You are on page 1of 21

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PENIPUAN

DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

Muhammad Adil Mubarak


Fakultas Hukum, Ilmu Hukum, Universitas Islam Sultan Agung
Jl. Kaligawe Raya Km.4, Semarang
E-mail: muhammadadil@gmail.com

ABSTRACT

The development of the times is so fast that the need is also increasing, this has an impact on
the trading system in society, not only using conventional buying and selling systems but people
already using e-commerce trading systems. The purpose of this study is to analyze and examine legal
protection for victims of criminal acts of fraud in an online buying and selling transaction or e-
commerce as well as to analyze obstacles and solutions in the legal protection process against victims
of criminal acts of fraud in an online buying and selling transaction or e-commerce.
The approach method used in this study is a normative juridical approach. The specification
of this research is descriptive. The data sources are secondary, primary, and tertiary data. The data
collection tool is library research. The data analysis technique used is qualitative analysis.
The results of this study are legal protection for victims of e-commerce users by enforcing
Law no. 11 of 2008 concerning Electronic transactions and regulations related to online buying and
selling (e-commerce) as well as the implementation of the protection of victims of criminal acts in
online buying and selling (e-commerce) supported by involving several parties such as the
government, as well as law enforcement parties in order to provide services to people who experience
losses in buying and selling online (e-commerce). The obstacles that occur in law enforcement in
legal protection for victims of online buying and selling are law enforcement officers having difficulty
in dealing with cybercrime because there are still many law enforcers who do not understand the ins
and outs of information technology. As well as public awareness in buying and selling online (e-
commerce). The solution to deal with the obstacles above is that victims of electronic transactions are
advised not to be afraid to report or complain to the authorities if their rights are violated by business
actors and the government plays a role in providing socialization to the public on how to implement
good online buying and selling so that the public Be more careful in transacting so that there is no
fraud.
Keywords: Fraud Victims, Legal Protection, E-Commerce

1
PENDAHULUAN memudahkan setiap orang untuk
A. Latar Belakang bertransaksi dalam hal jual beli.
Adanya kemudahan untuk melakukan
Perkembangan globalisasi yang
transaksi jual beli ini menuntut
begitu pesat memungkinkan untuk
seseorang untuk menjadi lebih up to
setiap orang saling terhubung satu
date terhadap suatu hal baru yang
sama lain hanya melalui perangkat
mengharuskan seseorang untuk selalu
telpon atau yang saat ini kebanyakan
terhubung pada jaringan internet yang
melalui handphone. Perkembangan ini
mana dikenal dengan sebutan online.
tentunya mempengaruhi segala aspek
Online adalah keadaan computer yang
kehidupan manusia terkhusus
terkoneksi atau terhubung ke jaringan
dibidang komunikasi. Berkembangnya
internet. Sesungguhnya online tidak
bidang komunikasi ini tentunya
hanya dapat terhubung melalui
mengakibatkan lahirnya kecanggihan
perangkat computer saja tapi saat ini
yang mana memungkinkan setiap
juga dapat diakses melalui HP
orang terhubung satu sama lain
(handphone) yang membuat semakin
melalui jaringan internet.
mudahnya terhubung antar wilayah
Internet (Interconnected Network)
tanpa perlu banyak waktu.
adalah sebuah sistem komunikasi
Terhubungnya seseorang satu sama
global yang menghubungkan
lain dengan mudah merupakan
komputer-komputer dan jaringan-
dampak positif dari adanya
jaringan komputer diseluruh
perkembangan teknologi dan
dunia. Adanya internet ini selain
1
komunikasi. Dampak positif ini
menyebabkan perkembangan di
merupakan dampak yang tidak perlu
bidang komunikasi, juga merupakan
dipermasalahkan atas adanya
bagian dari perkembangan teknologi
perkembangan teknologi dan
yang mana menyebabkan terciptanya
komunikasi tersebut. Selain dampak
menciptakan dunia baru atau
positif, suatu perkembangan sudah
cyberspace. Cyberspace adalah
tentunya juga memiliki dampak yang
sebuah dunia komunikasi yang
negatif. Dimana dampak negatif
berbasis computer (computer
tersebut yaitu berupa adanya cyber
mediated communication) yang
crime. Cyber crime dapat diartikan
berupa realita dalam bentuk realitas
sebagai kegiatan ilegal dengan
virtual (virtual reality).2
perantara komputer yang dapat
Kemudahan dengan adanya
dilakukan melalui jaringan elektronik
jaringan internet saat ini, selain
global.3
berdampak khususnya dibidang
komunikasi juga secara tidak langsung

1
Adanya cyber crime juga
https://universitassuryadarma.ac.id/definisi-dan-
perbedaan-internet-intranet-dan-extranet/, dimungkinkan dalam kegiatan
diakses pada tanggal 08 Maret 2021 Pukul 22:45 transaksi jual beli secara online. Hal
WIB.
2
Wiwik Meilarati, Aspek Hukum Penipuan Berbasis 3
Siswanto Sunarso, Hukum Informasi dan
Internet, Keni Media, Makassar, Transaksi Elektronik : Studi Kasus Prita Mulyasari,
2017, h. 8. Rineka Cipta, Jakarta, 2009, h. 40.

2
ini dikarenakan para pelaku usaha dan melalui transfer pun bisa dilakukan.
konsumen saat ini bertemu tidak Selain itu kegiatan jual-beli secara
secara langsung sebagaimana di pasar online juga dilakukan melalui
yang pada umumnya mempertemukan platform-platform toko online yang
penjual dan pembeli tetapi saat ini mana hal ini dibuktikan dengan
mereka bertemu di pasar yang secara munculnya berbagai macam toko
online. daring seperti Kaskus, Tokopedia,
Kejahatan yang terjadi dari adanya Bukalapak, Shopee hingga Lazada.4
“permainan internet” atau sering Perusahaan-perusahaan tersebut
dikenal dengan cyber crime sangatlah menjadi wadah atau tempat para
bermacam-macam seperti penipuan, online shop untuk memasarkan
penghinaan, pornografi, bahkan produknya tanpa harus menjual secara
kejahatan terhadap keamanan negara, langsung dan para konsumen tidak
seperti pembocoran rahasia negara. harus membeli produknya secara
Money laundering dan terorisme juga langsung.
dapat dilakukan melalui internet, Kemudahan transaksi jual-beli
terutama dengan penyertaan dan online ini tidak selamanya memiliki
permufakatan jahat. Bermacam- dampak yang positif. Sebagai contoh
macamnya kejahatan terkait dengan nyatanya saat ini yaitu adanya
cyber crime tersebut memungkinkan berbagai modus penipuan melalui
juga tingginya korban yang berasal media online pun terus bermunculan
dari kegiatan “permainan internet” dan pelaku semakin rapi dalam
tersebut. memuluskan aksinya dalam tindak
Perbuatan cyber crime yang sangat penipuan, hal ini di terlihat dari
dekat dengan kehidupan sehari-hari banyaknya website-website jual beli
manusia yaitu terkait dengan transaksi palsu yang dibuat secara sedemikian
jual-beli yang dilakukan secara online. rupa dan menawarkan berbagai
Adanya perkembangan transaksi jual- produk dengan harga dibawah harga
beli secara online ini memungkinkan normal, dengan maksud menarik
terjadinya tindak pidana secara online, minat korban untuk membeli, serta
sebagai contohnya yaitu terjadinya ada juga penipuan dengan cara
penipuan dalam transaksi jual-beli mengorbankan rekening orang lain
secara online. Akhir-akhir ini menjadi tempat hasil tindak pidana
penipuan secara online marak terjadi penipuan yang bermoduskan pelaku
karena jual-beli online merupakan telah mentransfer ke rekening penjual
kegiatan bertransaksi berupa membeli tersebut lebih dari harga yang di
barang atau jasa melalui media sepakati dengan berbagai macam
elektronik di dunia maya atau virtual alasan dan meminta kelebihannya di
dimana pembeli dan penjual tidak kembalikan ke rekeningnya, namun
bertemu secara fisik, dan saling tawar kenyataannya uang tersebut adalah
menawar sebatas percakapan pada hasil penipuan pelaku terhadap korban
forum-forum jual beli online, setelah di tempat lain yang mana pelaku
menemui persetujuan dan sepakat 4
https://www.kompasiana.com/mfachrip, diakses
akan barang dan harga, maka transaksi pada tanggal 09 Maret 2021 Pukul 10:27 WIB.

