You are on page 1of 35
+ ean dan Penggolongan Racun qoksikolog! adalah iimu pengetehtan yang mempela ; mgcun adalah setiap bahan atau Ai tubuh akan menimbulkan ei, ak st dan kematian.” yan payee eum yong sekarang banyak dianut ialzh“suatu ae Ae an fisiologis yang dalam dosis toksk selak Fegan fungs! dan. mengakibatkan penyakit atau kematian”. hee, dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui beberapa cara, Melalui mult (per—oral, ingesti) 7, Mela saluran pernafasan (inhalasi) Melalui suntikan (parenteral, injeksi) 244” Yfelalui kulit yang sefat ataupun sakit 5, ?Melalui dubur atau vagine (per—rektal atau per-vaginal). Berdasarkan dun tempat dimana racun-tacun tersebut-mudalr acum dapat dibagi menjadi Sgolongan yaitu : 2 uf. Racun-acun yang banyak terdapat dalam rumah tangga, Daa dan racun yang terdapat pada makanan dalam kaleng, tan, detergen >, Racmn-tacun yang banyak dipergunakan dalam lspangan pertan bunan, misalnya pestisida dan. herbisida. 3, Racunsacun yang banyak dipakai dalam dunia pengobatan, tha, sedativa; analgetika, obatobat penenang (tranquillizer), dan antibiotika. a 4. Racuneacun yang banyak dipakai dalam bidang industti dan misalnya : asam dan basa kuat, logam berat,. dan sebagainya 5, Racuntacun yang texdapat dialam bebas, misalnya opivin, gan) Kong (asam sianida), dan racun-tacun yang, terdapat pada jamur: Q@ Cara Kerja Racun. Berdasarkan cara kerjanya racun dapat dibagi menjadi tiga ong 1. Racun yang bekerja setempat (loka!) } Misalnya © : si a acon yang bersfat korosif,antara ain lisol, sam Kits Bt a Racan yang bersifat isitan,antara lan arsen, sublet: = Racun yang bersifat anestetic,antara lan kokain, F Racmacun yang bekeria setempal, biasanya -<.. Yang hebat disertai peradangan, dan kemat ‘et bat nyeti atau peradangan sebagai Kel ‘Yang terjadi pada saluran p arhiturat dan alkohol terutama erpengaruh fean ‘oksalat, terutama berpengaruh terhadap jantung. terutama berpengar Karbon monoksida dan asim sianida terutama berpengaruh tethadap dai dan enzim pernafasan Cantharides dan sublimat (HgCL2) terutama berpengaruh terhadap gi Insektisida golongan hidrokarbon yang mengandung klor terutama berpengaruk terhadap hati. | pacun yang bekerja setempat dan sistemik sebagai contoh Asam fenoi, arsen dar garam timbul. Fenol misalnya, selain menimbulian rasa nyeri (efek lokal), juga depresi pada susunan saraf pusat (efek sistemik), hal ini mungkin sebagian dari fenol tersebut akan diserap dan berpengaruh terhadap otak. SAB LL — FAKTOR“FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERIA py Berat atau singannya akibat kertcunan dipengaru teh fatto io B Oomm sokaya Racun un yang, masuk melalui saluran pernafasan (nhatasy ne . Es maksimal pada tubuh, sedang racun yang masuk nal 2 dalam dosis yang sama, oral) - Bfek racun yang bekerja paling cepat adalah bila ‘ “Keron dati injeksi'(.v.,i.m., .c), ingest absor paling lambat jika racun tersebut masuk Kedal Facun masuk secara inhalasi, Psimelalui mukosa,dan yang lam tubuh metal a ce, oa Keadaan Tuouh ~ 2 1. Umur “) Pada umurmya anakanak dan orang jarjuut usia lebih peka. 2. Kesehatan Orang yang menderita penyakit hati atau peayakit ginjal biasanya akan lebih mudah keracunan dibandingkan orang sehat, walaupua racun yang masuk Kedalam (ubuhnya belum mencapai dosistoksis al ii dapat dimengerti Karena orang-orang tersebut proses ditoksifxasi tidak beralan jengan baik, demikian pula ekskresinya. Pada penderita suatu penyakit yang disertai peningkatan suhw badan, atau penyakit pada saluran penoernazn, peayerapan racun biasanya jelek, z Schingza jika pendzrita meninggal, kita tidak boleh ierlalu cepat mengem- x il kesimpulan bahwa kemtatian penderita karena tacun. Sebaikaya kita tidak boleh pula tergesa-gesa menentukan kematian sese- orang karena penyakit tanpa melakukam pemeriksaan dengan teliti, misal- nya pada Kasus kerzcunan arsen (tipe gastro intestinal) yang gejalanyamirip Bejala gastro-enteritis yang biasa djumpai. 3. Kebiasian. Faktor ini berpengaruh terhadap dosis racun yang masuk sehinggs da- Pat menimbulkan gejala keracunan atau kematian yaitu karena terjadinya toleransi. = Petlu diingat bahwa toleransi tersebut tidak fetap, menurunnya tozerensi bs ‘ring teqjadi, misetnya pada pecandu narkotika yang dalam beberapa ae (tidak menggunaken narkotik gi. a Menurunnye toleransi ini yang dapat mencrangkac mengipa a ‘etiebut mati walaupen dosis yang dipergumakan sama. Z 4 5 By na’ "psrsensiit(alergiidiosinkrasi). “perat atau ringan akibat yang adanya toleransi atau intoleransi indi j, gejala keracunan akan so walaupun uk ked2 vuh belum mencapai tingkat toksik. . . mi pat bersifat bawaan (Kongenital) atau diday ee, derita penyakit yang mengakibatkan gangguan meni : beer eaten detoksifikasi dan ekskresi. 2. Konsentrasi , Untuk racun-zacun yang kerjanya dalam tubuh secara lokal, misalnya = zatzat korosif, Konsentrasi lebih penting bila dibanding dengan dos total. . € Keadaan tersebut berbeda dengan racun yang bekerja secara si dalam hal ini dosislah yang berperan dalam menentukan berat ringa akibat yang ditimbulkannya oleh racun tersebut. : 3. Bentuk dan kombinasi fisik. : ~ —_Racun yang berbentuk cair tentunya akan lebih cepat meaimbull: efek bila dibandingkan dengan racun yang berbentuk padat. Seseorang yang menelan racun dalam keadaan lambung kosong, tentu akan lebih cepat keracunan bila dibandingkan dengan orang yang menelan racun dalam keadaan lambung berisi makanan. 5 4. Addisi dan sinergisme Misalnya barbiturat, jika diberikan bersama-sama dengan alkohol. + morfin ateu CO dapat menyebabkan kematian, walaupun dosis barbitural yang diberikan jauh dibawah dosis letal. Dari segi ilmu kedokteran kehakiman, kemungkinan terjadinya hal seperti. itu tidak boleh dilupakan, terutama jika menghadapi kasus dimana Kadi racun yang ditentukan rendah sekali, dan dalam hal demikian harus dice Kemungkinan adanya racun lain yang mempunyai sifat aditif-sinergistik dengan racun yang ditemukan, sebelum kita menyimpulkan bahwa ke tian korban disebabkan karena reaksi anafiloktik yang gatal atau adanya intoleransi. 