You are on page 1of 18

Website: http://jurnaledukasikemenag.

org
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 17(3), 2019, 238-255

INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET


THE INNOVATION OF MADRASAH THROUGH IT'S RESEARCH ENFORCEMENT
Umul Hidayati
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama
Email: hidayatikuncoro@yahoo.com

Naskah Diterima: 28 Juli 2019; Direvisi: 22 Agustus 2019; Disetujui: 02 Oktober 2019

Abstract
The research entitled Madrasah Innovation Through the Implementation of Madrasa Research (Case
Study at MAN 1 Jembrana Bali) was motivated by the 2013 Ministry of Religion's Suryadarma Ali
policy on the Research Madrasah Program. But apparently this policy is not accompanied by other
policies that support it such as the preparation of implementation guidelines as a reference for the
implementation, budgeting policies, provision/guidance of personnel, and the provision of adequate
infrastructure. This then raises problems for madrasas that are starting to pilot research madrasas,
so that the implementation cannot be carried out optimally. This study aims to see how the
implementation of research madrassas in MAN 1 Jembrana is seen from several components such as
infrastructure, staffing, financing, curriculum and madrasa head policies in administration. This
study uses qualitative methods, with approaches phenomenological and socio historical. Data
collection was carried out through in-depth interviews, participatory observation, and document
study. The results showed that the pioneering research madrasas at MAN 1 Jembrana had been
carried out seriously, but the research activities had not been running optimally because there were
still several obstacles such as the lack of a special research budget available from DIPA, there was
no special research space available, there was no available research supervisors, limited laboratory
staff, and the absence of operational guidelines/technical guidelines as guidelines for
implementation.
Keywords: Implementation; Innovation; Madrasa research

Abstrak
Penelitian berjudul Inovasi Madrasah Melalui Penyelenggaraan Madrasah Riset (Studi Kasus di
MAN 1 Jembrana Bali) dilatarbelakangi oleh adanya kebijakan Kementerian Agama Suryadarma Ali
tahun 2013 tentang Program Madrasah Riset. Namun ternyata kebijakan ini tidak dibarengi dengan
kebijakan lain yang mendukungnya seperti penyusunan pedoman pelaksanaan sebagai acuan
penyelenggaraan, kebijakan penganggaran, penyediaan/pembinaan ketenagaan, maupun penyediaan
sarana prasarana yang memadai. Hal ini kemudian menimbulkan persoalan bagi madrasah-madrasah
yang mulai melakukan rintisan penyelenggaraan madrasah riset, sehingga dalam penyelenggaraannya
tidak dapat dilakukan secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
penyelenggaraan madrasah riset di MAN 1 Jembrana dilihat dari beberapa komponen seperti sarana
prasarana, ketenagaan, pembiayaan, kurikulum dan kebijakan kepala madrasah dalam
penyelenggaraan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologis
dan sosio historis. Pengumpulan data dilakukan melalui in-depth interview, participatory
observation, dan document studies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rintisan penyelenggaraan
madrasah riset di MAN 1 Jembrana sudah dilaksanakan dengan serius, namun kegiatan riset belum
berjalan maksimal karena masih adanya beberapa kendala seperti belum tersedia anggaran khusus
riset dari DIPA, belum tersedia ruang khusus riset, belum tersedia tenaga pembimbing riset,
terbatasnya tenaga laboran, dan belum adanya juklak/juknis sebagai pedoman penyelenggaraan.
Kata Kunci: Inovasi; Penyelenggaraan; Madrasah riset

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
This is a open access article under CC-BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

PENDAHULUAN sains; dan ketiga menemukan hasil riset yang


baik yang dapat dilakukan penelitian lanjutan
Madrasah merupakan salah satu
(Rahardjo, 2013). Melalui upaya ini, Kemenag
lembaga pendidikan formal di bawah
selaku instansi pembina madrasah memiliki
pembinaan Kementerian Agama (Kemenag),
harapan, ke depan peserta didik madrasah lebih
sebagian besar merupakan madrasah swasta dan
baik dan mampu bersaing dengan peserta didik
memiliki daya saing/kontestasi yang masih
sekolah lain (Sholeh, 2014).
rendah terutama dalam hal kualitas
pembelajaran. Menurut Data Statistik Kemenag Kompetisi Sains Madrasah pertama,
(2015/2016), jumlah madrasah sebanyak digelar di Kota Bandung tanggal 25-29 Juni
48.676 lembaga (MI 24.353; MTs 16.741; MA 2012, diikuti oleh 625 peserta yang terdiri dari
7.582), sebanyak 44.795 lembaga (92,03%) peserta didik dan pendidik. Adapun jenis
merupakan madrasah swasta dan memiliki lombanya sebanyak tujuh kategori, yaitu Lomba
kontestasi rendah. Penelitian tahun 2005 oleh Leadership Madrasah, Lomba Inovasi
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Pembelajaran Sains Madrasah, Lomba Karya
berjudul Indeks Pembangunan Madrasah yang Ilmiah Remaja Bidang Sains/MIPA, Lomba
dilihat melalui tiga variabel yaitu sarana Karya Ilmiah Remaja Bidang Sosial-
prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, Keagamaan, Lomba Film Pendek, Lomba
dan peserta didik, hasilnya menunjukkan bahwa Mading Madrasah, dan Lomba Stand Madrasah.
MA baru memenuhi SNP sebesar 55%. KSM kedua, digelar di Kota Malang Jawa
Timur tanggal 5−9 Oktober 2013, dengan
Menyadari akan kelemahan tersebut,
menggelar lomba: a) untuk jenjang
Kemenag melalui Direktorat Jenderal
MI: Matematika dan IPA; b) jenjang MTs:
Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) berupaya
Matematika, Biologi dan Fisika; dan c) jenjang
terus membuat kebijakan-kebijakan dalam
MA: Matematika, Biologi, Fisika, Kimia,
rangka meningkatkan mutu dan daya saing
Ekonomi dan Geografi, dan lomba karya tulis
madrasah, yang salah satunya dengan
berbasis riset, KSM ketiga digelar di Makassar
mencanangkan Program Madrasah Riset
tanggal 25−29 Agustus tahun 2014, diikuti 363
Nasional (Promadrina) pada tahun 2013, yang
peserta didik, dengan jenis lomba sama dengan
di launching di Mataram oleh Menteri Agama
KSM tahun 2013 (Pedoman Pelaksanaan KSM,
Surya Dharma Ali. Program ini sebagai upaya
2014).
menumbuhkan kecintaan peserta didik
madrasah terhadap Ilmu Pengetahuan dan Komitmen meningkatkan mutu dan
Teknologi (IPTEK) melalui kegiatan penelitian. daya saing melalui kegiatan KSM semacam ini
Menurut Amrullah (2013), Promadrina memang perlu dilakukan, apalagi di tengah-
ditargetkan menjadi ujung tombak pengasah tengah geliat madrasah untuk berbenah dan
kemampuan riset peserta didik madrasah. bersaing di berbagai ajang kompetisi, baik pada
tingkat regional, nasional maupun
Kementerian Agama juga
internasional. KSM juga dapat sebagai
menyelenggarakan Kompetisi Sains Madrasah
instrumen atau tolok ukur meningkatkan
(KSM) Tingkat nasional semenjak tahun 2012,
budaya riset di madrasah. Menurut Nur Syam
sebagai bukti komitmennya dalam
pada tahun 2013 madrasah mulai fokus pada
mengembangkan tradisi riset di madrasah.
pengembangan riset, dan riset dijadikan
Menurut Nur Kholis Setiawan (Mantan
kekuatan pendidikan di madrasah, meskipun
Direktur Pendidikan Madrasah) bahwa
secara “de facto” iklim riset sudah muncul
diselenggarakannya KSM, dapat mengikis
sebelum Promadrina dicanangkan dan tahun
kesan miring akan eksistensi madrasah dan
2013, juga menjadi tahun tinggal landas
sebagai ajang strategis untuk memupuk
madrasah berbasis riset, sehingga sekolah
motivasi peserta didik, agar terus mencintai
berbasis riset juga menjadi domain madrasah
IPTEK melalui kegiatan riset (Zuhri, 2014).
dan madrasah harus menjadi nomor satu
Sedangkan menurut Nur Syam (Mantan Ditjen
(Rahardjo, 2013).
Pendis), KSM memiliki tiga target, pertama
untuk mengukur kualitas pembelajaran sains di Ada beberapa madrasah yang sudah
Madrasah; kedua untuk menemukan bibit riset merespons program pemerintah ini dengan

239 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

mencanangkan madrasahnya sebagai madrasah yang dilakukan di beberapa Madrasah Aliyah


