You are on page 1of 13

Praktek dan Problematika Pendididikan ...

13
Dewi Indrapangastuti

PRAKTEK DAN PROBLEMATIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL


DI SMK
Dewi Indrapangastuti
SMK Negeri 1 Sedayu Bantul

Abstrak
Pendidikan multikultural adalah sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan untuk menciptakan persamaan
peluang pendidikan bagi semua siswa yang berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya, dan
untuk membantu semua siswa agar memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan
dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat demokratik-pluralistik serta diperlukan
untuk berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari kelompok beragam agar tercipta sebuah
tatanan masyarakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama. Melalui pendidikan multikultural
peserta didik diharapkan memiliki kompetensi yang baik, bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokratis,
humanisme dan pluralisme di sekolah dan di luar sekolah. Pendidikan multikultural diberikan kepada siswa
SMK agar mereka memahami bahwa di dalam lingkungan mereka dan di lingkungan lain terdapat
keragaman budaya yang berpengaruh terhadap tingkah laku, sikap, pola pikir manusia sehingga manusia
tersebut memiliki cara-cara, kebiasaan, aturan-aturan bahkan adat istiadat yang berbeda satu sama lain.
Bila perbedaan itu tidak dapat dipahami dengan baik dan diterima dengan bijaksana, maka konflik akan
mudah terjadi baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Penerapan konsep yang
sistematis dalam mengatasi praktek dan problematik pembelajaran pendidikan multikultural yang bisa
diterapkan di SMK, yaitu: a) meningkatkan peran seluruh warga sekolah, terutama guru dengan
menggunakan panduan lima dimensi pendidikan multikultur dari Banks, b) mengintegrasikan materi
pendidikan multikultural ke dalam kurikulum ataupun pembelajaran di sekolah dengan menggunakan
panduan empat pendekatan pendidikan multikultural dari Banks, dan c) meningkatkan peran guru dalam
pendidikan multikultural yaitu:1) membangun paradigma keberagamaan inklusif di lingkungan sekolah, 2)
menghargai keragaman bahasa di sekolah, 3) membangun sikap sensitif gender di sekolah, 4) membangun
pemahaman kritis dan empati terhadap ketidakadilan serta perbedaan sosial, 5) membangun sikap anti
diskriminasi etnis, 6) menghargai perbedaan kemampuan, dan 7) menghargai perbedaan umur.
Kata kunci: praktek dan problematik, pendidikan multikultural, SMK

MULTICULTURAL EDUCATION PRACTICE AND PROBLEMATIC


IN VOCATIONAL HIGH SCHOOl
Abstract
Multicultural education is a concept that was made by the purpose to create equality of educational
opportunities for all students of different racial, ethnic, social classes and cultural groups, and to help all
students to acquire knowledge, attitudes and skills needed in their roles as effectively as possible in a
pluralistic and democratic society, to interact, negotiate, and communicate with citizens of diverse groups in
order to a moral society which run for the common value. Multicultural education is expected to be easily
understood, mastered, and applied democraticly by students. The importance of multicultural education is
given to vocational students in the hope that they understand that in their environments and other
environments are also in cultural diversity. The cultural diversity affects behavior, attitudes, patterns of
human thought that humans could have ways (usage), habit (folk Airways), rules (mores) even mores
(customs) are different from each other. If the difference is not well understood and accepted by the wise, the
conflict (such as the fight between the studens) will easily occur both within the school and community
environments. It is required a systematic effort of applying the concept and practice in dealing with
problematic learning that can be applied to multicultural education in vocational schools, namely: a)
increasing the role of all citizens of the school, especially teachers using the guidelines of the five dimensions
of Banks’ multicultural education, b) integrating multicultural education materials into curriculum or
teaching in schools by using the four guidelines multicultural education approach of Banks, and c)
enhancing the role of teachers in multicultural education, namely: 1) building inclusive paradigm of diversity
in the school environment, 2) appreciate the diversity of language in schools, 3) building a sensitive manner
gender in school, 4) building a critical understanding and empathy for the injustices and social difference, 5)
building anti ethnic discrimination, 6) appreciating differences, and 7) appreciating differences of age.
Keywords: practice and problematic, multicultural education, SMK

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


14 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 2, Nomor 1, 2014

PENDAHULUAN luas. Di wilayah NKRI terdapat sekitar kurang


Undang-undang Dasar 1945 (Pasal 31 lebih 13.000 pulau besar dan kecil, dan jumlah
ayat 3), dengan tegas menunjukkan bahwa penduduk kurang lebih 240 juta jiwa,terdiri
arah dan tujuan pendidikan nasional adalah dari 300 suku bangsa yang menggunakan
peningkatan iman dan takwa serta pembinaan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu
akhlak mulia para peserta didik. Keluarnya juga menganut agama dan kepercayaan yang
Undang-undang Sis-tem Pendidikan Nasional beragam seperti Islam, Katholik, Kristen
(Sisdiknas), yakni UU No. 20 Tahun 2003, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu, serta
menegaskan kembali fungsi dan tujuan pen- berbagai macam kepercayaan.
didikan nasional tersebut. Pada Pasal 3 UU ini Akan tetapi banyak orang yang belum
ditegaskan, Pendidikan nasional berfungsi juga menyadari bahwa kemajemukan tersebut
mengembangkan kemampuan dan membentuk juga menyimpan potensi konflik yang dapat
watak serta peradaban bangsa yang bermarta- mengancam kehidupan berbangsa dan ber-
bat dalam rangka mencerdaskan kehidupan negara. Keragaman ini diakui atau tidak, akan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya po- dapat menimbulkan berbagai persoalan seperti
tensi peserta didik agar menjadi manusia yang yang sekarang dihadapi bangsa ini. Korupsi,
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang kolusi, nepotisme, premanisme, perseteruan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, politik, kemiskinan, kekerasan, separatisme,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga perusakan lingkungan, dan hilangnya rasa
negara yang demokratis serta bertanggung ja- kemanusiaan.
wab. Sisdiknas merupakan acuan untuk men- Salah satu institusi pendidikan di
didik dan membangun manusia seutuhnya. Indonesia yang banyak diberitakan di media
Dalam Sisdiknas pasal 4, tercantum massa dengan berbagai perilaku negatifnya
pula prinsip-prinsip penyelenggaraan pendi- adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
dikan, yaitu: (1) Pendidikan diselenggarakan di antaranya adalah perkelahian antar geng
secara demokratis dan berkeadilan serta tidak (seperti geng motor), tawuran massal antar
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak sekolah yang kerap terjadi, bahkan dengan
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, berbagai senjata tajam yang banyak disita
dan kemajemukan bangsa, (2) Pendidikan di- polisi, dan sebagainya.
selenggarakan sebagai satu kesatuan yang Untuk mengatasi problema tersebut
sistemik dengan sistem terbuka dan multi- harus dilakukan melalui pendidikan, dengan
makna, (3) Pendidikan diselenggarakan seba- cara membangun kultur pendidikan nilai di
gai suatu proses pembudayaan dan pember- sekolah. Oleh sebab itu adalah sangat penting
dayaan peserta didik yang berlangsung sepan- untuk menanamkan pendidikan nilai di SMK,
jang hayat, (4) Pendidikan diselenggarakan untuk mencegah terjadinya perilaku yang
dengan memberi keteladanan, membangun tidak diinginkan. Berkaitan dengan hal ter-
kemauan, dan mengembangkan kreativitas sebut, untuk membangun rasa kebersamaan,
peserta didik dalam proses pembelajaran, (5) sekaligus menjawab berbagai problematika
Pendidikan diselenggarakan dengan mengem- kemajemukan seperti yang digambarkan di
bangkan budaya membaca, menulis, dan ber- atas dibutuhkan suatu langkah yang siste-
hitung bagi segenap warga masyarakat, dan matis. Dalam tulisan ini penulis menawarkan
(6) Pendidikan diselenggarakan dengan mem- satu alternatif sebagai suatu upaya untuk
berdayakan semua komponen masyarakat mengatasi problema melalui penerapan kon-
melalui peran serta dalam penyelenggaraan sep pendidikan multikultural yang berbasis
dan pengendalian mutu layanan pendidikan. pada pemanfaatan keragaman yang ada di
Dari paparan di atas, sebenarnya pe- masyarakat, khususnya yang ada pada siswa
merintah Indonesia sudah memberikan ruang seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, aga-
yang cukup untuk terselenggaranya pendidik- ma, status sosial, gender, kemampuan, umur
an nasional yang sesuai dengan kebhinekaan dan ras. Konsep pendidikan multikultural ini
bangsa Indonesia. Seperti kita ketahui bahwa bertujuan agar siswa SMK memiliki kesadar-
Indonesia adalah salah satu negara yang an berperilaku humanis, pluralis, dan demo-
multikultural terbesar di dunia, kebenaran dari kratis.
pernyataan ini dapat dilihat dari sosio kultur Pentingnya pendidikan multikultural
maupun geografis yang begitu beragam dan diberikan kepada siswa SMK dengan harapan

