You are on page 1of 7
n 2 PROSES PERENCANAAN JEMBATAN Oo 21 Pendahuluan Sering kali ahli merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan vlormasi tentang lokasi jembatan dan beban-beban yang bekerja telah cukup vwemadai dalam perencanaan. Maksud perencanaan antara lain untuk menentu- han fongsi struktur secara tepat, dan bentuk yang sesuai, efisien serta mempu- nnyai fungsi estetika Perlu diakui bahwa terdapat beberapa perbedaan persepsi pada tahap erencanaan, Akan tetapi bila kita mampu menjelaskan dan mencati relevansi vitara parameter-patameter yang berbeda tersebut, membatasi permasalahan, wrta menyusun integritas batasan yang sesuai, maka akan dapat memberikan epada kita Konsep terbaik tentang analisis perancangan jembatan yang akan slibangun, Pada kenyataannya, seringkali pula dijumpai bahwa setelah memperoleh vlata-date yang memadai, cukup sulit untuk menghubungkannya dengan rumus stat persamaan-persamaan yang telah ada. Bahkan ramus-rumus atau persama- aan yang diinginkan belum ada sama sekali, Oleh karenanya, bagaimana mung- kin kita akan menganalisis dan merancang serta melakukan proses penghi- ‘ungan bila rumus-rumus yang diinginkan tidak ada? Untuk itu, perlu dipahami aadanya suatu proses desain (design process) sebelum kita melakukan penghi - ‘ungan dan pemilihan bentuk strukeur 2.2. Tahay n perencanaan Dalam perencanaan jembatan dimungkinkan adanya perbedaan antara ahi satu dengan yang lainnya, tergantung latar belakang kemampuan dan pengalemannya. Akan tetapi perbedaan tersebut harus tidak boleh menyebab- kan gagalnya proses perencanaan, 23 BO sean Sebelum sampai tahap pelaksanaan konstruksi, paling tidak seorang abli atau perancang telah mempunyai data baik sckunder maupun primer yang berkaitan denga pembangunan jembatan. Data tersebut merupakan bahan pemikiran dan pertimbangan sebelum kita mengambil suatu keputusan akhir. Pada Gambar 2.1 berikut ini ditunjukkan tentang suata proses tahapan perencanaan yang paling tidak perlu dilaksanakan, roses ourrer fa anatisis {Tl HASIL werent [1] J Gambar 2.1 Skema proses perencanaan Data yang diperlukan dapat berupa a. Lokasi + Topograti | Lingkungan : kota dan luar kota Tanah dasar b. Keperluan : melintas sungai, melintas jalan lain ¢. Bahan Strukeur = Karakeristi + Ketersediaannya, 4. Peraturan Proses perencanaan secara detail dapat dijelaskan dengan diagram alir yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. 11 PROSES PERENCANAAN JEMBATAN 25 Doan val; ye = 1 © Type struktur ! ‘© Bahan struke ' 1 ue sate '* Dimensi model struktur ! Hunan sa L Movitiast x t OKT "Tidak Desain Akhir: 1 Modifikasi she ‘+ Mode! stuktur shir + Gambar, RKS, RAB Hieangan aki + Pelahsannan ‘Gambar 2.2 Diagram air proses perencanasn 3. Pemilihan Lokasi Jembatan Penentuan lokasi dan layout jembatan tergantung pada kondisi kondisi lalulintas. Secara umum, sutau jembatan berfungsi untuk melayani arus latulintas dengan baik, kecuali bila terdapat Kondisi-kondisi khusus. Prinsip slasar dalam pembangunan jembatan adalah " jembatan untuk jalan raya, tetapi ukan jalan raya untuk jembatan” (Troitsky, 1994). Oleh karenanya kondisi Jalutintas yang berbeda-beda dapat mempengaruhi lokasi jembatan pula, 6 JEMBATAN Panjang-pendeknya bentang jembatan akan disesuaikan dengan lokasi jalan