You are on page 1of 14

NILAI KESUNDAAN DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS ISLAM
1
Ailman Nurparid 1801963
2
Shinta Andini 1808038
3
Tiara Lestari 1806096
Departemen Pendidikan Bahasa Sunda, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Email: tiaralestari@upi.edu3

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui urgensi pendidikan karakter dizaman
sekarang. Pendidikan karakter yang dimaksud adalah pendidikan karakter yang
didalamnya mengandung nilai-nilai kesundaan yang mana banyak dikenal orang
dengan budayanya yang soméah hadé ka sémah dan beberapa nilai baik yang
dapat mengembangkan karakter generasi muda. Adapun nilai kesundaan yang
diteliti adalah beberapa contoh dari nilai kesundaan yang sesuai dengan ajaran
Islam. Penelitian ini dilakukan menggunakan métode déskriptif dan studi pustaka.
Dimana penulis menjelaskan secara rinci hal-hal yang berhubungan dengan nilai
kesundaan dalam membentuk karakter sesuai dengan ajaran Islam. Hal-hal
tersebut didasarkan pada studi pustaka baik buku maupun jurnal dan disertai
kondisi aktual pada masa sekarang. Hasil yang didapatkan adalah beberapa contoh
nilai kesundaan yang ternyata relevan dan dapat diimplementasikan didalam
pelaksanaan pendidikan karakter. Nilai-nilai kesundaan tersebut tentunya sejalan
dengan ajaran keislaman yang memerintahkan manusia untuk memiliki akhlak
yang terpuji.
Kata Kunci : Pendidikan karakter, Nilai kesundaan, Ajaran Islam
PENDAHULUAN berbedabeda. Pada setiap budaya
tersebut mengandung nilai tersendiri,
Dalam rangka membangun karakter
nilai ini yang menjadi khas pada setiap
yang mulia pada peserta didik, sebuah
penganutnya. Nilai budaya adalah nilai-
Lembaga Pendidikan atau setiap sekolah
nilai yang disepakati dan tertanam dalam
baiknya menerapkan “tradisi (budaya)
suatu masyarakat, lingkup organisasi,
sekolah” untuk membentuk karakter
lingkungan masyarakat, yang mengakar
yang baik (Saihu, 2019: 25), dan dapat
pada suatu kebiasaan, kepercayaan,
menanamkan pada masyarakat sehingga
simbol-simbol dengan karakteristik
terciptanya kerukunan antar beragama
tertentu. Nilai budaya ini akan semakin
(Saihu, 2019:177).
kokoh jika masyarakatnya menerapkan
Undang-undang tahun 2017 Pasal 441 budaya yang berkarakter, karena bangsa
menyatakan Masyarakat harus saling yang maju adalah bangsa yang memiliki
menghormati adat istiadat dan budaya karakter yang baik. Hal ini sejalan
setempat, kearifan lokal atau tradisi dengan yang diungkapkan Sauri
masyarakat setempat dapat dikatakan (2019:14) bahwa karakter berarti
sebagai jalur pendidikn yang dilakukan individu memiliki pengetahuan tentang
melalui keluarga dan masyarakat itu potensi dirinya, yang ditandai dengan
sendiri (Saihu dan Agus Mailana, 2019: nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri,
164). Hal ini sejalan dengan peraturan rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan
pemerintah tahun 2018 yang inovatif, mandiri, hidup sehat,
menyatakan masyarakat perlu bertanggungjawab, cinta ilmu, sabar,
melibatkan dan memberdayakan potensi berhati-hati, rela berkorban, pemberani,
lingkungan sebagai sumber belajar dapat dipercaya, jujur, menempati janji,
seperti keberadaan dan dukungan pegiat adil, rendah hati, malu berbuat salah,
seni dan budaya, tokoh masyarakat, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja
alumni, dunia usaha, dan dunia industri. keras, tekun, ulet/gigih, ulet, berinisiatif,
Kesundaan merupakan salah satu berpikir positif, disiplin, antisipatif,
budaya yang terletak di Jawa Barat dan inisiatif, visioner, bersahaja,
memiliki kebudayaan yang sangat unik. bersemangat dinamis, hemat, efisien,
