You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN HEMOROID

A. Pengantar

Hari/ tanggal : jumat, 25 februari 2022

Jam : 09.00

Pokok Bahasan : perawatan luka

Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Waktu : ± 20 menit.

Tempat : RSU Torabelo

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Peserta penyuluhan dapat mengetahui


dan memahami tentang penyuluhan luka

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


Setelah proses penyuluhan tentang Perawatan luka modern Secara Mandiri di
Rumah, diharapkan peserta mampu :
a. Menjelaskan tentang penyakit perawatan luka
b. Menjelaskan tentang klasifikasi penyembuhan luka
c. Menjelaskan tentang komplikasi penyembuhan luka
d. Menjelaskan tentang prisip perawatan luka
e. Menjelaskan tentang prinsip perawtan luka modern
f. Menjelaskan tentang prinsip pemasangan perban
C. Pengertian perawatan luka

Luka adalah suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan tubuh, yang dapat


menyebabkan terganggunya fungsi tubuh sehingga dapat mengganggu aktivitas
sehari-sehari. Perawatan luka adalah suatu tehnik aseptik yang bertujuan
membersihkan luka dari debris untuk mempercepat proses penyembuhan luka

1. Perbaikan Luka dengan Kehilangan Jaringan Sebagian


Perbaikan luka dengan kehilangan Jaringan Sebagian terdiri dari tiga
komponen, yaitu respons inflamasi, proliferasi (reproduksi) dan migrasi epitel,
serta pembentukan kembali lapisan epidermal.
• Trauma jaringan menyebabkan respons inflamasi, yang dapat
menyebabkan kemerahan dan pembengkakan pada area. Umumnya
terbatas pada 24 jam setelah luka terjadi.
• Sel epitel mulai bergenerasi membentuk sel baru untuk menggantikan
sel yang hilang.
• Proliferasi dan migrasi epitel dimulai pada kedua pinggiran luka dan sel
epidermal yang membatasi bagian epidermal, sehingga memungkinkan
pembentukan permukaan yang cepat. Sel epitel mulai bermigrasi
melintasi dasar luka segera setelah luka terjadi.
• Luka yang dibiarkan terbuka ke udara dapat membentuk permukaan
dalam 6-7 hari, sedangkan luka yang dibiarkan lembab dapat
membentuk permukaan dalam 4 hari. Perbedaan kecepatan
penyembuhan dihubungkan dengan kenyataan bahwa sel epidermal
hanya bermigrasi melalui permukaan yang lembab. Pada luka yang
kering, sel bermigrasi turun ke area yang lembab sebelum migrasi
terjadi.
• Epitelium baru beberapa sel tebal dan harus menjalani pembentukan
kembali lapisan epidermal. Sel membentuk sel baru pada ketebalan yang
normal dengan lambat dan tampak sebagai jaringan kering dan
kemerahan.
2. Perbaikan Luka dengan Kehilangan Jaringan

a. Fase Inflamasi (Reaksi)


      Tahap inflamasi adalah reaksi tubuh terhadap luka sendiri dan terjadi
dalam beberapa menit setelah cedera dan berakhir ± 3 hari. Proses perbaikan
ini terdiri dari mengontol perdarahan (hemostatis), mengirim darah dan sel
ke area yang mengalami cedera (inflamasi), membentuk sel-sel epitel pada
tempat cedera (epitelialisasi).
Selama hemostatis, sel pembuluh darah yang cedera berkontraksi, dan
platelet berkumpul untuk menghentikan pendarahan, pembekuan ini
membentuk matriks fibrin yang kemudian menjadi kerangka perbaikan sel.
Jaringan yang rusak dan mastosit menyekresikan histamin, menyebabkan
vasodilatasi kapiler di sekitarnya, serta eksudat serum dan sel darah putih
pada sel yang rusak.Hal ini akan mengakibatkan kemerahan pada area luka,
edema, terasa hangat, dan berdenyut.
Leukosit (sel darah putih) berfungsi sebagai neutrofil, yang mulai memakan
bakteri dan debris kecil. Neutrofil akan mati dalam beberapa hari dan
meninggalkan eksudat enzim yang akan menyerang bakteri dan membantu
perbaikan luka. Leukosit mempunyai fungsi utama lainnya yaitu monosit,
yang mentransportasikan makrofag. Makrofag adalah sel sampah yang
mebersihkan luka dari bakteri, sel mati, dan debris dengan cara fagositosis.
Makrofag juga mencerna dan mendaur ulang zat-zat tertentu, seperti asam
amino dan gula untuk membantu perbaikan luka.  Makrofag melanjutkan
proses pembersihan debris pada luka lalu menarik lebih banyak makrofag
untuk menstimulasi pembentukan fibrolastdan melepaskan faktor
pertumbuhan yang menarik lebih banyak fibrolast, yaitu sel yang dapat
menyintesis kolagen (jaringan penghubung). Setelah itu, sel epitel bergerak
dari tepi luka di bawah dasar bekuan darah dan berkumpul di bawah rongga
luka selama 48 jam. Akhirnya di atas luka akan terbentuk lapisan tipis dari
jaringan epitel dan menjadi barier terhadap organisme penyebab infeksi dan
zat beracun.
Pada luka bersih, fase inflamasi yang terjadi mengontrol perdarahan dan
menciptakan dasar luka yang bersih. Fase inflamasi akan diperpanjang  jika
terlalu sedikit inflamasi yang terjadi karena penyakit yang melemahkan
seperti kanker. Terlalu banyak inflamasi juga memperlambat penyembuhan,
karena sel yang ada saling bersaing mendapatkan nutrisi yang tersedia.

