Professional Documents
Culture Documents
Pembibitan
Pembibitan
Oleh :
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas berkatnya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) I, yang
merupakan program kurikuler yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa
Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan pada semester
genap (IV).
Laporan PKL I ini penulis buat sebagai bahan acuan telah melaksanakan
PKL I yang telah dilaksanakan dari tanggal 09 Maret 2020 - 25 Maret 2020 di
Tyyana Coffee, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara.
Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Medan;
2. Dr. Iman Arman, SP, MM selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Perkebunan;
3. Merlyn Mariana, SP, MP selaku Dosen Pembimbing I;
4. Dr. Linda Tri Wira Astuti, SP, MP selaku Dosen Pembimbing II;
5. Panitia Pelaksana PKL I;
6. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penulis menyadari bahwa
banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan
ini pada penulisan di masa yang akan datang.
Demikian laporan ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 3
A. Sejarah Kopi Arabika .......................................................................... 3
B. Morfologi Tanaman Kopi Arabika ..................................................... 3
C. Persiapan Lahan .................................................................................. 7
D. Pembibitan Kopi Arabika.................................................................... 8
E. Perawatan Bibit Kopi Arabika ............................................................ 10
iii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1. Perakaran tanaman kopi. ............................................................................... 4
2. Batang tanaman kopi ..................................................................................... 4
3. Percabangan tanaman kopi ............................................................................ 4
4. Daun kopi Arabika ........................................................................................ 5
5. Bunga kopi Arabika ...................................................................................... 6
6. Buah kopi Arabika ........................................................................................ 6
7. Pembersihan lahan ...................................................................................... 21
8. Pendederan benih. ....................................................................................... 22
9. Pencampuran tanah dan pupuk.................................................................... 22
10. Pengisian tanah kedalam polybag ............................................................... 22
11. Pengambilan kecambah kopi....................................................................... 23
12. Kecambah kopi............................................................................................ 23
13. Penanaman kecambah kopi ......................................................................... 24
14. Kecambah kopi yang telah ditanam ............................................................ 24
15. Penyiraman bibit kopi ................................................................................. 25
16. Pengendalian gulma .................................................................................... 26
17. Pupuk NPK ................................................................................................. 27
iv
v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan
penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai
sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang
dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia (Rahardjo, 2012).
Sekilas tentang kopi Arabika, kopi Arabika (Coffea Arabica) merupakan
salah satu tanaman perkebunan yang menjadi produk ekspor unggulan di
Indonesia. Harga kopi Arabika lebih mahal dibandingkan dengan kopi robusta
karena adanya cita rasa khas.
Dalam hal perkopian di Indonesia, kopi rakyat memegang peranan yang
penting, mengingat sebagian besar (93 %) produksi kopi merupakan kopi rakyat.
Namun demikian kondisi pengelolaan usaha tani pada kopi rakyat relatif masih
kurang baik dibanding kondisi Perkebunan Besar Negara (PBN). Ada dua
permasalahan utama yang diidentifikasi pada perkebunan kopi rakyat, yaitu
rendahnya produktivitas dan mutu hasil yang kurang memenuhi syarat. Untuk saat
ini peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya mutu
biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi akhir
kopi.
Semua keunikan kopi di Indonesia tidak terlepas dari pembudidayaan yang
baik untuk mendapatkan kualitas kopi yang baik pula. Kualitas kopi yang baik
tentu bukan hanya ditentukan dari varietas atau klon saja. Pembibitan serta
pemeliharaan juga merupakan kunci dalam pembudidayaan tanaman kopi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka perlu dibahas lebih lanjut
mengenai perkembangan kopi di Indonesia agar kopi rakyat mampu menaikkan
produktivitas dan mutu hasil yang memenuhi syarat untuk diekspor. Selain itu
juga, perlu dibahas mengenai syarat tumbuh, pembibitan, pemeliharaan yang
merupakan bagian pembudidayaan tanaman kopi agar produktivitas yang tinggi
tetap bertahan.
