Professional Documents
Culture Documents
OLEH
SANDI GUNAWAN
NIRM : 01.02.19.090
NIRM : 01.02.19.090
Jurusan : Perkebunan
Menyetujui:
Pendamping I Pendamping II
Mawar Indah P, S.TP, M.Si Dr. Linda Tri Wira Astuti, SP. MP
NIP. 19801227 200312 2 004 NIP. 19801021 200312 2 002
Mengetahui :
Ketua jurusan Ketua Prodi
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal Praktik
Kerja Lapangan (PKL) I yang berjudul “Tindakan Karantina Biji Pinang Sebelum
Ekspor di Balai Besar Karantina Pertanian Belawan, Provinsi Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Proposal PKL ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan
maupun yang lainnya. Kritik dan saran sangat diharapkan penulis untuk perbaikan
di masa yang akan datang. Semoga proposal ini bermanfaat sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan PKL.
Sandi Gunawan
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................5
1.3 Manfaat PKL......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6
2.1 Sejarah Tanaman Pisang....................................................................................6
2.2 Deskripsi Tanaman Pisang.................................................................................8
2.3 Morfologi Tanaman Pisang................................................................................9
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Pinang.....................................................................10
2.5 Sejarah Karantina.............................................................................................11
2.6 Karantina Tumbuhan.......................................................................................12
2.7 Karantina Tumbuhan.......................................................................................13
2.8 Tujuan dan Fungsi Karantina Indonesia..........................................................15
BAB III METODE PELAKSANAAN..............................................................17
3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................................17
3.2 Materi Kegiatan...............................................................................................17
3.3 Prosedur Pelaksanaan.......................................................................................20
Daftar Pustaka.....................................................................................................23
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I PENDAHULUAN
lokasi PKL.
1
sejak lama dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai obat
menghentikan pendarahan.
2
cukup umum sekitar 10–15% (Neethirajan, 2005).
3
mengalami penurunan sekitar 18% dari tahun 2006
negara dan atau dari dalam negara serta antar area di dalam
4
mendukung gerakan ekspor dan peningkatan pertanian yaitu
5
lokal di pasar internasional.
6
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat memperoleh berbagai pengalaman di lapangan secara
langsung seperti :
sudah dibakukan
berkualitas
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
diketahui dengan pasti. Namun, tanaman ini diduga merupakan tanaman asli Asia
pulau di Laut Pasifik. Spesies terbesar dari tanaman ini terdapat di Semenanjung
Kalimantan dan Sulawesi yang terdiri dari 24 spesies. Kelompok Hindia Timur
Kalimantan luas 4,475 ha, Sulawesi 2.407 ha, dan Maluku/Papua 1.428 ha.
Produksi biji kering dapat mencapai 69.881 ton dengan volume ekspor pada tahun
tahun 1753. Areca berasal dari kata Melayu adeka atau adaka.
sebagai kata asli untuk obat-obatan dari kata Acacia catechu, yang diimpor dari
Indonesia, tanaman pinang tumbuh secara liar atau ditanam sebagai tanaman
8
pekarangan kecuali di beberapa daerah di Sumatera sebagian petani sudah mulai
membudidayakan walaupun tidak dalam areal yang luas. Pinang sudah umum
karakter yang dapat dijadikan sebagai pembeda antar varietas antara lain, tinggi
batang, warna buah, ukuran buah dan produksi buahnya. Di India, terdapat 5
Kelima varietas tersebut adalah: a) Mangala 10 kg buah matang/ pohon/ tahun; b)
Calicut 18,89 kg buah matang/ pohon/tahun. Sejak tahun 1980-an Balai Penelitian
butir), Bengkulu-1 (119 butir), Sumbar (100 butir), Nifasi-1 (91 butir), Oyehe (83
butir), Sumbar-2 (81 butir), Sumut-2 (79 butir), Jaharun (79 butir), Sumut-1
(75.38 butir), Muara Sabak Timur-3 (73.07 butir), Kalisusu (71 butir), Molinow-2
9
(67 butir), Sumbar-3 (65.36 butir), Kampung Harapan (65 butir), Kaliharapan (63
butir), Bengkulu-2 (61.92 butir), Galangsuka (60 butir), Mongkonai (59 butir),
dan Muara Sabak Timur-2 (53.17 butir). Varietas pinang yang sudah dilepas
Menteri Pertanian Indonesia dan menjadi varietas unggul ialah Pinang Betara[8].
pinang. Seleksi pohon induk dilakukan dalam suatu populasi tanaman atau suatu
berkualitas meliputi evaluasi Blok Penghasil Tinggi, seleksi Pohon Induk, seleksi
pinang, persyaratan yang sangat penting adalah benih berasal dari pohon induk
unggul. Beberapa karakter yang menjadi persyaratan dalam memilih pohon induk
unggul pinang adalah: (1) Berbunga lebih awal sampai dengan 7 tahun); (2)
Persentase buah jadi atau fruit set tinggi; (3) Jarak antar nodus (ruas batang)
pendek; (4) Jumlah daun banyak (minimal 7, tergantung varietas); (5) Produksi
tandan minimal 4 tandan per tahun dan (6) Produksi buah per tandan minimal di
atas 50 butir. Selain itu, disarankan tidak memilih pohon induk yang berasal dari
blok pertanaman yang telah berumur lebih dari 25 tahun karena cenderung
menurun produktivitasnya.
