You are on page 1of 37

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

PEMBIBITAN TANAMAN KOPI ARABIKA DI TYYANA COFFEE


KABUPATEN TAPANULI SELATAN SUMATERA
UTARA

Oleh :

AHMALIA NURFATONAH NIRM. 01.02.18.004

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERKEBUNAN PRESISI


JURUSAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PEMBANGUNAN
PERTANIAN MEDAN KEMENTRIAN PERTANIAN 2020
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Laporan Pembibitan Tanaman


Kopi Arabika di Tyyana Coffee
Kabupaten Tapanuli Selatan,
Provinsi Sumatera Utara.
Nama : Ahmalia Nurfatonah
Nirm : 01.02.18.004
Program Studi : Penyuluhan Perkebunan Presisi
Jurusan : Perkebunan

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Merlyn Mariana, SP, MP Dr.Linda Tri wira Astuti,SP,MP


NIP.19800630 201101 2 010 NIP.19801021 200312 2 002

Mengetahui :

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Dr. Iman Arman, SP, MM Dr. Iman Arman, SP, MM


NIP.19711205 200112 1 001 NIP.19711205 200112 1 001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas berkatnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) I, yang
merupakan program kurikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan pada semester
genap (IV).
Laporan PKL I ini penulis buat sebagai bahan acuan telah melaksanakan
PKL I yang telah dilaksanakan dari tanggal 09 Maret 2020 - 25 Maret 2020 di
Tyyana Coffee, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan;
2. Dr. Iman Arman, SP, MM selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Perkebunan;
3. Merlyn Mariana, SP, MP selaku Dosen Pembimbing I;
4. Dr. Linda Tri Wira Astuti, SP, MP selaku Dosen Pembimbing II;
5. Panitia Pelaksana PKL I;
6. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa
banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan
ini pada penulisan di masa yang akan datang.
Demikian laporan ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Medan, 17 April 2020

ii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
A. Sejarah Kopi Arabika .......................................................................... 3
B. Morfologi Tanaman Kopi Arabika ..................................................... 3
C. Persiapan Lahan .................................................................................. 7
D. Pembibitan Kopi Arabika.................................................................... 8
E. Perawatan Bibit Kopi Arabika ............................................................ 10

III. METODE PELAKSANAAN ................................................................. 13


A. Waktu dan Tempat .............................................................................. 13
B. Materi Kegiatan .................................................................................. 13
C. Prosedur Pelaksanaan .......................................................................... 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 19


A. Gambaran umum Tyyana Coffee ....................................................... 19
B. Hasil dan Pembahasan ........................................................................ 20

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 26


A. Kesimpulan ......................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal
1. Perakaran tanaman kopi. ............................................................................... 4
2. Batang tanaman kopi ..................................................................................... 4
3. Percabangan tanaman kopi ............................................................................ 4
4. Daun kopi Arabika ........................................................................................ 5
5. Bunga kopi Arabika ...................................................................................... 6
6. Buah kopi Arabika ........................................................................................ 6
7. Pembersihan lahan ...................................................................................... 21
8. Pendederan benih. ....................................................................................... 22
9. Pencampuran tanah dan pupuk.................................................................... 22
10. Pengisian tanah kedalam polybag ............................................................... 22
11. Pengambilan kecambah kopi....................................................................... 23
12. Kecambah kopi............................................................................................ 23
13. Penanaman kecambah kopi ......................................................................... 24
14. Kecambah kopi yang telah ditanam ............................................................ 24
15. Penyiraman bibit kopi ................................................................................. 25
16. Pengendalian gulma .................................................................................... 26
17. Pupuk NPK ................................................................................................. 27

iv
v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Sekilas tentang kopi Arabika, kopi Arabika (Coffea Arabica) merupakan
salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di
Indonesia. Harga kopi Arabika lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta
karena adanya cita rasa khas.
Dalam hal perkopian di Indonesia, kopi rakyat memegang peranan yang
penting, mengingat sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat.
Namun demikian kondisi pengelolaan usaha tani pada kopi rakyat relatif masih
kurang baik dibanding kondisi Perkebunan Besar Negara (PBN). Ada dua
permasalahan utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu
rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang memenuhi syarat. Untuk saat
ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu
biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir
kopi.
Semua keunikan kopi di Indonesia tidak terlepas dari pembudidayaan yang
baik untuk mendapatkan kualitas kopi yang baik pula. Kualitas kopi yang baik
tentu bukan hanya ditentukan dari varietas atau klon saja. Pembibitan serta
pemeliharaan juga merupakan kunci dalam pembudidayaan tanaman kopi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu dibahas lebih lanjut
mengenai perkembangan kopi di Indonesia agar kopi rakyat mampu menaikkan
produktivitas dan mutu hasil yang memenuhi syarat untuk diekspor. Selain itu
juga, perlu dibahas mengenai syarat tumbuh, pembibitan, pemeliharaan yang
merupakan bagian pembudidayaan tanaman kopi agar produktivitas yang tinggi
tetap bertahan.

1
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan proposal kegiatan Praktik Kerja Lapangan I yaitu:
1. Untuk mengetahui ciri ciri bibit unggul tanaman kopi.
2. Untuk mengetahui proses pembibitan kopi Arabika.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan pada bibit kopi Arabika.