Jurnal Pembangunan dan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Praktek dan Problematika Pendididikan ... 15
Dewi Indrapangastuti

agar mereka mampu memahami bahwa di Modood dalam Zamroni (2008, p.75)
dalam lingkungan mereka dan juga di ling- menyatakan bahwa ide kewarganegaraan yang
kungan lain terdapat keragaman budaya. multikultural adalah kritik dari asimilasi
Keragaman budaya tersebut berpengaruh ter- budaya tradisional yang dituntut oleh kaum
hadap tingkah laku, sikap, pola pikir manusia migran dan minoritas, serta individualisme
sehingga manusia tersebut memiliki cara-cara liberal yang tidak memiliki ruang untuk ke-
(usage), kebiasaan (folk ways), aturan-aturan lompok. Namun, didasarkan pada pengem-
(mores) bahkan adat istiadat (customs) yang bangan dari ide-ide kesetaraan individu dan
berbeda satu sama lain. Bila perbedaan itu kewarganegaraan yang demokratis.
tidak dapat dipahami dengan baik dan dite- Pendidikan multikultural sebagai se-
rima dengan bijaksana, maka konflik (seperti buah kebijakan sosial yang didasarkan pada
perkelahian antar pelajar) akan mudah terjadi prinsip-prinsip pemeliharaan budaya dan
baik di lingkungan sekolah maupun di ling- saling memiliki rasa hormat antara seluruh ke-
kungan masyarakat. lompok budaya di dalam masyarakat. Pen-
Lingkungan pendidikan SMK adalah didikan multikultural pada dasarnya merupa-
sebuah sistem yang terdiri dari banyak faktor, kan program pendidikan bangsa agar komu-
seperti: kultur sekolah, kebijakan sekolah, nitas multikultural dapat berpartisipasi dalam
serta formalisasi kurikulum dan bidang studi. mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal
Bila dalam hal tersebut terjadi perubahan bagi bangsanya (Banks, 2007). Lebih lanjut
maka hendaklah perubahan itu fokusnya un- Banks mengatakan bahwa pendidikan multi-
tuk menciptakan dan memelihara lingkungan kultur dapat didefinisikan menurut tiga hal,
SMK dalam kondisi multikultural yang efek- yaitu ide atau konsep (idea or concept), gerak-
tif. Tujuan utama dari pendidikan multi- an reformasi (reform movement), dan proses
kultural adalah mengubah pendekatan pela- berkelanjutan (ongoing process). Sebagai ide,
jaran dan pembelajaran ke arah memberi pendidikan multikultural mengandung makna
peluang yang sama pada setiap siswa. Jadi bahwa semua peserta didik, tanpa memper-
tidak ada yang dikorbankan demi persatuan. hatikan gender, status sosial, suku, ras atau
Siswa ditanamkan pemikiran lateral, keaneka- karakteristik budaya, wajib memperoleh ke-
ragaman, dan keunikan itu dihargai. Ini berarti sempatan yang sama untuk belajar di sekolah.
harus ada perubahan sikap, perilaku, dan nilai- Sebagai gerakan reformasi, pendidikan multi-
nilai khususnya civitas akademika SMK. kultur dirancang untuk membuat perubahan di
sekolah dan isntitusi pendidikan sehingga
PEMBAHASAN seluruh peserta didik dari semua kelas sosial,
Pengertian Pendidikan Multikultural gender, ras, dan kelompok budaya dapat
memperoleh kesempatan yang sama untuk
Sebagai sebuah wacana baru, pengerti- belajar. Sebagai proses berkelanjutan, pen-
an pendidikan multikultural sesungguhnya didikan multikultural adalah proses terus me-
hingga saat ini belum begitu jelas dan masih nerus diterapkan di segala aspek pendidikan di
banyak pakar pendidikan yang memper- sekolah dengan tujuan persamaan hak mem-
debatkannya. Namun demikian, bukan berarti peroleh pendidikan dan meningkatkan prestasi
bahwa definisi pendidikan multikultural tidak akademik untuk mencapai potensi tertinggi
ada atau tidak jelas. Sebetulnya sama dengan dirinya sebagai manusia (the highest poten-
definisi pendidikan yang penuh penafsiran tials as human beings) yang mungkin tidak
antara satu pakar dengan pakar lainnya di pernah tercapai sempurna tapi tetap terus
dalam menguraikan makna pendidikan itu diupayakan (Banks, 2007, p.82).
sendiri. Hal ini juga terjadi pada penafsiran Sleeter & Grant dan Smith mendefinisi-
tentang arti pendidikan multikultural. kan pendidikan multikultural sebagai suatu
Menurut Brant dalam Billilng & pendekatan progresif untuk melakukan trans-
Gillborn (2004, p.37) multikulturisme difo- formasi pendidikan yang secara holistik mem-
kuskan untuk menyediakan informasi dan me- berikan kritik dan menunjukkan kelemahan-
ningkatkan kesadaran tentang etnisisme, bu- kelemahan, kegagalan-kegagalan dan diskri-
daya, kesetaraan, kesalahpahaman prejudice, minasi yang terjadi di dunia pendidikan (saat
dan kebodohan. ini). Sedangkan Nieto memahami pendidikan
multikultural sebagai suatu bentuk pendidikan