3
berpura-pura menjual suatu barang Elektronik 5 (ITE). UU ITE bukanlah
tertentu, dan memberi nomor rekening tindak pidana khusus, berhubung UU
korban sebelumnya. ini tidak semata-mata memuat hukum
Selain penipuan yang telah pidana, melainkan memuat tentang
dirancang sedemikian rupa tersebut, pengaturan mengenai pengelolaan
dalam transaksi jual-beli online, informasi dan transaksi elektronik
penipuan yang dapat terjadi melalui ditingkat nasional, dengan tujuan
transaksi jual-beli online ini juga pembangunan teknologi informasi
dapat berupa hal-hal seperti tidak dapat dilakukan secara optimal,
dikirimnya barang setelah dilakukan merata, dan menyebar keseluruh
pembayaran, barang yang tidak sesuai, lapisan masyarakat. UU ITE telah
ataupun hal-hal lain yang mana pada mengantisipasi sedemikian rupa atas
dasarnya tindakan tersebut merugikan pengaruh buruk dari pemanfaatan
pembeli dan tidak ada tanggungjawab kemajuan teknologi ITE. Perbuatan
dari pihak penjual. Perlu diketahui yang menyerang kepentingan hukum
juga sebelumnya bilamana Kegiatan orang pribadi, masyarakat atau
jual beli di dalam Internet biasa kepentingan hukum negara dengan
disebut juga dengan Perdagangan memanfaatkan kemajuan teknologi
Elektronik atau electronic commerce ITE adalah merupakan sisi buruk dari
atau disingkat dengan E – commerce. kemajuan teknologi ITE.5
Electronic Commerce adalah Penipuan yang dilakukan melalui
merupakan suatu proses penyebaran, e-commerce tersebut pada dasarnya
pembelian, penjualan, pemasaran juga merupakan bagian dari tindak
barang dan jasa melalui sistem pidana yang mana dapat dilakukan
elektronik seperti, handphone dan pelaporan kepada pihak kepolisian.
komputer,yaitu jaringan internet. E – Tetapi ketika tindak pidana penipuan
commerce dapat melibatkan tersebut dilakukan melalui jaringan
transferdana elektronik, pertukaran internet atau melalui media online
data elektronik, sistem manajemen maka akan lain lagi ketentuan pidana
investoir otomatis, dan sistem yang didasarkan atas tindak pidana
pengumpula data otomatis. tersebut.
Penipuan yang dilakukan melalui Undangundang No. 11 tahun 2008
e-commerce tersebut pada dasarnya tentang Informasi dan Transaksi
juga merupakan bagian dari tindak Elektronik 5 (ITE). UU ITE bukanlah
pidana yang mana dapat dilakukan tindak pidana khusus, berhubung UU
pelaporan kepada pihak kepolisian. ini tidak semata-mata memuat hukum
Tetapi ketika tindak pidana penipuan pidana, melainkan memuat tentang
tersebut dilakukan melalui jaringan pengaturan mengenai pengelolaan
internet atau melalui media online informasi dan transaksi elektronik
maka akan lain lagi ketentuan pidana ditingkat nasional, dengan tujuan
yang didasarkan atas tindak pidana pembangunan teknologi informasi
tersebut. 5
Adami Chazawi, Tindak Pidana Informasi &
Undangundang No. 11 tahun 2008
Transaksi Elektronik, Bayumedia Publishing, 2011,
tentang Informasi dan Transaksi h. 1.

4
dapat dilakukan secara optimal, dialami dari tersebut sudah pastinya
merata, dan menyebar keseluruh tentu cukup besar.
lapisan masyarakat. UU ITE telah Berdasarkan latar belakang penulis
mengantisipasi sedemikian rupa atas mengangkat hal-hal terkait diatas
pengaruh buruk dari pemanfaatan dalam bentuk tugas akhir atau skripsi
kemajuan teknologi ITE. Perbuatan yang kemudian mengangkat judul
yang menyerang kepentingan hukum “Perlindungan Hukum Terhadap
orang pribadi, masyarakat atau Korban Tindak Pidana Penipuan
kepentingan hukum negara dengan Dalam Transaksi E-Commerce”.
memanfaatkan kemajuan teknologi
ITE adalah merupakan sisi buruk dari B. Rumusan Masalah
kemajuan teknologi ITE.6 1. Bagaimanakah perlindungan
Apalagi konsep transaksi jual-beli hukum terhadap korban tindak
yang terjadi secara online saat ini pidana penipuan dalam transaksi
mengharuskan pembeli untuk e-commerce?
membayar terlebih dahulu hanya 2. Bagaimanakah hambatan serta
solusi dalam perlindungan hukum
dengan sekilas melihat gambar produk
terhadap korban tindak pidana
yang diinginkan tanpa mengetahui
penipuan dalam transaksi e-
kondisi nyata keadaan barang tersebut.
commerce?
Selain hal tersebut, pada transaksi
jual-beli online juga terdapat C. Metode Penelitian
permasalahan hukum yang sering kali
di hadapi khususnya pada tindak Metode pendekatan dalam penulisan
skripsi ini menggunakan metode
pidana penipuan online adalah ketika
pendekatan yuridis normatif. Metode
terkait penyampaian informasi, yuridis digunakan untuk menganalisa
komunikasi, dan atau transaksi ketentuan perundang-undangan mengenai
elektronik, yakni pada hal pembuktian transaksi e-commerce serta perlindungan
dan hal yang terkait dengan perbuatan hukum terhadap korban yang melakukan
hukum yang dilaksanakan melalui transaksi secara online atau e-commerce.
Sedangkan normatif merupakan penelitian
sistem elektronik.7 Permasalahan
hukum yang dilakukan dengan cara
terkait dalam hal pembuktian menganalisa bahan pustaka atau bahan
perbuatan yang dilaksanakan melalui sekunder.8
sistem elektronik yang cukup rumit
tersebut menyebabkan korban dari
tindak pidana penipuan online kurang
mendapatkan perlindungan,
khususnya perlindungan dari segi
hukum. Padahal kerugian yang PEMBAHASAN
A. Perlindungan Hukum Terhadap
6
Adami Chazawi, Tindak Pidana Informasi & Korban Tindak Pidana Penipuan
Transaksi Elektronik, Bayumedia Publishing, 2011, Dalam Transaksi E-Commerce
h. 1.
7
Budi Suhariyanto, Tindak Pidana Teknologi
Informasi (Cybercrime), Raja Graffindo Persada,
Jakarta, 2012, h. 3. 8
Op. Cit h. 42.

5
Kegiatan transaksi jual beli online terhadap jual beli secara online,
atau e-commerce pada hakikatnya lebih pembayaran telah lunas dilakukan
menguntungkan bagi para pihak jika di muka oleh konsumen, sedangkan
dibandingkan dengan jual beli secara barang belum tentu diterima atau
konvensional atau langsung. Dalam hal akan menyusul kemudian, karena
ini kegiatan jual beli dapat dilakukan jaminan yang ada adalah jaminan
dengan lebih praktis karena dapat pengiriman barang bukan
dilakukan dengan menggunakan media penerimaan barang
online sehingga dapat memudahkan 6. Transaksi yang bersifat lintas batas
kegiatan jual beli tersebut. negara borderless, menimbulkan
Namun meskipun demikian seperti pertanyaan mengenai yurisdiksi
yang diketahui melakukan transaksi hukum negara mana yang
secara online juga memiliki beberapa sepatutnya diberlakukan
kekurangan jika dibandingkan dengan Kekurangan atau kelemahan
transaksi secara konvensional. Secara tersebut mengakibatkan rentan
garis besar terdapat beberapa terjadinya tindak pidana pada
permasalahan yang dialami pembeli transaksi jual beli online atau e-
dalam melakukan transaksi jual beli commerce. Tindak pidana yang
yang dilakukan secara online (e- sering dijumpai pada transaksi e-
commerce), antara lain:9 commerce adalah tindak pidana
1. Konsumen tidak dapat langsung penipuan. Dalam hal ini para pihak
mengidentifikasi, melihat, atau memiliki potensi untuk menjadi
menyentuh barang yang akan korban dari tindak pidana penipuan
dipesan baik itu penjual maupun pembeli.
2. Ketidakjelasan informasi tentang Beberapa modus penipuan yang
produk yang ditawarkan dan/atau seringkali dijumpai dalam transaksi
ketidakpastian apakah konsumen dengan memanfaatkan media
telah memperoleh berbagai online atau e-commerce, antara
informasi yang layak diketahui, lain:10
atau yang sepatutnya dibutuhkan
untuk mengambil suatu keputusan 1. Penipuan yang dilakukan
dalam melakukan transaksi oleh penjual terhadap
3. Status subjek hukum yang tidak pembeli dengan modus
jelas dari pelaku usaha penjual mengirimkan nomor
4. Tidak ada jaminan keamanan rekening beserta jumlah uang
bertransaksi, privasi serta yang harus ditransferkan oleh
penjelasan terhadap risiko-risiko pembeli. Dalam kasus ini,
yang berkaitan dengan sistem yang pembeli mengunduh foto
digunakan, khususnya dalam hal barang atau jasa dalam
pembayaran secara elektronik
5. Pembebanan risiko yang tidak 10
ST. Soraya Fatimah Tendean. Skripsi. Kajian
berimbang, karena pada umumnya Sosilogi Hukum Terhadap Penipuan Dalam
Transaksi E-Commerce Melalui Sosial Media
9
Abdul Hakim Barkatullah, Hak-Hak Konsumen, Facebook, Fakultas Hukum Hassanuin, Makassar,
Bandun, Nusa Media, 2010, h. 13. 2014, h. 42-43.

