You are on page 1of 20

MAKALAH

TUTORIAL SKENARIO 1 BLOK 19

TUTOR :
Riky Hamdani, S.K.M., M.Epid.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2

Ariska 1811111120006
Maulida Arifa Yasmin 1811111120016
Lisa Shofa’ Nur Aini 1811111220006
Annisa Fitriyana 1811111120019
Annisa Noviany 1811111220010
Mirza Fitria Yusfarani 1811111220023
Farah Syifa 1811111220036
Raissa Nabilla Umary 1811111220045
Stella Lestari Ningtias 1811111320005
Tiara Intan Permata Sari 1811111320016
Siti Rohmah 1811111120005
Rizkia Putri Rahmayanti 1811111220018

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil‘alamin, puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa,


karena atas limpahan rahmat-Nyalah kami selaku kelompok 2 dapat menyelesaikan
makalah yang merupakan hasil sintesis belajar dari tutorial pertama dan kedua di
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat tahun ajaran 2022. Kami
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat untuk pembelajaran selanjutnya.
Kami selaku kelompok 2 juga mengucapkan terima kasih terutama kepada
Riky Hamdani, S.K.M., M.Epid. selaku pembimbing tutorial. Kami sangat menyadari
bahwa masih ada kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, dengan terbuka kami
memohon maaf atas segala kekurangan pada makalah ini dan kami bersedia
menerima saran serta masukkan dari pembaca.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Banjarmasin, Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................... ii


Daftar Isi ........................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Identifikasi dan Analisis Masalah ............................................................... 1
1.3 Topic Tree ................................................................................................... 3
1.4 Sasaran Belajar ............................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN .............................................................................................. 4
2.1 Definisi Ukuran Frekuensi penyakit ........................................................... 4
2.2 Tujuan Ukuran Frekuensi Penyakit ............................................................. 4
2.3 Manfaat Ukuran Frekuensi Penyakit ........................................................... 4
2.4 Jenis Ukuran Frekuensi Penyakit ................................................................ 5
2.5 Rasio............................................................................................................ 6
2.6 Proporsi ....................................................................................................... 8
2.7 Rate ............................................................................................................. 9
2.8 Insidensi .................................................................................................... 11
2.9 Prevalensi .................................................................................................. 12
2.10 Prevalensi dan Insidensi ...........................................................................15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN……….……………………….….. ............. 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... .. 16
3.2 Saran.......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang dokter gigi, ingin mempelajari kasus Covid-19 didaerahnya, kemudian
dia mengambil data sekunder dari satgas covid-19 di daerahnya. Setelah itu dia
menganalisa secara epidemiologis, untuk mengetahui secara spesifik kasus covid-19
di daerahnya dia menggunakan ukuran frekuensi penyakit dalam menganalisa
gambaran kasus covid 19 didaerahnya.

1.2 Identifikasi dan Analisis Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan data sekunder?
Jawab: Data sekunder adalah data yang sudah diolah terlebih dahulu, sumbernya
dapat berasal dari peneliti sebelumnya, jurnal, buku, ataupun publikasi pemerintah.
b. Apa jenis data yang digunakan?
Jawab: Jenis data yang digunakan dapat berupa data sekunder yang dilakukan
pengukuran untuk melihat rate, rasio, proporsi, insidensi, dan prevalensi.
c. Apa perbedaan jenis data prevalensi dan insidensi?
Jawab: Prevalensi merupakan suatu pengukuran frekuensi kejadian aktif (baru dan
lama) dari suatu penyakit dalam suatu populasi tertentu selama periode waktu
tertentu. Sedangkan insidensi adalah jumlah kejadian atau penyakit (kasus baru)
pada kelompok penduduk tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu
d. Apa manfaat perhitungan prevalensi dan insidensi?
Jawab: Manfaat perhitungan prevalensi dan insidensi adalah dapat
menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit,
penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan, misalnya obat, tenaga, dan
ruangan, menyatakan banyaknya kasus yang di diagnosis, mengetahui gambaran
masalah penyakit tertentu, mengetahui risiko untuk terkena masalah kesehatan
yang dihadapi, serta memprediksi kecenderungan suatu penyakit sehingga dapat
menjadi dasar upaya untuk tindakan preventif