tumbuhan yang memiliki banyak kegunaan antara lain untuk dikonsumsi, bahan
10
(Ihsanurrozi, 2014). Tumbuhan ini tumbuh dan tersebar luas di wiliyah India,
Malaysia, Taiwan, Indonesia dan negara asia lainnya, baik secara individu
maupun populasi (Jaiswal et al., 2011), umumnya tumbuhan ini ditanam sebagai
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Order : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Areca
lurus bergaris tengah 15 sampai 20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang
lepas terlihat jelas. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan
berbuah pada umur 5 hingga 8 tahun tergantung pada keadaan tanah, tanah
dengan kelembaban yang baik dan memiliki rentang pH 5-8 sangat mendukung
11
menyirip bertoreh sangat dalam tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk
perbungaan uniseksual dimana bunga jantan dan bunga betinanya berada dalam
betinanya yang terletak di bagian pangkal memiliki ukuran yang lebih besar
dengan panjang sekitar 1,2 hingga 2 cm. Bunga jantan dan betina memiliki enam
dengan tanaman tropis lainnya dimana tanaman pinang sangat mudah kering dan
12
tumbuh secara maksimal. Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman atau
lain. Pohon pinang tumbuh tegak dan tingginya 10–30 m, diameternya 15–20 cm
dan batangnya tidak bercabang. Pinang termasuk jenis tanaman yang cukup
dikenal luas di masyarakat karena secara alami penyebarannya pun cukup luas di
berbagai daerah. Nama lain dari pinang yang terkenal di Indonesia adalah Jambe,
Batang Pinang, Pining, Bonai (Sumatera), Gahat, Gehat, Kahat Laam, Hunoto,
dpl (meter diatas permukaan laut). Tanaman pinang idealnya ditanam pada
Tanah yang baik untuk pengembangan pinang adalah tanah beraerasi baik,
solum tanah dalam tanpa lapisan cadas, jenis tanah laterik, lempung merah dan
bulan basah antara 3-6 bulan atau tersedia air sepanjang tahun (pada lahan pasang
surut). Selain itu, pinang dapat tumbuh dengan baik pada suhu optimum antara
yang baik untuk pertumbuhan tanaman pinang adalah sekitar 4-8 dan memerlukan
13
“empat puluh hari”. Pelaksanaan karantina telah di mulai sejak abad ke-14 yang
bertujuan untuk melindungi kota-kota di Venesia dari penyakit yang dibawa oleh
awak kapal yang berasal dari Eropa. Pada tahun 1374 kapal-kapal yang akan
hingga dalam kondisi normal. Kapal-kapal yang telah dikarantina selama 40 hari
akan diberi bendera berwarna kuning yang menunjukkan bahwa kapal tersebut
penyebaran hama dan patogen. Hama dan patogen dapat terbawa masuk ke suatu
wilayah melalui manusia, binatang, produk-produk yang berasal dari binatang dan
tumbuhan, dan tanah. Oleh karena itu apabila bahan-bahan tersebut hendak
memasuki suatu wilayah maka harus melalui inspeksi karantina untuk dilakukan
perlakuan atau bahkan pemusnahan apabila terbukti terinfeksi hama dan penyakit.
hama dan patogen berbahaya dari wilayah lain sehingga mampu membentengi
kehancuran.
Semua tumbuhan atau bagian dari tumbuhan seperti buah, biji, batang,
daun, bunga, dan serbuk sari harus dilakukan pemeriksaan dan bila perlu
14
dilakukan perlakuan. Khusus untuk tanaman hidup yang hendak memasuki suatu
wilayah harus dipastikan tanaman tersebut terbebas dari hama dan penyakit
(Staatsblad No.262) tentang larangan pemasukan tanaman kopi dan biji kopi dari
Srilanka. Pada tahun 1914 sebagai tindak lanjut dari Ordonansi 28 Januari 1914
(pegawai ahli penyakit tanaman). Pada tahun 1939 Dinas karantina tumbuh-
tumbuhan (Planttenquarantine Diest) menjadi salah satu dari 3 seksi dari Balai
menjadi Bagian. Pada tahun 1961 BPHT diganti namanya menjadi LPHT
(Lembaga Penelitian Hama dan Penyakit Tanaman) yang merupakan salah satu
15
organisasi Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3) yang merupakan penjelmaan
LPHT. Kemudian Karantina menjadi salah satu Bagian di dalam Biro Hubungan
Luar Negeri Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian. Pada tahun 1969, status
III menjadi eselon II. Pada tahun 1974, organisasi karantina diintegrasikan dalam
Pertanian. Tahun 1980 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 453 dan No.