6
marketplace atau akun media Penipuan engan
sosial miliknya, barang atau menggunakan modus ini
jasa yang diunduh tersebut didasarkan pada ini
biasanya merupakan barang berlandaskan rasa
atau jasa fiktif yang memang kepercayaan penjual terhadap
ditujukan untuk menarik pembeli.
perhatian kemudian 5. Penipuan yang dilakukan
melaksanakan aksi penipuan oleh pihak ketiga yaitu
kepada pembeli. Dalam dropshipper dengan modus
beberapa kasus seringkali pembeli melakukan transaksi
penjual yang melakukan dengan dropshipper.
penipuan dengan Dropshipper meminta kepada
menggunakan modus ini pembeli untuk mentransfer
berakhir dengan tutup akun sejumlah uang ke rekening
atau closed account. produsen. Kemudian
2. Penipuan yang dilakukan dropshipper meminta barang
penjual terhadap pembeli tersebut dikirim ke alamatnya
dengan modus yaitu pembeli sendiri, bukan ke alamat
melakukan arisan online. pembeli. Modus ini bertujuan
Penjual memberikan iming- untuk melakukan penipuan
iming terhadap pembeli dengan membuat buruk
untuk mengikuti arisan online reputasi produsen sehingga
tersebut untuk mendapatkan korban disini beranggapan
hasil yang menggiurkan. pemilik nomor rekening yang
Pada kenyataannya hal ia transfer adalah pelakunya.
tersebut hanyalah iming- 6. Penipuan yang dilakukan
iming palsu agar penjual pembeli atau penjual dengan
mendapatkan keuntungan sistem barter atau trade.
untuk dirinya sendiri dengan Kedua belah pihak dapat
merugikan pembeli tersebut. berpotensi menjadi pelaku
3. Penipuan yang dilakukan dalam modus ini. Dengan
penjual terhadap pembeli modus melakukan transaksi
dengan modus pembelian tukar barang atau jasa, tapi
menggunakan pulsa. Dalam salah satu pihak melakukan
kasus ini pembeli tidak wanprestasi.
meminta korban untuk Berdasarkan pernyataan diatas
melakukan transfer sejumlah dapat diketahui bahwa modus untuk
uang. Namun, meminta pulsa melakukan tindak pidana penipuan
kepada korban. dalam kegiatan transaksi elektronik
4. Penipuan yang dilakukan sangat beragam bentuknya. Terdapat
pembeli terhadap penjual banyak kasus-kasus tindak pidana
dengan modus pembeli penipuan dalam kegiatan transaksi
merupakan pembeli tetap di elektronik terlebih dalam kegiatan
online shop penjual.

7
jualan beli secara online atau e- yang melihat produk tersebut kemudian
commerce. tertarik hingga memutuskan untuk
Contoh pertama kasus penipuan membeli 10 karung beras. Setelah
dengan modul jual beli online telepon terjadi adanya kesepakatan, korban
genggam yang dialami oleh warga kemudian melakukan transfer sejumlah
Bandung dengan pelaku yang ditangkap uang kepada rekening pelaku. Namun,
di kota Solo pada 20 Januari 2019. 11 produk tersebut pada kenyataannya
Pada kasus tersebut korban menjual tidak dikirimkan oleh pelaku dan
telepon genggam miliknya pada situs membuat korban merasa dirugikan yang
jual beli online yang kemudian di beli kemudian kasus tersebut diselidiki oleh
oleh pelaku dengan mengecek langsung Ditreskrimsus Polda Daerah Istimewa
barang tersebut. Pelaku kemudian Yogyakarta. Setelah dilakukan
menunjukan bukti transfer sesuai penyelidikan, pelaku berhasil
dengan harga yang telah disepakati ditemukan dan oleh karena
yaitu Rp. 4.100.000,00 melalu SMS dan perbuatannya pelaku telah menjalankan
pergi membawa telepon genggam aksinya sejak tahun 2020 dan mendapat
tersebut. Setelah dilakukan pengecekan keuntungan sebesar Rp.
ternyata sejumlah uang tersebut belum 500.000.000,00. Korban dari pelaku
masuk dan bukti transfer yang dikirim tidak hanya ada pada daerah Istimewa
oleh pelaku palsu. Tindak pidana Yogyakarta saja melainkan dari
penipuan tersebut sudah sering beberapa daerah di Indonesia seperti
dilakukan oleh pelaku dan oleh karena Banten, Jawa Timur, Pekanbaru, dan
perbuatannya tersebut pelaku dijerat masih banyak lagi. Atas kasus tersebut
dengan Pasal 378 KUHP. pelaku dijerat dengan Pasal 45 ayat (1)
Contoh kedua kasus penipuan juncto Pasal 28 ayat (1) UU ITE dengan
dengan modus menawarkan bahan ancaman pidana penjara paling lama 6
pokok dengan harga miring yang terjadi tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 15 1.000.000.000,00.
April 2021.12 Dalam kasus tersebut Berdasarkan dari contoh kasus
pelaku menawarkan sejumlah produk diatas dapat dipahami bahwa siapapun
bahan pangan dari beras seperti baik itu penjual maupun pembeli dapat
basmati, kurma, dan lain-lain pada akun menjadi korban tindak pidana penipuan
marketplace facebook pelaku. Korban dalam transaksi jual beli online atau e-
commerce. Oleh karena itu dibutuhkan
11
Labib Zamani, Kasus Penipuan “Online” Seorang adanya perlindungan terhadap korban
Warga Bandung di Tangkap di Solo, tindak pidana pnipuan dalam transaksi
https://regional.kompas.com/read/2019/01/24/21
254051/kasus-penipuan-online-seorang-warga- jual beli online. Upaya perlindungan
bandung-ditangkap-di-solo, diakses pada 14 April hukum terhadap korban tindak pidana
2021 Pkl. 16.30 WIB. penipuan dalam jual beli online atau e-
12
Eleonara Pamasta Ekaristi Wijana, Modus
Tawarkan Bahan Pokok Harga Mring, Penipu Raup commerce dapat dilakukan dengan
Untung Rp500 Juta, upaya preventif dan represif.
https://jogja.suara.com/read/2021/04/15/174000 Pertama, upaya preventif
/modus-tawarkan-bahan-pokok-harga-miring-
merupakan suatu upaya yang lebih
penipu-raup-untung-rp500-juta, diakses pada 16
April 2021 Pkl. 21.15 WIB. menekankan pada pencegahan sebelum