riset dan telah memberikan bimbingan dan yang telah memiliki rintisan program madrasah
pembinaan terhadap peserta didik melakukan riset, yang salah satunya adalah MAN I
kegiatan riset baik melalui kegiatan Jembrana Bali. Penelitian ini dilakukan untuk
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. melihat bagaimana penyelenggaraan madrasah
Madrasah-madrasah ini umumnya dikelola oleh riset di MAN 1 Jembrana dilihat dari berbagai
SDM yang visioner dan memiliki keinginan komponennya serta bagaimana pendukung dan
besar meraih mimpi untuk mengembangkan penghambatnya.
program pembelajaran yang memiliki distingsi Penelitian ini dilakukan dengan
dan ekselensi. menggunakan metode kualitatif dan dengan
Namun disayangkan pelaksanaan pendekatan fenomenologi dan sosio historis.
kegiatan riset di madrasah ini masih banyak Instrumen utama dalam penelitian ini adalah
menghadapi kendala, antara lain belum seluruh peneliti itu sendiri sebagai human instrument.
madrasah memiliki fasilitas yang memadai Menurut Sugiyono (2011), peneliti sebagai
untuk kegiatan riset, belum memiliki human instrument memiliki fungsi menetapkan
pembimbing riset, belum memiliki pendidik fokus penelitian, memilih narasumber,
dengan kualifikasi dan kompetensi memadai, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
pembiayaan belum memadai, sumber literatur data, analisis data, menafsirkan data, dan
yang juga belum memadai. Hasil penelitian oleh membuat kesimpulan. Sumber data penelitian
Puslitbang Pendidikan Agama tahun 2013 ini berupa kata-kata dan tindakan orang yang
tentang Pemanfaatan Sarana Laboratorium diamati dan diwawancarai sebagai sumber data
(Studi pada MA Penerima Bantuan utama (data primer) yaitu responden, yang
Laboratorium IPA), hasilnya antara lain dipilih secara purposive dan jumlahnya
ketersediaan guru IPA terutama pembimbing disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan,
praktikum dan tenaga laboran IPA belum serta dipilih yang kompeten untuk memberikan
memadai dilihat dari jumlah dan kualitasnya; informasi seperti kepala, wakil kepala, guru,
ketersediaan gedung laboratorium, alat dan TU, siswa dan komite madrasah sebagai key
bahan praktikum juga kurang memadai. Hasil informan. Selebihnya adalah data yang berupa
penelitian tahun 2014 tentang Pemenuhan dokumen sebagai data pendukung (data
Standar Nasional Perpustakaan di Madrasah sekunder). Pengumpulan data dilakukan dengan
Aliyah, salah satu hasilnya adalah standar menggunakan teknik in-dept hinterview,
koleksi bahan pustaka MA belum memenuhi paticipatory observation dan document studys.
SNP dengan tingkat keterpenuhan 59,7%. Sedangkan analisis data dilakukan dengan
menggunakan teknik deskriptif kualitatif.
Menurut Lilik Muntamah (2016)
Metode berpikir yang penulis gunakan untuk
kelemahan yang paling dirasakan oleh
menganalisis data adalah metode induktif yaitu
madrasah adalah belum adanya pemahaman
berangkat dari hal-hal yang bersifat khusus
yang seragam di kalangan pengelola madrasah
kemudian ditarik fakta yang bersifat umum,
bagaimana penyelenggaraan madrasah riset
atau dari data yang sangat kompleks, kemudian
baik secara teknis maupun administratif,
dianalisis, dideskripsikan dan ditarik
disebabkan belum adanya petunjuk pelaksanaan
kesimpulan secara umum.
(juklak) maupun petunjuk teknis (juknis)
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan, Adanya keterbatasan yang ada pada
karena Kemenag sebagai pencetus promadrina, peneliti dalam melakukan penelitian terutama
belum menyusun konsep tentang madrasah keterbatasan pengetahuan, keterbatasan dalam
riset, dan belum mengeluarkan kebijakan dalam pengumpulan data, mengolah data,
penyediaan fasilitas. menganalisis data, keterbatasan waktu, tenaga,
biaya dan lainnya, maka penelitian hanya
Berangkat dari berbagai permasalahan
difokuskan pada aspek penyelenggaraan
tersebut, Puslitbang Pendidikan Agama dan
madrasah riset di MAN I Jembrana Bali,
Keagamaan tahun 2016 menyelenggarakan
mencakup beberapa komponen pendukung
kegiatan penelitian berjudul Inovasi Madrasah
Melalui Penyelenggaraan Madrasah Riset,

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 240
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

penyelenggaraan madrasah riset, sebagaimana inovasi adalah sebuah proses pembaharuan


telah diuraikan. dalam unsur kebudayaan masyarakat yakni
teknologi, sehingga inovasi berarti penemuan
Studi Kepustakaan baru dalam teknologi manusia. Sedangkan
Sejauh pengetahuan penulis, bahwa dalam pengertian yang lebih luas, inovasi
penelitian tentang “Inovasi Madrasah Melalui adalah pembaharuan terhadap berbagai sumber
Penyelenggaraan Madrasah Riset” belum daya sehingga mempunyai manfaat yang lebih
banyak dilakukan. Namun, penelitian dengan besar bagi manusia, dan proses inovasi
tema yang hampir sama telah dilakukan oleh dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan
beberapa peneliti sebelumnya, antara lain: 1) dan teknologi. Menurut Suryani (2008), inovasi
Penelitian Bakhtiar (2015), hasilnya tidak hanya terbatas pada produk, tetapi juga
menunjukkan bahwa MAN 2 Kudus telah berupa ide, cara atau obyek, yang dipersepsikan
melakukan tahap-tahap untuk pengembangan seseorang sebagai sesuatu yang baru, sehingga
kurikulum PAI berbasis riset, yang diwujudkan inovasi sering digunakan untuk merujuk pada
dalam bentuk mata pelajaran riset dan perubahan yang dirasakan sebagai hal yang baru
menggunakan model pembelajaran riset pada oleh seseorang/masyarakat. Sedangkan
mata pelajaran PAI. Faktor yang pendukung menurut Sanjaya (2008), inovasi diartikan
pengembangan kurikulum ini adalah adanya sebagai suatu yang baru dalam situasi sosial
dukungan dari kepala madrasah, tertentu yang digunakan untuk menjawab atau
kemauan/kesadaran peserta didik untuk belajar, memecahkan suatu permasalahan.
tenaga pendidik berpengalaman di bidang riset, Pendapat lain, menurut Evert M. Rogers
fasilitas pendukung riset yang memadai, strategi dan F. Floyd Shoemaker dalam Suhardan
pengembangan kurikulum PAI yang (2010) bahwa inovasi adalah sebuah
berorientasi pada terbentuknya kegiatan riset ide/pikiran/gagasan, perbuatan/tindakan, juga
seperti memasukkan kurikulum riset dalam barang yang dianggap oleh seseorang sebagai
mata pelajaran. 2) Penelitian Fadlan (2014), sesuatu yang baru. Menurut Sa’ud (2008),
hasilnya menunjukkan bahwa dalam rangka inovasi adalah suatu ide, metode, cara, dan
mewujudkan MAN 2 Kudus sebagai “Madrasah barang-barang buatan manusia, yang diamati
Berbasis Riset” proses pembelajaran fisika dan dirasakan sebagai suatu hal yang baru bagi
dilakukan melalui dua strategi yaitu seseorang/masyarakat, berupa invensi atau
pembelajaran melalui kelas BCS Sains dan discovery, yang digunakan untuk mencapai
kelas reguler. Model pembelajaran kelas BCS tujuan atau memecahkan masalah. Menurut
lebih bervariasi seperti inquiry learning, Rusdiana (2008), inovasi adalah suatu ide,
problem based learning, project based gagasan, metode, dan barang, yang diamati atau
learning, dan group investigation, yang dirasakan sebagai hal yang baru oleh
merepresentasikan pembelajaran berbasis riset. seseorang/sekelompok orang, berupa penemuan
Dari hasil penelitian yang dilakukan yang kreatif dan baru hasil manusia (invensi),
sebelumnya ini terlihat bahwa penelitian atau penemuan benda atau hal tertentu yang
berjudul “Inovasi Madrasah Melalui sudah ada sebelumnya, namun belum diketahui
Penyelenggaraan Madrasah Riset (Studi di orang (discovery), baik untuk tujuan pendidikan
MAN 1 Jembrana Bali)” memiliki relevansi dan atau memecahkan masalah. Pendapat yang
semakin memperkuat hasil-hasil penelitian sama disampaikan Andang (2014), inovasi
sebelumnya, karena memiliki tema dan cakupan adalah suatu ide, proses, metode, dan produk
penelitian yang berbeda dan lebih luas. yang ditemukan sebagai suatu yang baru, yang
tidak ada sebelumnya dan dapat digunakan
Penjelasan Konsep untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut
Suharsaputra (2010), inovasi merupakan
Pengertian Inovasi penerapan hal-hal yang baru berupa ide, praktik,
Menurut Subadi (2011), inovasi secara proses, pelayanan, ideology, strategi atau objek;
etimologi berasal dari kata Latin Innovation dalam suatu pelaksanaan tugas sebagai
yang berarti pembaharuan atau perubahan, penerapan pengetahuan dan berimplikasi pada
menuju ke arah perbaikan. Secara sederhana perubahan.

241 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

Dari beberapa pendapat para ahli munculnya inovasi bidang pendidikan biasanya
tersebut dapat dipahami bahwa, inovasi adalah karena ada permasalahan yang harus diatasi,
suatu ide. gagasan, perbuatan dan juga barang, dan upaya mengatasi tersebut dilakukan melalui
sebagai suatu hal/penemuan yang baru yang inovasi, sehingga inovasi sering disebut sebagai
berbeda dari yang sudah ada/sudah dikenal "pembaharuan".
sebelumnya, yang berguna untuk mencapai Dari beberapa pengertian tersebut dapat
tujuan dan memecahkan masalah. Orang yang disimpulkan bahwa inovasi diadakan untuk
menemukan hal-hal baru biasanya disebut mencapai tujuan atau memecahkan suatu
orang yang inovatif, dan orang yang inovatif masalah tertentu. Dalam kaitannya dengan
akan selalu berupaya melakukan perbaikan, pendidikan, maka inovasi pendidikan adalah
menyajikan sesuatu/menemukan hal yang baru suatu penemuan baru berupa ide yang original
yang berbeda dengan yang sudah ada, yang
dan kreatif, suatu metode, suatu proses
sering disebut sebagai penemuan yang inovatif. pembaharuan, yang dilakukan seseorang atau
Inovasi sering disebut sebagai teknologi baru, sekelompok orang baik berupa hasil invensi
yang dapat digunakan dalam semua bidang atau discovery, yang digunakan untuk mencapai
kehidupan termasuk pendidikan, untuk tujuan pendidikan atau untuk memecahkan
memudahkan proses penyelenggaraan dan masalah pendidikan.
memecahkan permasalahan pendidikan. Inovasi
di bidang pendidikan meliputi berbagai aspek, Pengertian Madrasah Inovatif
misalnya inovasi aspek pembelajaran,
kurikulum, administrasi maupun manajemen. Secara umum madrasah inovatif adalah
Salah satu contoh inovasi dalam pembelajaran madrasah yang terus-menerus melakukan
misalnya inovasi pembelajaran berbasis riset. pembaharuan dalam merespons perubahan
Menurut Mulyasana (2011), pendidikan lingkungan, memiliki kemampuan
bermutu adalah pendidikan yang mampu mengembangkan ide-ide baru untuk
melakukan proses pematangan kualitas peserta meningkatkan lembaganya, sehingga adaptif
didik, yang dikembangkan dengan cara terhadap perubahan jaman. Madrasah inovatif,
membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, pandai mewujudkan tujuan pendidikan dan
ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidak- pandai mengasah kompetensi peserta didik
benaran, ketidakjujuran, serta dari buruknya yang sesuai dengan kebutuhan hidup secara
akhlak dan keimanan. Pendidikan yang efektif. Madrasah inovatif selalu melakukan
berkualitas lahir dari sistem perencanaan yang pembaharuan materi, strategi dan proses
baik (good planning system) dengan materi dan pembelajaran, sehingga menghasilkan lulusan
sistem tata kelola yang baik (good governance yang memiliki daya adaptasi terhadap setiap
system) dan disampaikan oleh guru yang baik perubahan, perkembangan iptek dan mampu
(good teachers). menggali ide yang diterima masyarakat luas
dalam konteks persaingan yang ketat. Dengan
Jadi inovasi bisa terjadi dalam segala demikian madrasah Inovatif adalah madrasah
bidang, dapat dilakukan di mana saja dan kapan yang melakukan pendekatan terhadap dunia
saja. Khusus dalam bidang pendidikan, inovasi pendidikan dari perspektif yang baru, sehingga
biasanya muncul dari adanya keresahan dan madrasah inovatif akan selalu memberi
keinginan pihak-pihak tertentu tentang kebebasan peserta didik untuk berkreasi, meng-
penyelenggaraan pendidikan. Misalnya, ekspresikan perasaan dan kemampuannya,
keresahan guru tentang proses pembelajaran mampu memenuhi kebutuhan peserta didik
yang kurang berhasil, keresahan pihak terhadap lingkungan, menerapkan kurikulum
administrator tentang kinerja guru, keresahan berbasis kompetensi dan mengembangkan
masyarakat tentang kinerja dan hasil kerja guru, peserta didik pada seluruh aspek
dll. Keresahan-keresahan itu pada akhirnya kepribadiannya, sehingga menghasilkan lulusan
membentuk berbagai permasalahan yang yang berkualitas.
menuntut penanganan dengan segera. Upaya
untuk memecahkan masalah tersebut, maka Sekolah inovatif memiliki karakteristik,
muncullah ide-ide atau gagasan baru sebagai yaitu 1) mempunyai ide pendidikan yang
suatu inovasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa berani, kreatif, inovatif dan mampu diterapkan