b. Fase Proliferatif (Regenerasi)


Dengan tampaknya pembuluh darah baru karenan proses perbaikan terus
terjadi, fase proliferatif dimulai dan berakhir dalam waktu 3-24 hari.
Aktivitas utama selama fase ini adalah mengisi luka dan membentuk
kembali permukaan luka melalui proses epitelialisasi.
Fibrolas tampak pada fase ini dan merupakan sel yang dapat menyintesis
kolagen, menghasilkan matriks untuk granulasi. Kolagen bercampur dengan
sel granulasi untuk mendukung reepitelisasi.
Kolagen memberikan kekuatan dan integritas struktual pada luka. Pada
periode ini luka berkontraksi untuk mengurangi area yang mengalami
penyembuhan.
Terakhir sel epitel bermigrasi dari ujung luka untuk membentuk permukaan
kulit.
Pada luka bersih, fase proliferatif melalukan hal berikut ;
•      Dasar vaskular dibentuk kembali (jaringan granulasi)
•      Area diisi dengan menggantikan jaringan kolagen, kontraksi, dan
jaringan granulasi
•      Permukaan diperbaiki
Gangguan pada proses penyembuhan selama tahap ini biasanya berasal dari
faktor sistemik, seperti usia, anemia, hipoproteinnemia, defiensi seng.
c. Fase Maturasi (Remodeling)
Pada fase ini kadang terjadi lebih dari satu tahun, bergantung pada
kedalaman dan besarnya luka. Jaringan parut kolagen terus diatur dan
meningkatkan kekuatannya selama beberapa bulan. Namun, luka yang telah
sembuh biasanya tidak memiliki daya rengang terhadap jaringan yang
digantikan. Serat kolagen mengalami remodeling atau pengaturan kembali
sebelum menunjukkan penampilan yang normal. Biasanya jaringan parut
terdiri atas sedikit sel berpigmen (melanosit) dan memiliki warna yang lebih
terang dari kulit yang normal.

D. Komplikasi Penyembuhan Luka


1. Hemoragi, yaitu pendarahan yang bersal dari luka setelah trauma awal terjadi.
Hemoragi terjadi dalam beberapa menit jika pembuluh darah besar tidak terlibat
atau klien memiliki fungsi pembekuan darah yang buruk. Perdarahan yang
terjadi setelah hemostatsi menunjukan lepasnya jahitan operasi, keluarnya
bekuan darah, dan infeksi. Perdarahan dapat terjadi di eksternal dan internal.
Contohnya, jika jahitan operasi merobek pembuluh darah, maka perdarahan
terjadi di dalam jaringan dan tidak terlihat tanda-tanda perdarahan kecuali klien
dipasang drain setelah pembedahan, sehingga perdarah internal dapat dideteksi
dengan pembengkakan pada area luka atau yang bisa disebut
dengan hematoma, yaitu pengumpulan darah lokal di bawah jaringan.
2. Infeksi, yaitu masuk dan berkembang biaknya suatu organisme (agen infeksius)
ke dalam tubuh penjamu. Pada kenyataannya,semua luka dermal kronis
dianggap telah terkontaminasi oleh bakteri. Yang membedakan antara luka yang
terkontaminasi dengan luka yang terinfeksi adalah jumlah bakteri yang ada.
Klien yang lukanya terkena infeksi akan mengalami demam, kulit agak
bengkak, dan nyeri pada sisi luka, serta peningkatan sel darah putih.
3. Dehisens, yaitu pemisahan lapisan luka yang parsial atau total. Klien yang
berisiko mengalami penyembuhan buruk (keadaan nutrisi buruk, infeksi, dan
obesitas) adalah faktor risiko terjadinya dehisens. Dehisens meliputi luka
pembedahan abdomen dan terjadi setelah adanya regangan berlebihan, seperti
batuk, muntah, dan duduk tegak di tempat tidur.
4. Eviserasi, yaitu keluarnya organ melalui pembukaan luka. Jika organ keluar
melalui luka, suplai darah ke jaringan terhambat.
5. Fistula, yaitu lubang abnormal diantara dua organ, dan dianatar organ dan
bagian luar tubuh. Sebagaian besar fistula terjadi karena proses penyembuhan
luka yang terhambat atau komplikasi luka, seperti Crohn. Fistula meningkatkan
risiko infeksi dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit akibat kehilangan
cairan