4
e. Apa yang mempengaruhi naik turunnya prevalensi?
Jawab: Yang mempengaruhi naik turunnya prevalensi ialah tingkat keparahan
suatu penyakit, durasi penyakit, bertambahnya jumlah kasus baru (insidensi),
meningkatnya fasilitas kesehatan diagnosis yang lebih canggih, dan angka fatalitas
penyakit.
f. Apa tujuan melakukan pengukuran frekuensi penyakit?
Jawab: Tujuan melakukan pengukuran frekuensi penyakit ialah untuk menyatakan
kasus yang bisa didiagnosis, sebagai data, sebagai bahan evaluasi, sebagai
perencanaan untuk program selanjutnya mengenai pemberantasan suatu wabah,
mengukur kejadian penyakit, menggambarkan tingkat keberhasilan program
pemberantasan penyakit, menerangkan perkembangan ilmiah suatu penyakit,
frekuensi, dan penyebaran, serta engobatan sedini mungkin
g. Apa saja jenis pengukuran frekuensi penyakit?
Jawab: Rate, rasio, proporosi, insidensi, attack rate, secondary attack rate, dan
prevalensi
h. Apa saja klasifikasi dari prevalensi?
Jawab: Klasifikasi dari prevalensi ialah point of prevalence dan periode of
prevalence
i. Apa saja komponen pengukuran yang dapat dilakukan berdasarkan data pada
skenario?
Jawab: Rate, rasio, proporosi, insidensi, attack rate, secondary attack rate, dan
prevalensi
j. Apa parameter dalam pengukuran prevalensi penyakit?
Jawab: Sasaran Belajar
k. Bagaimana cara pengukuran insidensi?
Jawab: Jumlah kejadian dalam waktu tertentu x konstanta
Jumlah population at risk waktu tertentu
l. Bagaimana cara pengukuran prevalensi?
Jawab: Sasaran Belajar
m. Apa saja pertimbangan yang dilakukan dalam pengukuran prevalensi?

5
Jawab: Populasi yang diteliti, populasi terbuka, populasi tertutup, waktu dari awal
penyakit, dan pengetahuan terhadap suatu penyakit.

1.3 Topic Tree

1.4 Sasaran Belajar


a. Menjelaskan definisi ukuran frekuensi penyakit
b. Menjelaskan tujuan ukuran frekuensi penyakit
c. Menjelaskan manfaat ukuran frekuensi penyakit
d. Menjelaskan jenis ukuran frekuensi penyakit
e. Menjelaskan definisi, jenis, rumus rasio
f. Menjelaskan definisi, jenis, rumus proporsi
g. Menjelaskan definisi, jenis, rumus rate
- Insidensi : definisi jenis rumus
- Prevalensi : definisi jenis rumus

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ukuran Frekuensi Penyakit

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan


penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok manusia, serta mempelajari
bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti upupaya preventif maupun upaya
mengatasi masalah tersebut.

Kesehatan atau penyakit yang terjadi pada manusia memiliki faktor penyebab dan
faktor pencegahan yang dapat diidentifikasi melalui suatu pengamatan yang
sistematik yang berdasarkan pada 3 komponen epidemiologi yaitu 1) Frekuensi
masalah kesehatan, 2)Distribusi masalah kesehatan 3) Determinan masalah kesehatan
adalah faktor penting dalam mendefinisikan epidemiologi. Frekuensi adalah besarnya
masalah kesehatan yang ada pada sekelompok manusia. Penentuan besarnya masalah
dapat dilakukan dengan dua langkah. Pertama, menentukan masalah kesehatan yang
akan diamati dan telah dipastikan akan diteliti. Kedua, melakukan pengukuran atas
masalah yang ditemukan tersebut.

Nangi MG, Fitri V, Sari AL. Buku Dasar Epidemiologi. 2019. Yogyakarta: Dee
Publish.

