You are on page 1of 3

KB 2

a. Pemilu
1. Tujuan pemerintah orde baru melakukan penyederhanaan partai politik setelah pemilu
tahun 1971 ialah adanya sentralisasi dari pemerintahan orde baru yang dipimpin oleh
Soeharto. Soeharto ingin mempertahanakan kekuasaannya.
2. Karena pemerintah Orde Baru melakukan kecurangan dan intimidasi untuk memastikan
bahwa Golkar selalu menang. Kecurangan-kecurangan yang dilakukan:
- Seluruh partai politik di masa Orde Baru harus melebur menjadi dua partai politik, yaitu
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
- Ancaman pemecatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak memilih Golkar.
- Pelajar dan mahasiswa yang tidak memilih Golkar akan tidak naik kelas atau menghadapi
ancaman drop out
- Pekerja sektor swasta diminta memilih Golkar dengan diingatkan akan perlunya "stabilitas".
- PPP dan PDI dilarang mengkritik kebijakan pemerintah, dan pemerintah harus menyetujui
semua slogan yang mereka gunakan.

b. Politik Luar Negeri

1. - Mengakhiri konfrontasi dengan Malaysia  


- Memutus hubungan dengan Republik Rakyat China
- Ikut serta membentuk ASEAN
- Menginvasi Timor Timur
- Kembali menjadi Anggota PPB
- Membantu memediasi berakhirnya konflik di Kamboja

2. Masih berdampak. Dengan adanya perkembangan teknologi, Indonesia akan melakukan


berbagai perkembangan dengan akan memfokuskan kepada pembangunan Reformasi
Birokrasi, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Pembangunan Infrastruktur Fisik
Diplomasi, Penguatan Pemanfaatan Teknologi dan Informatika, dan Transformasi Digital.

c. Depolitisasi di Bidang Pendidikan


1. Saya tidak setuju karena penghapusan organisasi ini sangat merugikan karena kita tahu
mahasiswa suka untuk berorganisasi baik itu di sekolah maupun luar sekolah yang bersifat
membangun.

2. Latar belakang terjadinya peristiwa ini adalah kedatangan perdana menteri Jepang yaitu
Kakuei Tanaka. Pada masa itu, beberapa kelompok masyarakat terutama mahasiswa sudah
protes kepada pemerintah terkait investasi asing terutama dari Jepang yang jumlahnya begitu
masif dan dianggap sebagai bentuk penjajahan (imperialisme) gaya baru. Protes berusaha
dicegah oleh pemerintah melalui serangkaian tindakan, namun demonstrasi ternyata tetap
berlangsung hingga menimbulkan pembakaran, puluhan korban jiwa, ratusan korban luka,
dan penjarahan. Dampak dari kerusuhan ini adalah dicopotnya beberapa tokoh penting dalam
pemerintahan beserta penangkapan para aktivis demonstran terduga kerusuhan beserta
pemberedelan media massa yang dianggap memanas-manasi suasana. Diduga, terdapat pihak
yang sengaja mendorong mahasiswa untuk melakukan demonstrasi berskala kerusuhan demi
kepentingan politik praktis.

d. Penyeragaman Azaz Bernegara


1. Dampak positif:
- Dilaksanakannya Pemilu sehingga kedaulatan rakyat sepenuhnya ditegakkan. Pada Orde
Lama, pemilu ini sendiri tidak terlaksana.
- Terjadi perkembangan GDP per kapita dari Indonesia sehingga kesejahteraan rakyat jauh
lebih baik.
- Munculnya gerakan nasionalisme yang mengkampanyekan kecintaan atas produk dalam
negeri.
- Kebutuhan pangan masyarakat tercukupi

Dampak negatif:
-Kehidupan ekonomi membaik namun Korupsi-Kolusi-Nepotisme tumbuh subur.
-Dunia politik dikuasai oleh pihak militer yang berakibat pada kurang didengarnya aspirasi
rakyat.
-Banyak terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang menjadi mereka yang vokal mengkritisi
kebijakan pemerintah sebagai target.
-Masyarakat golongan tertentu (tionghoa) diperlakukan diskriminatif oleh pemerintah

2. Tidak bisa, karena hal itu dapat menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Juga hal ini
dapat meyebabkan kericuhan dan perilaku diskriminasi

e. Dwifungsi ABRI
1. Peran ABRI pada Munas I Golkar tahun 1973 sangatlah besar baik sebagai alat
pengamanan, juga sebgai alat dukungan politis untuk menegakkan kewibawaan Golkar di
mata partai-partai lain. Dukungan lain juga diberikan dalam hal yang bersifat kelembagaan,
yakni dengan terintegrasinya seluruh keluarga besar ABRI KBA kedalam jajaran pendukung
utama Golkar dalam setiap Pemilu. Bahkan, erat hubungannya tercermin dari jumlah perwira
aktif yang duduk di jajaran kepengurusan Golkar. 49 Struktur organisasi Golkar dalam
Munas I juga mengalami perubahan, selain menetapkan Munas sebagai lembaga pembuat
keputusan yang diselenggarakan tiap lima tahun sekali dan menetapkan Dewan Pimpinan
sebagai Badan Eksekutif. Dewan Pada Munas I Golkar di Surabaya, 4-9 september 1973,
ABRI mampu menempatkan perwira aktif kedalam Dewan Pengurus Pusat. Selain itu hampir
seluruh daerah tingkat I dan tingkat II jabatan ketua Golkar selalu dipegang oleh ABRI yang
masih aktif. 

2. Sudah cukup baik karena ABRI memegang peran sebagai kekuatan militer dan juga
pemegang kuasa dan pengatur negara, jadi tidak perlu diragukan lagi untuk tingkat
keamanannya.

3. Mungkin iya, karena saat ini kita butuh lebih dalam hal kekuatan militer dan juga pengatur
negara dikarenakan banyak oknum yang menyeleweng dari tugas dan jabatannya

You might also like