You are on page 1of 8

Penanganan Sampah Plastik pada Produksi Paving Block

Handling of Plastic Waste in Paving Block Production


ZAINURI
Universitas Lancang Kuning, Jl. Yos Sudarso Km. 08 Rumbai, Pekanbaru – Riau, 28265
Email: zainuri@unilak.ac.id

ABSTRACT
Efforts to handle waste are continuously carried out, starting from the lowest layer, namely households, to
large factories that produce garbage every day. Waste production that is not balanced with the handlers
causes waste to be a problem for the environment. One type of waste that is difficult to decompose by
nature (non-biodegradable) is plastic waste, which occupies the most considerable quantity of other types
of waste. Based on statistical data, the amount of non-biodegradable waste that is disposed of in the final
disposal site every day in several cities in Indonesia is 6,598.23 tons/day. This study aims to calculate the
reduction in plastic waste if it is used in making paving blocks. Almost all variations are included in quality
D outlined in SNI 03-0691-1996. Only two variations have below the required standard, namely 10%
plastic:90% sand and 60% plastic:40% sand. In the variation 70% plastic:30% sand, the plastic weight
needed is 796.32 kg and in the variation 80% plastic:20% sand, the need for plastic waste drops to 793.60
kg. The variation 70% plastic:30% sand is recommended for production because it absorbs the most plastic
waste from the calculations made. This study concluded that the potential for reducing plastic waste if it is
used for the production of paving blocks is 3.9816 tons/day in the job mix with a variation of 70% plastic:30%
sand.

Keywords: inorganic, paving blocks, plastic, garbage

ABSTRAK
Upaya penanganan sampah terus dilakukan mulai dari lapisan terbawah yaitu rumah tangga hingga pabrik
besar yang menghasilkan sampah setiap hari. Produksi sampah yang belum berimbang dengan
penanganan menyebabkan sampah masih menjadi masalah bagi lingkungan. Salah satu jenis sampah
yang sulit diuraikan oleh alam (non-biodegradable) adalah sampah plastik, menempati kuantitas terbesar
dari jenis sampah lainnya. Berdasarkan data statistik, jumlah sampah non-biodegradable yang dibuang ke
TPA sampah setiap hari di beberapa kota di Indonesia sebesar 6.598,23 ton/hari. Penelitian ini bertujuan
untuk menghitung potensi pengurangan sampah plastik apabila dimanfaatkan dalam pembuatan paving
block. Hampir semua variasi masuk dalam mutu D yang digariskan dalam SNI 03-0691-1996. Hanya dua
variasi memiliki kekuatan di bawah standar yang disyaratkan yaitu variasi 10% plastik:90% pasir dan 60%
plastik:40% pasir. Pada variasi 70% plastik:30% pasir, berat plastik yang dibutuhkan 796,32 kg dan pada
variasi plastik 80%:20% pasir, kebutuhan sampah plastik turun menjadi 793,60 kg. Dari perhitungan yang
dilakukan maka variasi 70% plastik:30% pasir yang direkomendasikan untuk diproduksi sebab menyerap
paling banyak sampah plastik. Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa potensi pengurangan sampah
plastik jika dimanfaatkan untuk produksi paving block adalah sebesar 3,9816 ton/hari pada job mix dengan
variasi 70% plastik:30% pasir.

Kata kunci: non-biodegradable, paving block, plastik, sampah

1. PENDAHULUAN Salah satu jenis sampah yang sulit diuraikan oleh


1.1 Latar Belakang alam adalah sampah non-biodegradable. Sampah
plastik menempati kuantitas terbesar dari jenis
Upaya penanganan sampah terus dilakukan sampah lainnya. Berdasarkan data statistik,
mulai dari lapisan terbawah penghasil sampah jumlah sampah anorganik yang dibuang ke TPA
yaitu rumah tangga hingga pabrik-pabrik besar sampah setiap hari di beberapa kota di Indonesia
yang selain produk juga pasti menghasilkan sebesar 6.598,23 ton(1). Jumlah yang diproduksi
limbah yang harus dibuang setiap harinya. demikian besar, saat ini upaya untuk mengurangi
Produksi sampah yang belum berimbang dengan sampah yang menumpuk di TPA belum mampu
langkah-langkah penanganan menyebabkan mengurangi tumpukan yang menggunung,
sampah masih menjadi masalah bagi lingkungan. bahkan gunung sampah makin hari makin tinggi.