1
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan proposal kegiatan Praktik Kerja Lapangan I yaitu:
1. Untuk mengetahui ciri ciri bibit unggul tanaman kopi.
2. Untuk mengetahui proses pembibitan kopi Arabika.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara perawatan pada bibit kopi Arabika.
C. Manfaat
Manfaat dari pembuatan laporan kegiatan PKL I ini yaitu:
1. Sebagai syarat untuk dapat menajalani proses kegiatan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) I mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian Medan
(POLBANGTAN) Medan.
2. Mengetahui secara langsung teknis pembibitan kopi Arabika.
3. Mewujudkan mental/ jiwa wirausaha, menumbuhkan rasa percaya diri,
tangguh, kreatif dinamis, displin, bertanggung jawab dan inovatif.
4. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang sudah
dilakukan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
ketika menghisap unsur hara didalam tanah. Akar tanaman kopi
berwarna putih kekuning – kuningan.
2. Batang
Tanaman arabika yang terawat dengan baik tumbuh seperti
pohon perdu dengan tinggi sekitar 2-3 meter, bahkan mencapai 5
meter jika tidak dilakukan pemangkasan. Percabangan pohon arabika
terdiri dari 2 jenis, yaitu percabangan vertikal dan percabangan
horizontal.
4
Gambar 2. Batang tanaman kopi Gambar 3. Percabangan kopi
3. Daun
Daun arabika berukuran kecil dengan panjang 12 cm hingga 15
cm dan lebar sekitar 6 cm. Daun tanaman arabika mengkilap seperti
berlapis lilin dan berwarna hijau. Mata tunas tumbuh dibawah ketiak
daun dan akan berbah menjadi cabang atau bunga, tergantung
kondisi.
4. Bunga
5
Bunga arabika yang tumbuh dibawah ketiak daun dapat
melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukan biasanya terjadi pada
pagi hari secara alami dengan bantuan angin atau serangga.
Akan tetapi, terdapat pula faktor alam yang menggagalkan proses
penyerbukan, yakni hujan. Setelah terjadi penyerbukan, buah kopi
arabika akan tumbuh dan siap panen 6 bulan hingga 9 bulan.
Tanaman kopi mampu menghasilkan bunga banyak, oleh karena
itu termasuk dalam jenis Planta multiflora. Letak bunga tersebut
pada setiap ketiak daun yang membentuk rangkaian bergerombol
sehingga disebut bunga majemuk.
Tanaman kopi memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan
betina (putik). Tanaman kopi masuk pada golongan tanaman
berumah satu (monoceus) yang berarti bunga jantan dan betina
berada dalam satu batang tumbuh. Tanaman kopi memiliki bakal
buah yang terletak pada dasar bunga cekung terdiri dari 2 butir biji.
5. Buah
Warna buah kopi adalah hijau muda pada awalnya, kemudian
berubah hijau tua lalu kuning, ketika matang akan berubah warna
menjadi merah atau merah tua. Daging buah kopi mengandung
blender dan senyawa glukosa yang memiliki rasa manis jika
6
kondisinya sudah matang penuh. Biji kopi diselimuti oleh 3 lapisan
berupa kulit, yaitu kulit luar, kulit tengah dan kulit dalam.
Jika dibandingkan dengan buah robusta, buah arabika cenderung
lebih besar. Buah yang matang secara alami akan rontok dari
tangkainya. Oleh karena itu, pemanenan harus dilakukan secara
hatihati sebelum buah rontok.
2. Syarat Tumbuh
Kopi arabika memiliki persyaratan tumbuh sebagai berikut :
a) Ketinggian 700 – 1500 m dpl dengan kisaran optimum 900 –
1100 mdpl. Batas terendah ketinggian tempat untuk
7
pertumbuhannya dibatasi oleh ketahanannya terhadap penyakit
karat daun (Hemileia vastatrix) dan batas ketinggian tempat
tertinggi dibatasi adanya frost (suhu sangat rendah).
b) Iklim memiliki batas yang tegas antara musim kering dan
penghujan atau iklim C-D. Iklim C – D menurut Schmidt dan
Fergusson dengan curah hujan 1.000 – 2.000 mm/tahun dengan
3 – 5 bulan kering.
c) Dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan tekstur geluh
pasiran dan kaya bahan organik, terutama pada daerah dekat
permukaan tanah.
d) Produksi tanaman dapat stabil bila tersedia sarana pengairan dan
atau pohon pelindung.
e) Sifat kimia tanah umumnya menghendaki pH agak masam yaitu
5,5 – 6,5. (Puslitkoka, 2006)
3. Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan dua tahun sebelum tanam yang
meliputi pekerjaan pendongkelan tanaman asal, pembersihan lahan,
pembuatan jalan/saluran air, pembuatan teras, pengolahan tanah dan
penanaman pohon pelindung lamtoro. Untuk pembibitan digunakan
tanaman lamtoro sebagai naungan dengan jarak tanam 4 x 4 m.
Kegiatan di pembibitan terdiri atas pendederan benih, sambung stek,
mengambil kepelan, menanam kepelan ke polybag, penyulaman,
penyiraman, pemupukan, pasang gier, gulma dan pengendalian hama
dan penyakit.
Pembibitan kopi arabika dilaksanakan dengan sistem generatif
ataupun vegetatif. Pembibitan generatif dengan menanam biji kopi
arabika sesuai varietas yang direkomendasikan antara lain Komposit,
USDA, Lini S atau Kate.
Kopi arabika dapat menyerbuk sendiri, sehingga segregasi biji
bisa diminimalkan. Pembibitan secara vegetatif dengan cara stek
8
sambung. Batang bawah menggunakan kopi robusta BP 308 dengan
batang atas komposit atau USDA. (Yahmadi dan Mudrig, 2007)
9
menggunakan gunting pangkas. Penyambungan dimulai dengan
memotong seluruh cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu
memotong bagian pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf
“V”. Bagian atas batang bawah diiris secara vertikal dan batang atas
disisipkan di bagian irisan tersebut, lalu diikat menggunakan plastik.
Ikatan tersebut tidak boleh dimasuki air karena bisa menyebabkan
busuk pada sambungan.
Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh
dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam
direndam dengan rooton F sebelum ditanam ke polybag. Polybag
disiram hingga tanah jenuh air. Polybag berisi tanah hutan : kotoran
hewan dengan perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di dalam sungkup
plastik dan diberi naungan paranet dengan ketinggian 180 cm.
c. Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke
polybag
Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan,
pembuatan lubang tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman.
Penanaman kepelan dilakukan pada umur tanam 3 BSD (Bulan
Setelah Deder) atau sekitar 85 – 95 hari setelah deder. Alat yang
digunakan dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan jemblung.
Sohlet berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan
lubang tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat
lubang tanam.
Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di
kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah
pertanaman kopi TM. Kepelan yang baik adalah yang diambil dari
hasil deder di kebun pembibitan. Ukuran polybag yang digunakan
sebesar 35 cm x 22 cm dengan 4 lubang perfolasi. Lubang tanam
dibuat sedalam 10 – 13 cm dan diameter 4 – 5 cm.
10
E. Perawatan Bibit Kopi Arabika
a. Penyulaman
Penyulaman di polybag dilakukan setiap saat. Disarankan untuk
menyulam langsung tanaman sakit atau mati ketika sedang menyiang
gulma, memupuk dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain di
areal pembibitan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah
polybag tanpa bibit kopi yang bisa menyebabkan kerugian
perusahaan.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada setiap saat apalagi saat musim
kemarau dengan frekuensi satu hari sekali. Kegiatan penyiraman
dimulai pukul 06.00 pagi, tetapi apabila terjadi frost, kegiatan
penyiraman dimulai pukul 04.00 pagi untuk menghindari kerusakan
yang diakibatkannya. Kegiatan penyiraman tidak dilakukan pada
musim hujan. Alat yang digunakan adalah selang yang disambung
dari pipa - pipa yang telah dipasang di setiap sisi areal pembibitan. c
. Pemupukan
Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara,
yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun).