861 tahun 1980, organisasi Pusat Karantina Pertanian (yang notabene baru diisi
kendali manajemen yang luas. Pusat Karantina Pertanian pada masa itu terdiri dari
5 Balai (eselon III), 14 Stasiun (eselon IV), 38 Pos (eselon V) dan 105.
tahun 1983 Pusat Karantina Pertanian dialihkan kembali dari Badan Litbang
dibawah Menteri Pertanian . Namun kali ini kedua unsur karantina (hewan dan
16
Pertanian melalui Keppres No. 58 Tahun 2001.
dibantu oleh 4 pejabat eselon II, 10 pejabat eselon III dan 24 pejabat eselon IV.
Ditingkat lapangan Kepala Barantan dibantu oleh Kepala UPT terdiri atas 39 UPT
dan atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan
penyakit (organisme pengganggu) dari luar negeri atau dari suatu area ke area lain
Pada UU No. 16 Th. 1992 telah diatur persyaratan ekspor dan impor yang cukup
Tanaman” dan Animal Health Certificate (AHC) “Surat Kesehatan Hewan” dari
17
Pelaksanaan fungsi karantina tumbuhan di Indonesia dilakukan oleh Badan
2) mencegah tersebarnya OPTK dari suatu area ke area lain di dalam wilayah
18
BAB III METODE PELAKSANAAN
.
3.2 Materi Kegiatan
Adapun untuk materi kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan PKL I
1. Pemeriksaan
piaraan, tumbuhan dan bagian tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan
19
atau tumbuhan. Pintu masuk yang digunakan sebagai tempat pemeriksaan
meliputi bandar udara, pelabuhan, penyeberangan, kantor pos, dan pos lintas
batas.
2. Pengasingan
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang diduga
3. Pengamatan
dan bagian tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan.
4. Perlakuan
produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang diketahui terdapat
OPT yang bukan OPTK. Tujuan dilakukan perlakuan tersebut adalah untuk
5. Penahanan
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang ditengarai
tidak dilengkapi dengan PC atau AHC, dan atau diduga mengandung OPTK.
Apabila ternyata importir mampu menunjukkan PC atau AHC dan ternyata tidak
20
terdapat OPTK pada hewan piaraan, tumbuhan dan bagian tumbuhan, produk
yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang hendak dimasukkan ke
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan tersebut
diperbolehkan masuk.
6. Penolakan
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang tidak
dilengkapi dengan PC atau AHC dan atau hewan piaraan, tumbuhan dan bagian
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan berasal dari dari
7. Pemusnahan
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang setelah
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan mengandung
OPTK A1. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar disaksikan oleh semua
8. Pembebasan
tumbuhan, produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang dilengkapi
dengan PC atau AHC dan hewan piaraan, tumbuhan dan bagian tumbuhan,
produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan tersebut tidak berasal dari
21
daerah yang endemik terdapat OPTK A1 serta dari hasil pemeriksaan dan
pengamatan jelas terbukti bahwa hewan piaraan, tumbuhan dan bagian tumbuhan,
produk yang terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan terbebas dari OPTK
maupun OPT.
agar OPTK tidak sampai lolos masuk ke wilayah Republik Indonesia. Sebagai
melacak adanya hewan piaraan, tumbuhan dan bagian tumbuhan, produk yang
terbuat dari bahan hewan atau tumbuhan yang dibawa penumpang lewat kabin
atau hewan piaraan, tumbuhan dan bagian tumbuhan, produk yang terbuat dari
bahan hewan atau tumbuhan yang terbawa melalui surat di kantor pos.
Mahasiswa melakukan survei secara mandiri pada calon lokasi PKL yang
2. Pembekalan
22
PKL. Pembekalan diberikan oleh Dosen yang kompetensinya relevan dengan
materi. Materi pembekalan disesuaikan dengan bidang pada setiap program studi.
3. Penyusunan proposal
4. Pelaksanaan
pelaksanaan di lapangan.
5. Penyusunan laporan
dan/atau secara on-line. Laporan PKL dibuat rangkap 5 (lima), diserahkan kepada
mahasiswa.
6. Ujian
Mahasiswa wajib mengikuti ujian PKL. Bahan ujian yang perlu dipersiapkan
mahasiswa yaitu portofolio kegiatan PKL dan laporan PKL yang telah
23
penyajian portofolio kegiatan PKL dan mempresentasikan hasil PKL, selanjutnya
24
DAFTAR PUSTAKA
Neethirajan, S., C. Karunakaran, D.S. Jayas and N.D.G. White. 2007. Detection
techniques for stored-product insects in grain. Food Control 18 : 157–162.
25
Sistem Manajemen Keamanan Pangan Sanitari Fitosanitari dan Perdagangan
Internasional. Kuliah Tamu Magister Agribisnis. Fakultas Pertanian UGM.
Yogyakarta. 13 halaman.
LAMPIRAN
26
Lampiran 1. Surat Permohonan Izin PKL I
27
28