You are on page 1of 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “KA”

DENGAN PENYAKIT KRONIS


BRONKOPNEUMONIA

Oleh :

I WAYAN SURIPTA, SST. KEP

(ABSEN 10)

KELAS ; C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK “KA”
DENGAN PENYAKIT KRONIS
BRONKOPNEUMONIA

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian
Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru. Pneumonia
adalah peradangan alveoli atau pada parenchim paru yang terjadi pada anak.
(Suriadi Yuliani, 2011)
Pneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (IKA, 2011)
Jadi bronkopnemonia adalah infeksi atau peradangan pada jaringan paru
terutama alveoli atau parenkim yang sering menyerang pada anak - anak

B. Etiologi
Pneumonia bisa dikatakan sebagai komplikasi dari penyakit yang lain ataupun
sebagai penyakit yang terjadi karena etiologi di bawah ini
Sebenarnya pada diri manusia sudah ada kuman yang dapat menimbulkan
pneumonia sedang timbulnya setelah ada faktor- faktor prsesipitasi yang
dapat menyebabkan timbulnya.
 Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah
steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus pyogenis.
 Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini
disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama pneumonia
virus.
 Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung.
 Protozoa
Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti
pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita AIDS.
C. Manifestasi klinis
 Pneumonia bakteri
Gejala awal :
- Rinitis ringan
- Anoreksia
- Gelisah
Berlanjut sampai :
- Demam
- Malaise
- Nafas cepat dan dangkal ( 50 – 80 )
- Ekspirasi bebunyi
- Lebih dari 5 tahun, sakit kepala dan kedinginan
- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan
- Leukositosis
- Foto thorak pneumonia lobar
 Pneumonia virus
Gejala awal :
- Batuk
- Rinitis
Berkembang sampai
- Demam ringan, batuk ringan, dan malaise sampai demam tinggi, batuk
hebat dan lesu
- Emfisema obstruktif
- Ronkhi basah
- Penurunan leukosit
 Pneumonia mikoplasma
Gejala awal :
- Demam
- Mengigil
- Sakit kepala
- Anoreksia
- Mialgia
Berkembang menjadi :
- Rinitis
- Sakit tenggorokan
- Batuk kering berdarah
- Area konsolidasi pada pemeriksaan thorak
D. Patofisiologi
Adanya gangguan pada terminal jalan nafas dan alveoli oleh mikroorganisme
patogen yaitu virus dan stapilococcus aurens, H. Influenza dan streptococcus
pneumoniae bakteri.
Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multipel lobus. Terjadinya
destruksi sel dengan menanggalkan debris celluler ke dalam lumen yang
mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan nafas.
Pada anak kondisi ini dapat akut maupun kronik misal pad AIDS, Cystic
Fibrosis, aspirasi benda asing dan congenital yang dapat meningkatkan risiko
pneumonia.
E. Pemeriksaan diagnostik
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status
pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan
adanya anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan
terjadi tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bakterial
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru,
menetapkan luas dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki
keadaan.
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang
diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti
virus
Pathway

Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Eksudat dan serous


masuk alveoli Penumpukan cairan
melalui pembuluh dlm alveoli
darah
Peningkatan
suhu tubuh Gg pertukaran gas
SDM dan Lekosit
Gg PMN mengisi
fungsi alveoli
Keringat
otak berlebihan
Lekosit dan fibrin
mengalami
kejang Resti konsolidasi dalam
kekurangan paru
vol. cairan