C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan laporan kegiatan PKL I ini yaitu:
1. Sebagai syarat untuk dapat menajalani proses kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Medan
(POLBANGTAN) Medan.
2. Mengetahui secara langsung teknis pembibitan kopi Arabika.
3. Mewujudkan mental/ jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri,
tangguh, kreatif dinamis, displin, bertanggung jawab dan inovatif.
4. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah kopi Arabika


Penyebaran tumbuhan kopi ke Indonesia dibawa seorang
berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar tahun 1646 yang
mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia. Jenis kopi ini oleh
Gubernur Jenderal Belanda di Malabar dikirim juga ke Batavia pada
tahun 1696. Karena tanaman ini kemudian mati oleh banjir, pada tahun
1699 didatangkan lagi bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di
sekitar Jakarta dan Jawa Barat, akhirnya menyebar ke berbagai bagian
di kepulauan Indonesia (Ridwansyah, 2010).
Sekitar satu abad kopi arabika telah berkembang sebagai tanaman
rakyat. Perkebunan kopi pertama diusahakan di Jawa Tengah (Semarang
dan Kedu) pada awal abad ke-19, sedang perkebunan kopi di Jawa
Timur (Kediri dan Malang) baru dibuka pada abad ke-19, dan di Besuki
bahkan baru pada akhir tahun 1900-an. Hampir dua abad kopi arabika
menjadi satu-satunya jenis kopi komersial yang ditanam di Indonesia.
Budidaya kopi arabika ini mengalami kemunduran karena serangan
penyakit karat daun (Hemileia vastatrix), yang masuk ke Indonesia sejak
tahun 1876. Kopi arabika hanya bisa bertahan di daerah-daerah tinggi
(1000 m ke atas), di mana serangan penyakit ini tidak begitu hebat.

B. Morfologi tanaman kopi Arabika


1. Akar
Perakaran tanaman arabika termasuk dangkal dan masuk
kedalam tanah sekitar 30 cm, berakar tunggang. Tapi biasanya yang
memiliki akar tunggang ini adalah tanaman kopi yang bibitnya
disemaikan, Jika penanamannya menggunakan stek kemungkinan
bisa cepat roboh.
Akar tunggang ini memiliki cabang yang kemudian menjadi akar
– akar kecil menyebar di sekitar akar guna memperluas penyerapan
unsur hara. Terdapat juga tudung akar yang akan melindungi akar

3
ketika menghisap unsur hara didalam tanah. Akar tanaman kopi
berwarna putih kekuning – kuningan.

Gambar 1. Perakaran tanaman kopi

2. Batang
Tanaman arabika yang terawat dengan baik tumbuh seperti
pohon perdu dengan tinggi sekitar 2-3 meter, bahkan mencapai 5
meter jika tidak dilakukan pemangkasan. Percabangan pohon arabika
terdiri dari 2 jenis, yaitu percabangan vertikal dan percabangan
horizontal.

4
Gambar 2. Batang tanaman kopi Gambar 3. Percabangan kopi
3. Daun
Daun arabika berukuran kecil dengan panjang 12 cm hingga 15
cm dan lebar sekitar 6 cm. Daun tanaman arabika mengkilap seperti
berlapis lilin dan berwarna hijau. Mata tunas tumbuh dibawah ketiak
daun dan akan berbah menjadi cabang atau bunga, tergantung
kondisi.

Gambar 4. Daun kopi Arabika

4. Bunga

5
Bunga arabika yang tumbuh dibawah ketiak daun dapat
melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan biasanya terjadi pada
pagi hari secara alami dengan bantuan angin atau serangga.
Akan tetapi, terdapat pula faktor alam yang menggagalkan proses
penyerbukan, yakni hujan. Setelah terjadi penyerbukan, buah kopi
arabika akan tumbuh dan siap panen 6 bulan hingga 9 bulan.
Tanaman kopi mampu menghasilkan bunga banyak, oleh karena
itu termasuk dalam jenis Planta multiflora. Letak bunga tersebut
pada setiap ketiak daun yang membentuk rangkaian bergerombol
sehingga disebut bunga majemuk.
Tanaman kopi memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan
betina (putik). Tanaman kopi masuk pada golongan tanaman
berumah satu (monoceus) yang berarti bunga jantan dan betina
berada dalam satu batang tumbuh. Tanaman kopi memiliki bakal
buah yang terletak pada dasar bunga cekung terdiri dari 2 butir biji.

Gambar 5. Bunga kopi Arabika

5. Buah
Warna buah kopi adalah hijau muda pada awalnya, kemudian
berubah hijau tua lalu kuning, ketika matang akan berubah warna
menjadi merah atau merah tua. Daging buah kopi mengandung
blender dan senyawa glukosa yang memiliki rasa manis jika

6
kondisinya sudah matang penuh. Biji kopi diselimuti oleh 3 lapisan
berupa kulit, yaitu kulit luar, kulit tengah dan kulit dalam.
Jika dibandingkan dengan buah robusta, buah arabika cenderung
lebih besar. Buah yang matang secara alami akan rontok dari
tangkainya. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan secara
hatihati sebelum buah rontok.

Gambar 6. Buah kopi Arabika


C. Persiapan Lahan
1. Pemilihan Lahan
Pemilihan lahan (tanah) untuk tanaman kopi jenis Arabika
mempunyai karakteristik/sifat sebagai berikut: a) Kemiringan tanah
kurang dari 30 %.
b) Kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm.
c) Tekstur tanah berlempung (loamy) dengan struktur tanah lapisan
atas remah.
d) Kadar bahan organik di atas 3,5 % atau kadar karbon (C) di atas
2 %.
e) Nisbah C dan nitrogen (N) antara 10 – 12.
f) Kapasitas Tukar Kation (KTK) di atas 15 me/100 g
g) Kejenuhan Basa (KB) di atas 35 %.
h) Kemasaman (pH) tanah berkisar 5,5 – 6,5.
i) Kadar unsur hara N, P, K, Ca serta Mg cukup sampai tinggi.

