You are on page 1of 18

Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan

Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

Article
Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel
Anggi Mariatulkubtia 1
1
Ilmu Hubungan Internasional,Universitas Indonesia, Indonesia
INFORMATION
ABSTRACT
Indonesia's success at the World Trade Organization (WTO)
SUBMISSION TRACK in demanding the European Union (EU) to drop its biodiesel
anti-dumping policy in 2018, as well as EU’s compliance
with the decision, is a unique case when faced with the
Recieved : 04 March 2020 perception that international institutions tend to be inclined
Final Revision : 25 April 2020
Available Online : 30 May 2020 towards developed countries and disadvantaging developing
countries. Utilizing qualitative research method and Robert
KEYWORD O. Keohane's liberal institutional functionalism theory, this
WTO, European Union, Indonesia, anti dumping,
paper describes how the WTO acted as a facilitator in
liberal institutions, international regime, resolving biodiesel disputes between the two parties. This
biodiesel. paper argues that the WTO does not only provide a dispute
settlement mechanism and help balance information biases,
KATA KUNCI but also raises the cost of reputation and credibility that EU
must pay if it chooses to defect the ruling. This paper shows
WTO, Uni Eropa, Indonesia, anti dumping, that international institutions can provide a platform for
institusi liberal, rezim internasional, biodiesel
developing countries when facing developed countries, as
CORRESSPONDENCE long as the said actor acts rationally and makes careful
calculations about its bargaining position and possible steps
E-mail : anggi.mariatulkubtia@ui.ac.id to be taken by its opponent.

ABSTRAK

Kemenangan Indonesia di World Trade Organization (WTO)


terhadap tuntutan penghapusan bea masuk anti dumping
biodiesel Uni Eropa pada tahun 2018, serta kepatuhan Uni
Eropa pada keputusan WTO tersebut, dapat dikatakan
sebagai sebuah anomali ketika dihadapkan pada persepsi
bahwa institusi internasional cenderung condong kepada
negara maju dan merugikan negara berkembang. Tulisan ini
menjabarkan bagaimana WTO berperan sebagai fasilitator
dalam upaya penyelesaian sengketa biodiesel di antara kedua
pihak, dengan menggunakan metode kualitatif dan teori
fungsionalisme institusi liberal Robert O. Keohane. WTO
tidak hanya memberikan platform dan menyeimbangkan bias
informasi lewat mekanisme penyelesaian sengketanya,
namun juga menaikkan biaya reputasi dan kredibilitas yang
harus dibayarkan Uni Eropa jika ia mengabaikan putusan
institusi perdagangan internasional tersebut. Penelitian ini
menunjukkan bahwa institusi internasional dapat
memberikan wadah bagi negara berkembang ketika
dihadapkan dengan negara maju, selama aktor bertindak
rasional dan membuat perhitungan yang matang mengenai
posisi tawarnya serta langkah-langkah yang akan ditempuh
oleh lawannya..

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 16


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

Pendahuluan industri kelapa sawit Indonesia berasal dari


Pada tahun 2018, WTO sejumlah kebijakan Pemerintah Indonesia
memenangkan gugatan Indonesia terhadap untuk mendorong penggunaan sumber
kebijakan anti-dumping Uni Eropa terhadap energi terbarukan di dalam negeri, serta
produk biodiesel Indonesia. Kemenangan mendorong nilai tambah dari produk-
ini merupakan seri kedua dari pertarungan produk kelapa sawit. Pada awal 2006,
legal antara Uni Eropa terhadap negara Pemerintah Indonesia menetapkan
produsen biodiesel, setelah sebelumnya kebijakan energi nasional yang
WTO memenangkan Argentina pada kasus memandatkan bauran biofuel hingga 5%
serupa. Mengikuti putusan WTO ini, pada pada tahun 2025. Selain itu, subsidi harga
November 2018, Uni Eropa mengumumkan juga membantu mendorong pertumbuhan
bahwa badan supranasional Eropa tersebut produksi biodiesel di Indonesia. Berkat
telah merevisi kebijakan anti-dumping-nya kebijakan tersebut, total produksi Indonesia
untuk menyesuaikan dengan putusan meningkat pesat dari 65 juta liter pada
WTO.1 Secara efektif, penyesuaian tahun 2006 menjadi 2.2 miliar liter pada
kebijakan ini kembali membuka keran tahun 2012.3 Terlepas dari kebijakan-
impor untuk produk biodiesel dari kebijakan yang akomodatif terhadap
Indonesia ke pasar Eropa. industri biodiesel tersebut, bahan bakar
Uni Eropa menerapkan peraturan fosil masih menjadi sumber energi utama di
anti-dumping-nya terhadap Indonesia pada indonesia. Selain itu, tidak ditetapkannya
tahun 2013, dengan dalih bahwa Indonesia regulasi harga pokok yang kompetitif bagi
telah menjual produk biodieselnya dengan produsen membuat pengusaha biofuel lebih
harga yang lebih rendah dari harga memilih mengirim hasil produksinya ke
domestik ke pasar Eropa. Menurut Uni pasar ekspor. Implikasinya, serapan
Eropa, harga yang jauh lebih murah ini domestik biodiesel Indonesia masih
telah melukai produsen biodiesel di dalam berkisar di 30% dari total produksi 670 juta
kawasan tersebut. Atas dasar tersebut, Uni liter pada tahun 2012 dengan keseluruhan
Eropa mengenakan bea masuk yang sangat sisa produksi harus diekspor ke pasar
tinggi pada produk biodiesel Indonesia. global.4
Akibatnya, Indonesia kehilangan hingga Sementara itu, Uni Eropa adalah
lebih dari US$600 juta potensi ekspor produsen sekaligus konsumen terbesar
biodiesel per tahun akibat kesulitan biodiesel di dunia. Uni Eropa memproduksi
mengakses pasar Uni Eropa, yang sepertiga dari suplai biodiesel global dan
merupakan pasar kelapa sawit dan mengkonsumsi lebih dari 40% total
turunannya terbesar di dunia.2 produksi dunia.5 Biodiesel menyumbang
Tuduhan Uni Eropa terhadap adanya 75% dari total kebutuhan energi terbarukan
mekanisme dumping yang dilakukan oleh sektor transportasi Uni Eropa. Penggunaan
bahan bakar terbarukan untuk sektor
1
“Dispute Settlement - DS480: European Union: transportasi Eropa sendiri dimulai pada
Anti-Dumping Measures on Biodiesel from dekade 1990-an, di antaranya didorong oleh
Indonesia,” WTO, n.d., naiknya harga minyak mentah dunia dan
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases
_e/ds480_e.htm.
2
“Perkembangan Biodiesel Indonesia dan 3
Ibid.
4
Keberatan Indonesia atas Bea Masuk Anti Dumping Ibid.
Uni Eropa,” Indonesian Palm Oil Association 5
UNCTAD, The State of Biofuels Market:
(GAPKI IPOA), 2017, Regulatory, Trade and Development Perspectives,
https://gapki.id/news/2519/perkembangan-biodiesel- (United Nations, 2014),
indonesia-dan-keberatan-indonesia-atas-bea-masuk- https://unctad.org/en/PublicationsLibrary/ditcted201
anti-dumping-uni-eropa. 3d8_en.pdf.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 17