Resti PMN Konsolidasi


injury meningkat jaringan paru

Sputum
mengental Kompliance paru
turun

Bersihan
jalan nafas Gangguan pola nafas

F. Penatalaksanaan medis
 Pengobatan supportive bila virus pneumonia
 Bila kondisi berat harus dirawat
 Berikan oksigen, fisiotherapi dada dan cairan intravena
 Antibiotik sesuai dengan program
 Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
G. Penatalaksanaan perawatan
1. Pengkajian
- Kaji status pernafasan
- Kaji tanda- tanda distress pernafasan
- Kaji adanya demam, tachicardia, malaise, anoreksia, kegeisahan
2. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penumpukan sekret di jalan nafas
2. Gangguan petukaran gas berhubungan dengan meningkatnya
sekresi dan akumulasi exudat
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam,
menurunnya intake dan tachipnea
4. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
pemasangan infus
5. Risiko tinggi terjadi kerussakan integritas kulit berhubungan
dengan bed rest total
6. Risiko tinggi terjadi cedera berhubungandengan kejang
3. Perencanaan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
sekret di jalan nafas
Tujuan: setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
jalan nafas menjadi bersih
Kriteria:
- Suara nafas bersih tidak ada ronkhi atau rales, wheezing
- Sekret di jalan nafas bersih
- Cuping hidung tidak ada
- Tidak ada sianosis

Intervensi:
- Kaji status pernafasan tiap 2 jam meliputi respiratory rate,
penggunaan otot bantu nafas, warna kulit
- Lakukan suction jika terdapat sekret di jalan nafas
- Posisikan kepala lebih tinggi
- Lakukan postural drainage
- Kolaborasi dengan fisiotherapist untuk melaakukan fisiotherapi
dada
- Jaga humidifasi oksigen yang masuk
- Gunakan tehnik aseptik dalam penghisapan lendir
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan adanya
penumpukan cairan di alveoli paru
Tujuan: setelah dilaksakan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
pertukaran gas dalam alveoli adekuat.
Kriteria:
- Akral hangat
- Tidak ada tanda sianosis
- Tidak ada hipoksia jaringan
- Saturasi oksigen perifer 90%
Intervensi:
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
- Keluarkan lendir jika ada dalam jalan nafas
- Periksa kelancaran aliran oksigen 5-6 liter per menit
- Konsul dokter jaga jika ada tanda hipoksia/ sianosis
- Awasi tingkat kesadaran klien
3. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam,
menurunnya intake dan tachipnea
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
tidak terjadi kekurangan volume cairan.
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda dehidrasi
- Suhu tubuh normal 36,5-37 0C
- Kelopak mata tidak cekung
- Turgor kulit baik
- Akral hangat
Intervensi:
- Kaji adanya tanda dehidrasi
- Jaga kelancaran aliran infus
- Periksa adanya tromboplebitis
- Pantau tanda vital tiap 6 jam
- Lakukan kompres dingin jika terdapat hipertermia suhu diatas 38 C
- Pantau balance cairan
- Berikan nutrisi sesuai diit
- Awasi turgor kulit
4. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
pemasangan infus
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
tidak terjadi infeksi akibat pemasangan infus.
Kriteria hasil:
- Aliran infus lancar
- Tidak ada tanda infeksi pada tempat pemasangan infus
- Suhu tubuh dalam batas normal
- Tidak ada tromboplebitis
Intervensi:
- Awasi adanya tanda- tanda infeksi pada tempat pemasangan infus
- Jaga kelancaran aliran infus
- Jaga kenbersihan tempat pemasangan infus
- Jaga tempat pemasangan infus tetap kering
- Tutup tempat pemasangan infus dengankasa betadin
- Ganti lokasi pemasangan infus tiap 3 x 24 jam
5. Risiko tinggi terjadi kerussakan integritas kulit berhubungan dengan
bed rest total
Tujuan: seletah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
tidak terjadi kerusakan integritas kulit
Kriteria hasil:
- Tidak terdapat luka dekubitus pda lokasi yang tertekan
- Warna kulit daerah tertekan tidak hipoksia, kemerahan
Intervensi:
- Lakukan massage pada kulit tertekan
- Monitor adanya luka dekubitus
- Jaga kulit tetap kering
- Berikan kamfer spiritus pada punggung dan daerah tertekan
- Jaga kebersihan dan kekencangan linen
6. Risiko tinggi terjadi cedera berhubungandengan kejang
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
tidak terjadi injuri akibat kejang
Kriteria hasil:
- Tidak ada injuri pada bagian tubuh jika terjadi kejang
- Orang tua selalu mengawasi disamping anaknya
- Orang tua melapor jika terjadi kejang
- Tempat tidur terpasang pengaman
Intervensi:
- Pasang pengaman di sisi tempat tidur
- Anjurkan orang tua untuk melapor jika terjadi kejang
- Siapkan sudip lidah/ pasang pada mulut pasien
- Kolaborasi berikan anti kejang luminal dan diazepam
- Berikan obat sesuai program
- Awasi adanya kejang tiap 15 menit sekali
B. TINJAUAN KASUS
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Juli 2020 pukul 08.00 wita dengan

teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medis pasien.

