disiplin termasuk pada
materi dalam satu aktivitas awal pembelajaran

Peran kelompok Ada untuk menyelesaikan Harus bekerja sama selama proses
projek pembelajaran dan kerja tim
merupakan komponen pembelajaran

Rangkuman

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Model Pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) memiliki persamaan dan perbedaan. PBL tidak harus
menghasilkan produk, sedangkan PjBL wajib menghasilkan suatu produk. Keduanya
sama-sama pembelajaran inovatof yang berpuat pada pebelajar.

Tugas

Jelaskan persamaan dan perbedaan model pembelajaran PBL dan PjBL!

29
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 5 diharapkan para para mahasiswa


dapat (1) menjelaskan permasalahan penerapan pembelajaran inovatif; (2) memberikan
solusi terhadap permasalahan penerapan pembelajaran inovatif.

Uraian Materi

A. PERMASALAHAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DI


LEMBAGA PENDIDIKAN
Kurikulum 2013 lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam
menemukan pemahaman. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki keterampilan
yang tinggi dalam menerapkan model pembelajaran yang sering digunakan dalam
proses belajar mengajar. Berdasarkan pemahaman penulis dari beberapa literature
yang dibaca, maka dapat diketahui bahwa guru menghadapi berbagai kendala
dalam menerapkan model pembelajaran.
Kendala yang sangat dirasa oleh guru adalah ketika menyesuaikan sintak
dengan kegiatanyang dilakukan oleh guru. Guru mengalami kendala dalam
mengarahkan siswa mengidentifikasimasalah, siswa belum dapat mengidentifikasi
permasalahan yang terdapat pada materi pelajaran.Hal ini bisa disebabkan oleh
kebiasaan guru mengajar dengan metode lama yang lebih dominan peran guru
daripada siswa. Selain itu, guru juga terkendala dalam mengarahkan siswa
terlibataktif dalam kerja kelompok.Gurupun terkendala dalam mengarahkan siswa
untuk melakukan penemuan (discovery)secara mandiri. Ini terlihat ketika guru
menjelaskan pelajaran tidak diawali dengan stimulasi,guru langsung
memberitahukan semua konsep tanpa memberikan rangsangan kepada siswauntuk
berpikir. Sebagian besar guru terkendala mengarahkan siswa menyimpulkan
pelajaran.Begitu pula dalam hal menyimpulkan, masih terlihat guru lebih
dominan, kurang melibatkansiswa, akhirnya pembelajaran yang berpusat pada
siswa belum sepenuhnya terlihat.

Masalah-masalah yang muncul dalam model pembelajaran dapat dibedakan


sebagai berikut:
1. Dari segi guru

30
a) Guru mendapat kesulitan menerapkan metode pembelajaran yang tepat
dan bervariasi.
b) Kepribadian guru secara keseluruhan belum bisa diteladani peserta
didik.
c) Penerapan tugas sebagai pengajar, pendidik, pelatih belum dapat
berjalan optimal.
d) Guru mendapat kesulitan dalam menentukan dan mengidentifikasi
materi esensial dan materi sulit.
e) Komitmen, kinerja, dan keikhlasan guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran belum sesuai harapan.
f) Guru masih mengandalkan Lembaran Kegiatan Peserta didik (LKS)
yang dijual penerbit untuk pekerjaan rumah peserta didik karena
kesulitan dalam mengembangkan LKS sendiri. Padahal seharusnya
LKS yang dikerjakan peserta didik disesuaikan dengan kondisi peserta
didik pada sekolah yang bersangkutan.
g) Guru kesulitan menerapkan disiplin bagi peserta didik dalam belajar.
h) Kemampuan guru masih kurang dalam mengelola laboratorium,
sehingga kesulitan menyajikan materi sains secara praktek.
i) Guru kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran yang
sesuai.
j) Guru kesulitan membuat alat evaluasi belajar dan mengembangkan
Emosional Spiritual Question (ESQ).

2. Dari segi kurikulum


a) Isi kurikulum yang padat menyulitkan guru untuk mencapai target yang
hendak dicapai dan menerapkan pendidikan pada peserta didik sehingga
menghambat kemampuan peserta didik berpikir tingkat tinggi.
b) Pelaksanaan kurikulum dan evaluasi hasil belajar cenderung pada ranah
kognitif, sehingga ranah afektif dan psikomotor cenderung tidak
diterapkan.
c) Materi cenderung lebih tinggi untuk tingkat kemampuan peserta didik.

31
d) Kurikulum yang sering berubah membuat guru sulit menjalankannya di
sekolah.

3. Dari segi peserta didik


a) Minat baca, motivasi belajar, dan daya nalar peserta didik relatif
rendah.
b) Kemandirian dan strategi belajar kurang baik.
c) Kurang efektif memanfaatkan waktu dan sumber belajar.
d) Aktivitas bertanya di kelas rendah.
e) Mudah terpengaruh oleh dampak negatif teknologi.

4. Dari segi manajerial


a) Kurangnya perhatian pimpinan terhadap sarana dan prasarana sains baik
laboratorium maupun media.
b) Pelatihan meningkatkan mutu guru belum merata.
c) Supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas belum optimal.
d) Kurangnya reward bagi guru yang kinerja baik, dan sebaliknya.

B. Upaya Mengatasi Masalah-Masalah Dalam MODEL Pembelajaran


Untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang dapat muncul
dalam pembelajaran dapat dapat dilakukan berbagai upaya sebagai berikut:

1. Dari segi guru


a) Guru harus menguasai kompetensi guru yang meliputi kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional (sesuai U No. 14 Tahun
2005) atau kompetensi profesional, sosial dan personal (sesuai
Depdikbud 1990).
b) Guru harus menguasai 10 kompetensi dasar guru yang meliputi
penguasaan bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuannya,
pengelolaan program belajar mengajar, pengelolaan kelas, pengelolaan
dan penggunaan media dan sumber pembelajaran, penguasaan
landasan-landasan kependidikan, pengelolaan interaksi belajar

32
mengajar, penilaian prestasi belajar siswa, pengenalan fungsi dan
program bimbingan dan penyuluhan, pengenalan administrasi sekolah
dan pemahaman prinsip-prinsip dan melakukan penelitian serta
pemanfaatan hasil penelitian pendidikan untuk kepentingan peningkatan
mutu pembelajaran.
c) Guru harus menguasai 10 keterampilan dasar guru yang meliputi
keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi,
menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi
kelompok kecil, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan
perorangan, mengembangkan dan menggunakan media serta
mengembangkan ESQ.
d) Guru harus menguasai 10 prinsip dalam pembelajaran.

2. Dari segi siswa


a) Siswa harus meningkatkan minat baca dengan memotivasi diri belajar
dari hal yang dianggap mudah.
b) Siswa harus berusaha membagi waktu seefisien mungkin.
c) Selektif dalam menggunakan teknologi.

3. Dari segi kurikulum


Merevisi kurikulum yang ada agar dapat diterapkan dalam tiga ranah
pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor), bukan melakukan
penggantian kurikulum tersebut.

4. Dari segi manejerial


Peningkatan kinerja manejerial dari segi sarana dan prasarana serta
kualitas guru untuk perbaikan proses pembelajaran.

33
Rangkuman

Dalam implemtasinya di dunia pendidikan pada satuan pendidikan, penerapan


pembelajaran menghadapi berbagai permasalahan. Permaalahannya kompleks
menyangkut guru, sarana, dan prasarana, kurikulum, managerial, dan lain-lain.
Permasalahan penerapana pembelajaran inovatif perlu mendapat solusi dari berbagai
pihak yang berkepentingan.

Tugas

1. Jelaskan mengapa muncul berbagai permasalahan yang berkaitan dengan


penerapan model pembelajaran inovatif?

2. Jelaskan satu permasalahan dan solusi yang anda tawarkan untuk


memecahkannya!

34
KEGIATAN PEMBELAJARAN 6

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 6 diharapkan para para mahasiswa


dapat mengkaji pembelajaran daring yang inovatif, kreatif, efektif, menantang, dan
menyenangkan.

Uraian Materi

Di dunia saat ini sedang marak-maraknya wabah coronavirus. Coronavirus


itu sendiri adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat. Coronavirus
Diseases 2019 (COVID19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Tanda dan gelaja umum infeksi COVID-
19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak
napas. Masa inkubasi rata-rata 5- 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Pada tanggal 2 Maret 2020,
Indonesia melaporkan kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus. Sampai
dengan tanggal 16 Maret 2020 ada 10 orang yang dinyatakan positif corona.
(Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo, 2020)
Dengan adanya virus COVID-19 di Indonesia saat ini berdampak bagi
seluruh masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak virus COVID-19
terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi, pariwisata dan pendidikan. Surat
Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah pada 18 Maret 2020 segala kegiatan
didalam dan diluar ruangan di semua sektor sementara waktu ditunda demi
mengurangi penyebaran corona terutama pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24
maret 2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat Edaran
35
tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan di rumah melalui
pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar di rumah dapat difokuskan pada
pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
Pembelajaran yang dilasanakan menggunakan pembelajaran daring/jarak
jauh dengan melalui bimbingan orang tua. Menurut Isman pembelajaran daring
merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses pembelajaran. Dengan
pembelajaran daring siswa memiliki keleluasaan waktu belajar, dapat belajar
kapanpun dan dimanapun. Siswa dapat berinteraksi dengan guru menggunakan
beberapa aplikasi seperti classroom, video converence, telepon atau live chat,
zoom maupun melalui whatsapp group. Pembelajaran ini merupakan inovasi
pendidikan untuk menjawab tantangan akan ketersediaan sumber belajar yang
variatif. Keberhasilan dari suatu model ataupun media pembelajaran tergantung
dari karakteristik peserta didiknya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh
Nakayama bahwa dari semua literatur dalam elearning mengindikasikan bahwa
tidak semua peserta didik akan sukses dalam pembelajaran online. Ini dikarenakan
faktor lingkungan belajar dan karakteristik peserta didik. (Nakayama M,
Yamamoto H, 2007).

6.1 Pembelajaran Daring


Pembelajaran online (juga dikenal dengan pembelajaran elektronik, atau e-
Learning) merupakan hasil dari suatu pembelajaran yang disampaikan secara
elektronik dengan menggunakan komputer dan media berbasis komputer.
Bahannya biasa sering diakses melalui sebuah jaringan. Sumbernya bisa berasal
dari website, internet, intranet, CD-ROM, dan DVD. Selain memberikan instruksi,
e-learning juga dapat memonitor kinerja peserta didik dan melaporkan kemajuan
peserta didik. E-learning tidak hanya mengakses informasi (misalnya, halaman
web), tetapi juga membimbing peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang
spesifik (misalnya, tujuan). SimakBaca secara fonetik.Potensi untuk aplikasi
pendidikan pembelajaran online telah berkembang. Siswa tidak hanya dapat
mengakses pengetahuan dari buku pelajaran, tetapi juga dapat mengakses materi
pelajaran dari luar sekolah . Guru dan siswa dapat memperoleh informasi yang

36
banyak, tidak terbatas, dan dapat di akses dari beberapa perpustakaan di seluruh
dunia. Siswa dan guru dapat meningkatkan pembelajaran di kelas dengan
mengakses informasi dari berbagai sumber (database, perpustakaan, kelompok
minat khusus), berkomunikasi melalui komputer dengan siswa lain atau dengan
para ahli di bidang studi tertentu, dan saling bertukar informasi. Kegiatan seperti
yang dilakukan oleh geografis nasional memungkinkan siswa dan guru bersama-
sama untuk menuai keuntungan dari menghubungkan jaringan nasional siswa,
guru, dan ilmuwan untuk menyelidiki berbagai topik.
Guru dan para siswanya dapat mengakses dokumen elektronik untuk
memperkaya pengetahuannya. Siswa dapat berpartisipasi aktif karena
pembelajaran online menyediakan sebuah lingkungan belajar yang interaktif.
Siswa dapat menghubungkan informasi eletronik ke dokumen dan proyek mereka,
membuat dokumen elektroniknya “hidup” dengan tombol hypertext.Karena
komputer memiliki kemampuan untuk memberikan informasi dengan berbagai
media (termasuk cetakan, video, dan rekaman suara dan musik) komputer menjadi
sebuah perpustakaan yang tidak terbatas. Betapapun siswa mampu untuk segera
berkomunikasi dengan teks, gambar, suara, data, dan video dua arah. Interaksi
yang dihasilkan dapat mengubah peran siswa dan guru. Guru dapat dipisahkan
secara geografiis dari siswanya, dan siswa dapat belajar dari siswa lain di kelas
seluruh dunia.