170 Penanganan Sampah Plastik pada Produksi Paving Block (Zainuri)


Sampah non-biodegradable terbanyak yang Pemilihan cara memproses sampah sesuai
didominasi oleh plastik sangat sulit hancur secara pendapat responden dari empat kriteria yang
alami. Kebutuhan plastik mengalami peningkatan ditentukan lebih menitikberatkan pada kriteria
sehingga diproduksi dengan peningkatan 200 ton lingkungan dengan kata lain responden masih
per tahun di Indonesia(2). Peningkatan memikirkan kelestarian lingkungan dan sistem
penggunaan kemasan plastik disebabkan pengelolaan sampah yang lebih dipilih adalah
keunggulan plastik yang kedap air dan dapat pemrosesan sampah secara komunal di setiap
melindungi produk lain menjadikan komoditi kelurahan(6). Ada tiga cara untuk menanggulangi
tersebut primadona yang masih sulit dicari sampah dalam rangka meminimalkan kerusakan
penggantinya sehingga produksinya terus lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik
meningkat dan sulit untuk dikurangi. itu sendiri yaitu mengurangi penggunaan kantong
Kelemahan bahan plastik yang menonjol plastik dengan pengganti alat/bahan lain seperti
berasal dari keunggulannya sendiri yaitu kain untuk membungkus barang (furoshiki),
ketahanannya terhadap alam sehingga sulit diurai pengolahan limbah plastik menggunakan metode
oleh alam. Hal ini sesuai dengan pernyataan fabrikasi, dan penggunaan plastik biodegradable
umum bahwa bahan plastik memiliki sifat yang yang lebih mudah terurai di alam(7). Solusi ini
sulit terurai di mana plastik memerlukan waktu mungkin dapat ditindaklanjuti namun
ratusan tahun agar dapat terurai secara pelaksanaannya pasti tidak mudah sebab untuk
sempurna(3). Pada akhirnya manusia merasakan mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat
dampak dari keteledoran mengelola sampah tidaklah mudah.
plastik sehingga menjadi masalah lingkungan Hasil penelitian tentang pengelolaan sampah
yang cukup berat seperti perbincangan akhir-akhir di salah satu kota yang ada di Indonesia yang
ini tentang pulau terapung yang dibentuk oleh menyatakan bahwa sistem pengelolaan sampah
sampah plastik yang membahayakan biota laut, plastik melibatkan empat pihak, yaitu rumah
terutama ikan besar yang tanpa sengaja tangga sebagai penghasil sampah, pemulung
memasukkan plastik tersebut ke dalam sebagai agen pemilah sampah, bank sampah, dan
lambungnya. pengepul sebagai pengolah sampah plastik, serta
Dampak kesadaran akan masalah yang pemerintah sebagai pengelola sampah(8). Upaya
ditimbulkan oleh sampah plastik adalah pengolahan sampah lebih diarahkan pada
munculnya upaya untuk mengurangi sampah penanganan sampah dalam bentuk pakai ulang
plastik dengan memanfaatkan atau mendaur (reuse), daur ulang (recycle), dan penimbunan.
ulang menjadi komoditi yang bermanfaat. Salah Upaya ini bisa juga diikuti oleh kota-kota lain
satu upaya yang cukup marak akhir-akhir ini dalam masalah penanganan sampah plastik,
adalah pendirian bank sampah di banyak tempat. termasuk kota Pekanbaru yang menghasilkan
Bank sampah dimaksudkan sebagai tempat yang sampah anorganik 314,96 ton setiap hari.
disediakan untuk sampah-sampah khusus, Penelitian dalam upaya pemanfaatan limbah
terutama sampah plastik dan kemudian sampah plastik untuk bahan konstruksi paving block terus
tersebut dimanfaatkan kembali dalam bentuk dilakukan(9-16). Sifat plastik yang dapat mengikat
produk yang dapat dimanfaatkan dan bernilai bahan lain menimbulkan pemikiran untuk
ekonomis. Beberapa kendala yang menghambat menjadikannya sebagai bahan pengikat
perkembangan bank sampah dan masih pengganti semen. Banyak produk konstruksi
diperlukan terobosan lain dalam penanganan menggunakan semen sebagai bahan pengikat
masalah sampah plastik. seperti beton. Substitusi semen dengan plastik
Penelitian yang melakukan studi literatur tidak dapat dilakukan sebelum dilaksanakan
tentang masalah sampah plastik dan penelitian. Material konstruksi selalu
berkesimpulan bahwa sampah plastik memiliki mempertimbangkan kekuatan produk agar
bahaya yang cukup besar bagi keberlangsungan penggunaannya tidak akan menimbulkan petaka
hidup manusia, oleh karena itu diperlukan suatu kegagalan bangunan. Jika plastik terbukti dapat
usaha yang serius oleh berbagai pihak untuk dimanfaatkan sebagai bahan pengikat pada
mengelolanya(4). Selain bahaya yang ditimbulkan, material konstruksi, maka tindakan produksi akan
sampah plastik sekaligus memiliki potensi yang dapat mengurangi limbah plastik yang mencemari
menjanjikan untuk dikembangkan sebagai produk lingkungan.
dan jasa kreatif. Kegiatan kreasi sampah plastik
dapat menjadi salah satu gerakan pemberdayaan 1.2 Tujuan Penelitian
komunitas dan memperluas lapangan pekerjaan
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung
serta membuka kemungkinan peningkatan
potensi pengurangan sampah plastik apabila
kesejahteraan masyarakat. Contoh pendaur-
dimanfaatkan dalam pembuatan paving block
ulangan sampah plastik yang bernilai ekonomis
yang menggunakan plastik sebagai bahan
seperti dijadikan sumber energi, gas, dan minyak
pengikat agregat halus. Hasil penelitian ini dapat
serta tidak melulu pada kerajinan tangan saja(5).
dijadikan pertimbangan oleh pengusaha paving