I. IDENTITAS PASIEN
Inisial Nama : “KA”
Nomor RM : 197270
Tempat, tgl lahir : 27 Agustus 2019
Umur : 1 Tahun 4 Bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Bali
Bahasa yang dimengerti : Bahasa Daerah Bali
Agama : Hindu
Nama Ayah / Ibu : “PK”
Pend Ayah / Ibu : SD
Pekerjaan Ayah / Ibu : Swasta
Alamat / Nomor Telp : Besakih, Kec Rendang Karang Asem
Diagnosa Medis : Bronkopneumonia

II. KELUHAN UTAMA


a. Keluhan utama saat MRS
Anak dikeluhkan demam dan batuk berdahak.

b. Keluhan utama saat pengkajian


Batuk, sesak dan lemas

III. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI


Anak diajak ke IGD Rumah Sakit Umum Klungkung pada tanggal 8 Juli
2020 pukul 11:00 wita, oleh kedua orang tuanya dengan keluhan batuk,
pilek, sesak dan demam semenjak 5 hari yang lalu. Sebelumnya anak diajak
berobat ke Bidan Desa, tetapi tidak kunjung sembuh, dan pada akhirnya
dirujuk ke IGD Rumah Sakit Umum Klungkung. Diagnosa medisnya yaitu
suspek bronchiolitis dan mendapatkan terapi :
 IVFD Ds ¼ HS 28 TPM
 Amficilin 4 x 250 mg ( IV)
 Chloramfenicol 3 x 250 mg (IV)
 Ambroxol Sirup 3 x 1/3 cth
 Paracetamol Sirup 3 x ¾ cth
 Nebulizer combivent 1 ml NaCl setiap 6 jam

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Pre Natal
Saat hamil : Ibu merokok :  Ya  Tidak
Ibu minum minuman keras :  Ya  Tidak
b. Intra dan Post Natal
Intra Natal
 Lama persalinan : 24 jam
 Saat persalinan :  Prematur  Matur  Serotinus
 Komplikasi persalinan : Tidak ada
 Terapi yang diberikan : Tidak dapat dikaji
 Cara melahirkan :  Pervaginam normal
 Dengan vakum ekstrasi
 Operasi Caesar
 Lainnya,
 Tempat melahirkan :  Rumah Sakit
 Rumah Bersalin
 Rumah
 Lainnya,
Post Natal
 Usaha nafas :  Dengan bantuan
 Tanpa bantuan
 Kebutuhan resusitasi :Tidak bisa dikaji
 APGAR Score : Tidak bisa dikaji
 Bayi langsung menangis :  Ya  Tidak
 Tangisan bayi :  Kuat  Lemah
 Lainnya,
……………….....................................
 Obat-obatan yang diberikan setelah lahir
Tidak dapat dikaji.
 Trauma lahir  Tidak  Ada,
 Narkosis  Tidak  Ada,
 Keluarnya urin / BAB  Ada  Tidak,
 Respon fisiologis atau perilaku yang bermakna : Bayi menangis kuat
c. Penyakit yang pernah diderita :
Ibu mengatakan belum pernah menderita penyakit lainnya.
d. Hospitalisasi :
Ibu mengatakan baru pertama kalinya anaknya dirawat inap.
e. Operasi : Tidak pernah operasi
f. Injuri/ kecelakaan : Tidak pernah mengalami kecelakaan
g. Alergi : Tidak memiliki alergi terhadap obat
h. Imunisasi : lengkap di bidan desa yaitu : BCG,
Polio, Hep.B, DPT dan campak
i. Riwayat Pengobatan : Tidak dapat dikaji

No Nama Obat Dosis Frek Route Indikasi

No Nama Obat Dosis Frek Route Indikasi

V. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Berat badannya saat ini adalah 9 Kg dan panjang badan 7,5 Cm adalah
sesuai dengan umurnya 1 tahun 4 bulan.