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

insentif pajak terhadap industri terkait di melimpahnya bahan baku berupa minyak
Jerman dan Perancis. Saat ini, total kelapa sawit di Indonesia dan minyak
produksi dari kedua negara tersebut kedelai di Argentina, serta kebijakan
menyumbang lebih dari separuh total domestik di masing-masing negara, telah
produksi biodiesel Uni Eropa.6 menjadikan kedua negara tersebut sebagai
Singkatnya, sementara Indonesia sumber alternatif suplai biodiesel dunia.9
membutuhkan pasar ekspor untuk Sejumlah literatur menunjukkan
menyalurkan produk biodieselnya, Uni bahwa perkembangan pasar biodiesel ini
Eropa membutuhkan suplai sumber energi utamanya didorong oleh kebijakan
terbarukan untuk memenuhi kebutuhannya domestik yang memfasilitasi produksi dan
yang terus meningkat. Namun demikian, penggunaan bahan bakar tersebut.
common interest kedua negara ini terganjal Kebijakan tersebut umumnya berupa
oleh kepentingan Uni Eropa untuk mandat bauran energi, pembebasan pajak
mempertahankan produksi dalam serta aturan mengenai investasi.10 Selain
negerinya, yang terancam oleh murahnya itu, laporan-laporan tersebut juga
harga biodiesel yang diimpor dari menunjukkan tingginya tingkat
Indonesia. Akibatnya, Uni Eropa ketidakpastian dalam perdagangan
memutuskan untuk menerapkan kebijakan biodiesel, yang didorong oleh dominasi Uni
anti-dumping kepada produk biodiesel Eropa dalam rantai pasokan dan konsumsi
Indonesia. biodiesel. Karenanya, perdagangan
Dalam ranah perdagangan komoditas ini umumnya dicapai lewat
internasional, perkembangan pasar kerjasama bilateral dan kesepakatan
biodiesel di dunia sebetulnya relatif baru preferential treatment, serta penetapan bea
dan tumbuh cukup pesat selama dua dekade masuk bagi negara-negara di luar perjanjian
terakhir. Tingginya harga minyak dan gas, tersebut, baik untuk melindungi produsen
serta kekhawatiran akan sumbangan emisi di dalam negeri maupun partner dagang
karbon dari bahan bakar fosil terhadap terkait.11 Ketidakpastian juga timbul dari
perubahan iklim, telah mendorong perdebatan mengenai posisi biodiesel
kenaikan tren permintaan dan produksi sebagai sumber energi terbarukan,
energi terbarukan di dunia semenjak awal mengingat proses produksinya yang
tahun 2000. Tercatat, konsumsi biodiesel melibatkan pembebasan lahan dan
12
dunia meningkat dari 1,3 juta liter pada deforestasi yang cukup masif. Pesatnya
tahun 2001 menjadi sekitar 35,2 juta liter perkembangan pasar biodiesel serta
pada tahun 2016.7 Sekitar 14,4 juta liter ketidakpastian pasar komoditas ditengarai
atau 41% dari total konsumsi dunia di berpotensi untuk terus memancing sengketa
tahun 2016 tersebut diserap oleh pasar Uni dagang kedepannya.
Eropa.8 Walaupun produksi dan Terlepas dari tren dan ketidakpastian
penyerapan biodiesel dunia masih di pasar biodiesel, keputusan Indonesia
didominasi oleh Uni Eropa, namun
9
Ibid.
6 10
Ibid. OECD/FAO, OECD-FAO Agricultural Outlook
7
“Biofuels Explained – Use of biodiesel,” U.S. 2018-2027 (Paris: OECD Publishing/Rome: Food
Energy Information Administration (EIA), n.d., and Agriculture Organization of the United Nations,
https://www.eia.gov/energyexplained/biofuels/use- 2018), http://www.fao.org/3/I9166EN/I9166EN.pdf.
11
of-biodiesel.php. UNCTAD, The State of Biofuels Market:
8
“EU-28 Biofuels Annual,” USDA Foreign Regulatory, Trade and Development Perspectives,
Agricultural Service, 3 Juli 2018, (United Nations, 2014),
https://apps.fas.usda.gov/newgainapi/api/report/dow https://unctad.org/en/PublicationsLibrary/ditcted201
nloadreportbyfilename?filename=Biofuels 3d8_en.pdf.
12
Annual_The Hague_EU-28_7-3-2018.pdf. Ibid.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 18


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

untuk mengajukan tuntutan ke WTO serta penggugat, kedua setelah Amerika Serikat
kepatuhan Uni Eropa terhadap putusan dengan 124 kasus.17
WTO tersebut menjadi menarik untuk Sementara itu, posisi tawar Indonesia
dikaji karena beberapa faktor. Pertama, di dalam institusi perdagangan
sejumlah literatur menunjukkan bagaimana internasional tersebut bisa dikatakan sangat
WTO dianggap mengakomodasi lemah. Hingga Indonesia mengajukan
kepentingan negara maju, terutama AS dan gugatan atas kebijakan anti-dumping Uni
Uni Eropa.1314 Sejumlah norma dan Eropa di tahun 2013, Indonesia hanya
regulasi dalam WTO dianggap dibentuk pernah menang satu kali di WTO. Pada
untuk mengakomodasi kepentingan negara- tahun 2007, Indonesia memenangkan
negara maju dan kerap merugikan negara- gugatan terhadap kebijakan anti-dumping
negara berkembang. Literatur-literatur Korea Selatan terhadap beberapa produk
tersebut lebih jauh memaparkan bagaimana kertas dari Indonesia, yang kemudian
terdapat permainan kekuatan yang dapat rekomendasinya tidak diikuti oleh negara
mempengaruhi pembuatan regulasi di Asia Timur tersebut.18 Sementara itu,
WTO, yang membuat institusi tersebut sengketa produk tembakau Indonesia
dipandang sebagai instrumen negara maju dengan AS, yang sempat diajukan di WTO
untuk meningkatkan leverage-nya di dalam pada tahun 2010, nyatanya berakhir dengan
perdagangan internasional. Hal ini terutama kesepakatan yang dibuat di luar institusi
terlihat dalam frekuensi AS dan Uni Eropa tersebut.19
dalam mengajukan tuntutan di institusi Ketidakpastian pasar biodiesel,
tersebut.15 kuatnya pengaruh Uni Eropa di rezim
Uni Eropa, sebagai salah satu dari perdagangan dunia, serta sejumlah temuan
empat negara maju yang terlibat dalam dalam penelitian terdahulu yang
quad, memanfaatkan dengan baik kerangka menunjukkan bagaimana WTO cenderung
penyelesaian sengketa yang ditawarkan memfasilitasi negara maju dan
oleh WTO. Dari total 592 kasus yang telah menganaktirikan negara berkembang
ditangani WTO semenjak institusi membuat proses penyelesaian sengketa
perdagangan global itu berdiri pada 1995, biodiesel antara Indonesia dan Uni Eropa
Uni Eropa terlibat dalam 394 kasus.16 Uni ini menjadi menarik untuk dikaji. Hal ini
Eropa melakukan gugatan dalam kerangka bukan saja karena Indonesia muncul
penyelesaian sengketa WTO hingga 103 sebagai pemenang dalam gugatannya
kasus, dan menjadi entitas yang paling terhadap Uni Eropa, namun juga karena
sering muncul sebagai complainant atau keputusan Uni Eropa untuk menghapus bea
masuk anti-dumping terhadap komoditas
biodiesel Indonesia, sebagai tindak lanjut
13
Kristen Hopewell, “New Protagonists in Global dari putusan WTO.
Economic Governance: Brazilian Agribusiness at Sementara itu, penelusuran tulisan ini
the WTO,” New Political Economy 18, no. 4 (2013):
603–23, hanya menemukan satu publikasi ilmiah
https://doi.org/10.1080/13563467.2013.736957.
14
Davinder Kumar Madaan, “WTO and the 17
Ibid.
Developing Countries,” India Quarterly: A Journal 18
“Korea — Anti-Dumping Duties on Imports of
of International Affairs 56, no. 3-4 (2000): 53–60, Certain Paper from Indonesia,” WTO, n.d.,
https://doi.org/10.1177/097492840005600304. https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases
15
P Rameshan, “Trade Disputes under WTO,” _e/ds312_e.htm.
Foreign Trade Review 38, no. 3-4 (2003): 19–37. 19
“United States — Measures Affecting the
https://doi.org/10.1177/0015732515040402. Production and Sale of Clove Cigarettes,” WTO,
16
“The European Union and the WTO,” WTO, n.d., n.d.,
https://www.wto.org/english/thewto_e/countries_e/e https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases
uropean_communities_e.htm. _e/ds406_e.htm.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 19