2.2 Tujuan Ukuran Frekuensi Penyakit

a. Mengukur angka kejadian penyakit


b. Digunakan untuk membantu menyelidiki sebab akibat dalam penelitian
epidemiologi
c. Sebagai perbandingan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda
d. Untuk mengukur besarnya risiko determinan tertentu
e. Menggambarkan tingkat keberhsilan program pemberantasan penyakit
f. Untuk menyatakan banyaknya kasus yang dapat didiagnosis
Guntur M, Yanti F, Lestari SA. 2019. Dasar Epidemiologi. Yogyakarta: Deepublish
Publisher.

2. 3 Manfaat Ukuran Frekuensi Penyakit

a. Mengetahui keadaan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat yang mana


bermanfaat bagi perencana dan pelaksana program kesehatan masyarakat dalam
mengalokasikan sumber daya yang ada dengan tepat pada populasi tertentu, dan
diperlukan petugas kesehatan untuk menangani masalah kesehatan.

7
Syalfina AD, Mail E, Anggreni D. BUKU AJAR KESEHATAN MASYARAKAT
UNTUK KEBIDANAN. Kekata. Surakarta 2017

b. Menilai keadaan suatu penyakit di populasi tertentu sehingga akan dapat


pengetahuan yang bisa memberikan solusi baik untuk pencegahan dan
penanggulangannya.
Rokhmayanti, dkk. Surveilians kesehatan masyarakat.2019:UAD: 33

2.4 Jenis Ukuran Frekuensi Penyakit


1. Insidens
Insidens diukur dengan mengidentifikasi suspectible atau orang yang masih
bebas dari penyakit dan mengamati secara periodis dalam interval waktu tertentu
sehingga bisa mendapatkan dan menghitung kasus baru yang terjadi selama interval
waktu tersebut. Biasanya digunakan untuk jawaban pertanyaan : “berapa besarnya
rate kasus baru muncul dalam kelompok orang tersebut dalam satuan waktu yang
berlalu ?”

insidens terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Insidens Komulatif
• Probabilitas dari seseorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode
waktu tertentu, dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh penyebab lain.
• Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama
pada orang sehat tersebut
b. Insidens density
• Mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan
makna nya.
• Besarnya berkisar antara 0-tak terhingga

2. Prevalensi
Prevalensi adalah proporsi populasi yang sedang menderita sakit pada suatu saat
tertentu. Jumlah kasus yang ada (lama dan baru) dalam populasi, pada satu periode
waktu tertentu, berbentuk proporsi, tidak mempunyai satuan, serta besarnya antara 0
dan 1.

Prevalensi terbagi menjadi 2 yaitu :

a. Point prevalence (prevalensi titik) = proporsi semua kasus pada suatu titik waktu
b. Period prevalence (prevalensi periode) = proporsi semua kasus selama satu
periode waktu

8
3. Mortalitas
Menggambarkan jumlah kematian suatu populasi, pengukurannya
menggunakan CFR (Case Fatality Rate) yaitu pengukuran untuk menyatakan proporsi
individu yang mati akibat terinfeksi penyakit.

Bustan, M.N. 2012. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.

2.5 Rasio
Rasio merupakan angka perbandingan atau dapat diterjemahkan sebagai
“dibanding dengan”. Jadi rasio adalah perbandingan suatu peristiwa (event) sebagai
numerator (x) dan peristiwa lainnya yang tidak berhubungan sebagai denominator (y).

a. Tujuan Rasio
• Perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergantung
• Menyatakan besarnya kejadian
b. Manfaat Rasio
Manfaat rasio adalah menilai keadaan suatu penyakit pada suatu populasi
tertentu sehingga dapat menggambarkan potret masalah kesehatan atau gambaran
analisis situasi masalah kesehatan sehingga dapat memudahkan dalam intervensi
masalah kesehatan dan mengidentifikasi penyebab terjadinya penyakit dalam
pelayanan serta sebagai pengambil kebijakan berkaitan dengan perencanaan tenaga
dan fasilitas pelayanan.