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 22, No. 2, Juli 2021, 170-177 171
block, pemerintah, dan masyarakat sebagai dapat menentukan bahwa produk yang dihasilkan
konsumen dalam upaya mengurangi sampah layak atau tidak layak sesuai standar yang
plastik yang setiap hari diproduksi. berlaku. Rumus yang digunakan untuk uji kuat
tekan dilakukan sebagai berikut(17):
2. BAHAN DAN METODE
fc′ =
P …........................................................... (1)
2.1 Bahan A

Paving block adalah material konstruksi yang Keterangan:


terbuat dari tiga macam bahan dasar yaitu pasir, fc’ : Kuat tekan beton (MPa)
semen dan air. Penelitian ini menggantikan semen P : Beban maksimum (kN)
A : Luas penampang tertekan benda uji (mm2)
dengan plastik sehingga bahan-bahan yang
digunakan adalah pasir beton atau agregat halus,
Rumus yang digunakan untuk uji porositas
plastik sebagai pengikat, dan gas.
sebagai berikut(18):
Peran semen dapat digantikan oleh plastik
untuk material tertentu dalam hal ini produk paving Mb−Mk
block. Plastik yang digunakan dalam penelitian ini Porositas (%) = × 100% ….................... (2)
Mk
adalah plastik botol air mineral. Sampah plastik
pada penelitian ini diperoleh dari pengumpul Keterangan:
Mb : Massa basah benda uji (gram)
sampah di daerah Muara Fajar - Pekanbaru, yang Mk : Massa kering benda uji (gram)
telah memisahkan dan mencacah plastik menjadi
potongan-potongan kecil. Pasir beton yang Produksi paving block yang dihasilkan pada
digunakan berasal dari Kabupaten Kampar. Apa penelitian ini harus memenuhi persyaratan
yang berbeda dari pembuatan paving block kekuatan fisik yang ditentukan sebagai berikut(19):
konvensional adalah penggunaan air yang diganti
dengan gas (api) dalam proses pengikatan bahan Tabel 1. Kekuatan fisik paving block
yaitu untuk melelehkan plastik agar fungsinya
sebagai pengikat dapat bekerja pada bahan lain. Kuat Tekan
(MPa) Porositas
Mutu Kegunaan
Rerata (%)
2.2 Metode Rerata Min
Pembuatan sampel produk untuk mengukur A Perkerasan 40 35,0 3
jalan
kekuatan material dilakukan dengan pendekatan
eksperimen dan dilaksanakan di Laboratorium B Tempat 20 17,0 6
parkir mobil
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Lancang
Kuning, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan C Pejalan kaki 15 12,5 8
selama delapan bulan, mulai pada bulan Maret D Taman kota 10 8,5 10
hingga November 2020.
Plastik yang akan dicampurkan dalam Hasil yang direkomendasikan untuk
adukan untuk membuat sampel dipisahkan dalam diproduksi, memberikan gambaran bahwa
beberapa variasi yaitu 10%; 20%; 30%; 40%; sampah plastik dapat dikurangi dengan cara ini.
50%; 60%; 70%; dan 80% dari berat seluruh Pengurangan sampah plastik sesuai dengan
bahan yang digunakan. Setiap variasi bahan komposisi yang direkomendasikan berdasarkan
dibuat sebanyak lima buah sampel untuk mutu produk yang harus dicapai. Perhitungan
pengujian kuat tekan. Pengujian diberlakukan sampah plastik yang dapat dimanfaatkan
sama dengan produk beton yaitu ketika sampel dilakukan dengan menggunakan asumsi logis dan
sudah berumur 28 hari. angka-angka yang pasti.
Peralatan yang digunakan untuk pembuatan
sampel penelitian adalah Concrete Compression
Machine, kompor gas, pisau, spatula, kuali,
saringan agregat, cetakan kubus ukuran 5 cm x 5
cm x 5 cm, mistar, timbangan dengan ketelitian
0,1% dari berat contoh.
Sampel dibuat dengan komposisi yang
direncanakan dengan cara memanaskan plastik di
atas kompor gas, setelah cair dicampurkan pasir
beton dan diaduk merata lalu dituangkan ke dalam
cetakan. Setelah sampel mengeras, dapat
dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan pada suhu
ruangan selama 28 hari dan selanjutnya dilakukan
pengujian kuat tekan dan porositas. Hasil
pengukuran dari uji kuat tekan yang dilakukan Gambar 1. Sampel penelitian 5 cm x 5 cm x 5 cm