6.2 Konsep Dasar Model Pembelajaran Melalui Daring


Pemanfaatan teknologi telekomunikasi untuk kegiatan pembelajaran di
sekolah di Indonesia semakin kondusif dengan munculnya sistem pembelajaran
daring. Istilah daring merupakan akronim dari “dalam jaringan“. Jadi
pembelajaran daring adalah salah metode pembelajaran online atau dilakukan
melalui jaringan internet. Sistem pembelajaran daring ini dikembangkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui Program
Belajar Daring Indonesia Terbuka dan Terpadu (KDITT). KDITT merupakan
program pemerintah dalam menjangkau pelajar skala nasional (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014: 1). Tujuan dari Program Belajar Daring

37
Indonesia Terbuka Terpadu menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
RI, (2014: xv) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan ketersediaan layan an pendidikan
2. Meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan
3. Meningkatkan kualitas/mutu dan relevansi layanan pendidikan
4. Meningkatkan kesamaan dalam mendapatkan mutu layanan pendidikan,
dan
5. Meningkatkan kepastian/keterjaminan mendap atkan mutu layanan
pendidikan yang baik.

Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengembangan pembelajarandaring,


yakni konten, kanal, infrastruktur atau teknologi informasi (Tl) (http://fri.or.id).
Berkaitan dengan pra syarat pembelajaran daring ada tiga hal yang perlu
dilengkapi yaitu: (a) proses belajar mengajar dilaksanakan melalui koneksi
internet, (b) tersediannya fasilitas untuk kaum pelajar dalam layanannya, seperti
cetak, dan (c) disediakannya tutor jika terjadi kesulitan dalam proses belajar
(Newsletter of ODLQC, 2001). Selain hal itu, ada tambahan persyaratan lain,
seperti: (a) pihak penyelenggara kegiatan e-learning, (b) maindset positif pendidik
dan peserta didik dalam fungsi utama internet, (c) desain sistem proses belajar
yang bisa dipelajari oleh semua peserta didik, (d) adanya proses evaluasi dari
rangkaian proses belajar peserta didik, dan (e) mekanisme feedback dari pihak
penyelenggara.Implementasi pembelajaran daring dengan demikian dapat
memberikan manfaat antara lain :
1) Adanya kenaikan grafik kualitas lembaga pendidikan dan kualitas lulusan,
2) Terbentuknya komunitas sharing ilmu tidak terbatas dalam satu lokasi,
3) Peningkatan komunikasi yang intens antara pendidik dan peserta didik,
4) Tidak terbatasnya sumber-sumber belajar,
5) Meningkatnya kualitas pendidik dikarenakan mudah pendidik dalam
mendapatkan informasi.

Mengadaptasi Khoe Yao Tung, karakteristik pembelajaran daring, antara


lain:

38
1) Materi ajar disajikan dalam bentuk teks, grafik dan berbagai elemen
multimedia,
2) Komunikasi dilakukan secara serentak dan tak serentak seperti video
conferencing, chats rooms, atau discussion forums,
3) Digunakan untuk belajar pada waktu dan tempat maya,
4) Dapat digunakan berbagai elemen belajar berbasis CD-ROM, untuk
meningkatkan komunikasi belajar,
5) Materi ajar relatif mudah diperbaharui,
6) Meningkatkan interaksi antara peserta didik dan fasilitator,
7) Memungkinkan bentuk komunikasi belajar formal dan informal,
8) Dapat menggunakan ragam sumber belajar yang luas di internet (Tung,
2000: 15).

Menurut Khan B.H, menjelaskan terdapat beberapa kegiatan yang harus


ada dalam pembelajaran daring, yaitu: 1) Meningkatkan perhatian peserta didik,
2) Menyampaikan tujuan belajar kepada peserta didik, 3) Mendorong ingatan
kembali peserta didik tentang informasi yang telah dipelajarinya, 4) Menyajikan
stimuli secara khusus, 5) Memberi petunjuk belajar, 6) Memperoleh performan
peserta didik, 7) Memberikan umpan balik yang informatif, 8) Menilai tingkat
performan peserta didik, 9) Meningkatkan retensi dan transfer belajar (Khan,
1997: 102).
Keberhasilan sistem pembelajaran daring sangat tergantung dari beberapa
komponen baik peserta didik, pendidik, sumber belajar, maupun teknologi
informasi. Komponen-komponen tersebut terintegrasi supaya benar-benar dapat
menghasilkan lulusan peserta didik yang berkualitas juga.

6.3 Sistem Pembelajaran Daring Yang Efektif, Inovatif, Dan Menyenangkan


Materi pembelajaran daring merupakan seperangkat informasi bidang ilmu
yang terstruktur untuk pembelajaran yang disajikan dalam bentuk elektronik.
Materi yang disajikan ini memuat berbagai bahan dari disiplin ilmu yang ada,
sehingga dapat mudah dicari dan diakses tanpa terbatas oleh waktu dan tempat.
Semua bahan yang disediakan dapat diakses secara bersamaan, mudah dibagi, dan

39
kecepatan dalam pencarian. Semua peserta didik dari berbagai macam dan jenis
lembaga pendidikan dapat memanfaatkan pembelajaran ini, sehingga tidak ada
pemikiran negatif bagi peserta didik terhadap lembaga pendidikan yang
menaunginya itu tidak berkualitas. Materi yang ada dalam sistem pembelajaran
daring berbeda dengan materi pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran
daring bersifat digital sehingga membutuhkan bantuan perangkat teknologi. Oleh
karena itu, pengembangan sistem pembelajaran daring memiliki keunggulan
dibandingkan sistem konvensional, yaitu:
1. Menggunakan teknologi yang murah dan tersedia saat ini. Teknologi yang
digunakan hanya menggunakan reader pdf dan flash reader karena file
yang disediakan berformat *.pdf fan *.swf.
2. Menggunakan teknologi yang memungkinkan interaksi langsung di laman
tersebut, dan merekam jejak penggunaan materi untuk dapat
membandingkan kemajuan pengguna dalam memahami materi yang
disampaikan.
3. Menggunakan teknologi yang bersifat device independent, sehingga dapat
diakses dengan perangkat PC, notebook, tablet, ataupun smartphone.
4. Menggunakan teknologi multimedia untuk memberikan ilustrasi yang
menarik sehingga dapat menggugah peserta didik agar tertarik
mempelajari materi.
5. Mendeskripsikan informasi tentang materi dalam bentuk metadata dalam
bahasa Extensible Markup Language (XML), sehingga materi lebih
diakses melalui internet.
6. Mengemas materi sehingga compliant terhadap ISO/IEC TR 29163
tentang Sharable Content Object Reference Model. Sehingga materi yang
ditawarkan dapat diunduh oleh siapapun dimanampun dia berada.

Pembelajaran daring yang efektif, inovatif dan menyenagkan tentu


menjadi kelebihan tersendiri. Peserta didik merasa terntantang dalam proses
pembelajaran hal ini karena ada beberapa kelebihan pembelajaran daring yaitu :
1. Menyajikan variasi media. Internet adalah sarana serbaguna yang
memberikan informasi kepada pelajar di seluruh dunia. Situs-situs internet

40
berisi media yang bervariasi, termasuk teks, audio, grafik, animasi, video,
dan software yang dapat didownload.
2. Informasi yang up-to-date. Sampai saat ini, para pendidik terbatas pada
sumber-sumber yang ada di kelas atau gedung sekolahnya. Sekarang,
dengan kemampuan untuk menghubungkan ke sumber-sumber di
komunitas dan di seluruh dunia, membuka pandangan baru tentang
pengajaran dan pembelajaran. Siswa dapat mengakses perpustakaan dan
database dengan baik di luar batasan local, ini memperluas cakrawala yang
lebih kecil dan sekolah pedesaan serta partisipasi individu dalam home
schooling.
3. Kemudahan dan kecepatan mengakses. Keuntungan utama dari internet
adalah mampu untuk bergerak dengan mudah dalam dan antar dokumen.
Dengan menekan tombol atau mengklik dari mouse, pengguna dapat
mencari berbagai macam dokumen di berbagai lokasi tanpa bergerak dari
komputernya.
4. Bertukar ide. Siswa dapat terlibat dalam “percakapan” dengan para ahli di
bidang studi tertentu. Selanjutnya, mereka dapat berpartisipasi dalam
aktivitas yang memungkinkan untuk bertukar ide dengan siswa lain,
bahkan mereka yang tinggal di negara-negara lain.
5. Komunikasi yang nyaman. E-mail memungkinkan orang-orang diberbagai
lokasi untuk berbagi ide, sama seperti yang mereka lakukan di telepon
sekarang, tanpa memainkan “tag telepon” begitu umumnya di kalangan
orang sibuk. Pengguna dapat “bercakap” satu sama lain di waktu yang
berbeda dan meresponnya sesuai kenyamanan mereka masing-masing.
Rekaman yang ditukar dapat disimpan.
6. Biaya rendah. Biaya hardware, software, waktu telepon, dan servis
telekomunikasi adalah nominal dan menurun.

Dari sudut pandang perolehan informasi, belajar melibatkan penambahan


informasi pada ingatan seseorang. Dalam pandangan ini, metode pembelajaran
yang berguna adalah menyajikan sebanyak mungkin informasi, seefesien dan
seefektif mungkin, misalnya melalui teks di layar. Tugas guru adalah

41
menyampaikan informasi seperti menuangkan pelajaran dari se kendi air.
Pembelajaran ini di desain dalam premis “sebagai reseptif” atau menunjukkan dan
berceritera. Pembelajaran dalam e-learning jenis ini lebih di desain untuk
memperoleh informasi daripada melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan.
Belajar untuk memperkuat respon. Menurut pandangan ini, belajar
memperkuata keterlibatan atau pemahaman asosiasi antara stimulus dan respon.
Dari sudut pandang teori stimulus respon (S-R Bond Theory) yang dikemukakan
oleh Thorndike, bahwa belajar dilakukan dengan melatih hubungan antara
stimulus (S) dengan respon (R). Maka pandangan ini, motode pembelajaran yang
bermanfaat adalah latihan dan praktik, tidak sekedar melatih hubungan S – R.
Guru memberi pertanyaan, kemudian memberi hadiah untuk jawaban yang benar,
dan hukuman untuk jawaban yang salah. Tugas guru menyiapkan konten singkat
diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan serta balikan atau kolerasi. Tugas pebelajar
memberi respon secara benar untuk pertanyaan yang diberikan oleh guru dan
merevisi jawaban berdasarkan umpan baik dari guru. Jenis ini merupakan jenis
latihan yanag disebut direktif atau menunjukkan dan mengerjakan. Pembelajaran
ini dicirikan dengan langkah kecil, demonstrasi dan contoh, pelatihan dengan
balikan koreksi. Sehingga dalam proses pembelajarannya menyenangkan dan
tertantang
Belajar untuk membangun pengetahuan. Pandangan ini mengatakan bahwa
belajar terjadi bila pebelajar mambangun representasi mental yang koheren.
Dalam pandangan ini metode pembelajaran yang bermanfaat adalah kinerja
terbimbing, pebelajar mencoba menyeleksikan suatu tugas pekerjaan otentik di
lapangan dengan bimbingan dari instruktur tentang bagaimana memproses suatu
informasi yang masuk. Tugas instruktur adalah memberikan bimbingan kognitif
dan tugas pebelajar menyajikan materi dalam konteks pemecahan masalah yang
berkaitan. Pendekatan dalam pembelajaran untuk pandangan ini disebut penemuan
terbimbing (guided discovery). Jenis belajar ini paling efektif untuk transfer
tujuan kinerjaa jangka panjang.