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 242
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

di kelas; 2) memiliki standar peserta didik dan tertentu, untuk mengembangkan proses
staf yang tinggi, serta keterlibatan orang tua dan pembaharuan guna mencapai tujuan pendidikan
masyarakat yang juga tinggi; 3) tingkat atau untuk memecahkan masalah-masalah
eksperimen, metode, pendekatan, dan strategi pendidikan di madrasah. Dalam hal ini, Inovasi
pembelajaran yang tinggi; 4) memiliki data diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan
hasil penilaian dan peningkatan keberhasilan madrasah riset. Dengan demikian, madrasah
peserta didik yang terdokumentasi lewat sistem yang inovatif yang dimaksudkan di sini adalah
informasi manajemen sekolah; 5) semangat Madrasah Aliyah yang melakukan inovasi
pengabdian, profesionalitas dan keterlibatan pembelajaran melalui gagasan yang original,
staf yang tinggi dalam usaha mewujudkan berani, kreatif dan inovatif dan melalui metode
peserta didik terbaik; 6) melakukan usaha yang tertentu, dalam bentuk penyelenggaraan
terstruktur untuk menjadi sekolah Seni Ilmu kegiatan riset sebagai bagian dari sistem
Pengetahuan, Teknologi, Teknik, dan pembelajaran di Madrasah Aliyah yang berbasis
Matematika (STTM); dan 7) memiliki riset.
kemitraan yang luas. Dengan kata lain, sekolah
inovatif memiliki bentuk-bentuk inovasi pada Pengertian Madrasah
proses belajar mengajar mencakup inovasi Menurut Daulay (2001), Secara harfiah
pada: manajemen kurikulum; manajemen “madrasah” diartikan sebagai “tempat belajar”.
pelaksanaan pembelajaran, manajemen siswa; Menurut Masykuri et al. (2005), madrasah
manajemen personil ketenagaan; manajemen berarti tempat belajar mengajar yang dilakukan
tatalaksana atau ketatausahaan; manajemen secara terarah, terpimpin dan terkendali,
sarana dan material; manajemen anggaran; sehingga secara teknis pembelajaran di
manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan madrasah menggambarkan proses pembelajaran
organisasi pendidikan; dan manajemen secara formal yang tidak berbeda dengan
hubungan masyarakat atau komunikasi sekolah pada umumnya, namun secara kultural,
pendidikan (Priansa, 2014). madrasah memiliki spesifikasi atau
Dari pengertian tersebut dapat karakteristik yakni pembelajaran yang
disimpulkan bahwa sekolah inovatif adalah bertumpu pada pengembangan ajaran Islam.
sekolah yang ditunjang dengan kemampuan Menurut Yatim (2000), dalam per-
pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik kembangannya, madrasah mengalami berbagai
yang kreatif dan inovatif, yang menguasai ilmu perubahan yakni dari sistem pesantren ke
pengetahuan, keterampilan, dan informasi, madrasah; dari metode tradisional ke klasikal;
sehingga mampu menyelesaikan permasalahan dari sistem halaqah ke bangku, meja dan papan
yang dihadapi melalui ide, cara, metode yang tulis; dari kurikulum tradisional ke modern; dan
baru dan menghasilkan sesuatu produk yang dari pendidikan klasik ke pendidikan modern.
baru. Sekolah juga memiliki guru-guru yang Berbagai perubahan tersebut menunjukkan
kompeten dalam merancang kurikulum adanya upaya-upaya pembangunan pendidikan
sehingga kurikulum selalu diadaptasikan madrasah ke arah yang lebih maju dari waktu ke
dengan kebutuhan peningkatan mutu yang waktu.
diharapkan, mengembangkan proses pem- Saat ini, madrasah merupakan sekolah
belajaran dan penilaian serta pengembangan umum. Disebutkan dalam Undang-Undang
kultur sekolah, juga memiliki produk belajar Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bahwa
peserta didik yang selalu berubah, dengan pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD)
menyesuaikan keterampilan hidup yang dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
diperlukan, memiliki anggaran yang memadai, sederajat serta Sekolah Menengah Pertama
fasilitas memadai dan kemitraan yang luas. (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau
Terkait dengan judul ini, maka yang bentuk lain sederajat, dan pendidikan menengah
dimaksud madrasah inovatif adalah madrasah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan
yang mampu melakukan penemuan baru yang Madrasah Aliyah (MA). Dalam Kemenag
inovatif melalui ide/gagasan yang original, (2013) disebutkan bahwa “madrasah” adalah
berani, kreatif, inovatif dan melalui metode/cara satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri
Agama yang menyelenggarakan pendidikan

243 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

umum dan kejuruan dengan kekhasan agama pada tahun 1960−1970-an, Jean Rudduck pada
Islam yang mencakup Raudatul Athfal (RA), tahun 1980-an, dan Donald McIntyre pada era
MI, MTs, MA dan Madrasah Aliyah Kejuruan 1990-an (Wilson, 2013).
(MAK). Baik konsep SBR maupun SR,
Dari uraian tersebut menunjukkan keduanya memiliki ruh yang sama, yaitu
bahwa madrasah sebenarnya identik dengan membudayakan kegiatan riset di lingkungan
sekolah agama dan memiliki karakteristik yang sekolah/madrasah. Oleh karena itu, dalam
berbeda dengan sekolah umum. Namun saat ini penyelenggaraannya, keduanya dapat berjalan
madrasah lebih dikenal dengan sekolah umum. beriringan dan saling menunjang. Baik SBR
Perbedaannya, terletak pada muatan maupun SR, bertujuan untuk mengembangkan
pembelajaran agamanya yang lebih banyak dan kegiatan riset di sekolah, baik untuk peserta
ditambah bahasa Arab. Madrasah yang didik maupun pendidik, sehingga sekolah
dimaksud dalam penelitian ini adalah satuan menjadi pusat riset dan maju dalam bidang riset,
lembaga pendidikan formal tingkat dasar (MI karena kegiatan riset sudah membudaya dan
dan MTs) dan tingkat atas (MA dan MAK). menjadi kebiasaan. Apabila konsep SR terbatas
Namun dalam penelitian ini, madrasah yang dan ideal dikembangkan pada jenjang
menjadi sasaran penelitian adalah MA. pendidikan menengah, karena skill meneliti
umumnya ada di level SMA, maka konsep SBR
Pengertian Madrasah Riset dapat diterapkan di semua jenjang. Karena SBR
Istilah Sekolah Berbasis Riset (SBR) merupakan konsep pengembangan sekolah,
berbeda dengan Sekolah Riset (SR). SBR maka SBR dapat menjadi payung kegiatan riset
adalah konsep pengembangan sekolah yang di sekolah, dan SR menjadi salah satu
didasarkan pada hasil riset. Dalam konsep ini, komponennya.
menempatkan guru dan pejabat sekolah sebagai Konsep Madrasah Riset (MR) diambil
motor utama penelitian. Tema-tema riset yang dari konsep SR, karena keduanya sama-sama
dikembangkan dalam SBR adalah yang merupakan lembaga pendidikan formal.
menyangkut permasalahan sekolah, perbaikan Sehingga yang disebut dengan MR adalah
pelayanan pembelajaran, peningkatan SDM, pengembangan madrasah melalui inovasi
pengembangan kebijakan baru, peningkatan pembelajaran (pembelajaran inovatif) yakni
motivasi belajar, pengembangan kurikulum dll. melalui penyelenggaraan riset, di mana peserta
Sedangkan SR, adalah konsep pengembangan didik menjadi motor utama dalam kegiatan
sekolah dilakukan melalui inovasi riset, dengan tema-tema yang berkaitan dengan
pembelajaran yakni penyelenggaraan riset. keilmuan sesuai dengan mata pelajaran yang
Dalam hal ini, peserta didik menjadi motor diperolehnya. Konsep ini berlaku untuk semua
utama kegiatan penelitian. Tema-tema jenjang madrasah (MI, MTs, MA). Namun
penelitian berkaitan dengan keilmuan sesuai madrasah yang dimaksud di sini adalah MA.
dengan mata pelajaran yang diperolehnya
Dalam konsep MR, riset sebagai bagian
(Fadlan, 2014).
dari sistem pembelajaran, sehingga riset masuk
Dewey (1902) seorang filsuf pendidikan pada kurikulum pembelajaran, dan setiap materi
Amerika, adalah orang yang pertama kali pelajaran berbasis riset. Misalnya materi
mengembangkan konsep sekolah berdasarkan pelajaran fikih tentang penetapan
hasil Riset, dengan mendirikan SD laboratorium hukum/aturan-aturan dalam bermuamalah.
di Universitas Chicago pada tahun 1894 yang Diharapkan peserta didik tidak hanya sekedar
dikenal sebagai Dewey School, sebagai mengetahui aturan-aturannya, tetapi juga
lembaga untuk menguji konsep pendidikan mampu menggali kenapa aturan-aturan tersebut
yang dikembangkannya, dan unsur utama dalam ditetapkan. Penggalian ini merupakan salah satu
konsep ini adalah guru dan kegiatan riset. bentuk riset yang sederhana, dan akan menjadi
Pelibatan guru dalam pengembangan riset penelitian yang sesungguhnya jika dilakukan
tentang pendidikan, sudah diperkenalkan sejak penggalian lebih mendalam dengan mengacu
lama oleh beberapa pakar seperti pakar pada kaidah-kaidah ilmiah penelitian yang
pendidikan dari Inggris Lawrence Stenhouse dilakukan di bawah bimbingan tenaga khusus.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 244
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