menghargai waktu,
Budaya tidak bisa dilepaskan dari
pengabdian/dedikatif, pengendalian diri,
masyarakat. Budaya adalah karakteristik
produktif, ramah, cinta keindahan
dan pengetahuan dari sekelompok orang
keindahan/estetis, sportif, tabah, terbuka,
tertentu, termasuk bahasa, agama,
dan tertib. Karakter juga bisa diartikan
kuliner, kebiasaan sosial, musik, dan
sebagai kearifan, pandangan hidup, ilmu
seni. Indonesia memiliki banyak budaya
pengetahuan dan berbagai strategi
mulai dari sabang hingga merauke yang
kehidupan yang dilakukan masyarakat
setempat sebagai bentuk memanuhi Pada dasarnya seseorang dibekali
kabutuhan hidup bermasyarakat (Saihu, dengan berbagai potensi, yang
2019: 70). dengannya berpeluang untuk mendorong
ia kea rah tindakan, sikap, serta
Dari penjelasan macam-macam karakter
perbuatan positif dan negative (Saihu,
tersebut masyarakat membutuhkan
2019: 199-200). Jalmi Masagi terlihat
sosok individu yang memiliki karakter
jelas pengaruhnya terhadap karakter
yang baik, khususnya terhadap anak-
anak bangsa. Selain bisa
anak milenial sebagai aset bangsa dan
mengembangkan budaya kesundaan
individu yang akan melanjutkan tongkat
tetapi memiliki suatu nilai yang
estafet kepemimpinan negara Indonesia.
mengajak kepada anak bangsa cinta
Pada dasarnya gubernur Jabar pada
dengan budaya dan memiliki karakter
tahun 2018 telah meluncurkan salah satu
yang sesuai dengan adat kesundaan.
program yang mendukung pendidikan
Dari penjelasan tersebut penulis ingin
karakter di dalam masyarakat sunda
membuat suatu tulisan yang berbentuk
yang disebut dengan Jabar Masagi.
Artikel yang berjudul Internalisasi
Jabar Masagi merupakan suatu program pendidikan karakter melalui nilai-nilai
yang diluncurkan gubernur Jawa Barat kesundaan Jalmi Masagi disekolah
pada tahun 2018. Jabar masagi ini di menengah kejuaruan.
launching (diluncurkan) dengan tujuan
untuk menjadikan manusia unggul yang
memiliki empat nilai yaitu (1) badannya METODE PENELITIAN
harus sehat; (2) cerdas; (3) berakhlak;
Metode yang digunakan dalam
dan (4) religius. (Khoirun. 2018). Jabar
penelitian ini adalah penelitian deskriptif
masagi dibentuk secara luas di
dengan pendekatan studi kasus yang
lingkungan masyarakat Jawa Barat
bertujuan mengungkapkan suatu apa
mulai lingkungan keluarga, sekolah, dan
adanya. Menurut Arikunto (2005:26)
masyarakat. Jika dilihat secara khusus
mengungkapkan bahwa penelitian
Jabar Masagi ini bisa di fokuskan
deskriptif tidak di maksudkan untuk
menjadi satu program, yaitu Jalmi
menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya
Masagi, dimana Jalmi Masagi ini
menggambarkan apa adanya tentang
dibentuk menjadi salah satu program
suatu variabel. Menurut Arikunto
yang memfokuskan ke masyarakatnya
(2006:12 ) Jenis penelitian yang
secara langsung yang berada
digunakan adalah pendekatan kualitatif,
dilingkungan pendidikan atau biasa
yaitu penelitian yang digunakan untuk
disebut dengan anak-anak milenial.
meneliti pada kondisi obyek alamiah,
peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan warna tersendiri terhadap dunia
secara kualitatif, analisis data bersifat pendidikan khususnya di Indonesia,
induktif/kualitatif. Jenis penelitian meskipun dalam kenyataannya
termasuk dalam penelitian eksploratif
pendidikan karakter itu telah ada
yaitu dilakukan untuk mengetahui dan
seiring dengan lahirnya sistem
menjelaskan permasalahan yang
pendidikan Islam karena pendidikan
awalnya peneliti hanya memahami
karakter itu merupakan ruh dari pada
permasalahan yang ada secara umum,
baru kemudian peneliti melakukan
pendidikan Islam itu sendiri.