8
terjadinya tindak pidana atau hal-hal negara sehingga para pihak yang
yang dilakukan sebelum terjadinya bersangkutan tidak hanya didalam
suatu tindak pidana. Upaya negeri tetapi dapat mencakup
perlindungan hukum dalam secara hingga luar negeri. Oleh karena itu
preventif dalam rangka mencegah diperlukan adanya efektivitas
terjadinya tindak pidana pada kegiatan kerjasama internasional dalam
transaksi transaksi jual beli online atau memberantas tindak pidana dalam
e-commerce dapat dilakukan dengan dunia siber atau elektronik.
cara-cara sebagai berikut:13 4. Memperbaiki sistem keamanan
1. Sosialisasi atau pemberitaan melalu komputer dan teknologi informasi
media sosial Sangat penting untuk
Dapat dilaksanakan dengan memperbaiki kembali sistem
sosialisasi atau pemberitaan keamanan komputer dan teknologi
melalui media atau membuat media informasi, hal ini bertujuan untuk
sebagai sarana untuk masyarakat meningkatkan tingkat kepercayaan
mengetahui lebih lanjut tentang serta menjaga keamanan para pihak
hukum di ITE. Pada saat ini media yang melakukan transaksi secara
memiliki peran penting dalam elektronik.
memberikan edukasi terhadap 5. Efektivitas terhadap hukum yang
masyarakat, oleh karena itu sebagai berhubungan dengan
sarana informasi media dapat penyelenggaraan sistem internet
menjadi wadah pembelajaran bagi Dalam hal ini perlu adanya
masyarakat untuk lebih bijak dalam hukum dalam penyelenggaraan
melakukan transaksi jual beli sistem internet, untuk
online atau e-commerce. menimbulkan rasa takut kepada
2. Memperbaiki sistem kesehatan pihak yang hendak melakukan
mental masyarakat tindak pidana karena terdapat
Dalam hal ini sistem kesehatan hukum yang berlaku.
mental masyarakat harus
diperhatikan serta diperbaiki agar Pencegahan terjadinya tindak
lebih berhati-hati sehingga tidak pidana pada transaksi elektronik juga di
mudah tertipu dengan segala hal dukung dengan adanya peran
yang dapat disajikan dalam pemerintah. Pemerintah memiliki peran
transaksi jual beli online atau e- dalam perlindungan hukum terhadap
commerce. korban yang dituangkan pada Pasal 40
3. Mengefektifkan kerjasama UU ITE, antara lain:
internasional dalam pemberantasan 1. Pemerintah memfasilitasi
kejahatan siber pemanfaatan Teknologi Informasi
Kejahatan siber atau dalam hal dan Transaksi Elektronik sesuai
elektronik seperti yang diketahui dengan ketentuan Peraturan
merupakan kejahatan lintas batas Perundang-undangan.
13 2. Pemerintah melindungi
Widodo, Aspek Hukum Pidana Kejahatan
Mayantara, Yogyakarta, Aswaja Pressindo, kepentingan umum dari segala
2011, h. 191. jenis gangguan sebagai akibat

9
penyalahgunaan Informasi 2. Peran masyarakat sebagaimana
Elektronik dan Transaksi dimaksud pada ayat (1) dapat
Elektronik yang mengganggu diselenggarakan melalui lembaga
ketertiban umum, sesuai dengan yang dibentuk oleh masyarakat.
ketentuan Peraturan Perundang- 3. Lembaga sebagaimana dimaksud
undangan. pada ayat (2) dapat memiliki fungsi
3. Pemerintah menetapkan instansi konsultasi dan mediasi.
atau institusi yang memiliki data Kedua, upaya represif merupakan
elektronik strategis yang wajib upaya yang lebih menekankan pada
dilindungi. tindakan yang dilakukan penegak
4. Instansi atau institusi sebagaimana hukum setelah terjadi suatu tindak
dimaksud pada ayat (3) harus pidana. Upaya represif dalam
membuat Dokumen Elektronik dan perlindungan hukum terhadap korban
rekam cadang elektroniknya serta tindak pidana penipuan dalam transaksi
menghubungkannya ke pusat data jual beli online atau e-commerce
tertentu untuk kepentingan dilakukan dengan cara-cara sebagai
pengamanan data. berikut:
5. Instansi atau institusi lain selain 1. Menindaklanjuti laporan terkait
diatur pada ayat (3) membuat tindak pidana yang termasuk pada
Dokumen Elektronik dan rekam penipuan online
cadang elektroniknya sesuai Penyidik menindaklanjuti
dengan keperluan perlindungan laporan terkait adanya suatu
data yang dimilikinya. peristiwa yang di duga sebagai
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindak pidana penipuan dalam hal
peran Pemerintah sebagaimana jual beli online atau e-commerce
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dengan melakukan penyidikan
dan ayat (3) diatur dengan terhadap peristiwa tersebut.
Peraturan Pemerintah. Penyidikan merupakan kegiatan
Selain daripada itu, masyarakat yang dilakukan oleh penyidik
juga memiliki peran penting dalam untuk mencari tahu siapa pelaku
perlindungan hukum terhadap korban dari suatu peristiwa yang telah
dalam kegiatan transaksi elektronik. dinyatakan sebagai suatu tindak
Peran Masyarakat dalam perlindungan pidana oleh penyelidik.14 Proses
hukum terhadap korban dalam kegiatan penyidikan dilakukan dengan
transaksi elektronik dijelaskan pada menitik beratkan pada proses
Pasal 41 UU ITE, antara lain: mencari dan mengumpulkan barang
1. Masyarakat dapat berperan bukti guna menemukan tersangka.
meningkatkan pemanfaatan Dalam proses mengumpulkan
Teknologi Informasi melalui barang bukti yang diperlukan,
penggunaan dan Penyelenggaraan penyidik dapat melakukan
Sistem Elektronik dan Transaksi pemeriksaan terhadap pihak-pihak
Elektronik sesuai dengan ketentuan 14
Mien Rukmini, Aspek Hukum Pidana dan
Undang-Undang ini.
Kriminologi (Sebuah Bunga Rampai), P.T. Alumni,
Bandung, 2009, h. 42.

10
yang berkaitan dengan terjadinya Secara penal, upaya
tindak pidana tersebut. penanggulangan tidak pidana
2. Menggunakan kebijakan hukum penipuan online tercantum dalam
pidana Undang-undang Nomor 19 Tahun
Penggunaan hukum pidana 2016 tentang perubahan atas
sebagai bentuk pencegahan dan Undang-undang Nomor 11 Tahun
penanggulangan kejahatan siber 2008 tentang Informasi dan
sangat relevan mengingat bahaya- Transaksi Elektronik. Secara
bahaya dan kerugian yang dapat spesifik, upaya untuk
timbul dari risiko meningkatnya penanggulangan tindak pidana
perkembangan teknologi penipuan online diatur dalam Pasal
informasi. 15
Hukum pidana 28 ayat (1) UU ITE. Perbuatan
dibutuhkan untuk menyelamatkan yang dikriminalisasi dalam Pasal
kerugian yang diderita oleh 28 ayat (1) UU ITE merupakan
masyarakat karena kejahatan bentuk penanggulangan tindak
tersebut dapat menghalangi pidana penipuan online yaitu untuk
aktivitas kehidupan sosial ekonomi mengatur perbuatan yang dengan
masyarakat. Sebagai bentuk upaya sengaja dan tanpa hak
penanggulangan tindak pidana menyebarkan berita bohong dan
penipuan online agar mencapai menyesatkan yang mengakibatkan
perlindungan terhadap kepentingan kerugian konsumen dalam transaksi
masyarakat tersebut, maka hukum online atau elektronik. Pelanggaran
pidana sangat diperlukan agar terhadap ketentuan Pasal 28 ayat
dapat menyelesaikan masalah (1) diancam dengan Pasal 45 ayat
kejahatan di dunia online yang (2) yaitu dengan pidana penjara
notabene dapat berpotensi menjadi paling lama 6 (enam) tahun
penghambat pembangunan dan/atau denda paling banyak
kesejahteraan masyarakat. Upaya sebesar satu miliar rupiah.
penanggulangan tindak pidana Kebijakan lain sebagai upaya
penipuan online menggunakan penanggulangan terjadinya tindak
kebijakan hukum pidana pidana penipuan online yaitu
dimaksudkan juga sebagai melalui kebijakan non penal.
kebijakan penal (penal policy). Kebijakan ini lebih bersifat
Upaya penanggulangan melalui tindakan pencegahan sebelum
kebijakan hukum pidana terjadinya kejahatan. Untuk
dilaksanakan melalui kriminalisasi mencegah suatu tindak pidana
hukum pidana yaitu dengan kejahatan, maka sasaran utamanya
pembentukan undang-undang yang adalah menangani faktor-faktor
secara khusus mengatur perbuatan kondusif penyebab terjadinya
yang dilarang tersebut. kejahatan. Faktor-faktor itu antara
lain, berpusat pada masalah-
15
Roy Eka Perkasa, Perlindungan Hukum Pidana masalah atau kondisikondisi sosial
Terhadap Konsumen Dalam Transaksi Jual/Beli
yang secara langsung atau tidak
Online (E-Commerce) Di Indonesia, Diponegoro
Law Journal, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, h. 6. langsung dapat menimbulkan atau