172 Penanganan Sampah Plastik pada Produksi Paving Block (Zainuri)


3. HASIL DAN PEMBAHASAN plastik:90% pasir dan 60% plastik:40% pasir.
Kegagalan variasi 10% plastik:90% pasir
3.1 Pengujian kuat tekan dan porositas
disebabkan daya ikat bahan lemah akibat jumlah
paving block
pengikat yang terlalu sedikit bila dibandingkan
Hasil pengujian nilai kuat tekan dan porositas dengan bahan yang harus diikat sehingga ikatan
produk dari delapan variasi sampel yang terbentuk menjadi lemah dan produk cepat
memperlihatkan nilai rata-rata kuat tekan dan nilai hancur bila diberi tekanan sedikit saja. Variasi
rata-rata porositas yang diperoleh seperti tertera 60% plastik:40% pasir memiliki nilai kuat tekan
dalam Tabel 2 berikut ini. Hampir semua variasi yang sedikit melenceng dari tren yang terjadi. Hal
masuk dalam mutu D yang digariskan dalam SNI ini paling mungkin disebabkan oleh kesalahan
03-0691-1996 dan artinya produk paving block dalam pengerjaan produk secara manual; adukan
yang dihasilkan dapat digunakan untuk pekerjaan yang kurang merata atau keterlambatan dalam
taman kota. Hanya dua variasi memiliki kekuatan memasukkan ke cetakan sehingga plastik sebagai
di bawah yang diisyaratkan yaitu variasi 10% pengikat telah mengeras sebelum seluruh bahan
terdistribusi merata di cetakan.

Tabel 2. Kuat tekan dan porositas rata-rata paving block

Job Mix untuk 1 m3 Berat


Variasi Sampel Kuat Tekan Rata-rata Porositas Rata-rata
No. Pasir Rata-rata
Plastik : Pasir Plastik (kg) (MPa) (%)
(kg) (gram)
1 10%:90% 171,36 1.542,24 214,20 1,46 9,0
2 20%:80% 393,60 1.574,40 246,00 9,20 0,9
3 30%:70% 534,72 1.247,68 222,80 10,67 0,2
4 40%:60% 560,64 840,96 175,20 11,09 0,2
5 50%:50% 600,80 600,80 150,20 9,73 0,3
6 60%:40% 720,00 480,00 150,00 7,22 0,5
7 70%:30% 796,32 341,28 142,20 9,62 0,4
8 80%:20% 793,60 198,40 124,00 8,68 0,4

Hasil terbaik di antara tujuh variasi lain seperti sebelumnya, maka nilai ini dapat
diperoleh variasi campuran 40% plastik dan 60% dimaklumi.
pasir dengan nilai kuat tekan rata-rata 11,09 MPa. Nilai porositas produk dengan porsi yang
Jika mengutamakan kekuatan produk, variasi ini direkomendasikan sebesar 0,2% menempati mutu
dapat direkomendasikan. Namun jika A sesuai standar SNI yang mengacu pada bahan
mempertimbangkan nilai manfaat terhadap beton. Dengan demikian dinyatakan bahwa
pelestarian alam dalam hal pengurangan sampah produk paving block yang dihasilkan memiliki
plastik, maka variasi yang menggunakan lebih mutu yang baik dari segi porositas. Bila
banyak sampah plastik lebih direkomendasikan. dihubungkan dengan kepentingan lingkungan,
Dengan porsi 80% plastik dan 20% pasir nilai kuat nilai porositas yang rendah tidak mempengaruhi
tekan rata-rata yang diperoleh 8,68 MPa telah penyerapan air ke tanah secara signifikan sebab
melebihi nilai yang disyaratkan oleh SNI untuk penyerapan air ke dalam tanah melalui celah antar
Mutu D pada produk paving block sehingga variasi paving block. Jika model paving block yang dibuat
ini lebih direkomendasikan dari variasi lainnya sengaja diberi lubang pada bagian tengah, maka
untuk diproduksi. penyerapan air dalam tanah akan lebih besar.
Pada variasi 10% plastik:90% pasir, nilai
porositas menempati angka tertinggi, jauh
melebihi nilai porositas variasi lainnya. Hal
tersebut disebabkan oleh kurangnya bahan
pengikat sehingga terdapat banyak pori dalam
produk. Ikatan yang lemah dan pori-pori produk
yang banyak menyebabkan air yang terserap
akan lebih besar sehingga nilai porositas jauh
lebih tinggi dari variasi lainnya. Hasil pengujian
porositas memperlihatkan tren berbanding terbalik
dengan hasil pengujian kuat tekan. Pada variasi
60% plastik:40% pasir nilai porositas agak
melenceng, sama seperti halnya dengan nilai
pengujian kuat tekan. Dengan alasan yang sama Gambar 2. Pengujian kuat tekan dan porositas