penelitian. Penelitian eksploratif Pendidikan Islam merupakan sebuah


memiliki masalah yang belum pernah sistem. Definisi tradisional
dijejaki, dan berusaha menemukan atau menyatakan bahwa sistem adalah
mengungkap permasalahan yang sedang seperangkat komponen atau unsur
dibutuhkan atau akan diteliti tersebut unsur yang saling berinteraksi untuk
(Bungin, 2011:50). mencapai suatu tujuan (Ramayulis,
Metode penelitian menggunakan studi 2010: 19). Maka dari itu pendidikan
literatur yaitu peneliti menelaah secara Islam memiliki komponen-
tekun akan kepustakaan yang diperlukan komponen yang saling berkaitan
dalam penelitian (Nazir, 2014:79) dan yang menjadi ruang lingkupnya.
juga mengkombinasikan dengan Adapun ruang lingkup pendidikan
menggunakan google form yang
Islam menurut Uhbiyati (2005: 14-
diperlukan dalam penelitian. Teknik
15) adalah sebagai berikut:
pengumpulan data yang digunakan
1. Perbuatan mendidik itu sendiri;
dalam penelitian ini adalah dengan cara
Perbuatan mendidik adalah
mengisi google form dengan setiap
pertanyaan. seluruh kegiatan, tindakan atau
perbuatan, dan sikap yang
dilakukan oleh pendidik sewaktu
PEMBAHASAN menghadapi/ mengasuh anak
Pendidikan Karakter Menurut didik.
Perspéktif Agama Islam 2. Anak didik; Anak didik yaitu
Pendidikan karakter sangat pihak yang merupakan objek
penting diterapkan sejak dini. Karena terpenting dalam pendidikan. Hal
karakter itu berpengaruh besar bagi ini disebabkan perbuatan atau
akhlak seseorang. Munculnya tindakan mendidik itu diadakan
pendidikan karakter memberikan atau dilakukan hanyalah untuk
membawa anak didik kepada digunakan selama
tujuan pendidikan Islam yang melaksanakan pendidikan
dicita-citakan. Islam agar tujuan pendidikan
3. Dasar dan tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
Islam; Dasar dan tujuan 9. Lingkungan sekitar atau
pendidikan Islam yaitu landasan millieu pendidikan Islam
yang menjadi fundamen serta yaitu keadaan-keadaan yang
sumber dari segala kegiatan ikut berpengaruh dalam
pendidikan Islam ini dilakukan. pelaksanaan serta hasil
4. Pendidik; Pendidik yaitu subjek pendidikan Islam.
yang melaksanakan pendidikan Kegiatan pendidikan dalam
Islam. garis besarnya dapat dibagi tiga: (1)
5. Materi pendidikan Islam; Adapun kegiatan pendidikan oleh sendiri, (2)
materi pendidikan Islam yaitu kegiatan pendidikan lingkungan, dan
bahan-bahan, atau pengalaman- (3) kegiatan pendidikan oleh orang
pengalaman belajar ilmu agama lain. Muhammad Fadhil al-Jamali
Islam yang disusun sedemikian sebagaimana telah dikutip oleh
rupa (dengan susunan yang lazim Mujib dan Mudzakkir (2006: 26)
tetapi logis) untuk disajikan atau mendefenisikan pendidikan Islam
disampaikan kepada anak didik. dengan: ”upaya mengembangkan,
6. Metode pendidikan Islam; Metode mendorong, serta mengajak manusia
pendidikan Islam yaitu cara yang untuk lebih maju dengan
paling tepat dilakukan oleh berlandaskan nilai-nilai yang tinggi
pendidik untuk menyampaikan dan kehidupan yang mulia, sehingga
bahan atau materi pendidikan terbentuk pribadi yang lebih
Islam kepada anak didik. sempurna, baik yang berkaitan
7. Evaluasi pendidikan; Adapun dengan akal, perasaan maupun
evaluasi pendidikan yaitu perbuatan”.