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

mengenai peran WTO dalam sengketa sekunder dari buku, artikel, jurnal, serta
biodiesel Indonesia dan Uni Eropa. Tulisan media daring yang berkaitan dengan topik
Niken Lestari Adhystya mendalami tahap yang dibahas. Tulisan ini juga
administratif sengketa dengan menggunakan data primer yang diambil
menggunakan konsep organisasi dari situs resmi WTO
internasional dan good governance.20 Dalam analisisnya, tulisan
Namun demikian, tulisan tersebut belum menggunakan pemikiran Robert O.
menjabarkan secara gamblang variabel Keohane mengenai fungsi institusi
mengenai benturan kepentingan antara internasional dan kepatuhan negara
negara maju dan negara berkembang, serta terhadap norma dan regulasi yang dianut
permainan kekuatan dan puzzle mengenai dalam institusi tersebut. Keohane, dalam
kepatuhan Uni Eropa terhadap putusan sejumlah tulisannya, menegaskan bahwa
WTO. negara adalah aktor rasional dalam sistem
Berangkat dari pemaparan di atas, internasional yang anarkis.2122 Berangkat
tulisan ini disusun untuk menganalisis dari pemikiran tokoh-tokoh dari paradigma
peran WTO dalam sengketa dagang realis, Keohane mengakui adanya
biodiesel antara Indonesia dan Eropa pada perolehan relatif (relative gain) yang dapat
periode 2013-2018, yang berujung pada menghalangi kerjasama dan menimbulkan
rekomendasi WTO bagi Uni Eropa untuk konflik.23 Konflik dapat timbul dari
menganulir kebijakan bea masuk anti peningkatan intensitas kerjasama, karena
dumping-nya. Tulisan ini juga ditujukan interdependensi dan intervensi dari
untuk menjawab teka-teki kepatuhan Uni pemerintah dapat menimbulkan
Eropa terhadap putusan yang dikeluarkan kemungkinan benturan antara kebijakan.24
oleh WTO tersebut. Urgensi penelitian ini Institusi terbentuk tidak hanya karena
lebih jauh muncul dari perlunya menilik potensi kerjasama namun juga dari potensi
kembali proses penyelesaian sengketa adanya konflik. Keohane mendefinisikan
biodiesel antara Indonesia dan Uni Eropa, institusi internasional sebagai “seperangkat
setelah Indonesia kembali mengajukan aturan yang persisten dan terhubung
tuntutan terhadap organisasi supranasional (formal dan informal) yang menetapkan
tersebut ke WTO pada November 2019. peran perilaku, membatasi aktivitas, dan
Tuntutan tersebut diajukan setelah Uni membentuk harapan.”25 Institusi tidak
Eropa, pada September 2018, resmi hanya dapat mengurangi ketakutan akan
menetapkan kembali bea masuk anti kecurangan, namun juga kecemasan akan
dumping terhadap Indonesia. perolehan yang tidak setara dari kerjasama.
Institusi dapat memberikan informasi
Metode Penelitian
Artikel ini menggunakan metode 21
kualitatif deskriptif untuk mememetakan Robert Owen Keohane, After Hegemony:
Cooperation and Discord in the World Political
peran WTO dalam menengahi konflik Economy, (Princeton, N.J: Princeton University
perdagangan biodiesel antara Indonesia Press, 1984).
dengan Uni Eropa. Data yang digunakan 22
Robert O. Keohane and Lisa L. Martin, “The
dalam penelitian ini menggunakan data Promise of Institutionalist Theory,” International
Security 20, no. 1 (1995): 39–51.
https://doi.org/10.2307/2539214.
20 23
Adhystya, N. L. (2019-03-15). Peran WTO dalam Ibid, 44.
24
Penyelesaian Sengketa Biodiesel antara Indonesia Ibid, 46.
25
dan Uni Eropa Tahun 2014-2017 (Undergraduate Lisa L. Martin, and Beth A. Simmons,
Thesis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, “International Organizations and Institutions,” in
Bantul, Indonesia). Retrieved from Handbook of International Relations, (2013), 326–
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/26052 51. https://doi.org/10.4135/9781446247587.n13.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 20


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

mengenai distribusi keuntungan, prinsipal dari suatu rezim internasional


memfasilitasi kerja sama dan bukan sebagai status legal formal yang
menyelesaikan konflik distribusi dan dapat mengikat negara, mengingat adanya
dengan meyakinkan partisipan bahwa batasan-batasan kedaulatan yang
keuntungan dibagi merata.26 Singkatnya, memungkinkan negara untuk menolak
institusi dapat mengubah konteks relasi tanggung jawab legal dan hak properti yang
antar negara dari situasi yang minim diterapkan dalam politik internasional.
informasi dalam prisoner’s dilemma Implementasi dari tanggung jawab legal ini
menajadi interaksi berkelanjutan seperti muncul dalam bentuk perjanjian semu atau
dalam iterated prisoner’s dilemma. Dalam "quasi-agreement".. Selain itu, bentuk legal
situasi dengan banyak aktor dan interaksi formal ini bisa saja muncul sebagai bentuk
yang berulang ini, rasionalitas akan konvensi: suatu aktor dapat saja mematuhi
mendorong aktor untuk lebih rezim internasional bukan karena rezim
mempertimbangkan perolehan absolut alih- tersebut menawarkan alternatif terbaik,
alih perolehan relatif.27 namun karena aktor lain juga mematuhi
rezim tersebut. Legal liability ini,
a). Teori Fungsionalisme dalam Institusi memberikan informasi dan menghasilkan
Liberal pola biaya transaksi, dengan menaikkan
Argumen fungsionalisme Keohane biaya pengingkaran atas komitmen dan
menegaskan bahwa efek yang diantisipasi menurunkan biaya kerjasama yang
dari rezim internasional dapat menjelaskan berlangsung dalam kerangka institusi
tindakan negara-negara yang berada pada tersebut.29
rezim tersebut. Negara percaya bahwa Kedua, rezim internasional juga dapat
upaya ad hoc untuk membangun perjanjian menaikkan atau menurunkan ongkos relatif
tanpa kerangka kerja rezim akan berujung suatu transaksi. Rezim internasional dapat
pada hasil lebih rendah jika dibandingkan membebankan ongkos transaksi yang berat
dengan negosiasi yang dilakukan dalam pada negara ketika negara tersebut
sebuah rezim. Keohane mengklasifikasikan melakukan tindakan yang melanggar norma
ekspektasi terhadap rezim ini dalam tiga dalam rezim tersebut. Ketika suatu negara
fungsi institusi, yaitu legal liability, mengikuti aturan dalam rezim
transaction cost, dan masalah internasional, rezim dapat membantu
28
ketidakpastian. mengurangi ongkos transaksi. Secara
Pertama, fungsi legal liability suatu literal, rezim juga dapat mengurangi
institusi dapat membangun harapan timbal ongkos transaksi dari sisi teknis, misalnya
balik yang stabil tentang pola perilaku aktor dengan menyediakan forum dan sekretariat
lain, serta mengembangkan hubungan kerja yang dapat menjadi katalis bagi perjanjian.
yang memungkinkan negara untuk Selain itu, mengingat bahwa aturan dan
menyesuaikan praktik mereka dengan prinsip dari suatu rezim dapat diterapkan di
perkembangan-perkembangan baru. dalam ranah yang luas, hal ini membuat
Keohane mendefinisikan signifikansi negosiasi menjadi lebih efisien karena tidak
perlu diulang ketika ada isu baru yang
26
Robert O. Keohane and Lisa L. Martin, “The muncul.30
Promise of Institutionalist Theory,” International Terdapat kecenderungan bahwa satu
Security 20, no. 1 (1995): 46.
https://doi.org/10.2307/2539214. rezim dapat bersinggungan dengan rezim
27
Ibid. lain, misalnya rezim perdagangan dengan
28
Robert O. Keohane, After Hegemony:
Cooperation and Discord in the World Political
29
Economy, (Princeton, N.J: Princeton University Ibid, 89.
30
Press, 1984), 88. Ibid, 89-92.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 21