VI. TINGKAT PERKEMBANGAN (Gunakan Format DDST II dan lampirkan)


a. Sosial
Anak sudah bisa melambaikan tangan (da –da) dan tepuk tangan.
b. Motorik halus
Anak sudah bisa memegang dengan ibu jari dan jari lainnya.
c. Bahasa
Anak sudah bisa mengoceh dan mengucapkan “memek” (ibu) dan bapak.
d. Motorik kasar
Anak sudah bisa bangun dan duduk sendiri.
VII. RIWAYAT SOSIAL
a. Pengasuh :
Anak diasuh oleh ibu dan neneknya
b. Pembawaan secara umum :
Pembawaan sesuai umur, kulit sawo matang.
c. Hubungan dgn anggota keluarga :
Anak paling dekat dengan ibunya
d. Hubungan dengan teman sebaya :
Tidak dapat dikaji

VIII. RIWAYAT KELUARGA


a. Sosial ekonomi :
Kepala keluarga bekerja sebagai pedagang dan membuat patung.
Pendapatannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja.
b. Lingkungan rumah :
Luas rumah bapak PK sekitar 2 are, tinggal bersama kedua orang tuanya,
ventilasi rumah cukup cahaya, halaman bersih dan sehat.
c. Penyakit keluarga :
Ibu mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang memiliki penyakit
keturunan seperti DM dan epilepsy.
d. Genogram

Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah

IX. POLA KESEHATAN


a. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan
Ibu mengatakan kalau sakit ,ibu selalu memeriksakan anaknya ke bidan
dan puskesmas.
b. Nutrisi (makanan dan cairan)
Ibu mengatakan sebelum sakit anaknya biasa minum ASI dan MP ASI
seperti pisang dan bubur saring. Saat pengkajian anak hanya mau minum
ASI.
c. Aktifitas
Aktifitas anak saat sakit berkurang dan anak terlihat lemas.
d. Tidur dan istirahat
Ibu mengatakan anaknya biasa tidur pukul 21:00 wita dan bangun pukul
06:00 wita.
e. Eliminasi
BAK : saat pengkajian anak memakai pampers berisi urine sekitar 150
BAB : saat pengkajian anak belum BAB
f. Pola hubungan
Ibu mengatakan anaknya paling dekat dengan ibunya.
g. Koping
Tidak dapat dikaji
h. Kognitif dan persepsi
Tidak dapat dikaji
i. Konsep diri
Tidak dapat dikaji
j. Seksual
Tidak dapat dikaji
k. Nilai
Tidak dapat dikaji
X. PEMERIKSAAN FISIK (inspeksi – auskultasi)
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesdaran : CM
TD : - ..mmHg Nadi : 90 x/mnt ( teratur / tidak )
RR : 26 x/mnt BB : 9 kg TB: 75 cm
Suhu : 37.°C
b. Kulit
Warna kulit sawo matang, tampak kemerahan tidak tampak sianosis.
c. Kepala
Normocepaly , tidak ada benjolan dan tampak bersih
d. Mata
Konjungtiva tidak pucat, tidak ada secret, tidak ada interik pada sclera,
tampak pupil isokor, reflek cahaya (+), tidak tampak oedema.
e. Telinga
Telinga tampak bersih dan simetris
f. Hidung
Bentuk simetris, terdapat secret, kebersihan kurang, tidak terdapat
benjolan.
g. Mulut
Mulut bersih, mukosa bibir lembab berwarna merah, tidak ada
pembesaran tongsil, pharing, lidah dan bibir dalam batas normal.
h. Leher
Tidak tampak bendungan vena jugularis, tidak tampak pembesaran
kelenjar.
i. Dada
 Paru-paru
Suara nafas vesikuler, ronchi +/+, wheezing +/+
 Jantung
S1 S2 tunggal regular, murmur (-)
j. Abdomen
Tidak tampak distensi, bising usus normal 4 kali /menit
k. Genitalia
Tampak bersih
l. Ekstremitas
Akral hangat dan tidak terdapat oedema