Dalam ukuran deskriptif


• Rasio /perbandingan responden lelaki dibanding dengan perempuan
• Rasio/ perbandingan jumlah kasus dibanding kontrol (pada desain studi kasus
kontrol)

Dalam ukuran analitik

• Rasio kematian campak anak-anak dibanding dengan dewasa


• Rasio jumlah kasus dbd anak-anak dibanding dengan dewasa
• Death to case ratio

c. Jenis Rasio

9
1. Risk Rasio Risk rasio disebut juga relative risk (RR) sebagai ukuran yang dapat
menunjukkan berapa kali risiko untuk mengalami penyakit pada populasi terpapar
dibandingkan dengan populasi yang tidak terpapar.
2. Odds Rasio Adalah perbandingan odds subjek sakit dengan odds subjek tidak
sakit. Odds rasio merupakan sebuah pendekatan risiko relatif yang digunakan
dalam penelitian kasus kontrol. Pada penelitian case control, laju insidensi hampir
tidak mungkin diketahui karena paparan tidak diamati dari awal penelitian.
3. Rasio Prevalensi Ukuran rasio prevalensi dapat menggunakan rumus odds rasio
maupun risk rasio akan tetapi daya yang digunakan adalah data prevalensi bukan
data kumulatif insidensi. Penghitungan rasio prevalensi dengan menggunakan
pendekatan risk rasio dan odds rasio. Angka kematian adalah suatu ukuran
frekuensi terjadinya kematian dalam suatu populasi tertentu selama suatu masa
jeda tertentu.

d. Rumus Rasio

Rumus rasio sebagai berikut:

Rasio = x . k

Dimana:

x = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu.

y = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau lebih atribut tertentu,

tetapi dalam hal ini berbeda atributnya dengan anggota x.

k = konstanta (1) karena k = 1, maka rumus rasio dapat disederhanakan menjadi


Rasio = x/y

Rokhmayanti, Sofiana L, Nuraisyah F, Nurfita D, Asidik AH. Surveilans Kesehatan


Masyarakat. 2020. Yogyakarta.

Bustan, N. 2012. Pengantar Epidemiologi, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

10
Ryadi, A.L. Slamet dan Wijayanti, T. 2014. Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta:
Salemba Medika

Hidayani WR. 2020. Epidemiologi. Yogyakarta: Deepublish.

Sari MHN, et al. 2021. Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Yayasan Kita menulis.

2.6 Proporsi
Proporsi adalah suatu bentuk presentase, sedangkan presentase merupakan
tipe khusus proporsi. Proporsi adalah hubungan diantara jumlah, angka, besar atau
tingkatan sesuatu dan jumlah, angka, ukuran atau tingkatansesuatu yang lain. Dalam
epidemiologi proporsi adalah rasio yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut. Suatu proporsi harus berada pada kisaran 0,0 sampai 1,0.

Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan dimana tidak mungkin menghitung


angka insidensi; karena itu ia tidak dapat menunjukkan peluang keterpaparan atau
infeksi, kecuali jika banyaknya peristiwa, orang, dll, terhadap mana peristiwa dapat
terjadi adalah sama pada setiap sub kelompok. Akan tetapi hal ini biasanya sangat
jarang terjadi. Karena x dan y berada pada tempat yang sama, berbagai persen dalam
kelompok data yang asda dan seharusnya dapat saling ditambahkan dari semua
kategori data, dan jumlahnya harus menjadi 100 %. Sedangkan angka rate tidaklah
demikian. Interpretasi proporsi adalah dari jumlah frekwensi dimana suatu jenis
peristiwa tertentu terjadi, kejadiannya dinyatakan dalam persen dari berbagai sub
kelompok utama.

Rumusan dari proporsi yaitu:

Proporsi = A

X+Y

Contoh: Dalam suatu KLB penyakit types, jumlah penderita laki-laki sebanyak 30
orang dan jumlah penderita perempuan adalah 15 orang. Berapa proporsi penderita
laki-laki?

Jawab:

Proporsi = 30 x 100% = 66,67%

11
30 + 15

Nangi MG, Fitri V, Sari AL. Buku Dasar Epidemiologi. 2019. Yogyakarta: Dee

(Eliana dan Sumiati S. 2016. Kesehatan Masyarakat. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan Balai Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan)

2.7 Rate
Rate merupakan kemungkinan munculnya suatu kejadian tertentu pada
kelompok masyarakat, misalnya kasus atau kematian yang disebabkan oleh suatu
penyakit infeksi.

a. Jenis Rate

• Ukuran Morbiditas
a. Insidensi
Insidensi adalah jumlah kejadian/penyakit (kasus baru) pada kelompok penduduk
tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu.