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

rezim moneter. Karenanya, rezim dapat dengan pihak lainnya. Hal ini dapat
memunculkan kemudahan atau kesulitan memunculkan persepsi mengenai
untuk menghubungkan satu isu dengan isu kemungkinan manipulasi dan menghalangi
lainnya dan menyusun side payment, kerjasama.34 Informasi yang diperlukan
misalnya untuk memberikan imbal hasil aktor dalam institusi internasional bukanlah
atau imbal rugi sebagai dari suatu sekadar sumber daya yang dimiliki aktor
kerjasama atau pelanggaran. Dengan lain dan posisi mereka dalam negosiasi,
demikian, linkage dan side payment di namun juga prediksi yang akurat mengenai
antara isu-isu yang dikelompokkan dalam posisi aktor tersebut di masa depan.35
rezim yang sama menjadi lebih mudah, Karenanya, reputasi suatu negara menjadi
karena tradeoff internal yang diperlukan penting dalam membujuk negara lain untuk
akan cenderung terjadi di dalam daripada membuat kesepakatan. Institusi dapat
lintas biro.31 Dengan linkage, institusi memberikan informasi yang berharga
memungkinkan adanya balasan yang efektif mengenai distribusi keuntungan,
terhadap kecurangan dan juga menciptakan memfasilitasi kerja sama dan
ruang untuk pertukaran yang saling menyelesaikan konflik distribusi dan
menguntungkan.32 dengan meyakinkan partisipan bahwa
Fungsi terakhir dari institusi keuntungan dibagi secara merata.36
internasional adalah untuk mengatasi Selain itu, adalah penting bagi aktor
masalah informasi dan ketidakpastian. untuk memiliki pengetahuan tentang calon
Politik dunia diwarnai oleh konflik dan mitranya dalam suatu kesepakatan
kesamaan kepentingan. Dalam kondisi terdahulu. Suatu negara bisa saja
demikian, aktor dihadapkan pada potensi memerlukan informasi pasti mengenai
kecurangan. Menurut Keohane, tanpa situasi, intensi, tingkat preferensi dan
adanya institusi yang dapat menjembatani kesediaan calon mitranya untuk menaati
benturan kepentingan, sejumlah negosiasi suatu kesepakatan termasuk dalam kondisi
yang sebetulnya dapat menguntungkan sulit di masa depan. Mitra potensial dapat
kedua pihak tidak dapat dibuat karena mengamati perkembangan suatu situasi dan
dihalangi oleh masalah ketidakpastian. jika negara dianggap tertutup atau tidak
Sumber dari masalah ketidakpastian ini, memiliki komitmen untuk mematuhi suatu
menurut Keohane, adalah disebabkan oleh kesepakatan, mereka dapat memutus
asymmetrical information, moral hazard prospek dari suatu kesepakatan di masa
dan irresponsibility.33 datang atas dasar ketidakpastian.37
Bentuk informasi yang tidak simetris Terakhir, ketidakpastian dapat
ini bukanlah sekadar persoalan kurangnya muncul dari moral hazard dan
informasi, namun juga menggambarkan irresponsibility. Suatu perjanjian bisa saja
pola informasi yang bias secara sistemik. menimbulkan insentif bagi aktor untuk
Artinya, ada kesenjangan informasi, yaitu mengejar tindakan yang berisiko.
ketika satu pihak mengetahui lebih banyak Sementara itu, irresponsibility, yaitu ketika
mengenai suatu perjanjian dibanding
34
Ibid, 94.
31 35
Ibid. Ibid.
32
Robert O. Keohane and Lisa L. Martin, “The 36
Robert O. Keohane and Lisa L. Martin, “The
Promise of Institutionalist Theory,” International Promise of Institutionalist Theory,” International
Security 20, no. 1 (1995): 49. Security 20, no. 1 (1995): 46.
https://doi.org/10.2307/2539214. https://doi.org/10.2307/2539214.
33 37
Robert O. Keohane, After Hegemony: Robert O. Keohane, After Hegemony:
Cooperation and Discord in the World Political Cooperation and Discord in the World Political
Economy, (Princeton, N.J: Princeton University Economy, (Princeton, N.J: Princeton University
Press, 1984), 93. Press, 1984), 95.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 22


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

aktor menolak untuk mematuhi adalah upaya untuk mempertahankan nilai-


kesepakatan yang sebelumnya telah nilai dari institusi yang beroperasi dan
disetujui karena adanya perubahan situasi, jaringan antar isu dan rezim.42 Menurut
dapat mengakibatkan calon mitra Keohane, akan lebih sulit bagi negara untuk
mempertimbangkan ulang hubungan membuat institusi daripada
43
kerjasama yang akan dilakukan di masa mempertahankannya. Mengingat bahwa
yang akan datang.38 adalah lebih baik untuk bekerjasama di
bawah institusi daripada tidak sama sekali,
b). Kepatuhan negara akan cenderung untuk menghormati
Negara dapat menunjukkan aturan institusi daripada meresikokan
kepatuhannya terhadap rezim internasional, efektifitas dari institusi tersebut.
terlepas dari insentif negara untuk Jaringan antar isu dan rezim,
melakukan pelanggaran yang didasari oleh sementara itu, menjelaskan bahwa
kepentingan myopic. Kepentingan myopic kepatuhan dapat dimotivasi oleh linkage
merujuk pada persepsi negara terhadap dan reputasi. Seperti yang telah dipaparkan
ongkos dan perolehan relatif terhadap suatu diatas, institusi internasional dapat
isu, jika isu ini diisolasi dari isu lain.39 mengaitkan isu yang mana tindakan suatu
Sangsi terhadap pelanggaran dalam institusi negara dapat berpengaruh pada aktor dan
internasional haruslah dilakukan dengan isu lain. Tekanan sosial lewat pengaitan
kesadaran tiap-tiap anggota, mengingat antar isu dapat menjadi alasan negara untuk
bahwa rezim internasional merupakan patuh terhadap komitmennya.44 Aktor yang
institusi yang terdesentrialisasi. Institusi, egois akan dipaksa untuk melihat adanya
sementara itu, hanya menyediakan prosedur potensi bahwa tindakannya akan
dan aturan untuk mengkoordinasi sangsi. diperhitungkan oleh aktor-aktor lain atau
Bagaimana struktur yang tidak menimbulkan retaliation.45
terpusat serta persepsi negara terhadap Di sisi lain, reputasi dapat mendorong
kepentingan ini menjadi anomali ketika kepatuhan ketika suatu negara menganggap
dihadapkan pada kepatuhan negara reputasi mereka dipertaruhkan. Terlepas
terhadap aturan rezim. Oran R. Young dari keuntungan yang mungkin diperoleh
(1979) mendefinisikan kepatahuan sebagai negara dari pelanggaran, kecemasan bahwa
“tingkat hingga mana perilaku negara pelanggaran tersebut berimbas pada
menyesuaikan dengan apa yang ditentukan pelanggaran aktor lain dapat mendorong
atau dilarang oleh suatu perjanjian”.40 negara untuk menghormati kesepakatan.
Sementara itu, Jana von Stein (2013) Selama terdapat isu-isu yang
mendefinisikan kepatuhan sebagai “tingkat berkesinambungan serta selama aktor
dari bagaimana suatu kesepakatan dapat mengawasi tindakan aktor lainnya dan
mempengaruhi perilaku suatu negara”.41 memperhitungkan pelanggaran yang pernah
Keohane menjelaskan bahwa dilakukan lawannya di masa lalu, Keohane
kepatuhan negara terhadap institusi dapat berargumen bahwa memiliki reputasi baik
didorong oleh dua faktor. Faktor tersebut menjadi penting bagi negara.46 Hal ini

38
Ibid, 96. 42
39 Robert O. Keohane, After Hegemony:
Ibid.
40 Cooperation and Discord in the World Political
Lutmar, C., Carneiro, C. L., & Mitchell, S. Economy, (Princeton, N.J: Princeton University
M. L. (2016). Formal Commitments and States’ Press, 1984), 102...
Interests: Compliance in International 43
Ibid.
Relations. International Interactions, 42(4), 44
Ibid, 103.
45
559–564. Ibid, 106.
41 46
Ibid. Ibid.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 23


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

mengingat bahwa dalam kondisi yang dalam perdagangan internasional namun


penuh ketidakpastian, negara akan terhadap reaksi apa yang dapat dan tidak
mempertimbangkan dengan siapa dia akan dapat dilakukan suatu negara dalam
membuat kesepakatan dan menyikapi produk dumping.47 Perjanjian
memperhitungkan ekspektasi terhadap anti-dumping WTO membolehkan negara
komitmen lawannya. yang mengalami material injury atau
kerugian material akibat kebijakan dumping
Tabel 1 Operasionalisasi Teori mitra dagangnya, untuk mengambil
Institusi Internasional tindakan terhadap mekanisme dumping
Kepentingan Tiga Fungsi Kepentingan
negara mitra tersebut. Implikasinya, dalam
Negara A Institusi Liberal: Negara B
Providing Legal upaya mengontrol harga produk impor hasil
Liability dumping, negara dapat bertindak di luar
Adjusting aturan umum WTO mengenai perdagangan
Transaction Cost non-diskriminatif.
Addressing
Namun demikian, negara hanya dapat
Misinformation
and Uncertainty menerapkan kebijakan anti-dumping
setelah terlebih dahulu membuktikan
Kepatuhan adanya upaya dumping yang dilakukan
mitra dagangnya, serta menunjukkan bukti
WTO adanya material injury terhadap industri
Kepentingan Fungsi WTO Kepentingan serupa di dalam negeri. Dalam kaitannya
Indonesia dalam: Uni Eropa
Providing Legal
dengan pembuktian kebijakan dumping,
Liability mekanisme penghitungan harga asli produk
Adjusting dapat dilakukan lewat tiga metode, yaitu
Transaction Cost membandingkannya dengan harga
Addressing domestik negara pengekspor, dengan
Misinformation
and Uncertainty
negara ketiga yang mengimpor produk
yang sama, atau dengan ongkos produksi
Penghapusan Bea produsen. Kebijakan anti-dumping tidak
Masuk Anti dapat diberlakukan apabila impor dari mitra
Dumping Uni dagang terkait adalah kurang dari 3%, atau
Eropa
7% jika anti-dumping hendak diterapkan ke
beberapa negara, dari total impor produk
Diskusi dan Analisis
serupa yang masuk ke dalam negeri.48
Peran WTO dalam Sengketa Biodiesel
Uni Eropa mengumumkan keputusan untuk
Indonesia dan Uni Eropa
menetapkan kebijakan bea masuk anti-
a). Peran WTO dalam Menyediakan
dumping kepada produk biodiesel dari
Fungsi Legal Liability
Indonesia pada akhir tahun 2013. Lewat
Dalam konteks sengketa biodiesel antara
putusan ini, Uni Eropa mengenakan bea
Indonesia dan Uni Eropa, tanggung jawab
masuk tambahan rata-rata sebesar 18,9%
legal yang ditawarkan oleh WTO muncul
bagi produk biodiesel Indonesia.49
dalam bentuk Anti-Dumping Agreement.
Perjanjian tersebut merupakan turunan dari
Artikel 6 GATT, yang mendefinisikan 47
“Anti-Dumping,” WTO, n.d.,
dumping sebagai mekanisme untuk https://www.wto.org/english/tratop_e/adp_e/adp_e.h
tm.
mengekspor produk dengan harga di bawah 48
Ibid.
harga rata-rata pasar domestik. Dalam 49
“EU to Impose Definitive Anti-Dumping Duties
operasinya, WTO tidak mengatur dumping on Biodiesel from Argentina and Indonesia,”
European Commission, 21 November 2013,