setempat, Penentuan bentangnya dipilih yang sangat layak dari beberapa alternatif bentang pada beberapa lokasi yang telah diusulkan. Beberapa pertim- ‘bangan terhadap lokasi akan sangat didasarkan pada kebutuhan. Dalam penentuan lokasi akan dijumpai suatu permasalahan apakah akan ibangun di daerah perkotaan ataukah pinggiran kota bahkan di pedessan. Perencanaan dan perancangan jembatan di daerah perkotaan terkadang tidak diperhatikan dengan cermat dan tepat. Kehadiran jembatan ditengah kota sangat mempengaruhi landscape atau tatakota tersebut. Dalam perencanaan dan perancangan tipe jembatan modem di daerah perkotaan, seorang ahli se- baiknya mempertimbangkan fungsi Kebutwhan transportasi, persyaratan teknis ddan estetika-arsitektural 23.1. Aspek lalu tintas Persyaratan transportasi meliputi kelancaran arus lalulintas kendaraan dan pejalan kaki (pedestrians) yang melintasi jembatan tersebut. Perencanaan yang kkurang tepat terhadap kapasitas lalulintas perlu dihindarkan, karena akan sangat mempengaruhi lebar jembatan, Untuk itu sangatlah penting diperolch hasil yang optimum dalam perencanaan lebar optimumnya agar didapatkan tingkat pelayanan lalulintas yang maksimum, Mengingat jembatan akan mela- yyani arus lalulintas dari segala arah, maka muncul kompleksitas terhadap existing dan rencana, volume lalulintas, oleh karenanya sangat diperlukan kketepatan dalam penentuan tipe jembatan yang akan digunakan. Selain daripada itu, pendekatan ekonomi selayaknya juga sebagai bahan pertimbangan biaya jembatan perlu dibuat seminimum mungkin. Berdasarkan beberapa kasus biaya investasi jembatan didacrah perkotaan adalah sangat tinggi. Dalam hal ini akan sangat terkait dengan kesesuaian lokasi yang akan ddirencanakan, 2.3.2. Aspek teknis Persyaratan teknis yangperlu dipertimbangkan antara lain a. penentuan geometri struktur, alinemen horisontal dan vertikal, sesuai dengan lingkungan sekitarnya, b. pemilihan sistem utama jembatan dan posisi dek, ©. penentuan panjang bentang optimum sesuai dengan syarat hidraulika, arsitektural, dan biaya konstruksi, 4. pemilihan elemen-elemen utama struktur atas dan struktur bawah, ter- ‘utama tipe pilar dan abutment, 1, PROSES PERENCANAAN JEMBATAN 27 cc. pendetailan struktur atas seperti: sandaran, parapet, penerangan, dan tipe perkerasan, 1 pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan berdasarkan pertimbangan struktural dan estetika 23.3. Aspek estetika Dewasa ini jembatan modem di daerah perkotaan didesain tidak hanya \lidasarkan pada struktural dan pemenuhan transportasi saja, tetapi juga untuk chonomi dan artistik. Aspek estetika jembatan di perkotaan merupakan faktor vvang penting pula dipertimbangkan dalam perencanaan, Kesesuaian estetika dan arsitektural akan memberikan nilai lebih kepada embatan yang dibangun ditengah-tengah kota, Pada banyak kola-kota besar di vlunia terdapat jembatan yang mempunyai nilai estetika yang maha tinggi ‘isamping Kekuatan strukturnya, Layout Jembatan Setelah lokasi jembatan ditentukan, varibel berikutnya yang penting pula igai pertimbangan adalah layout jembatan terhadap topografi setempat. "nada awal perkembangan sistem jalan raya, standar jalan raya lebih rendah dari vemibatan, Biaya investasi jembatan merupakan proporsi terbesar dari total Inaya jalan raya. Sebagai