Professional Documents
Culture Documents
Makalah Tutorial Kel2 Sken 1 B19
Makalah Tutorial Kel2 Sken 1 B19
TUTOR :
Riky Hamdani, S.K.M., M.Epid.
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Ariska 1811111120006
Maulida Arifa Yasmin 1811111120016
Lisa Shofa’ Nur Aini 1811111220006
Annisa Fitriyana 1811111120019
Annisa Noviany 1811111220010
Mirza Fitria Yusfarani 1811111220023
Farah Syifa 1811111220036
Raissa Nabilla Umary 1811111220045
Stella Lestari Ningtias 1811111320005
Tiara Intan Permata Sari 1811111320016
Siti Rohmah 1811111120005
Rizkia Putri Rahmayanti 1811111220018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
e. Apa yang mempengaruhi naik turunnya prevalensi?
Jawab: Yang mempengaruhi naik turunnya prevalensi ialah tingkat keparahan
suatu penyakit, durasi penyakit, bertambahnya jumlah kasus baru (insidensi),
meningkatnya fasilitas kesehatan diagnosis yang lebih canggih, dan angka fatalitas
penyakit.
f. Apa tujuan melakukan pengukuran frekuensi penyakit?
Jawab: Tujuan melakukan pengukuran frekuensi penyakit ialah untuk menyatakan
kasus yang bisa didiagnosis, sebagai data, sebagai bahan evaluasi, sebagai
perencanaan untuk program selanjutnya mengenai pemberantasan suatu wabah,
mengukur kejadian penyakit, menggambarkan tingkat keberhasilan program
pemberantasan penyakit, menerangkan perkembangan ilmiah suatu penyakit,
frekuensi, dan penyebaran, serta engobatan sedini mungkin
g. Apa saja jenis pengukuran frekuensi penyakit?
Jawab: Rate, rasio, proporosi, insidensi, attack rate, secondary attack rate, dan
prevalensi
h. Apa saja klasifikasi dari prevalensi?
Jawab: Klasifikasi dari prevalensi ialah point of prevalence dan periode of
prevalence
i. Apa saja komponen pengukuran yang dapat dilakukan berdasarkan data pada
skenario?
Jawab: Rate, rasio, proporosi, insidensi, attack rate, secondary attack rate, dan
prevalensi
j. Apa parameter dalam pengukuran prevalensi penyakit?
Jawab: Sasaran Belajar
k. Bagaimana cara pengukuran insidensi?
Jawab: Jumlah kejadian dalam waktu tertentu x konstanta
Jumlah population at risk waktu tertentu
l. Bagaimana cara pengukuran prevalensi?
Jawab: Sasaran Belajar
m. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam pengukuran prevalensi?
5
Jawab: Populasi yang diteliti, populasi terbuka, populasi tertutup, waktu dari awal
penyakit, dan pengetahuan terhadap suatu penyakit.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan atau penyakit yang terjadi pada manusia memiliki faktor penyebab dan
faktor pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui suatu pengamatan yang
sistematik yang berdasarkan pada 3 komponen epidemiologi yaitu 1) Frekuensi
masalah kesehatan, 2)Distribusi masalah kesehatan 3) Determinan masalah kesehatan
adalah faktor penting dalam mendefinisikan epidemiologi. Frekuensi adalah besarnya
masalah kesehatan yang ada pada sekelompok manusia. Penentuan besarnya masalah
dapat dilakukan dengan dua langkah. Pertama, menentukan masalah kesehatan yang
akan diamati dan telah dipastikan akan diteliti. Kedua, melakukan pengukuran atas
masalah yang ditemukan tersebut.
Nangi MG, Fitri V, Sari AL. Buku Dasar Epidemiologi. 2019. Yogyakarta: Dee
Publish.
7
Syalfina AD, Mail E, Anggreni D. BUKU AJAR KESEHATAN MASYARAKAT
UNTUK KEBIDANAN. Kekata. Surakarta 2017
a. Insidens Komulatif
• Probabilitas dari seseorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode
waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh penyebab lain.
• Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama
pada orang sehat tersebut
b. Insidens density
• Mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan
makna nya.