XI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PENUNJANG


1. Pemeriksaan Laboratorium DL tanggal 18 Desember 2016

Parameter Result Satuan Rentang normal

WBC 8,4 103/UL 4 – 10

RBC 4,4 106/UL 3,5 – 5,5

HGB 9,4 g/dl 10 – 16

HCT 33,4 % 36 – 50

MCV 79,9 Fl 79 – 99

MCH 25,3 Pg 27 – 31

MCHC 31,7 g/dl 33 – 37

PLT 345 103/UL 150 – 450

LYM % 26,7 % 20 – 40

MXD% 9,2 % 3 – 10

NEUT% 64,1 % 45 – 77

LYM # 2,3 103/UL 0,8 – 4

MXD # 0,8 103/UL 2 – 7,7

NEUT # 5,0 Fl 2 – 7,7

RDW – CV 12,7 Fl 10 – 16,5

PDW 10,0 Fl 9 – 13

MPV 10,0 Fl 7,2 – 11,1

P-LCR 14,4 % 15 – 25

2 Pemeriksaan Lab Kimia Klinik tanggal 18 Desember 2016


 BS sewaktu : 80 mg/dl (30 – 200)

XII. TERAPI YANG DIPEROLEH

No Nama Obat Dosis Frek Route


1 Combivent 1 cc 4x Nebul
2 Ambroxol Sirup 1/3 cth 3x Oral
3 Amficilin injeksi 250 Mg 4x IV
4 Chloramfenicol 250 Mg 4x IV
5 Dexametazone 2 mg 3x IV

XIII. INFORMASI LAIN


Ibu mengatakan cemas dengan penyakit anaknya yang harus dirawat
inap,ibu ingin melihat anaknya cepat sembuh dan pulang dari rumah sakit.
Ibu tampak kurang istirahat, kontak mata ibu kurang, ibu tampak cemas dan
takut.

2. Diagnosa

Tanggal Tanggal
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
No Jam Jam Ttd
Kolaboratif
Ditemukan Teratasi
1 10/07/20 Bersihan jalan nafas tidak efektif
08:30 berhubungan dengan peningkatan
produksi secret ditandai dengan anak
dikeluhkan batuk, sesak, dan lemas.
N : 90x/menit, RR : 26 X/menit dan
S : 37 C. Bunyi nafas “grek-grek”,
ronchi +/+ Whezing +/+

2 10/07/20 Kecemasan orang tuan berhubungan


08:30 dengan hospitalisasi pada anak
ditandai dengan ibu mengatakan
cemas dengan penyakit anaknya
yang harus di rawat inap. Ibu ingin
melihat anaknya cepat sembuh dan
pulang dari Rumah Sakit. Ibu
tampak kurang istirahat, kontak mata
ibu kurang dan ibu tampak cemas
dan takut.

3. Intervensi

Hari/
No
Tgl/ Tujuan dan criteria hasil Intervensi Rasional
Dx
Jam
Sabtu 1 Setelah diberikan asuhan O
10/07/ keperawatan selama 3 x  Kaji frekuensi atau  Sebagai dasar data
20 24 jam diharapkan anak kedalaman pernafasan adanya
08:00 mencapai kebersihan jalan ketidakefektifan
 Observasi gerakan
nafas yang efektif dengan bersihan jalan nafas
dada
criteria hasil :
 Menunjukan perilaku
mencapai bersihan jalan N
nafas  Lakukan penghisapan
 Membantu
lender sesuai indikasi
 Jalan nafas paten mengeluarkan
 Berikan minum susu secret
 Bunyi nafas bersih
hangat
 Dapat
 Tidak ada sianosis
meningkatkan
 Tidak ada sputum E status hidrasi
 Berikan informasi
 Ronchi -/-
tentang penyebab