konsekuensinya, struktur tersebut hampir selalu ‘ubangun pada tempat yang ideal untuk memungkinkan bentang jembatan sngat pendek, fondasi dapat dibuat schematnya, dan melintasi sungai dengan layout berbentuk square layout, obs Dalam proses perencanaan terdapat dua sudut pandang yang berbeda sntara seorang abi jalan dan abli jembatan (Troitksy, 1994). Berikut ini diberi- an beberapa ilustrasi beberapa perbedaan Kepentingan antara seorang ahli yalan dan jembatan, 1) Pandangan Ahli Jembatan. Perlintasan yang tegak lurus sungai, jurang atau jalan rel lebih sering dipilih, daripada perlintasan yang membentuk alinemen yang miting. Penentuan ini didasarkan pada aspek teknis dan ckonomi, Waddel (1916) menyatakan bahwa truktur yang dibuat pada alinemen yang miring adalah abominasi dalam lingkup rekayasa jembatan. °) Struktur jembatan sederhana. Merupakan suatu Kenyataan untuk struktur jembatan yang relatif sederhana sering diabaikan terhadap alinemen jalan. Para ahli jalan raya sering menempatkan alinemen jalan sedemikian se- hingga struktur jembatan merupakan bagian penuh dari alinemen rencana jalan tersebut. Sehingga apabita melalui sungai seringkali kurang memper- hhatikan layout secara cermat. 8 JEMBATAN seta 3) Layout jembatan bentang panjang. Sebagai suatu struktur bertambahnya tingkat kegunaan jalan dan pajang bentang merupaken hal yang cukup Penting untuk menentukan layout. Pada kasus seperti ini, dalam menen- tukan bagaimana layout jembatan yang sesuai perlu diselaraskan oleh kedua ahli tersebut guna menekan biaya konstruksi. Banyak faktor yang ‘mempengaruhinya, salah satunya adalah sudut yang dibentuk terhadap bidang alinemen, Dari keterangan-keterangan di atas, dapat dikatakan bahwa bentang jem- batan dengan skewed layout lebih panjang dibanding square layout. Dapat iketahui hubungan antara besarnya sudut yang dibentuk terhadap biaya kon- struksi jalan dan jembatan, Untuk memberikan pengertian tentang square layout dan skewed layout, lihat Gambar 2.3 berikut ini lege Reneena salen Gambar 2.3 Perbandingan squarelayout dan skewed layout Dari Gambar 2.3 di atas, bila panjang bentang square layout L dengan biaya C, maka pada skewed layout bentang jembatan menjadi L.sec@ dan biaya Konstruksi C secg. Bila melihat alternatif pemilihan lokesi dan layout pada E'S 1 PROSES PERENCANAAN JEMBATAN. 29 ‘eunbur 23 tersebut, perlu dikaji secara numeris tentang perbandingan biaya ‘enstruksi akibat pemanjangan jalur jalan dan bentang jembatan, Sccara ‘wneris dapat diberikan gambaran sebagai betikut in, + Blaya Konstruksi jalan per satuan panjang dinotasikan dengan Ki, dan biaya konstraksi jembatan per satuan panjang Ky. + Panjang jalur alteratif 1 dinotasikan dengan H, dan alternatif Il , Hs, dan Panjang jembatan pada jalur J, L, sedangkan alur II dinotasikan dengan Ly, Maka biaya Konstruksi jalan jatur I setidak-tidaknya harus lebih kecil atau sama dengan jelur Il, yang dapat dirumuskan sebagi berikut in (yb) Ky + LK S(t Ly Ky + LaKy (HW \Ky s(kp-Ky Nab) bila dibagi dengan Ky, menjadi (asf Be Nest) bila diambil, K = Ke Ky akan didapatkan (Hy ~ Ha) (K-11) Dari persamaan di atas terlihat bahwa biaya Konstruksi penambahan Panjang jalur jalan masih lebih kecil dibandingkan dengan biaya penambahan Panjag jembatan. Oleh Karena itu dalam hal ini