Pada penyakit menular tertentu dengan masa inkubasi yang pendek dapat dihitung
attack rate (angka serangan), misal pada wabah atau KLB yang biasanya berlangsung

tidak terlalu lama (beberapa hari atau minggu saja).

12
Tujuan:

1. mengukur angka kejadian penyakit


2. menyelidiki sebab akibat dalam penelitian epidemiologi
3. Perbandingan antara berbagai populasi dengan pemaparan yan berbeda
4. Untuk mengukur besarnya risiko determinan tertentu
5. Prevalensi
Angka prevalensi juga merupakan angka kejadian penyakit pada suatu populasi
tertentu dalam jangka waktu tertentu seperti halnya insidensi. Namun perbedaannya
terletak pada kasusnya, jika insidensi hanya mencakup kasus baru, maka prevalensi
selain mencakup kasus baru juga mencakup kasus lama pada jangka waktu tertentu.

2 jenis prevalensi:

1. Point prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru) yang ada pada
suatu saat tertentu.
2. Periode prevalence, yaitu jumlah seluruh penderita (lama+baru) yang ada
pada suatu periode tertentu.
Tujuan angka prevalensi:

1. Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit


2. Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan, misal obat, tenaga, ruangan
3. Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosis

• Ukuran Mortalitas
a. Crude Death Rate (CDR) CDR atau Angka kematian kasar adalah jumlah
kematian yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk di pertengahan tahun
yang sama
b. Age spesific Death Rate (ASDR) : angka kematian umut tertentu
c. Cause Spesific Mortality Rate (CSMR) angka kematian karena sebab spesifik
d. Case Fatality Rate (CFR)
CFR atau angka kematian fatal adalah jumlah kematian fatal yang dicatat karena
selama satu tahun per 1000 penduduk di pertengahan tahun yang sama. CFR lebih
menunjukkan keganasan penyakit tersebut pada kondisi atau lingkungan tertentu
seperti kematian saat Kejadian Luar Biasa (KLB) atau karena penyakit tertentu

• Ukuran Fertilitas

13
a. Crude Birth Rate (CBR) : angka kelahiran kasar
b. Age Spesific Birth Rate (ASBR) : angka kelahiran pada usia tertentu

Haidah N, Marlik. Survailans Epidemiologi. Hakli Provinsi Jawa Timur: Surabaya;


2019. p. 1-7.

Nangi MG, Fitri V, Sari AL. Buku Dasar Epidemiologi. 2019. Yogyakarta: Dee
Publish.

2.8 Insidensi
Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok msyarakat. Angka insiden ini
hanya dapat di hitung pada suatu penelitian yang bersifat longitudinal karena untuk
menghitung angka insiden diperlukan dua angka yakni jumlah pendeeerita baru dan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit tersebut (population atrisk). Secara
umum angka insiden ini dapat dibedakan ats tiga macam, yakni incidence rate, attack
rate dan secondary attack rate.

• Angka insidensi (incidence rate): angka insidensi berguna untuk mengetahui


masalah kesehatan yang dihadapi disuatu masyarakat. Mengetahui beberapa
besarnya resiko terjadi masalah kesehatan.
Rumus:
Insidence rate = jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu x k
Populasi yang mempunyai resiko

• Angka serangan (attack rate): jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada saat yang sama. Attack rate digunakan untuk
mengamati kejadian penyakit dipopulasi pada waktu yang terbatas.
Rumus :
Attack Rate = jumlah kasus selama epidemi x K
Populasi yang mempunyai resiko-resiko

14
• Angka serangan kedua (secondary attack rate): jumlah penderita baru suatu
penyakit yang terjangkit pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah
penduduk dikurangi jumlah penduduk yang telah pernah terkena serangan
pertama dalam persen.
Rumus:
Sekunder Attack Rate = Jumlah penderita baru pd serangan kedua x K
Jumlah pddk – Pddk yang terkena serangan pertama

Najmah. 2015. Epidemiologi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jakarta:Raja


Grafindo Persada.