5. Susunan kimia 4 Berapa zat yang, jika diberikan dalam susunan kimia terten akan menimbulkan pej ; nc nals Bejala_kera ii i senditi cerjadi hal peal oe tetapi bila Coa Kadang-kadeng dijumpai ; satu Macam racun, tetapi "cun tersebut saling mer: * Palam;Minik adanya sifat antagonistik ini diana a E an, misalaya : nalorfin naloxone dipakai untuk pasan dan odema paru-paru yang terjadi pada . bi + golongan carkotika. Hota Kercunan aku ob @ Kriteria Diagnostik Pada Kasus Keracunan* i: penentuan sebab kematian pada kasus-kasus keracunan pada dasa a akan dari KriteriaKrteria di bawah ini, yaitu Se ~ adanya anamaesa Yang menyatakan bahwa korban benar-benar kontak dengan facun (secata injeksi. inhalasi), ingesti, absorpsi melalui Kulit atau mela ES mukosa). ‘Ada gejala yang sesuai dengan gejala keracunan zat yang diduga, 3, Secara analisa kimia dapat dibuktikan adanya racun di dalam sisa makana obat/zat, yang masuk ke dalam tubuh korban. Ditemukan Kelainaa-kelainan pada tubuh korban, baik secara makroskopis atau_mikroskopis yang sesuai dengan kelainan yang diakibatken oleh racun bersangkutan 5. Secara analisa kimia dapat ditemukan adanya racun atau metabolitnya di da- lam tubvh/jaringan/cairan tubuh korban, secara sistemik. Keterangan : ad.l. Pada umumnya anamnesa tidak dapat dijadikan pegangan sep2nuhnya se- bagai kriteria diagnostik, misalnya : pada kasus bunuh diri, Kelurarga kor- ban tentunya tidak akan memberikan keterangan yang benar bahkan pic tidak jarang menyembunyikannya, karena kejadian tersebut merupakan ie noda bagi fihak keluarga korban. 4 ad2. Adanya tanda/gejala gejala_klinis, biasanya hanya terdapat pada kasus- yang dirawat, dan pada prakteknya lebih sering kita terima kasus-Kas tanpa data-data Kinis, kemungkinan kematian Karena keracunan ha difikitkan terutama pada kasus yang mati mendadak, non traumatik sebelumnya dalam keadaan sehat. Kita seiamanya tidak boleh perceya bahwa sisa sesuatu zat yang dig kan korhban itu adalah racun (walaupun ada etiketnya), sebelum dibuktikan se cara analisa kis ~ Kemungkianan kemungkinan seperti tertukarnya barang bukti selalu demikian pada kasus-kasus di mana benda bukti disembunyikan at ban menelan semua racun, kriteria ini tentunya tidak dapat dipakai- Bedah mayat (autopsy) nrstlak harus dilakukan pada setiap F an, selain untuk menentukan pada sebab kematian, juga Pe! ad3. dS.° - tidak mempunyai 3 Jainan-kelainan pad? : : *toksiologis (analisa Kins), mutlak harus dilakukan, tg r Pemediksaan © iebut Visum et repertum yang dibuat dapat dikatakan ti dalam hal penentuan sebab kematian. H yess dengan pemeriksaan toksikologis ini, kita tidak boleh cerpa- Seance. sesuatu zat, ingat faktorfaktor yang dapat mempe-: _ ~ ku pada dosis lethal ngaruhi kerja racun. Penentuan ada tidaknya racun harus dibuktikan secara sistematik, dia kematian Karena racun tidak dapat ditegakkan misalnya hanya b pada diketemukannya racun di dalam lambung korban. Dari kelima kriteria diagnostik dalam menentukan sebab kematian pad kasus-kasus keracunan seperti tersebut di atas, maka kriteria keempat dan — ._ keiteria kelima merupakan kriteria terpenting,. dan tidak boleh dilupakan, — "Darah merupakan bahan pemeriksaan Pada Mayat. Pewgambilan sampel pada mayat dalam kasus yang diduga mati akibat adalah sebagai benkut at . Usus dengan isinya 3 - lan peme Yang terpenting sampel diambil dibagi dua masing-masing sejumlah minimat 5 mi. Bogian pertama ditambah serbuk Natrium fenoci Urine ‘Semua urine yang cidapat harus diambil, Bilasan lambung Semua cairan bilasan tambung harus diambil. Lambung dengan isinya a Lambung diikat pada? tempat, yaitu yang berbatasan dengan kerong- Kongan dan yang bectatasan dengan usus dua belas jar Cara ini dimaksudkan untuk menghindari hancumnya butir-butir pil atau tablet yang tertelan korban schingga memudahkan, pemeriksaan toksikolo- Bik. Cara yang lain adzlah pemeriksaan keiainan pada lambung oleh dolter, schingga dapat diperkirakan jenis racun yang ditelan korban. Pemeriksaan wsus dengan isinya -sangat berguna, terutama jika ematian Korban texjadi sctelah beberapa jam disazt ia kemasvkan racun. Dari hasil pemevikszan ini dapat diperkiraan saat kematian, dan dapat ditemukan tablet yang tidak dapat dihancurkan lambung (enteric coated tablet). Caranya adalah dengan mengikat usus dengan jarak 60 om, yaitu pada per batasan Lembung.usus dua belas jari, usus duabeias jari, uss halus, halus — usus besar, dan wsus besar poros usus. Teatan ikatan tersebut untuk mencegah tercampurnya isi usus bagian dengan isi uses bagian anal. * Darah Dacch yang diambil i bagian perifer (V, jugulacs, v. ar bivtan hharus dari bagian perifer (V, jugularis, darah dati v. porta harus dihindarkan Umumaya kbih tinggi schingga dapat sini pada Yang salah, " Setelah disisihkan untuk preparat mikroskopik (analisis patologi), semua = Tot euee 5 ¢ diambil dibagi dua, masing-masing ‘sebanyak 2: eee Geet pengawet tertentu, bagian kedua tanpa pengawet. : Darah juga dapat diambil dari dalam jantung, untuk itu harus dips darah yang diambil dari jantung sebelah Kiri dan dari sebelah kanan, a6 i kadar racun yang sesungguhnya. a : Te ecia pada penetapan alkohol, terutama jika tidak terdapat urine korban. —_ Hati \ hati harus diambil, karera = 4 4.1. Dosis toksik dari kebanyakan racun sangat kecil (hanya beberapa mg/kg berat badan) yang berarti konsentrasi racun dalam tubuh sangat rendah, sehingga untuk dapat menemucannya sampel yang diambil harus banyak. 