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 22, No. 2, Juli 2021, 170-177 173
3.2 Berat rata-rata paving block Berat pasir beton
Berat produk diperhitungkan untuk = 142,20 g × 30% = 42,66 g = 0,04266 kg
mengetahui secara pasti kebutuhan bahan dalam
menghasilkan produk yang dimaksud. Perubahan Berat job mix untuk 1 m3 adalah:
komposisi bahan akan mempengaruhi berat Jumlah untuk 1 m3 sampel
produk. Pasir memiliki berat jenis yang lebih besar
1 m3
bila dibandingkan dengan berat jenis plastik. = = 8.000 buah
Semakin banyak penggunaan pasir pada 0,000125 m3
campuran maka berat produk akan bertambah.
Dengan demikian komposisi dari kedua bahan Berat sampah plastik
utama tersebut secara langsung akan = 0,09954 kg × 8.000 buah = 796,32 kg
mempengaruhi berat produk yang dihasilkan.
Setiap sampel yang dibuat dari kelompok Berat pasir beton
komposisi ditimbang dan selanjutnya nilai rata-
rata berat produk dari masing-masing kelompok = 0,04266 kg × 8.000 buah = 341,28 kg
dengan komposisi yang berbeda dibandingkan.
Berat yang paling ringan dengan kekuatan Semakin besar persentase penggunaan
memenuhi standar yang berlaku menjadi plastik, maka plastik yang digunakan semakin
pertimbangan dalam menentukan job mix yang banyak dengan tren meningkat walaupun berat
optimal dan dipilih sebagai job mix yang rata-rata produk menurun mengingat plastik
direkomendasikan sebab berat yang paling ringan memiliki berat jenis yang lebih kecil dari berat jenis
mengindikasikan pemakaian plastik yang lebih pasir. Jika penurunan berat rata-rata produk pada
banyak. Dengan demikian kontribusi kelompok tertentu dengan selisih yang besar
pengurangan limbah plastik di alam akan semakin maka berat kebutuhan bahan plastik dapat
besar. Hasil pengujian terhadap berat kering rata- mengalami penurunan seperti yang terjadi pada
rata paving block masing-masing variasi sampel variasi 80% plastik dan 20% pasir. Pada porsi
dapat dilihat pada Tabel 2. 70% plastik dan 30% pasir berat plastik yang
Berat sampel memperlihatkan tren menurun dibutuhkan 796,32 kg dan pada penambahan
dengan semakin banyaknya plastik yang porsi plastik menjadi 80% kebutuhan sampah
digunakan, artinya bila plastik yang digunakan plastik sedikit turun menjadi 793,60 kg. Walau
makin banyak maka produk akan semakin ringan. angka penurunan berat plastik hanya kecil, namun
Hal tersebut dimaklumi sebab berat jenis plastik hal itu tetap diperhitungkan.
lebih kecil dari berat jenis pasir. Dengan volume Dampak penurunan berat produk yang
sampel 125 cm3 berat rata-rata produk terendah cukup signifikan mempengaruhi jumlah bahan
pada variasi 80% plastik dan 20% pasir sebesar yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Jika
124 gram. Keunggulan berat produk yang kecil berorientasi pada lingkungan maka varian yang
adalah lebih mudah dalam mengangkutnya. Bila dipilih adalah yang paling banyak menyerap
kekuatan yang dimiliki telah memenuhi standar sampah plastik. Dari perhitungan yang dilakukan
mutu SNI maka produk dengan berat paling ringan maka variasi 70% plastik dan 30% pasir yang
di antara lainnya lebih direkomendasikan. paling direkomendasikan untuk diproduksi sebab
menyerap paling banyak sampah plastik untuk
3.3 Job mix paving block memproduksi paving block yang sesuai dengan
mutu D berdasarkan standar yang berlaku.
Job mix diperhitungkan dalam satuan meter
kubik sehingga kebutuhan bahan setiap variasi 3.4 Kontribusi terhadap pengurangan
dapat dilihat dalam Tabel 2. Analisis berat bahan sampah plastik
yang diperlukan dapat dihitung setelah berat rata-
rata sampel diketahui untuk memproduksi 1 m 3 Sampah plastik sudah menjadi masalah
paving block. Contoh perhitungan pada job mix dunia. Bahkan akumulasi sampah plastik
dengan variasi 70% plastik:30% pasir adalah terkumpul telah membentuk pulau terapung yang
sebagai berikut: terus bergerak dan mempengaruhi habitat laut di
sekitarnya. Seperti habitat ikan besar yang
Berat rata-rata job mix untuk cetakan (5 x 5 x 5) terganggu karena secara tidak sengaja
cm dengan sampel paving block 142,20 gram mengonsumsi plastik dan dapat menyebabkan
adalah: kematian ikan tersebut. Demikian serius dampak
dari sampah plastik yang mencemari perairan
Volume untuk 1 cetakan sehingga dunia merasa perlu mencari solusi atau
= 0,05 m × 0,05 m × 0,05 m = 0,000125 m3 penanganan polusi yang disebabkan oleh sampah
plastik.
Berat sampah plastik Sampah juga menjadi masalah di Indonesia
= 142,20 g × 70% = 99,54 g = 0,09954 kg terutama di kota-kota besar yang penduduknya