2. Syarat Tumbuh
Kopi arabika memiliki persyaratan tumbuh sebagai berikut :
a) Ketinggian 700 – 1500 m dpl dengan kisaran optimum 900 –
1100 mdpl. Batas terendah ketinggian tempat untuk

7
pertumbuhannya dibatasi oleh ketahanannya terhadap penyakit
karat daun (Hemileia vastatrix) dan batas ketinggian tempat
tertinggi dibatasi adanya frost (suhu sangat rendah).
b) Iklim memiliki batas yang tegas antara musim kering dan
penghujan atau iklim C-D. Iklim C – D menurut Schmidt dan
Fergusson dengan curah hujan 1.000 – 2.000 mm/tahun dengan
3 – 5 bulan kering.
c) Dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan tekstur geluh
pasiran dan kaya bahan organik, terutama pada daerah dekat
permukaan tanah.
d) Produksi tanaman dapat stabil bila tersedia sarana pengairan dan
atau pohon pelindung.
e) Sifat kimia tanah umumnya menghendaki pH agak masam yaitu
5,5 – 6,5. (Puslitkoka, 2006)
3. Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan dua tahun sebelum tanam yang
meliputi pekerjaan pendongkelan tanaman asal, pembersihan lahan,
pembuatan jalan/saluran air, pembuatan teras, pengolahan tanah dan
penanaman pohon pelindung lamtoro. Untuk pembibitan digunakan
tanaman lamtoro sebagai naungan dengan jarak tanam 4 x 4 m.
Kegiatan di pembibitan terdiri atas pendederan benih, sambung stek,
mengambil kepelan, menanam kepelan ke polybag, penyulaman,
penyiraman, pemupukan, pasang gier, gulma dan pengendalian hama
dan penyakit.
Pembibitan kopi arabika dilaksanakan dengan sistem generatif
ataupun vegetatif. Pembibitan generatif dengan menanam biji kopi
arabika sesuai varietas yang direkomendasikan antara lain Komposit,
USDA, Lini S atau Kate.
Kopi arabika dapat menyerbuk sendiri, sehingga segregasi biji
bisa diminimalkan. Pembibitan secara vegetatif dengan cara stek

8
sambung. Batang bawah menggunakan kopi robusta BP 308 dengan
batang atas komposit atau USDA. (Yahmadi dan Mudrig, 2007)

D. Pembibitan Kopi Arabika


a. Pendederan benih
Pendederan benih merupakan penyemaian benih kopi yang
dilakukan pada awal memulai pembibitan. Alat yang digunakan
adalah cangkul, blak 3cm, blak 5cm dan ajir. Benih yang digunakan
diperoleh dari kebun. Sebelum menanam benih, tanah harus
digemburkan terlebih dahulu dan diratakan permukaannya. Setelah
itu ditambahkan pasir ke atas tanah tersebut setebal 5 cm dan
permukaan pasir tersebut juga harus diratakan. Blak 5 cm berfungsi
sebagai pengatur jarak antar baris, sedangkan blak 3 cm berfungsi
sebagai pengatur jarak dalam baris. Benih ditanam sedalam 3 cm dari
permukaan pasir dengan jarak tanam 5 cm x 3 cm. Setelah semua
benih ditanam, benih ditutup menggunakan pasir dan diikuti jerami
yang telah dicacah. Jerami berfungsi sebagai penahan air hujan yang
bisa menyebabkan benih keluar dari dalam pasir. Penanaman benih
umumnya dilakukan pada bulan September - Oktober sehingga benih
bisa dipindah tanam 3 bulan setelahnya, yakni pada bulan Desember
- Januari.
b. Sambung-stek
Sambung-stek merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif.
Kegiatan sambung-stek terdiri atas pengambilan batang bawah,
batang atas, penyambungan dan penanaman. Alat yang digunakan
adalah pisau sambung dan plastik (untuk mengikat sambungan).
Batang bawah yang digunakan berupa tunas air (tunas orthotrop)
yang diambil dari kebun entres Robusta BP 308, sedangkan batang
atas yang digunakan adalah tunas air dari kopi Arabika varietas
USDA, Andungsari, Komposit dan Lini S yang dimbil dari kebun.
Batang atas dan batang bawah yang diambil berumur sekitar 3 bulan.
Pengambilan batang atas dan batang bawah dilakukan pada pagi hari

9
menggunakan gunting pangkas. Penyambungan dimulai dengan
memotong seluruh cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu
memotong bagian pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf
“V”. Bagian atas batang bawah diiris secara vertikal dan batang atas
disisipkan di bagian irisan tersebut, lalu diikat menggunakan plastik.
Ikatan tersebut tidak boleh dimasuki air karena bisa menyebabkan
busuk pada sambungan.
Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh
dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam
direndam dengan rooton F sebelum ditanam ke polybag. Polybag
disiram hingga tanah jenuh air. Polybag berisi tanah hutan : kotoran
hewan dengan perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di dalam sungkup
plastik dan diberi naungan paranet dengan ketinggian 180 cm.
c. Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke
polybag
Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan,
pembuatan lubang tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman.
Penanaman kepelan dilakukan pada umur tanam 3 BSD (Bulan
Setelah Deder) atau sekitar 85 – 95 hari setelah deder. Alat yang
digunakan dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan jemblung.
Sohlet berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan
lubang tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat
lubang tanam.
Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di
kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah
pertanaman kopi TM. Kepelan yang baik adalah yang diambil dari
hasil deder di kebun pembibitan. Ukuran polybag yang digunakan
sebesar 35 cm x 22 cm dengan 4 lubang perfolasi. Lubang tanam
dibuat sedalam 10 – 13 cm dan diameter 4 – 5 cm.