• Besarnya berkisar antara 0-tak terhingga
2. Prevalensi
Prevalensi adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada suatu saat
tertentu. Jumlah kasus yang ada (lama dan baru) dalam populasi, pada satu periode
waktu tertentu, berbentuk proporsi, tidak mempunyai satuan, serta besarnya antara 0
dan 1.
a. Point prevalence (prevalensi titik) = proporsi semua kasus pada suatu titik waktu
b. Period prevalence (prevalensi periode) = proporsi semua kasus selama satu
periode waktu
8
3. Mortalitas
Menggambarkan jumlah kematian suatu populasi, pengukurannya
menggunakan CFR (Case Fatality Rate) yaitu pengukuran untuk menyatakan proporsi
individu yang mati akibat terinfeksi penyakit.
2.5 Rasio
Rasio merupakan angka perbandingan atau dapat diterjemahkan sebagai
“dibanding dengan”. Jadi rasio adalah perbandingan suatu peristiwa (event) sebagai
numerator (x) dan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan sebagai denominator (y).
a. Tujuan Rasio
• Perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung
• Menyatakan besarnya kejadian
b. Manfaat Rasio
Manfaat rasio adalah menilai keadaan suatu penyakit pada suatu populasi
tertentu sehingga dapat menggambarkan potret masalah kesehatan atau gambaran
analisis situasi masalah kesehatan sehingga dapat memudahkan dalam intervensi
masalah kesehatan dan mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit dalam
pelayanan serta sebagai pengambil kebijakan berkaitan dengan perencanaan tenaga
dan fasilitas pelayanan.
c. Jenis Rasio
9
1. Risk Rasio Risk rasio disebut juga relative risk (RR) sebagai ukuran yang dapat
menunjukkan berapa kali risiko untuk mengalami penyakit pada populasi terpapar
dibandingkan dengan populasi yang tidak terpapar.
2. Odds Rasio Adalah perbandingan odds subjek sakit dengan odds subjek tidak
sakit. Odds rasio merupakan sebuah pendekatan risiko relatif yang digunakan
dalam penelitian kasus kontrol. Pada penelitian case control, laju insidensi hampir
tidak mungkin diketahui karena paparan tidak diamati dari awal penelitian.
3. Rasio Prevalensi Ukuran rasio prevalensi dapat menggunakan rumus odds rasio
maupun risk rasio akan tetapi daya yang digunakan adalah data prevalensi bukan
data kumulatif insidensi. Penghitungan rasio prevalensi dengan menggunakan
pendekatan risk rasio dan odds rasio. Angka kematian adalah suatu ukuran
frekuensi terjadinya kematian dalam suatu populasi tertentu selama suatu masa
jeda tertentu.
d. Rumus Rasio
Rasio = x . k
Dimana:
x = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu.
y = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu,
10
Ryadi, A.L. Slamet dan Wijayanti, T. 2014. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta:
Salemba Medika
Sari MHN, et al. 2021. Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Yayasan Kita menulis.
2.6 Proporsi
Proporsi adalah suatu bentuk presentase, sedangkan presentase merupakan
tipe khusus proporsi. Proporsi adalah hubungan diantara jumlah, angka, besar atau
tingkatan sesuatu dan jumlah, angka, ukuran atau tingkatansesuatu yang lain. Dalam
epidemiologi proporsi adalah rasio yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Suatu proporsi harus berada pada kisaran 0,0 sampai 1,0.
Proporsi = A
X+Y
Contoh: Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30
orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa proporsi penderita
laki-laki?
Jawab:
11
30 + 15
Nangi MG, Fitri V, Sari AL. Buku Dasar Epidemiologi. 2019. Yogyakarta: Dee
(Eliana dan Sumiati S. 2016. Kesehatan Masyarakat. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan Balai Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan)
2.7 Rate
Rate merupakan kemungkinan munculnya suatu kejadian tertentu pada
kelompok masyarakat, misalnya kasus atau kematian yang disebabkan oleh suatu
penyakit infeksi.
a. Jenis Rate
• Ukuran Morbiditas
a. Insidensi
Insidensi adalah jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada kelompok penduduk
tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu.