Agar kegiatan riset ini menjadi kebiasaan bagi agar menjadi gerakan nasional di lingkungan
peserta didik dan pendidik, maka kurikulum madrasah tahun 2013; 2) Mengadakan lomba
harus dikemas sedemikian rupa sehingga dalam semua bidang pelajaran yang berbasis
berbasis riset. Selanjutnya madrasah riset melalui KSM setiap tahun; 3)
memberikan fasilitas yang memadahi dan Mempublikasikan secara berkala hasil-hasil
menyediakan pendanaan minimal 5% untuk penelitian terbaik siswa, guru dan kepala
kegiatan riset, serta menyusun program riset madrasah 3) Membuat video singkat profil dan
sebagai bagian dari pembelajaran di madrasah. proses akademik penelitian terbaik dan
mensosialisasikannya, melalui website
Konsep MR sudah diluncurkan oleh
Kemenag, Youtube, vlog dan Whatsapp.
Menteri Agama Suryadharma Ali tahun 2013
melalui Promadrina. Menurut Nurkholis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiawan, ada beberapa faktor yang melatar-
belakangi Promadrina antara lain: 1) Proses Sekilas tentang MAN I Jembrana dalam
pembelajaran tidak dapat terjadi di ruang Rintisan Madrasah Riset
hampa, yaitu hanya berlangsung pada buku dan MAN I Jembrana yang beralamat di
terbatas pada teori-teori, dan tidak melibatkan Jalan Ngurah Rai Nomor 103 Dauh Waru
keseluruhan diri peserta didik baik fisik, emosi, Jembrana Bali 82217, merupakan salah satu
intelek, dan spirit. Pembelajaran demikian tidak madrasah unggul yang ada di Bali. Keunggulan
memberikan oksigen akademik berupa madrasah ini dapat dilihat dari prestasi
kemampuan menganalisa, berpikir kritis, dan akademik yang diraih madrasah baik melalui
memahami fakta. Salah satu cara efektif agar hasil UN maupun prestasi dalam berbagai
belajar tidak terjadi di ruang hampa adalah kejuaraan olimpiade, serta keunggulan lain
belajar berbasis riset, yang melibatkan yang dapat dilihat dari kemajuan dalam
keseluruhan diri peserta didik; 2) Saat ini telah penyelenggaraan pendidikan di antaranya
banyak madrasah yang telah menerapkan dengan melakukan rintisan penyelenggaraan
pendekatan ini dalam proses pembelajaran; 3) madrasah riset. Dalam melakukan rintisan ini,
perlu adanya gerakan, agar tradisi melakukan dimulai dengan melakukan pengembangan
riset berjalan di sebanyak mungkin madrasah. kurikulum dengan memasukkan materi riset
Promadrina memiliki tujuan antara lain: sebagai salah satu materi pelajaran, dan riset
1) Menjadikan riset sebagai tradisi madrasah, diajarkan melalui pembelajaran intrakurikuler
sehingga setiap peserta didik terbiasa dengan menyampaikan materi riset secara
melakukan riset dalam semua mata pelajaran; 2) konseptual, juga melalui kegiatan praktik yakni
Membangun sikap ilmiah peserta didik, dengan melakukan penelitian lapangan,
pendidik dan tenaga kependidikan; 3) penelitian perpustakaan, dan penelitian terapan.
Mendorong tumbuhnya budaya akademik di Dalam penyelenggaraan madrasah riset,
lingkungan madrasah. Menurut Jamaludin MAN I Jembrana belum didukung oleh tenaga
(2013), Promadrina mengarahkan pada pendidik yang memadai, sehingga
penyelenggaraan madrasah riset secara sistemik keberadaannya memiliki peran ganda dalam
di madrasah, yakni riset bukan sekedar bagian tugasnya yakni sebagai pengajar, pembimbing
dari kurikulum (seperti program KIR), tetapi riset, dan tenaga laboran. Namun demikian,
melembaga dan masuk dalam sistem madrasah memiliki jumlah peserta didik yang
pembelajaran dan semua mata pelajaran, banyak mencapai 828 orang yang berasal dari
sehingga pelaksanaan pembelajaran di masyarakat sekitar madrasah dan dari luar
madrasah berbasis riset. Melalui cara seperti ini Kabupaten Jembrana seperti dari Kota
maka peserta didik akan memiliki kemampuan Denpasar, Kabupaten Karangasem, Tabanan,
dan keterampilan melaksanakan riset, dan riset Badung, dan lainnya, serta dari luar provinsi
benar-benar membudaya dan menjadi tadisi di seperti dari Lombok dan Jawa Timur. Bagi
madrasah. peserta didik yang dari luar daerah, madrasah
Untuk menyeriusi program ini, menyediakan asrama untuk tempat tinggal,
Kementerian Agama membuat langkah-langkah sedangkan yang dari masyarakat sekitar tinggal
sebagai berikut: 1) Meluncurkan Promadrina di rumah masing-masing. Selama tinggal di

245 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

asrama dan menjadi santri, mereka wajib 39 tahun 2008 tentang Pembinaan
mengikuti seluruh kegiatan selama 24 jam. Kesiswaan;
- Pedoman Pelaksanaan KSM tahun 2014 oleh
Penyelenggaraan Madrasah Riset Direktorat Pendidikan Madrasah Ditjen
Dasar Penyelenggaraan Madrasah Riset Pendis;
- Keputusan Kepala Madrasah Nomor 035
Ide dasar penyelenggaraan program Tahun 2014 tentang Penetapan Susunan Tim
madrasah riset di MAN 1 Jembrana adalah Pengembang Madrasah Riset pada MAN 1
untuk meningkatkan kualitas/mutu Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015, dll.
pembelajaran. Riset adalah pembelajaran yang
melibatkan peserta didik untuk aktif mencari, Secara filosofis dasar penyelenggaraan
menggali, mendalami dan melakukan madrasah riset adalah Alquran Surat al-‘Alaq
pendalaman terhadap berbagai hal, sehingga ayat pertama “Iqra” yang berati “bacalah”,
peserta didik dapat menemukan hal-hal baru memberi isyarat kepada manusia untuk terus
yang bermanfaat bagi dirinya dan lingkungan belajar, yang dimaknai bahwa kita harus terus
sekitarnya. Adapun motivasinya menurut guru berupaya untuk meningkatkan kualitas
biologi Muntamah (2016) adalah pembelajaran, dan riset merupakan salah satu
diselenggarakannya berbagai ajang lomba karya upaya tersebut, karena melalui riset,
tulis ilmiah melalui KSM, LKTI dari Kemenag pembelajaran tidak berada dalam ruang hampa,
dan berbagai perguruan tinggi, Olimpiade Sain tetapi lebih dinamis dan bergairah, karena
Provinsi (OSP), Olimpiade Sain Nasional peserta didik digiring untuk terus menggali
(OSN), Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia materi pelajaran yang dipelajarinya, sehingga
(OPSI), Indonesia Science Project Olympiade memperoleh hasil yang maksimal.
(ISPO) oleh PASIAD Indonesia, dan Sedangkan secara sosiologis, dasarnya
International Science Project Olympiad adalah munculnya beberapa fenomena baru
(ISPRO) yang merupakan kerja sama antar dalam kehidupan sosial masyarakat yang sering
Kemendikbud dan PASIAD. Berbagai ajang kita jumpai dan telah merugikan manusia,
lomba tersebut telah memberi semangat dan misalnya kecurangan pelaku bisnis dalam
motivasi bagi MAN 1 Jembrana khususnya para memalsukan dagangannya, seperti beras
peserta didik meskipun dengan motivasi yang dipakai pemutih pakaian, makanan berformalin
berbeda-beda, ada yang ingin menjadi juara dan dan diberi pengawet borak. Berbagai fenomena
mendapat hadiah yang lumayan besar, ada yang tersebut telah menginspirasi para pendidik dan
ingin terkenal dan masuk TV, serta ada yang peserta didik untuk melakukan upaya-upaya
ingin menguji kemampuan dan keterampilan- pencegahan, dengan melakukan penelitian dan
nya dalam bidang riset. percobaan guna menemukan alat yang dapat
Menurut Kepala MA Supriyadi (2016), digunakan untuk mendeteksi adanya
aturan yang digunakan dalam penyelenggaraan kecurangan para pebisnis nakal, seperti
madrasah riset meliputi aspek yuridis, filosofis penemuan alat pendeteksi pemutih beras oleh
dan sosiologis. Secara yuridis, dasar salah satu peserta didik bernama Kevin Ikhwan
penyelenggaraan madrasah riset mencakup Muhammad.
beberapa peraturan antara lain:
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Ketersediaan Fasilitas Penunjang Kegiatan
tentang Sistem Pendidikan Nasional; Riset
- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Penyelenggaraan riset perlu adanya
tentang Standar Nasional Pendidikan; dukungan fasilitas yang memadai, oleh karena
- Permenag Nomor 60 tahun 2015 tentang itu sebagai penyelenggara madrasah riset, MAN
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah; 1 Jembrana berupaya menyediakan sarana
- Peraturan Menteri Pendidikan Nasional prasarana tersebut meskipun kondisinya belum
Nomor 34 tahun 2006 tentang Pembinaan lengkap, seperti: ruang kelas yang jumlahnya
Peserta didik yang memiliki potensi sesuai jumlah rombel sebanyak 29 ruang,
kecerdasan dan bakat istimewa dan Nomor perpustakaan yang representatif seluas 191 m²
lengkap dengan koleksi bahan pustaka berupa