10
E. Perawatan Bibit Kopi Arabika
a. Penyulaman
Penyulaman di polybag dilakukan setiap saat. Disarankan untuk
menyulam langsung tanaman sakit atau mati ketika sedang menyiang
gulma, memupuk dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain di
areal pembibitan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah
polybag tanpa bibit kopi yang bisa menyebabkan kerugian
perusahaan.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada setiap saat apalagi saat musim
kemarau dengan frekuensi satu hari sekali. Kegiatan penyiraman
dimulai pukul 06.00 pagi, tetapi apabila terjadi frost, kegiatan
penyiraman dimulai pukul 04.00 pagi untuk menghindari kerusakan
yang diakibatkannya. Kegiatan penyiraman tidak dilakukan pada
musim hujan. Alat yang digunakan adalah selang yang disambung
dari pipa - pipa yang telah dipasang di setiap sisi areal pembibitan. c
. Pemupukan
Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara,
yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun).
Puleta dan puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali
sesuai SOP kebun. Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan
pupuk urea, TSP dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap
polybag menggunakan gayung . d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di pembibitan dilakukan secara manual.
Pengendalian secara manual di areal pembibitan dianggap lebih
efektif daripada pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara
kimiawi akan mematikan serta bibit kopi yang terkena cairan
herbisida. Jenis gulma yang ada di pembibitan antara lain adalah
Drymoria cordata, Ageratum conyzoides, Erechtites valerianifolia,
Paspalum conjugatum, Oxalis corniculata, Cyperus sp dan jenis
paku-pakuan.
e. Pengendalian hama dan penyakit

11
Pengendalian hama dan penyakit diaplikasikan dengan cara
menyemprot bibit menggunakan knap sack Solo 15 l dilakukan
menggunakan campuran fungisida kontak Antracol 70 WP berbahan
aktif propineb 70 % dengan konsentrasi 6.7 g/l air dan insektisida
sistemik Confidor berbahan aktif imidakloprid dengan konsentrasi 2
g/l air. Penyemprotan dilakukan dengan rotasi 1 bulan sekali dan
bersifat preventif. Fungisida Antracol berfungsi untuk
mengendalikan penyakit karat daun kopi. Insektisida Confidor
berfungsi untuk mengendalikan ulat tongka.

f. Penyeleksian bibit
Seleksi bibit merupakan kegiatan memisahkan bibit-bibit normal
dengan bibit tidak normal. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan
dengan mengambil bibit-bibit tidak normal dari setiap petak bibit.
Bibit-bibit tidak normal tersebut disatukan di suatu tempat khusus.
Bibit-bibit tidak normal tersebut selanjutnya akan mendapatkan
perlakuan khusus.
Seleksi bibit pada tanaman kopi memiliki beberapa tahapan.
Tahap pertama dilakukan ketika kecambah dipindah tanam ke
polybag, tahap kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah
pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga
dilakukan pada saat bulan kesepuluh - keduabelas setelah pindah
tanam dari lahan persemaian ke polybag (ketika bibit akan keluar
dari kebun bibit untuk ditanam ke lahan). Salah satu kriteria bibit
kopi tidak normal adalah kerdil.

12
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu Pelaksanaan
Jadwal kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL I)
dilaksanakan pada tanggal 9 maret – 25 maret 2020, yang berlokasi di Tyyana
Coffee, Desa Aek Sabaon, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan,
Provinsi Sumatera Utara.
B. Materi Kegiatan
Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan praktik teknis di
lapangan secara langsung dan aspek manajerial di lapangan. Materi kegiatan
yang akan dilaksanakan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah
mengenai pembibitan tanaman kopi.

1. Pembibitan Kopi Arabika


a. Pendederan benih
Pendederan benih merupakan penyemaian benih kopi yang
dilakukan pada awal memulai pembibitan. Alat yang digunakan adalah
cangkul, blak 3cm, blak 5cm dan ajir. Benih yang digunakan diperoleh
dari Kebun. Sebelum menanam benih, tanah harus digemburkan
terlebih dahulu dan diratakan permukaannya. Setelah itu ditambahkan

13
pasir ke atas tanah tersebut setebal 5 cm dan permukaan pasir tersebut
juga harus diratakan. Blak 5 cm berfungsi sebagai pengatur jarak antar
baris, sedangkan blak 3 cm berfungsi sebagai pengatur jarak dalam
baris. Benih ditanam sedalam 3 cm dari permukaan pasir dengan jarak
tanam 5 cm x 3 cm. Setelah semua benih ditanam, benih ditutup
menggunakan pasir dan diikuti jerami yang telah dicacah. Jerami
berfungsi sebagai penahan air hujan yang bisa menyebabkan benih
keluar dari dalam pasir. Penanaman benih umumnya dilakukan pada
bulan September-Oktober sehingga benih bisa dipindah tanam 3 bulan
setelahnya, yakni pada bulan Desember-Januari.

b. Sambung-stek
Sambung-stek merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif.
Kegiatan sambung-stek terdiri atas pengambilan batang bawah, batang
atas, penyambungan dan penanaman. Alat yang digunakan adalah
pisau sambung dan plastik (untuk mengikat sambungan). Batang
bawah yang digunakan berupa tunas air (tunas orthotrop) yang diambil
dari kebun entres Robusta BP 308, sedangkan batang atas yang
digunakan adalah tunas air dari kopi Arabika varietas USDA,
Andungsari, Komposit dan Lini S yang dimbil dari kebun. Batang atas
dan batang bawah yang diambil berumur sekitar 3 bulan. Pengambilan
batang atas dan batang bawah dilakukan pada pagi hari menggunakan
gunting pangkas. Penyambungan dimulai dengan memotong seluruh
cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu memotong bagian
pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf “V”. Bagian atas batang
bawah diiris secara vertikal dan batang atas disisipkan di bagian irisan
tersebut, lalu diikat menggunakan plastik. Ikatan tersebut tidak boleh
dimasuki air karena bisa menyebabkan busuk pada sambungan.
Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh dan
terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam direndam

14
dengan rooton F sebelum ditanam ke polybag. Polybag disiram hingga
tanah jenuh air. Polybag berisi tanah hutan : kotoran hewan dengan
perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di dalam sungkup plastik dan diberi
naungan paranet dengan ketinggian 180 cm.
c. Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke polybag
Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan,
pembuatan lubang tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman.
Penanaman kepelan dilakukan pada umur tanam 3 BSD (Bulan Setelah
Deder) atau sekitar 85–95 hari setelah deder. Alat yang digunakan
dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan jemblung. Sohlet
berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan lubang
tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat lubang tanam.
Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di
kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah pertanaman
kopi TM. Kepelan yang baik adalah yang diambil dari hasil deder di
kebun pembibitan. Ukuran polybag yang digunakan sebesar 35 cm x
22 cm dengan 4 lubang perfolasi. Lubang tanam dibuat sedalam 10–13
cm dan diameter 4–5 cm.