perlu dibuat suatu keputusan ‘yang cermat dan scksama oleh para ahli jembatan dan ahli jalan 25. Pertimbangan Layout Jembatan Melintasi Sungai Kondisi umum yang membatasi penempatan jembatan di atas sungai dapat diringkaskan sebagai berikut ini ‘4 Persilangan pada sungai (main channel) dan lembah datar (valley flats). Tayout jembatan sebaiknya ditempatkan pada bagian lembah yang sempit ddan sungainya cukup lebar (Gambar 2.4), Persilangan antara sungai jembatan sedemikian sehingga membentuk siku (square layou)). Bila layout berupa skew layout akan terjadi gerusan pada pilar, dan akibatnya dapat tererosi pada bagian dasamya. Kondisi ini akan lebih berbahaya bila arus sungai mempunyai kecepatan yang sangat tinge JEMBATAN a 1 * Teoasiyane i : ‘Lembah Aros deri Gambar 24 Layout jembatan yang melintasi sungai dan lembsh datar ‘Sungai dan ‘ributary, Pada daerah ini kemungkinan akan banyak terjadi sedimentasi, jembatan sebaiknya tidak ditempatkan secara langsung dise- belah hilir mulut tributary seperti ditunjukkan oleh Potongan [-1 Gambar 2.5. Tidaklah tepat pula, bila ditempatkan dekat hulu percabangan sungai (Potongan II-I Gambar 2.5). Oleh karena itu, dipilih bagian sungai yang tidak memiliki percabangan sechingga hanya ada satu jembatan yang perlu dibangua, Akumal Endapan Lokasi urangtepat i Sungai ame Gambar 2.5 Pertintasan jembatan pada sungai dan ributary Sungai permanen, Perubahan arus atau arus yang berkelok-kelok (meandering stream) seringkali mengharuskan persilangan jembatan lebih panjang. Sehingga biaya konstruksi biasanya akan mahal. Selain panjang- nya bentang jembatan, juga pilar yang dibuat akan sangat dalam. Pada Gambar 2.6 ditunjukkan beberapa sketsa tipikal (A dan B) pada kondisi sungai yang berbeda-beda. Sketsa A adalah tipikal melintang saluran 1 PROSES PERENCANAAN JEMBATAN a ‘lama dengan Kondisi lereng yang stabil di tepi Kanannya dan bantaran yang datar di sisi lainnya, Bila saluran utama sungsi stabil dan permanen, ‘maka cukup dibangun dua bentang jembatan dan pada sisi bantaran dihu- bungkan dengan viaduct. Sehingga biaya konstruksi per satuan panjang dapat lebih kecil Bila arus sungai berubah-ubah sepanjang bantaran selama perkiraan umur jombatan (life time of bridge), lebih tepat dibangun sketsa tipikal B. Kondisi ini aka lebih menguntungkan agar daerah bantaran jembatan Uipikal A tidak megalami kerusakan akibat gerusan dan erosi di dasar sungai ~ Flood plain Stable channel () Sketsa sungaitipikal A ‘rasan dasar (6) Sketsa sungaitpikal B Gambar 2.6 Alteratif perlintasan jembatan di atas sungai permanen Pengalihan/pebaikan aliran sungai, Pada sungai dengan tipikal meander sangat tidak efisien bila dibangun jembatan mengikuti jemlah sungai yang akan dilintasi, Untuk itu sebaiknya dibuat sudetan untuk merubah aah aliran sungai yang berkelok-kelok, schinga jembatan dibangun dalam jumlah yang lebih sedikit (Gambar 2.7) Pengalihan atau perbaikan aliran sungai dimungkinkan pula dibuat pada persilangan yang membentuk sudut tertentu (skewed layout), Pada keadaan seperti ini, justru kebalikan dari kasus yan pertama, alur sungai dapat dibuat berkelok-kelok dan pada bagian persilangan dibuat siku (square Jayout) seperti ditunjukkan pada Gambar 2.7. Pengalihan atau perbaikan aliran sungai tersebut perlu memperhatikan aspek hidraulika sungai, 2 JEMBATAN, Pengalibanlperbaikan Gambar 2. 