Puleta dan puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali
sesuai SOP kebun. Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan
pupuk urea, TSP dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap
polybag menggunakan gayung . d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di pembibitan dilakukan secara manual.
Pengendalian secara manual di areal pembibitan dianggap lebih
efektif daripada pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara
kimiawi akan mematikan serta bibit kopi yang terkena cairan
herbisida. Jenis gulma yang ada di pembibitan antara lain adalah
Drymoria cordata, Ageratum conyzoides, Erechtites valerianifolia,
Paspalum conjugatum, Oxalis corniculata, Cyperus sp dan jenis
paku-pakuan.
e. Pengendalian hama dan penyakit
11
Pengendalian hama dan penyakit diaplikasikan dengan cara
menyemprot bibit menggunakan knap sack Solo 15 l dilakukan
menggunakan campuran fungisida kontak Antracol 70 WP berbahan
aktif propineb 70 % dengan konsentrasi 6.7 g/l air dan insektisida
sistemik Confidor berbahan aktif imidakloprid dengan konsentrasi 2
g/l air. Penyemprotan dilakukan dengan rotasi 1 bulan sekali dan
bersifat preventif. Fungisida Antracol berfungsi untuk
mengendalikan penyakit karat daun kopi. Insektisida Confidor
berfungsi untuk mengendalikan ulat tongka.
f. Penyeleksian bibit
Seleksi bibit merupakan kegiatan memisahkan bibit-bibit normal
dengan bibit tidak normal. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan
dengan mengambil bibit-bibit tidak normal dari setiap petak bibit.
Bibit-bibit tidak normal tersebut disatukan di suatu tempat khusus.
Bibit-bibit tidak normal tersebut selanjutnya akan mendapatkan
perlakuan khusus.
Seleksi bibit pada tanaman kopi memiliki beberapa tahapan.
Tahap pertama dilakukan ketika kecambah dipindah tanam ke
polybag, tahap kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah
pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga
dilakukan pada saat bulan kesepuluh - keduabelas setelah pindah
tanam dari lahan persemaian ke polybag (ketika bibit akan keluar
dari kebun bibit untuk ditanam ke lahan). Salah satu kriteria bibit
kopi tidak normal adalah kerdil.
12
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu Pelaksanaan
Jadwal kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL I)
dilaksanakan pada tanggal 9 maret – 25 maret 2020, yang berlokasi di Tyyana
Coffee, Desa Aek Sabaon, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan,
Provinsi Sumatera Utara.
B. Materi Kegiatan
Kegiatan magang yang dilakukan meliputi kegiatan praktik teknis di
lapangan secara langsung dan aspek manajerial di lapangan. Materi kegiatan
yang akan dilaksanakan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini adalah
mengenai pembibitan tanaman kopi.
13
pasir ke atas tanah tersebut setebal 5 cm dan permukaan pasir tersebut
juga harus diratakan. Blak 5 cm berfungsi sebagai pengatur jarak antar
baris, sedangkan blak 3 cm berfungsi sebagai pengatur jarak dalam
baris. Benih ditanam sedalam 3 cm dari permukaan pasir dengan jarak
tanam 5 cm x 3 cm. Setelah semua benih ditanam, benih ditutup
menggunakan pasir dan diikuti jerami yang telah dicacah. Jerami
berfungsi sebagai penahan air hujan yang bisa menyebabkan benih
keluar dari dalam pasir. Penanaman benih umumnya dilakukan pada
bulan September-Oktober sehingga benih bisa dipindah tanam 3 bulan
setelahnya, yakni pada bulan Desember-Januari.
b. Sambung-stek
Sambung-stek merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif.