memuat cara-cara bagaimana Dari pengertian di atas, maka
mengadakan evaluasi atau dalam pendidikan Islam terdapat tiga
penilaian terhadap hasil unsur pokok, antara lain:
belajar anak didik. 1. Aktifitas pendidikan adalah
8. Alat-alat pendidikan yaitu mengembangkan, mendorong
alat-alat yang dapat dan mengajak peserta didik
untuk lebih maju dari ilmu pengetahuan pada jiwa
kehidupan sebelumnya. individu tanpa adanya batasan dan
2. Upaya dalam pendidikan ketentuan tertentu. Pemaknaan ini
didasarkan atas nilai-nilai didasarkan atas Q.S. Al-Baqarah
akhlak yang luhur dan mulia. ayat 31 tentang ‘allama Tuhan
3. Upaya pendidikan melibatkan kepada Adam A.S. Yang
seluruh potensi manusia, baik berbunyi: Artinya: “Dan dia
potensi kognitif (akal), afektif mengajarkan kepada Adam nama-
(perasan), dan psikomotorik nama (benda-benda) seluruhnya,
(perbuatan). Kemudian mengemukakannya
Menurut Ramaliyus kepada para malaikat lalu
(2010:16-17), tinjauan terminologi berfirman: "Sebutkanlah kepada-
terhadap pengertian pendidikan Ku nama benda-benda itu jika
Islam terdapat empat istilah dalam kamu mamang benar orangorang
khazanah Islam yang mungkin yang benar!"
menjadi peristilahan pendidikan c. Ta’dib
Islam, antara lain: Menurut An-Naquib Al-
a. Tarbiyah Attas, Al-Ta’dib adalah
Tarbiyah menurut Al-Abrasyi pengenalan dan pengakuan
adalah mempersiapkan manusia tempat-tempat yang tepat dari
supaya hidup dengan sempurna segala sesuatu yang didalam
dan bahagia mencintai tanah air, tatanan penciptaan sedemikian
tegap jasmaninya, sempurna budi rupa, sehingga membimbing
pekertinya (akhlaknya), teratur kearah pengenalan dan pengakuan
fikirannya, halus perasaannya, kekuasaan dan keagungan Tuhan
mahir dalam pekerjaannya, manis didalam tatanan wujud dan
tutur katanya baik dengan lisan keberadaan-Nya. Pengertian ini
ataupun dengan tulisan. Jurnal didasarkan atas sabda Nabi Saw
Pendidikan Universitas Garut yang berbunyi: ‫ني ربّي فأحسن‬KKKK‫أ ّدب‬
Ainissyifa Vol. 08; No. 01; 2014; ‫أديبي‬KKKKK‫ ت‬Artinya:” Tuhan telah
1-26 www.journal.uniga.ac.id 11 mendidikku, sehingga menjadi
b. Ta’lim baik pendidikanku.”
Ta’lim menurut Rasyid Ridho d. Al-Riadhah
adalah proses transmisi berbagai
Menurut Al- Ghazali Al- ada tiga sebutan untuk pelajar, yaitu
Riadhah adalah proses pelatihan murid, anak didik, dan peserta didik
individu pada masa kanak-kanak, (Tafsir, 2010: 165). Istilah murid
sedang fase yang lain tidak tercakup kelihatannya khas pengaruh agama
didalamnya. Islam. Di dalam Islam istilah ini
Perbuatan mendidik diperkenalkan oleh kalangan Shufi.
sebagaimana dijelaskan oleh Nur Dalam tasawuf istilah ini
Uhbiyati yang dikutip oleh Beni mengandung pengertian orang yang
Ahmad Saebani dan Hendra sedang belajar, menyucikan diri, dan
Akhdiyat (2009: 47) artinya adalah: sedang berjalan menuju Tuhan.