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 24


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

Keputusan ini diambil setelah European biodiesel Uni Eropa yang menyentuh angka
Comimission melakukan investigasi selama $9.6 miliar. Jika kebijakan bea masuk anti-
15 bulan terhadap perusahaan-perusahaan dumping ini urung dilakukan, angka ini
produsen biodiesel Indonesia dan diperkirakan akan terus meningkat
menemukan bahwa Indonesia telah mengingat laju pertumbuhan ekspor
menerapkan kebijakan dumping yang biodiesel Indonesia yang pesat,
membuat harga produk biodieselnya di ketersediaan bahan baku minyak kelapa
pasar Uni Eropa menjadi lebih murah dari sawit yang melimpah serta kebutuhan
harga domestik. Imbasnya, praktik ini energi terbarukan di pasar Eropa yang
dianggap merugikan produsen di Uni Eropa diperkirakan akan terus naik di masa yang
baik secara finansial maupun operasional.50 akan datang. Sejak dikenakan bea masuk
Menurut temuan dari investigasi tersebut, anti-dumping oleh Uni Eropa, kinerja
perusahaan-perusahaan Indonesia telah ekspor biodiesel dari Indonesia ke kawasan
diuntungkan oleh akses terhadap bahan tersebut turun sangat drastis dari US$635
baku minyak kelapa sawit yang, menurut juta pada 2013 menjadi US$9 juta pada
Uni Eropa, harganya jauh di bawah rata- 2016.53 Berdekatan dengan Argentina yang
rata harga dunia. Uni Eropa berargumen juga terkena aturan anti dumping ini,
bahwa adanya akses ini membuat Indonesia Indonesia mengajukan gugatan pada WTO
menikmati selisih dumping antara 8,8% pada tahun 2014.
hingga 23,3%. Uni Eropa mengklaim
bahwa terlepas dari temuan ini, mereka Tabel 2
telah memberikan bea keringanan (lesser Produksi, Konsumsi, dan Perdagangan Biodiesel
Indonesia (juta liter)
duty role), yang mengindikasikan
bahwa kebijakan ini diterapkan Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

untuk melindungi Stok Awal 18 15 81 38 40 55 7 57 34


industri negeri dan bukan sebagai Produksi 630 330 740 1800 2200 2800 3000 1180 2450
hukuman.51 Impor 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sebelum kebijakan anti dumping Ekspor 610 204 563 1440 1515 1800 1350 343 200
berlaku, ekspor biodiesel
Indonesia ke Uni Eropa sempat Konsumsi 23 60 220 358 670 1048 1600 860 2250

mencapai $1,4 miliar di tahun Sumber: Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa


2011.52 Saat Indonesia mengajukan Sawit Indonesia54
gugatannya ke WTO, kontribusi ekspor 4000
biodiesel Indonesia ke pasar Uni Eropa 3000
masih berkisar di angka 5% dari total pasar
2000

https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/e 1000
n/IP_13_1140.
50 0
Ibid.
200920092010201120122013201420152016
51
“United States — Measures Affecting the
Production and Sale of Clove Cigarettes,” WTO, Produksi Ekspor Konsumsi
n.d.,
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases Grafik 1
_e/ds406_e.htm. Tren Produksi, Ekspor, dan Konsumsi Biodiesel
52
“Perkembangan Biodiesel Indonesia dan Indonesia
Keberatan Indonesia atas Bea Masuk Anti Dumping Sumber: Gabangan Asosiasi Pengusaha Kelapa
Uni Eropa,” Indonesian Palm Oil Association Sawit Indonesia55
(GAPKI IPOA), 2017,
https://gapki.id/news/2519/perkembangan-biodiesel-
53
indonesia-dan-keberatan-indonesia-atas-bea-masuk- Ibid.
54
anti-dumping-uni-eropa. Ibid.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 25


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

suprastruktur, ketentuan anti-dumping ini


Hasil temuan WTO yang diumumkan pada adalah bersifat quasi-agreement dan tidak
awal tahun 2018 menyatakan bahwa klaim dapat berdiri sendiri dalam mendorong Uni
Uni Eropa terhadap kebijakan dumping Eropa menyesuaikan perilakunya dengan
Indonesia adalah tidak sesuai dengan ekspektasi Indonesia. Bagaimana fungsi
ketentuan kebijakan anti-dumping dalam legal liability di dalam WTO dapat
institusi perdagangan internasional tesebut. mendorong Uni Eropa untuk merevisi
Putusan ini secara efektif memakzulkan bea kebijakan bea masuknya akan sangat
masuk anti-dumping yang dikenakan Uni bergantung kepada kedua fungsi lain, yaitu
Eropa pada produk biodiesel Indonesia. fungsi transaction cost serta penyediaan
Menurut penelusuran WTO, biaya produksi informasi dan penanggulangan
yang dijadikan landasan oleh Uni Eropa ketidakpastian.
bukan berdasarkan dokumen dari produsen
yang diperiksa.56 Dalam menghitung b). Peran WTO dalam Penyesuaian
normal value, Uni Eropa tidak Ongkos Transaksi
menggunakan biaya yang diterapkan di Dalam hemat penulis, fungsi penyesuaian
negara asal, yaitu Indonesia. Dalam proses ongkos transaksi dalam WTO muncul lewat
penyelidikan, Uni Eropa juga dikatakan mekanisme penyelesaian sengketa di dalam
panel gagal menunjukkan profit yang biasa institusi perdagangan tersebut. Mekanisme
didapatkan produsen/eksportir (selain yang penyelesaian sengketa dapat membantu
diperiksa) serta gagal menunjukkan harga mereduksi ongkos transaksi yang harus
ekspor dari perusahaan produsen dipenuhi oleh Indonesia, jika harus
berdasarkan harga yang digunakan menghadapi Uni Eropa tanpa menggunakan
produsen tersebut saat mengekspornya kerangka rezim. Menghadapi Uni Eropa
pertama kali ke pembeli independen di Uni yang merupakan pemain dominan di pasar
Eropa.57 biodiesel secara head-to-head tentu
Penulis berargumen bahwa regulasi tidaklah mudah dan memiliki resiko
mengenai kebijakan anti-dumping di dalam kekalahan yang tinggi. Selain itu, negosiasi
WTO memungkinkan Indonesia untuk dapat dilakukan dengan lebih efisien
membangun harapan terhadap perilaku mengingat telah terdapat aturan mengenai
timbal balik dari Uni Eropa. Adanya aturan kebijakan anti-dumping di dalam
regulasi ini memungkinkan Indonesia untuk WTO.
mendorong Uni Eropa menyesuaikan Mekanisme penyelesaian sengketa oleh
praktik mereka dengan ketentuan anti- WTO didasarkan pada GATT, yang
dumping di dalam institusi perdagangan merupakan perjanjian perdagangan global
tersebut. Namun demikian, meningat yang digunakan sebelum WTO berdiri.
bahwa WTO bukanlah institusi Mekanisme penyelesaian sengketa WTO
tertuang dalam Dispute Settlement
55
Ibid. Understanding (DSU), yang dibuat oleh
56
WTO, European Union – Anti-Dumping Dispute Settlement Board (DSB) yang
Measures on Biodiesel from Indonesia, (WTO, 25 berisi semua anggota WTO.58 Saat
Januari 2018), mengajukan gugatan, anggota WTO yang
https://docs.wto.org/dol2fe/Pages/FE_Search/FE_S_ bersangkutan harus menyebutkan mana saja
S009-
DP.aspx?language=E&CatalogueIdList=249529,249 peraturan WTO yang dilanggar. Dalam
041,248081,247597,243486,243490,241766,241767 menyelesaikan setiap sengketa, WTO
,237565,228340&CurrentCatalogueIdIndex=7&Full
TextHash=&HasEnglishRecord=True&HasFrenchR 58
“Dispute Settlement,” WTO, n.d.,
ecord=True&HasSpanishRecord=True. https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/dispu
57
Ibid. _e.htm.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 26