7 Pengalihan atau perbaikan alur sungai 2.6. Penyelidikan Lokasi (site investigation) Setela lokasi dan layout jembatan ditetapkan pada peta, tahap berikutnya adalah mempersiapkan tahap preliminary design. Akan tetapi, sebelum tahap preliminary design, bal penting untuk dipelajari adalah tentang keadaan lokasi |jembatan, terutama kondisi rencana struktur bawah pada sungai. Sehingga sering dikatakan bahwa "jembatan dibangun dibawah air (bridges are built under the water)". Oleh karenanya, langkah pertama dalam desain dan konstruksi jembatan adalah pendetailan penyclidikan lokasi. Tipe, panjang bentang dan biaya serta beberapa kejanggalan dalam tahap perenca- ‘naan dapat ditentukan dari hasil penyclidikan ini. Keseluruhan pekerjaan ini terbagi atas dua bagian yang saling melengkapi satu sama lainnya, yaitu pekerjaan di Kantor (office work) dan pekerjaan lapangan (field work), 1, PROSES PERENCANAAN JEMBATAN 3 2.6.1. Pekerjaan kantor (office work) Pekerjaan kantor atau sering disebut dengan desk study meliputi antara tain 14. melengkapi pemetaan topografi lokasi jembatan, bb pemetaan geometri sungai di sekitar jembatan pada site plan dengen skala yang sesuai, ©. pengeamberan layout jembatan pada site plan, sl. pengolahan data lapangan, 2.6.2. Pekerjaan lapangan (ffeld work) Pada saat perkiraan lokasi ditetapkan, data lapangan tentang lokasi terse- hut harus segeta untuk disurvai dan dilengkapi dengan data yang akurat. Penyelidikan lokasi, Penyelidikan lokasi perlu dilakukan untuk mengeta- ‘mi kondisifisik lokasi nanti, contohnya keadaan lereng sungai, Kemungkinan ‘erjadinya longsoran harus disurvai dan ditunjukkan dengan gambar. Pemo- tretan, dengan warmna, akan memberikan suatu impresi tentang karakteristik ‘okasi termasuk singkapan-singkapan batuan lokal. Selain itu perlu dilakukan studi pula tentang situasi geografi dan geologi ketersediaan bahan, alat dan {asilitas lainnya seperti masalah transportasi ke lokasi Kondisi fondasi setempat. Kondisi fondasi termasuk titik-titik rencana pilar pada potongan melintang sungai, merupakan faktor-faktor yang periu «iperhnatikan dengan seksama. Kondisi-kondisi lapangan yang kurang mengun- ‘ungkan seperti gua-gua (cavern) pada batuan, daerah patahan geologi, atau ‘erdapatnya tanah lunak pada kedalaman tertentu, mungkin perlu dihindari atau hahkan reneana sumbu jembatan dapat dipindahkan ke titik lain didekatnya, Pemindahan ini tidak boleh terlampau jauh, karena dimungkinkan akan mempunyai Kondisi geologi yang berbeda dari pemboran yang dilakukan sebelumnya, 2.7. Preliminary Design Perencanaan dan perancangan jembaten dapat dikatakan merupakan ‘agian dari unsur-unsur seni dalam bidang rekayasa, karena masing-masing rembatan, dengan mengabaikan fungsi manfaat dan analisis detail, merupakan ‘manifestasi dari kemampuan kreatifitas seorang perencana, dimana terdapat ‘unsur seni dan keindahan. Dalam bidang rekayasa jembatan tindakan dasar \larikemampuan krestfitas adalah imajinasi (Troitsky, 1994). Untuk merenca- wuakan sebuah jembatan, hal penting pertama adalah mengimajinasikannye, Hagaimanapun, untuk mengimajinasikan suatu jembatan, seorang perencana ue JEMBATAN ssharsnya memilikipengaloman pain pekerjaanya sebsmays dan mene: spltsian pngetahuennja pod loksietenpat Bian peencan mend Tt penyelsetan masalah dalam dua taapan. Perams dan hap terpestng fustsh reas car encana jembatn.Selanjutny encana i dec dan tcangkan daar gambar, farera hanya dengan penggimbaran memungknkan tote dietahu dan dpe Kemampuan mamas, Pees i aan sha eg ai ay kn is loka panansbontang ng Kostas, profi da iti), ono penn Fong dan Setar bentang, Maya dan esti (pandangen ane sen dan farmonis dengan flax). Karen hl rsh peting ete Semperieh ha sce copet dan hanya memnungkinkan pera spi Tan reneanajombotan yang kat dengan metod, formula dan snag Yan {Sin muah: Dismpultan baw da tana date member basi ule rencana embatan. Ruang lingkup decked tahapan tect alah nk tembatan semarpiah tannin Sasi ens fat ‘ibut oleh perocana, Bagnanapun, bberapa rencaa yang sions Jane teup ada unt dibandingkan Pear, stu perbaningen kas ar Seberapa rencan dapat abut. Aan feta rencans dala enetesskan perrnalhan yang aa sara umam sh saa, sper sit prtaningan {Sing dak emberkan peyelsian yang jas Unt i langkah Slane Joye yang cokap_ pening Siakukan adalah, preliminary design, yang perajuer memandingkan beberapa pendpat yang aa. Dan arene isi beberapn altmatif yang sama dibandigkan, sanglah pentng untuk meer. Cnbungkanclemet semen jenbatan, spe de ltr bentang, Unpuan, San sebagai, membandingkan masing-masing bgian seira trpisah dan mmenyimpullan hasinya Hal pening. peta alah. mengimainasikan mmaigvasing basin, Kemudian menggnbarkannys, Kemian mengonol ‘sionals aplitasinga, dan ili ekonomi, bagi Bahan masa dalam tral, Olch arena it pengganberan dik denganatali, yang dapat trembantn dalam messy Proiminary design ak memberkanpenelesasn yang tlh Sipps (ready soln), kan tela merupakan sista penentuan ahaa yang Gisjiken 3 PERATURAN PEMBEBANAN JEMBATAN Oo AL. Pendabuluan Scbagaimana telah diuraikan pada bab terdahulu, adalah penting pula bila «cbelum melakukan analisis penghitungan straktur jembatan seorang perencana ‘ncermati beban-beban yang akan bekerja yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku, Banyak sekali peraturan yang berlaku, sehingga terkadang mem+ ‘buat para perencana kesulitan untuk menggunakannya dalam dessin, Peraturan husus untuk pembebanan jembatan di setiap negara kemungkinan akan herbeda antara negara satu dengan yang lainnya, seperti memiliki JIS di lepang, AASHTO di Amerika Serikat, BI di Inggris. Di Indonesia peraturan tentang pembebanan jembatan jalan raya telah slikemas dalam Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya Tehun 1987 (PPIJR 1987). Peraturan tersebut tenfunya perlu disesuaikan dengan pperkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang dewasa ini, Pada tahun 1992 dibuat suatu konsep untuk memperbaharui PPJIR. 1987, yaitu dengan Hiridge Management System (BMS 1992). BMS 1992 merupakan hasil ‘erjasama antara pemerintah Indonesia dengan Australia. Perbedaan antara kedua peraturan tersebut adalah pada konsep perancangannya, Pada PPR 1987 menggunakan konsep tegangan Kerja, sedangkan pada BMS 1992 ‘menggunakan prinsip beban batas. Berhubung BMS 1992 masih merupakan konsep, make pada buku ini hanya menguraikan PPJJR 1987. Pada sub bab ini diberikan penjelasan dati peraturan tentang pembebanan jembatan jalan raya yang berlaku di Indonesia 3s

You might also like