1. Perbuatan memberikan Sebutan peserta didik adalah sebutan
teladan paling mutakhir. Istilah ini
2. Perbuatan memberikan menekankan pentingnya murid
pembinaan berpartisipasi dalam proses
3. Perbuatan mengarahkan dan pembelajaran.
menuntun kearah yang Sa’id Hawwa sebagaimana
dijadikan tujuan dalam dikutip oleh Tafsir (2010: 166-167)
pendidikan Islam. menjelaskan adab dan tugas murid
Kemudian lebih jelasnya lagi atau sifat-sifat murid sebagai berikut:
beliau memaparkan bahwa yang 1. Murid harus mendahulukan
dimaksud dengan perbuatan kesucian jiwa sebelum yang
mendidik adalah seluruh kegiatan, lainnya.
tindakan, atau perbuatan dan sikap 2. Murid harus mengurangi
yang dilakukan oleh pendidikan keterikatannya dengan
sewaktu menghadapi atau mengasuh kesibukan duniawiah karena
anak didik. Atau dengan istilah lain kesibukan itu akan
yaitu sikap atau tindakan menuntun, melengahkannya dari
membimbing, dan memberikan menuntut ilmu.
pertolongan dari seorang pendidik 3. Tidak sombong terhadap
kepada anak didik menuju pada orang yang berilmu, tidak
tujuan pendidikan Islam. bertindak sewenang- wenang
Dalam perbuatan mendidik terhadap guru, ia harus patuh
ini sering disebut dengan istilah kepada guru seperti patuhnya
Tahdzib. Dalam bahasa Indonesia orang sakit terhadap dokter
yang merawatnya. Murid Pendidikan Islam harus
harus tawadhu’ kepada memahami dan menyadari betul apa
gurunya dan mencari pahala yang ingin dicapai dalam proses
dengan cara berkhidmat pendidikan. Hal tersebut dalam
kepada guru. istilah pendidikan disebut dengan
4. Orang yang menekuni ilmu tujuan pendidikan. tujuan ialah suatu
pada tahap awal harus yang diharapkan tercapai setelah
menjaga diri dari sesuatu usaha atau kegiatan selesai.
mendengarkan perbedaan Tujuan pendidikan Islam menurut
pendapat atau khilafiah antar Arifin (2006: 56) secara teoretis
madzhab karena hal itu akan dibedakan menjadi dua jenis tujuan,
membingungkan fikirannya. yaitu:
5. Penuntut ilmu harus 1. Tujuan keagamaan (Al-
mendahulukan menekuni Ghardud Diny)
ilmu yang paling penting Tujuan pendidikan Islam
untuk dirinya, jika usianya penuh dengan nilai rohaniah
mendukung barulah ia islami dan berorientasi
menekuni ilmu lain yang kepada kebahagiaan hidup di
berkaitan dengan ilmu paling akhirat. Tujuan itu
penting tersebut. difokuskan pada
6. Tidak menekuni banyak ilmu pembentukan pribadi muslim
sekaligus melainkan yang sanggup melaksanakan
berurutan dari yang paling syari’at Islam melalui proses
penting. Ilmu yang paling pendidikan spiritual menuju
utama ialah ilmu mengenal ma’rifat kepada Allah:
Allah. “Sesungguhnya beruntunglah
7. Tidak memasuki cabang ilmu orang yang membersihkan
sebelun menguasai cabang diri (dengan beriman). Dan
ilmu sebelumnya. dia ingat nama Tuhannya,
8. Hendaklah mengetahui ciri- lalu dia sembahyang. Tetapi
ciri ilmu yang paling mulia, kamu (orangorang kafir)
itu diketahui dari hasil memilih kehidupan duniawi.
belajarnya, dan kekuatan Sedang kehidupan akhirat
dalilnya. adalah lebih baik dan lebih
kekal..”. (Q.S. Al-A’la: 14- 1. Seorang guru harus menaruh
17) rasa kasih saying terhadap
2. Tujuan keduniaan (Al- murid-muridnya dan
Ghardud Dunyawi) memperlakukan mereka
“Apabila Telah ditunaikan seperti perlakuan mereka
shalat, maka bertebaranlah terhadap anaknya sendiri.