4.2. Hati merupakan tempat detoksifikasi tubuh yang penting, organ ini mempunyai kemampuan untuk mengkonsentrasikan racun, sehingga biasanya kadar racun dalam hati Jebih tinggi bile dibanding’ kadar racun dalam darah. . Ginjal. Kedua ginjal harus diambil, pemeriksaan toksikologis terhadap ginjal Penting, misainya pada keracunan logam pemeriksaan racun secara Umum. dan pada keadaan dimana secara histologis ditemukan keisium oksalat atau sulfonamida é Otak Jaringan lipoid yang terdapat dalam otak mempunyai kemampuan untuk menahan racun, misalnya kloroform dapat ditemukan walaupun jaringan otak telah_membusuk. Otak bagian tengah penting pada kasus keracunan sianida karena tahan ter- hada pembusukan, maka jika terdapat sianida pada @pmeriksaan toksiko- - logik, berarti sianida yang didapatkan pada isi lambung atau darah bukan, Karena proses pembusukan (ingat sianidz dapat terbentuk pada proses pembusukan). : Juga harus diketahui bahwa pada keracunan, racun tgrjitama hekerja pada susunan saraf pusat tetapi tidak berarti-bahwa konsentrasi Tacun tersebut vang tertinggiterdapat pada otk. a Urine Urine merupakan sampel yang penting, Karena merupakan tempat ekskre- si dari Kebanyakan jenis racun, sehingga kita dapat melekukan test pen- dahulvan (spot-test) dari berbagai racun. ; “Urine juga merupakan sampel yang. penti meriksaan racun Tongan narkotik dan stimulan, ne PO ia . Empedu "a Pada pengambilan cairan empedu sebaiknya (pengambilan berikut kandung empedui, tidak mengali ke hati, karena jika hal itu terjadi akan ; pemeriksaan. i ? Contoh untuk pemeriksaan toksikologik tersebut (no. 1 sampai + pada umumaya telah dapat memberi informasi pada kasus keracunan ra oral yang akut. a Pada beberapa Keadaan dapat pula diambil sampel yang lin misalays « ; >. fimpa, jantung, cairn terebrospinalis, jaringan lemak (pada keracunan in- a © sek tisida dan anesterik), serta jaringan otak. Pada keracunan thalium atau arsen, sampel yang diambil adalah rambut bersama akamya (jadi harus dicabut). Atternatif lain untuk mengambil sampel adalah yang mengambil dari tiga tempat, yaitu > 5 1. Tempat racun masuk, rnisalnya : lambung, tempat suntikan. 2... Darah, yang mencerminkan bahwa racun telah beredar secara sistemik. 3. Tempat keluar, yaiiu urine atau empedu. " Dan menurat Curry sampel yang harus diambil secara rutin pada kasus keracunan adalah : lambung dengan isinya, darah hati keseluruhan, dan urine. €. Tempat Yang warus Disediaken Untuk Sampel. Minimal harus disediakan 9 boto! untuk sampel yang akan diambil, dengan perincian : <5 | = 2buak botola 2 butir, untuk hati dan usus . — 3buah botol a 1 iter, untuk otak, ginjal dan larbung beserta isinya. = 4 buahbotol a 25 mil, untuk darah, wine dan empedu. ie @ Bahan Pengawet. E Yang terbaik adalah sampel tanpa balan pengawet, disimpan dalam lemari es an keesokan harinya segera cilakukan pemeriksaan. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan, maka sampel harus diberi bahan penga- ‘wet agar tidak membusuk, schingga tidak menyulitkan pemeriksaan. Bahan pengawet yang dapat dipakai adalah : o 1. Alkohol absolut 2. Larutan garam jenuh 3. Natrium Mluorida 1% ¥ ‘ 4. Natrium fluorida + Natrium sitrat (Na mg NaF + 50 mg Na sitrat untuk 10 ml sampet). aa Natrium benzoat dan peail meckuri setat (hanya Gntuk urine). gpakai sebagai bahan pengawet : px ) 2. alkohol sebatknya tidak Sie tubuh korban adalah jenis diduga terdapa! ul oe a gaol das kes ska me 3, Bahan pengawet untuk sampel pada minimal © Pengiriman ke Laboratorium. oratorium di tempat pemeriksaan mayat/korban tidak irim ke laboratorium yang terdekat, segera setelah peng filansampel itu selesai, dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Tempat sampel (botol), sebelum dipakai harus dibersitkan dahulu, yaitu cuci dengan asam chromat yang hangat kemudian dibilas dengan dan setelah dikeringkan baru dapat dipakai. 2. Tiap botol hanya berisi satu sampel. + 3. Contoh bahan pengawet yang dipakai harus disertakan untuk kontrol. 4. Tiap botol yang telah berisi sampel dan pengawet harus disegel dan di identitas secukupnya (tanggal pengembilan bahan, namz korban bahan pet wet yang dipakai serta isinya). Jika fasilitas It maka sampel harus dik 5, Hasil pemeriksaan/otopsi secara singkat harus disertakan dan jika ada dise kan pula anamnesa dan gejala-gejala Klinik. 6.. Surat permintaan pemeriksaan dari piliak pengusut harvs disestakan, surat te7 sebut_memuat identitas korban selengkapnya dan disebutkan pula dugaan cun apa yang inenyebabkan keracunan/kematian, misalnya : narkotika, insek- ; Ed hipnotika dan lain sebagainya, maksudnya supaya pemeriksaan lebih ter sah. 7. Pencegshan seperti dimaksud dalam ad 4 harus disaksikan oleh dokter melekukan pemeriksaan, polisi yang melakukan penyegelan ‘harus membt berita acara ini harus disertakan di dalam pengiriman sanpel tersebut boratoriuin demikian pula berita acara penyegelan barang bukti Jainny ‘seperti sisa racun atau sisa obat/makanan yang dikirim. ke laboratorium. i 8 ka mayat korban akan diawetkan (embalming), maka pengambilan S31 a oan i sas harus dlakukan sebelum pengawetan grayat de a ae aes formalin yang biasa dipakai untuk pengawetan 1 Lae Sebagian besar racun yang dapat menyulitkin ikss Del pengambilan sampel pada korban yang masih hidup, alkohol dpa tac ban, dan Bc esinfektan setempat sewaktu kita mengambil d clorida, SAMPEL Otak Hati Paru-paru Ginjal Lambung Usus Cairan Otak Darah jantung Darah tepi Empedu Urine “Oot Lemak Rambut Kuku Jaringan sekitar tempat suntikan Kedua ginjal seluruh lambung dengan sebanyak mungkin 50 ~ 100 ml (kiri dan 50 ~ 100 ml. selurGhnya seluruhaya 200 g (dari tempat nya; m psoas) 200 g ( dari dinding perut) 10g (dicabut dengan aka 10g kulit, lemak dan otot radius S — 10 cm dai ¢ + masuk ke ¢alam tubuh