You are on page 1of 13

MATERI KULIAH 1

LINGKUP BAHASAN

1. Fungsi jembatan
2. Lingkup dan Permasalahan Perencanaan jembatan
3. Penentuan Geometrik Jembatan
4. Perencanaan teknis Bangunan Atas Jembatan
5. Perencanaan teknis Bangunan Bawah Jembatan
6. Perencanaan Teknis Pondasi Jembatan
FUNGSI JEMBATAN

◼ suatu struktur yang berfungsi untuk melewatkan


kendaraan atau orang melalui suatu hambatan, yang
dapat berupa sungai atau jalan atau lainnya seperti
lembah, jalan kereta api, dan harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga tujuan dan fungsinya dapat
sesuai dengan yang diharapkan.
BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN
◼ Bangunan atas
◼ Bangunan bawah
 Fundasi
 Bangunan bawah (kepala jembatan, pilar)
◼ Jalan pendekat
◼ Bangunan pelengkap (krib, talud dll)
◼ Perlengkapan (lampu penerangan, rambu dll)

Bridge deck / Pavement


Joint Main carrying Railing Guard rail
Guard
element

Abutment bearing
Pier
ELEMEN JEMBATAN

Aliran sungai/ Aliran sungai


Tnah timbunan Bangunan pengaman
Tanah timbunan/jalan pendekat

Kepala Jembatan
J
Bangunan bawah Pilar
E Pondasi
M
B Sistem gelagar
A Jembatan pelat
T Bangunan atas Pelengkung
Balok pelengkung
A
Rangka
N Jembatan gantung
Sistem lantai
Perletakan
Sandaran, perlengkapan
Gorong-gorong
Lintasan basah
PERMASALAHAN DALAM PERENCANAAN TEKNIS

▪ Tenaga ahli perencana yang masih kurang profesional


▪ Penyiapan dan pelaksanaan TOR/KAK yang tidak sesuai
▪ Penerapan prosedur dan metode perencanaan serta teknologi jalan
dan jembatan yang belum tepat
▪ Terjadi penyimpangan dari prosedur baku, manual atau peraturan
yang berlaku (NSPM)
▪ Perencana dilakukan tanpa dukungan data penunjang (survey) yang
cukup.
▪ Kesalahan dalam menetukan permodelan, penafsiran data,
perhitungan, gambar rencana dan spesifikasi teknik.
▪ Penyiapan dana & waktu sangat terbatas (disain disiapkan pada
tahun yg sama dgn pelaksanaan fisik)
▪ Sistem jaminan/pengendalian mutu perencanaan belum baku
PERENCANAAN TEKNIK JEMBATAN

PRINSIP ANALISIS STRUKTUR


▪ Ultimate Limit States (ULS),
▪ Serviceability Limit States (SLS),
▪ Working Stress Design (WSD),
dengan : Analisa Statik, Dinamik dan tahap pelaksanaan untuk Umur rencana
jembatan adalah 50tahun dan Periode ulang kejadian 1000 tahun)

JENIS PERENCANAAN
▪ Pembangunan / penggantian Jembatan (baru)
▪ Rehabilitasi / perkuatan Jembatan
Tipe bangunan atas jembatan

Gelagar Baja & Balok


Kayu
Lantai Kayu / Baja Cast in Place
Balok Box
Rangka Kayu
Beton
(Truss)
Composite :
Gelagar Baja + Lantai Beton
Baja
Beton Bertulang
Gelagar Pra-Fabrikasi Balok
Biasa
(Girder Bridge)

Superstructure Beton Pratekan Pre-tensioned Plat- Slab Units


Jembatan
Balok
Plat
Beton Biasa Balok
(Slab Bridge)
Kayu Box

Beam Units
Beton
Biasa Plat- Slab Units

Balok
Pelengkung
Beton Pratekan
(Arch)
Balok

Box
Baja
Post-tensioned
Balok

Pasangan Batu Beam Units


16
Kebijakan Penggunaan BA Jembatan

⚫ Penggunaan bangunan atas jembatan bentang


standar, antara lain: Jembatan Rangka dan girder dari
baja dan beton serta pratekan, dll
⚫ Sebagian kecil penguna jembatan bentang panjang
non standar sesuai dengan kebutuhan, antara lain :
Jembatan Pelengkung, Cable stayed dan gantung, dll

17
PEMILIHAN TIPE BA JEMBATAN

1. Bangunan atas jembatan adalah struktur yang memikul


beban lalu lintas secara langsung dan menumpu pada
kedua ujungnya pada kepala jembatan

2. Jenis bangunan atas ini merupakan bagian yang terlihat


langsung oleh pengguna jalan

3. Bentuk dan jenisnya dibuat sedemikian rupa dengan


mempertimbangkan estetika, kenyamanan, keamanan dan
kestabilannya
Pemilihan bentang

Bentang ekonomis jembatan ditentukan oleh penggunaan / pemilihan Tipe Main


Structure & Jenis Material yang optimum.

Apabila tidak direncanakan secara khusus maka dapat digunakan bangunan atas jembatan
standar Bina Marga sesuai bentang ekonomis dan kondisi lalu lintas air di bawahnya.

19
Penentuan lebar, kelas dan muatan jembatan

Penentuan Lebar Jembatan


LHR Lebar jembatan (m) Jumlah lajur
LHR < 2.000 3,5 – 4,5 1
2.000 < LHR < 3.000 4,5 – 6,0 2
3.000 < LHR < 8.000 6,0 – 7,0 2
8.000 < LHR < 20.000 7,0 – 14,0 4
LHR > 20.000 > 14,0 >4

Berdasarkan Lebar lalu-lintas


- Kelas A = 1,0 + 7,0 + 1,0 meter Lebar minimum untuk jembatan pada jalan nasional
- Kelas B = 0,5 + 6,0 + 0,5 meter (SE DBM 21 Maret 2008 )
- Kelas C = 0,5 + 3,5 + 0,5
meter

Berdasarkan Muatan/Pembebanan
- BM 100% : untuk semua jembatan permanen dan standar
- BM 70% : untuk jembatan non permanen atau sub standar

20
Ruang bebas horisontal & vertikal

Ruang bebas horisontal dan vertikal di bawah jembatan disesuaikan kebutuhan


lalu lintas kapal dengan mengambil free-board minimal 1,0 meter dari muka air
banjir.
Ruang bebas vertikal jembatan di atas jalan minimal 5,1 meter.

Horizontal Clearance (Ruang bebas horizontal)


❖ Ditentukan berdasarkan kemudahan navigasi kapal
❖ US Guide Specification, horizontal clearance minimum adalah
➢ 2 – 3 kali panjang kapal rencana, atau
➢ 2 kali lebih besar dari lebar channel

Vertical Clearance (Ruang bebas vertikal)


❖ Ditentukan berdasarkan tinggi kapal yang lewat dalam kondisi balast dan
permukaan air tinggi
❖ Tinggi kapal memperhitungkan kondisi kapal yang ada & proyeksi ke depan

21

You might also like