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


16 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 2, Nomor 1, 2014

yang bertumpu pada keadilan sosial, kese- untuk mengurangi rasa sakit dan diskriminasi
taraan pendidikan dan suatu dedikasi guna bahwa pengalaman anggota dari beberapa
memberikan pengalaman pembelajaran di kelompok etnis dan ras karena karakteristik
mana seluruh siswa dapat mencapai per- unik mereka ras, fisik, dan budaya.
kembangan secara optimal (Zamroni, 2011, Zamroni (2011, p.152) mengemukakan
p.144). beberapa tujuan yang akan dikembangkan pa-
Menurut Zamroni (2011, p.33) pendi- da diri siswa dalam proses pendidikan multi-
dikan multikultural di Amerika Serikat adalah kultural, yaitu:
suatu kebijakan yang lahir dari kesadaran a. Siswa memiliki critical thinking yang kuat,
mendalam bahwa masyarakat harus menghar- sehingga bisa mengkaji materi yang di-
gai dan menjunjung tinggi adanya perbedaan, sampaikan secara kritis dan konstruktif.
antara lain realitas keberadaan berbagai etnis, b. Siswa memiliki kesadaran atas sifat curiga
suku bangsa, bahasa, dan kultur masyarakat, atas pihak lain yang dimiliki, dan mengkaji
sehingga memerlukan keberadaan sistem dan mengapa dan dari mana sifat itu muncul,
praktek pendidikan yang bersifat adil setara serta terus mengkaji bagaimana cara meng-
sehingga semua siswa tanpa melihat latar hilangkan sifat curiga tersebut.
belakangnya bisa mendapatkan pelayanan c. Siswa memahami bahwa setiap ilmu bagai-
pendidikan yang layak untuk mencapai pres- kan sebuah pisau bermata dua, ada sisi
tasi optimal. Lebih lanjut Zamroni menya- baik dan ada sisi buruk. Semua tergantung
takan bahwa pendidikan multikultural bukan pada yang memiliki ilmu tersebut.
sekedar perubahan di bidang kurikulum atau d. Siswa memiliki keterampilan untuk me-
perubahan dalam proses pembelajaran, mela- manfaatkan dan mengimplementasikan
inkan dikonseptualisasikan sebagai gerakan ilmu yang dikuasai.
reformasi pendidikan untuk menghilangkan e. Siswa bersifat sebagai a learning person,
penindasan dan ketidakadilan sehingga ter- belajar sepanjang hayat masih di kandung
wujud keadilan dan kesetaraan dalam pen- badan.
didikan, yang menjamin semua siswa akan f. Siswa memiliki cita-cita untuk menempati
berhasil mencapai prestasi maksimal, sesuai posisi sebagaimana ilmu yang dipelajari.
dengan minat, bakat, dan ketertarikannya Namun, juga menyadari bahwa posisi ter-
(Zamroni, 2011, p.145). sebut harus dicapai dengan kerja keras.
Nieto dalam Noel (2000, p.300) me- g. Siswa dapat memahami keterkaitan apa
ngemukakan karakteristik dasar pendidikan yang dipelajari dengan kondisi dan per-
multikultural adalah sebagai berikut: 1) pendi- soalan yang dihadapi bangsa.
dikan multikultural adalah pendidikan anti-
Berdasarkan pendapat dari para ahli di
racist (anti rasis), 2) pendidikan multikultural
atas, dapat dikatakan bahwa pendidikan multi-
adalah pendidikan dasar, 3) pendidikan multi-
kultural adalah sebuah konsep yang dibuat
kultural adalah penting untuk seluruh siswa,
dengan tujuan untuk menciptakan persamaan
4) pendidikan multikultural adalah pervasive
peluang pendidikan bagi semua siswa yang
(spektrumnya luas), 5) pendidikan multikul-
berbeda-beda ras, etnis, kelas sosial dan
tural adalah untuk social justice (keadilan
kelompok budaya. Tujuan penting lainnya
sosial), 6) pendidikan multikultural adalah
dari konsep pendidikan multikultural adalah
suatu proses, dan 7) pendidikan multikultural
untuk membantu semua siswa agar memper-
adalah critical pedagogy (pedagogi kritis).
oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan
Tujuan pendidikan multikultur menurut
yang diperlukan dalam menjalankan peran-
Banks (2002, pp.1-2) adalah: 1) untuk mem-
peran seefektif mungkin pada masyarakat
bantu individu mendapatkan pemahaman diri
demokratik-pluralistik serta diperlukan untuk
yang lebih besar dengan melihat diri dari
berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi de-
sudut pandang budaya lain; 2) untuk mem-
ngan warga dari kelompok beragam agar ter-
berikan siswa suatu alternatif budaya dan
cipta sebuah tatanan masyarakat bermoral
etnis; 3) untuk menyediakan keterampilan,
yang berjalan untuk kebaikan bersama. Me-
sikap, dan pengetahuan yang dibutuhkan
lalui pendidikan multikultural peserta didik
semua siswa untuk berfungsi dalam budaya
diharapkan dapat dengan mudah memahami,
etnis mereka, dalam budaya mainstream, dan
menguasai, memiliki kompetensi yang baik,
dalam dan lintas budaya etnis lainnya; serta 4)

Jurnal Pembangunan dan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Praktek dan Problematika Pendididikan ... 17
Dewi Indrapangastuti

bersikap dan menerapkan nilai-nilai demokra- kemampuan kultural pada diri siswa (Zam-
tis, humanisme dan pluralisme di sekolah dan roni, 2011, pp.33-34).
di luar sekolah. Pendidikan di alam demokrasi Zamroni (2011, pp.147-148) menyata-
seperti Indonesia harus berorientasi pada kan bahwa pendidikan multikultural adalah
kepentingan bangsa yang berlatar belakang suatu gerakan pembaharuan dan proses untuk
multi-etnic, multi-religion, multi-language dan menciptakan lingkungan pendidikan yang se-
lain-lain. Hal ini berarti bahwa penyelenggara tara untuk seluruh siswa, yang memiliki
pendidikan harus memperhatikan ragam kon- prinsip sebagai berikut: a) pendidikan multi-
disi bangsa yang heterogen. kultural adalah gerakan politik yang bertujuan
menjamin keadilan sosial bagi seluruh warga
Paradigma Pendidikan Multikultural masyarakat tanpa memandang latar belakang
Banks (1993, p.3) menyatakan bahwa yang ada; b) pendidikan multikultural me-
pendidikan multikultural secara umum seba- ngandung dua dimensi: level kelas, yakni
gai pendidikan untuk people of color, artinya pembelajaran, dan level sekolah, yakni kelem-
pendidikan multikultural ingin mengeksplo- bagaan, antara keduanya tidak bisa dipisah-
rasi perbedaan sebagai keniscayaan. Pendidik- kan, tetapi justru harus ditangani lewat refor-
an multikultural adalah ide atau falsafah masi yang komprehensif; c) pendidikan multi-
sebagi suatu rangkaian kepercayaan dan pen- kultural menekankan pada perlunya analisis
jelasan yang mengakui dan menilai penting- kritis atas sitem kekuasaan dan privilages
nya keragaman budaya, identitas pribadi, untuk dapat dilakukannya reformasi kompre-
kesempatan pendidikan dari individu, kelom- hensif dalam pendidikan; d) tujuan pendidikan
pok maupun negara. Lebih lanjut Banks multikultural adalah menyediakan bagi setiap
(2001, p.28) menyatakan bahwa pendidikan siswa jaminan memperoleh kesempatan guna
multikultural adalah konsep atau ide sebagai mencapai prestasi maksimal sesuai dengan
suatu rangkaian kepercayaan (set of believe) kemampuan, minat, dan bakat yang dimiliki;
dan penjelasan yang mengakui dan menilai e) pendidikan multikultural merupakan pendi-
pentingnya keragaman budaya dan etnis dikan yang baik untuk seluruh siswa, tanpa
dalam membentuk gaya hidup, pengalaman memandang latar belakangnya.
sosial, identitas pribadi dan kesempatan- Lebih lanjut Zamroni (2011, p.146) me-
kesempatan pendidikan dari individu, kelom- nawarkan paradigma pendidikan multikultural
pok maupun negara. sebagai berikut: a) pendidikan multikultural
Pendidikan multikultural adalah suatu bisa menjadi jantung bagi proses untuk men-
kebijakan yang lahir dari kesadaran yang ciptakan kesetaraan pendidikan bagi seluruh
mendalam bahwa masyarakat harus menghar- warga masyarakat; b) pendidikan multikultu-
gai dan menjunjung tinggi adanya berbagai ral bukan sekedar dari perubahan kurikulum
perbedaan, antara lain realitas keberadaan atau perubahan metode pembelajaran; c) pen-
berbagai macam etnis, suku bangsa, bahasa, didikan multikultural sebagai proses transfor-
dan kultur masyarakat, sehingga memerlukan masi kesadaran yang memberikan arah ke
keberadaan sistem dan praktek pendidikan mana transformasi praktek pendidikan harus
yang bersifat adil setara sehingga semua siswa menuju; dan d) pendidikan multikultural ber-
tanpa melihat latar belakangnya bisa men- tujuan untuk membangun jembatan antara
dapatkan pelayanan pendidikan yang layak kurikulum dan karakter guru, pedagogik, iklim
untuk mencapai prestasi optimal. Keberadaan kelas, dan kultur sekolah guna membangun
sistem dan praktek pendidikan semacam ini visi sekolah yang menjunjung kesetaraan.
merupakan prasyarat mewujudkan masyarakat Pendidikan multikultural merupakan
yang demokratis. Mewujudkan pendidikan proses pengembangan sikap dan tata laku se-
yang demokratis memerlukan beberapa per- seorang atau sekelompok orang dalam usaha
syaratan pokok antara lain: a) praktik pen- mendewasakan manusia melalui upaya penga-
didikan di sekolah-sekolah dilaksanakan ber- jaran, pelatihan, proses, perbuatan, dan cara-
dasarkan pada prinsip keadilan dan kesetara- cara mendidik yang menghargai pluralitas dan
an; b) proses pembelajaran dijauhkan dari heterogenitas secara humanistik. Pendidikan
sifat bias dan stereotip; dan c) Proses pem- multikultural mengandung arti bahwa proses
belajaran harus berujung pada pengembangan pendidikan yang diimplementasikan pada ke-
giatan pembelajaran di satuan pendidikan