42
Rangkuman

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan telekomunikasi


serta desakan kompetisi global, e-Learning saat ini dirasakan tidak saja sebagai
media alternatif untuk melaksanakan proses belajar mengajar tetapi telah
diposisikan sebagai alat dalam mencapai pembentukan kompetitif yang global.
Perkembangan di berbagai negara memperlihatkan bahwa jumlah pengguna
internet terus meningkat, jumlah institusi penyelenggara e-Learning dan peserta
didik yang mengikutinya juga bertambah. e-Learning merupakan pembelajaran
yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan komputer dan media
berbasis komputer. Yang dapat dikembangkan dengan langkah yang pertama
analisis kebutuhan, kedua kompetensi yang ingin dicapai, ketiga menetapkan
metode dan media pembelajaran, dan yang terakhir menentukan jenis evaluasi. e-
Learning ini adalah media elektronik, yang dalam hal ini komputer dan internet
yang meliputi, power point, macromedia flash, email, search engine, dan blog.
Pembelajaran dengan E-Learningmemungkinkan pengajar dan pembelajar untuk
tidak perlu berada pada tempat dan waktu yang sama untuk melangsungkan
pembelajaran. Pengajar mengunggah bahan-bahan pelajaran pada situs E-
Learning, dan pembelajar dapat mengaksesnya kapan pun dan dimana pun. E-
Learning tidak bergantung pada waktu dan ruang. Namun demikian, dengan
interaktifitas dan fleksibiltas yang ditawarkannya, E-Learningjustru mampu
memperpendek jarak antara pengajar dan pembelajarnya. Pengajar dan pembelajar
dalam E-Learning sama-sama berperan sebagai subjek, yakni memiliki peran aktif
yang menentukan keberhasilan E-Learning. Selain dengan kemampuan dan
kemauan dari semua pihak, keberhasilan penggunaan E-Learning sangat
dipengaruhi oleh daya beli pengajar dan pembelajar terhadap fasilitas-fasilitas
teknologi yang dibutuhkan. Hal demikan bisa dipahami karena E-Learning
merupakan suatu aplikasi yang memerlukan dukungan infrastruktur yang
berkaitan dengan lembaga pendidikan, pengajar, dan pembelajarnya.

43
Tugas

1. Jelaskan karakteristik pembelajaran daring!

2. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan pembelajaran


daring yang inovatif, kreatif, menantang, menantang, dan memotivasi?

44
KEGIATAN PEMBELAJARAN 7

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran diharapkan para para mahasiswa


dapat menganalisis pembelajaran e-learning sebagai pembelajaran inovatif di masa
pandemi Covid-19.

Uraian Materi

Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna


hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama ini manusia-
manusia dipaksa hidup dalam situasi serba cepat, pekerjaan tanpa henti, dan
kejaran target pertumbuhan ekonomi dalam sistem kompetisi. Namun, persebaran
virus Corona (Covid-19) yang menjadi krisis besar manusia modern, memaksa
kita untuk sejenak bernafas, berhenti dari pusaran sistem, serta melihat kembali
kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti yang sebenarnya. Manusia
dipaksa 'berhenti' dari rutinitasnya, untuk memaknai apa yang sebenarnya dicari
dari kehidupan. Indonesia punya tantangan besar dalam penanganan Covid-19.
Dari semua aspek yang menjadi tantangan saat ini, salah satunya aspek
pendidikan.
Pendidikan sangat penting untuk masa depan contohnya pendidikan 4.0
yang dapat mengubah fenomena pembelajaran dengan menggunakan sistem
digital atau biasa disebut dengan pembelajaran elearning. Dikarenakan adanya
pendidikan 4.0 menjadikan pelajar untuk dipersiapkan untuk menghadapi
tantangan pada era digital ini sehingga mengajak siswa untuk mengembangkan
kreatifitas yang akan membuka jalan bagi mereka dalam berbagai tantangan
perkembangan. Para ahli teori dalam pendidikan mengintegrasikan berbagai cara
dalam mengintegrasikan teknologi baik secara fisik maupun tidak ke dalam
metode pembelajaran, sehingga dikenal dengan istilah umum Pendidikan 4.0 atau

45
Education 4.0. Sebelum adanya pendidikan 4.0 kita mengenal lebih dahulu
pendidikan 3.0 dan menurut Jeff Borden, pendidikan 3.0 adalah sebuah
pendidikan yang mencakup dalam pembelajaran ilmu saraf, psikologi serta
teknologi dalam pendidikan yang menggunakan teknologi digital dan mobile
berbasis web, aplikasi, sistem, perangkat dan lain sebagainya. Fenomena yang ada
dalam pendidikan 4.0 ini menciptakan revolusi baru dalam industri yang keempat
yang disebut (4IR) atau (RI4) yang menyelaraskan manusia serta mesin untuk
mendapatkan solusi, memecahkan masalah dan inovasi baru.
Pendidikan 4.0 dapat melayani kebutuhan masyarakat pada "era inovatif".
yang sesuai dengan perilaku atau perubahan dengan karakteristik khusus
paralelisme, connectivisme (Goldie, 2016), dan visualisasi. Manajemen
pembelajaran ini harus membantu mengembangkan kemampuan pelajar untuk
menerapkan teknologi baru, yang akan membantu pelajar untuk berkembang dan
berpikir maju sesuai dengan perubahan di masyarakat. Dalam perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi atau TIK pada dunia pendidikan tinggi yang
berada di Indonesia Pemerintah, Kemdikbud dan seluruh pemangku yang
berkepentingan harus dapat menyesuaikan laju perkembangan teknologi yang ada.
Karena hal tersebut akan membuat kualitas pendidikan tetap terjaga di masa
pandemic covid19 serta dapat mencetak lulusan yang mampu bersaing dan sesuai
dengan kebutuhan dunia usaha.

7.1 PENGERTIAN ELEARNING


E-learning adalah teknologi informasi dan komunikasi untuk mengaktifkan
siswa untuk belajar kapanpun dan dimanapun (Dahiya,2012). Pembelajaran
elektronik atau e-learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson,
2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan
tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: onlinelearning, internet-
enabled learning, virtual learning, atau web-based learning. Ada tiga hal penting
sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-learning), yaitu:
a) Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan,
dalam hal ini dibatasi pada penggunaan internet,

46
b) Tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh
peserta belajar, misalnya External Harddisk, Flaskdisk, CD-ROM,
atau bahan cetak, dan
c) Tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta
belajar apabila mengalami kesulitan.
Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan
persyaratan lainnya, seperti adanya:
a) Lembaga yang menyelenggarakan dan mengelola kegiatan e-
learning,
b) Sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap
teknologi komputer dan internet,
c) Rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari dan diketahui
oleh setiap peserta belajar,
d) Sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar
peserta belajar, dan
e) Mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga
penyelenggara.
Istilah e-learning banyak memiliki arti karena bermacam penggunaan
elearning saat ini. Pada dasarnya, e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous
dan asynchronous. Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses
pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta didik. Hal
ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik secara
online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat
mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga
dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui
chat window. Synchronous training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun
bersifat maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui internet.
Synchronous training sering juga disebut sebagai virtual classroom.
Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. Peserta didik dapat
mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan pendidik memberikan materi.

47
Asynchronous training popular dalam e-learning karena peserta didik dapat
mengakses materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun. Peserta didik dapat
melaksanakan pembelajaran dan menyelesaikannya setiap saat sesuai rentang
jadwal yang sudah ditentukan. Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi,
simulasi, permainan edukatif, tes, quis dan pengumpulan tugas.

7.2 MANFAAT ELEARNING


E-learning dapat membawa suasana baru dalam ragam pengembangan
pembelajaran. Pemanfaatan e-learning dengan baik dapat meningkatkan hasil
pembelajaran dengan maksimal.
Beberapa manfaat dari e-learning diantaranya menurut Rohmah (2016)
a) Dengan adanya e-learning maka dapatmempersingkat waktu
pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis
b) E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan
bahan materi,
c) Pesertadidik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses
bahan-bahan belajarsetiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi
yang demikian itu peserta didikdapat lebih memantapkan
penguasaannyaterhadap materi pembelajaran
d) Dengan e-learning proses pengembangan pengetahuan tidak hanya
terjadidi dalam ruangan kelas saja, tetapi dengan bantuan peralatan
komputer danjaringan, para siswa dapat secara aktif dilibatkan dalam
proses belajar-mengajar.
Manfaat e-leraning bagi dunia pendidikan secara umum, yaitu:
a) Fleksibilitas tempat dan waktu, jika pembelajaran konvensional di
kelasmengharuskan siswa untuk hadir di kelas pada jam-jam
tertentu, maka elearningmemberikan fleksibilitas dalam memilih
waktu dan tempat untukmengakses pelajaran.
b) Independent learning, e-learning memberikan kesempatan bagi
pembelajaruntuk memegang kendali atas kesuksesan belajar
masing-masing, artinyapembelajar diberi kebebasan untuk
menentukan kapan akan mulai, kapanakan menyelesaikan, dan

48
bagian mana dalam satu modul yang ingindipelajarinya terlebih
dulu. Jika ia mengalami kesulitan, ia bisa mengulangulang lagi
sampai ia merasa mampu memahami. Pembelajar juga
bisamenghubungi instruktur, narasumber melalui email atau ikut
dialog interaktifpada waktu-waktu tertentu. Banyak orang yang
merasa cara belajarindependen seperti ini lebih efektif daripada
cara belajar lainnya yangmemaksakannya untuk belajar dengan
urutan yang telah ditetapkan.
c) Biaya, banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran
dengan elearning. Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara
lain biayatransportasi ke tempat belajar dan akomodasi selama
belajar, biayaadministrasi pengelolaan, penyediaan sarana dan
fasilitas fisik untuk belajar.
d) Fleksibilitas kecepatan pembelajaran, e-learning dapat disesuaikan
dengankecepatan belajar masingmasing siswa. Apabila siswa
belum mengerti danmemahami modul tertentu, maka ia dapat
mengulanginya lagi sampai ia paham.
e) Standarisasi pengajaran, pealajaran e-learning selalu memiliki
kualitas samasetiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati
pengajar.
f) Efektifitas pengajaran, penyampaian pelajaran e-learning dapat
berupasimulasi dan kasus-kasus, menggunakan bentuk permainan
dan menerapkanteknologi animasi canggih.
g) Kecepatan distribusi, e-learningdapat dengan cepat menjangkau ke
seluruhpenjuru, tim desain hanya perlu mempersiapkan bahan
pelajaran secepatnyadan menginstal hasilnya di server pusat e-
learning.
h) Ketersediaan On-Demand, e-learning dapat diakses sewaktu-
waktu.
i) Otomatisasi proses administrasi,e-learning menggunakan suatu
LearningManagement System(LMS) yang berfungsi sebagai
platform pelajaran-pelajaran e-learning. LMS berfungsi pula

49
menyimpan data-data pelajar,pelajaran, dan proses pembelajaran
yang berlangsung.
Dengan demikian penerapan e-learning di perguruan tinggi diharapkan
dapat memberikan manfaat antara lain (1)Adanya peningkatan interaksi
mahasiswa dengan sesamanya dan dengan dosen (2) Tersedianya sumbersumber
pembelajaran yang tidak terbatas (3) E-learning yang dikembangkan secara benar
akan efektif dalam meningkatkan kualitas lulusan dan kualitas perguruan tinggi
(4) Terbentuknya komunitas pembelajar yang saling berinteraksi, saling memberi
dan menerima serta tidak terbatas dalam satu lokasi (5) Meningkatkan kualitas
dosen karena dimungkinkan menggali informasi secara lebih luas dan bahkan
tidak terbatas.