174 Penanganan Sampah Plastik pada Produksi Paving Block (Zainuri)


banyak dan padat. Sampah yang menumpuk dan kembali (reuse) wadah yang terbuat dari plastik
terus bertambah menyebabkan sampah-sampah dapat mengurangi sampah plastik, namun tetap
tersebut menggunung dan pengelolaan sampah saja pada suatu saat produk tersebut menjadi
yang selama ini dijalankan belum efektif. sampah anorganik yang susah terurai di alam.
Pengurangan yang terjadi tidak mampu Penelitian ini mengupayakan agar limbah
mengimbangi pertambahan jumlah setiap hari. plastik yang telah terkumpul tersebut dapat
Berikut volume sampah yang dibuang ke TPA dimanfaatkan dalam pembuatan material
setiap hari di beberapa kota di Indonesia(1). bangunan salah satunya produk paving block,
dalam hal ini dilakukan tindakan daur ulang
Tabel 3. Volume sampah terangkut per hari (recycle) terhadap limbah plastik. Paving block
menurut jenis sampah dan kota biasanya digunakan untuk pekerjaan perkerasan
jalan, tempat parkir, pejalan kaki dan pedestrian
Sampah Anorganik (ton) taman kota. Tujuan dari pemakaian paving block
Kota ini adalah untuk menutupi permukaan tanah agar
2017 2018
Banda Aceh 83,60 85,20 terlihat lebih rata dan rapi, tidak mengalami
pengikisan oleh air di musim penghujan, serta
Medan 662,00 742,80
tidak terlalu berdebu pada musim kemarau.
Padang 0,11 118,27
Pemakaian paving block pada permukaan tanah
Pekanbaru 159,40 314,96 lebih baik bagi lingkungan bila dibandingkan
Bandar Lampung 340,00 360,00 dengan beton sebab masih memungkinkan
Pangkal Pinang 146,40 98,82 peresapan air melalui celah antar paving block
DKI Jakarta 3.139,96 3.139,96 sehingga dapat dikatakan produk paving block
Bandung 492,01 566,26 ramah lingkungan.
Surabaya 738,83 761,57 Sampel-sampel penelitian yang dibuat diuji
Banjarmasin 190,37 118,30
dengan pengujian standar sesuai yang
disyaratkan oleh SNI 03-0691-1996. Hasil
Tanjung Selor - 67,00
pengujian tersebut memperlihatkan bahwa job mix
Kendari 68,70 71,60 yang banyak menggunakan sampah plastik dari
Gorontalo 52,75 50,77 beberapa rancangan job mix yang dibuat adalah
Ambon 45,48 55,74 variasi 70% plastik:30% pasir. Apabila produk
Ternate 12,51 13,70 tersebut telah diproduksi dan dipasarkan maka
Jayapura 14,13 33,28 dapat diperhitungkan berapa besar pengurangan
Jumlah 6.146,25 6.598,23 sampah plastik yang dimanfaatkan untuk
kebutuhan produksi paving block tersebut.
Sampah anorganik yang dihasilkan oleh Perhitungan pengurangan sampah plastik
beberapa kota di Indonesia pada tahun 2018 karena dimanfaatkan untuk produksi paving block
adalah sebanyak 6.598,23 ton per hari(1). Jika adalah; diasumsikan produksi normal 5 m3 per
dibiarkan terus menumpuk maka sampah hari seperti informasi yang diberikan oleh salah
anorganik tersebut dapat menimbulkan masalah satu UMKM pembuat paving block di kota
bagi kota-kota yang ada di Indonesia. Beberapa Pekanbaru (1 m3 dapat menutupi luas permukaan
upaya telah dilakukan untuk mengurangi sampah tanah 12,667 m2 bila ketebalan paving block 6 cm)
anorganik terutama sampah plastik. Beberapa dengan waktu produksi selama 365 hari per tahun.
bank sampah dibuat untuk mengumpulkan Maka kebutuhan sampah plastik pada job mix
sampah-sampah plastik guna didaur ulang dengan variasi 70% plastik:30% pasir adalah:
(recycle) menjadi produk terpakai dan memiliki
Berat 1 m3 paving block
nilai ekonomis.
Upaya untuk mengurangi sampah sudah 1 m3 142,20 g⁄m3
=( )×( ) = 1.137,6 kg⁄m3
digaungkan sejak lama, namun belum terlihat 0,000125 m3 1.000 g⁄kg
adanya pengurangan volume sampah sebagai
dampak pertambahan penduduk yang terus Kebutuhan sampah plastik per hari adalah
terjadi. Upaya untuk mengurangi (reduce) sampah = 70% × 1.137,6 kg⁄m3 × 5 m3 = 3.981,6 kg = 3,9816 ton
plastik salah satunya mengganti kantong plastik
dengan kantong kertas atau menggalakkan Kebutuhan sampah plastik per tahun adalah
berbelanja membawa tas belanja. Meskipun hal
= 365 hari⁄tahun × 3,9816 ton = 1.453,284 ton
tersebut dilakukan, sampah plastik yang
dihasilkan tiap hari masih terus meningkat. Persentase pengurangan sampah plastik per m3
Tas belanja biasanya terbuat dari plastik paving block adalah
yang dapat digunakan berulang kali. Bila terkena
70% × 1.137,6 kg⁄m3
noda, tas belanja seperti itu dapat dibersihkan (
1000 kg⁄ton
)
kembali. Penggunaan berulang atau pemakaian = × 100% = 0,0121% / m3 ⁄hari
6.598,23 kg⁄ton