dikeluarkan dengan c Caza ini tidak boleh dikerjakan pada penderita-penderita E ‘menurun atau yang tidak sadar, dan pada keraci ee tein korosif, konvulsan dan iritan, karena pada keada ia tecebut cara memuntghkan racun dapat dikerjakan, mencegah terjadinya aspirasi racun dan untuk menghindari ken kinan terjadinya perforasi pada saluran pencernaaannya sendiri. Muntah tersebut dapat ditimbulkan dengan jalan : — Merangsang dinding farings dengan jaci — Memberi emetik, misalnya sirup ipecac 15—20 ml yang bila dapat diulangi setiap 20 menit sampai isi lambung bersih, Pemberian'sirup ipecac ini tidak berguna jika sebelumnya p rita telah diberi charcoal (norit), Pada pemakaian apomorfin HCI sebagai emetik, segera setelah mi penderita harus diberi narkotika antagonis untuk menetralikan el depresan yang ditimbulkan apomortin HCI, Jika tidak keadaan p derita akan menjadi makin burvk - Aspirasi dan ievase lambung Tindakan ini dilakukan untuk 7 © Mengeluarkan racun sacun yang bersifut non-korosif. DEP eneeluarkan racun-racan yang tergolong CNS EPRESSANTS, bila cara memuntahkan tidak bisa lagi di Karena pusat muntah diotak sudah lumpuh. Yang dapat digunakan untuk as ee iresi dan levasé lambung ialah ; larutan garam 1 % ~ Activated chareo; ! fori ; ~ Nattium tiosutat ee ee ium bikabornat 1 9% . nd oa a Dade fe itakan asics labase lambung adalah = eet zal yang bersifat korosif. ‘e Mempercepat ekekresi, tindakan ini dz 1). Pemberian diuretika, nisalnya : 1, Osmotik diuretika (manitol dan larutan gluk 2, Sclurstik deuretika (misalnya Furosemid), Pada beberapa keadaan, misalnya: insufisiensi ginja monum, payah jantung dan keadaan hipotensi yang pemberian osmotik-diuretika tidak diperkenankan. Dialisa Cara ini merupakan cara yang sangat baik, jika racun yang telan dapat didialisa. m7 , Racan yang masuk ke dalam tubuh diinaktifasi . Yaitu dengan pemberian antidotum yang spesifik (antidotum yang fi i), yang selanjutnya diteruskan dengan melakukan tindakan se lambung. Pada keracunan narkotik, antidotum yang dapat digunakan ialah : — Neoxone HCI, dengan dosis 0,005 mg/kg berat badan, diberik : secara intravenous — Nalorfin HCI, 0,1 mg/kg berat badar, diberikan secara intrevenoy Pada keracunan sianida, dapat diberikan natrium tiosulfat dan a nitrit yang dosisnya tergantung dari kadar hemoglobin. Pemberian Demulsen Yaitu untuk mengendapkan racun (logam), mencegah absorpsi dan m dungi mukosa saluran pernafasan. Sebagai demutsen dapat dipakai 3 — 4 butir putih telur di dalam 500 susu atau air. _ 4, Mengatasi gejala-gejala yang mungkin akan terjadi (simtomatik) a. Gejala pada sistim kardio-vaskuler misalaya. : syok, payah j . dan edema pulmonum. Untuk edema pulmonum dapat diberikan Oy 100 % atau 0.5 aminopyllin intravenous, untuk patah jantung diberikan digital 2. nv y perdebatkan, walaupun pada kasus keracunan zat-zat "CNS depressant). pemafasan tersebut diakibatkan oleh narko BAS V ae ROSES PENYARIAN DAN PENGUI Sampel (pH =3) Disari dengan eter > J Ta Eter me Bikarbonat _,—— Disari dengan Jarutan Fraksl asam kuat NaHCO; jenuh aos § Eter ' Diseri dengan Na OH 0,45 N a. OH Eter Fraksi asam Iemah °B’ Fraksi netral ’C” Skema VI ~—SKEMA PENY ARIAN UNTUK DARAH, SERUM ATAU PLASMA , Sample (pH 7,4) Disari dengan CHCL, Gejala pada susunan saraf pusat = -Ygea terjadi eksitasi : dapat diatasi dengan onvuban, seperti: Amobarbital Natriuma ( dalam laratan 10 % diberikan secara perntaral, p oral atau diberikan perektal dengan dosis 5 — 30 ml. Dratuk mengatasi eksitas/konvulsi sebaiknya diberikan Karena valium kerjanya lebih selektip sehingga tidak al bah depresi pada pusat perafasan. Untuk racun yang mass secara inhalasi. orban harus disingkiskan dari tempat yang mengandung racun dan kemu: dian diberi pengobatan sesuai dengan gejala-gejala yang terjadi, seperti tersebut a diatas. Untuk racua yang masuk secara parental, poringkan penderita, Kemudian bagian proksimal dari ters i (urniket); dan Tatus dijaga supaya ikatan tersebut tekanannya jangan lebih dari tekanaa nadi (denyut nadi harus tetap teraba) dan setiap 15 menit ikater tersebut dibuka selama 1 menit, supaya tidak menjadi gangguan sirkulasi di_ daerah bagian distal dari tempat suntikan. 5 Selanjutnya pengobatan disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul- ). Untuk racun yang mengenai kulit atau mata. Paksian harus dilepas semua, bersihkan dengan air yang mengalir tempat- témpat yang terkena racur,, dan jangan sekali-kali memakai zat-zat kimia untuk ~ membersihkan tempat yang kena racun tersebut. Jiks racun mengenai mata, maka keduz kelopak mata dibuka dan dicuci di } ait yang mengalir kira-kira selama 5 menit , dan jangan sekali-kali memakai Tat- tat kimia untuk membersihkan mata tersebut. 3 ) ini sedikit Det * Kloroform dikering -ditambah + 2 gram sodi rosedur peayaran urine Canis lambung, — dart Pi Ga ti beberapa bahan obat . : pada pH 7.4. separ a yang, Peayain sl Sa mperqunakan kroformpada pH Gi pat dengam POY; mungkin sebagian besar didapat dalam fraksi B a Hasinya, a ksi D hanya perlu untuk memastikan bahwa tidak ada zap C, dan penyiapan "sak ditemukan obat dalam freksi B dan C, yeng hilang, Bae nen shia 2 mil Bufer fosfat (pH 7,4) dan 49 rl sampet Pada 4'ml amp jum sulfat anhidrat, dikocok lagi hingga terbent Pada. form didekantas dan disring, padatan dissing lagi dengan 20 ml aaem sari yang dapat dkumpukan dengan si pertama bagi padst engandung sodium sulfat disimpan, 9 ie Bilt telah didapat pada test pendahuluan, maka harus dihilangkan (darj ‘aii koroform), dengan penysrian memakai sodium bikarbonat. Pada sari kloroform ditambahkan 8 mi (setara dengan 2 X volume sampel yang diambil) NaOH kemungkinan menganduog berbiturat dan asim-asim lemah ((raksi asa lemah "B”) lihat tabel V. 1. Jika sampel yang tersedia :semula. cukup, dibuat bagian basa lagi dengan 2 X masing-masiog dengan 10 ml kloroform, lpisin an dengen sodium suffat_anhidrat,_kemudian_diuapkes brutan amoni hingga kering, Residu kemungkinan mengandung obat-obat basa (fraksi basa ’D’) lihat tabel Va. Jika sampel yang tersedia tidak cukup uatuk penyaringan ini prosedurberikut dapat dilakukan setelah fraksi 'C’ di test dengan metode yang tersedia untuk test yeng dilakukan sesudah suatu prosedur penyarian (halaman 17), Sis residu diltrutkan dalam kloroform dan disari dengan asim sulfat 1N. Sari yang didapat ditambahkan pada bagiza padat yang mergandung sodium sulfat yang didapat dari penyarian. pertamz, dibasckan dengan iarutan amonit, dan disari masing masing 2 X dengan 10 mlkloroform. Lapisin kloroform dikeringkan dengan sodium sulfat anhidrat dan divapkan hingga Kering, residu kemungkinan mengandning obat-obat basa (fraksi best ‘D’)lihat tabel VIII ee ¢ E. Pengujian Yaog Dilakukan Setclah Proses Penyarian, Pag 4. bee 3 pecobaag, nS Yan8 didapat setelah pemyarian iui dala sutu raga Metode yang terpili - *pilih adalah UV spektr os afi, tapi sebe- lum dengan metode. ofotometri dan kromatogr Pendahuluag. td tersebut, sering kali berfaedah jika dilzkukan test Gi een tethadap frak sifraksi. ‘ "apa dari pengujian ini ingkis. i ones Elehh mebrutken eee ini mungkie dapat dilakukan sbaga Stine Keitudian diceringkan . — mengetahui kepekaa ian ini akan obat Yang deta karan cael y") that tabil VIII. ae ul dicud dengan air, cucian dibuang, larutannya dikeris He ya mungkin mengandung obat-obat netral (fraksi ‘VILI pada larutan air yang didapat setelah penyarian per Jarutan amonia secukupnya untuk mengatur agar ph ‘2 kali masing-masing dalam 10 ml kloroform. 7 Kumpulan sari dicuci dengan air, ii jitambah sedikit asam neacegah hilangnya zat yang mudah>menguap, kemudian dit cerinig. a ‘ idu yang didapat kemungkinan mengandung obat-obat basa (fraks *D' lihat tabel VIi'1. —-B. Penyarian Isi Lambung " Beberapa fragmen dari kapsul, tablet atau serbuk dapat dihile - disingkirkan dalam air untuk penyarian. Jika sampel mengandung banyak residu makanan atau lendir, emulsi akan terbentuk pad: waktu penyarian dan untuk itu diperlukan_ -pendahulvan sebagai berikut : - Tambahen kristal smonium sulfat berlebili bersama-sama di agak rumit dan mungkin jika diinginkan p dengan penyarian tunggal_mempergunakan ‘pa asam, acam Jemah, atau obat-obat. netrai akan dic Pada sedikit fraksi B ditambatkaa 2 tetes larutan Cobalt acetat 1 % dalam metanol, kemudian ditambah tetes demi fetes harutan se gar Li (OH) atau Ba (OH), 1 % dalam etanc', Jika terbentuk cincin biru berarti test positif. Catan: Asam-asam lemah yang hain, termasuk beberapa asim karboksilat juga memberi reaksi positif terhadap test ini. b. Dengan kromatografi lapis tipis (TLC) dan kromatografi gas (GC). . Glutetimid Pada sedkit fraksi B ditambahkan 2 tetes larutan”segar Cobalt asetat 1 % dalam metanol kemudian ditamtahkan tetes demi tetes larutan se- gar Li (OH) atau Ba (OH};-dalam metanol. Jika terbentuk warna birt! yang segera berubah Sa kehijauan te- tus menjadi hijau menandakan Glutetimid-positif.— Test terhadap fraksi C: 1. Carbromal dan semua senyawa broom organik yang lain Teteskan se- dikit fraksi C pada piring porselin putih ditambah 2 teics larutan NaOH 5 %, keringkan dengan memanaskan hati-hati. Dinginkan, ditambah dengan 2 tetes larutan Fluorescein 1 %, 4 tetes dsam asetat glasial, dan 4 tetes H,05 pekat (100 %), dan uapkan hingga kering di tas penangss air meadidih, Jika terbentuk warna merah berarti Carbomal atau senyawa Broom organik positif. 2. Meprobamat dan Carbamat yang bain. Teteskan sedikit graksi C pada kertas saring, teteskan juga kontrol pada kerta yang sama. Noda ditetesi Furfural 10 % dalam etanoi, keringkan pada suhu kamar, dan kertas diasipi dengan ap HCI. Jika terbentuk biru kehitaman pada noda menandakan test positif. Adanya memprobamat dapat ditegaskan dengan mengukur set fraksi C (sebelumnya eter divapkan, residu dilarutkan d HS0q dipanascen di atas penangas air mendidih selama 20 _Dinginkar, dtiencerkan dengan ait) pada Barbituratest : Chlordiazepoxide] Caffeine Lactam Chlorpropamide | (atomach contents Glutethimide anly) © Paracetamol Chlordiazepoxide Phenylbutazone | (blood only) Phenytoin Diazepam Salicylamid (blood only) Enthehlorvynol Ethinamate Meprobamate Methaqualone | Methaqualone Methylampheta (blocd only) Morphine Methyprylone Nitrazepam_ Nitrazopam Nortriptyline (blood only) Orphenadrine Paracetamol Phenacetin Phenazone nytoin hanya akan ditemui dalam fraksi rbat dengan Na HCO. Se ee ee A _ Alkohol 2 * we KACUN. FAVA LNDUS Li 4°" ‘Alkohol adalah sth stu dari zat yang sering di salah gunakan konsums! afcohol untuk orang dewasa tidak dilarang undang. ‘ Konflik dengan masyarakat akan terjadi jika peminum akotol minum dalam jumlah yang berlebihan. : Sehingea tegjadi ganeguan kepribadian pada orang tersebut yang dapat memba- fayakan bagi orang bin, misalaya menyebabkan kecelak-an lai lintas, penga nayaan, pemerkostan dan tindakan melanggar hukum binaya, ‘Alkohol dihasikan dari proses fermentasi bahan yang mengandung ub, sting ‘minum yang mengandung akohol mudah dibuat oleh masyarakat, ikohol (dam hal int Etik—alkohol) terdapat dalam minuman keras dengan kadar yang berbeda, misulnya dalam Whisky 40 %, Brandy 45 %, Rum 50— 60%, Gin 40 %, Anggur 10-15 %, Bir 2-6 % 1, Metabolisme Segera setelafi. masik kedalam tubuh, alkohol diabzorpst disalurkan pencer- naan terutama ust's halus, meblui vena portal masuk hati, dalam hati alkohol dipcoses oleh enzim alkobol dehidrogenase (ADH), koenzim nikotinamid adenin denukleoteda (NAD). Menjadi asetaKdchid dan asim asetat, asetat dipakai sebagai sumber energi dan akhicnya diubah menjadi air dan karbondioksida 10 %. ‘Alkohol yang diserap oleh tub uh akan dieleminaskan dalam bentuk yang tidak berubah melatui keringat, ginjal, dan paru-paru. Sisinya dioksidasi, terutama dalam hati, pada pecandu akohol ekscresi asam wat’ kadangkadang berkurang, yang dapat menimbulkan serangan pada persen- dian. Pada oksidasi alkohol banyak dilepascan hidrogen, yang dapat menyebabkan meningkatkan deposit Jemak dalam hati, hati akan berssaha mengebsarkan ebihan lemak tersebut dengan meningkatkan ekskresi lipoprotein ke dam darah, schingga pada pecandu akobol dapat terjadi hipertipemia, pada pen- detita diabetes atau penyakit pada pankreas, alkoholik kiperlipemia akan tam- pak lebih kebat, Liese nielaporkan adanya sindrom yang terdiri dari ikterus, hiperlpemia dan Anemh hemOlitika bersama alkoholic Fattyliver dar Cirthosis—Hepatitis. eo 7 / / 2. Manifestasi Klinik Stadium Keracunan akobol mudah dikenali, mulrssah tubuh tcrast tyaman (Well—Being) den terangsing, sebelum kadar akobol dam nit Mencapai 60 mg %, gejala permulaan keracunan sodah metai tampak, yaite - Hikegnye kontrol .diridan peaihizn,. seperti gangguem dalam kemampean ne kendaraan bermotor dalan raya (ini yaog serine menimbuBan Ke éclakaan), 3 nya gangguan mula tamipak jika kadar alkohol 7 eae ee x din menjadi lebih jelas pada kadar 60°— pata’ 80 — 100 me % gejals kerscunan mulai meluas ke pusst --Ghingga “Kemampuan untuk menafsikan hilang, terjadi gangguan koordina otct, serta Kapasitas untuk berfikir kritis terhadap diri sendiri hilang fz narkose terjadi jika kadar alkohol dam darah mencapai 300 mg %, jika kea- daan keracunan, tersebut menetap, dapat timbul delirium, .halusinasi, ganggu- an kontrol Neuromuskuler, gangguan pada indera perasa dan mencapai klimaks dalam keadaan delirium tremens. . Jika dapat tertolong penderita akan mengalami saat-saat depresif, skit kepala, mual, muntah dan gangguan pada dacrah perut. Pusat pengaturan suhu juga dapat terganggu dan terjadi hipertemis, kematian biasanya disebabkan terjadinya kelumpuhan pada pusat kardio-respirasi. @ Test Laboratorium a. Test terhadap urine, 1 mil urine dimasukkan kedalm tabung rcaksi pada secarik Kertas saring seat kaca Whatman diteteskan I tetes brnutan K7Cr767 25 % dam H)SO, SO %, kertas ini dimasukkan pada lelier tabung teaksi, tabung disumbat dan dipenarkan. pada penangas air pada suhu 100° selama 2 menit jika warna berubah merjadi hijau menunjukkan adanya alkohol. Etanol memberi reaksi positif pada kadar 40 mg %. b. Pencgasaa terhadap metanol 4 Pada 1 ml urine ditambahkan | tetes larutan K,Cr0, 2,5 % dalam Hy I SO 50% dan dibizrkan pada suhu kamar selama 5 menit. 4 Ditambah 1 tetes etancl dan beberapa mg asim kromatopat, kemudian ditambah HO, akan terbentuk suatu lapisin pada dasar tabung. Adanya metanol diturjukkan dengan terjadinya warna merah lemba- yung. Perla diperhatikan bahwa formaldehid juga akan memberi reaksi positif dengan {est ini. (keracuran metanoi kemungkinan disertai asidosis) €. Penegasaa terhadap etanol © Tidak ada test sedethanay untok etanol dan yang terbak adatzh dengan kromatografi gas seperti yang digambarican untuk alkohol ‘umemnya dan bahan-bahan hin yang mudah menguap. 4. Metil Alkohol. - paventa Lermisap dengan tidak sengaja. Afetanol bist digunakan sebagai anti pembekuan, pen pelle dan Varnish, dalam analis kimi, sebagai cemane tidak murni. cema: Dosis letalis : 60 ~ 259 mi. Batasan kadar maksimmum (TLV) diudara 200 ppm. Gejak klint a, Keracunan akut : dari pencernaan, terhirup, terserap kulit): " 1), Kelelahan ringan, sakit kepala, mual, dan setelah fase. htent dangan kabur sementara. 2). Sakit kepala sedang sampai berat, pusing, mual, ‘muntah, penurun: CNS, setelah 2 sampai 6 hari kemungkinan pengliatan abut 1 sementara atau permanen. 3). Berat gejabgejal di atas berjalan dengan cepat, pemafasin Karena asidosis, cyanosis, koma, tekanan darah tehenti, pupil melebar, dan hiperemia pada saraf mata dengan pandangan yang kin kabur. Kematian karena kcgagabn pernafasan terjadi padab 25 % kerao berat (kekuatan gab CO. kurang dari 20 MEQ/L)” b. Keracunan kronis (karena tethisap). . ~ Gejala pertama adaiah keruskan penglihatan, yang diwslai dengan mengaburnya pandangan kemudian penyempitan lapangan pandangan dan kadang-kadang kebutaan total, ©. Gejala Laboratoris, 7 ; | ~ Asidosis berat ditandai kekuatan gabungan CO, dalam darah kurang dari 20 MEQ/L. Metanol darah lebih dari 50 mg/100 ml menandakan adznya a dialisis, ~ Tes Laboratium ‘hat test Laboratorium untuk akohol (halaman 25). B. Racua yang Bersifat Korosi Yang temasak golongan ii iabh: ~ Asmacam psorganik yang bersifat korosif (Corresiy organic toh: Asam ékakt, asim karbol (carbolic acid, P Wat dan asm asetat. im anorginik yang bersifat korosif (Corrosive terkena. Dan dari perubahan pada kulit tersebut dapat diperkiraken racun apa yang menyebabkan perubahan tersebut misalnya : _ RACUN PERUBAHAN WARNA PADA KULTI _ “ATAU MKOSA , 1, Nama karbol — kelabu keputih-putihan 2. Asam oksalat — kehbu, kehitam-hitaman 3. Asam sulfat,asim klorida — kelabu kemudian menjadi hitam. 4. Asem nitrat —_ coklat 5. “Asam florida — merah kecoklatan, perdarahan Kaustik alkali = 7. Seng klirida — keputih-putihan 8. Merkuri klarida — biru keputihan, 'perdarahan, Sehin dapat diketahui jenis racun peryebab keracunan, dari kelainan pada Kulit tersebut (dari distribusinya) dapat pula diduga cara kematiannya (dibunuh atau bunuli diri). 