7.3 STRATEGI PENGGUNAAN E-LEARNING


Strategi penggunaan e-learning untuk menunjang pelaksanaan proses
belajar, diharapkan dapat meningkatkan daya serap dari peserta didik atas materi
yang diajarkan; meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik; meningkatkan
kemampuan belajar mandiri peserta didik; meningkatkan kualitas materi
pendidikan dan pelatihan, meningkatkan kemampuan menampilkan informasi
dengan perangkat teknologi informasi, memperluas daya jangkau proses
belajarmengajar dengan menggunakan internet, tidak terbatas pada ruang dan
waktu. Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas, dalam pengembangan suatu
aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi yang ditampilkan harus
menunjang penyampaian informasi yang benar, tidak hanya mengutamakan sisi
keindahan saja; memperhatikan dengan seksama teknik belajar-mengajar yang
digunakan; memperhatikan teknik evaluasi kemajuan peserta didik dan
penyimpanan data kemajuan peserta didik. Materi dari proses pembelajaran dapat
diambil dari sumber-sumber yang valid dan dengan teknologi e-learning, materi
bahkan dapat diproduksi berdasarkan sumber dari tenaga-tenaga ahli (experts).
Misalnya, tampilan video digital yang menampilkan seorang ahli pemasaran
menunjukkan bagaimana caranya melakukan penataan produk dalam suatu retail.
Dengan animasi 3 dimensi dapat ditunjukkan bagaimana langkah-langkah

50
penyusunan dengan benar dalam menerapkan strategi penyusunan produk untuk
berbagai macam jenis produk yang berbeda.
Dalam penerapan teknologi seperti penggunaan e-learning, perlu di
formulasikan strategi yang jelas sebagai acuan. Penyusunan strategi e-learning
seperti disampaikan Empy (2005) berguna untuk (1) memperjelas tujuan pelatihan
atau pendidikan yang ingin dicapai (2) mengetahui sumber daya yang dibutuhkan
(3) membuat semua pihak yang terlibat untuk tetap mengacu pada tujuan yang
sama. (4) mengetahui pengukuran keberhasilan.
Strategi e-learning melibatkan empat tahap yaitu analisis, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Analisis, factor-faktor yang perlu dianalisis diantaranya
kebutuhan organisasi dalam melihat keadaan sekarang dan keberadaan e-learning
dalam memberikan dampak positif. Selain kebutuhan organisasi juga perlu
dianalisis tentang infrastruktur organisasi terhadap pelaksanaan penggunaan e-
learning. Perencanaan, aspek perencanaan yang harus ditinjau yaitu network,
learning management system, materi dan manajemen pengelolaan. Pelaksanaan,
tahap ini memerlukan keahlian project management yang baik untuk memastikan
koordinasi dan eksekusi pekerjaan sesuai rencana dan tidak menyimpang dari
tujuan dan strategi. Evaluasi, setelah melaksanakan rencana penerapan e-learning,
selanjutnya menilai keberhasilan program.

7.4 MODELE-LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Proses pembelajaran secara onlinedapat diselenggarakan dalam berbagaicara
berikut (1) Proses pembelajaran secara konvensional (lebih banyak face to face
meeting)dengan tambahan pembelajaran melalui media interaktif komputer
melalui internet atau menggunakan grafik interaktif komputer. (2) Dengan metode
campuran, yakni sebagian besar proses pembelajarandilakukan melalui komputer,
namun tetap juga memerlukan face to face meetinguntuk kepentingan tutorial atau
mendiskusikan bahan ajar. (3) Metode pembelajaran yang secara keseluruhan
hanya dilakukan secaraonline, metode ini sama sekali tidak ditemukan face to face
meeting.
Model pembelajaran yang dikembangkan melaluielearningmenekankanpada
resource based learning, yang juga dikenal dengan learner-centered

51
learning.Dengan model ini, peserta didik mampu mendapatkan bahan ajar
daritempatnya masing-masing (melalui personal computerdi rumah masing-
masing atau di kantor). Keuntungan model pembelajaran seperti ini adalahtingkat
kemandirian peserta didik menjadi lebih baik dan kemampuan teknikkomunikasi
mereka yang menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.Dengan model ini,
komunikasi antar peserta didik dengan staf pengajarberlangsung secara bersamaan
atau sendiri-sendiri melalui dukungan jaringankomputer. Model pembelajaran
berbasis teknologi informasi dengan menggunakan e-learning berakibatpada
perubahan budaya belajar dalam kontek pembelajarannya.
Setidaknya adaempat komponen penting dalam membangun budaya belajar
denganmenggunakan model e-learning di sekolah, keempat komponen itu ialah
1. Peserta didik dituntut secara mandiri dalam belajar dengan berbagai
pendekatanyang sesuai agar siswa mampu mengarahkan,
memotivasi, mengatur dirinya sendiri dalam pembelajaran.
2. Pendidik mampu mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan,memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar
dan hal-hal yangdibutuhkan dalam pembelajaran.
3. Tersedianya infrastruktur yang memadai
4. Adanya administrator yang kreatif serta penyiapan infrastrukur
dalammemfasilitasi pembelajaran.
Dalam aplikasi e-learning, bukan hanya peserta didik yang dituntut untuk
menguasaikeahlian tertentu, namun seorang pendidik juga dituntut memiliki
beberapakompetensi yang harus ia miliki agar program e-learning yang
dijalankannya bisaberjalan dengan baik.
Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki pendidik
untukmenyelenggarakan model pembelajaran e-learning, yaitu
1. Kemampuan untuk membuat desain instruksional (instructional
design) sesuaidengan kaedah-kaedah paedagogisyang dituangkan
dalam rencana pembelajaran.
2. Penguasaan teknologi dalam pembelajaran yakni pemanfaatan
internet sebagaisumber pembelajaran dalam rangka mendapatkan
materi ajar yang up todate dan berkualitas.

52
3. Penguasaan materi pembelajaran (subject metter) sesuai dengan
bidangkeahlian yang dimiliki.
Beberapa hal perlu dicermati dalam menyelenggarakan program
elearningdigital classroomadalah pendidik menggunakan internet dan email untuk
berinteraksidengan peserta didik dan mengukur kemajuan belajarnya, peserta
didik mampu mengaturwaktu belajar, dan pengaturan efektifitas pemanfaatan
internet dalam ruangmultimedia. Dengan mencermati perkembangan teknologi
informasi dalam duniapendidikan dan beberapa komponen penting yang perlu
disiapkan dalammengembangkan program elearningmaka program e-learning
bukanlahsuatu yang tidak mungkin untuk diwujudkan.

Rangkuman

Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna


hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Indonesia punya tantangan
besar dalam penanganan Covid-19. Dari semua aspek yang menjadi tantangan saat
ini, salah satunya aspek pendidikan. Untuk mengatasi hal tersebut perlunya
sebuah model pembelajaran inovatif yang bersifat daring/online yaitu elearning.
Keberhasilane-learning ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara pendidik
dan peserta didik, antara peserta didik dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara
peserta didik dengan pengan peserta didik lainnya, dan adanya pola pembelajaran
aktif dalam interaksi tersebut. Apabila pembelajaran bebasis pada web, maka
diperlukan adanya pusat kegiatan peserta didik, interaksi antar kelompok,
administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, dan materi online. Dari
sisi teknologi informasi; internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep
pembelajaran yang selama ini berlaku.
Teknologi informasi dan telekomunikasi yang murah dan mudah akan
menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia
pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi antara lain adalah (1) peserta
didik dapat dengan mudah mengambil materi pembelajaran dimanapun tanpa
terbatas lagi pada batasan tempat dan waktu; (2) Peserta didik dapat dengan

53
mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli atau pakar di bidang yang
diminatinya; (3) Materi pembelajaran bahkan dapat dengan mudah diambil di
berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada dimana mahasiswa belajar.
Berbagai peluang tersebut masih menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan
infrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung
terhadap kelangsungan e-learning.

Tugas

1. Jelaskan karakteristik pembelajaran e-learning!

3. Apa keunggulan dan kelemahan pembelajaran e-learning?

54
KEGIATAN PEMBELAJARAN 8

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 8 diharapkan para para mahasiswa


dapat mengembangkan rancangan pembelajaran inovatif.

Uraian Materi

Seorang guru atau dosen perlu memiliki keterampilan untuk merancang


pembelajaran inovatif berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Berikut diberikan
contoh rancangan pembelajaran dalam bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Sekolah : SMK Negeri 3 Singaraja


Mata Pelajaran : Komunikasi Data
Kelas/Semester : XI TKJ 1/ Genap
Materi Pokok : Teknologi Komunikasi Data dan Suara
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
Pertemuan : ke 4

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin,tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

55
terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator


1. Kompetensi dasar pada KI-1
a. Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan
dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya,
b. Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber
energi di alam,
c. Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari.
Indikator
a. Berdoa sebelum memulai dan setelah selesai kegiatan pembelajaran,
b. Selalu bersyukur terhadap anugerah tuhan dengan sungguh-sungguh
mengikuti kegiatan pembelajaran,
c. Menjaga dan memanfaatkan segala fasilitas sekolah dengan hati-hati dan
sunggung-sungguh,
d. Menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah dengan penuh tanggung
jawab.

2. Kompetensi Dasar pada KI-2


a. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi,
b. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan
hasil percobaan.
Indikator
a. Selalu bertutur kata dan berperilaku sopan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung,
b. Memaafkan kesalahan orang lain dan mencari solusi permasalahan dengan
baik,
c. Setiap tugas yang diberikan guru dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab,
d. Selalu menjaga profesionalitas dalam kerja kelompok.

3. Kompetensi Dasar pada KI-3

56
Memahami aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara
Indikator
a. Menyebutkan sejarah perkembangan teknologi komunikasi
b. Menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi data
c. Menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi suara
d. Menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi data
e. Menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi suara

4. Kompetensi Dasar pada KI-4


Menalar aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara
Indikator
a. Menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi data berdasarkan contoh
perangkatnya
b. Menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi suara berdasarkan contoh
perangkatnya

C. Tujuan Pembelajaran
a. 1) Peserta didik mensyukuri atas kebesaran Tuhan melalui memahami dan
menalar aspek-aspek teknologi komunikasi data dan suara.
2) Peserta didik selalu berdoa sebelum memulai dan setelah selesai kegiatan
pembelajaran,
3) Peserta didik selalu bersyukur terhadap anugerah tuhan dengan sungguh-
sungguh mengikuti kegiatan pembelajaran,
4) Peserta didik melaksanakan puja tri sandya tiga kali sehari.
b. 1) Peserta didik mampu berdisiplin dalam mengikuti pembelajaran,
2) Peserta didik mampu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan
sehingga dapat terselesaikan tepat waktu,
3) Peserta didik selalu bertutur kata dan berperilaku sopan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung,
4) Peserta didik memaafkan kesalahan orang lain dan mencari solusi
permasalahan dengan baik,
5) Setiap tugas yang diberikan guru dikerjakan dengan penuh tanggung
jawab,
6) Peserta didik selalu selalu menjaga profesionalitas dalam kerja kelompok,
7) Peserta didik selalu menjaga dan memanfaatkan segala fasilitas sekolah
dengan hati-hati dan sunggung-sungguh,
8) Peserta didik selalu menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah
dengan penuh tanggung jawab,
c. 1)Peserta didik dapat menyebutkan sejarah perkembangan teknologi
komunikasi.
2) Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi data.
3) Peserta didik dapat menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi suara.

