You are on page 1of 20

PERHITUNGAN PENETAPAN KONSENTRASI LARUTAN

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Oleh

Rahma Yani M Nur


2014151013

LABORATORIUM ILMU TANAH


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih komponen
yang bercampur dalam homogen. Bisa di sebut juga campuran secara homogen
dari dua jenis zat atau lebih. Zat yang perintah lebih sedikit yang ada didalam
larutan itu (zat) solut atau terlarut, sedangkan zat yang memiliki jumlah zat lebih
banyak dibandingkan dengan zat-zat lain dalam larutan juga disebut dipecahkan
atau pelarut. Takaran atau komposisi zat terlarut serta pelarut dalam sebuah
larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, dan sedangkan proses campuran zat
terlarut dan pelarut disebut pelarutan (solvasi). Contohnya larutan seperti garam
atau gula dilarutkan di dalam udara ( Wolke, 2003 ).

Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Konsentrasi larutan adalah komposisi yang menunjukkan dengan
jelas perbandingan jumlah zat terlarut terhadap pelarut. Di diketahui konsentrasi
larutanakan tinggi (pekat) bila zat terlarutnya banyak dan zat pelarutnya sedikit.
Dan konsentrasi larutan akan rendah (encer) bila zat terlarutnya sedikit dan zat
pelarutnya banyak ( Adha, 2015 ).

Konsentrasi larutan digunakan untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat


terlarut dan pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik,
satuan berat atau satuan volume atau dalam satuan kimia, misalnya mol, massa
rumus, dan ekivalen. Konsentrasi merupakan jumlah zat tiap satuan volume
(besaran intensif), larutan encer berupa julah zat terlarut sangat sedikit, dan
larutan pekat adalah jumlah zat terlarut sangat banyak. Cara menyatakannya
dengan 1 mg/liter, sedangkan persen berat, menyatakan jumlah gram berat zat
terlarut dalam larutan 100 gram ( Ratna, 2009 ).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini, sebagai berikut:


1. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan untuk menetapkan
konsentrasi (molaritas, normalitas, molalitas, persen bobot, dan
persen volume) suatu larutan yang akan digunakan untuk
percobaan di laboratorium.
2. Mahasiswa dapat mempraktikkan cara pembuatan larutan kimia
tertentu yang diinginkan.
II. BAHAN DAN METODE

2.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 November 2020 pukul 10.00-
12.50 WIB di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.

2.2 Alat dan Bahan

Dalam praktikum ini tidak menggunakan alat dan bahan.

2.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan, sebagai berikut:

Dibuatkan larutan NaCl 0,1 M dengan volume akhir 100 mL.

Dihitungkan molaritas asam asetat yang berasal dari asam cuka dapur
5% (asumsi dalam 100 mL cuka dapur terkandung 5 mL asam asetat)
jika diketahui berat jenis asam asetat 1,05 g/ml.

Dibuatkan larutan asam asetat 0,05 M dengan mengencerkan asam


cuka dapur 5% di atas dengan volume akhir 100 mL.

HASIL
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

Hasil praktikum yang diperoleh, sebagai berikut:


3.1.1 Molaritas

1. Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan 40 gram NaOH


dalam 250 mL larutan? (Ar Na=23, O=16 H=1)
Jawab :
Mr NaOH = 40
Menentukan mol (n) NaOH
n NaOH =

n NaOH =

n NaOH = 1 mol
Menentukan molaritas / konsentrasi NaOH
Volume = 250 mL = 0,25 Liter
Lite
M NaOH =

M NaOH =

M NaOH = 4 M

2. Larutan asam klorida 18,25% mempunyai berat jenis 1,09 kg/m³. Berapa
molaritas HCl? (Ar H =1, Ar Cl = 35,5)
Jawab :
Mr HCl = 36,5
Menentukan konsentrasi / molaritas
menggunakan rumus :

M=M=

maka:

M HCl =

M HCl =

M HCl = 5,45 M

3. Suatu asam sulfat pekat mengandung 96% H2SO4 (Mr=98gr/mol) dan


memiliki massa jenis 1,8 kg/L. berapakah molaritas larutan asam sulfat
tersebut?
Jawab:
Molaritas atau Konsentrasi

M H₂SO₄ =

M H₂SO₄ =

M H₂SO₄ =

M H₂SO₄
₂SO₄ = 17,6 M

4. NaOH ( Mr= 40) sebanyak 8 gram dilarutkan ke dalam air sehingga volume
nya menjadi 250 mL. Hitung lah Kemolaran
Kemol larutan tersebu?
Jawab:
Menentukan mol (n) NaOH
n NaOH =

n NaOH =

n NaOH = 0,2 mol


Menentukan Volume (Liter)

V NaOH = 250 mL

V NaOH =

V NaOH = 0,25 Liter

Menentukan kemolaran (M)