(Nugrahaeni DK. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakrata: Penerbit Buku Kedokteran


EGC; 2019. p. 52-59. Dan Putra RT, Sukatik, Nita S. Kestabilan Model Epidemi
SEIR dengan Laju Insidensi. Poli Rekayasa . 2015. 10(2).)

Rokhmayanti, Sofiana L, Nuraisyah F, Nurfita D, Asidik AH. Surveilans Kesehatan


Masyarakat. 2020. Yogyakarta.

2.9 Pravelensi

Prevalensi adalah jumlah kasus suatu penyakit dalam suatu populasi pada
suatu waktu, sebagai proporsi dari jumlah total orang dalam populasi itu. Dengan
demikian, ukuran ini dapat dianggap sebagai frekuensi penyakit dalam suatu populasi
pada suatu waktu tertentu dan itulah sebabnya kadang-kadang disebut sebagai titik
prevalensi (Point Prevalence). Prevalensi tidak berdimensi, namun periode waktu
harus selalu ditentukan. Istilah tingkat prevalensi (Prevalence Rate) sering digunakan
sebagai pengganti prevalensi. Hal ini tidak benar karena prevalensi menurut definisi
adalah suatu proporsi, bukan suatu rata-rata. Proporsi prevalensi biasanya
digambarkan sebagai nilai 0 sampai 1 (seringnya persentase). Prevalens period adalah
variasi yang mewakili jumlah orang yang menjadi kasus pada periode waktu yang
ditentukan dibagi dengan jumlah total orang dalam populasi itu.

Prevalensi = Jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu

15
Jumlah orang dalam populasi yang ditentukan pada titik waktu
yang sama

Pravelensi merupakan suatu pengukuran frekuensi kejadian aktif (baru dan


lama) dari suatu penyakit dalam suatu populasi tertentu selama periode waktu
tertentu.

1. Point Prevaleni : Jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit pada suatu saat
dibagi dengan jumlah penduduk saat itu. Menurut Timreck (2004) point prevalens
menggambarkan proporsi kasus dibandingkan dengan populasi beresiko pada
suatu saat tertentu.
2. Periode Prevalens : Proporsi penderita lama dan baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu jangka waktu tertentu. Meliputi point prevalens dan
insidens.

Yang memengaruhi naik turun prevalensi yaitu :

1. Tingkat keparahan suatu penyakit, jika tingkat keparahan tinggi maka akan
menurunkan prevalensi
2. Durasi penyakit, penyakit dengan masa paparan pendek (contoh: diare, disentri,
kolera) maka penderita akan segera melakukan pengobatan dan sembuh dari
penyakitnya sehingga akan mengurangi jumlah prevalensi=prevalensi turun. Jika
durasi penyakit panjang (jantung, diabetes dan stroke)= prevalensi naik
3. Bertambahnya jumlah kasus baru (insidensi), jika insidensi naik=prevalensi naik
4. Migrasi orang sehat, jika sejumlah org sehat berpindah ke suatu daerha maka akan
mengurangi populasi yg beresiko. Sehingga jumlah prevalensi meningkat
5. Masuknya orang orang yang terkena penyakit, masuknya orang sakit dari daerah
lain maka menyebabkan meningkatnya angka kesakitan sehingga prevalensi
meningkat

16
6. Meningkatnya fasilitas kesehatan diagnosis yang lebih canggih, semakin fasilitas
meningkat akan meningkatkan penjaringan orang yang sakit sehingga manajemen
kesehatan semakin baik dan pelaporan kesehatan pun membaik
7. Tingginya angka fatalitas penyakit, tingginya fatalitas = angka kesakitan
menurun. Yang berdampak menurunkan prevalensi suatu penyakit selama periode
tertentu.

• Tujuan Angka Prevalensi

1. Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit


2. Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan, missal: obat, tenaga, ruangan
3. Menyatakan banyaknya kasus yang di diagnosis

• Kegunaan prevalens:

1. Untuk menentukan situasi penyakit yang ada pada suatu waktu tertentu.
2. Dibidang kesehatan ukurang prevalens member informasi tentang pengobatan,
jumlah tempat tidur dan peralatan rumah sakit yang dibutuhkan, sehingga berguna
dalam perencanaan fasilitas kesehatan dan ketenagaan.