E. PRINSIP PERAWATAN LUKA          


Tujuan dari perawatan luka adalah untuk menghentikan perdarahan, mencegah
infeksi, menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yang terkena dan untuk
menyembuhkan luka.
1.      Menghentikan perdarahan

 Tekanan langsung pada luka akan menghentikan perdarahan.


 Perdarahan pada anggota badan dapat diatasi dalam waktu yang singkat (<
10 menit) dengan menggunakan manset sfigmomanometer yang dipasang
pada bagian proksimal pembuluh arteri.
 Penggunaan torniket yang terlalu lama bisa merusak ekstremitas.
2.      Mencegah infeksi

 Membersihkan luka merupakan faktor yang paling penting dalam


pencegahan infeksi luka.
 Sebagian besar luka terkontaminasi saat pertama datang. Luka tersebut
dapat mengandung darah beku, kotoran, jaringan mati atau rusak dan
mungkin benda asing.
 Bersihkan kulit sekitar luka secara menyeluruh dengan sabun dan air atau
larutan antiseptik. Air dan larutan antiseptik harus dituangkan ke dalam
luka.
 Setelah memberikan anestesi lokal, periksa hati-hati apakah ada benda
asing dan bersihkan jaringan yang mati. Pastikan kerusakan apa yang
terjadi. Luka besar memerlukan anestesi umum.
 Antibiotik biasanya tidak diperlukan jika luka dibersihkan dengan hati-
hati. Namun demikian, beberapa luka tetap harus diobati dengan
antibiotik,

3.      Menutup luka

         Jika luka terjadi kurang dari sehari dan telah dibersihkan dengan seksama,
luka dapat benar-benar ditutup/dijahit (penutupan luka primer).
         Luka tidak boleh ditutup bila: telah lebih dari 24 jam, luka sangat kotor
atau terdapat benda asing, atau luka akibat gigitan binatang.
         Luka bernanah tidak boleh dijahit, tutup ringan luka tersebut dengan
menggunakan kasa lembap.
         Luka yang tidak ditutup dengan penutupan primer, harus tetap ditutup
ringan dengan kasa lembap. Jika luka bersih dalam waktu 48 jam
berikutnya, luka dapat benar-benar ditutup (penutupan luka primer yang
tertunda).
         Jika luka terinfeksi, tutup ringan luka dan biarkan sembuh dengan
sendirinya.