M NaOH =

M NaOH =

M NaOH = 0,8 M

5. Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 2,925 gr NaCl
dalam 100 ml air (Ar Na = 23, Ar Cl = 35,5) ?
Jawab: Mr NaCl = 58,5
Menentukan mol (n) NaCl
n NaCl =

n NaCl =

n NaCl = 0,05 mol

Menentukan konsentrasi (M) NaCl

V NaCl = 100 mL

V NaCl =

V NaCl = 0,1 Liter

M NaCl =

M NaCl =

M NaCl = 8,5. 10⁻⁴


⁻⁴ M

M NaCl = 0,00085 M
3.1.2 Molalitas

1. Berapakah molalitas larutan yang mengandung 4 gr NaOH (Ar Na = 23


gr/mol, Ar O = 16 g/mol, dan Ar H = 1 gr/mol) terlarut dalam 250 gr air?

Jawab:

Mr.NaOH = 40 gr/mol

jumlah mol NaOH = massa/Mr


jumlah mol NaOH = 4 gr/(40 gr/mol)
jumlah mol NaOH = 0,1 mol
m = jumlah mol/p
m = 0,1 mol /0,25 kg
m = 0,4 m

2. Berapakah molalitas dari larutan HCl 37% (w/w)? (Ar H = 1 g/mol, Ar Cl =


35,5 g/mol)
Jawab:
Mr.HCl = 36,5 gr/mol
misalkan massa larutan adalah 100 gr maka massa HCl yakni:
massa HCl = 37% x 100 gr
massa HCl = 37 gr
massa pelarut = massa larutan – massa HCl
massa pelarut = 100 gr – 37 gr
massa pelarut = 63 gr = 0,063 kg
jumlah mol HCl = massa/Mr
jumlah mol HCl = 37 gr /(36,5 gr/mol)
jumlah mol HCl = 1,01 mol
m = jumlah mol/ massa pelarut
m = 1,01 mol /0,063 kg
m = 16,03 m

3. Tentukan molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 12 gram urea


CO(NH2)2 dalam 250 gram air.

Jawab:
jumlah mol Urea = massa/Mr
jumlah mol Urea = 12 gr /(60 g/mol)
jumlah mol Urea = 0,2 mol
m = jumlah mol/ massa pelarut
m = 0,2 mol /0,25 kg
m = 0,8 m

4. Berapa molalitas larutan alkohol yang mengandung 23 % massa etanol (Mr =


46)?

Jawab:
misalkan massa larutan alkohol adalah 100 gr maka massa etanol yakni:
massa etanol = 23% x 100 gr
massa etanol = 23 gr
massa pelarut = massa larutan – massa etanol
massa pelarut = 100 gr – 23 gr
massa pelarut = 77 gr = 0,077 kg
jumlah mol etanol = massa/Mr
jumlah mol etanol = 23 gr /(46 g/mol)
jumlah mol etanol = 0,5 mol
m = jumlah mol/ massa pelarut
m = 0,5 mol /0,077 kg
m = 6,49 m
5. Hitunglah molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 4 gram NaOH

dalam 200 gram air! (Ar Na = 23, O = 16, H = 1)

Jawab:
jumlah mol NaOH = massa/Mr
jumlah mol NaOH = 4 gr /(40 gr/mol)
jumlah mol Urea = 0,1 mol
m = jumlah mol/ massa pelarut
m = 0,1 mol /0,2 kg
m = 0,5 m

3.1.3 Pengeceran Larutan

1. Terdapat suatu larutan HCl 1 M. hitinglah volome yg dibutuhkan bila ingin


membuat larutan HCl 0,1 M sebanyak100ml!

Jawab:
V1.M1.a=V2.M2.a
V1.1M.1=100ml.0,1.1
V1.1=10
V1 = 10 ml

2. Terdapat 18, 6 M larutan H2SO4 pekat. Hitung volume yg di butuhkan utk


membuat H2SO4 1M sebanyak 100 ml!

Jawab:

V1.M1.a=V2.M2.a
V1.18,6M.2=100ml.1.2
V1.37,2=200
V1 = 5,37 ml
3. Di soal tertulis bahwa larutan gula 2 M akan dijadikan 0,25 M. Artinya, ada
penambahan air ke dalam larutan tersebut. Dengan rumus pengenceran,
volume larutan setelah diencerkan dirumuskan sebagai
sebagai berikut.

Jawab:

Dengan demikian, volume air yang harus ditambahkan adalah sebagai


berikut.

4. Sebanyak 150 mL larutan mengandung 87,75 gram NaCl (Mr = 58,5). Jika
larutan ini diuapkan, volumenya menjadi 50 mL. Hitunglah konsentrasi larutan
yang terjadi!

Jawab:

V2 = 50 mL

M2 =?

V1M1 = V2M2

150 mL x 10,005 M = 50 mL x M2

M2 = 30,015 M
5. Ke dalam 200 mL larutan NaOH 0,4 M ditambahkan 400 mL larutan NaOH
0,6 M. Hitunglah konsentrasi larutan yang terjadi!