57
4) Peserta didik dapat menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi
data.
5) Peserta didik dapat menyebutkan contoh-contoh teknologi komunikasi
suara.
6) Peserta didik menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi data
berdasarkan contoh perangkatnya.
7) Peserta didik menjelaskan karakteristik teknologi komunikasi suara
berdasarkan contoh perangkatnya.

D. Materi Pembelajaran
a. Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi
Berdasarkan penemuan para peneliti sejarah, dapat dikatakan bahwa
manusia awal mulanya belum mengenal bahasa dan huruf. Untuk dapat
berkomunikasi manusia menggunakan bahasa tubuh dan suara. Kemudian
mencoba berkomunikasi lewat gambar dan lukisan. Sampai sekarang, jejak-jejak
peninggalan manusia jaman prasejarah masih bisa ditemukan seperti lukisan yang
dibuat di dinding gua.

Beberapa suku manusia mengembangkan kreativitasnya dalam


berkomunikasi seperti menggunakan asap dan memukul drum untuk mengirimkan
signal tertentu kepada rekan mereka.

58
Setelah ditemukannya bahasa dan tulisan, cara berkomunikasi manusia
mulai berubah. Secara umum manusia berkomunikasi secara langsung dan tidak
langsung. Secara langsung bertatap muka dengan lawan komunikasinya dan
berbicara menggunakan bahasa yang saling mengerti. Kemudian secara tidak
langsung dapat menggunakan surat. Selain itu beberapa sandi khusus dalam
berkomunikasi juga telah dikembangkan manusia seperti sandi morse, semaphore
dan sandi-sandi lainnya.

b. Teknologi Komunikasi Data


Komunikasi data memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Data yang dikomunikasikan berupa angka, huruf, gambar, video ataupun
suara.
 Diperlukan penalaran (sintak dan semantik) untuk dapat memahami data
yang dikirimkan atau data yang diterima.
 Komunikasi yang dilakukan biasanya jarak jauh dan secara tidak langsung.
Contoh teknologi komunikasi data yaitu :
1. Telegraf adalah sistem telekomunikasi yang menggunakan peralatan listik
untuk mengirimkan dan menerima sinyal sesuai dengan kode dalam bentuk
pulsa listrik dengan mengunakan kabel-kabel tembaga dari jarak jauh. sinyal
yang dikirimkan oleh telegraf merupakan kode-kode sederhana yang
mewakili pesan-pesan yang ingin dikirimkan yang sering disebut juga
dengan kode Morse, sesuai dengan nama penemunya.
2. Faksimile berasal dari kata facsimile yang artinya menyalin sama persis
dengan aslinya, Mesin faks merupakan peralatan telekomunikiasi yang
digunakan untuk mengirimkan tulisan dan gambar melalui kabel telepon,
59
Mesin faks menyalin dokumen yang ingin dikirimkan, kemudian
mengirimkan dokumen tersebut ke nomor faks yang ingin dituju.
3. Pagersebenarnya hanya untuk memanggil saja atau memberikan instruksi
satu arah saja atau tidak interaktif. Infromasi yang akan disampaikan
direkam oleh operator dan ditransformasikan dalam bentuk tulisan
kemudian disampaikan ke mesin pager.
4. Jaringan Komputer (Email, Website, Media Sosial dll.).

c. Teknologi Komunikasi Suara


Komunikasi suara memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Data yang dikomunikasikan berupa suara dan gambar.
 Menggunakan bahasa secara lisan.
 Komunikasi yang dilakukan biasanya jarak dekat atau jauh dan secara lisan
atau langsung.
Contoh teknologi komunikasi suara yaitu :
1. Telephone, prinsip kerja telepon yaitu mikropon telepon menangkap
gelombang dan mengubahnya menjadi fluktuasi arus listrik. Arus dikirim
lewat nomor telepon yang kita tekan, energi listrik
2. Televisi (TV) adalah alat yang biasa kita kenal sehari-hari. Pada TV gambar
yang dihasilkanpada layar sebenarnya adalah serangkaian gambar diam
yang ditampilkan berurutan dalamkecepatan tinggi.
3. Radio, menggunakan gelombang radio dalam penyampaian pesan.
Gelombang radio dalam bentuk frekuensi dan setiap chanel radio memiliki
frekuensi tersendiri dalam memancarkan gelombangnya.
E. Metode dan Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran
- Metode Ceramah
- Metode Demontrasi
- Metode Diskusi
Model Pembelajaran
- Pembelajaran berbasis Proyek

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


1. Media
a. Presentasi (media/ bahan ajar)
60
b. Koneksi Internet

2. Alat/Bahan
a. LCD
b. Laptop
c. Komputer
3. Sumber Belajar
a. Buku Panduan Guru
b. Buku Teks Pelajaran
c. Job Sheet yang dikembangkan Guru

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (15 menit)
1. Guru dan Siswamenghaturkan panganjali umat (“Om Swastystu”).
2. Guru melakukan absensi siswa.
3. Guru memotivasi siswa berkaitan pada materi ajar dengan
menampilkan beberapa contoh-contoh teknologi komunikasi data dan
komunikasi suara.
4. Guru menyampaikan silabus dan cakupan materi ajar.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6. Guru memberitahukan tema proyek yang akan dikerjakan oleh siswa
(Tema Proyek “Mencari informasi cara kerja dari contoh teknologi
komunikasi data dan komunikasi suara”).
7. Guru menanyakan materi yang berkaitan denganteknologi
Komunikasi Data dan komunikasi suara (“Seandainya manusia belum
mengenal bahasa dan huruf, bagaimanakah cara kalian agar dapat
menyampaikan pesan dari satu orang ke orang lain?”).
8. Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok (kelompok
secara heterogen)
9. Guru membagikan job sheet perkelompok untuk membekali
pengetahuan dasar siswa sebelum pengerjaan proyek pratikum.

b. Kegiatan Inti (330 menit)


1. Mengamati
 Siswa melakukan pengamatan melalui membaca, mendengar,
menyimak dan melihat perkembangan teknologi komunikasi data
dan suara dari jaman sebelum manusia mengenal bahasa dan hurup
sampai sekarang melalui beberapa gambar dan pemaparan guru di
depan kelas.

61
2. Menanya
 Siswa mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah diamati
sertaterkait pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan.
 Guru mengajak siswa untuk mengikuti pembelajaran untuk
membekali pengetahuan dasar siswa serta mencari solusi terkait
dengan pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa.
3. Mengumpulkan informasi/ eksperimen
 Siswa membaca sumber lain lewat media internet guna menambah
wawasan tentang teknologi komunikasi datadan teknologi
komunikasi suara serta mencari informasi terkait dengan proyek
yang diberikan guru.
 Siswa secara berkelompokmelakukan eksperimen dalam
mengerjakanjob sheet yang telah diberikan oleh guru kemudian
mengaitkannya dengan proyek yang akan dilaksanakan.
 Siswa menjawab evaluasi materiyang ada pada job
sheetberdasarkan pemahaman mereka selama mengikuti
pembelajaran.
 Siswa mengerjakan proyek pratikum mencari informasi di internet
“Mencari informasi cara kerja dari contoh teknologi komunikasi
data dan komunikasi suara”.
 Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.

4. Mengasosiasikan/ mengolah informasi


 Siswa secara berkelompok mengolah informasi yang telah didapat
selama mengerjakan proyek pratikum.
 Siswa secara berkelompok menyusun laporan pratikum pengerjaan
proyek.
 Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa.

5. Mengkomunikasikan
 Siswa menyampaikan hasil latihan tertulis secara berkelompok
berdasarkan pengerjaan jobsheet.
 Guru memberikan umpan balik dari hasil kerja siswa.
 Siswa menyampaikan hasil pengamatan serta kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan.
 Guru memberikan tanggapan.

c. Penutup (15 menit)


1. Merefleksi kembali tentang pelajaran yang telah dilaksanakan.
2. Guru memberikan informasi tentang pembelajaran.
3. Siswa melakukan pembersihan lab. serta pengecekan sarana prasarana.

62
4. Guru dan Siswa menutup pembelajaran dengan Doa, Parama Santi dan
yel-yel sekolah.

H. Penilaian
a. Jenis/ Teknik Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan (Kognitif)
Tes Essay.
2. Penilaian Keterampilan
Tes kinerja.
3. Penilaian Sikap (Afektif)

b. Bentuk instrument dan instrument penilaian


1. InstrumentPenilaian Pengetahuan (Kognitif)
Evaluasi Essay:
1. Jelaskan secara singkat sejarah perkembangan komunikasi !
2. Sebutkan contoh-contoh perangkat komunikasi data !
3. Sebutkan contoh-contoh perangkat komunikasi suara !
4. Jelaskan prinsip kerja telephone !
5. Bagaimanakah karakteristik komunikasi data !

Kunci Jawaban
1. Berdasarkan penemuan para peneliti sejarah, dapat dikatakan
bahwa manusia awal mulanya belum mengenal bahasa dan huruf.
Untuk dapat berkomunikasi manusia menggunakan bahasa tubuh
dan suara. Kemudian mencoba berkomunikasi lewat gambar dan
lukisan. Sampai sekarang, jejak-jejak peninggalan manusia jaman
prasejarah masih bisa ditemukan seperti lukisan yang dibuat di
dinding gua.
Beberapa suku manusia mengembangkan kreativitasnya dalam
berkomunikasi seperti menggunakan asap dan memukul drum
untuk mengirimkan signal tertentu kepada rekan mereka.
Setelah ditemukannya bahasa dan tulisan, cara berkomunikasi
manusia mulai berubah. Secara umum manusia berkomunikasi
secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung bertatap muka
dengan lawan komunikasinya dan berbicara menggunakan bahasa
63
yang saling mengerti. Kemudian secara tidak langsung dapat
menggunakan surat. Selain itu beberapa sandi khusus dalam
berkomunikasi juga telah dikembangkan manusia seperti sandi
morse, semaphore dan sandi-sandi lainnya.
Dijaman modern manusia dapat berkomunikasi jarak jauh, secara
langsung maupun tidak langsung. Perkembangan teknologi
komunikasi memungkinkan manusia dapat berkomunikasi lewat
suara maupun suara.
2. Contoh perangkat komunikasi data adalah telegraf, faksimile,
pager, email dan lain-lain
3. Contoh perangkat komunikasi suara adalah telephone, televisi,
radio dan lain-lain
4. Telephone,prinsip kerja telepon yaitu mikropon telepon menangkap
gelombang dan mengubahnya menjadi fluktuasi arus listrik. Arus
dikirim lewat nomor telepon yang kita tekan, energi listrik.
5. Komunikasi data memiliki karakteristik sebagai berikut :
 Data yang dikomunikasikan berupa angka, huruf, gambar, video
ataupun suara.
 Diperlukan penalaran (sintak dan semantik) untuk dapat
memahami data yang dikirimkan atau data yang diterima.
 Komunikasi yang dilakukan biasanya jarak jauh dan secara tidak
langsung.