kamu di muka bumi; dan 2. Tidak mengharapkan balas
carilah karunia Allah dan jasa ataupun ucapan terima
ingatlah Allah banyak- kasih, tetapi dengan mengajar
banyak supaya kamu itu ia bermaksud mencari
beruntung.” (Q.S. Al- keridoan Allah dan
Jumu’ah: 10) Ayat di atas mendekatkan diri kepada-
dapat dijadikan dasar untuk Nya.
tujuan pendidikan keduniaan 3. Hendaknya guru
menurut Islam, dimana faktor menasihatkan kepada pelajar-
prosperty (kesejahteraan) pelajarnya supaya jangan
hidup duniawi menjadi sibuk dengan ilmu yang
orientasinya, dengan orientasi abstrak dan yang gaib-gaib,
kepada nilai Islami itu tujuan sebelum selesai pelajaran dan
pendidikan tidak gersang dari pengertiannya dalam ilmu
nilai ketuhanan dan yang jelas, konkrit dan ilmu
kemanusiaan. yang pokok-pokok.
Di dalam proses pendidikan Terngkanlah bahwa sengaja
seorang guru harus menguasai mata belajar itu supaya dapat
pelajaran yang akan diberikannya, mendekatkan diri kepada
serta memperdalam pengetahuannya Allah, bukan akan bermegah-
tentang itu sehingga mata pelajaran megahan dengan ilmu
itu tidak bersifat dangkal. Pendapat pengetahuan itu.
di atas diperkuat dengan penjelasan 4. Mencegah murid dari sesuatu
Imam Al-Ghazali yang dikutip juga akhlak yang tidak baik
oleh Uhbiyati (2005). Beliau dengan jalan sindiran jika
menasihati para pendidik Islam agar mungkin dan jangan dengan
memiliki sifat-sifat sebagai berikut: terus terang, dengan jalan
halus dan jangan mencela.
5. Supaya diperhatikan tingkat Kurikulum dalam pendidikan
akal pikiran anak-anak dan karakter menurut Islam
berbicara dengan mereka Arifin (2006: 135)
menurut kadar akalnya dan menjelaskan bahwa salah satu
jangan disampaikan sesuatu komponen pendidikan Islam adalah
yang melebihi tingkat kurikulum. Ia mengandung materi
tangkapnya agar ia tidak lari yang diajarkan secara sistematis
dari pelajaran, ringkasnya dengan tujuan yang telah ditetapkan.
bicaralah dengan bahasa Beliau menegaskan bahwa pada
mereka. hakikatnya antara materi dan
6. Jangan ditimbulkan rasa kurikulum mengandung arti sama,
benci pada diri murid yaitu bahan-bahan pelajaran yang
mengenai suatu cabang ilmu disajikan dalam proses kependidikan
yang lain, tetapi seyogianya dalam suatu sistem institusional
dibukakan jalan bagi mereka pendidikan. menurut beliau dalam
untuk belajar cabang ilmu pendidikan Islam, kurikulum
tersebut. merupakan bahanbahan ilmu
7. Seyogianya kepada murid pengetahuan, yang diproses dalam
yang masih di bawah umur, sistem kependidikan Islam. Ia juga
diberikan pelaja ran yang menjadi salah satu bahan masukan
jelas dan pantas untuk dia, yang mengandung fungsi sebagai alat
dan tidak perlu disebutkan pencapai tujuan pendidikan Islam.
kepadanya akan rahasia- Komponen yang juga sangat
rahasia yang terkandung di penting dalam pendidikan Islam yang
belakang sesuatu itu, sekaligus merupakan ruang lingkup
sehingga tidak menjadi pendidikan Islam adalah metode.