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 246
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

buku teks pelajaran dan buku-buku penunjang dalam melakukan riset. Jika hanya ber-
riset; laboratorium yang representatif sebanyak pendidikan S1, maka pendidik tersebut akan
7 ruang yang terdiri dari laboratorium lemah pada aspek analisis, padahal pendidik
(komputer, bahasa, ekonomi, keterampilan) dan yang berperan sebagai pembimbing riset harus
laboratorium IPA (biologi, fisika, kimia) yang mampu melakukan analisis yang tajam terhadap
dilengkapi dengan bahan kimia dan binatang riset yang dilakukan peserta didik yang
untuk penelitian seperti unggas, kelinci, dan dibimbingnya, terutama analisis awal mengapa
binatang melata. Madrasah juga didukung tema penelitian dipilih dan apa urgensinya,
sarana lain seperti musala, kantor, ruang analisis kebermanfaatan, analisis waktu, dan
(keterampilan, OSIS, PMR, BK, serbaguna, dan analisis biaya. Ketajaman dalam melakukan
ruang tamu). Keseluruhan sarana prasarana analisis ini akan menentukan ketepatan
tersebut dalam kondisi baik dan mendukung pemilihan materi terkait dengan urgensi,
kelancaran pembelajaran. Namun dilihat dari kebermanfaatan, ketepatan waktu pelaksanaan
tingkat keterpenuhannya, menurut Supriyadi dan kesanggupan biaya. Pendidik juga harus
(2016), keberadaan sarana prasarana tersebut mampu melakukan analisis yang tajam terhadap
baru memenuhi sekitar 60%. Masih banyak hasil penelitian, sehingga membantu peserta
sarana prasarana penunjang riset yang belum didik dalam mendeskripsikan hasil penelitian
tersedia seperti ruang khusus untuk kegiatan dalam bentuk laporan. Terhadap kegiatan riset
riset, laboratorium (PAI dan IPS), green house, yang dilombakan, analisis yang tajam terhadap
warung dan apotek hidup, rumah kompos, hasil penelitian, dapat membantu peserta didik
perikanan dan peternakan. dalam memaparkan hasil penelitian di depan
para juri atau audien.
Penyelenggaraan madrasah riset
seharusnya didukung fasilitas yang memadai Idealnya penyelenggaraan madrasah
dan anggaran yang mencukupi, agar kegiatan riset di samping memiliki guru per-mata
riset berjalan lancar, karena riset membutuhkan pelajaran (mapel) yang dirisetkan, juga
anggaran fasilitas lengkap dan anggaran yang memiliki pembimbing riset tersendiri, sehingga
besar. Menurut Supriyadi (2016), idealnya kegiatan riset menjadi lebih fokus dan tidak
penyelenggaraan madrasah riset perlu mengganggu pekerjaan pendidik dalam
dialokasikan mata anggaran khusus sekitar 2- mengajar. Kehadiran pembimbing riset pada
3% dari anggaran DIPA. Namun dalam setiap mata pelajaran yang memiliki kualifikasi
kenyataan, anggaran khusus tersebut tidak dan kompetensi yang memadai, akan
tersedia. Sehingga untuk memenuhi kekurangan menunjang kelancaran kegiatan riset, karena
sarana prasarana tersebut, madrasah berupaya bimbingan dapat diberikan lebih intensif. Di
mengajukan anggaran melalui program samping itu, keberadaan tenaga laboran yang
peningkatan mutu madrasah sebesar 3 milyar sesuai dengan kompetensinya, juga sangat
pertahun, dan untuk memperluas asrama, penting untuk menangani kegiatan riset di
mengajukan anggaran sebesar 1,5 milyar. laboratorium terutama membantu peserta didik
Besaran anggaran yang diajukan ini, akan dalam penggunaan alat dan bahan laboratorium,
mampu memenuhi kebutuhan riset di madrasah. memelihara dan merawat peralatan
laboratorium agar lebih awet dan tidak mudah
Ketersediaan Tenaga Pembimbing Riset rusak. Idealnya juga, madrasah memiliki tenaga
Kehadiran pembimbing riset dalam laboran minimal satu tenaga tiap satu
penyelenggaraan madrasah riset sangat penting laboratorium.
dan memiliki peran strategis dalam membantu Dilihat dari tingkat keterpenuhannya,
dan mengarahkan peserta didik dalam menurut Supriyadi (2016), keberadaan
melakukan kegiatan riset. Menurut Muntamah ketenagaan ini belumlah memenuhi, karena
(2016), setiap mata pelajaran yang menjadi tenaga yang tersedia baru sebatas tenaga
kajian riset, minimal memiliki satu orang pendidik per-mapel yang dirisetkan. Sedangkan
pendidik dengan kualifikasi S2 yang linier dilihat dari kualifikasinya, dari 63 orang
dengan S1nya. Pendidik tersebut juga harus pendidik, baru sekitar 19% yang berpendidikan
memiliki kompetensi di bidang penelitian, S2 dan S3, dan itupun tidak seluruhnya
sehingga mampu membimbing peserta didik

247 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

mengambil bidang studi yang linier dengan misalnya dibayar kelebihan jam mengajar dan
pendidikan S1nya. Meskipun demikian, dilihat tugas membimbing peserta didik dalam
dari kompetensinya, umumnya memiliki kegiatan riset yang terkadang tidak kenal waktu
kompetensi yang cukup baik dalam mengajar terutama menjelang adanya lomba, dan
dan tidak ada yang mismatch. Kekurangan lain diberikan reward atas keberhasilannya
pada aspek ketenagaan ini adalah belum adanya mengantarkan peserta didik meraih prestasi
tenaga pembimbing riset secara khusus dan dalam lomba.
tenaga laboran yang hanya satu orang, padahal
madrasah memiliki tujuh laboratorium. Ketersediaan Literatur Sebagai Bahan
Penunjang Kegiatan Riset
Terhadap kekurangan pada aspek
ketenagaan ini, telah dilakukan upaya-upaya Kehadiran perpustakaan bagi madrasah
perbaikan di antaranya dengan melakukan dapat berperan dalam membantu peserta didik
pembinaan untuk meningkatkan kompetensi guna menumbuh-kembangkan minat dan
dengan mengikutkan pendidik dan tenaga kebiasaan membaca; membantu dalam kegiatan
kependidikan dalam berbagai kegiatan seminar, menulis kreatif; menyediakan sumber
workshop, orientasi, diklat, baik yang informasi; memperluas dan memperkaya
diselenggarakan oleh Kemenag, Kemendikbud, pengalaman belajar dan memberikan hiburan
Pemda, maupun oleh madrasah sendiri, dengan sehat melalui kegiatan membaca sumber bacaan
mengundang narasumber dari Balai Diklat dan yang kreatif dan ringan, seperti cerita fiksi,
instansi lain. Menurut Muntamah (2016), guru cerpen, dan novel. Oleh karena itu perpustakaan
yang menjadi pembina riset perlu diberikan madrasah dapat berfungsi sebagai wahana
pembinaan secara khusus untuk meningkatkan educative, Informative, research, bahkan
kemampuannya melakukan penelitian, yang rekreasi. Perpustakaan ibarat sebagai
dapat dilakukan dengan memanfaatkan MGMP, jantunganya sebuah lembaga pendidikan,
Balai Diklat, dan institusi lainnya. Pembinaan sehingga kehadiran perpustakaan sangat
keterampilan pembina riset juga sebagai upaya penting sebagai sumber belajar dalam setiap
meningkatkan kompetensi SDM. Menurut kegiatan peserta didik termasuk dalam
(Dessler, 2013), pengembangan SDM bertujuan melakukan kegiatan riset, karena ketersediaan
untuk meningkatkan kinerja serta literatur di perpustakaan menjadi sarana penting
mengembangkan budaya organisasi yang akan dalam kegiatan riset terutama sebagai bahan
mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas. rujukan dalam melakukan kajian/analisis
Sedangkan menurut Paul & Anantharaman terhadap hasil-hasil penelitian.
(2003) pengembangan SDM adalah untuk Sebagai lembaga pendidikan yang
meningkatkan produktivitas organisasi dan konsen dalam kegiatan riset, MAN 1 Jembrana
meningkatkan efektivitas dan efisiensi memberikan perhatian yang serius dalam
pekerjaan. mengelola perpustakaan. Oleh karena itu
Pembinaan semacam ini perlu terus literatur yang ada kaitannya dengan mata
dilakukan, karena tidak semua pendidik yang pelajaran seperti buku-buku teks mapel, tersedia
diberi tugas membina kegiatan riset memiliki lengkap dengan jumlah yang mencukupi yakni
kompetensi bidang penelitian terutama yang setiap peserta didik tersedia satu buku per-
belum S2/S3. Rendahnya kemampuan pendidik mapel. Di samping itu perpustakaan juga
ini karena rendahnya motivasi dan semangat menyediakan buku-buku penunjang lainnya dan
pendidik untuk belajar guna meningkatkan buku-buku bacaan ringan baik buku cerita
kemampuannya di bidang riset, terutama yang maupun pengetahuan. Jumlah koleksi buku
sudah berada pada zona aman (sudah golongan sebanyak 809 judul dan 29.047 eksemplar, yang
IV), sehingga merasa tidak memiliki kewajiban terdiri dari buku teks 22.838 eks, buku referensi
melakukan penelitian yang merupakan per- 2934 eks, fiksi 525 eks, ensiklopedi 157 eks,
syaratan kenaikan pangkat ke gol IV. kamus 63 eks dan koleksi CD sebanyak 35
keping. Beberapa literatur yang sering
Di samping peningkatan kompetensi, digunakan sebagai rujukan/bahan riset oleh
guru/pembimbing riset juga perlu ditingkatkan peserta didik umumnya buku-buku mapel
kesejahteraannya melalui anggaran DIPA, terutama mapel IPA. Ini karena riset dengan