5 Pada kasus bunuh diri dengan memakai racun, kelainan pada kulit teruta- ma pada bibir, dagu, pipi, leher bagian depan dan dada bagian tengah. Ada kemungkinan didapatkan pul kelainan yang sama didaerah jari tangan, Sehingga dapat disimpulkan, pada bunuh diri jika pelaku meminum ra- cun dalam posisi tegak, akan ditemui kehinan pada kulit dari atas keba- wah yang merupakan garis lurus. Pada kasus pembunuhan, keliinan kulit yang ditemui tersebut tidak bera- turan, karen@ racunnya biasanya disiramkan oleh pembuluh, Bila pembu- nuh akan memberikan kesan seakan akan korban bunwh disi, ia akan me minumkan racun kemulut korban yang telah tewast inaka luka bakar akan ditemukan dari mulut menjalar kearah telinga;‘dan mungkin ditemukan pula tanda-tanda perlawanan atau kekerasan yang lain. @ Macam-macam Keracinan yang bersifat Korosif ‘Yang termasuk golongan i 1 ditambah tarutan sabun), dett terkena udara berwarna pink, Mempunyai rasa agak manis dan mempunyai bau yang khas, yaitu carbolic smell, phenol juga mudah larut dalam air, alkotol, eter dan gliserin Dosisletal : 8 — 15 gram (2ml) per-cral, Phenol dapat diabsorpsi melalui kulit yang normal atau Yang sakit, traktus digestivus, traktus urogenitalis, rektum dan traktue respirato. -tius. Eliminasinya melalui urin dan dalam waktu 36 jam akan dieliminass- kan seluruhnya. (Phenol) dan hijau (resol), : Phenol mempunyai cfek fokal dan sistemik, efek sistemik ini dimung- Kinkan karena pheno! merupakan fat soluble depresant, berpengaruh ‘erhadap susunan saraf pusat sehingga terjadi puralisis pernafasin, Pemericsian mayat : — Pemeriksaan tuar : korosi pada bibir-dan jaringan disekitarnya yang berwarna abuabu keputihan, warna ini kama-ima oleh Karena pengeringan akan berwarna lebih gelap (cokfat), Juga mungkin didapatkan Kebinan yang sima didaerch Jarijari tangan, Pari mulut dan hidurg dapat tercium bau yang khas, Tandastanda asfiksia pada pemeriksaan yar dapat pula ditemu. kan. ~ Pemerikstan dakim : tandatands korosi akan ditemukan pada Wraktus digestivus mulai dari mulut simpai kmbung, kebinan Eperti perak (silvery appearnce), Kebinan tersebut fampak jelas pada Tipatantipatan sedanekan jaringan diantara Tipatan biasanya tidak akan Uhatkan kelzinan, oleh karen: ak Kan kebinaa, oleh tarena k saujika tevjadi hanya ringan saja. Sering pula dida embengkakan 1a lacing dan paru-paru akan " - (edema) pad da : ie terutama jika usp phenol yng dihisap. b. Lysol ‘ sol, maka gambarannya agak berbeda yaitu mbung fae eae ce malah melunak dan pada perabaan ae icin oleh karena terjadi proses penyabunan dan warna mul Osa pada kKeracunan lysol adalah coklat tua atau eokdat Kemerahan, Warna tersebut disebabkan oleh terbentukn ya hematin alkali. 2. Keracunan asam Suifat Asim sulfat (HO, mempunyai sifat tidak Asam sulfat pekat sehingga sering terjadi kekeliruan, 4 Asari sulfat_ mempunyai da 18 besar, mempunyai afi- nitas terhadap 2ir yang tinggi schinggs pada kecacucan asiin ini akan tetjadi kerusakan jaringan melalui dehidrasi menimbulkan panas dan menyebabkan luka bakar Dosis letal : Unt dosis terkecid adalah 35 mi, ya korosif yan, Pemeriksaan mayal : ~ Pemeriksian tuar lerdapat tanda-tanda Koresi seperti halayako- Tosi yang ditimbulkan oleh Facun-racun lain. Warna Iuka bakar Pada ketacunan asam sulfat ini mulamula abu-abu putih Yang dengan cepat berubah menjadi coklat atau hitam, it yang terbakar tersebut Kemudien akaa menjadi keras seperti Petmanen, sehinges Perlu dibedakan dengan fuk lecet_ Dan okh karena terjadi reaksi Peradangan Yang hebat, dapat terjadi pembengkakan pada bibir dan mudut, ~ Pemerikszan dalam : selama-asam sulfat ing ja: Jokal maka kelainan Pada pemeriksaan tor ae Pada trakius digestivus bagian atas saja dant iratori Pada traktus digestivus, cea Ses » Mulai dari m dapat ditemukan teaks) endarahan lorstitic Mutkosa atau indi terkena akaq apuh Pada muntahan mungkin didapatkan mukosa Duodenum biasanya tidak menunjskkan Kelainan hal inj, kinkan karena adanya spasme dari pilorus, Pada tractus respiratorius pada keracunan asam sulfat diman sering tefjadi reguagitasi isi lambung sewakty kotban atau tejadi aspirasi sewaktu menelan, maka Perub; nuntah | ahan atau ke. Jainan yang terdapet pada traktus respiratorius ialah = Pada lari o dan trakhea terdapat tanda-tanda-korosi atau peradangan yang, hebat. 3, Keracunan Basa Kaustik Keracunan alkali seperti misalnya kercu; atau kalkum hidroksida, akan terjadi kelainan atau perubahan pada mukosa yang disebut sebagai necrosis liquifatip (Colliqustion necrosis) Mukosa lambung menjadi lembek, bash dan membengkak. kadaan tersebut Karena terjadinya ikatan alkali-albumin (Presipitar) yang dengan adenya air yang berkelebihan akan melarut kembli, Dosis Ieal: berkisar antara 2 — 30 gram, ini dikarenakan pada hem funan alkali faktor yang paling berperan atau ménentukan adalsh konsentrasi bukan jumlzhnya Ks nan natrium hidrosida Pemeriksaaa mayat. . Fada pemeriksaan dalam, | i * __ dangan, edema, korosi da ‘ digestivus. i Pada perabasn mukosa licin seperti meraba sabun, warna mukosa \ coklat Karena terbentuk hematin alkali, isi lambung biasanya ber- darah dan sering berwarna coklat kehitaman seperti kopi. Pesporasijarang teqjadi, kecuali pada keracunan amoniak- kelainan yang paling menonjol adalah pera- in banyak terdapat lendir pada mukosa traktus Kerst osam tah tit 1. Timah Hitam Keracunan rates misaln lersebut ag Garis a) ma dan Senyawa Arsen E dath - ‘mah hisam (Ph), sudah: dikenal sejek dalwulu kala, Hippo- Pada abad ke 5 sebelum masehi Pernah menyinggung hal ‘ : Henry B Gad fine, biue line) pada gusi pertama kali ‘tor peda tahun 1840, pomcyiinps 7 jarang, tetapi neuropaty Gaaleseials a Sea kasus, wrist drop dan foot +” kadang di log e permulaan, demikian pula parestesi, aes yang ringan sampai. psikosa dapat pula nga es wun al yy ae yang pail hanyalah adanya garis biru (Burtonian blue tin Byer fextabkan och epost Po sulit pata gui alveolar margin), Jantung yang cepat, hipertensi dapat dijumpai pada Kirakira 25 kasus, demikian pula halnya dengan peningkatan suhu tubuh, d Keracunan Pb sering meningkatkan anemia dengan disertaj adanya ate basophilic stippling dan