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

selalu mengacu pada penjadwalan yang terlapor dapat merundingkan kompensasi


detail agar kasus dapat ditangani dengan kerugian dagang yang dialami oleh pihak
baik dalam waktu yang tepat. pelapor, sebagai pengganti dari
Proses penyelesaian sengketa WTO dibagi pelaksanaan rekomendasi WTO. Bentuk,
dalam dua fase serta satu fase banding. mekanisme dan lainnya terkait dengan
Pertama, fase konsultasi, di mana pihak kompensasi tersebut merupakan domain
yang terlibat mencoba menyelesaikan pihak yang terlibat dan didasarkan atas
masalah mereka lewat diskusi antara kedua kesepakatan bersama (mutual agreement).
belah pihak. Dalam peraturan WTO, kedua Jika perundingan tersebut tidak
belah pihak diberi waktu maksimal 60 hari menemukan kesepakatan, maka pihak
untuk menyelesaikan permasalahan di terlapor harus melaksanakan putusan WTO
antara mereka.59 Jika konsultasi tersebut secara utuh dan dalam waktu yang telah
gagal mencapai kesepakatan, maka pada ditentukan.62
fase berikutnya, pihak pelapor dapat Negara yang “kalah” dalam sengketa akan
meminta WTO untuk membentuk panel diberikan waktu 30 hari untuk menyatakan
penyelesaian sengketa untuk menyelidiki kesediaan mereka mengikuti rekomendasi.
kasus tersebut lebih lanjut. Panel tersebut Di saat yang sama, negara tersebut akan
ditunjuk untuk membuat laporan untuk diberikan waktu yang “reasonable” untuk
DSB berdasarkan keterangan dari para melaksanakan rekomendasi tersebut jika
pihak, baik berupa keterangan tertulis tidak dimungkinkan untuk
maupun secara oral.60 Laporan inilah yang melaksanakannya segera. Jika dalam kurun
menjadi acuan bagi kedua belah pihak waktu yang telah disepakati negara terlapor
tentang sengketa yang mereka hadapi. tidak melaksanakan rekomendasi WTO,
Terkait dengan sengketa dagang antara negara terlapor dapat mengajukan tindakan
Indonesia dan Uni Eropa, Indonesia provisional yang bisa berbentuk
mengajukan konsultasi ke WTO pada kompensasi atau penghentian sementara
tanggal 10 Juni 2014 dan meminta terhadap kewajibannya sebagai anggota
pembentukan panel pada 30 Juni 2015. WTO. Negara pelapor dapat melakukan
WTO kemudian membentuk panel pada retaliasi setelah mendapatkan izin dari DSB
Agustus 2015, yang kemudian jika dalam 20 hari setelah waktu reasonable
mensirkulasikan laporannya pada Januari berakhir kedua belah pihak belum berhasil
2018.61 menyepakati kompensasi. Retaliasi
Mekanisme penyelesaian sengketa ini dapat dilakukan negara pelapor dalam rangka
menaikkan ongkos transaksi bagi Uni menanggulangi dampak dari pelanggaran
Eropa lewat penerapan sangsi dan retaliasi. peraturan WTO oleh negara terlapor.
Sesuai aturan dalam mekanisme Dalam hal retaliasi, negara pelapor
penyelesaian sengketa WTO, pihak yang diperbolehkan menerapkan kebijakan yang
bersengketa diberikan waktu untuk bertentangan dengan peraturan WTO,
mengimplementasikan rekomendasi WTO namun hanya kepada negara terlapor
antara 8 sampai 15 bulan sejak keputusan karena kegagalannya menjalankan
dibuat. Dalam kurun waktu tersebut, pihak rekomendasi WTO. 63 Dalam kasus
sengketa biodiesel ini, Uni Eropa meminta
59
waktu 8 bulan untuk menyesuaikan
Ibid.
60
Ibid. kebijakannya. November 2018, Uni Eropa
61
“Dispute Settlement - DS480: European Union:
Anti-Dumping Measures on Biodiesel from 62
“Dispute Settlement,” WTO, n.d.,
Indonesia,” WTO, n.d., https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/dispu
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases _e.htm.
63
_e/ds480_e.htm. Ibid.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 27


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

mengumumkan bahwa ia telah resmi mendorong kerjasama, namun juga dapat


menyesuaikan kebijakan anti-dumping nya memantik timbulnya konflik kepentingan.
sesuai dengan aturan WTO.
Penulis berargumen bahwa dengan Tabel 3
prosedur dan penjadwalan yang jelas, Produksi, Konsumsi, dan Perdagangan
mekanisme penyelesaian sengketa WTO Biodiesel Uni Eropa (juta liter)
dapat momotong ongkos transaksi
Indonesia dalam upayanya mengubah Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

keputusan bea masuk anti dumping Uni Produksi 11.475 11.382 12.014 13.765 14.385 14.263 14.980
Eropa. Kedua, lewat potensi pemberian
sangsi dan retaliasi, Uni Eropa dihadapkan Impor 3.031 3.294 1.392 631 540 580 1.352
pada kenaikan ongkos transaksi dan linkage Ekspor 98 115 416 181 245 408 404
yang dapat membatasi perilaku badan
supranasional regional tersebut jika Konsumsi 14.363 14.556 13.050 14.170 14.660 14.440 15.548
memilih untuk mengabaikan rekomendasi
WTO. Selain itu, telah tersedianya regulasi Sumber: USDA64
mengenai anti-dumping di dalam institusi
perdagangan tersebut membuat tawar Menurut penulis, terdapat informasi yang
menawar antara Indonesia dan Uni Eropa tidak simetris antara Indonesia dan Uni
menjadi lebih efisien, tanpa harus Eropa, yang mengakibatkan terjadinya
memformulasikan dari awal butir-butir sengketa biodiesel antara keduanya. Kedua
yang harus dinegosiasikan dalam sengketa negara tersebut, didorong oleh kebijakan
biodiesel di antara keduanya. Terakhir, energi domestik dan kepentingan untuk
bentuk mekanisme penyelesaian sengketa melindungi pasar masing-masing, memiliki
memangkas ketidakpastian dan pandangan yang berbeda mengenai
ketimpangan yang muncul dalam situasi kebijakan dumping yang diterapkan
serupa prisoner dilemma, dan menciptakan Indonesia. Informasi yang bias sistemik
situat iterated prisoner dilema yang dapat terkait tudingan subsidi dumping ini
mengakomodasu perhitungan langkah bagi kemudian dapat dibuktikan lewat rangkaian
negara-negara yang terlibat sengketa. Hal negosiasi yang dijalankan selama dalam
ini akan lebih jauh dijelaskan dalam bagian panel. WTO disini berperan untuk
selanjutnya dalam tulisan ini. menjembatani kepentingan antara
Indonesia sebagai negara pengekspor
c). Peran WTO dalam Menyediakan biodiesel dengan Uni Eropa yang memiliki
Informasi dan Mengatasi Ketidakpastian kebutuhan impor yang tinggi, dengan
Pasar biodiesel, dengan tren pertumbuhan mereduksi hambatan perdagangan yang
produksi dan permintaan yang cepat selama muncul akibat konflik kepentingan.
dua dekade terakhir, memiliki tingkat Mekanisme penyelesaian sengketa WTO,
ketidakpastian yang tinggi. Ketidakpastian seperti yang telah dijelaskan di atas, dapat
ini juga didorong oleh produksi dan membantu memitigasi ketimpangan
konsumsi komoditas energi terbarukan informasi dan ketidakpastian dalam pasar
tersebut yang masih berpusat di Uni Eropa. biodiesel global. Dengan membawa
Bertambahnya pemain dalam industri sengketa dagang dengan Uni Eropa tersebut
biodiesel dan dominasi Eropa dalam
industri tersebut, jika merujuk pada 64
“EU-28 Biofuels Annual,” USDA Foreign
penjelasan Keohane, dapat menimbulkan Agricultural Service, 3 Juli 2018,
interdependensi yang tidak hanya https://apps.fas.usda.gov/newgainapi/api/report/dow
nloadreportbyfilename?filename=Biofuels
Annual_The Hague_EU-28_7-3-2018.pdf.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 28