Rubrik Penilaian Pengetahuan (Kognitif)

Soal 1,2,3,4
Skor Kriteria

4 Jawaban yang diberikan lengkap dengan jalannya dan benar

3 Jawaban yang diberikan lengkap dengan jalannya mendekati benar

2 Jawaban yang diberikan tidak lengkap dengan jalannya tetapi


mendekati kebenaran

1 Jawaban yang diberikan tidak lengkap dengan jalannya dan tidak


mendekati kebenaran

0 Tidak memberikan jawaban

Nilai akhir =

64
2. Instrument Penilaian Keterampilan (Psikomotor)
Instrument Penilaian Proyek Pratikum Komunikasi Data
SKOR (1 - 4)
No ASPEK
1 2 3 4

1 PERENCANAAN :

a. Menyiapkan alat dan bahan,


2 PELAKSANAAN :

a. Menyebutkan contoh teknologi


komunikasi data
b. Menjelaskan prinsip kerja teknologi
komunikasi data
c. Menyebutkan contoh teknologi
komunikasi suara
d. Menjelaskan prinsip kerja teknologi
komunikasi suara
3 HASIL :

a. Menjelaskan cara kerja dan contoh


teknologi komunikasi data
b. Menjelaskan cara kerja dan contoh
teknologi komunikasi suara
TOTAL SKOR

Sikap Spiritual dan


Sosial

No Nama Siswa SKOR DESKRIPSI


Kerjasama

Kreatifitas
Tanggung

Santun
jawab

1.

2.

3.

65
4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

1. Instrument Penilaian Sikap (Afektif)

1. Rubrik Penilaian Sikap (Afektif)


Aspek : Kerjasama
No. Indikator Kerjasama Penilaian Kerjasama

1. Terlibat aktif dalam Skor 1 jika 1 atau tidak ada indikator


bekerja kelompok yang konsisten ditunjukkan peserta
didik

2. Kesediaan melakukan Skor 2 jika 2indikator kosisten


tugas sesuai kesepakatan ditunjukkan peserta didik

3. Bersedia membantu Skor 3 jika 3indikator kosisten


orang lain dalam satu ditunjukkan peserta didik
kelompok yang
mengalami kesulitan

4. Rela berkorban untuk Skor 4 jika 4 indikator konsisten


teman lain ditunjukkan peserta didik

Aspek : Tanggungjawab
No. Indikator Penilaian Tanggungjawab
Tanggungjawab

1. Melaksanakan tugas Skor 1 jika 1 atau tidak ada


individu dengan baik indikator yang konsisten
ditunjukkan peserta didik

2. Menerima resiko dari Skor 2 jika 2indikator kosisten


tindakan yang dilakukan ditunjukkan peserta didik

66
No. Indikator Penilaian Tanggungjawab
Tanggungjawab

3. Mengembalikan barang Skor 3 jika 3indikator kosisten


yang dipinjam ditunjukkan peserta didik

4. Meminta maaf atas Skor 4 jika 4 indikator konsisten


kesalahan yang ditunjukkan peserta didik
dilakukan

Aspek : Kreativitas
No. Indikator Kreativitas Penilaian Kreativitas

1. Dapat menyatakan pendapat dengan Skor 1 jika 1 sampai 2


jelas (ideational fluency) indikator muncul

2. Dapat menemukan ide baru yang Skor 2 jika 3 sampai 4


belum dijelaskan guru (originality) indikator muncul

3. Mengenali masalah yang perlu Skor 3 jika 4 sampai 5


dipecahkan dan tahu bagaimana indikator muncul
memecahkannya (critical thinking)

4. Senang terhadap materi pelajaran dan Skor 4 jika 6 sampai


berusaha mempelajarinya (enjoyment) 7indikator muncul

Aspek : Santun
No. Indikator Santun Penilaian Santun

1. Baik budi bahasanya (sopan Skor 1 jika terpenuhi satu


ucapannya) indikator

2. Menggunakan ungkapan yang Skor 2 jika terpenuhi dua


tepat indikator

3. Mengekspresikan wajah yang Skor 3 jikaterpenuhi tiga


cerah indikator

4. Berperilaku sopan Skor 4 jika terpenuhi


semua indikator

67
Mengetahui, Singaraja, 28 Juni
2020
Kepala SMK Negeri 3 Singaraja Guru Pengajar

Drs. I Nyoman Suastika, M.Pd. Made Widiantika.


Pembina NIP.-
NIP. 19620306 198703 1 015

Rangkuman

Kerampilan merancang pembelajaran inovatif sangat penting dikuasai oleh seorang guru
atau dosen. Ranacangan perlu mengakomodasi model pembelajaran inovatif dan
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Tugas

1. Kajilah RPP pada contoh materi di atas. Kemukakan keunggulan RPP tersebut!
2. Silakan rancang 1 RPP yang mengakomodasi pembelajaran inovatif!

68
KEGIATAN PEMBELAJARAN 9

Tujuan

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran 9 diharapkan para para mahasiswa


dapat mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan beberapa model pembelajaran
inovatif dengan tepat.

Uraian Materi

Setiap model pembelajaran memiliki keunggulan dan kelamahan. Berikut


disajikan beberapa model pembelajaran dengan keunggulan dan kelemahan masing-
masing.

9.1 Examples Non Examples


Model ini mempergunakan media gambar untuk memancing pemahaman atau
gagasan dari siswa tentang sebuah konsep materi dimana gambar tersebut dapat
ditayangkan melalui LCD proyektor atau ditempelkan pada papan tulis dengan
instruksi dari guru bahwa diantaranya gambar-gambar tersebut siswa disuruh
untuk memilih beserta alasannya gambar mana yang ada hubungannya dengan
materi yang dibahas.
- Sintak
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar tentang permasalahan yang sesuai
dengan pembelajaran
2. Guru menempelkan gambar di Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisis permasalahan yang ada di gambar
4. Melalui diskusi kelompok, siswa mendiskusikan permasalahan yang ada
pada gambar. Hasil diskusi dari analisis permasalahan dalam gambar
dicatat pada kertas.
5. Tiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil diskusinya

69
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi dari siswa guru mulai
menjelaskanmateri sesuai tujuan yang ingin dicapai.
7. Menarik kesimpulan.
- Keunggulan
1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk
memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih
komplek.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang
mendorong mereka untuk membangun konsep secara progresif
melalui pengalaman dari examples dan non examples
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi
karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian
nonexamples yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian
yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan
pada bagian examples.
- Kelemahan
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar. Misalnya
pembelajaran bahasa indonesia yang dominan pembahasannya dalam
bentuk teks.
2. Memakan waktu yang banyak untuk mempersiapkan gambar-gambar

9.2 Lesson Study


Suatu proses kolaboratif dimana sekelompok guru mengidentifikasi suatu
masalah pembelajaran dan merancang suatu skenario pembelajaran (tahap plan),
membelajarkan siswa sesuai skenario yang dilakukan salah seorang guru,
sementara yang lain mengamati (tahap do), merefleksi dan mengevaluasi (tahap
see), serta merevisi skenario pembelajaran. Tahap berikutnya, yang mungkin tidak
dilakukan dengan segera pada kelas dan sekolah yang sama, akan tetapi dapat
dilakukan pada kelas atau sekolah yang lain adalah membelajarkan lagi
skenario pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran
dan membagikan hasilnya dengan guru-guru lain (mendesiminasikannya).
- Sintak

70
1. Tahap perencanaan (Plan)
Seluruh guru tergabung dalam tim lesson study bekerja sama untuk
melakukan persiapan seperti salah satunya pembuatan RPP. RPP yang
dibuat harus mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Selain dari itu dilakukan pula analisis kebutuhan siswa dan permasalahan
yang sering dihadapi siswa dalam pembelajaran, sehingga dapat ketahui
kondisi awal yang dimiliki siswa sehingga tim bersama-sama mencari
model atau metode yang tepat untuk diterapkan pada proses pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan (Do)
Tahap ini mencakup kegiatan belajar dan observasi. Salah satu guru dalam
tim sebagai penyaji sesuai RPP yang dibuat bersama dan yang lainnya
sebagai observer. Adapun hal yang diperhatikan pada tahap ini :
a. Guru yang mengajar perbedoman pada RPP
b. Siswa dalam kondisi yang wajar dalam pembelajaran (tidak
tertekan)
c. Observer tidak diperkenankan mengganggu jalannya pembelajaran
d. Agar tidak mengganggu pembelajaran, observer dapat
menggunakan pemantauan jarak jauh seperti video camera, atau
photo digital.
3. Tahap Refleksi (Check)
Kegiatan refleksi dapat dilakukan dalam bentuk diskusi seluruh peserta
Lesson Study untuk menganalisis kegiatan pembelajaran sebagai upaya
perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
4. Tahap Tindakan Lanjut (Act)
Tahap ini melaksanakan beberapa keputusan yang telah disepakati
bersama untuk memperbaiki kekurangan pada tahap kedua.
- Keunggulan
- Adanya perbaikan dan peningkatan pembelajaran secara
berkesinambungan
- Mengetahui kekurangan berbagai metode yang digunakan untuk perbaikan
- Guru dapat mendokumentasikan kemajuan kerjanya

71
- Guru dapat mempublikasikan dan mendiseminasikan hasil akhir dari
Lesson Study, dalam hal ini guru daat menjadikan sebagai salah satu
Karya Tulis Ilmiah Guru.
- Kelemahan
Data yang diperoleh terkadang tidak akurat disebabkan karena siswa
kurang rileks dan tertekan disaat pembelajaran berlangsung. Selain itu tidak
semua guru bisa mengikuti rangkaian lesson study ini.

9.3 Snowball Throwing


Pengertian Model Pembelajaran Snowball Throwing (bola salju) adalah suatu
model pembelajaran yang dapat menggali potensi siswa dalam membuat dan
menjawab pertanyaan melalui sebuah permainan imajinatif membentuk dan
melempar bola salju yang terbuat dari kertas. Definisi Model snowball throwing
(melempar bola) adalah jenis pembelajaaran kooperatif yang didesain seperti
permainan melempar bola. Tujuan metode pembelajaran ini adalah untuk
memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi
yang disampaikan oleh ketua kelompok.
- Sintak
1. Guru menyampaikan tentang materi yang akan disajikan dalam
pembelajaran yang dilakukan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok, setelah kelompok terbentuk, guru
memanggil ketua dari masing-masing kelompok untuk diberikan beberapa
penjelasan tentang materi yang akan diajarkan.
3. Setelah memperoleh pengarahan dari guru, masing-masing ketua
kelompok kembali kedalam kelompoknya. Ketua kelompok selanjutnya
menjelaskan tentang materi yang telah diperoleh dan dijelaskan dari guru
pada teman-teman dalam kelompoknya.
4. Selanjutnya siswa yang berada dalam kelompok, masing-masing diberikan
satu lembar kertas. Kertas tersebut digunakan untuk menuliskan tentang
satu pertanyaan. Pertanyaan yang dituliskan berhubungan dengan materi
yang telah dijelaskan oleh masing-masing ketua kelompok.

72
5. Kertas yang dituliskan pertanyaan oleh masing-masing siswa tersebut,
selanjutnya dibuat seperti bola, kertas tersebut dilempar dari satu siswa ke
siswa yang lain.
6. Siswa yang memperoleh lemparan bola selanjutnya diberikan kesempatan
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis didalam kertas tersebut.
7. Guru melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan.
- Keunggulan
1. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan
2. Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
karena diberi kesempatan untuk membuat soal dan diberikan kepada siswa
lain.
3. Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran.
4. Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung
dalam praktik.
5. Siswa lebih memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi
pelajaran yang dipelajari. Hal ini disebabkan karena siswa mendapat
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta
mengerahkan penglihatan, pendengaran, menulis, dan berbicara mengenai
materi yang didiskusikan dengan kelompok.
- Kekurangan
1. Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi
sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari
soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah
dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
2. Ketua kelompok yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu
menjadi penghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan materi
pelajaran.
3. Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa
saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama. Tapi tidak

73
menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberian kuis
individu dan penghargaan kelompok.
4. Memerlukan waktu yang panjang.
5. Siswa yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
6. Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh siswa.