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 22, No. 2, Juli 2021, 170-177 175
Tabel 4. Pengurangan sampah plastik per 4. KESIMPULAN
hari di Indonesia
Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi
pengurangan sampah plastik terhadap lingkungan
Variasi Sampah Sampah sebesar 3,9816 ton/hari dengan variasi 70%
Sampel Plastik Plastik
plastik:30% pasir untuk setiap UMKM yang
Plastik:Pasir (ton/hari) (%/m3/hari)
memproduksi 5 m3/hari produk paving block
20%:80% 1,9680 0,006 plastik. Kontribusi UMKM yang memproduksi
30%:70% 2,6736 0,008 paving block plastik terhadap potensi
40%:60% 2,8032 0,008 pengurangan sampah plastik sangat signifikan
50%:50% 3,0040 0,009 mencapai 60% dari jumlah sampah yang
70%:30% 3,9816 0,012 diproduksi setiap hari di seluruh Indonesia.
80%:20% 3,9680 0,012
PERSANTUNAN
Dengan beroperasinya satu UMKM yang Penulis menyampaikan terima kasih kepada
memproduksi 5 m3/hari paving block LPPM Universitas Lancang Kuning atas dukungan
menggunakan job mix yang direkomendasikan pembiayaan penelitian ini. Ucapan terima kasih
pada penelitian ini maka potensinya dalam juga penulis sampaikan kepada Laboratorium
mengurangi sampah plastik sebesar 0,012% x 5 Program Studi Teknik Sipil Universitas Lancang
m3/hari = 0,06 % dari sampah anorganik harian Kuning yang telah menyediakan fasilitas
yang diproduksi penduduk kota-kota di penelitian ini.
Indonesia(1). Secara matematis, andil sebuah
UMKM yang memproduksi paving block plastik DAFTAR PUSTAKA
mungkin terlihat kecil sekali, namun dapat
dibayangkan bila banyak UMKM yang 1. Badan Pusat Statistik Indonesia. (2019).
memproduksi produk yang sama di seluruh Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2019
Indonesia yang jumlahnya ribuan UMKM sejenis. “Hutan dan Perubahan Iklim. Badan Pusat
Bila ada 1.000 UMKM di Indonesia yang Statistik. Jakarta.
memproduksi komoditi yang sama dengan jumlah 2. Surono, U.B., & Ismanto. (2016). Pengelolaan
produksi harian yang sama pula maka sampah Sampah Plastik Jenis PP, PET dan PE
plastik yang terserap dapat mencapai 0,06% x Menjadi Bahan Bakar Minyak dan
1.000 UMKM = 60%. UMKM yang memproduksi Karakteristiknya. Jurnal Mekanika dan Sistem
komoditi tersebut di seluruh Indonesia belum Termal (JMST), 1(1), 32-37.
terdata sehingga perhitungan hanya 3. Nursyamsi dan Theresa, V. (2017). Pengaruh
menggunakan asumsi logis saja. Penambahan Limbah Plastik HDPE Sebagai
Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan Substitusi Pasir Pada Campuran Batako.
pengganti semen pada pembuatan paving block Universitas Sumatera Utara. Medan.
hanya merupakan salah satu alternatif dalam
4. Putra, H.P., & Yuriandala, Y. (2010). Studi
penanganan sampah plastik. Potensi sampah
Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Produk
plastik lainnya masih banyak. Sudah ada yang
dan Jasa Kreatif. Jurnal Sains dan Teknologi
melakukan penelitian untuk memanfaatkan limbah
Lingkungan, 2(1), 21-31.
plastik seperti membuat kerajinan, dijadikan
bahan bakar, sebagai pengganti agregat pada 5. Purwaningrum, P. (2016). Upaya Mengurangi
beton, dan lain-lain. Setelah potensi sesuatu itu Timbunan Sampah di Lingkungan. Jurnal
ditemukan, tindak lanjut adalah memproduksi dan Teknik Lingkungan, 8(2), 141-147.
menawarkan produk. 6. Chaerul, M., Agustina, E., & Widyarsana,
Permasalahan yang dihadapi dalam I.M.W. (2020). Analisis Multikriteria dalam
memproduksi produk baru adalah Pemilihan Sistem Pemrosesan Sampah di
memperkenalkan produk pada konsumen. Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Jurnal
Perkenalan produk melalui promosi memerlukan Teknologi Lingkungan, 21(2), 131-137.
biaya tambahan dan keefektifannya juga belum 7. Nasution, R.S. (2015). Berbagai Cara
terukur. Kapasitas produksi tergantung dari Penanggulangan Limbah Plastik. Journal of
jumlah permintaan konsumen. Hasil penelitian ini Islamic Science and Technology, 1(1), 97-104.
dapat digunakan pada kegiatan pengabdian
8. Septiani, B.A., Arianie, D.M., Risman,
kepada masyarakat sehingga upaya tindak lanjut
V.F.A.A., Handayani, W., & Kawuryan, I.S.I.
agar hasil penelitian berdaya guna. Apabila
(2019). Pengelolaan Sampah Plastik di
dibarengi dengan promosi yang baik maka tujuan
Salatiga: Praktik dan Tantangan. Jurnal Ilmu
dari penelitian ini dalam pemanfaatan sampah
Lingkungan, 17(1), 90-99.
plastik akan tercapai dengan baik.
9. Sultan, M.A., Tata, A., & Wanda, A. (2020).
Penggunaan Limbah Plastik PP Sebagai