2. Perawatan Bibit Kopi Arabika


a. Penyulaman
Penyulaman di polybag dilakukan setiap saat. Disarankan untuk
menyulam langsung tanaman sakit atau mati ketika sedang menyiang
gulma, memupuk dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain di
areal pembibitan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah
polybag tanpa bibit kopi yang bisa menyebabkan kerugian perusahaan.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada setiap saat apalagi saat musim kemarau
dengan frekuensi satu hari sekali. Kegiatan penyiraman dimulai pukul
06.00 pagi, tetapi apabila terjadi frost, kegiatan penyiraman dimulai
pukul 04.00 pagi untuk menghindari kerusakan yang diakbatkannya.
Kegiatan penyiraman tidak dilakukan pada musim hujan. Alat yang

15
digunakan adalah gembor yang diisi air dari sumber air di areal
pembibitan. c. Pemupukan
Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara,
yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun).
Puleta dan puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali
sesuai SOP kebun. Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan pupuk
urea, TSP dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap polybag
menggunakan gayung .
d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di pembibitan dilakukan secara manual.
Pengendalian secara manual di areal pembibitan dianggap lebih efektif
daripada pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi
akan mematikan serta bibit kopi yang terkena cairan herbisida. Jenis
gulma yang ada di pembibitan antara lain adalah Drymoria cordata,
Ageratum conyzoides, Erechtites valerianifolia, Paspalum conjugatum,
Oxalis corniculata, Cyperus sp dan jenis paku-pakuan. e. Penyeleksian
bibit
Seleksi bibit merupakan kegiatan memisahkan bibit-bibit normal
dengan bibit tidak normal. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan
dengan mengambil bibit-bibit tidak normal dari setiap petak bibit.
Bibit-bibit tidak normal tersebut disatukan di suatu tempat khusus.
Bibit-bibit tidak normal tersebut selanjutnya akan mendapatkan
perlakuan khusus.
Seleksi bibit pada tanaman kopi memiliki beberapa tahapan. Tahap
pertama dilakukan ketika kecambah dipindah tanam ke polybag, tahap
kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah pindah tanam dari
lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga dilakukan pada saat
bulan kesepuluh - keduabelas setelah pindah tanam dari lahan
persemaian ke polybag (ketika bibit akan keluar dari kebun bibit untuk
ditanam ke lahan). Salah satu kriteria bibit kopi tidak normal adalah
kerdil.

16
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Pembibitan Kopi Arabika
a) Pendederan benih
Pendederan benih merupakan penyemaian benih kopi yang
dilakukan pada awal memulai pembibitan. Alat yang digunakan adalah
cangkul, blak 3cm, blak 5cm dan ajir. Benih yang digunakan diperoleh
dari Kebun. Sebelum menanam benih, tanah harus digemburkan
terlebih dahulu dan diratakan permukaannya. Setelah itu ditambahkan
pasir ke atas tanah tersebut setebal 5 cm dan permukaan pasir tersebut
juga harus diratakan. Blak 5 cm berfungsi sebagai pengatur jarak antar
baris, sedangkan blak 3 cm berfungsi sebagai pengatur jarak dalam
baris. Benih ditanam sedalam 3 cm dari permukaan pasir dengan jarak
tanam 5 cm x 3 cm. Setelah semua benih ditanam, benih ditutup
menggunakan pasir dan diikuti jerami yang telah dicacah. Jerami
berfungsi sebagai penahan air hujan yang bisa menyebabkan benih
keluar dari dalam pasir. Penanaman benih umumnya dilakukan pada
bulan September-Oktober sehingga benih bisa dipindah tanam 3 bulan
setelahnya, yakni pada bulan Desember-Januari. b) Sambung stek
Sambung stek merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif.
Kegiatan sambung-stek terdiri atas pengambilan batang bawah, batang
atas, penyambungan dan penanaman. Alat yang digunakan adalah
pisau sambung dan plastik (untuk mengikat sambungan). Batang
bawah yang digunakan berupa tunas air (tunas orthotrop) yang diambil
dari kebun entres Robusta BP 308, sedangkan batang atas yang
digunakan adalah tunas air dari kopi Arabika varietas USDA,
Andungsari, Komposit dan Lini S yang dimbil dari kebun. Batang atas
dan batang bawah yang diambil berumur sekitar 3 bulan. Pengambilan
batang atas dan batang bawah dilakukan pada pagi hari menggunakan
gunting pangkas. Penyambungan dimulai dengan memotong seluruh
cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu memotong bagian
pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf “V”. Bagian atas batang

17
bawah diiris secara vertikal dan batang atas disisipkan di bagian irisan
tersebut, lalu diikat menggunakan plastik. Ikatan tersebut tidak boleh
dimasuki air karena bisa menyebabkan busuk pada sambungan.
Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh dan
terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam direndam
dengan rooton F sebelum ditanam ke polybag. Polybag disiram hingga
tanah jenuh air. Polybag berisi tanah hutan : kotoran hewan dengan
perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di dalam sungkup plastik dan diberi
naungan paranet dengan ketinggian 180 cm.
c) Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke polybag
Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan,
pembuatan lubang tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman.
Penanaman kepelan dilakukan pada umur tanam 3 BSD (Bulan Setelah
Deder) atau sekitar 85–95 hari setelah deder. Alat yang digunakan
dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan jemblung. Sohlet
berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan lubang
tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat lubang tanam.
Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di
kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah pertanaman
kopi TM. Kepelan yang baik adalah yang diambil dari hasil deder di
kebun pembibitan. Ukuran polybag yang digunakan sebesar 35 cm x
22 cm dengan 4 lubang perfolasi. Lubang tanam dibuat sedalam 10–13
cm dan diameter 4–5 cm.