 Wheezing -/- sumbatan jalan nafas


 Meningkatkan
pemahaman orang
C tua
 Berikan obat sesuai
indikasi yaitu :

 Amficilin inj 4 x
250 mg  Untuk membantu
pencegahan infeksi
 Cloramfenicol inj 4
dan mengencerkan
x 250 mg secret

 Ambroxol srp 3 x
1/3 cth

 Combivent 4 x 1
amp + NaCl 10 cc

2 Setelah diberikan asuhan O


keperawatan selama 1 x  Kaji tingkat  Sumber data
30 menit diharapkan pengetahuan dan pengetahuan orang
orang tua dapat system pendukung tua
memahami kondisi anak keluarga
dengam criteria hasil :
 Ibu mengatakan
N
memahami kondis
 Bina hubungan saling
anaknya
percaya dengan orang  Merupakan hal yang
 Ibu tampak tenang tua mendasar dalam
pemberian asuhan
 Ibu kooperatif dalam
keperawatan
perawatan anaknya  Libatkan orang tua
dalam proses  Membuat anak
keperawatan merasa nyaman

 Beri kesempatan dan


dorong kepada orang  Stress yang
tua untuk meningkat dapat
mengungkapkan menambah beban
perasaan takut atau pikiran bagi orang
cemas. tua sehingga orang
tua akan semakin
cemas
E
 Berikan informasi
dalam bentuk tertulis
dan verbal
 Kecemasan dapat
C mempengaruhi
 Tekankan pentingnya stimulasi informasi
melanjutkan evaluasi dan proses
medic dan vaksin atau keperawatan.
imunisasi dengan
tepat.
 Dapat mencegah
komplikasi yang
terjadi

4. Implementasi

Hari/ No.
Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses Ttd
Tgl/Jam Dx
Sabtu
10/07/20
09:00 1 Mengukur tanda tanda vital DS : ---
DO: K/u tampak lemah
S : 37 C
N : 90 x/menit
RR: 26x/menit
10:00 2 Membina hubungan saling DS : ibu mengatakan cemas
percaya dengan orang tua dengan keadaan anaknya.
DO : Ibu tampak kurang tidur
Kontak mataibu kurang

10:05 2 Memberi kesempatan pada orang DS : Ibu mengatakan cemas


tua (IBU)untuk mengungkapkan melihat anaknya batuk dan sesak
perasaan takut dan cemas DO : ibu tampak bertanya-tanya

10:10 2 Mendiskusikan aspek tentang DS : Ibu mengatakan kurang


penyakit dan penyembuhan paham dengan penyakit anaknya
anaknya DO : Ibu tampak cemas
10: 20 1,2 Memberi informasi tentang DS : Ibu mengatakan mengetti
penyebab sumbatan jalan nafas dan merasa lebih tenang setelah
dan proses penyembuhan mengetahui tentang penyebab
sumbatan jalan nafas pada
anaknya yaitu karena adanya
secret akibat proses infeksi.
DO : Ibu tampak antusias
mendengarkan penjelasan
Ibu tampak lebih tenang dan
kooperatif dalam perawatan
anaknya.
12 : 00 1 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

12:05 1 Melaksanakan delegatif DS :


pemberian obat oral : DO : anak tampak meminum
 Ambroxol 1/3 cth obatnya dan tidak dimuntahkan

12:15 1 Melaksanakan tindakan delegatif DS :


pemberian obat melalui DO : Anak tampak kooperatif
nebulizer : dan menghirup obat inhalasi.
 Combivent 1 ampl + NaCl
10 cc

16 : 00 1 Mengukur tanda tanda vital DS : ---


DO: K/u tampak lemah
S :36,5 C
N : 86 x/menit
RR: 24 x/menit

18 : 00 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

18 : 05 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat oral : DO : anak tampak meminum
 Ambroxol 1/3 cth obatnya dan tidak dimuntahkan

18:15 Melaksanakan tindakan delegatif DS :


pemberian obat melalui DO : Anak tampak kooperatif
nebulizer : dan menghirup obat inhalasi.
 Combivent 1 ampl + NaCl
10 cc

24:00 1 Melaksanakan delegatif DS :


pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

1 Melaksanakan tindakan delegatif DS :


pemberian obat melalui DO : Anak tampak kooperatif
nebulizer : dan menghirup obat inhalasi.
 Combivent 1 ampl + NaCl
10 cc

21/12/16 1 Mengukur tanda tanda vital DS : Ibu mengatakan anaknya


06 : 00 sudah baikan
DO: K/u tampak lemah
S :36,8 C
N : 88 x/menit
RR: 24 x/menit
06:15 1 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
 Cloramfenicol 250 mg tanda-tanda alergi.