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

ke WTO, Indonesia dapat Statistik menunjukkan bahwa selama 20


memperhitungkan langkah-langkah yang tahun terakhir, Uni Eropa belum pernah
ditempuh Uni Eropa. Hal ini karena WTO mencatatkan neraca perdagangan positif
telah menggariskan tahapan demi tahapan dengan Indonesia. Sementara itu, terlepas
dalam mekanisme penyelesaian dari sejumlah kebijakan yang dikeluarkan
sengketanya, serta membuka peluang untuk oleh Uni Eropa untuk membatasi produk
melakukan retaliasi terhadap kemungkinan kelapa sawit dari Indonesia, impor
ingkarnya Uni Eropa terhadap rekomendasi komoditas tersebut dari Indonesia masih
WTO. Mekanisme ini menutup peluang berkontribusi pada lebih dari separuh
ketidakpastian yang timbul dalam prisoner kebutuhan Uni Eropa terhadap CPO65,
dilemma dan menciptakan situasi iterated sementara produk karet Indonesia memiliki
prisoner dilemma yang memungkinkan penetrasi lebih dari 30% dari total pasar
adanya kalkulasi langkah antara negara. karet Eropa.66 Artinya di sini, Indonesia
Situasi tersebut juga dapat membatasi masih memiliki potensi untuk melakukan
moral hazard yang mungkin timbul dari retaliasi terhadap Uni Eropa jika terjadi
dominasi Uni Eropa di pasar biodiesel. potensi ingkar.
Kuatnya posisi Uni Eropa dalam pasar Kedua, Uni Eropa harus menanggung
biodiesel dapat memotivasi Uni Eropa ongkos yang besar jika menolak mematuhi
untuk mengambil kebijakan yang berisiko rekomendasi WTO. Hal ini mengingat
melukai hubungan perdagangan antara Uni bahwa fungsi biaya transaksi dan informasi
Eropa dengan negara produsen lain. yang difasilitasi WTO memungkinkan
Adanya linkage antar isu yang terjadinya linkage antar isu dan dapat
dimungkinkan dalam kerangka WTO, serta menunjukkan reputasi suatu negara, dalam
reputasi buruk yang harus ditanggung Uni kaitannya dengan komitmennya terhadap
Eropa jika melanggar keputusan WTO, suatu keputusan yang dibuat dalam
memungkinkan Indonesia memanfaatkan kerangka institusi internasional. Seperti
institusi perdagangan tersebut untuk yang telah dipaparkan di atas, Uni Eropa
membatasi langkah Uni Eropa dalam merupakan “pengguna tetap” dari
bertindak semena-mena di pasar biodiesel. mekanisme penyelesaian sengketa WTO.
Hal ini akan dijelaskan dengan lebih detil Hingga hari ini, WTO telah dan tengah
di bawah ini. menangani lebih dari 100 kasus yang
dilaporkan Uni Eropa. Selama proses
d). Kepatuhan Uni Eropa terhadap gugatan Indonesia terhadap Uni Eropa
Putusan WTO berlangsung, Uni Eropa pun tengah
Dalam pandangan penulis, ada dua faktor mengajukan sejumlah gugatan serta
yang melatarbelakangi kepatuhan Uni menunggu putusan WTO dan kepatuhan
Eropa terhadap putusan WTO. Pertama, dari mitra dagangnya (lihat Tabel 3).
Uni Eropa dihadapkan pada kemungkinan
retaliasi dari Indonesia jika memilih untuk
untuk mengabaikan rekomendasi WTO. 65
“Palm Oil: Facts and Figures on Trade and
Dalam menganalisis kemungkinan retaliasi Sustainability,” European Union, (Maret 2019),
ini, adalah perlu terlebih dahulu untuk https://eeas.europa.eu/sites/eeas/files/fspo-
melihat relasi perdagangan antar kedua 01_palm_oil_20190321_en.pdf.
66
Yose Rizal Damuri, Raymond Atje, and Audrey
negara. Terlepas dari kekuatan Uni Eropa Soedjito. Kajian Tentang Dampak Perjanjian
di WTO dan di pasar biodiesel global, Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) Uni
neraca perdagangan Uni Eropa dengan Eropa – Indonesia, (Jakarta: Centre for Strategic
Indonesia terus mengalami defisit dari and International Studies, 2015),
tahun ke tahun. Data dari Badan Pusat https://eeas.europa.eu/sites/eeas/files/pub_2015csisc
epa_id.pdf.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 29


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

Tabel 4
Kasus Gugagan Uni Eropa di WTO (2012-2018)
Negara Gugatan Tanggal Pengajuan Status
Tergugat (Kode Kasus)
Brazil Perpajakan dan retribusi di sektor otomotif, 11 Desember 2013 Implementasi rekomendasi oleh
industri elektronik dan teknologi, barang yang Brazil pada 11 Januari 2019
diproduksi di Zona Perdagangan Bebas, dan
keuntungan pajak untuk eksportir.
(DS-472)
Tiongkok Langkah-langkah terkait ekspor tanah jarang, 13 Maret 2012 Implementasi rekomendasi WTO
tungsten dan molybdenum Tiongkok (DS-432) oleh Tiongkok pada 20 Mei 2015
Kebijakan anti-dumping terhadap impor High- 13 Juni 2013 Tiongkok mengadopsi laporan
Performance Stainless Steel Seamless Tubes WTO pada 28 Oktober 2015
dari Eropa.
(DS-460)
Bea masuk dan batasan impor terhadap 19 Juli 2016 Pembentukkan panel pada 23
sejumlah impor mineral dari Uni Eropa (DS- November 2016
509)
Kolombia Perlakuan tarif terhadap impor minuman 13 Januari 2016 Pembentukan panel pada 26
beralkohol di Kolombia (DS-502) September 2016
Rusia Perlakuan tarif Rusia terhadap sejumlah impor 31 Oktober 2014 Adopsi laporan WTO oleh Rusia
manufaktur dan agrikultur (DS-485) pada 26 September 2016
Bea Masuk anti-dumping Rusia terhadap 21 Mei 2014 Adopsi laporan WTO oleh Rusia
kendaraan komersil ringan dari Jerman dan pada 9 April 2018
Italia (DS-479)
Langkah-langkah terhadap impor babi dan 8 April 2014 Pembentukan panel kepatuhan
produk babi dari Uni Eropa pada 25 Maret 2019 setelah Rusia
melewati masa reasonable time
untuk memenuhi rekomendasi
WTO
Sumber: WTO67 mengamankan kepentingan ekonominya
tersebut.
Jika memasukkan pemikiran Keohane
mengenai keterhubungan antar isu dan Kesimpulan
reputasi di sini, Uni Eropa harus siap Dalam sengketa dagang biodiesel antara
menghadapi kemungkinan negara lain Indonesia dan Uni Eropa, peran WTO
untuk menolak mengikuti rekomendasi dapat dijabarkan lewat pemikiran Keohane
WTO jika nantinya kasusnya dimenangkan mengenai tiga fungsi institusi liberal.
oleh institusi perdagangan tersebut. Dalam benturan kepentingan antara
Penolakan Uni Eropa untuk menaati Indonesia dan Uni Eropa ini, WTO dapat
rekomendasi memiliki potensi untuk memberikan legal liability lewat regulasi
diamati negara lain, yang bisa saja mengenai kebijakan anti-dumping-nya.
membuatnya dianggap memiliki reputasi Mekanisme penyelesaian sengketa WTO
buruk dan tidak bertanggungjawab. Pada dapat membantu mereduksi biaya transaksi
akhirnya, ketidakpatuhan bukan saja dapat dalam proses bargaining serta menaikkan
menimbulkan preseden buruk bagi calon biaya tersebut lewat retaliasi ketika terjadi
mitra dan negara-negara yang tengah pengingkaran terhadap putusan panel.
digugat Uni Eropa, namun juga dapat Selain itu, WTO juga dapat menjadi
mempertaruhkan efektifitas institusi yang alternatif di tengah ketidakpastian pasar
kerap dimanfaatkan Uni Eropa dalam biodiesel dengan mereduksi cakupan
perilaku dan potensi moral hazard Uni
Eropa, dengan mengaitkan isu serta
67
“Disputes by Member,” WTO, diakses 30 Maret memberikan ruang untuk mengatasi bias
2020,
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/dispu informasi.
_by_country_e.htm.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 30