2. Perawatan Bibit Kopi Arabika


a. Penyulaman
Penyulaman di polybag dilakukan setiap saat. Disarankan untuk
menyulam langsung tanaman sakit atau mati ketika sedang
menyiang gulma, memupuk dan berpindah dari satu tempat ke
tempat lain di areal pembibitan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk

18
mencegah polybag tanpa bibit kopi yang bisa menyebabkan
kerugian perusahaan. b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada setiap saat apalagi saat musim
kemarau dengan frekuensi satu hari sekali. Kegiatan penyiraman
dimulai pukul 06.00 pagi, tetapi apabila terjadi frost, kegiatan
penyiraman dimulai pukul 04.00 pagi untuk menghindari
kerusakan yang diakbatkannya. Kegiatan penyiraman tidak
dilakukan pada musim hujan. Alat yang digunakan adalah gembor
yang diisi air dari sumber air di areal pembibitan.

c. Pemupukan
Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara,
yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun).
Puleta dan puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali
sesuai SOP kebun. Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan
pupuk urea, TSP dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap
polybag menggunakan gayung . d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di pembibitan dilakukan secara manual.
Pengendalian secara manual di areal pembibitan dianggap lebih
efektif daripada pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara
kimiawi akan mematikan serta bibit kopi yang terkena cairan
herbisida. Jenis gulma yang ada di pembibitan antara lain adalah
Drymoria cordata, Ageratum conyzoides, Erechtites valerianifolia,
Paspalum conjugatum, Oxalis corniculata, Cyperus sp dan jenis
paku-pakuan.
e. Penyeleksian bibit
Seleksi bibit pada tanaman kopi memiliki beberapa tahapan.
Tahap pertama dilakukan ketika kecambah dipindah tanam ke
polybag, tahap kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah
pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga
dilakukan pada saat bulan kesepuluh - keduabelas setelah pindah
tanam dari lahan persemaian ke polybag.

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum Tyyana Coffee


Tyyana Coffee merupakan salah satu usaha dagang yang bergerak
dibidang pengolahan kopi dan kafe yang beralamat di Desa Aek Sabaon,
Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan. Tyyana Coffee didirikan
pada tahun 2014 oleh Abdul Wahid Harahap yang merupakan owner UD
tersebut.
Penamaan usaha dagang yaitu Tyyana terinspirasi dari nama anak
pertamanya Tyya sedangkan Na di akhir kata Tyyana adalah penggabungan
nama manusia dengan tumbuhan dalam bahasa ilmiah, ujar beliau. Dalam
usahanya Tyyana Coffee bekerja sama dengan petani setempat sebagai
pemasok bahan baku yaitu berupa gabah biji kopi (kulit tanduk).
Berwirausaha yang dirintis beliau tidak luput dari cobaan serta mengalami
pasang surut. Bahkan sejak menggeluti dunia kopi pada tahun 2004 beliau
sudah beberapa kali dibilang “NA RITTIK DE” yang artinya dalam bahasa
Indonesia “sudah gila”. Walaupun begitu cemoohan orang kepadanya, beliau
tetap sabar dan terus berkarya hingga sampai sekarang. Dan pencapaian
kesuksesannya kini tidak luput dari kesabaran dan dukungan sang istri yakni
ibu Nur Ainun Br Situmorang.
Akhirnya, pada tahun 2017 obsesi beliau terwujud, dan sudah banyak
mengirim olahan bubuk kopi ke luar negeri maupun dalam negeri. Untuk di

20
dalam negeri jumlah permintaan terus meningkat. Untuk menghasilkan bubuk
kopi berkualitas tinggi Tyyana Coffee masih menggunakan metode tradisional
yaitu sangrai dan tumbuk, namun ada juga mesin roasting untuk menghasilkan
kualitas kopi yang baik.

1. Secara geografis letak kecamatan Marancar berbatasan dengan:


a) Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Utara
b) Sebelah Selatan : Kota Padang Sidempuan
c) Sebelah Timur : Kecamatan Sipirok
d) Sebelah Barat : Kabupaten Tapanuli Tengah

2. Ketinggian tempat dari permukaan laut yang terletak diantara ketinggian


650 / 1250 dpl. Keadaan Topografi bervariasi dari :
a) Datar : 11812,6 ha : 10%
b) Landai : 14765,6 ha : 20%
c) Berbukit : 20672,5 ha : 40%
d) Bergunung : 11812,5 ha : 30%
3. Karakteristik tanah dan iklim
a) Latosol
b) Andosol
c) Potsolid merah kuning (PMK)
d) Tingkat kemasaman tanah PH 4,5-4,7

B. Hasil dan Pembahasan


1. Pembibitan Kopi Arabika
a) Pembersihan lahan dan pembuatan bedengan

21
Gambar 7. Pembersihan Lahan

Sebelum melakukan proses pembibitan kopi arabika yang perlu di


kerjakan yaitu pembersihan lahan yang akan di jadikan bedengan
perkecambahan kopi. Setelah selesai pembersihan lahan bedengan
kemudian dilakukan pembuatan bedengan. Bedengan di buat dengan
ukuran yang telah di tentukan oleh pihak Tyyana Coffee yaitu dengan
lebar 1 Meter dan panjang bedengan 6 meter, kemudian bedengan
memiliki tinggi yaitu 25 cm.