11
menumbuhkan kejahatan.16 Dengan kepada korban penipuan melalui
demikian dilihat dari sudut politik internet berupa penyelesaian
kriminal, maka upaya pencegahan sengketa.
menduduki posisi kunci dan Kedua KUHAP, yang
strategi dari keseluruhan upaya memberikan perlindungan terhadap
politik kriminal. korban berupa hak atas laporan,
3. Pemberian sanksi dan penyelesaian hak untuk melakukan kontrol
perkara kepada tersangka atau terhadap penuntut umum, dan hak
terdakwa berdasarkan ketentuan atas penggabungan penuntutan
hukum yang berlaku ganti kerugian antara perkara
Adanya peraturan perundang- pidana dan perdata.
undangan yang mengatur tentang Terdapat perbedaan dalam
ITE memberikan keuntungan bagi rangka perlindungan hukum
pihak yang hendak melakukan terhadap korban tindak pidana
transaksi secara elektronik. Hal ini penipuan dalam transaksi yang
dikarenakan peraturan perundang- dilakukan secara elektronik antara
undangan atau hukum yang berlaku UU ITE dengan KUHAP yang
dapat meminimalisir dan terletak pada fungsinya. Fungsi
melindungi hak-hak para pihak dari perlindungan yang diberikan oleh
kejahatan melalui media elektronik UU ITE adalah untuk
dan media online. menyelesaiakan sengketa untuk
Pertama UU ITE, memberikan mempidanakan pelaku tindak
perlindungan terhadap korban pidana, diantaranya penipuan
penipuan melalui internet berupa melalui internet, dengan
pemberian sanksi pidana dan menggunakan hukum pidana formil
penyelesaian perkara kepada yang terdapatpada UU ITE.
tersangka tindak pidana penipuan Sedangkan KUHAP adalah untuk
melalui internet. Sanksi diberikan menyelesaiakn sengketa akan
kepada pelaku tindak pidana guna tetapi, dalam pelaksanaannya lebih
memberikan efek jera dan sesuai cenderung menggunakan KUHAP
dengan rasa keadilan didalam itu sendiri.
masyarakat. 4. Pemberian kompensasi dan
Sanksi pidana yang diberikan restutusi terhadap korban
oleh UU ITE berupa pidana penjara Dalam kasus tindak pidana
dan pidana denda. Selain itu UU penipuan jual beli online atau e-
ITE juga memberikan perlindungan commerce, biasanya korban dalam
kasus tersebut akan lebih menuntut
16
Barda Nawawi Arief. Tindak Pidana Mayantara ganti rugi yang bersifat materiil,
(Perkembangan Kajian Cyber Crime di Indonesia), agar mendapatkan kembali haknya
Jakarta, Grafindo, 2007. h. 46. yang telah dirampas oleh pelaku.
Sekalipun hak-hak korban
kejahatan telah tersedia, tidak
berarti kewajiban dari korban
kejahatan diabaikan, karena

12
melalui peran korban dan tinggi dan teknologi yang semakin
keluarganya diharapkan canggih. Hukum sebagai aturan yang
penanggulangan kejahatan dapat fundamental dalam sebuah negara pun
dicapai secara signifikan. Salah tidak dapat membendung kemajuan
satu bentuk perlindungan terhadap teknologi yang semakin signifikan.
korban kejahatan dan merupakan Teknologi dan internet sebagai wadah
hak dari korban tindak pidana bagi masyarakat untuk mengembangkan
adalah mendapatkan kompensasi kreatifitas dan inovasi dalam jual beli
dan restitusi.17 Kompensasi menciptakan sebuah metode baru dalam
diberikan oleh negara kepada sistem jual beli.
korban pelanggaran hak asasi Terkait dengan saat ini terciptanya
manusia (HAM) yang berat, inovasi kegiatan transaksi jual beli
sedangkan Restitusi merupakan secara online yang dilakukan melalui e-
ganti rugi pada korban tindak commerce sudah tentu tidak selamanya
pidana yang diberikan oleh pelaku memberikan dampak-dampak yang
sebagai bentuk positif saja. Karena dalam transaksi jual
pertanggungjawabannya. beli secara online melalui e-commerce
terkadang sering terjadi hal-hal yang
B. Hambatan Serta Solusi Dalam menyebabkan kerugian terhadap pihak
Perlindungan Hukum Terhadap konsumen. Walaupun mungkin
Korban Tindak Pidana Penipuan kerugian tersebut tidak berupa nominal
Dalam Transaksi E-Commerce yang besar, akan tetapi bila hal tersebut
Pemberian perlindungan hukum dialami oleh beberapa orang sudah
terhadap korban tindak pidana penipuan tentu keuntungan yang didapat pihak
sesungguhnya bukahlah hal yang penjual akan menjadi besar. Hal ini
mudah. Khususnya dalam hal tindak sebagaimana dengan teknologi adalah
pidana penipuan yang dilakukan secara pedang bermata dua. Ia dapat
online. Padahal Kebutuhan akan digunakan untuk tujuan baik dan jahat
perlindungan hukum merupakan suatu sekaligus. Tetapi teknologi mutakhir
rasa aman dan terlindungi yang menjadi menimbulkan manfaat yang banyak,
salah satu hak asasi yang dapat dan mudharat (aspek kerusakan) yang
diperoleh atau dinikmati setiap orang. jauh lebih banyak lagi.
Sebagaimana yang kita ketahui dalam Itu mengapa dalam kemajuan
setiap kasus pidana seorang korban metode baru dalam sistem jual beli
sudah semestinya mendapatkan yang memudahkan penjual dan pembeli
perlindungan hukum atas kasus hukum dalam bertransaksi, hukum seharusnya
yang dialaminya. bisa menyesuaikan diri dan
Terlebih lagi saat ini pada memberikan jalan tengah. Karena
masyarakat modern yang kompleks, Hukum secara normatif memang
hukum memang tak bisa jauh dari mempunyai kekuatan memaksa, seperti
kebutuhan masyarakat yang semakin memaksa siapa saja yang diduga
17
melakukan pelanggaran hukum atau
Desak Made Prilia Darmayanti, Kajian Terhadap
berbuat jahat untuk tunduk kepada
Tindak Pidana Penipuan Melalui Jual-Beli Online,
Fakultas Hukum Udayana, Denpasar, h. 4. hukum. Artinya setiap pelaku