Pada penyakit menular tertentu dengan masa inkubasi yang pendek dapat dihitung
attack rate (angka serangan), misal pada wabah atau KLB yang biasanya berlangsung
12
Tujuan:
2 jenis prevalensi:
1. Point prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru) yang ada pada
suatu saat tertentu.
2. Periode prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru) yang ada
pada suatu periode tertentu.
Tujuan angka prevalensi:
• Ukuran Mortalitas
a. Crude Death Rate (CDR) CDR atau Angka kematian kasar adalah jumlah
kematian yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di pertengahan tahun
yang sama
b. Age spesific Death Rate (ASDR) : angka kematian umut tertentu
c. Cause Spesific Mortality Rate (CSMR) angka kematian karena sebab spesifik
d. Case Fatality Rate (CFR)
CFR atau angka kematian fatal adalah jumlah kematian fatal yang dicatat karena
selama satu tahun per 1000 penduduk di pertengahan tahun yang sama. CFR lebih
menunjukkan keganasan penyakit tersebut pada kondisi atau lingkungan tertentu
seperti kematian saat Kejadian Luar Biasa (KLB) atau karena penyakit tertentu
• Ukuran Fertilitas
13
a. Crude Birth Rate (CBR) : angka kelahiran kasar
b. Age Spesific Birth Rate (ASBR) : angka kelahiran pada usia tertentu
Nangi MG, Fitri V, Sari AL. Buku Dasar Epidemiologi. 2019. Yogyakarta: Dee
Publish.
2.8 Insidensi
Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok msyarakat. Angka insiden ini
hanya dapat di hitung pada suatu penelitian yang bersifat longitudinal karena untuk
menghitung angka insiden diperlukan dua angka yakni jumlah pendeeerita baru dan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut (population atrisk). Secara
umum angka insiden ini dapat dibedakan ats tiga macam, yakni incidence rate, attack
rate dan secondary attack rate.
• Angka serangan (attack rate): jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Attack rate digunakan untuk
mengamati kejadian penyakit dipopulasi pada waktu yang terbatas.
Rumus :
Attack Rate = jumlah kasus selama epidemi x K
Populasi yang mempunyai resiko-resiko
14
• Angka serangan kedua (secondary attack rate): jumlah penderita baru suatu
penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah
penduduk dikurangi jumlah penduduk yang telah pernah terkena serangan
pertama dalam persen.
Rumus:
Sekunder Attack Rate = Jumlah penderita baru pd serangan kedua x K
Jumlah pddk – Pddk yang terkena serangan pertama
2.9 Pravelensi
Prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam suatu populasi pada
suatu waktu, sebagai proporsi dari jumlah total orang dalam populasi itu. Dengan
demikian, ukuran ini dapat dianggap sebagai frekuensi penyakit dalam suatu populasi
pada suatu waktu tertentu dan itulah sebabnya kadang-kadang disebut sebagai titik
prevalensi (Point Prevalence). Prevalensi tidak berdimensi, namun periode waktu
harus selalu ditentukan. Istilah tingkat prevalensi (Prevalence Rate) sering digunakan
sebagai pengganti prevalensi. Hal ini tidak benar karena prevalensi menurut definisi
adalah suatu proporsi, bukan suatu rata-rata. Proporsi prevalensi biasanya
digambarkan sebagai nilai 0 sampai 1 (seringnya persentase). Prevalens period adalah
variasi yang mewakili jumlah orang yang menjadi kasus pada periode waktu yang
ditentukan dibagi dengan jumlah total orang dalam populasi itu.
Prevalensi = Jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu
15
Jumlah orang dalam populasi yang ditentukan pada titik waktu
yang sama
1. Point Prevaleni : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk saat itu. Menurut Timreck (2004) point prevalens
menggambarkan proporsi kasus dibandingkan dengan populasi beresiko pada
suatu saat tertentu.
2. Periode Prevalens : Proporsi penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu. Meliputi point prevalens dan
insidens.