b) Pendederan benih

Gambar 8. Pendederan Benih

Setelah pembuatan bedengan selesai, tahap yang di lakukan


selanjutnya adalah pendederan atau persemaian kopi, sebelum benih di
semaikan hendaknya membuat deretan benih kopinya terlebih dahulu
dengan kedalaman 1 cm atau setengah ruas jari orang dewasa,
kemudian benih kopi di letakkan dideretan tersebut secara telungkup,
atau disebut juga membelakangi sinar matahari, tujuannya yaitu
nantinya pada saat akar kopi mulai tumbuh, akarnya tidak membalik
atau salah dalam pertumbuhan. c) Pembuatan media tanam

22
Tahap selanjutnya yaitu pembuatan media tanam untuk
pemindahan bibit kecambah yang sudah tumbuh, dengan pencampuran
tanah top soil dan pupuk organik dengan perbandingan 2 : 1, kemudian
di campur hingga rata agar kandungan unsur hara yang merata.

Gambar 9. Pencampuran tanah Gambar 10. Pengisian tanah ke


dan pupuk dalam polybag
d) Pengambilan dan Penanaman Kecambah Kopi (Kepelan) ke
Polybag.
1) Pengambilan bibit kecambah kopi

Gambar 11. Pengambilan Gambar 12. Kecambah kopi


kecambah kopi

Pengambilan kecambah kapelan kopi di lakukan pada saat


kecambah berumur 4 – 8 minggu setelah tanam. Kecambah di
ambil untuk di pindahkan ke dalam polybag yang berukuran kecil
(baby polybag), untuk proses pembibitan kopi arabika. Proses
pengambilan kecambah di lakukan sangat hati – hati agar

23
kecambah tidak rusak atau patah, apabila terjadi kerusakan atau
patah kecambah tidak dapat di gunakan atau di tanam karena
plumula atau bakal daunnya tidak dapat tumbuh lagi.
Pencabutan kecambah di lakukan dengan cara memegang
langsung bagian bawah kecambah agar tidak patah, kemudian di
tarik perlahan, untuk pemindahan bibit kecambah, kecambah tidak
boleh di biarkan terlalu lama karena akan mengakibatkan
kecambah mudah layu, apabilah kecambah yang telah di cabut
hendaknya langsung di tanam ke polybag.

2) Penanaman kecambah kopi ke Polybag

Gambar 13. Penanaman Kecambah Kopi

Sebelum menanam kecambah di polybag buatlah lubang


tanamnya terlebih dahulu dengan kedalaman 2 cm atau dengan
alternatif lain menggunakan 2 ruas jari telunjuk orang dewasa,
kemudian ambil kecambah, sebelum di tanam ujung akar
kecambah kopi harus di potong terlebih dahulu, agar proses
penyerapan nutrisi yang di perlukan kecambah tidak terlalu lama
sehingga kecambah dapat dengan cepat tumbuh. Kemudian
masukkan kecambah kopi kedalam lubang yang telah di sediakan,

24
setelah itu rapatkan tanah agar kecambah bisa berdiri tegak dan
dapat tumbuh dengan baik.

Gambar 14. Kecambah kopi yang telah di tanam

Namun, terdapat satu kekurangan yang mungkin bisa menjadi


masalah dalam pembibitan tanaman kopi di Tyyana coffee yakni
areal pembibitan yang hanya di naungi oleh sebatang pohon dan
hanya diberi sepetak jaring dengan tiang dari batang kayu di
sekelilingnya, yang rawan kerusakan jika terjadi hujan lebat serta
kemungkinan gangguan dari hewan peliharaan di sekitar.
Seharusnya pihak Tyyana coffee membuat rumah pembibitan
khusus yang diberi naungan paranet dan diberi atap supaya lebih
aman dan efektif proses pertumbuhan bibit itu sendiri.

2. Perawatan Bibit Kopi Arabika


Tahap perawatan bibit kopi arabika yang saya laksanakan di
Tyyana Coffee yaitu hanya penyiraman bibit kopi, pengendalian gulma
pada bibit kopi dan pemupukan. a) Penyiraman Bibit Kopi
Kegiatan penyiraman dapat di lakukan 2 kali dalam sehari yaitu
pagi dan sore, proses penyiraman di lakukan secara menyeluruh agar
bibit dapat tumbuh seragam.

25
Gambar 15. Penyiraman bibit kopi

Penyiraman bibit kopi yang dilakukan di Tyyana coffee masih


secara manual dengan menggunakan gembor yakni dengan mengisi air
di sekitar mata air di areal pembibitan. Cara penyiraman seperti ini
menggunakan tenaga dan waktu yang kurang efisien. Seharusnya
mereka membuat selang melalui pipa air di sekitar areal pembibitan
untuk menyiram bibit tanaman kopi. Dibuatnya selang melalui pipa air
yang dibantu oleh tenaga mesin air bertujuan mempermudah kegiatan
penyiraman agar lebih efektif dan tidak menguras tenaga dibandingkan
dengan penyiraman secara manual menggunakan gembor yang harus
kita isi bolak balik mengambil air di sumber mata air terdekat.

b) Pengendalian gulma pada bibit kopi


Kegiatan pengendalian gulma pada areal pembibitan kopi di
laksanakan setiap seminggu sekali, di Tyyana coffee teknik
pengendalian yang di lakukan masih menggunakan teknik tradisional
dengan memanfaatkan tenaga manusia, yaitu dengan mencabut rumput
ataupun sejenisnya yang mengganggu pertumbuhan dan produktivitas
bibit, adapun alat bantu yang sering di gunakan dalam pengendalian
gulma yaitu, guris rumput, dan cangkul.