9.4 Konstruktivisme
Suatu pola pembelajaran yang menjadikan siswa sebagai pusat di dalam
proses pembelajaran agar dapat mengembangkan dan membangun pengetahuan
yang dimilikinya.
- Sintak
1. Guru melakukan identifikasi tujuan pembelajaran
2. Menetapkan konsep-konsep apa saja yang harus dikuasai siswa
3. Perlu adanya identifikasi dan klarifikasi pemahaman awal siswa
4. Identifikasi dan klarifikasi tentang miskonsepsi siswa terhadap materi yang
akan diajarkan. Sebagai acuan guru dalam menerapkan pemahaman yang
benar.
5. Implementasi model pembelajaran dengan bimbingan guru, dengan cara :
orientasi penyajian pembelajaran dari guru, menggali ide-ide dari siswa ,
dan merekonstruksinya
6. Evaluasi untuk menilai kelayakan model pembelajaran

- Keunggulan
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan
secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi
gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan
tentang gagasannya.
2. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah
dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal
siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan
memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa

74
terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena
yang menantang siswa.
3. Memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Untuk
mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang
model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar
siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan
berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya
memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah
menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
6. Memberikan lingkungan belajar yang kondusif yang mendukung siswa
mengungkapkan gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu
ada satu jawaban yang benar.
- Kekurangan
1. Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil
konstruksi siswa tidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga
menyebabkan miskonsepsi.
2. Siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini membutuhkan waktu
yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang berbedabeda.
3. Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah
memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas
siswa.

9.5 Quiz Team


Yaitu suatu metode yang bermaksud untuk meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses belajar. Dalam tipeini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok
kecil dengan masing-masinganggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang
sama atas keberhasilankelompoknya dalam memahami materi dan menjawab soal.
- Sintak
1. Pilihlah topik yang disampaikan dalam tiga segmen

75
2. Bagi siswa menjadi tiga kelompok, A, B, dan C
3. Sampaikan kepada siswa format pembelajaran yang anda
sampaikankemudian mulai presentasi. Batasi presentasi maksimal 10
menit
4. Setelah presentasi, minta kelompok A untuk menyiapkan pertanyaan-
pertanyaanberkaitan dengan dengan materi yang baru saja disampaikan.
5. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi
catatanmereka.
6. Minta kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B.
Jikakelompok B tidak dapat menjawab pertannyaan, lempar pertanyaan
tersebutkepada kelompok C, begitu juga seterusnya
7. Akhiri pembelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan
jelaskanketika terdapat pemahaman siswa yang keliru.
- Keunggulan
1. Berpusat kepada siswa dimana guru sebagai fasilitator
2. Dengan adanya kompetisi juga dapat membuat siswa lebih semangat
belajar
3. Dengan adanya diskusi materi akan lebih mudah diingat, dan juga diakhir
pelajaran guru akan menjelaskan seluruh pertanyaan dan jawaban yang
dianggap perlu.
4. Siswa dapat bekerja sama karena belajar secara berkelompok
- Kelemahan
1. Memerlukan kendali yang ketat dalam mengkondisikan kelas saat
keributanterjadi
2. Hanya siswa tertentu yang dianggap pintar dalam kelompok tersebut,
yakniyang bisa menjawab soal Quiz. Karena permainan yang dituntut
cepat danmemberikan kesempatan diskusi yang singkat.
3. Waktu yang diberikan sangat terbatas jika quiz dilaksanakan oleh seluruh
timdalam satu pertemuan.

76
9.6 Mind Mapping
Mind Mapping adalah suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran
yang kreatif dan efektif serta memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak
baik belahan otak kanan atau belahan otak kiri yang terdapat didalam diri
seseorang.
- Sintak
1. Menyampaikan kompetensi yang hendak dicapai kepada siswa
2. Guru mengemukakan konsep yang akan dipelajari atau permasalahan yang
akan dipecahkan oleh siswa
3. Mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil dengan jumlah anggota
sebanyak 2 hingga 3 orang
4. Kelompok diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi mengenai
permasalahan yang diberikan oleh guru
5. Tiap kelompok diarahkan untuk mencatat seluruh alternatif jawaban yang
diperoleh dari hasil diskusi
6. Masing-masing kelompok secara acak diberi kesempatan untuk
membacakan hasil diskusinya, pada kesempatan ini guru mencatat di
papan tulis dan mengelompokkan jawaban tersebut berdasarkan beberapa
kriteria
7. Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari data yang telah
dituliskan oleh guru di papan tulis
- Keunggulan
1. Lebih mudah melihat gambaran keseluruhan.
2. Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan.
3. Memudahkan penambahan informasi baru.
4. Pengkajian ulang dapat dilakukan lebih cepat.
5. Setiap peta memiliki sifat yang unik.
- Kelemahan
1. Waktu terbuang untuk mencari kata kunci pengingat, karena kata kunci
pengingat terpisah oleh jarak.

77
2. Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak berhubungan dengan
ingatan.
3. Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak penting.

9.7 Problem Based Learning


Problem Based Learning adalah metode pembelajaran berbasis masalah yang
mengedepankan strategi pembelajaran menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran.
- Sintak
1. Dimulai dari pengenalan masalah kepada siswa
2. Permasalahan dianalisis oleh siswa, dimana siswa dipancing untuk tertarik
terhadap kasus yang dihadapi sehingga mereka memiliki rasa penasaran
mengapa permasalahan terjadi baik itu dari penyebab, dampak, dan lain
sebagainya hingga mereka menemukan bagaimana solusinya
3. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran tersebut
4. Pembahasan permasalahan yang dijadikan bahan, dapat dibahas secara
kelompok untuk dapat mengorganisasikan pemikiran siswa dengan siswa
lainnya.
5. Evaluasi akhir siswa dapat mengkomunikasikan hasil analisis
permasalahan dengan mempresentasikan kepada kelompok lain.
- Keunggulan
1. Pemecahan masalah sangat efektif digunakan untuk memahami isi
pelajaran.
2. Pemecahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan siswa
serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
3. Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih
meningkat.

78
4. Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana
menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
5. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
6. Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
- Kelemahan
1. Kesulitan memecahkan persoalan manakala siswa tidak memiliki minat
atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa dipecahkan.
2. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan agar model
pembelajaran ini cukup lama.
3. Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa mereka
harus berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka
mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

9.8 Everyone is Teacher


Everyone is a Teacher Here merupakan strategi yang memberikan
kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar
terhadap peserta didik lain.
- Sintak
1. Guru menetapkan tujuan pembelajaran
2. Guru mempersiapkan bahan belajar bagi siswa. Bahan dapat berupa buku
pelajaran, materi studi kasus atau melalui media yang lainnya
3. Guru membuka pembelajaran dengan memperkenalkan materi yang akan
dibahas
4. Bahan belajar yang telah disiapkan oleh guru pada tahap ini dibagikan
kepada seluruh siswa. Selanjutnya siswa diberikan penugasan untuk
membaca materi yang hari itu akan dipelajari

79
5. Setelah siswa membaca buku atau bahan belajar tersebut, selanjutnya guru
meminta mereka untuk menuliskan pertanyaan tentang hasil bacaannya
pada selembar kertas kecil
6. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dikumpulkan dengan
cara dilipat sehingga menjadi sebuah gulungan kertas
7. Gulungan kertas dikocok oleh guru
8. Selanjutnya hasil kocokan dibagikan kepada seluruh siswa
9. Setelah masing-masing siswa mendapat kertas, guru menyuruh siswa
untuk membaca dalam hati soal yang dia dapatkan dan diberi waktu
untuk menyusun jawaban sesuai dengan pendapatnya
10. Guru memanggil nama siswa, dan selanjutnya siswa tersebut menjawab
di depan kelas (menerangkan pada siswa lain). Siswa lainnya diminta
untuk memberikan tanggapan atas jawaban siswa tersebut
11. Guru pada tahap akhir emberikan kesimpulan dari apa yang mereka
pelajari
- Keunggulan
1. Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa,sekalipun
ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali segar.
2. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir,
termasuk daya ingatan.
3. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab
dan mengemukakan pendapat.
4. Sedangkan kekurangan strategi every one is a teacher here antara lain:
5. Memerlukan banyak waktu.
6. Siswa merasa takut apabila guru kurang dapat mendorong siswa untuk
berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
7. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
berpikir dan mudah dipahami siswa
- Kekurangan
1. Pertanyaan yang diajukan siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2. Siswa merasa takut ketika tidak bisa menjawab pertanyaan.

80
3. Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua pertayaan
untuk kelas besar.

9.9 Discovery Learning


Discovery learning adalah model pembelajaran yang menuntut siswa secara
aktif melakukan pencarian pengalaman belajar menggunakan analisis dan
pemecahan masalah yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki
sendiri.
- Sintak
1. Pemberian stimulus untuk membangun rasa penasaran atau rasa
keingintahuan siswa terhadap masalah yang akan dibahas.
2. Memperkenalkan masalah hingga diharapkan muncul berbagai dugaan
sebanyak-banyaknya. Tugas guru adalah menampung semua dugaan,
selanjutnya diambil dugaan yang memiliki pengaruh besar dalam
permasalahn
3. Siswa mengumpulkan data sebagai jalan untuk menemukan kebenaran dari
dugaan siswa. Perolehan data dapat bersumber dari literatur, eksperiment,
wawancara atau pengamatan.
4. Data yang terkumpul dilakukan pengolahan untuk mendapatkan
kesesuaian data yang dimiliki dengan masalah yang dihadapi
5. Hasil olahan data yang telah ditemukan dicocokan kembali dengan
dugaan, hingga menjadi sebuah konsep, aturan, pemahaman, atau teori
yang dapat menjelaskan terjadinya permasalahan.
6. Siswa menarik kesimpulan berupa jawaban yang akurat dari proses yang
telah dijalankan
- Keunggulan
1. Mampu membantu siswa untuk mengembangkan,memperbanyak kesiapan
serta penguasaan keterampilan dalam psroses kognitif/pengenalan siswa
2. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi/individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
3. Dapat membangkitkan kegairahan belajar para siswa

81
4. Mampu memberikan kesempatan pada siswa untuk berkembang dan maju
sesuai dengan kemampuan masing-masing
5. Mampu mengarahkan cara siswa belajar,sehingga lebih memiliki motivasi
yang kuat untuk belajar lebih giat
6. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri
sendiri dengan proses penemuan sendiri
7. Strategi itu berpusat pada siswa,tidak pada guru.Guru hanya sebagai teman
belajar saja,membantu bila diperlukan
- Kelemahan
1. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar
ini.Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik
2. Bila kelas terlalu besar penguunaan teknik ini akan kurang berhasil
3. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran
tradisional mungkin akan sempat kecewa bila diganti dengan teknik ini
4. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini trelalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan/pembentukan sikap dan keterampilan bagi siswa
5. Tidak memberika kesempatan berpikir secara kreatif.

9.10 Numbered Head Together


NHT adalah suatu model yang dapat merangsang siswa untuk berinteraksi
dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dengan saling berbagi ide dan
gagasan dengan siswa yang lain sehingga siswa akan lebih aktif dan dapat
memahami pembelajaran dengan lebih mudah.

- Sintak
1. Penomoran (Numbering),
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 3-5 orang dan memberi siswa nomor. Setiap siswa dalam
tim mempunyai nomor berbeda-beda,sesuai dengan jumlah siswa di dalam
kelompok.
2. Pengajuan Pertanyaan (Questioning)
82
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang
sedang dipelajari yang bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat umum
dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Siswa menyimak dan
menjawab pertanyaan.
3. Berpikir Bersama (Heads Together)
Guru memberikan bimbingan bagi kelompok siswa yang
membutuhkan. Siswa berpikir bersama untuk menemukan jawaban dan
menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua
anggota mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
4. Pemberian Jawaban (Answering)
Guru menyebut salah satu nomor tertentu, setiap siswa dari tiap
kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas. Atau guru secara random memilih kelompok
yang harus menjawab pertanyan tersebut, dan siswa yang nomornya
disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk
menjawab pertanyaan.
- Keunggulan
1. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
2. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi.
3. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar.
4. Memperbaiki kehadiran.
5. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.
6. Konflik antar pribadi berkurang.
7. Sikap apatis berkurang.
8. Pemahaman yang lebih mendalam.
9. Motivasi lebih besar.
10. Hasil belajar lebih tinggi.
11. Meningkatkan kebaikan budi, kepekan, dan toleransi.
- Kelemahan
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru, Selain itu
membutuhkan kemampuan yang khusus dalam menerapkannya.