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


18 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 2, Nomor 1, 2014

selalu mengutamakan unsur perbedaan seba- Pemahaman dan akselarasi pendidikan


gai hal yang biasa, sebagai implikasinya pen- yang berbasis multikultural menjadi sangat
didikan multikultural membawa peserta didik penting untuk dihayati bagi generasi muda.
untuk terbiasa dan tidak mempermasalahkan Terutama untuk diaplikasikan dalam kehidup-
adanya perbedaan secara prinsip untuk ber- an sehari-hari. Pemahaman dari awal menge-
gaul dan berteman dengan siapa saja tanpa nai multikultural setidaknya akan mempenga-
membedakan latar belakang budaya, suku ruhi perkembangan generasi muda Indonesia
bangsa, agama, ras, maupun adat istiadat yang di masa yang akan datang. Oleh karena itu
ada. proses pendidikan yang berbasis multi-
kultural, tidak saja berlangsung di sekolah
Pentingnya Pendidikan Multikultural di namun juga luar sekolah yakni di masyarakat
Indonesia dan keluarga. Dengan demikian diharapkan
Indonesia merupakan sebuah bangsa akan terjadi kerukunan antara suku/etnik yang
yang mempunyai banyak sekali keragaman, berbeda-beda dan secara bersama-sama mem-
baik dari segi suku bangsa, agama, ras, mau- bangun bangsa dan negara yang tercinta
pun golongan. Keragaman yang ada tersebut Indonesia.
sangat memungkinkan terjadinya sikap-sikap
Karakteristik Pendidikan Nilai di SMK
primordialisme maupun etnosentrisme yang
dapat memicu konflik. Apabila keragaman ter- Pendidikan nilai-nilai di Sekolah Mene-
sebut mampu dilihat sebagai kekayaan sosio- ngah Kejuruan (SMK) harus memberikan
budaya, maka akan menuju pada integrasi akses dan kesempatan kepada peserta didik
bangsa. Namun sebaliknya, apabila keragam- untuk mempraktekkan dan menerapkan jenis
an yang dipicu oleh sikap primordial dan pengetahuan, kompetensi, dan sikap dalam
etnosentris tersebut tidak bisa ditanggulangi proses mempersiapkan mereka untuk hidup di
dengan baik, maka bukan tidak mungkin akan masyarakat yang kompleks saat ini. SMK
memunculkan disintegrasi bangsa. harus memiliki kepedulian dan mempromosi-
Di lain pihak, kita menyadari bahwa kan nilai-nilai pendidikan, keunggulan dan
interaksi dengan budaya global merupakan standar yang tinggi sebagai aspirasi individu
keniscayaan yang tidak perlu ditakutkan, dan kelembagaan, berprestasi dan melakukan
justru semestinya dapat dimanfaatkan untuk dalam semua aspek kegiatannya. SMK harus
memperkaya nilai-nilai sosial budaya dengan humanis dan memberi kesempatan yang luas
nilai-nilai luhur yang bersifat universal. Hal kepada peserta didik untuk mendapatkan
ini menunjukan sifat keterbukaan yang nilai-nilai yang akan sangat penting dalam
dimiliki oleh sistem sosial budaya kita belum pengembangan pribadi dan sosial. Sekolah
sepenuhnya dapat dimanfaatkan secara tepat harus mengembangkan rasa kemerdekaan dan
dan produktif. harga diri peserta didik sebagai manusia, me-
Oleh karena itu, untuk memunculkan miliki kepercayaan diri untuk berkontribusi
sikap toleransi, serta saling memahami dalam pada masyarakat, menjadi bagian dari masya-
konteks lintas budaya, maka perlu diber- rakat dalam tatanan kehidupan sosial politik
lakukan suatu sistem pendidikan yang yang berbudaya dan bermoral.
multikultur. Pendidikan multikultur ini mem- SMK harus mempersiapkan masa
punyai peran yang sangat strategis dalam depan peserta didik sebagai anggota masya-
membekali seseorang menghadapi era globali- rakat dan warga negara untuk melakukan
sasi sehingga tidak hanyut dalam dampak hubungan interpersonal satu sama lain, de-
negatif globalisasi. Selain itu pula pendidikan ngan cara yang tidak bertentangan dengan
multikultural ini berperan untuk menyatukan norma dalam masyarakat SMK harus me-
budaya bangsa, dalam arti tidak menjadikan nyiapkan peserta didik untuk memiliki ke-
budaya yang ada menjadi seragam, namun pedulian kepada pendidikan multikultural di
keberagaman yang dipandang sebagai keka- samping pendidikan keterampilan. SMK harus
yaan bangsa yang patut dijaga bersama. Jika menggabungkan pendidikan untuk otonomi
peran dan tujuan tersebut tercapai secara pribadi yang rasional, pengembangan pendi-
maksimal, maka integrasi, persatuan dan dikan multikultural dan berkontribusi sosial
kesatuan bangsa Indonesia akan tercapai. untuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan ke-
damaian.

Jurnal Pembangunan dan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Praktek dan Problematika Pendididikan ... 19
Dewi Indrapangastuti

Pentingnya Pendidikan Multikultural di Praktik dan Problematik Pembelajaran


SMK Pendidikan Multikultural dan Upaya
Sistematis Untuk Mengatasinya
Menurut Jose A. Cardinas (1975, p.131),
pentingnya pendidikan multikultural didasar- Dalam kerangka strategi pembelajaran,
kan pada lima pertimbangan: (1) incompatibi- pembelajaran berbasis multikultural diharap-
lity (ketidakmampuan hidup secara harmoni), kan dapat mendorong terjadinya proses imaji-
(2) other languages acquisition (tuntutan ba- natif, metaforik, berpikir kreatif dan sadar
hasa lain), (3) cultural pluralism (keragaman budaya. Namun pada prakteknya, penggunaan
kebudayaan), (4) development of positive self- budaya lokal (etnis) dalam pembelajaran ber-
image (pengembangan citra diri yang positif), basis multikultural tidak terlepas dari berbagai
dan (5) equility of educational opportunity problematik yang terdapat dalam setiap kom-
(kesetaraan memperoleh kesempatan pendi- ponen pembelajaran, sejak persiapan awal dan
dikan). Di pihak lain, Donna M. Gollnick implementasinya. Beberapa permasalahan
(1983, p.29) menyebutkan bahwa pentingnya awal pembelajaran berbasis multikultural pada
pendidikan multikultural dilatarbelakangi oleh tahap persiapan awal, antara lain: 1) guru
beberapa asumsi: (1) bahwa setiap budaya kurang mengenal budayanya sendiri, budaya
dapat berinteraksi dengan budaya lain yang lokal maupun budaya peserta didik; 2) guru
berbeda, dan bahkan dapat saling memberikan kurang menguasai garis besar struktur dan
kontribusi; (2) keragaman budaya dan interak- budaya etnis peserta didiknya, terutama dalam
sinya; (3) keadilan sosial dan kesempatan konteks mata pelajaran yang akan diajar-
yang setara bagi semua orang merupakan hak kannya; dan 3) rendahnya kemampuan guru
bagi semua warga negara; (4) distribusi keku- dalam mempersiapkan peralatan yang dapat
asaan dapat dibagi secara sama kepada semua merangsang minat, ingatan, dan pengenalan
kelompok etnik; (5) sistem pendidikan mem- kembali peserta didik terhadap khasanah bu-
berikan fungsi kritis terhadap kebutuhan daya masing-masing dalam konteks budaya
kerangka sikap dan nilai demi kelangsungan masing-masing dalam konteks pengalaman
masyarakat demokratis; serta (6) para guru belajar yang diperoleh.
dan para praktisi pendidikan dapat menga- Untuk mengaktualisasikan pendidikan
sumsikan sebuah peran kepemimpinan dalam multikultural haruslah memperhatikan berba-
mewujudkan lingkungan yang mendukung gai dimensi yang saling berelasi satu sama
pendidikan multikultural. lain. Banks (2007, pp.83-85) memberikan
SMK harus mencari dan menemukan panduan dimana ada lima dimensi pendidikan
sebuah pendekatan untuk membangun dan multikultur yang seharusnya secara simultan
menawarkan pendidikan multikultural. Kegi- dilakukan, yaitu: integrasi materi (content
atan belajar dan mengajar yang akan ber- integration), proses pembentukan pengetahu-
konsentrasi tidak hanya pada kompetensi an (knowledge construction process), reduksi
kejuruan, kapasitas ekonomi dan keterampilan prasangka (prejudice reduction), pendidikan/
manajemen tetapi juga pada nilai-nilai manu- perlakuan pedagogi tanpa pandang bulu
siawi. Untuk itu semua sivitas di SMK perlu: (equity pedagogy), dan pemberdayaan budaya
1) menghargai budaya manapun; 2) meng- sekolah dan struktur sosial (empowering
embangkan toleransi dan simpati untuk memi- school culture and social structure).
liki dan kemauan untuk bekerja dan hidup Integrasi konten adalah upaya guru
dengan orang-orang lain dari berbagai latar memberikan atau menggunakan contoh dan
belakang, kepentingan dan gaya hidup; 3) materi dari berbagai budaya dan kelompok
mengembangkan rasa menghormati orang untuk mengajarkan konsep kunci, prinsip,
lain, mempertimbangkan kepentingan mereka generalisasi, teori dan lain-lain ketika menga-
dan peka dalam melakukan hubungan inter- jar satu topik atau mata pelajaran tertentu.
personal, berkomunikasi dan menjada etika Dimensi ini digunakan oleh guru untuk
kesopanan; 4) mandiri dan rasional; 5) mene- memberikan keterangan dengan „poin kunci‟
rima pencarian makna yang ditawarkan oleh pembelajaran dengan merefleksi materi yang
agama, budaya, adat-istiadat, humanisme, dan berbeda-beda. Secara khusus, para guru
lainnya yang dihargai sebagai sikap hidup menggabungkan kandungan materi pembela-
bersama. jaran ke dalam kurikulum dengan beberapa