1. Tingkat keparahan suatu penyakit, jika tingkat keparahan tinggi maka akan
menurunkan prevalensi
2. Durasi penyakit, penyakit dengan masa paparan pendek (contoh: diare, disentri,
kolera) maka penderita akan segera melakukan pengobatan dan sembuh dari
penyakitnya sehingga akan mengurangi jumlah prevalensi=prevalensi turun. Jika
durasi penyakit panjang (jantung, diabetes dan stroke)= prevalensi naik
3. Bertambahnya jumlah kasus baru (insidensi), jika insidensi naik=prevalensi naik
4. Migrasi orang sehat, jika sejumlah org sehat berpindah ke suatu daerha maka akan
mengurangi populasi yg beresiko. Sehingga jumlah prevalensi meningkat
5. Masuknya orang orang yang terkena penyakit, masuknya orang sakit dari daerah
lain maka menyebabkan meningkatnya angka kesakitan sehingga prevalensi
meningkat
16
6. Meningkatnya fasilitas kesehatan diagnosis yang lebih canggih, semakin fasilitas
meningkat akan meningkatkan penjaringan orang yang sakit sehingga manajemen
kesehatan semakin baik dan pelaporan kesehatan pun membaik
7. Tingginya angka fatalitas penyakit, tingginya fatalitas = angka kesakitan
menurun. Yang berdampak menurunkan prevalensi suatu penyakit selama periode
tertentu.
• Kegunaan prevalens:
1. Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada suatu waktu tertentu.
2. Dibidang kesehatan ukurang prevalens member informasi tentang pengobatan,
jumlah tempat tidur dan peralatan rumah sakit yang dibutuhkan, sehingga berguna
dalam perencanaan fasilitas kesehatan dan ketenagaan.
Point prevalen didapatkan bila dilakukan sensus terhadap penduduk atau dengan
melakukan survei. Jadi point prevalen adalah suatu ukuran frekuensi dari penyakit
pada saat tertentu dan menyatakan proporsi dari penduduk yang sakit pada saat
17
tertentu. Insidensi rate biasanya didapat dari suatu penelitian dalam mana kita
dapat menghitung frekuensi dari kasus baru. Bila insidensi rate hendak dihitung
pada suatu daerah, maka sebagai penyebutnya adalah jumlah penduduk pada
pertengahan periode yang bersangkutan. Hubungan antara poin prevalen dengan
insidensi dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Hubungan Antara Poin Prevalen dengan Insidensi Hubungan antara
rate insidensi dengan rate prevalensi serta lamanya
Masa sakit juga ditentukan oleh penyakit itu sendiri. Artinya pada
penyakit yang waktu penyembuhannya lebih lama (penyakit menahun) akan
memberikan angka prevalensi yang lebih besar walaupun insidensinya lebih
rendah atau sama dengan penyakit lainnya dengan masa sakit yang lebih pendek.
Sedangkan masa sakit sangat erat hubungannya dengan pengobatan, perawatan,
tingkat fasilitas penyakit dan lain sebagainya. Dengan demikian, prevalensi dapat
berubah dengan adanya proses penyembuhan yang lebih cepat (umpamanya
pengobatan baru) atau karena fasilitas penyakit lebih cepat prosesnya
(umpamanya tetanus neonatorum, rabies dan lainnya). Insidensi dan Prevalensi
dapat meningkat walaupun insidensi tetap/menurun umpamanya bila masa sakit
bertambah panjang. Nilai prevalensi merupakan nilai yang menyatakan keadaan
penyakit dalam masyarakat pada waktu itu, dan sangat berguna untuk : 1. Menilai
keadaan penyakit pada masyarakat tertentu bila dibandingkan dengan populasi
lain atau pada waktu yang berbeda 2. Menjadi dasar dalam perencanaan kesehatan
3. Membantu menyusun fasilitas dana, material maupun tenaga
18
Insidens Prevalens
Vaughan J.P. and Morrow R.H., eds. Manual of Epidemiology for District Health
Management, 198 pp. Geneva: World Health Organization. 1989.
19
Hennekens CH & Buring JE. Epidemiology in Medicine, Chapter 4. Little, Brown
and Company, 1987.
Budiarto, Eko, dan Dewi Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC.
20