13
diwajibkan mentaati suatu sistem yang dengan setiap manusia, itu mengapa
mengatur, memerintah atau tindak pidana yang terjadi lewat
memaksanya, yang sistem hukum ini jaringan-jaringan komputer (computer
dibangun oleh negara. Kekuatan networks) berkembang dengan begitu
memaksa ini akan terlihat daya pesat. Terkhusus dalam hal ini melalui
pengaruhnya ditengah masyarakat jika platform-platrom e-commerce yang
unsur penegak hukum mampu merupakan tempat untuk melakukan
mengimplementasikannya. 18
transaksi jual beli secara online. Ketika
Keterkaitan hukum dengan sudah tindak pidana dalam hal ini
perkembangan teknologi memang berupa penipuan terkadang merupakan
merupakan suatu hal yang tidak dapat suatu hal yang akan jarang diproses
dipisahkan. Banyaknya tindak pidana melalui jalur hukum apabila kerugian
yang saat ini dilakukan dengan yang diderita oleh pihak korban bukan
menggunakan teknologi ataupun merupakan nominal yang besar atau
melalui platrom-platform digital yang sebatas berupa kesalah dalam
telah berkembang hingga saat ini pengiriman barang yang tidak sesuai
merupakan suatu alasan mengapa pada dengan apa yang disepakati
zaman sekaramg hukum dan teknologi sebelumnya. Perbuatan tersebut
merupakan suatu hal yang memiliki sebenarnya sudah termasuk dalam
keterkaitan. Suatu perbuatan nyata yang tindak pidana penipuan sebagaimana
dapat digolongkan sebagai tindak yang dirumuskan dalam Pasal 378
pidana yang sangat dekat dengan KUHP yang memuat :
kehidupan kita yaitu contohnya tindak “Barangsiapa dengan maksud
pidana penipuan dalam transaksi e- untuk menguntungkan diri sendiri
commerce. Tindak pidana penipuan atau orang lain secara melawan
dalam transaksi e-commerce ini hukum dengan menggunakan nama
merupakan suatu hal yang dekat dengan palsu atau martabat
kehidupan kita dikarenakan hal ini juga (hoedaningheid) palsu; dengan tipu
sebagaimana definisi dari electronic muslihat, ataupun rangkaian
commerce yang adalah kegiatan- kebohongan, menggerakkan orang
kegiatan dalam bidang bisnis yang lain untuk menyerahkan barang
menyangkut banyak pihak, yaitu sesuatu kepadanya, atau supaya
konsumen (consumers), manufaktur memberi utang maupun
(manufactures), service providers, dan menghapuskan piutang, diancam,
pedagang perantara (intermediaries) karena penipuan, dengan pidana
dengan menggunakan jaringan-jaringan penjara paling lama empat tahun.”
komputer (computer networks) yaitu
internet.19 Walaupun dapat tergolong sebagai
Internet saat ini memang sebuah penipuan, akan tetapi mengenai
merupakan suatu hal yang sangat dekat suatu penipuan yang dilakukan secara
online dengan nilai kerugian yang kecil
18
Abdul Wahid dan Mohammad Labib Kejahatan terkadang pihak konsumen tidak
Mayantara (Cyber Crime), Bandung, Refika
melaporkan hal tersebut ke pihak
Aditama, 2005, h. 9.
19
Ibid kepolisian dengan dalih tidak ingin

14
berurusan melalui hukum atau dengan Perlindungan meurupakan hak bagi
kata lain lebih memilih untuk setiap masyarakat Indonesia. Ini
mengikhlaskan kerugian tersebut. sebagaimana yang tertuang dalam Pasal
Sehingga itu mengapa penipuan yang 28G ayat (1) Undang-Undang Dasar
dilakukan secara online sering terjadi 1945 yaitu :
terhadap setiap orang tetapi dengan “Setiap orang berhak atas
nilai yang tidak terlalu besar. perlindungan diri pribadi, keluarga,
Mengenai kegiatan yang erat kehormatan, martabat, dan harta
kaitannya secara online, saat ini hal benda yang di bawah
tersebut telah diatur dalam Undang- kekuasaannya, serta berhak atas
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang rasa aman dan perlindungan dari
Informasi dan Transaksi Elektronik. ancaman ketakutan untuk berbuat
Tetapi Undang-Undang Nomor 11 atau tidak berbuat sesuatu yang
Tahun 2008 tersebut tidak secara merupakan hak asasi.”
khusus mengatur mengenai tindak
pidana penipuan, namun terkait dengan Selain itu ketentuan sebagaimana pasal
timbulnya kerugian konsumen dalam tersebut sesungguhnya juga merupakan
transaksi elektronik terdapat ketentuan perwujudan atas bagaimana muatan
Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berisi
Nomor 11 Tahun 2008 tentang bahwa negara Indonesia adalah negara
Informasi dan Transaksi Elektronik hukum. Sehingga kedua pasal tersebut
yang selanjutnya disebut dengan UU dapat dianggap merupakan dasar awal
ITE menyatakan : harus dipenuhinya hak warga negara
“Setiap Orang dengan sengaja, dan atas perlindungan hukum terkait dengan
tanpa hak menyebarkan berita suatu hal yang merugikannya.
bohong dan menyesatkan yang Perlindungan hukum merupakan hak
mengakibatkan kerugian konsumen segenap bangsa Indonesia, tanpa
dalam Transaksi Elektronik.” terkecuali yang artinya juga negara
turut campur dan bertanggung jawab
Terhadap pelanggaran Pasal 28 ayat (1) dalam upaya mengangkat harkat dan
UU ITE diancam pidana penjara paling martabat manusia sebagai perwujudan
lama enam tahun dan/atau denda paling perlindungan hukum.20 Ini juga
banyak Rp. 1 milliar, sesuai pengaturan sebagaimana menurut teori atau paham
Pasal 45 ayat (2) UU ITE. Walaupun negara hukum (rechtstaat), dimana
hal-hal terkait dengan informasi dan negara harus menjamin persamaan
transaksi elektronik telah diatur dalam setiap warga negara termasuk
undang-undang tersendiri akan tetapi kemerdekaan menggunakan hak
penerapan undang-undang ini tentulah asasinya. Atas dasar itu, negara hukum
bukan suatu hal yang mudah namun tidak boleh bertindak sewenang-wenang
lebih tidak mudah lagi terkait dengan terhadap warga negaranya dan
hal-hal berupa perlindungan hukum
20
bagi korban tindak pidana penipuan Hendy Sumadi, Kendala Dalam Menanggulangi
Tindak Pidana Penipuan Transaksi Elektronik Di
secara online khususnya dalam
Indonesia, Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 33, No. 2,
transaksi e-commerce. September 2015.

15
kekuasaannya harus dibatasi, demikian kepastian hukum dalam penegakan
pula warga negara dibatasi dalam hukum (law enforcement) di dunia
penggunaan hak asasinya dengan cyber dapat terlaksana dengan baik,
hukum sebagai sarananya.21 maka harus dipenuhi 4 (empat) syarat
Seperti yang kita ketahui yaitu :22
perlindungan hukum terbagi menjadi 2 1. Adanya aturan perundang-
(dua) yaitu perlindungan hukum undangan khusus yang mengatur
preventif dan perlindungan hukum dunia cyber
represif. Dimana perlindungan hukum 2. Adanya lembaga yang akan
preventif merupakan perlindungan yang menjalankan peraturan yaitu polisi,
diberikan oleh Pemerintah dengan jaksa dan hakim khusus menangani
tujuan mencegah sebelum terjadinya cybercrime
pelanggaran. Sedangkan perlindungan 3. Adanya fasilitas atau sarana untuk
hukum represif merupakan mendukung pelaksanaan peraturan
perlindungan akhir berupa sanksi itu.
seperti denda, penjara dan hukuman 4. Kesadaran hukum dari masyarakat
tambahan yang diberikan apabila sudah yang terkena peraturan
terjadi sengketa atau telah dilakukan Sehubungan dengan 4 hal tersebut,
suatu pelanggaran. Walaupun saat ini Pemerintah Indonesia secara
perlindungan hukum sudah terbagi tertulis melalui peraturan perundang-
menjadi 2 (dua) upaya yaitu preventif undangan sudah memberikan upaya
dan represif, tetapi itu tidak menjadikan perlindungan hukum dan rasa aman
suatu perlindungan hukum terhadap terhadap segala perbuatan hukum dalam
korban tindak pidana menjadi suatu hal bentuk transaksi elektronik, yaitu salah
yang mudah meskipun pemerintah satunya dengan diterbitkannya Undang-
Indonesia saat ini, secara tertulis Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
melalui teks perundang-undangan sudah Informasi dan Transaksi Elektronik.
memberikan upaya perlindungan Dimana adanya undang-undang tersebut
hukum dan rasa aman terhadap segala merupakan salah satu bentuk penerapan
perbuatan hukum. dari poin (a) berupa adanya aturan
Kembali pada perlindungan hukum perundang-undangan khusus yang
terhadap korban dalam tindak pidana mengatur dunia cyber. Adanya aturan
penipuan yang mana dilakukan melalui tersendiri yang mengatur mengenai
transaksi e-commerce. Sebenarnya dunia cyber juga merupakan bentuk dari
perlindungan hukum terkait dengan penerapan asasa lex specialist derogate
tindak pidana transaksi e-commerce legi generali dimana itu artinya
dapat terwujud bilamana adanya ketentuan hukum yang bersifat khusus
penegakan hukum mengenai cyber mengesampingkan ketentuan hukum
crime terlebih dahulu. Ini juga yang bersifat umum. Ketentuan
sebagaimana menurut Sutarman, dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
menjamin keamanan, keadilan dan tentang Informasi dan Transaksi
21
Padmo Wahjono, Indonesia Negara Berdasarkan 22
Sutarman, Cybercrime: Modus Operandi dan
atas Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1986, h. Penanggulangannya, Laksbang Pressindo,
160. Jogjakarta, 2007, h.108-109.