F. PRINSIP PERAWATAN LUKA MODERN


Perawatan luka modern tidak hanya sebatas penggunaan bahan tambahan dalam
perawatan luka, namun terdapat beberapa tindakan penting lainnya.
1. Debridement
Debridement atau mengangkat jaringan mati pada luka dimana menghambat
proses penyembuhan dapat melalui 4 cara yaitu menggunakan kassa dan NACL
0,9% untuk menyerap cairan, menggunakan enzim-enzim tubuh untuk
melakukan pelepasan jaringan tubuh secara mandiri, memberikan enzim
tambahan dari luar tubuh ataupun menggunakan cara biologis (maggot) untuk
membersihkan jaringan mati.
2.Pengendalian Bakteri
Pengendalian bakteri dapat menggunakan bahan antiseptik, antibiotik, ataupun
balutan dengan anti mikroba (Hydrofobik dressing atau Silver Dressing)
3.Penyerapan Cairan
Pemakaian balutan dengan daya serap tinggi (mechanical vaccum) dapat
mengendalikan cairan merembes pada luka. Contoh balutannya seperti absorbent
dressing, hidrofibre alginate ataupun foam.
4. Untuk meminimalisir penggunaan antibiotika/antiseptic, maka untuk
membersihkan luka dalam perawatan luka modern, cara yang terbaik dalam
membersihannya adalah:
 Dengan menggunakan cairan fisiologis seperti normal saline (NaCl 0.9%)
 Untuk luka yang sangat kotor dapat menggunakan tehnik ‘irigasi/water
pressure’
 Untuk membersihkan luka dirumah  (perawatan di rumah), apabila tidak ada
cairan NaCl, dapat menggunakan air mengalir atau menggunakan shower
bertekanan rendah.
5. Mengenai penggunaan balutan dalam perawatan luka modern, maka criteria
balutan, yang digunakan antara lain:
 Balutan dalam kondisi lembab merupakan cara yang paling efektif untuk
penyembuhan luka.
 Balutan dalam kondisi lembab tidak menghambat aliran oksigen, nitrogen
dan zat-zat udara lainya.
 Kondisi lembab adalah lingkungan yang baik untuk sel-sel tubuh tetap hidup
dan melakukan replikasi secara optimum, karena pada dasarnya sel dapat
hidup dilingkungan yang lembab atau basah. (kecuali sel kuku dan rambut,
sel-sel ini merupakan sel mati).
 Mengenai penyembuhan dengan menggunakan lingkungan yang lembab
sebagai pemerhati perawatan luka, seharusnya memperkenalkan ke semua
pihak tentang kondisi yang mendukung penyembuhan luka ini.

G. PRINSIP PEMASANGAN PERBAN DAN KORSET


1. Melingkar
perban diatas lilitan sebelumnya sampai ujung terakhir perban, Tujuannya
untuk menahan perban pada liltan pertama dan terakhir ; menutupi bagian
tubuh yang kecil ( jari tangan dan jari kaki ).
2. Spiral
 lilitan perban ke arah atas bagian tubuh melintasi setengah atau dua pertiga
lebar lilita perban sebelumnya, Tujuannya menutupi bagian tubuh yang
berbentuk silinder seperti pergelangan tangan atau lenngan bagian atas.
3. Spiral-terbalik
balikan liltan  perban pada peertengahan setiap lilitan yang dibuat, Tujuannya
menutupi bagaian tubuh yang berbetuk kerucut seperti lengan bawah, paha, atau
betis.
4. Betuk delapan
liltan perban secara miring pada lillitan sebelumnya ke arah atas dan bawah
bagian yang akan diperban, Tujuannya menutupi sendi : bentuk yang pasti
memberikan dampak imobilisasi yang sangat baik.
5. Rekuren
 Pertama-tama ikatkan perban dengan lilitan sirkular pada ujung proksimal
bagian tubuh sebanyak dua kali; buat setengah lilitan tegak lurus dengan tepi
perban ; perban dililitkan ke ujung distal  bagian tubuh yang akan ditutui oeleh
setiap  lilitan dengan setiap lilitan dilipat kearah belakang, Tujuannya menutupi
bagian tubuh yang tidak rata misalnya kepala atau tempat yang dlakukan
amputasi.

H. Proses Penyuluhan

No Kegiatan Respon Peserta Waktu


Penyuluhan

1. Pendahuluan 3 menit

a. Penyampaian salam. a. Membalas salam.

b. Perkenalan. b. Memperhatikan.
c. Menjelaskan topik penyuluhan. c. Memperhatikan.
d. Menjelaskan tujuan.
d. Memperhatikan.
e. Menjelaskan waktu pelaksanaan.
e. Memperhatikan.

Penyampaian materi 15 menit

1. Materi 1. Memperhatikan.

 Pengertian perawatan luka 2. Mendengarkan.


 komplikasi penyembuhan luka
3. Bertanya.
 prisip perawatan luka
 prinsip perawtan luka modern 4. Mendengarkan
 prinsip pemasangan perban jawaban.

2. Memberikan kesempatan untuk


bertanya

3. Menjawab pertanyaan peserta

3. Penutup 2 menit

a) Menyimpulkan hasil penyuluhan a) Memperhatikan

b) Mengakhiri dengan salam b) Menjawab salam


I. Strategi Plaksanaan

1. Metode : Ceramah , Tanya Jawab

2. Media : Leaflet

J. Rencana Evaluasi

a. Peserta mapu menyebutkan perawatan luka

b. Peserta mapu menyebutkan klasifikasi penyembuhan luka

c. Peserta mapu menyebutkan komplikasi penyembuhan luka

d. Peserta mapu menyebutkan prisip perawatan luka

e. Peserta mapu menyebutkan prinsip perawtan luka modern

f. Peserta mapu menyebutkan prinsip pemasangan perban

You might also like