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 248
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

basic mapel IPA volumenya lebih banyak yang berat dan harganya mahal, dapat
dibanding dengan mapel lainnya, yang dalam menggunakan alat dan bahan yang ada di
setahun terdapat sekitar 5−6 proyek riset, laboratorium. Namun jika tidak tersedia di
sementara riset dengan basic mapel lain hanya laboratorium, dapat dibeli menggunakan dana
1−2 proyek saja. proyek yang tersedia dan disesuaikan dengan
kondisi pendanaan yang ada. Terbatasnya
Banyaknya proyek riset dengan basic
anggaran ini terkadang proyek riset harus
mapel IPA ini menurut Muntamah (2016,
dibatalkan dan diganti dengan judul riset lain
karena peserta didik jurusan IPA memiliki
yang tidak membutuhkan biaya yang mahal.
semangat yang lebih tinggi, lebih kreatif, lebih
tekun dan telaten dalam melakukan riset. Riset Minimnya anggaran riset ini, sehingga
bidang IPA lebih banyak melakukan percobaan- muncul persoalan baru ketika menghadapi
percobaan, pengujian bahan, dan observasi, lomba, karena pendanaan yang sifatnya
yang pelaksanaannya membutuhkan waktu numpang tersebut hanya dialokasikan untuk
panjang, harus dilakukan berulang-ulang mendanai proyek riset di sekolah. Dalam setiap
dengan sampel yang banyak. Kegiatan seperti lomba, penyelenggara lomba biasanya hanya
ini membutuhkan ketekunan, ketelatenan, menyediakan biaya transportasi dan living cost
kesabaran, dan juga harus kreatif dan inovatif. (akomodasi) bagi peserta lomba. Sedangkan
Tanpa semua itu, besar kemungkinan riset akan bagi pendamping biasanya hanya disediakan
gagal. biaya akomodasi, sehingga untuk biaya
transportasi harus disediakan sendiri. Untuk
Ketersediaan Pendanaan Kegiatan Riset mengatasi persoalan ini, madrasah
Sebagai madrasah negeri, sumber mengupayakannya melalui komite dengan
pendanaan MAN I Jembrana hampir seluruhnya melibatkan orang tua peserta didik yang
berasal dari dana DIPA, termasuk dana untuk mengikuti lomba untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Namun penyediaan biaya bagi pendamping. Namun jika
demikian dari anggaran DIPA tersebut, belum belum mencukupi, diupayakan melalui Badan
tersedia anggaran yang secara khusus Amal Zakat Nasional (BAZNAS) dari zakat
dialokasikan untuk penyelenggaraan program para pendidik dan tenaga kependidikan serta
madrasah riset, sehingga kegiatan riset melalui infak dan sedekah dalam kegiatan
dilaksanakan dengan cara numpang pada “Jumat amal” pada kegiatan salat Jumat.
kegiatan lain. Misalnya untuk riset dengan basic Terbatasnya biaya bagi pendamping ini,
mapel IPA, seperti kegiatan riset mapel biologi, sehingga selama mendampingi peserta didik
numpang pada pembelian alat dan bahan mengikuti lomba, pendamping harus banyak
laboratorium biologi terutama bahan habis berhemat. Penyelenggara lomba riset yang
pakai yang sifatnya lebih lentur untuk dapat selama ini berkenan menyediakan biaya
diolah. Begitu juga untuk riset bidang kimia, transportasi dan living cost bagi peserta lomba
fisika dan lainnya. Dari anggaran pembelian adalah Kemenag dan Kemendikbud. Adapun
alat dan bahan yang kemudian diolah tersebut, jenis kegiatan yang dibiayai oleh Kemenag
sebagian dapat dimanfaatkan sebagai dana misalnya LKTI dan KSM. Sedangkan yang
proyek kegiatan riset yang besarannya untuk dibiayai oleh Kemendikbud OPSI dan ISPRO.
satu proyek riset sekitar Rp. 1.000.000 sampai Idealnya, penyelenggaraan MR
Rp. 2.000.000, yang dalam satu tahun ada memiliki anggaran rutin tersendiri melalui
sekitar 5−6 proyek riset bidang IPA dan 1−2 DIPA minimal sebesar 2−3%, agar kegiatan
proyek riset bidang lainnya. riset dapat berjalan maksimal. Menurut
Karena sifatnya numpang, sehingga Muntamah (2016), penyelenggaraan riset yang
dana untuk kegiatan riset sangat kecil dan tidak didukung oleh pendanaan yang memadai
terkadang tidak dapat mencukupi. Oleh karena hasilnya kurang maksimal, karena untuk
itu untuk kebutuhan riset yang ringan, peserta penyelenggaraan riset terutama riset bidang IPA
didik menyediakan sendiri alat atau bahannya memerlukan alat dan bahan-bahan riset yang
seperti untuk pembelian sarung tangan, masker, terkadang harganya sangat mahal. Di samping
dan alkohol. Sedangkan untuk kebutuhan riset itu, riset yang bersifat percobaan memerlukan

249 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

bahan riset yang cukup banyak, karena harus juga menyelenggarakan kegiatan ekstra-
dilakukan berulang-ulang dan dalam waktu kurikuler yang banyak mencakup 20 kegiatan,
yang lama, sehingga membutuhkan dana yang yaitu pramuka, PMR, marching band,
besar. Pendanaan juga diperlukan ketika jurnalistik, teater, qasidah, music, atletik,
mengikuti lomba, seperti untuk biaya pencak silat, karate, bola basket, sepak bola,
transportasi dan living cost serta pembelian volley ball, sepak takraw, futsal, bulu tangkis,
sarana yang dibutuhkan dalam riset yang paskibraka, kaligrafi, pidato bahasa Inggris dan
dilombakan. Tanpa adanya pendanaan yang pidato bahasa Arab (MAN I Jembrana, 2016).
mencukupi, sulit bagi peserta didik dapat Di samping itu, madrasah juga
mengikuti setiap event lomba tersebut. Padahal menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler
melalui lomba, madrasah dapat mem- yang mendukung kegiatan intrakurikuler seperti
promosikan dan sekaligus sebagai ajang pembinaan KIR dan olimpiade yang mencakup
berkompetisi dengan madrasah lainnya. 9 mapel yaitu matematika, fisika, kimia,
biologi, ekonomi, geografi, kebumian, TIK,
Pengembangan Kurikulum Penunjang astronomi, dan agama.
Kegiatan Riset
Pengembangan kurikulum dalam Sistem Pembelajaran yang Dikembangkan
penyelenggaraan madrasah riset sangat penting, Sebagai penyelenggara madrasah riset,
agar riset bukan sekedar sebagai kegiatan seharusnya MAN 1 Jembrana
parsial pembelajaran, tetapi include dalam satu menyelenggarakan pembelajaran melalui kelas
kesatuan kurikulum yang diajarkan. Kurikulum unggulan semisal kelas kelas akademik dan
yang diajarkan di MAN I Jembrana terbagi ke kelas olimpiade, yang dalam
dalam tiga mata pelajaran yaitu mata pelajaran penyelenggaraannya memiliki kegiatan riset
umum, agama dan mulok. Sedangkan untuk yang baik yang didukung fasilitas lengkap dan
pengembangan minat dan bakat peserta didik, SDM yang kompeten. Namun kondisi yang ada
dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler justru sebaliknya yakni sistem pembelajaran
yang sifatnya non akademik maupun yang hanya dilakukan melalui kelas reguler.
mendukung akademik. Melalui pengembangan Beberapa alasannya, yaitu 1) kendala biaya
tiga mapel tersebut, sehingga mapel yang yang belum dimiliki untuk membuka kelas
diajarkan di madrasah ini sangat padat, unggulan; 2) ada beberapa masyarakat mampu
misalnya mapel umum yang biasanya sekolah yang bersedia membayar mahal agar anaknya
hanya mengajarkan 16 mapel, tetapi madrasah masuk kelas unggulan, namun justru anak-anak
ini mengajarkan 20 mapel yaitu PKN, bahasa mereka memiliki kecerdasan yang standar.
(Indonesia, Arab, Inggris, Jerman), matematika, Sementara anak-anak yang memiliki
fisika, kimia, biologi, sejarah, geografi, kecerdasan di atas rata-rata merupakan anak-
ekonomi, sosiologi, antropologi, sastra anak miskin yang tidak memiliki kesanggupan
Indonesia, seni budaya, penjaskes, TIK, memberikan biaya tambahan untuk
keterampilan dan BK. Sedangkan mapel agama, penyelenggaraan kelas unggulan; 3) masyarakat
biasanya sekolah hanya mengajarkan 4 mapel, pengguna madrasah umumnya belum memiliki
madrasah ini mengajarkan 8 mapel yaitu kesadaran untuk berpartisipasi dalam
Alquran Hadis, akidah akhlak, fikih, SKI, penyelenggaraan pendidikan. Padahal dengan
Tafsir, hadis, dan ilmu kalam. Sementara membuka kelas-kelas unggulan, diperlukan
muatan lokal, biasanya sekolah hanya biaya yang mahal; 4) masyarakat setempat
mengajarkan 2−3 mapel, madrasah ini hanya menginginkan sekolah di MAN I
mengajarkan 5 mapel yaitu bahasa Bali, ilmu Jembrana dan tidak mau sekolah di MA lain di
hadis, muhadatsah, bahasa asing dan sekitarnya. Jika mereka tidak diterima di
keterampilan (MAN I Jembrana, 2016). madrasah ini, mereka akan sekolah di SMA
yang tentu saja tidak akan memperoleh
Padatnya materi pelajaran ini menurut
pelajaran PAI, karena sekolah umum di
para guru, karena seluruh mapel yang diajarkan
Jembrana khususnya dan Bali umumnya tidak
menjadi materi riset, sehingga beberapa materi
memiliki GPAI dan tidak diajarkan PAI,
pelajaran diberikan alokasi waktu pembelajaran
sehingga ada kekhawatiran anak-anak yang
yang cukup panjang dalam seminggu. Madrasah