Kegiatan sambung-stek terdiri atas pengambilan batang bawah, batang
atas, penyambungan dan penanaman. Alat yang digunakan adalah
pisau sambung dan plastik (untuk mengikat sambungan). Batang
bawah yang digunakan berupa tunas air (tunas orthotrop) yang diambil
dari kebun entres Robusta BP 308, sedangkan batang atas yang
digunakan adalah tunas air dari kopi Arabika varietas USDA,
Andungsari, Komposit dan Lini S yang dimbil dari kebun. Batang atas
dan batang bawah yang diambil berumur sekitar 3 bulan. Pengambilan
batang atas dan batang bawah dilakukan pada pagi hari menggunakan
gunting pangkas. Penyambungan dimulai dengan memotong seluruh
cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu memotong bagian
pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf “V”. Bagian atas batang
bawah diiris secara vertikal dan batang atas disisipkan di bagian irisan
tersebut, lalu diikat menggunakan plastik. Ikatan tersebut tidak boleh
dimasuki air karena bisa menyebabkan busuk pada sambungan.
Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh dan
terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam direndam
14
dengan rooton F sebelum ditanam ke polybag. Polybag disiram hingga
tanah jenuh air. Polybag berisi tanah hutan : kotoran hewan dengan
perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di dalam sungkup plastik dan diberi
naungan paranet dengan ketinggian 180 cm.
c. Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke polybag
Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan,
pembuatan lubang tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman.
Penanaman kepelan dilakukan pada umur tanam 3 BSD (Bulan Setelah
Deder) atau sekitar 85–95 hari setelah deder. Alat yang digunakan
dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan jemblung. Sohlet
berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan lubang
tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat lubang tanam.
Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di
kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah pertanaman
kopi TM. Kepelan yang baik adalah yang diambil dari hasil deder di
kebun pembibitan. Ukuran polybag yang digunakan sebesar 35 cm x
22 cm dengan 4 lubang perfolasi. Lubang tanam dibuat sedalam 10–13
cm dan diameter 4–5 cm.
15
digunakan adalah gembor yang diisi air dari sumber air di areal
pembibitan. c. Pemupukan
Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara,
yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun).
Puleta dan puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali
sesuai SOP kebun. Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan pupuk
urea, TSP dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap polybag
menggunakan gayung .
d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di pembibitan dilakukan secara manual.
Pengendalian secara manual di areal pembibitan dianggap lebih efektif
daripada pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi
akan mematikan serta bibit kopi yang terkena cairan herbisida. Jenis
gulma yang ada di pembibitan antara lain adalah Drymoria cordata,
Ageratum conyzoides, Erechtites valerianifolia, Paspalum conjugatum,
Oxalis corniculata, Cyperus sp dan jenis paku-pakuan. e. Penyeleksian
bibit
Seleksi bibit merupakan kegiatan memisahkan bibit-bibit normal
dengan bibit tidak normal. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan
dengan mengambil bibit-bibit tidak normal dari setiap petak bibit.
Bibit-bibit tidak normal tersebut disatukan di suatu tempat khusus.
Bibit-bibit tidak normal tersebut selanjutnya akan mendapatkan
perlakuan khusus.
Seleksi bibit pada tanaman kopi memiliki beberapa tahapan. Tahap
pertama dilakukan ketika kecambah dipindah tanam ke polybag, tahap
kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah pindah tanam dari
lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga dilakukan pada saat
bulan kesepuluh - keduabelas setelah pindah tanam dari lahan
persemaian ke polybag (ketika bibit akan keluar dari kebun bibit untuk
ditanam ke lahan). Salah satu kriteria bibit kopi tidak normal adalah
kerdil.
16
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Pembibitan Kopi Arabika
a) Pendederan benih
Pendederan benih merupakan penyemaian benih kopi yang
dilakukan pada awal memulai pembibitan. Alat yang digunakan adalah
cangkul, blak 3cm, blak 5cm dan ajir. Benih yang digunakan diperoleh
dari Kebun. Sebelum menanam benih, tanah harus digemburkan
terlebih dahulu dan diratakan permukaannya. Setelah itu ditambahkan
pasir ke atas tanah tersebut setebal 5 cm dan permukaan pasir tersebut
juga harus diratakan. Blak 5 cm berfungsi sebagai pengatur jarak antar
baris, sedangkan blak 3 cm berfungsi sebagai pengatur jarak dalam
baris. Benih ditanam sedalam 3 cm dari permukaan pasir dengan jarak
tanam 5 cm x 3 cm. Setelah semua benih ditanam, benih ditutup
menggunakan pasir dan diikuti jerami yang telah dicacah. Jerami
berfungsi sebagai penahan air hujan yang bisa menyebabkan benih
keluar dari dalam pasir. Penanaman benih umumnya dilakukan pada
bulan September-Oktober sehingga benih bisa dipindah tanam 3 bulan
setelahnya, yakni pada bulan Desember-Januari. b) Sambung stek
Sambung stek merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif.