dingin kemuannya atau Dalam pandangan filosofis
gelisah pikirannya. pendidikan, metode merupakan alat
8. Seorang guru harus yang dipergunakan untuk mencapai
mengamalkan ilmunya dan tujuan pendidikan (Ramayulis, 2012:
jangan berlain kata dengan 3). Sedangkan metode pendidikan
perbuatannya. Islam adalah jalan, atau cara yang
dapat ditempuh untuk
menyampaikan bahan atau materi
pendidikan Islam kepada anak didik evaluasi. Evaluasi dalam pendidikan
agar terwujud kepribadian muslim Islam merupakan cara atau teknik
(Uhbiyati, 2005: 133). penilaian terhadap tingkah laku anak
Abdur Rahman An-Nahlawi didik bedasarkan standar perhitungan
(1996: 284) diantara metode-metode yang bersifat komprehensif dari
yang paling penting dan menonjol seluruh aspek-aspek kehidupan
ialah: mental-psikologis dan spiritual-
1. Metode Khiwar(percakapan) religius, karena manusia bukan saja
Qurani dan Nabawi. sosok pribadi yang tidak hanya
2. Mendidik dengan kisah-kisab bersikap religius, melainkan berilmu
Qurani dan Nabawi. dan keterampilan yang sanggup
3. Mendidik dengan Amtsal beramal dan berbakti kepada Tuhan
(perumpamaan) Qurani dan dan masyarakatnya (Arifin, 2006:
Nabawi. 162).
4. Mendidik dengan memberi Menurut Arifin (2006: 162)
teladan. sasaran pendidikan Islam secara garis
5. Mendidik dengan pembiasaan besar meliputi empat kemampuan
diri dan pengamalan. dasar anak didik, yaitu:
6. Mendidik dengan mengambil 1. Sikap dan pengamalan
‘ibrah(pelajaran) dan pribadinya, hubungannya
mau’izhah (peringatan). dengan Tuhan;
7. Mendidik dengan Targhib 2. Sikap dan pengamalan
(membuat senang) dan Tarhib dirinya, hubungannya dengan
(membuat takut) Pendidikan masyarakat.;
Islam yang dilalui oleh 3. Sikap dan pengamalan
peserta didik menanamkan kehidupannya, hubungannya
nilai-nilai agama secara utuh dengan alam sekitar;
terhadap anak didik setelah 4. Sikap dan pandangannya
proses pendidikan itu terhadap dirinya sendiri
berlangsung. selaku hamba Allah dan
Nilai-nilai agama yang telah selaku anggota
terbentuk pada pribadi anak didik masyarakatnya, serta selaku
tidak dapat diketahui oleh pendidik khalifah di muka bumi.
muslim tanpa melalui proses
Dari pembahasan tersebut perkembangan prestasi
terlihat jelas bahwa manusia itu belajarnya secara khusus.
dididik agar memilikikarakter yang 3. Perintah, yakni memberikan
baik dalam berbagai bidang. Bukan berbagai perintah yang sesuai
hanya terhadap Tuhannya saja dengan kemampuan anak
melainkan juga terhadap sesama didik, dengan
makhluk yang berada di bumi ini. mempertimbangkan usia anak
Untuk mencapai tujuan itu, didik dan mentalitasnya.
maka dalam pendidikan Islam pun 4. Larangan, yakni memberikan
terdapat alat-alat di dalamnya. Alat larangan kepada anak didik
pendidikan merupakan komponen untuk tidak melakukan
pendidikan yang sengaja dibuat dan tindakan tertentu.
digunakan demi pencapaian tujuan 5. Ganjaran, yakni menawarkan
pendidikan. Syaebani dan Akhdiyat hadiah bagi anak didik yang
(2010: 247) dalam bukunya melaksanakan berbagai
mengutip pendapat Syaiful Bahri perintah dan meninggalkan
yang mengatakan bahwa alat-alat larangannya.
pendidikan yang abstrak berkaitan 6. Hukuman, yakni menetapkan
dengan masalah pembiasaan, sanksi hukum yang bersifat
pengawasan, perintah, larangan, mendidik bagi semua anak
ganjaran, dan hukuman. Adapun didik yang melanggar
pejelasannya sebagai berikut: peraturan, baik dalam
1. Pembiasaan, anak didik keluarga, sekolah atau
dibiasakan melakukan suatu lingkungan sekitarnya.