176 Penanganan Sampah Plastik pada Produksi Paving Block (Zainuri)


Bahan Pengikat pada Campuran Paving Limbah Abu Ketel Dan Limbah Botol Plastik.
block. Siklus: Jurnal Teknik Sipil, 6(2), 95-102. Ad-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan, 5(1), 01-
10. Dermawan, M.H. (2011). Model Kuat Tekan, 08.
Porositas Dan Ketahanan Aus Proporsi 15. Handayasari, I., & Artiani, G.P. (2019).
Limbah Peleburan Besi Dan Semen Untuk Perbandingan Kuat Tekan Paving block
Bahan Dasar Paving block. Jurnal Teknik Sipil Ramah Lingkungan Berbasis Limbah Botol
& Perencanaan, 1(3), 41-50. Plastik Kemasan Air Mineral Dengan Limbah
11. Indrawijaya, B., Wibisana, A., Setyowati, A.D., Cangkang Kerang Dan Limbah Botol Kaca
Iswandi, D., Naufal, D.P., & Pratiwi, D. (2019). Sebagai Bahan Substitusi Terhadap Semen.
Pemanfaatan Limbah Plastik LDPE Sebagai Construction and Material Journal, 1(1), 21-
Pengganti Agregat Untuk Pembuatan Paving 27.
block Beton. Jurnal Ilmiah Teknik Kimia 16. Amran, Y. (2015). Pemanfaatan Limbah
UNPAM, 3(1), 1-7. Plastik Untuk Bahan Tambahan Pembuatan
12. Enda, D., Sastra, M., Lizar, Zulkarnain, & Paving block Sebagai Alternatif Perkerasan
Rahman, B. (2019). Penggunaan Plastik Tipe Pada Lahan Parkir di Universitas
PET Sebagai Pengganti Semen Pada Muhammadiyah Metro. TAPAK, 4(2), 125-
Pembuatan Paving block. Jurnal Inovtek 129.
Polbeng, 9(2), 214-218. 17. SNI 03-1974-1990. (1990). Tata Cara
13. Sari, K.I., & Nusa, A.B. (2019). Pemanfaatan Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan
Limbah Plastik HDPE (High Density Standardisasi Nasional. Jakarta.
Polyethylene) Sebagai Bahan Pembuatan 18. SNI 03-6433-2000. (2000). Standar Nasional
Paving block. Buletin Utama Teknik, 15(1), 29- Indonesia Pengujian Absorpsi. Badan
33. Standardisasi Nasional (BSN). Jakarta.
14. Yusrianti, Noverma & Hapsari, O.E. (2019). 19. SNI 03-0691-1996. (1996). Persyaratan Mutu
Analisis Sifat Fisis Penyerapan Air Pada Bata Beton (Paving block). Badan
Paving block Dengan Campuran Variasi Standardisasi Nasional. Jakarta.

Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 22, No. 2, Juli 2021, 170-177 177

You might also like