Kegiatan sambung-stek terdiri atas pengambilan batang bawah, batang
atas, penyambungan dan penanaman. Alat yang digunakan adalah
pisau sambung dan plastik (untuk mengikat sambungan). Batang
bawah yang digunakan berupa tunas air (tunas orthotrop) yang diambil
dari kebun entres Robusta BP 308, sedangkan batang atas yang
digunakan adalah tunas air dari kopi Arabika varietas USDA,
Andungsari, Komposit dan Lini S yang dimbil dari kebun. Batang atas
dan batang bawah yang diambil berumur sekitar 3 bulan. Pengambilan
batang atas dan batang bawah dilakukan pada pagi hari menggunakan
gunting pangkas. Penyambungan dimulai dengan memotong seluruh
cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu memotong bagian
pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf “V”. Bagian atas batang
17
bawah diiris secara vertikal dan batang atas disisipkan di bagian irisan
tersebut, lalu diikat menggunakan plastik. Ikatan tersebut tidak boleh
dimasuki air karena bisa menyebabkan busuk pada sambungan.
Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh dan
terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam direndam
dengan rooton F sebelum ditanam ke polybag. Polybag disiram hingga
tanah jenuh air. Polybag berisi tanah hutan : kotoran hewan dengan
perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di dalam sungkup plastik dan diberi
naungan paranet dengan ketinggian 180 cm.
c) Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke polybag
Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan,
pembuatan lubang tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman.
Penanaman kepelan dilakukan pada umur tanam 3 BSD (Bulan Setelah
Deder) atau sekitar 85–95 hari setelah deder. Alat yang digunakan
dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan jemblung. Sohlet
berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan lubang
tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat lubang tanam.
Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di
kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah pertanaman
kopi TM. Kepelan yang baik adalah yang diambil dari hasil deder di
kebun pembibitan. Ukuran polybag yang digunakan sebesar 35 cm x
22 cm dengan 4 lubang perfolasi. Lubang tanam dibuat sedalam 10–13
cm dan diameter 4–5 cm.
18
mencegah polybag tanpa bibit kopi yang bisa menyebabkan
kerugian perusahaan. b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada setiap saat apalagi saat musim
kemarau dengan frekuensi satu hari sekali. Kegiatan penyiraman
dimulai pukul 06.00 pagi, tetapi apabila terjadi frost, kegiatan
penyiraman dimulai pukul 04.00 pagi untuk menghindari
kerusakan yang diakbatkannya. Kegiatan penyiraman tidak
dilakukan pada musim hujan. Alat yang digunakan adalah gembor
yang diisi air dari sumber air di areal pembibitan.
c. Pemupukan
Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara,
yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun).
Puleta dan puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali
sesuai SOP kebun. Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan
pupuk urea, TSP dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap
polybag menggunakan gayung . d. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma di pembibitan dilakukan secara manual.
Pengendalian secara manual di areal pembibitan dianggap lebih
efektif daripada pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara
kimiawi akan mematikan serta bibit kopi yang terkena cairan
herbisida. Jenis gulma yang ada di pembibitan antara lain adalah
Drymoria cordata, Ageratum conyzoides, Erechtites valerianifolia,
Paspalum conjugatum, Oxalis corniculata, Cyperus sp dan jenis
paku-pakuan.
e. Penyeleksian bibit
Seleksi bibit pada tanaman kopi memiliki beberapa tahapan.
Tahap pertama dilakukan ketika kecambah dipindah tanam ke
polybag, tahap kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah
pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga
dilakukan pada saat bulan kesepuluh - keduabelas setelah pindah
tanam dari lahan persemaian ke polybag.