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 250
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

beragama Islam ini akan mudah terpengaruh diberikan tugas membuat proposal penelitian
oleh ajaran Hindu yang diajarkan di SMA. sebagai syarat memperoleh proyek penelitian,
juga sebagai upaya penjaringan awal terhadap
Berbagai persoalan tersebut
peminatan yaitu untuk mencari peserta didik
menempatkan madrasah pada posisi dilematis,
yang berminat dan berbakat pada KTI, yang
karena sebagai madrasah yang terkenal dengan
dilihat melalui hasil tulisan sederhana dalam
prestasi akademiknya, tentu menginginkan
bentuk proposal yang dibuat. Bagi proposal
adanya input yang kompetitif dalam hal
yang memenuhi syarat, selanjutnya diberikan
kemampuan dan prestasi, sementara calon siswa
proyek penelitian yang pengerjaannya
yang mendaftar sebagian besar kompetensinya
dilakukan setiap hari mulai pukul 14.30 sampai
kurang. Namun jika mereka tidak diterima,
18.00 WITA, atau menyesuaikan tahapan kerja
tentu akan lari ke sekolah umum, karena
yang dibuat. Kegiatan selanjutnya adalah
masyarakat setempat hanya percaya pada
melakukan pembimbingan secara kontinu
madrasah ini dan tidak pada madrasah lain,
terhadap kegiatan penelitian.
padahal dalam jarak yang tidak jauh banyak
madrasah swasta. Mereka merasa memiliki Untuk memberikan motivasi bagi
madrasah ini, karena nenek moyang merekalah peserta didik dan sebagai upaya awal
dulunya yang berjuang keras mendirikan pembinaan, madrasah mengadakan ajang lomba
madrasah ini. KTI terhadap karya-karya riset yang telah
dihasilkan peserta didik setiap tahunnya. Dari
Pembinaan Keterampilan Tenaga Riset ajang ini akan terjaring peserta didik yang
Pembinaan keterampilan bagi pelaku berbakat dan berminat terhadap KTI yang
riset khususnya peserta didik sangat penting, dibuktikan dengan karya-karya riset yang
sebagai upaya peningkatan pengetahuan dan dihasilkannya. Selanjutnya dibuat kelompok-
keterampilan tentang riset. Guna mencapai kelompok untuk melakukan penelitian, yang
tujuan inilah maka upaya peningkatan pembentukan kelompoknya diserahkan pada
keterampilan pelaku riset di madrasah ini peserta didik untuk memilih rekan kerja yang
dilakukan secara kontinu, yang diimplementasi- cocok, kemudian setiap kelompok diberikan
kan melalui pembelajaran intrakurikuler selama tugas melakukan satu penelitian yang harus
satu jam pelajaran dalam satu minggu, dengan diselesaikan.
materi ajar tentang konsep atau teori-teori
mengenai seluk beluk KTI. Bagi peserta didik Jenis Kegiatan Riset di Madrasah
jurusan IPA, kegiatan intrakurikuler ini lebih Riset/penelitian berdasarkan tempat
banyak diberikan, karena dalam pembelajaran pelaksanaannya dibedakan dalam tiga jenis
IPA ada kewajiban praktikum bagi peserta yaitu penelitian laboratorium (Laboratory
didik, yang aturannya sudah pakem dan sesuai Research), penelitian lapangan (Field
dengan materi yang ada di buku teks pelajaran. Research) dan penelitian literatur (Fathoni,
Melalui praktikum, peserta didik secara 2006). Melalui tiga jenis ini, riset dilaksanakan
langsung sudah melakukan riset melalui di MAN 1 Jembrana dan telah banyak
eksperimen yang dilakukan. Kegiatan menghasilkan karya-karya riset pilihan, seperti
praktikum ini dalam satu SKL dilaksanakan penelitian laboratorium yang dilakukan melalui
satu kali per-mapel IPA (fisika, kimia, biologi). eksperimen dan uji coba terhadap bahan-bahan
yang tersedia di alam sekitar, misalnya
Pada semester pertama, pembinaan
pembuatan biodiesel dari biji ketapang, biji
diberikan kepada seluruh peserta didik baru
nyamplung, bioetanol dari sampah salak dan
sebelum mereka masuk dalam kelompok KTI
apel, biourin, penyerap oli bekas dari sabut
dan diberikan proyek penelitian. Sedangkan
kelapa/absorben, mat bunga sukun untuk anti
bagi peserta didik yang sudah tergabung dalam
nyamuk, dan penemuan alat pendeteksi pemutih
kelompok KTI, tidak lagi diberikan pembinaan
beras. Penelitian lapangan, misalnya
melalui pembelajaran intrakurikuler, tetapi
pengamatan terhadap keragaman dan
langsung diberikan proyek penelitian untuk
keefektifan serangga penyerbuk pada pohon
dikerjakan di bawah bimbingan guru
mangga, serangga tanah, dan identifikasi serbuk
pembimbing. Namun sebelumnya, peserta didik
sari pakan lebah. Sedangkan penelitian literatur,

251 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

misalnya penelitian pembuatan makanan proyek sekitar 10 judul, yang terdiri dari 6 judul
alternatif, dan penyakit kelamin. riset sains dan 4 judul riset non sains.
Sebenarnya madrasah mentargetkan10 judul
Terhadap berbagai kegiatan penelitian
untuk riset sains dan 5 judul untuk non sains,
ini, penetapan jenis-jenis penelitiannya
namun karena berbagai kendala, target tersebut
diserahkan kepada peserta didik, sementara
sulit tercapai. Kendala utama yang paling
pembimbing melihat dan menyesuaikan pada
dirasakan adalah terbatasnya biaya dan
kemampuan dan karakter peserta didik,
sempitnya waktu, karena padatnya jadwal
misalnya, bagi peserta didik yang suka pada
kegiatan madrasah. Sedangkan materi yang
kegiatan laboratorium, diberikan jenis
menjadi bahan riset adalah yang ada kaitannya
penelitian laboratorium, begitu juga bagi
dengan mata pelajaran, namun mengenai tema-
peserta didik yang suka bekerja di lapangan,
tema yang dijadikan judul riset, peserta didik
diberikan penelitian lapangan, sedangkan bagi
diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri,
peserta didik yang suka membaca buku,
namun tetap dalam pembinaan pembimbing.
diberikan penelitian literatur. Waktu penelitian
Terhadap tema-tema yang diajukan tersebut,
semenjak persiapan sampai analis dan penulisan
selanjutnya didiskusikan dengan pembimbing
laporan, dilaksanakan selama 1−2 bulan, namun
mengenai substansi, kebermanfaatan, dan
kemampuan peserta didik dalam melakukan
tingkat kemahalan biaya. Jika unsur-unsur
penelitian juga menentukan cepat atau
tersebut terpenuhi, peserta didik dapat
lambatnya melaksanakan.
melaksanakan riset dengan tema yang dipilih.
Membangun Kerja sama dalam Kegiatan Beberapa judul riset yang pernah
Riset dilakukan di MAN 1 Jembrana antara lain Mat
Membangun kerja sama dalam kegiatan Bunga Sukun (Artocarpus altilis) sebagai Anti
riset sangat penting, agar kegiatan riset dapat Nyamuk Alami; Karakteristik Bakteri dalam
berjalan maksimal. Banyak faktor yang Effective Microorganism (EM) Sebagai Pupuk
terkadang menghambat kegiatan karena adanya Cair; Pemanfaatan Sampah Buah Salak
beberapa keterbatasan, seperti keterbatasan (Salaka Edulis) sebagai bioetanol terbarukan;
sarana prasarana, pembiayaan, dan SDM, yang Bioetanol Sampah Buah Apel sebagai
belum dapat dipenuhi dalam mendukung riset. Pengganti Minyak; Pengaruh biourine
Oleh karena itu untuk memaksimalkan kegiatan Manusia Sebagai Nutrisi pada Tanaman
riset, MAN 1 Jembrana telah melakukan kerja Hidroponik; dan masih banyak lagi judul-judul
sama dengan berbagai pihak antara lain dengan: menarik lainnya.
1) Undhiksa, untuk konsultasi pembahasan
materi riset oleh pendidik dan peserta didik; 2) Pelaku Kegiatan Riset
LIPI (pengelola Kebun Raya Eka Karya Pelaku kegiatan riset adalah pihak-pihak
Bedugul Bali), untuk mengambil sampel bahan yang terlibat dalam kegiatan riset baik sebagai
penelitian seperti lumut pohon paku, dan pengelola, pembimbing atau pelaksana yang
rambut-rambut di daun (trikoma); 3) Udayana; selanjutnya disebut tim pengembang riset.
untuk melakukan uji analitik, bimbingan Pengelola, adalah personel yang bertanggung-
Olimpiade dan konsultasi materi riset; 4) jawab terhadap kegiatan riset. Pembimbing atau
Lembaga bimbel Ganesa Operation dan pembina adalah personel yang membimbing
Primagama, untuk pembinaan olimpiade; dan 5) peserta didik dalam melakukan kegiatan riset.
Balai Diklat, untuk peningkatan kompetensi Sedangkan pelaksana adalah pelaku riset baik
pendidik dan tenaga pendidik. pendidik maupun peserta didik. Susunan tim
pengembang riset di madrasah ini ditetapkan
Materi-materi Riset Pilihan berdasarkan Surat Keputusan Kepala MAN 1
Berbagai jenis kegiatan riset yang sudah Jembrana Nomor 035 Tahun 2014/2015
dilaksanakan di MAN 1 Jembrana jumlahnya tertanggal 15 Juli 2014 tentang Penetapan
cukup banyak. Dalam setahun, riset yang masuk Susunan Tim Pengembang Madrasah Riset
Tahun Pelajaran 2014/2015, sebagai berikut.