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


20 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 2, Nomor 1, 2014

cara pandang yang beragam. Salah satu dipengaruhi oleh disiplin pengetahuan yang
pendekatan umum adalah mengakui kontribu- mereka miliki. Dimensi ini juga berhubungan
sinya, yaitu guru-guru bekerja ke dalam kuri- dengan pemahaman para pelajar terhadap
kulum mereka dengan membatasi fakta perubahan pengetahuan yang ada pada diri
tentang semangat kepahlawanan dari berbagai mereka sendiri. Dimensi ini berupaya mem-
kelompok. Di samping itu, rancangan pembe- bantu siswa untuk memahami, mencari tahu,
lajaran dan unit pembelajarannya tidak diru- dan menentukan bagaimana suatu pengeta-
bah. Dengan beberapa pendekatan, guru huan atau teori pada dasarnya secara implisit
menambah beberapa unit atau topik secara tercipta karena adanya pengaruh budaya
khusus yang berkaitan dengan materi multi- tertentu, kalangan tertentu, kelompok dengan
kultural. Sebagai contoh, ketika guru SMK status sosial tertentu yang terjadi pada saat itu.
mengajar topik menggambar motif batik, Sebagai contoh, ketika guru SMK membahas
kemudian dikaitkan dengan berbagai macam topik tentang Galileo yang menghasilkan teori
motif batik di berbagai daerah penghasil batik heliosentris yang menumbangkan asumsi
di Indonesia. Artinya, yang dimaksud dengan geosentris yang terjadi pada masa dimana
integrasi konten adalah mengintegrasikan pengaruh agama saat itu sangat dominan.
pendidikan multikultur ke dalam mata pela- Sehingga, Galileo harus dihukum mati karena
jaran/topik pelajaran. Dengan kata lain, teorinya, namun belakangan teori tersebut
sambil belajar biologi, terjadi penyadaran dipakai oleh masyarakat dunia. Di sini guru
akan perbedaan budaya. harus menjelaskan mengapa hal itu sampai
Akan tetapi dapat timbul problematik terjadi dengan mengungkapkan pengaruh
dalam “seleksi dan integrasi isi” (content budaya masyarakat di sana pada waktu itu.
selection and integration) mata pelajaran, Problematik yang dapat timbul pada
yaitu: a) sejauh mana guru mampu memilih dimensi proses pembentukan pengetahuan
aspek dan unsur budaya yang relevan dengan adalah: a) kurangnya pengetahuan guru dalam
isi dan topik mata pelajaran; dan b) sejauh memilih aspek budaya yang tepat sehingga
mana guru dapat mengintegrasikan budaya dapat membantu peserta didik untuk mema-
lokal dalam mata pelajaran yang diajarkan, hami konsep kunci secara lebih tepat; dan b)
sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi kurangnya pengetahuan guru dalam meng-
peserta didik. Sebagai upaya untuk mengatasi gunakan frame of reference dari budaya ter-
problematik tersebut, penulis menawarkan tentu dan mengembangkannya dalam per-
beberapa petunjuk untuk membantu guru spektif ilmiah. Yang dapat dilakukan guru
dalam mengintegrasikan isi tentang kelompok untuk mengatasi masalah tersebut adalah: a)
etnis ke dalam pembelajaran dalam pendidik- menambah wawasan dengan membaca buku,
an multikultural, yaitu: 1) guru dituntut un- atau penelurusan internet, dan b) melatih pe-
tuk mempunyai pengetahuan yang luas ngembangan frame of reference dari budaya
tentang beragam budaya; 2) sensitif dengan dalam perspektif ilmiah melaui diskusi de-
sikap dan perilaku rasial, gender, status sosial, ngan guru lain atau kelompok kerja guru.
dan lainnya; 3) membawa citra positif tentang Reduksi prejudice adalah upaya guru
berbagai kelompok etnis; 4) menggunakan membantu siswa mengembangkan sikap posi-
buku, film, video, dan rekaman yang dijual di tif terhadap perbedaan (baik dari sisi suku,
pasaran untuk pelengkap buku teks dari budaya, ras, gender, status sosial, dll.) Sebagai
kelompok etnis dan menyajikan perspektif contoh, adalah tidak benar kalau guru men-
kelompok etnis pada siswa; 5) berbagi kisah dorong sikap atau prasangka yang meng-
etnis dan budaya dengan siswa; 6) sensitif anggap bahwa orang Papua yang berkulit
dengan tahap perkembangan dari siswa; dan hitam adalah terbelakang, bodoh dan lain-lain.
7) gunakan teknik belajar yang kooperatif dan Prejudice yang tidak benar terhadap gender,
kerja kelompok untuk meningkatkan integrasi ras, budaya dan lain-lain dalam proses inter-
ras, etnis, dan status sosial di sekolah dan di aksi di sekolah inilah yang harus dihindari.
kelas Problematik yang dapat muncul dalam
Proses pembentukan pengetahuan ada- dimensi ini adalah kurangnya perhatian/
lah suatu dimensi dimana para guru mem- sensifitas guru dalam meluruskan prejudice
bantu siswa untuk memahami beberapa negatif yang dapat terjadi di kalangan siswa.
perspektif dan merumuskan kesimpulan yang Upaya yang harus dilakukan guru untuk