16
Elektronik (UU ITE) inilah berupa memiliki hambatan-hambatan yang
suatu ketentuan yang sifatnya khusus tentunya dipengaruhi oleh berbagai h.
sehingga dapat dikatakan juga Kebijakan hukum pidana (tataran
merupakan dasar guna terwujudnya aplikatif) saat ini sangat dipengaruhi
perlindungan hukum serta memberikan sistem hukum yang berlaku saat ini.
rasa aman atau rasa terlindungi bagi Walaupun kebijakan hukum
seluruh masyarakat pada umumnya, memberikan landasan atau pedoman
khususnya masyarakat pengguna bagi para penegak hukum yang akan
transaksi elektronik yang melalukan diterapkan kepada para pelaku
transaksi melalui e-commerce. cybercrime. Sebagai hukum positif,
Perlu diketahui juga bahwasannya pembuatannya tentu melalui mekanisme
diundangkannya UU ITE merupakan pembuatan perundang-undangan dan
payung hukum pertama yang mengatur sekaligus melekat sifat ius constitutum,
dunia siber (cyberlaw), sebab muatan yakni menjadi hukum positif yang
dan cakupannya yang luas dalam memberikan sanksi bagi peristiwa atau
membahas pengaturan di dunia maya perbuatan kriminal yang menggunakan
seperti perluasan alat bukti elektronik computer. Perlu diketahui bahwa
sama dengan alat bukti yang sudah sebelum UU ITE diterbitkan terdapat
dikenal selama ini, diakuinya tanda ketentuan hukum positif yang dapat
tangan elektronik sebagai alat diterapkan untuk melakukan terobosan
verifikasi, dan autentikasi yang sah dengan penafsiran hukum yang
suatu dokumen elektronik, serta berkaitan dengan teknologi informasi
pengaturan perbuatan-perbuatan yang khususnya kejahatan yang berkaitan
dilakukan dalam cyberspace sebagai dengan internet (cyber crime).
suatu tindak pidana. Kebijakan Upaya penganan kejahatan dunia
formulasi pengaturan tindak pidana maya tentunya terdapat beberapa pasal
teknologi informasi di Indonesia diatur dalam KUHPidana yang
UU ITE yang bersifat khusus (lex mengkriminalisasi cybercrime. Adapun
specialist). Kebijakan kriminalisasi pasal-pasal dalam Undang-Undang
khususnya dalam hal ini pelaku tindak Informasi dan Transaksi Elektronik
pidana penipuan online bukan sekedar yang mengkriminalisasi atas kejahatan
kebijakan menetapkan/merumuskan/ dunia maya contohnya, yaitu :
memformulasikan perbuatan apa yang 1. Pasal 362 UU No. 11 Tahun 2008,
dapat dipidana (termasuk sanksi untuk kasus Carding dimana
pidananya), melainkan juga mencakup pelaku mencuri kartu kredit milik
masalah bagaimana kebijakan orang lain walaupun tidak secara
formulasi/legislasi itu disusun dalam fisik karena hanya nomor kartunya
satu kesatuan sistem hukum pidana saja yang diambil dengan
(kebijakan legislatif) yang harmonis menggunakan software card
dan terpadu. generator di internet untuk
Oleh karena itu pada penerapan melakukan transaksi di e-
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 commerce.
Tentang Informasi dan Transaksi 2. Pasal 378 UU No. 11 Tahun 2008,
Elektronik (UU ITE), sudah pasti untuk penipuan dengan seolah-olah

17
menawarkan dan menjual suatu Penanggulangan kejahatan di dunia
produk atau barang dengan maya tidak terlepas dari kebijakan
memasang iklan di salah satu penanggulangan kejahatan yang mana
website sehingga orang tertarik menurut Sudarto merupakan suatu
untuk membelinya lalu usaha yang rasional dari masyarakat
mengirimkan uang kepada dalam menanggulangi kejahatan.23 Oleh
pemasang iklan. karena itu tujuan pembuatan UU ITE
3. Pasal 335 UU No. 11 Tahun 2008, tidak terlepas dari tujuan politik
dapat dikenakan untuk kasus kriminal yaitu sebagai upaya untuk
pengancaman dan pemerasan yang kesejahteraan sosial (social welfare)
dilakukan melalui e-mail. dan untuk perlindungan masyarakat
4. Pasal 331 UU No. 11 Tahun 2008, (social defence). Tetapi terkadang
dapat dikenakan untuk kasus dalam upaya untuk kesejahteraan dan
pencemaran nama baik dengan perlindungan masyarakat tersebut masih
menggunakan media internet. terdapat kelemahan terkait kebijakan
5. Pasal 303 UU No. 11 Tahun 2008, formulasi hukum pidana yang mana
dapat dikenakan untuk menjerat akan berpengaruh pada kebijakan
permainan judi yang dilakukan penegakan hukum pidana dan kebijakan
secara online di internet dengan penanggulangan kejahatan.
penyelenggara dari Indonesia. Serta
bentuk-bentuk tindak pidana dunia Penegak hukum di Indonesia saat
maya lainnya sebagaimana yang ini, mengalami kesulitan dalam
dimuat dalam UU No. 11 Tahun menghadapi merebaknya cybercrime.
2008 Tentang Informasi dan Hal ini dilatarbelakangi masih
Transaksi Elektronik. sedikitnya aparat penegak hukum yang
Sebagian contoh bentuk tindak memahami seluk beluk teknologi
pidana tersebut merupakan contoh informasi (internet), terbatasnya sarana
nyata bahwa saat ini suatu tindak dan prasarana, serta kurangnya
pidana tidak hanya terjadi pada dunia kesadaran hukum masyarakat dalam
nyata yang mempertemukan antar dalam upaya penanggulangan tindak
manusia saja tetapi juga dimungkinkan pidana teknologi informasi. Disamping
untuk terjadi melalui dunia maya yang itu aparat penegak hukum di daerah pun
mana tidak mempertemukan antar belum siap dalam mengantisipasi
sesama manusia.Walaupun kebijakan maraknya kejahatan ini karena masih
untuk menanggulangi terjadinya tindak banyak aparat penegak hukum yang
pidana melalui dunia maya telah dibuat. gagap teknologi (gaptek) hal ini
Tetapi kebijakan hukum yang berkaitan disebabkan oleh masih banyaknya
dengan ruang siber (cyber space) atau institusi-institusi penegak hukum di
dunia maya ini nasih dianggap belum daerah yang belum didukung dengan
memberikan keamanan dan kepastian jaringan internet. Keterbatasan hal
hukum dalam pemanfaatan teknologi tersbut yang dialami para penegak
informasi, media, dan komunikasi agar 23
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang
dapat dimanfaatkan secara optimal
Mempengaruhi Penegakan Hukum, RajaGrafindo
sebagaimana mestinya. Persada, Jakarta, 2005, h. 5.