26
Gambar 16. Pegendalian gulma

c) Pemupukan
Pemupukan pada areal bibit kopi di lakukan pada umur 3 – 4
minggu setelah kopi di pindahkan ke dalam polybag, pupuk yang di
gunakan di Tyyana coffee adalah pupuk organik di campur dengan
pupuk NPK dengan perbandingan 1 : 1 dengan dosis 1 gram
perpolybag.

Pemberian pupuk di Tyyana coffee dalam masa pembibitan


dilakukan dengan cara mencampurkan tanah dengan campuran pupuk
NPK dengan pupuk organik sebagai isian polybag sebagai media
tanam untuk bibit yang sudah disemai, dan siap dipindahtanam kan.

Gambar 17. Pupuk NPK

27
d) Pemasaran
Pemasaran buah kopi yang telah dijadikan bubuk kopi di Tyyana
Coffee dilakukan secara online, yaitu kedalam Indonesia maupun
diluar Indonesia. Harga bubuk kopi di Tyyana Coffee ada 3 jenis,
yakni : jenis premium dijual seharga Rp. 35.000 rb/bungkus, jenis
natural dijual seharga Rp. 50.000 rb/bungkus, sedangkan jenis fruity
dijual dengan harga Rp. 80.000 rb/bungkus.

Kegiatan PKL I di Tyyana Coffee yang telah dilaksanakan


tentunya menambah pengalaman dan wawasan mahasiswa melalui
praktik langsung di lapangan. Karena sejatinya teori yang kita dapat di
akademik biasanya sangat berbeda dengan apa yang kita dapati di
lapangan. Yang unik dari tempat PKL saya yakni di Tyyana Coffee
ialah sistemnya praktek duluan kemudian teori, bukan seperti di tempat
biasa yang mendahulukan teori kemudian praktek.
Keunggulan dari sistem yang digunakan Pak Wahid (owner Tyyana
Coffee) ini ialah kita mencari tahu apa yang ingin kita tanyakan
nantinya di saat sesi teori. Apabila ada hal yang aneh kita rasa mulai
dari hama hingga pertumbuhannya terganggu maka harus disimpan
terlebih dahulu agar di pembahasan teori ada yang akan ditanyakan.
Berbeda dengan sistem teori baru praktek, biasanya pembimbing akan
mengasih tahu apa yang harus dicari dan murid akan mencari apa yang
disuruh pembimbing. Kalau pak Wahid, murid yang mencari sendiri
apa yang seharusnya dicari dan pak Wahid yang akan memberitahu
jawabannya. Dalam artian pak Wahid mendorong kita agar mempunyai
kepekaan terhadap apa yang kita lihat langsung di lapangan serta ingin
mengetahui seberapa besar rasa keingin tahuan mahasiswa mengenai
tanaman kopi.
Perbedaan teori yang saya dapat pada saat membaca buku ataupun
artikel, ada yang bertentangan dengan beliau tentang uniknya kopi
Gayo. Seperti yang diketahui banyak orang dan tentunya bukan rahasia

28
umum lagi bahwa kopi Gayo yang terkenal pasti memiliki rasa enak.
Tetapi pak Wahid membantahnya dengan fakta yang diungkapkannya
bahwa kopi Gayo kurang enak, alasannya karena dalam festival kopi,
kopi Gayo tidak pernah menjadi juaranya yang beralasan kan cita
rasanya yang kurang enak. Tetapi yang membuat terkenal nya kopi
Gayo melainkan karena sudah dikenal dunia dan memiliki produksi
yang tinggi setiap tahunnya, ujar beliau.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari berbagai kegiatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil produksi panen tanaman kopi yang bagus dikarenakan salah satu
faktor yaitu keselektifan dalam memilih bibit yang unggul. Bibit kopi
yang unggul mempunyai ciri – ciri yang meliputi: a) Bibit kopi sehat
dan normal.
b) Kondisinya bersih dari kotoran.
c) Bentuk dan ukurannya seragam.
d) Tingkat pertumbuhannya bagus.
e) Daya tahannya juga tinggi.
f) Bibit memiliki perakaran yang sempurna.
2. Proses pembibitan kopi arabika terdiri dari pembersihan lahan dan
pembuatan bedengan, pendederan benih, pembuatan media tanam,
pengambilan dan penanaman kecambah kedalam polybag.

29
3. Perawatan yang dilakukan pada bibit kopi yakni penyiraman bibit kopi,
pengendalian gulma, serta pemupukan pada bibit kopi.

B. Saran

1. Inovasi dalam proses pemibitan harus dilakukan seiring perkembangan


zaman dan teknologi, tidak hanya stuck di pembibitan secara manual dan
tradisional saja.
2. Pada proses penyiraman bibit hendaknya di lakukan rutin, agar bibit tidak
kekeringan pada saat musim kemarau dan dibuat selang melalui pipa air
guna penyiraman yang lebih efektif dan efisien.
3. Perlunya melakukan penyeleksian bibit kopi yang harus benar – benar jeli
dan selektif guna menghasilkan produktivitas tanaman kopi yang bagus,
sangat disarankan untuk memilih bibit yang unggul.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang. 2012. Sukses Berkebun Kopi. Penerbit Mina : Jakarta.

Puslitkoka, 2006. Pedoman Teknis Tanaman Kopi. Jember. 96 hlm.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan kopi arabika dan
Robusta. Penebar swadaya : Jakarta.

Ridwansyah. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. PT Agromedia Pustaka :


Jakarta.

Yahmadi, Mudrig, 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya


dan Pengolahan Kopi di Indonesia. Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia,
Jawa Timur. 339 p.

30
31

You might also like