Jurnal Pembangunan dan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Praktek dan Problematika Pendididikan ... 21
Dewi Indrapangastuti

mengatasi problematik tersebut adalah guru Problematik yang dapat timbul dalam
berkewajiban meluruskan asumsi dan pre- equity pedagogy ini adalah apabila guru
judice negatif seperti itu. Salah satu cara terlalu banyak memakai budaya etnis atau
mengurangi prejudice ini adalah dengan meli- kelompok tertentu dan (secara tidak sadar)
batkan siswa melakukan aktifitas bersama menafikan budaya kelompok lain. Yang harus
dengan mereka yang terdiri dari berbagai dilakukan guru dalam hal ini adalah guru
status sosial, ras, gender dan lain-lain. Dalam harus berupaya untuk memiliki “khasanah
dimensi ini guru dituntut untuk melakukan budaya” mengenai berbagai unsur budaya
banyak usaha dalam membantu siswa me- dalam tema tertentu.
ngembangkan perilaku positif tentang per- Pemberdayaan budaya sekolah dan
bedaan kelompok. Sebagai contoh, ketika struktur sosial adalah proses merestrukturisasi
siswa SMK masuk sekolah dengan perilaku dan reorganisasi sekolah sehingga siswa dari
negatif dan memiliki kesalah-pahaman ter- beragam ras, suku, kelas sosial akan men-
hadap ras atau etnik yang berbeda dan galami dan merasakan pemberdayaan dan
kelompok etnik lainnya, pendidikan dapat persamaan budaya. Dimensi ini penting dalam
membantu siswa mengembangkan perilaku memperdayakan budaya siswa yang dibawa
intergroup yang lebih positif, penyediaan ke sekolah yang berasal dari kelompok yang
kondisi yang mapan dan pasti. Dua kondisi berbeda.
yang dimaksud adalah bahan pembelajaran Dalam menyusun struktur sosial SMK
yang memiliki citra yang positif tentang memanfaatkan potensi budaya siswa yang
perbedaan kelompok dan menggunakan bahan beranekaragam sebagai karakteristik struktur
pembelajaran tersebut secara konsisten dan SMK setempat, misalnya berkaitan dengan
terus-menerus. Penggunaan teksbook multi- praktik kelompok, iklim sosial, latihan-
kultural atau bahan pengajaran lain dan stra- latihan, partisipasi ekstra kurikuler dan peng-
tegi pembelajaran yang kooperatif diharapkan hargaan staff dalam merespon berbagai perbe-
dapat membantu para pelajar untuk mengem- daan yang ada di SMK. Dengan demikian,
bangkan perilaku dan persepsi terhadap ras semangat multikulturalisme harus tercermin
yang lebih positif. Jenis strategi dan bahan dalam segala aktifitas di SMK. Hal ini menun-
dapat menghasilkan pilihan para pelajar untuk tut adanya perubahan baik dari sisi literasi
lebih bersahabat dengan ras luar, etnik dan multikultur pendidik dan tenaga kependi-
kelompok budaya lain. dikan, kebijakan sekolah, struktur organisasi,
Perlakuan pedagodik tanpa pandang iklim sekolah dan lain-lain.
bulu (equity pedagogy) adalah upaya guru Banks (2002, pp.30-32) mengemukakan
memperlakukan secara sama tanpa pandang empat pendekatan yang mengintegrasikan ma-
bulu dalam proses pembelajaran di kelas. teri pendidikan multikultural ke dalam kuri-
Dimensi ini memperhatikan cara-cara dalam kulum ataupun pembelajaran di sekolah yang
mengubah fasilitas pembelajaran sehingga bila dicermati relevan untuk diimplementasi-
mempermudah pencapaian hasil belajar pada kan di sekolah di SMK, yaitu: 1) pendekatan
sejumlah siswa dari berbagai kelompok. kontribusi (the contributions approach); 2)
Strategi dan aktivitas belajar di SMK diupa- pendekatan Aditif (Aditive Approach); 3) pen-
yakan memperlakukan pendidikan secara adil, dekatan transformasi (the transformation ap-
antara lain dengan bentuk kerjasama (coope- proach); dan 4) pendekatan aksi sosial (the
ratve learning), dan bukan dengan cara-cara social action approach).
yang kompetitif (competition learning). Hal Pendekatan kontribusi (the contri-
ini juga menyangkut pendidikan yang diran- butions approach) paling sering dilakukan
cang untuk membentuk lingkungan SMK, dan paling luas dipakai dalam fase pertama
menjadi banyak jenis kelompok, termasuk ke- dari gerakan kebangkitan etnis. Substansi
lompok etnik, wanita, dan para pelajar dengan pendidikan multikultural pada tahap ini adalah
kebutuhan khusus yang akan memberikan pe- menanamkan pada siswa bahwa manusia yang
ngalaman pendidikan persamaan hak dan hidup di sekitarnya dan di tempat lain serta di
persamaan memperoleh kesempatan belajar. dunia ini sangat beragam. Seperti berbagai
Hal ini akan terlihat dari metode yang di- jenis makanan, pakaian, dan lain-lain dari
gunakan, cara bertanya, penunjukkan siswa, berbagai daerah. Dengan demikian siswa me-
pengelompokkan siswa, dan sebagainya. ngerti bahwa ada cara yang berbeda tetapi

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


22 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 2, Nomor 1, 2014

maksud dan nilainya sama. Sehingga mereka bah komponen yang mempersyaratkan siswa
dapat belajar untuk menerima perbedaan membuat aksi yang berkaitan dengan konsep,
dengan proses dan rasa yang menyenangkan. isu atau masalah yang dipelajari dalam unit.
Akhirnya siswa merasa berbeda itu bukanlah Tujuan utama dari pengajaran dalam pende-
masalah, tetapi anugerah. katan ini adalah mendidik siswa melakukan
Pada Pendekatan aditif (aditive ap- untuk kritik sosial dan mengajari mereka
proach) dilakukan penambahan materi, keterampilan pembuatan keputusan untuk
konsep, tema, dan perspektif terhadap kuriku- memperkuat siswa dan membantu mereka
lum tanpa mengubah struktur, tujuan dan memperoleh pendidikan politis, sekolah mem-
karakteristik dasarnya. Pendekatan aditif ini bantu mereka menjadi kritikus sosial yang
sering dilengkapi dengan penambahan buku reflektif dan partisipan yang terlatih dalam
(cerita rakyat dari berbagai daerah atau negara perubahan sosial. Siswa memperoleh pengeta-
lain), media pembelajaran berbasis multikul- huan, nilai, dan keterampilan yang mereka
tural misalnya CD pembelajaran cerita ber- butuhkan untuk berpartisipasi dalam peruba-
bagai daerah/negara, modul pendidikan multi- han sosial sehingga kelompok - kelompok
kultural, atau bidang bahasan terhadap kuriku- etnis, ras, dan golongan-golongan yang tera-
lum tanpa mengubahnya secara substansif. baikan dan menjadi korban dapat berparti-
Hal ini dilakukan untuk menanamkan penge- sipasi penuh dalam masyarakat.
tahuan yang luas bagi siswa. Rasa ketertarikan Dalam mengimplementasikan pende-
akan keragaman yang diperoleh di dalam katan-pendekatan pendidikan multikultural
kelas akan memotivasi siswa untuk tahu lebih sebagaimana diuraikan di atas, banyak ber-
banyak dengan membaca, melihat di internet, gantung pada peran dan kemampuan guru
berkunjung, bertanya pada yang lebih tahu dalam multikulturalisme. Karena itu peran
dan sebagainya. Dengan wawasan yang lebih guru di dalam pendidikan multikultural di
luas tentang keragaman budaya, kehidupan, sekolah sangatlah penting. Adapun peran guru
persahabatan, pengetahuan, siswa akan tum- yang relevan diterapkan di SMK adalah
buh menjadi orang yang inklusif, mudah sebagai berikut.
menerima yang berbeda, toleran dan meng-
hargai orang lain. Selain itu akan mudah Membangun Paradigma Keberagamaan
berinteraksi dengan lingkungan yang baru Inklusif di Lingkungan Sekolah
ataupun yang kompleks. Guru SMK sebagai orang dewasa dan
Pendekatan tranformasi (the transfor- kebijakan SMK harus menerima bahwa ada
mation approach) berbeda secara mendasar agama lain selain agama yang dianutnya. Ada
dengan pendekatan kontribusi dan aditif. Pada pemeluk agama lain selain dirinya yang juga
pendekatan transformasi mengubah asumsi memeluk suatu agama. Dalam sekolah yang
dasar kurikulum dan menumbuhkan kompe- muridnya beragam agama, SMK harus me-
tensi siswa dalam melihat konsep, isu, tema, layani kegiatan rohani semua siswanya secara
dan problem dari beberapa perspektif dan baik. Hilangkan kesan mayoritas minoritas
sudut pandang etnis. Bank (1993) menyebut siswa menurut agamanya. Setiap kegiatan
ini proses multiple acculturation sehingga keagamaan atau kegiatan apapun di SMK bia-
rasa saling menghargai, kebersamaan dan sakan ada pembauran untuk bertoleransi dan
cinta sesama dapat dirasakan melalui pengala- membantu antar siswa yang beragama ber-
man belajar. Konsepsi akulturasi ganda beda. Guru dan kebijakan di SMK tidak
(multiple acculturation conception) dari ma- mengungkapkan secara eksplisit, radikal, dan
syarakat dan budaya negara mengarah pada provokatif dalam wujud apapun, karena di
perspektif bahwa memandang peristiwa etnis, luar sekolah itu siswa akan bertemu, bergaul,
sastra, musik, seni dan pengetahuan lainnya dan bekerja sama dengan orang lain yang
sebagai bagian integral dari yang membentuk berbeda agama. Sebagai bahan renungan, se-
budaya secara umum. Budaya kelompok orang guru harus peka dan bijaksana men-
dominan hanya dipandang sebagai bagian dari jelaskan sejarah Perang Salib, bom Bali, kon-
keseluruhan budaya yang lebih besar. flik antar pemeluk agama di Maluku, teroris-
Pendekatan aksi sosial (the social me, dan sebagainya. Jangan sampai ada
action approach) mencakup semua elemen ketersinggungan sekecil apapun karena ke-
dari pendekatan transformasi, namun menam- cerobohan ungkapan guru. Sekecil apapun