Najmah. 2015. Epidemiologi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


Raja Grafindo Persada.

Swarjana IS. 2016. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi Offset

Nugrahaeni, D.K. 2014. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC:

2.10 Pravelensi dan Insidensi


• Hubungan dan Kegunaan dari prevalen rate dan Insidensi Rate

Point prevalen didapatkan bila dilakukan sensus terhadap penduduk atau dengan
melakukan survei. Jadi point prevalen adalah suatu ukuran frekuensi dari penyakit
pada saat tertentu dan menyatakan proporsi dari penduduk yang sakit pada saat

17
tertentu. Insidensi rate biasanya didapat dari suatu penelitian dalam mana kita
dapat menghitung frekuensi dari kasus baru. Bila insidensi rate hendak dihitung
pada suatu daerah, maka sebagai penyebutnya adalah jumlah penduduk pada
pertengahan periode yang bersangkutan. Hubungan antara poin prevalen dengan
insidensi dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Hubungan Antara Poin Prevalen dengan Insidensi Hubungan antara
rate insidensi dengan rate prevalensi serta lamanya

Masa sakit juga ditentukan oleh penyakit itu sendiri. Artinya pada
penyakit yang waktu penyembuhannya lebih lama (penyakit menahun) akan
memberikan angka prevalensi yang lebih besar walaupun insidensinya lebih
rendah atau sama dengan penyakit lainnya dengan masa sakit yang lebih pendek.
Sedangkan masa sakit sangat erat hubungannya dengan pengobatan, perawatan,
tingkat fasilitas penyakit dan lain sebagainya. Dengan demikian, prevalensi dapat
berubah dengan adanya proses penyembuhan yang lebih cepat (umpamanya
pengobatan baru) atau karena fasilitas penyakit lebih cepat prosesnya
(umpamanya tetanus neonatorum, rabies dan lainnya). Insidensi dan Prevalensi
dapat meningkat walaupun insidensi tetap/menurun umpamanya bila masa sakit
bertambah panjang. Nilai prevalensi merupakan nilai yang menyatakan keadaan
penyakit dalam masyarakat pada waktu itu, dan sangat berguna untuk : 1. Menilai
keadaan penyakit pada masyarakat tertentu bila dibandingkan dengan populasi
lain atau pada waktu yang berbeda 2. Menjadi dasar dalam perencanaan kesehatan
3. Membantu menyusun fasilitas dana, material maupun tenaga

• Perbedaan Pravelensi dan Insidensi

18
Insidens Prevalens

Hanya menghitung kasus baru Menghitung kasus yang ada (baru


dan lama)

Tingkat tidak tergantung durasi Tergantung pada rata-rata lama


rata-rata penyakit (durasi) sakit

Dapat diukur sebagai rate atau Selalu diukur sebagai proporsi


proporsi

Merefleksikan kemungkinan Merefleksikan kemungkinan terjadi


menjadi penyakit sepanjang waktu penyakit pada satu waktu tertentu

Sering digunakan bila melakukan Sering digunakan bila melakukan


studi etiologi penyakit studi utilisasi pelayanan kesehatan

Bustan, N. 2012. Pengantar Epidemiologi, Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Webb P and Bain C. Essential Epidemiology: An introduction for Students and


Health Professionals. Chapter 2 and 5. Second Edition. Cambridge University Press.
2011.

Vaughan J.P. and Morrow R.H., eds. Manual of Epidemiology for District Health
Management, 198 pp. Geneva: World Health Organization. 1989.

Bailey L, Vardulaki K, Langham J and Chandramohan D. Introduction to


Epidemiology. Chapter 2 and 3. Open University Press, 2005.

19
Hennekens CH & Buring JE. Epidemiology in Medicine, Chapter 4. Little, Brown
and Company, 1987.

Budiarto, Eko, dan Dewi Anggraeni. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC.

Djaja, Sarimawar. 2012.”Transisi Epidemiologi di Indonesia dalam Dua Dekade Terakhir


dan Implikasi Pemeliharaan Kesehatan menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga,
Suskernas, Riskesdas (1986-2007)”.Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan
Masyarakat. Nomor 142.

20

You might also like