19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
20
dalam negeri jumlah permintaan terus meningkat. Untuk menghasilkan bubuk
kopi berkualitas tinggi Tyyana Coffee masih menggunakan metode tradisional
yaitu sangrai dan tumbuk, namun ada juga mesin roasting untuk menghasilkan
kualitas kopi yang baik.
21
Gambar 7. Pembersihan Lahan
b) Pendederan benih
22
Tahap selanjutnya yaitu pembuatan media tanam untuk
pemindahan bibit kecambah yang sudah tumbuh, dengan pencampuran
tanah top soil dan pupuk organik dengan perbandingan 2 : 1, kemudian
di campur hingga rata agar kandungan unsur hara yang merata.
23
kecambah tidak rusak atau patah, apabila terjadi kerusakan atau
patah kecambah tidak dapat di gunakan atau di tanam karena
plumula atau bakal daunnya tidak dapat tumbuh lagi.
Pencabutan kecambah di lakukan dengan cara memegang
langsung bagian bawah kecambah agar tidak patah, kemudian di
tarik perlahan, untuk pemindahan bibit kecambah, kecambah tidak
boleh di biarkan terlalu lama karena akan mengakibatkan
kecambah mudah layu, apabilah kecambah yang telah di cabut
hendaknya langsung di tanam ke polybag.
24
setelah itu rapatkan tanah agar kecambah bisa berdiri tegak dan
dapat tumbuh dengan baik.
25
Gambar 15. Penyiraman bibit kopi
26
Gambar 16. Pegendalian gulma
c) Pemupukan
Pemupukan pada areal bibit kopi di lakukan pada umur 3 – 4
minggu setelah kopi di pindahkan ke dalam polybag, pupuk yang di
gunakan di Tyyana coffee adalah pupuk organik di campur dengan
pupuk NPK dengan perbandingan 1 : 1 dengan dosis 1 gram
perpolybag.
27
d) Pemasaran
Pemasaran buah kopi yang telah dijadikan bubuk kopi di Tyyana
Coffee dilakukan secara online, yaitu kedalam Indonesia maupun
diluar Indonesia. Harga bubuk kopi di Tyyana Coffee ada 3 jenis,
yakni : jenis premium dijual seharga Rp. 35.000 rb/bungkus, jenis
natural dijual seharga Rp. 50.000 rb/bungkus, sedangkan jenis fruity
dijual dengan harga Rp. 80.000 rb/bungkus.
28
umum lagi bahwa kopi Gayo yang terkenal pasti memiliki rasa enak.
Tetapi pak Wahid membantahnya dengan fakta yang diungkapkannya
bahwa kopi Gayo kurang enak, alasannya karena dalam festival kopi,
kopi Gayo tidak pernah menjadi juaranya yang beralasan kan cita
rasanya yang kurang enak. Tetapi yang membuat terkenal nya kopi
Gayo melainkan karena sudah dikenal dunia dan memiliki produksi
yang tinggi setiap tahunnya, ujar beliau.
A. Kesimpulan
Dari berbagai kegiatan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Hasil produksi panen tanaman kopi yang bagus dikarenakan salah satu
faktor yaitu keselektifan dalam memilih bibit yang unggul. Bibit kopi
yang unggul mempunyai ciri – ciri yang meliputi: a) Bibit kopi sehat
dan normal.
b) Kondisinya bersih dari kotoran.
c) Bentuk dan ukurannya seragam.
d) Tingkat pertumbuhannya bagus.
e) Daya tahannya juga tinggi.
f) Bibit memiliki perakaran yang sempurna.
2. Proses pembibitan kopi arabika terdiri dari pembersihan lahan dan
pembuatan bedengan, pendederan benih, pembuatan media tanam,
pengambilan dan penanaman kecambah kedalam polybag.
29
3. Perawatan yang dilakukan pada bibit kopi yakni penyiraman bibit kopi,
pengendalian gulma, serta pemupukan pada bibit kopi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan kopi arabika dan
Robusta. Penebar swadaya : Jakarta.
30
31