Jurnal Pembangunan dan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Praktek dan Problematika Pendididikan ... 23
Dewi Indrapangastuti

singgungan tentang agama akan membekas prestasi, sebaliknya beri punishment yang
dalam benak siswa yang akan dibawanya tegas mendidik diberikan terhadap sikap,
sampai dewasa. ucapan, dan perilaku yang menyinggung per-
bedaan gender.
Menghargai Keragaman Bahasa di Sekolah
Membangun Pemahaman Kritis dan Empati
Dalam suatu sekolah bisa terdiri dari
terhadap Ketidakadilan serta Perbedaan
guru, tenaga kependidikan, dan siswa yang
Sosial
berasal dari berbagai wilayah dengan ke-
ragaman bahasa, dialek, dan logat bicara. Pelayanan pendidikan dan penegakan
Meski ada bahasa Indonesia sebagai bahasa peraturan sekolah tidak boleh mempertim-
pengantar formal di sekolah, namun logat atau bangkan status sosial siswa. Siswa dibaurkan
gaya bicara selalu saja muncul dalam setiap dari beragam status sosial dalam kelompok
ungkapan bahasa, baik lisan maupun tulisan. dan kelas untuk berinteraksi normal di
SMK perlu memiliki peraturan yang meng- sekolah. Meskipun begitu, guru dan siswa
akomodasi penghargaan terhadap perbedaan SMK harus tetap memahami perbedaan sosial
bahasa. Guru serta warga SMK yang lain ti- yang ada di antara teman-temannya. Pema-
dak boleh mengungkapkan rasa ”geli” atau haman ini bukan untuk menciptakan per-
”aneh” ketika mendengarkan atau membaca bedaan, sikap lebih tinggi dari yang lain, atau
ungkapan bahasa yang berbeda dari kebiasa- sikap rendah diri bagi yang kurang, namun
annya. Semua warga SMK bersikap apresiatif untuk menanamkan sikap syukur atas apapun
dan akomodatif terhadap perbedaan-perbeda- yang dimiliki. Selanjutnya dikembangkan ke-
an itu. Perbedaan yang ada seharusnya me- pedulian untuk tidak saling merendahkan
nyadarkan kita bahwa kita sangat kaya namun saling mendukung menurut ke-
budaya, mempunyai teman-teman yang unik mampuan masing-masing. Sebaiknya sikap
dan menyenangkan, serta dapat bertukar pe- empati dan saling membantu tidak hanya
ngetahuan berbahasa agar kita semakin kaya ditanamkan di lingkungan sekolah saja. Suatu
wawasan. waktu siswa bisa diajak berkegiatan sosial di
luar sekolah seperti di panti asuhan, panti
Membangun Sikap Sensitif Gender di Sekolah jompo, dan sebagainya. Atau bila ada musibah
”Dasar perempuan, cerewet dan bisanya di antara warga sekolah atau daerah lain siswa
menangis!”. ”Mentang-mentang cowok, ja- diajak berdoa dan memberikan sumbangan.
ngan sok kuasa ngatur-ngatur di kelas ya!”.” Sekecil apapun doa, ucapan simpati, jabat
Syarat pengurus ekstrakurikuler adalah ketua tangan, pelukan, atau bantuan material akan
harus cowok, sekretarisnya cewek, seksi per- sangat bermakna bagi pembentukan karakter
lengkapan cowok, seksi konsumsi cewek,….”. siswa juga siapapun yang menjadi obyek
Contoh ungkapan-ungkapan itu harus dihapus empati.
dari benak dan kebiasaan guru, siswa, dan
Membangun Sikap Anti Diskriminasi Etnis
warga sekolah yang lain. Pembagian tugas,
penyebutan contoh-contoh nama tokoh, dan Sekolah bisa jadi menjadi Indonesia
sebagainya harus proporsional antara laki-laki mini atau dunia mini, dimana berbagai etnis
dan perempuan. Tak ada yang lebih dominan menuntut ilmu bersama di sekolah. Di sekolah
atau sebaliknya minoritas antara gender laki- bisa jadi suatu etnis mayoritas terhadap etnis
laki dan perempuan. Dengan tetap memper- lainnya. Tapi perlu dipahami, di sekolah lain
timbangkan nilai-nilai kodrati, penerapan etnis yang semula mayoritas bisa jadi men-
gender dalam fungsi-fungsi pembelajaran di jadi minoritas. Hindari sikap negatif terhadap
SMK harus proporsional karena setiap siswa etnis yang berbeda. Sebagai misal ungkapan
laki-laki dan perempuan memiliki potensi seperti ini, ”Dasar Batak, ngeyel dan galak”,
masing-masing. Perempuan jadi pemimpin, ”Heh si Aceh ya, slamat ya terhindar dari
laki-laki mengurusi konsumsi, atau yang lain Tsunami”, ”Halo Papua Kritam (kriting dan
saat ini bukan sesuatu yang tabu. Siswa ber- hitam)”, ”Ssst, jangan dekat dengan orang
hak mengembangkan potensinya dengan baik Dayak, nanti dimakan lho”. Di SMK perlu di-
tanpa bayang-bayang persaingan gender. Re- tanamkan dan dibiasakan pergaulan yang po-
ward dapat diberikan pada pada siapapun sitif, diberikan pemahaman bahwa inilah In-
dengan gender apapun yang mampu ber- donesia yang hebat, warganya beraneka ragam