kegiatan yang bersifat belajar, Ruang lingkup pendidikan
misalnya membiasakan Islam yang terakhir adalah
bengun pagi. lingkungan. Lingkungan adalah
2. Pengawasan, yakni ruang dan waktu yang menjadi
melakukan pengamatan yang tempat eksistensi manusia. Bagi
telaten terhadap umat Islam lingkungan yang baik
perkembangan anak didik dan berpengaruh dalam
secara umum, dan meningkatkan akhlak yang mulia
pengawasan terhadap adalah lingkungan yang sehat dan
dijadikan tempat berbagai kegiatan
yang bermanfaat, seperti pendidikan karsa. Urgensi pendidikan karakter,
Islam, pengajian, dan aktivitas islami diantaranya: Meningkatnya
lainnya. Adapun lingkungan yang kekerasan di kalangan remaja
harus dibina dengan konsep masyarakat, Penggunaan bahasa dan
pendidikan Islam antara lain: kata kata yang tidak baku,
lingkungan keluarga, lingkungan Pengaruh peer-group (geng) dalam
sekolah, dan lingkungan masyarakat tindak kekerasan menguat,
(Syaebani dan Akhdiyat, 2010: 263). Meningkatnya perilaku merusak diri,
4 Implementasi Pendidikan Islam seperti penggunaan narkoba, alcohol,
Pembentukan watak atau dan seks bebas, Semakin kaburnya
karakter tentunya harus dimulai dari pedoman moral bank dan buruk, Etos
pribadi/diri sendiri, dalam keluarga kerja yang menurun, Semakin
terutama orangtua sebagai rendahnya rasa hormat kepada orang
pendidiknya. Dalam Islam terdapat tua dan guru, gagalnya orangtua
tiga nilai utama, yaitu akhlak, adab, sebagai figur bagi anak-anaknya,
dan keteladanan. Akhlak merujuk lingkungan yang tidak kondusif,
kepada tugas dan tanggung jawab pemahaman agama yang dangkal,
selain syari’ah dan ajaran Islam dan lain-lain.
secara umum. Sedangkan adab
Karakter yang dimiliki oleh
merujuk pada sikap yang
setiap manusia itu berbéda bahkan
dihubungkan dengan tingkah laku
untuk mendidik sebuah karakter
yang baik. Dan keteladanan merujuk
seseorang diperlukan proses yang
pada kualitas karakter yang
sangat panjang. Untuk itu dalam
ditampilkan oleh seorang muslim
mendidik sebuah karakter diperlukan
yang baik mengikuti keteladanan
kesabaran yang tinggi. Dalam proses
Nabi Muhammad SAW. Ketiga nilai
pendidikan paling tidak kita
inilah yang menjadi pilar Pendidikan
mengarahkan kea rah yang lebih
karakter dalam Islam.
benanar sesuai dengan karaktér yang
dimiliki Nabi  Muhammad Saw.
KESIMPULAN yang meliputi sidik, amanah,
Pendidikan karakter fathanah, dan tabligh.
merupakan pendidikan yang
mengajarkan hakikat karakter dalam
ketiga ranah, yaitu cipta, rasa, dan
DAFTAR PUSTAKA

Lickona, T. (2009). Educating for


character: Howour schools can
teachres pectand responsibility.
New York: Bantam Books.
(Dalam Jurnal Imlementasi
kasundaan Berbasis Kebijakan
SPBS di Kabupaten
SumedangJawaBarat)
Majid,A.(2011).Taqwa
DasarPembentukan Karakter.In
D.
Budimansyah&K.Komalasari(E
ds.),PendidikanKarakter:NilaiInt
iBagi
UpayaPembinaanKepribadianBa
ngsa.Bandung:WidyaAksaraPres
s. (Dalam
JurnalImlementasikasundaan
Berbasis Kebijakan SPBS di
Kabupaten Sumedang
JawaBarat)
Kohlberg,L.
(1978).Revisionsinthetheoryand
practiceofmoral
development.New directions
forchild and
adolescentdevelopment,
1978(2),83-87.(Dalam Jurnal
Imlementasi kasundaan Berbasis
Kebijakan SPBS di Kabupaten
Sumedang Jawa Barat)
Lockheed,M.E.,& Verspoor,A.M.
(1991). Improving primary
education in developing
countries. Washington, D.C :
Published for the World Bank,
Oxford University Press. (Dalam
Jurnal Imlementasi kasundaan
Berbasis Kebijakan SPBS di
Kabupaten Sumedang
JawaBarat.

You might also like