06:20 1 Melaksanakan delegatif DS :


pemberian obat oral : DO : anak tampak meminum
 Ambroxol 1/3 cth obatnya dan tidak dimuntahkan

Hari/ No.
Tindakan Keperawatan Evaluasi Proses Ttd
Tgl/Jam Dx
11 /07/20 1 Mengukur tanda tanda vital DS : Ibu mengatakan sesak
anaknya sudah menurun
10 :00 DO: K/u tampak lemah
S :36,5 C
N : 84 x/menit
RR: 22 x/menit
12 : 00 1 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

12: 05 1 Melaksanakan delegatif DS :


pemberian obat oral : DO : anak tampak meminum
 Ambroxol 1/3 cth obatnya dan tidak dimuntahkan

16 :00 1 Mengukur tanda tanda vital DS : -


DO: K/u tampak sedikit lemah
S :36,5 C
N : 88 x/menit
RR: 24 x/menit
18 : 00 1 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

18: 05 1 Melaksanakan delegatif DS :Ibu mengatakan batuk


pemberian obat oral : anaknya sudah menurun
 Ambroxol 1/3 cth DO : anak tampak meminum
obatnya dan tidak dimuntahkan

24:00 1 Melaksanakan delegatif DS :


pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

22/12/16 1 Mengukur tanda tanda vital DS : -


06 :00
DO: K/u tampak sedikit lemah
S :36,4 C
N : 86 x/menit
RR: 22 x/menit

1 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

1 Melaksanakan delegatif DS :Ibu mengatakan batuk


pemberian obat oral : anaknya sudah menurun
 Ambroxol 1/3 cth DO : anak tampak meminum
obatnya dan tidak dimuntahkan

10 : 00 1 Mengukur tanda tanda vital DS : Ibu mengatakan sesak


anaknya sudah menurun dan
batuk kadang kadang
DO: K/u tampak sedikit lemah
S :36,5 C
N : 84 x/menit
RR: 22 x/menit

12 : 00 1 Melaksanakan delegatif DS :
pemberian obat injeksi : DO: Obat masuk melalui IV
 Amficilin 250 mg perset infuse dan tidak ada
tanda-tanda alergi.
 Cloramfenicol 250 mg

1 Melaksanakan delegatif DS :Ibu mengatakan batuk


pemberian obat oral : anaknya kadang kadang.
 Ambroxol 1/3 cth DO : anak tampak meminum
obatnya dan tidak dimuntahkan

5 Evaluasi

Hari/ No.
Evaluasi (SOAP) Ttd
Tgl/Jam Dx
Senin
12/07/20 1 S:
12:30  Ibu mengatakan anaknya sudah tidak sesak lagi dan
batuknya kadang-kadang.

O:
 K/U anak sedikit lemah
 Batuk kadang-kadang
 Tidak terdengar Suara “grek-grek”
 Suara nafas bersih
 Tidak ada tanda-tanda sianosis
 N : 86 x/menit
 S : 36,5 C
 RR : 22 x / menit
 Rhonchi -/- Whezing -/-

A : Tujuan tercapai masalah teratasi.


P : Pertahankan kondisi

Daftar pustaka

Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung


Seto;2011
Staf Pengajar FKUI. Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah 3. Jakarta:
Infomedika;2015

Ngastiyah. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC; 2007


Betz & Sowden. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Edisi 3. Jakarta:
EGC;2012
Wong and Whaley. ( 2005 ). Clinical Manual of Pediatric Nursing.
Philadelphia:

You might also like