18
hukum khususnya polisi-polisi di Umumnya suatu masyarakat yang
daerah kabupaten sampai dengan mengalami perubahan sosial akibat
tingkat kecamatan untuk menunjang kemajuan teknologi, banyak melahirkan
sarana prasarana penyidik dalam masalah-masalah sosial. Hal itu terjadi
mengungkap tindak pidana penipuan karena kondisi masyarakat itu sendiri
transaksi elektronik menyebabkan yang belum siap menerima perubahan
waktu cukup lama dalam mengungkap atau dapat pula karena nilai-nilai
tindak kejahatan penipuan transaksi masyarakat yang telah berubah dalam
elektronik dan alat-alat yang menilai kondisi yang tidak lagi dapat
dibutuhkan juga memerlukan biaya diterima.25 Memang tidak dapat
yang besar. dipungkiri oleh siapapun, bahwa
Upaya pengungkapan dan teknologi itu dapat menjadi alat
penanggulangan kejahatan penipuan perubahan di tengah masyarakat.
dengan menggunakan transaksi Penerapan atas perlindungan
elektronik ini memang tidaklah mudah, hukum hukum terhadap korban tindak
selain karena kurangnya pemahaman pidana penipuan dalam transaksi e-
atau kewaspadaan masyarakat terhadap commerce memanglah masih memiliki
tindak pidana penipuan melalui hambatan-hambatan yang berarti pada
teknologi informasi, masyarakat lebih saat diterapkan pada masyarakat.
melihat nominal atau besaran jumlah Walaupun sesungguhnya adanya
keuntungan dari suatu barang yang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
ditawarkan. Ketika terjadi kerugian Tentang Informasi dan Transaksi
yang diakibatkan adanya penipuan Elektronik (UU ITE) merupakan bagian
transaksi elektronik, masyarakatpun dari solusi atas berkemabangnya
dihadapkan dengan tidak mau kejahatan terkait penipuan dalam
melaporkan tindak kejahatan yang transaksi e-commerce, tetapi masih saja
dialaminya ke aparat penegak hukum. terdapat hambatan-hambatan lainnya
Ini dikarenakan beberapa hal, yaitu:24 yang mempengaruhi penegakan hukum
1. Masyarakat tidak percaya dengan atas tindak pidana penipuan dalam
kinerja aparat penegak hukumnya transaksi e-commerce. Oleh sebab itu
2. Kekhawatiran masyarakat jika diperlukan juga aparat penegak hukum
berurusan dengan aparat penegak yang mumpuni, yang terorganisasi dan
hukum masyarakat akan semakin terstruktur untuk menyatukan
merugi. Ibarat kehilangan ayam, komunitas-komunitas spesialisasi dalam
maka masyarakat harus siap penanganan segala jenis tindak pidana
kehilangan kambing, artinya sudah cyber yang mana adanya aparat-aparat
kehilangan harta bendanya penegak hukum yang mumpuni dalam
masyarakat khawatir dipungut segala jenis tindak pidana cyber ini
biaya oleh aparat penegak hokum merupakan solusi yang diharapkan
3. Masyarakat khawatir keselamatan mampu mengatasi hambatan-hambatan
jiwanya terancam jika melaporkan dalam penegakan hukum khususnya
tindak kejahatan yang dialaminya. mengenai perlindungan hukum terhadap
24
J.E.Sahetapy, Kapita Selekta Kriminologi, Citra
Adtya Bakti, Bandung, 1979, h. 49. 25
Ibid.

19
korban tindak pidana penipuan dalam 1. Tenaga manusia yang
transaksi e-commerce. berpendidikan dan terampil,
Tanpa adanya penegakan hukum 2. Organisasi yang baik
yang terorganisasi dan terstruktur di 3. Peralatan yang memadai
bidang teknologi informasi, maka akan 4. Keuangan yang cukup, dan lain-
sulit menjerat penjahat-penjahat atas lain
karena kejahatan cyber. Dalam hal Sehingga itu mengapa penegakan
menangani kasus cybercrime khususnya hukum bukanlah suatu yang bisa dilihat
tindak pidana penipuan transaksi sebagai berdiri sendiri, melainkan juga
elektronik juga diperlukan spesialisasi harus senantiasa dilihat bagaimana
aparat penyidik yang dapat penerapannya di masyarakat sebagai
dipertimbangkan sebagai salah satu cara bagian dari perwujudan pelaksanaan
untuk melaksanakan upaya penegakan aturan hukum.
hukum terhadap cybercrime.
Spesialisasi tersebut dimulai dari
PENUTUP
adanya pendidikan yang diarahkan
untuk menguasai teknis serta dasar- A. Kesimpulan
dasar pengetahuan di bidang teknologi Bedasarkan pada hasil pembahasan
komputer. Hal tersebut ini juga demikian, maka dapat disimpulkan
sebagaimana ketentuan Pasal 43 UU sebagai berikut:
ITE, menerangkan selain Penyidik 1. Kebijakan hukum pidana terhadap
perlindungan korban tindak pidana
Pejabat Polisi Negara Republik
dalam jual beli online (e-
Indonesia, Pejabat Pegawai Negeri Sipil
commerce) telat diatur secara jelas
tertentu dilingkungan Pemerintah yang
dalam Undang-undang No.11
lingkup tugas dan tanggung jawabnya Tahun 2008 tentang transaksi
di bidang Teknologi Informasi dan Eletronik. KUHP tetap dipakai oleh
Transaksi Elektronik diberi wewenang aparat penegak hukum untuk
khusus sebagai penyidik sebagaimana menyelesaikan kasus cybercrime
dimaksud dalam Undang-Undang sebagian besar korban transaksi
tentang Hukum Acara Pidana untuk elektronik merupakan konsumen
melakukan penyidikan tindak pidana di onlineshop yang mana transaksi
bidang Teknologi Informasi dan sebagian besar dilakukan dengan
Transaksi Elektronik. cara transasksi online. Upaya
Sebab bagaimana bisa perlindungan hukum terhadap
melaksanakan tugas dan tanggung korban tindak pidana penipuan
jawabnya sebagai penyidik di bidang dalam jual beli online atau e-
teknologi informasi dan transaksi commerce dapat dilakukan dengan
upaya preventif dan represif..
elektronik, tanpa adanya sarana atau
fasilitas tertentu, maka tidak mungkin
2. Kelemahan-kelemahan
penegakan hukum akan berlangsung
perlindungan hukum korban tindak
dengan lancar. Sebagaimana sarana- pidana penipuan dalam transaksi e-
sarana dalam penegakan hukum seperti commerce yaitu aparat penegak
yang kita ketahui yaitu terdiri dari : hukum mengalami kesulitan dalam
menghadapi cybercrime
20
dikarenakan masih banyak penegak
hukum yang belum paham selak 2. Aparat penegak hukum harus yang
beluk teknologi informasi (gaptek). mumpuni, yang terorganisasi dan
Serta kurangnya juga pemahaman terstruktur untuk menyatukan
dan kewaspadaan masyarakat komunitas-komunitas spesialisasi
terhadap tindak pidana melalui dalam penanganan segala jenis
teknologi informasi, ketika terjadi tindak pidana cyber yang mana
kerugian masyarkat enggan untuk adanya aparat-aparat penegak
melaporkan ke aparat penegak hukum yang mumpuni dalam
hukum dikarenakan, yaitu: segala jenis tindak pidana cyber.
a. Kerugian yang dialami sedikit. Agar dapat memberikan pelayanan
b. Kurangnya rasa percaya (trust) terhdap masyarakat apabla terjadi
terhadap kineja penegak hukum. kerugian dalam pelaksanaan jual
c. Tidak mau berurusan dengan aparat beli secara online e-commerce.
penegak hukum karena
DAFTAR PUSTAKA
beranggapan akan semakin banyak
kerugian apabila berurusan dengan A. Peraturan Perundang-Undangan
penegak hukum. (mengahabisi
Putusan Pengadilan Negeri Ungaran No.
waktu dan biaya dalam proses di
30/Pid. Sus/2018/Pn Unr tentang
aparat penegak hukum)
tindak pidana penistaan agama.
d. Khawatir akan keselamatan jiwa
dan keluarga apabila melaporkan Undang – undang nomor 19 tahun 2016
kejadian tersebut. tentang Informasi dan Transaksi
Solusinya adalah bagi para korban Elektronik
transaksi elektronik disarankan Undang – undang nomor 8 tahun 1981 tentang
agar tidak takut melapor atau Kitab Undang – undang Hukum Acara
mengadukan kepada pihak yang Pidana
berwenang apabila hak – haknya
dilanggar oleh pelaku usaha. Undang – undang nomor 1 tahun 1946 tentang
Peraturan Hukum Pidana
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan penulis mempunyai
beberapa saran yaitu sebagai berikut :
1. Pemerintah memiliki peran yang
penting serta bertanggung jawab
dalam hal pembinaan serta
pengawasan terhadap
diselenggarakannya Undang-
Undang ITE dan perlu melakukan
sosialisasi secara massif tentang
Undang-undang tersbut sehingga
perlindungan hukum korban tindak
pidana penipuan dalam tranksaksi
e-commerce dapat berjalan dengan
baik.

21

You might also like