83
2. Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali oleh
guru.
3. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
4. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin
pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

Rangkuman

Model-model pembelajaran inovatif memiliki karakteristik tertentu dan memiliki


keunggulan serta kelamahan. Keunggulan dikaji untuk mengetahui potensi yang dapat
dimanfaatkan dari model tersebut. Pengkajian kelemahan dilakukan agar diketahui hal-
hal yang perlu diantisipasi dalam menerapkan model pembelajaran tertentu.

Tugas

1. Apakah 1 model pembelajaran cocok untuk digunakan pada semua materi


pembelajaran? Jelaskan!
2. Mengapa kita perlu mengetahui kelebihan dan kelemahan model pembelajaran?

84
Referensi

Afiyah, L. S. (2016). Model Pembelajaran Numbered Head Together (Nht)).


Retrieved 2020, from
https://luluksafiyah.wordpress.com/2016/02/22/model-pembelajaran-
numbered-head-together-nht/

Aini, N. (2013). Penggunaan Metode Team Quiz Untuk Meningkatkan Motivasi


Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Miftahul Huda Desa Juwet Kecamatan Ngronggot Kabupaten
Nganjuk. Retrieved 2020, from Digital Library UIN Sunan Ampel:
http://digilib.uinsby.ac.id/11246/6/Bab%202.pdf

Anonim. (2011). Model Pembelajaran Strategi Every One is a Teacher Here.


Retrieved 2020, from Cakheppy:
https://cakheppy.wordpress.com/2011/03/18/model-pembelajaran-strategi-
every-one-is-a-teacher-here/

Anonim. (2017, Maret 11). Pendekatan Pembelajaran Konstruktivisme. Retrieved


2020, from Jejak Pnedidikan:
http://www.jejakpendidikan.com/2017/03/pendekatan-pembelajaran-
konstruktivisme.html

Dewantoro, H. (2017). Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based


Learning (PBL). Retrieved 2020, from Silabus Media Pendidikan
Indonesia: https://silabus.org/problem-based-learning/

Handrianto, R. (2015). Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered


Head Together Dengan Menggunakan Media Realia Untuk Meningkatkan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas
Iv A Sd Negeri 1 Metro Timur. Lampung: Repository Universitas
Lampung.

Mamat, C. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Examples Non


Examples Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Sub Materi
Pokok Menggolongkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya (Studi

85
Eksperimen Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 3 Gunung
Sugih Pa. Lampung: Universitas Lampung.

Manis, S. (2019, Oktober 10). Pengertian Mind Mapping : Manfaat, Jenis, Cara
Membuat, Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapping (Pemetaan Pikiran).
Retrieved 2020, from Pelajaran:
https://www.pelajaran.co.id/2019/10/mind-mapping.html

Manis, S. (2020, Februari 11). Pengertian Model Pembelajaran Snowball


Throwing : Tujuan, Prinsip, Langkah, Kelebihan dan Kekurangannya.
Retrieved 2020, from Pelajaran:
https://www.pelajaran.co.id/2020/11/model-pembelajaran-snowball-
throwing.html

Mustika, I. (2013). Model Pembelajaran Discovery Learning. IAIN Walisongo.

Wahyuni. (2016, Januari 01). Lesson Study (Pengembangan Profesi Guru).


Retrieved 2020, from Sipenenunkata:
https://sipenenunkata.wordpress.com/2016/01/01/lesson-study-
pengembangan-proesi-guru/

86
III. EVALUASI

Petunjuk:

1. Kerjakanlah soal di bawah ini mengetik jawaban pada kertas ukuran A4.

2. Dipersilakan untuk menjawab soal yang dianggap lebih mudah terlebih


dahulu.

3. Soal uraian berjumlah 8 butir dan waktu pengerjaan 150 menit.

4. Setiap soal jika dijawab benar mendapat skor maksimal 10, sehingga skor
maksimal ideal adalah 80.

5. Nilai = jumlah skor perolehan: skor maksimal ideal x 100

Soal:

1. Beri penjelasan istilah paradigma, pendekatan, strategi, model, metode,


teknik, dan taktik!

2. Mengapa para guru perlu menerapkan model pembelajaran inovatif?

3. Jelaskan ciri-ciri suatu model pembelajaran!

4. Uraikan 3 permasalahan penerapan pembelajaran inovatif dan berikan


solusi untuk memecahkan permasalahan tersebut!

5. Apa yang harus diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran


yang mengakomodasi pembelajaran inovatif?

6. Uraikan perbedaan antar PBL dan PjBL!

7. Jelaskan keunggulan dan kelemahan pembelajaran daring!

8. Mengapa kita perlu mengetahui keunggulan dan kelemahan model


pembelajaran inovatif?

87
Kunci Jawaban

1. Paradigma adalah cara pandang sesorang terhadap sesuatu sesuatu sesuai dengan
teori-teori yang mendasarinya. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. upaya mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal, ini yang dinamakan metode. Teknik adalah cara yang dilakukan
seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Taktik adalah
gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.

2. Karena para guru menginginkan agar pembelajaran berpusat pada siswa dan siswa
memiliki kompetensi abad ke-21 yakni berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif. Dengan pembelajaran inovatif pembelajaran akan menjadi lebih
menantang, menyenangkan, dan memotivasi para siswa untuk belajar.

3. Lima unsur yang menjadi ciri model pembelajaran: (1) syntax, yaitu langkah-
langkah operasional pembelajaran, (2) social system, suasana dan norma yang
berlaku dalam pembelajaran, (3) principles of reaction, menggambarkan
bagaimana seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan merespon
siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau lingkungan belajar
yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional and nurturant effects,
hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan tujuan yang telah
ditetapkan dan hasil belajar di luar yang telah ditetapkan.

4. a. Permasalahan: para guru tidak memiliki keterampilan merancang dan


menerapkan model pembelajaran inovaatif. Solusi: para guru diberi
pelatihan tentang merancang dan mengimplementasikan model
pembelajaran inovatif.

88
b. Permasalahan: sarana dan prasarana pendukung untuk menerapkan model
pembelajaran inovatif tidak memadai. Solusi: perlu dirancang pengadaan
sarana dan prasana pendukung penerapan model pembelajaran inovatif.

c. Permasalahan: kurangnya dukungan teman-teman guru, mereka sudah


nyaman menerapkan pembelajaran yang konvensional yang berpusat pada
guru. Perlu pendekatan dan mohon dukungan kepada kepala sekolah dan
pengawas.

5. Pembelajaran yang dirancang mengakomodasi keterampilan berpikir


tingkat tinggi (HOTS/High Order Thinking Skill) yang dicirikan dengan
penggunaan kata kerja operasional taksonomi tujuan pembelajaran
menurut Bloom revisi Anderson pada ranah kognitif C4-C6 pada indikator
pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran sesuai. Demikian pula
pada langkah pembelajaran dan evaluasi berbasis HOTS. Penerapan
TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge) dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran. Hal ini berarti dalam
pembelajaran menerapkan teknologi dalam penyampaikan materi
pengetahuan secara mendidik. Perlu dukungan sumber daya manusia dan
sarana serta prasaran pendukung penerapan pembelajaran inovatif seperti
perpustakaan, internet, LCD, laptop, dan lain-lain.

6. Perbedaan PBL dan PjBL

Komponen Project Based Learning Problem Based Learning

Fokus Diharuskan menghasilkan Tidak harus menghasilkan


produk dalam bentuk produk
laporan atau desain

Peran Supervisor Fasilitator


guru/tutor

Pemecahan Siswa diharuskan Pemecahan masalah merupakan


masalah menghasilkan solusi atau salah satu bagian dari proses
strategi untuk memecahkan bukan fosus dalam manajemen
masalah masalah

89
Pemberian Dalam bentuk berbagai Difokuskan pada pembelajaran
materi pelajaran macam tipe pembelajaran siswa sendiri. ceramah juga
diberikan sepanjang projek digunakan untuk mendukung
belajar siswa bukan hanya
memberi arah belajar

Peran siswa Siswa terlibat dalam Siswa mungkin memilih


pemilihan projek (kadang- skenario masalah walaupun
kadang dari daftar yang biasanya masalah disampaikan
sudah ditentukan) oleh guru. Siswa harus
mendefinisikan apa dan
bagaimana mereka belajar

Posisi dalam Sesudah siswa menguasai Digunakan untuk memahami


pembelajaran semua materi. materi.

Dianggap sebagai Didasarkan pada premis bahwa


mekanisme untuk pembelajaran terutama akan
menyampaikan beberapa terjadi pada lintas disiplin
materi dalam satu aktivitas termasuk pada awal
pembelajaran

Peran kelompok Ada untuk menyelesaikan Harus bekerja sama selama


projek proses pembelajaran dan kerja
tim merupakan komponen
pembelajaran

7. Keunggulan dan kelemahan pembelajaran daring

Keunggulan: dapat dilakasanakan kapan dan dimanapun secara fleksibel karena


tidak terlalu terikat waktu dan tempat, dapat menjangkau sasaran yang lebih
luas dan banyak, tidak membutuhkan ruang kelas untuk belajar, pembelajaran
dapat disetting sesuai dengan kebutuhan.

Kelemahan: membutuhkan jaringan internet dan listrik, membutuhkan


prasarana seperti handphone atau laptop atau personal computer, lebih sulit
mengajarkan pembelajaran yang sifatnya praktikum dan pencpaian kompetensi
keterampilan, lebih sulit membentuk karakter siswa.
90
8. Karena dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan model pembelajaran
inovatif, para guru akan lebih mudah untuk memilih model pembelajaran
yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang ingin
dibelajarkan kepada siswa. Selain itu, para guru akan berusaha untuk
mengantisipasi dan mengatasi kelemahan apabila memilih model
pembelajaran tertentu.

Rubrik Penilaian

Skor Uraian

10 Jawaban jelas, tepat, disertai penjelasan yang mudah


dimengerti, masuk akal, dan dilengkapi contoh yang
memadai

9 Jawaban jelas, tepat, disertai penjelasan yang mudah


dimengerti, masuk akal dan runut.

8 Jawaban jelas, tepat, disertai penjelasan yang mudah


dimengerti.

7 Jawaban cukup jelas, disertai penjelasan yang cukup


mudah dimengerti, masuk akal, dan dilengkapi contoh
yang cukup

6 Jawaban cukup jelas, disertai penjelasan yang cukup


mudah dimengerti

5 Jawaban kurang jelas, dilengkapi dengan contoh yang


kurang memadai

4 Jawaban kurang jelas, tanpa dilengkapi dengan contoh

3 Jawaban tidak jelas

2 Jawaban sangat tidak jelas

1 Jawaban tidak jelas dan melenceng dari pertanyaan

0 Tidak menjawab

Tindak Lanjut

1. Apabila mahasiswa memperoleh nilai minimal 80, maka mahasiswa telah


mampu menyelesaikan materi pembelajaran dengan tuntas.
91
2. Apabila mahasiswa memperoleh nilai kurang dari 65-79, maka mahasiswa
diminta untuk mengulangi mempelajari materi pada bagian-bagian yang
belum dipahami dengan baik.

3. Apabila mahasiswa memperoleh nilai kurang dari 65, maka mahasiswa


diminta untuk mengulangi mempelajari materi secara keseluruhan.

92

You might also like