Jawab:

3.2 Pembahasan

Konsentrasi larutan (concentration of a solution) adalah jumlah zat terlarut yang


terdapat di dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan. Yang paling bermanfaat
untuk menyakan komposisi larutan dalam kimia adalah molaritas, molalitas, dan
pengenceran larutan.

3.2.1 Molaritas

Molaritas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Harga
kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume
tertentu. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur
Molaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi larutan selain
molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat
yang terlarut dalam Iiter larutan ( Brady, 2000 ).
Rumus yang digunakan :

m= atau m =

Jika zat yang akan dicari molaritasnya ada dalam satuan gram dan volumenya
dalam milliliter, maka molaritasnya dapat dihitung dengan rumus
m= x m=

dengan:
M = molaritas (mol/liter)
n = mol zat terlarut (mol)
v = volume zat terlarut (gram)
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa molekul relatif zat terlarut

3.2.2 Molalitas

Molalitas (m) menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut. Molalitas
tidak tergantung pada temperatur, dan digunakan dalam bidang kimia fisika,
teristimewa dalam sifat koligatif. Molalitas (m), yaitu nisbah massa dan ini tidak
bergantung pada suhu. Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut per
kilogram pelarut. Karena air memiliki rapatan 1,00 g.cm-3 pada suhu 20oC, maka
1,00 liter air bobotnya 1,00 x 10-3 g atau 1,00 kg. Dengan demikian, dalam
larutan berair encer, jumlah mol zat terlarut per liter kira-kira sama dengan jumlah
mol per kilogram air. Jadi, molaritas dan molalitas hampir sama nilainya. Untuk
larutan tak berarir dan larutan pekat dalam air, molaritas dan molalitas tidak sama
(Oxtoby, 2001).

mol zat terlarut


Molalitas (m) =
Kg zat terlarut

3.2.3 Pengeceran Larutan

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan


cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah
panas dilepaskan. Hal ini terutam dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat
pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan asam sulfat, asam sulfat pekat
yang harus ditambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan
kedalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikan besar dapat
menyebabkanair mendadak mendidih dan menyebabkan asal sulfat memercik.
Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit. Pengenceran
adalah penambahan zat terlarut ke dalam suatu larutan, sehingga konsentrasi
larutan menjadi lebih kecil dengan menambahkan air (pelarut) (Brady, 2000).
Dengan rumus :

M1.V1 = M2.V2

Dimana :
M1 = Molaritas mula-mula
V1 = Volume larutan mula-mula
M2 = Molaritas akhir (setelah pengenceran)
V2 = Volume akhir (setelah pengenceran)
Adapun dua atau lebih larutan sejenis jika dicampur maka molaritas campuran
dapat di hitung dengan menggunakan rumus :

. . ⋯
Mcamp= ⋯

3.2.4 Pembuatan Larutan

Cara membuat larutan aplikasinya banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-


hari. Mungkin anda pernah membuat air teh manis. Untuk menghasilkan larutan
yang sesuai dengan yang diharapkan tentu anda harus bisa mencampurkan bahan-
bahan dengan komposisi yang sesuai. Keterampilan membuat larutan tentu sangat
banyak manfaatnya baik di laboratorium maupun di bidang industri. Membuat
suatu larutan untuk eksperimen dapat dilakukan dengan melarutkan zat padat
(Kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi
konsentrasi rendah. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering
dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi
yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi, standarisasi sering dilakukan
dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (
Henang, 2001).
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh, sebagai berikut:


1. Berdasarkan hasil praktikum, salah satu perhitungan untuk menetapkan
menetapk
konsentrasi (molarita) yaitu:
Berapakah molaritas larutan yang dibuat dengan melarutkan 40 gram NaOH
dalam 250 mL larutan? (Ar Na=23, O=16 H=1)
Jawab :
Mr NaOH = 40
Menentukan mol (n) NaOH
n NaOH =

n NaOH =

n NaOH = 1 mol
Menentukan molaritas / konsentrasi NaOH
Volume = 250 mL = 0,25
0 Liter
M NaOH =

M NaOH =

M NaOH = 4 M

2. Berdasarkan hasil praktikum


p cara pembuatan larutan kimia adalah
dengan melarutkan zat padat (Kristal) atau dengan melakukan
pengenceran larutan konsentrasi tinggi menjadi konsentrasi
rendah. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu
sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk
mengetahui konsentrasi
konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan
standarisasi, standarisasi sering dilakukan dengan titrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Adha, S. 2015. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak


Terhadap Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla
Micropylla-Sitrat. Kimia Student Journal. 1(1): 636-642.

Brandy, E. 2000. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta.

Henang. 2006. Kimia Untuk Sekolah Menengah Atas. PT. Grasindo. Jakarta.

Oxtoby. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Ratna. 2009. Sifat Koligatif Larutan. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Wolke. 2003. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Jurnal Gramedia
Jakarta. 1(1): 613-615.
.
LAMPIRAN

You might also like