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


24 Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi
Volume 2, Nomor 1, 2014

suku atau etnis, bahasa, tradisi namun bisa atau gurunya. Selain itu jangan sampai ada
bersatu karena sama-sama berbahasa Indo- deskriminasi, sikap, ucapan, dan perilaku ne-
nesia dan bangga menjadi bangsa Indonesia. gatif diantara warga SMK dengan sebutan do-
Sebagai contoh bila bertemu saling bertegur minasi senior atas yunior, pelecehan berdasar
sapa, ”Halo Tigor, senang bertemu denganmu, perbedaan ukuran fisik, kata sebutan atau
kapan ya saya bisa berkunjung ke Danau Toba panggilan yang tidak disukai (misal ”si Unyil”
yang indah”, ”Wah, pemain bola dari Papua untuk siswa bertubuh kecil, ”bayi ajaib” untuk
hebat-hebat ya, Emanuel Wanggai, Elly Eboy, siswa berusia lebih muda tapi pintar, ”tuyul”
dan lainnya. Suatu saat kamu bisa seperti me- untuk adik kelas yang berkepala gundul, dan
reka”, dan sebaginya. Karena itu perlu mem- sebagainya). Seharusnya yang lebih tua mem-
bangun kultur dan kehidupan di SMK yang beri teladan, memberi motivasi, memberi ke-
Bhinneka Tunggal Ika dengan interaksi dan percayaan, demokratis, membimbing, meng-
komunikasi yang positif. asuh, dan melindungi yang lebih muda. Yang
muda menghormati, sopan santun, menau-
Menghargai Perbedaan Kemampuan ladani kebaikan, dan membantu yang lebih
Tidak semua siswa berkemampuan tua.
sama atau standar. Dalam psikologi sosial di-
kenal istilah disability, artinya terdapat sebuah SIMPULAN
kondisi fisik dan mental yang membuat sese-
orang kesulitan mengerjakan sesuatu yang Dari paparan tersebut, dapat ditarik be-
orang kebanyakan dapat mengerjakannya de- berapa kesimpulan sebgai berikut. Pertama,
ngan mudah. Dalam orientasi awal masuk dan Pendidikan multikultural di Indonesia sangat-
pengamatan proses guru dan siswa dapat lah penting, karena pendidikan multikultur ini
saling memahami kelebihan dan kelemahan berperan untuk menyatukan budaya bangsa,
masing-masing. Karena siswa SMK yang su- dalam arti tidak menjadikan budaya yang ada
dah menjadi bagian warga sekolah, jangan menjadi seragam, namun keberagaman yang
sampai sikap, ucapan, dan perilaku yang me- dipandang sebagai kekayaan bangsa yang
remehkan atau menter-tawakan kelemahan patut dijaga bersama. Jika peran dan tujuan
yang sudah dipahami. Hal itu sangat ber- tersebut tercapai secara maksimal, maka inte-
dampak negatif, baik bagi siswa yang unggul grasi, persatuan dan kesatuan bangsa Indo-
maupun siswa yang lemah. Yang unggul akan nesia akan tercapai.
merasa jumawa dengan keunggulannya se- Kedua, pendidikan multikultural adalah
hingga bisa membuatnya lalai dan tidak ber- sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan
prestasi optimal. Bagi siswa yang lemah akan untuk menciptakan persamaan peluang pendi-
menjadi tidak termotivasi belajar dan merasa dikan bagi semua siswa yang berbeda-beda
terkucilkan. Sebaiknya dibiasakan pembauran ras, etnis, kelas sosial dan kelompok budaya.
siswa unggul dan lemah dalam kelompok atau Tujuan penting lainnya dari konsep pendi-
kelas agar terjadi pembimbingan sebaya, yang dikan multikultural adalah untuk membantu
unggul semakin kuat pemahamannya tentang semua siswa agar memperoleh pengetahuan,
suatu materi dan merasa bermanfaat dengan sikap dan keterampilan yang diperlukan da-
ilmunya, serta yang kurang memperoleh guru lam menjalankan peran-peran seefektif mung-
sebaya yang lebih komunikatif dan merasa kin pada masyarakat demokratik-pluralistik
diterima oleh teman-temannya. serta diperlukan untuk berinteraksi, negosiasi,
dan komunikasi dengan warga dari kelompok
Menghargai Perbedaan Umur be-ragam agar tercipta sebuah tatanan masya-
rakat bermoral yang berjalan untuk kebaikan
Setiap individu siswa mengalami per-
bersama. Melalui pendidikan multikultural pe-
tumbuhan fisik dan perkembangan kejiwaan-
serta didik diharapkan dapat dengan mudah
nya sesuai pertambahan umurnya. Guru SMK
mema-hami, menguasai, memiliki kompetensi
harus memahami ini, terutama tentang karak-
yang baik, bersikap dan menerapkan nilai-
teristik psikologis dan tingkat kemampuan
nilai demokratis, humanisme dan pluralisme
sesuai umurnya. Sebagai misal kemampuan
di sekolah dan di luar sekolah.
menganalisis masalah dan berkarya siswa
Ketiga, pentingnya pendidikan multi-
SMK kelas X akan berbeda dengan kelas XI,
kultural diberikan kepada siswa SMK dengan
apalagi dibandingkan dengan siswa kelas XII,

Jurnal Pembangunan dan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi


Praktek dan Problematika Pendididikan ... 25
Dewi Indrapangastuti

harapan agar mereka mampu memahami bah- sekolah, (3) membangun sikap sensitif gender
wa di dalam lingkungan mereka dan juga di di sekolah, (4) membangun pemahaman kritis
lingkungan lain terdapat keragaman budaya. dan empati terhadap ketidakadilan serta per-
Keragaman budaya tersebut berpengaruh ter- bedaan sosial, (5) membangun sikap anti dis-
hadap tingkah laku, sikap, pola pikir manusia kriminasi etnis, (6) menghargai perbedaan
sehingga manusia tersebut memiliki cara-cara kemampuan, dan (7) menghargai perbedaan
(usage), kebiasaan (folk ways), aturan-aturan umur.
(mores) bahkan adat istiadat (customs) yang
berbeda satu sama lain. Bila perbedaan itu
DAFTAR PUSTAKA
tidak dapat dipahami dengan baik dan dite-
rima dengan bijaksana, maka konflik (seperti Banks, James A. (1993). Teaching strategies
perkelahian antar pelajar) akan mudah terjadi for ethnic studies. Boston: Allyn and
baik di lingkungan sekolah maupun di ling- Bacon Inc.
kungan masyarakat. Banks, James A. & Cherry McGee Banks,
Keempat, diperlukan suatu upaya pe- (eds). (2001). Multicultural education
nerapan konsep yang sistematis dalam meng- issues and perspectives. New York:
atasi praktik dan problematik pembelajaran John Wiley and Sons.
pendidikan multikultural, yaitu: (a) untuk
mengaktualisasikan pendidikan multikultural Banks, James A. (2002). An introduction to
haruslah memperhatikan berbagai dimensi multicultural education. Boston: Allyn
yang saling berelasi satu sama lain. Dengan & Bacon.
menggunakan panduan lima dimensi pen- Banks, James A. (2007). Educating citizens in
didikan multikultur dari Banks, yaitu: inte- a multicultural society. New York:
grasi materi (content integration), proses pem- Teacher College Press.
bentukan pengetahuan (knowledge constru-
ction process), reduksi prasangka (prejudice Billings, G.L. & Gillborn, D. (2004). The
reduction), pendidikan/perlakuan pedagogi routledge falmer reader in multicul-
tanpa pandang bulu (equity pedagogy), dan tural education. London & New York:
pemberdayaan budaya sekolah dan struktur RoutledgeFalmer.
sosial (empowering school culture and social Gollnick, Donna M. (1983). Multicultural
structure), problematik yang timbul dapat di- education in a pluralistik society.
atasi dengan upaya meningkatkan peran selu- London: The CV Mosby Company.
ruh warga sekolah, terutama guru; (b) dengan
menggunakan empat pendekatan dari Banks Noel, Jana. (2000). Multicultural education.
yang mengintegrasikan materi pendidikan Connecticut: The McGraw-Hill Compa-
multikultural ke dalam kurikulum ataupun nies.
pembelajaran di sekolah yang bila dicermati Zamroni. (2008). Multicultural education:
relevan untuk diimplementasikan di SMK, philosophy, policy and practice vol.1. A
yaitu: (1) pendekatan kontribusi (the contri- reader. Yoyakarta: Graduate Program
butions approach), (2) pendekatan aditif (Adi- The State University of Yogyakarta.
tive Approach), (3) pendekatan transformasi
(the transformation approach), dan (4) pende- Zamroni. (2010). The implementation of mul-
katan aksi sosial (the social action approach); ticultural education. A reader. Yogya-
(c) meningkatkan peran guru di dalam pen- karta: Graduate Program The State Uni-
didikan multikultural di SMK, di antaranya versity of Yogyakarta.
adalah sebagai berikut: (1) membangun para- Zamroni. (2011). Pendidikan demokrasi pada
digma keberagamaan inklusif di lingkungan masyarakat multikultural. Yogyakarta:
sekolah, (2) menghargai keragaman bahasa di gavin Kalam Utama.

Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi dan Aplikasi

You might also like