Pengelola : Drs.H. Supriyadi, M.Pd.I

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 252
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

Pembimbing:
- Sain dan Lingkungan : Lilik Muntamah, M.Si & Naniek Rosyidah, S.Pd, Si
- IPS Humaniora : Wahyu Marsuci, S.Sos
- Agama : Masmukhah, M.S.I
- Bahasa : Dian Fajriya, S.Pd & Kamaludin, M.Pd
- Tim R & D : Istamar, S.Pt; Ari Bahtiar; Hj. Sugini, S.Pd; Syukur, M.Pd; Agus
Suprapto, M.Pd; Dra. Nuri Kirami; Muhammad Farid, S.Pd; Umi
Kalsum, S.Pd; Sri Purnawati, S.Pd; Indro Saptono, SE;.
- Lainnya : Adip Syukron, S.Pd & Arif Rahman Asidiqi, St
Adanya surat keputusan ini menegaskan dan fisika; juara 2 Olimpiade Sain Nasional
bahwa MAN 1 Jembrana serius dalam Penelitian Sain Terapan. Pada tahun 2014, juara
penyelenggaraan madrasah riset. 1 KSM mapel kimia; juara 2 KSM mapel fisika,
geografi, ekonomi; juara 2 International
Antusias Peserta Didik Terhadap Kegiatan Science Project Olympiade; juara 2 LKTI
Riset dan Dampaknya terhadap Kontestasi Biologi Nasional. Pada tahun 2015 juara 1
Antusiasme dan minat peserta didik LKTI biologi nasional; juara 1 LKTI KSM
terhadap kegiatan riset di madrasah ini cukup dengan judul “Rice Sensor” alat untuk deteksi
tinggi. Ini dapat dilihat dari data hasil dini klorin pada beras berpemutih, dan masih
penyebaran kuesioner terhadap 40 orang peserta banyak lagi prestasi lainnya. Hasil ini
didik kelas XI dari 4 jurusan (IPA, IPS, Bahasa, menunjukkan bahwa meskipun masih dalam
Agama) sebagai responden, hasilnya tahap rintisan, madrasah telah mampu
menunjukkan bahwa 77,71% peserta didik menyelenggarakan madrasah riset dengan baik,
memiliki minat yang tinggi terhadap riset. Hasil sehingga adanya beberapa keterbatasan tersebut
penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa tidak menjadi penghalang yang berarti.
sekitar 69,17% peserta didik aktif mengikuti Faktor Pendukung dan Penghambat
berbagai kegiatan riset, baik riset sebagai mata
Keberhasilan dalam penyelenggaraan
pelajaran maupun riset sebagai bahan mengikuti
riset di madrasah ini tidak lepas dari adanya
berbagai ajang lomba.
beberapa faktor pendukung yang memperlancar
Tingginya minat dan keaktifan peserta kegiatan riset, antara lain tersedianya 7
didik terhadap kegiatan riset ini telah laboratorium sebagai tempat penyelenggaraan
berdampak signifikan terhadap capaian prestasi riset dan perpustakaan yang representatif
peserta didik khususnya dalam berbagai ajang dengan koleksi literatur berupa buku-buku teks
lomba hingga tingkat nasional bahkan pelajaran pendukung riset; keberadaan guru
internasional, dan sering meraih juara satu. yang jumlahnya mencukupi seluruh mata
Capaian prestasi ini juga berdampak pada pelajaran dan bersedia menjadi pembimbing
meningkatnya rasa percaya diri (self serta memiliki semangat tinggi dalam
confidence) seluruh warga madrasah; pembimbing; kesediaan masyarakat men-
meningkatnya minat pendidik dan peserta didik dukung pendanaan madrasah melalui infak dan
untuk terhadap kegiatan riset; meningkatnya sedekah; semangat peserta didik dalam
animo masyarakat terhadap madrasah; dan mengikuti kegiatan riset meskipun dengan
meningkatnya kepercayaan sekolah lain, motivasi yang berbeda-beda; dan keberadaan
sehingga madrasah ini menjadi rujukan sekolah majalah “Risalah” sebagai media publikasi
lain dalam hal riset. Tingginya minat ini juga hasil-hasil riset. Adapun beberapa faktor yang
sehingga banyak karya riset yang sudah menghambatnya antara lain: belum tersedianya
dihasilkan, baik oleh pendidik maupun peserta beberapa sarana penting pendukung riset seperti
didik, dan sebagian besar telah diikutkan dalam ruang khusus riset; green house, rumah kompos,
berbagai ajang lomba hingga tingkat nasional warung dan apotek hidup, perikanan dan
bahkan internasional, serta mampu meraih peternakan; kelas unggulan yang konsentrasi di
prestasi gemilang. Beberapa prestasi yang kegiatan riset; anggaran khusus riset dari DIPA;
pernah diraih peserta didik antara lain: pada tenaga pembimbing khusus riset dan laboran,
tahun 2013 juara 1 KSM Nasional matematika terbatasnya pendidik berpendidikan S2 yang

253 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X
UMUL HIDAYATI

linier dengan S1nya; dan belum seluruh warga dan narasumber yang telah membantu
madrasah menggemari riset. kelancaran pengumpulan data.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan Amrullah, A. (2013) Kemenag Luncurkan
Program Madrasah Riset,
Rintisan penyelenggaraan madrasah
Republika.co.id. Available at:
riset di MAN 1 Jembrana sudah dilaksanakan
https://www.republika.co.id/berita/duni
dengan serius dan kegiatan riset sudah berjalan
a-islam/islam-
namun belum maksimal karena masih adanya
nusantara/13/09/04/mskqz4-kemenag-
keterbatasan seperti belum tersedia anggaran
luncurkan-program-madrasah-riset
khusus riset dari DIPA, belum tersedia ruang
(Accessed: 2 June 2019).
khusus riset; belum tersedia tenaga pembimbing
riset dan terbatasnya tenaga laboran. Kemenag Andang (2014) Manajemen dan Kepemimpinan
belum menyusun konsep yang jelas tentang Kepala Sekolah (Konsep, Strategi &
madrasah riset baik berupa panduan, juklak Inovasi Menuju Sekolah Efektif).
maupun juknis, sehingga penyelenggaraan Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
madrasah riset belum memiliki acuan dalam Bakhtiar, M. F. H. (2015) Pengembangan
penyelenggaraan. Kemenag juga belum Kurikulum Pendidikan Agama Islam
mengeluarkan kebijakan penganggaran Pada Madrasah Berbasis Riset (Studi
penyelenggaraan madrasah riset pasca Kasus di MAN 2 Kudus). UIN
diluncurkannya program Promadrina. Walisongo. Available at:
http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/
Rekomendasi
4681.
Mengingat masih banyaknya kendala
Daulay, H. P. (2001) Historisitas dan Eksistensi
dalam penyelenggaraan madrasah riset,
(Pesantren, Sekolah dan Madrasah).
direkomendasikan kepada Kemenag melalui
Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Ditjen pendis, sebaiknya segera menyusun
konsep tentang madrasah riset baik berupa Dessler, G. (2013) Manajemen Sumber Daya
panduan, juklak maupun juknis, sehingga Manusia. 10 jilid 2. Jakarta: Indeks.
penyelenggaraan madrasah riset memiliki acuan
Dewey, J. (1902) The Child and The
dalam penyelenggaraannya; mengeluarkan Curriculum. Chicago: University of
kebijakan penganggaran tersendiri dalam Chicago Press.
penyelenggaraan madrasah riset; pengadaan
tenaga pembimbing riset dan tenaga laboran Fadlan, A. (2014) Model Pembelajaran Fisika
yang mencukupi jumlahnya; dan pengadaan di Madrasah Berbasis Riset (Kasus di
sarana prasarana penunjang riset. Kepada para Madrasah Aliyah Negeri 2 Kudus).
pendidik, terus meningkatkan kompetensinya di Semarang. Available at:
bidang riset sehingga memiliki keseragaman http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/
pemahaman tentang riset dan kemampuan 3938.
melaksanakan riset. Fathoni, A. (2006) Metodologi Penelitian &
Teknik Penulisan Skripsi. Jakarta:
UCAPAN TERIMA KASIH Rineka Cipta.
Disadari bahwa lancarnya kegiatan Mulyasana, D. (2011) Pendidikan Bermutu dan
penelitian ini tidak lepas dari peran beberapa Berdaya Saing. Bandung: Remaja
pihak. Penulis mengucapkan terima kasih Rosdakarya.
kepada Kapuslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan yang telah memberikan bimbingan Paul, A. K. and Anantharaman, R. N. (2003)
dan pengarahan; para peneliti yang telah ‘Impact of People Management
membantu dalam pembahasan dan Practices on Organizational
penyempurnaan desain dan instrumen Performance: Analysis of A Causal
penelitian; para pembantu lapangan, responden Model’, International Journal of

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 254
INOVASI MADRASAH MELALUI PENYELENGGARAAN MADRASAH RISET

Human Resource Management, 14(7), Subadi, T. (2011) Inovasi Pendidikan.


pp. 1246–1266. Surakarta: FKIP UMS.
Priansa, D. J. (2014) Manajemen Supervisi dan Sugiyono (2011) Metode Penelitian Kuantitatif
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Kualitatif dan R&D. Bandung:
Bandung: Alfabeta. Alfabeta.
Rahardjo, A. (2013) ‘Pendidikan Kejar Nomor Suhardan, D. (2010) Supervisi Profesional.
1, Madrasah Pun Berbasis Riset’, Bandung: Alfabeta.
Republika.co.id. Available at: Suharsaputra, U. (2010) Administrasi
https://www.republika.co.id/berita/pend Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
idikan/eduaction/13/02/01/mhhiws-
kejar-nomor-1-madrasah-pun-berbasis- Suryani, T. (2008) Perilaku Konsumen:
riset. Implikasi Pada Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rusdiana, A. (2008) Konsep Inovasi
Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Wilson, E. (2013) School-based Research A
Guide for Education Students. United
Sa’ud, U. S. (2008) Inovasi Pendidikan. Kingdom: SAGE Publications Ltd.
Bandung: Alfabeta.
Zuhri, D. (2014) ‘KSM, Momentum Teguhkan
Sanjaya, W. (2008) Kurikulum Pembelajaran Eksistensi Madrasah (2-habis)’,
(Teori dan Praktik Pengembangan Republika.co.id, 2 September. Available
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). at:
Jakarta: Media Grafika. https://www.republika.co.id/berita/duni
Sholeh, M. (2014) ‘Kembangkan Budaya Riset, a-islam/islam-
Kemenag Gelar Kompetisi Sains usantara/14/09/02/nb96tb-ksm-
Madrasah’, Merdeka.com. Available at: momentum-teguhkan-eksistensi-
https://www.merdeka.com/peristiwa/ke madrasah-2habis.
mbangkan-budaya-riset-kemenag-
gelar-kompetisi-sains-madrasah.html.

255 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

You might also like