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

Kepatuhan Uni Eropa dapat dijabarkan dari berlanjut, dan diperkirakan akan terus
kemungkinan retaliasi serta dari upayanya meningkat seiring dengan pertumbuhan
menjaga reputasinya, utamanya ketika permintaan akan energi terbarukan. Uni
dihadapkan pada sejumlah gugatan yang Eropa, saat ini, tengah merevisi kebijakan
tengah ia ajukan di WTO. Namun energinya untuk menghapus komponen
demikian, peran WTO di sini akan sangat energi terbarukan yang dihasilkan dari
bergantung pada perhitungan mengenai konversi lahan di dalam mandat bauran
langkah Uni Eropa, terutama jika badan energinya. Artinya disini, Indonesia dan
supranasional tersebut dihadapkan pada produk turunan kelapa sawitnya lagi-lagi
putusan yang mengancam kepentingannya. akan terkena dampak.
Perhitungan mengenai apakah Uni Eropa .
bersedia merisikokan reputasi dan
kepentingan jangka panjang menjadi
penting mengingat bahwa WTO bukanlah
institusi yang tersentralisir dan sanksi dan
retaliasi yang dilakukan bergantung pada
tiap-tiap negara.
Penelitian ini tidaklah ditujukan untuk
menunjukkan bahwa WTO, atau institusi
dan rezim internasional secara umum, dapat
menjadi penawar bagi tiap-tiap pertikaian
antara negara maju dan negara
berkembang, atau menengahi pertikaian
antar negara secara umum. Penelitian ini
bermaksud menunjukkan bahwa institusi
internasional dapat menyediakan platform
bagi aktor untuk mereduksi atau
meningkatkan ongkos transaksi bagi
lawannya dalam sebuah konflik, selama
aktor bertindak rasional dan membuat
perhitungan yang matang mengenai posisi
tawarnya serta langkah-langkah yang akan
ditempuh oleh lawannya. Ketika
menghadapi aktor yang memiliki posisi
tawar yang kuat dan aktif dalam suatu
institusi, institusi tersebut dapat
memberikan gambaran terhadap langkah-
langkah yang akan ditempuh oleh aktor
yang dimaksud ketika dihadapkan pada
kemungkinan resiko yang harus ditanggung
jika ia melanggar norma dalam rezim
tersebut.
Selain itu, mencari tahu seberapa besar
peran WTO dalam menghadapi
ketidakpastian pasar biodiesel menjadi
semakin penting mengingat sengketa
perdagangan antara Uni Eropa dan negara-
negara pengekspor biodiesel masih

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 31


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

DAFTAR PUSTAKA

Adhystya, N. L. (2019-03-15). Peran WTO dalam Penyelesaian Sengketa Biodiesel antara


Indonesia dan Uni Eropa Tahun 2014-2017 (Undergraduate Thesis, Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, Bantul, Indonesia). Retrieved from
http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/26052
Damuri, Yose Rizal, Raymond Atje, and Audrey Soedjito. Kajian Tentang Dampak
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) Uni Eropa - Indonesia. Jakarta:
Centre for Strategic and International Studies, 2015.
https://eeas.europa.eu/sites/eeas/files/pub_2015csiscepa_id.pdf.
European Commission. “EU to Impose Definitive Anti-Dumping Duties on Biodiesel from
Argentina and Indonesia.” 21 November 2013.
https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/IP_13_1140.
European Union. “Palm Oil: Facts and Figures on Trade and Sustainability.” Maret 2019.
https://eeas.europa.eu/sites/eeas/files/fspo-01_palm_oil_20190321_en.pdf.
Hopewell, Kristen. “New Protagonists in Global Economic Governance: Brazilian
Agribusiness at the WTO.” New Political Economy 18, no. 4 (2013): 603–23.
https://doi.org/10.1080/13563467.2013.736957.
Indonesian Palm Oil Association (GAPKI IPOA). “Perkembangan Biodiesel Indonesia dan
Keberatan Indonesia atas Bea Masuk Anti Dumping Uni Eropa.” 2017.
https://gapki.id/news/2519/perkembangan-biodiesel-indonesia-dan-keberatan-
indonesia-atas-bea-masuk-anti-dumping-uni-eropa.
Keohane, Robert O., and Lisa L. Martin. “The Promise of Institutionalist Theory.”
International Security 20, no. 1 (1995): 39–51. https://doi.org/10.2307/2539214.
Keohane, Robert Owen. After Hegemony: Cooperation and Discord in the World Political
Economy. Princeton, N.J: Princeton University Press, 1984.
Lutmar, C., Carneiro, C. L., & Mitchell, S. M. L. (2016). Formal Commitments and States’
Interests: Compliance in International Relations. International Interactions, 42(4),
559–564.
Madaan, Davinder Kumar. “WTO and the Developing Countries.” India Quarterly: A Journal
of International Affairs 56, no. 3-4 (2000): 53–60.
https://doi.org/10.1177/097492840005600304.
Martin, Lisa L., and Beth A. Simmons. “International Organizations and Institutions.” In
Handbook of International Relations, 326–51. 2013.
https://doi.org/10.4135/9781446247587.n13.
OECD/FAO. OECD-FAO Agricultural Outlook 2018-2027. Paris: OECD Publishing/Rome:
Food and Agriculture Organization of the United Nations, 2018.
http://www.fao.org/3/I9166EN/I9166EN.pdf.
Rameshan, P. “Trade Disputes under WTO.” Foreign Trade Review 38, no. 3-4 (2003): 19–
37. https://doi.org/10.1177/0015732515040402.
UNCTAD. The State of Biofuels Market: Regulatory, Trade and Development Perspectives.
United Nations, 2014.
https://unctad.org/en/PublicationsLibrary/ditcted2013d8_en.pdf.
U.S. Energy Information Administration (EIA). “Biofuels Explained – Use of biodiesel.” n.d.
https://www.eia.gov/energyexplained/biofuels/use-of-biodiesel.php.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 32


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020
Anggi Mariatulkubtia| Peran WTO dalam Menjembatani Benturan Kepentingan
Antara Uni Eropa dan Indonesia dalam Perdagangan Biodiesel

USDA Foreign Agricultural Service. “EU-28 Biofuels Annual.” 3 Juli 2018.


https://apps.fas.usda.gov/newgainapi/api/report/downloadreportbyfilename?filename=
Biofuels Annual_The Hague_EU-28_7-3-2018.pdf.
WTO. “Anti-Dumping.” n.d. https://www.wto.org/english/tratop_e/adp_e/adp_e.htm.
WTO. “Dispute Settlement - DS480: European Union: Anti-Dumping Measures on Biodiesel
from Indonesia.” n.d.
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases_e/ds480_e.htm.
WTO. “Dispute Settlement.” n.d. https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/dispu_e.htm.
WTO. “Disputes by Member.” Diakses 30 Maret 2020.
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/dispu_by_country_e.htm.
WTO. European Union – Anti-Dumping Measures on Biodiesel from Indonesia. WTO, 25
Januari 2018. https://docs.wto.org/dol2fe/Pages/FE_Search/FE_S_S009-
DP.aspx?language=E&CatalogueIdList=249529,249041,248081,247597,243486,243
490,241766,241767,237565,228340&CurrentCatalogueIdIndex=7&FullTextHash=&
HasEnglishRecord=True&HasFrenchRecord=True&HasSpanishRecord=True.
WTO. “Korea — Anti-Dumping Duties on Imports of Certain Paper from Indonesia.” n.d.
https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases_e/ds312_e.htm.
WTO. “The European Union and the WTO.” n.d.
https://www.wto.org/english/thewto_e/countries_e/european_communities_e.htm.
WTO. “United States — Measures Affecting the Production and Sale of Clove Cigarettes.”
n.d. https://www.wto.org/english/tratop_e/dispu_e/cases_e/ds406_e.htm.

Andalas Journal of International Studies| Vol IX No 1 May 2020 33


DOI: https://doi.org/10.25077/ajis.9.1.16-33.2020

You might also like