ring sidero blastic, umur sel darah ‘sendin ¢ perpendek. Gangguan pada ginjal dap rat berbentuk sindroma nefrotik, gout ningkatan asam urat, den, gan atau tanpa adanya gejala pada sendi, >. Cara Kerja Tima Hitam : siatetase, ALA dehidrase dan ty hitam, sehingea p; ada kasus keracunan vulic acid (ALA), co Porpho billinogen (PBG) dalam wine. Porphot ieee Uroporphyrinogen * Coproporphyrinogen Protoporphyrin s Keracunan Timah Hitam. - , Macam-maot™ Timah Hitam Dalam Industri Dy industri Keracunan Po dapat terjadi misalnya pada Dolam bidané karan besi tua, pemecahan kapal-kapal tua dimana cee es Yang mengandung Pb yang dipakai sebagai pelin- bank eras wich Karena pengelasan, PD akan menguap dan terhisap dung Kerja. : “ “fai Keadaankeadaan tersebut diagnosa Keracunan Ph tidak sult. bila pada riwayat pekesjaannya sering menderita nyeri pada perut atau neuro- pati peifer. ; Berdasarkan penelitian yang dilakukant pada para pekerja yang berhu- bungan dengan Pb, didapat kesimpulan bahwa ekskresi ALA dan kopro- firin dalam uria merupakan indikator yang berguna untuk menunjuk- ia b kan adanya keracunan yang berat._ jala klinik biasanya tampak bila kadar ALA lebih dari 2 mg per 100 mg a : kseatinin, dan kadar koproporfirin lebih dari 80 mikrogram per 100 mg Kreatinin. Kadar Pb dalam darah yang masih dapat diterima adalah 60 mikrogram per 100.mg-kretini. ALA di bawah 0,20-me per-100 mz krestinin. 2). Keracunan Timah Hitam Organik, Keracunan timah hitam organik (tetraethyl lead poisoning) dapat ter- jadi, Tetracul Po tersebut biasanya dipakai sebagai anti-knock petro! additive. Yang terkena keracunan adalah para pekerja pembersih tangki minyak. Uap timah hitam organik tersebut dapat tethisap oleh karena afinitasnya deng-n lipid, dengan demikian jaringan otak yang selalu terkena, Setelah masuk ke dalam tubuh Pb-tetraetil dikonversi menjadi Pb trietil ‘yang bersifat toksis. Gejalagejala gastrointestinal tidak menonjol, ense flopati dengan genggu- an tidur, mimpi, kegelisahan dan kadang kadang sampai delirium. Pada pemeriksaan laboratorium didapat hasil yang berbeda, Yaitu : ALA dan PBG normal, koproporfin sedikit meningkat, demikian pula pratopor- ‘Trin sedikit meningkat, enzim ALA dehidrase ‘sangat berkurany, 3). Keracunan Timah Hitam pada anakanak - Kebiasaan memakan sesuatu yang tidak lazim (pica), misalnya : me- makan korokan cat dinding merupakan salah satu kebiasaan yang dapat menyebabkan keracunan pada ansk-anak, demikian pula anak-anak dapat a ‘ka ruang tidumnya itu dicat dengan cat yang mengandung * menjagy Ke#eunan timah hitam paia amak-anak ialah : anak-anak ete a terserang (iriitable), -wuntah, tidak nafsa makan, ; 3 erat sedi ip: it san vend, badan, ae nyeri pada daerah perut bi- Pada kasus keracunan yang berat, ensefalopati dan koma dapa: terjadi. ~ Saringan otak yang sedang tumbuh sangat Sensitif tethadap perkembangan mental yang terbelakang merupakan salah saty Seri ditakukan terhadap kasus-k, Penelitian yang dilakukan terhadap kasus-kasus defisie babnys tilak dietshui, memberikan hasil adanya pa x yang tinggi. Mekanisme kerusakan otak oleh Pb tersebut tidak jelas » Mungkin Ph menghambat sistim oksidasi yang sangat penting dalam mensuplai energi untuk sel-sel otak. Pada penyclidikan ternyata peningkatan kadar rat dapat berhubungan dengan kelainan bio! mengalami pertumbuhan. Dari 425 kasus keracunan pada anak di bawah lernyata 61 % tidak ada gejala sisa, 22 % mengalami retardasi meatal, 20% mendapat serangan-serangin. 1% mengalami atrofi nervus optikus dan 2.% menderita serebral palsi(perlstein dan Atala 1966),_ ‘Untuk. pengujian adanya timah hitam lebih lanjut dilakukan secarg spek- trofotometri (UV dan visible) dan dengan atomic adsorbtion. Pb dalam darah yang mode- khemis pada otak Yang sedang usia 2 tahun yang selamat, d. Pengobataa Keracunaa akut 1). Pertahankan supaya ekstresi urine 0,5—1 ml/menit pemberian = ~ Heawtan dekstrosa 10 % datain air, 10 — 20 ml/kg : BB, — Lautan manitol 20 %, 1 mil/menit sampai tercapai desis total 1Omi/ke : BB, Diusakakan supaya ekskresi urin setiap harinya mencapai 350 — 500 wilfkg sq M. Untuk mengatasi xoavuisi dapat diberikan Diazepam pada permuiaan dan kemudian diteruskan dengan paraldehid. Fangka panjang diberikan barbiturat. Pengobatan simtomatik Pada anak-anak, termasuk yang menderita : enselalopati, misalnya dengan 2). 3). | Jam etslah pemberian BAL yang pertama pada Suntikan lain diberikan EDTA 12,5 mgfkg (larutan 20 % e prokain 0,5 9%), oe a ga[ 0 , “a BAL dan EDTA. atan 5 hari dengaa B 7 Setelah kadar Pb di awa 100 mikrogram/100 ml, berkan EDTA sa setiap 652 selama 5 hari. - 5). Pengobatan untuk orang dewast dengan ensefalopati, neuro} Keluhan-keluhan pada pert Berikan BAL-EDTA seperti di atas, terhadap BAL maka berikan EDTA 50 0,5 % tidak kurang dati 8 jam. 6). Untuk kelanjutannya. Pada setiap kasus berik Dalam 2 dosis perhari dewasa 500-750 mg). J4ma pemberian penisilinamiz: ini pada orang dewasa adalah 1-2 ykeanak 36 bulan, pada akhir pengo- bulan, sedanekan pada anak-an batan kadar Pb harus sudah dibawah 60 mikrogram/100 ml. Jika diduga Keracunannys per-oral, maka pengobatan per-oral pati dan jika penderite inteleran mg/kg IV dalam larutan an penisilinamin per-oral (Cuntuk anak dosisnya 30-40 melke, “tidak diperkenankan. Q) Arsenium 3. Sumber arsenik dipergunakan untuk tikus dan fly papers. kontaminasi ben- \dustri dan perkebunan, sebagai insektisida, racun di bila buang-buahan yang ter Dalam dunia in menyemprot buah-buahen, Keracunan dapat terja tuk cairan terminum. Natrium atau kalium arsenik bisa dipakai patat-preparat tersebut di atas, Scheele’s 8! dipakai untuk mematikan tanam-tanamen. Orpiment (yellow arsenic ‘ulohide) dipergunakan sebagai Pigmen dan sebagai konstituen untuk merontokkan rambut. ‘Arsenik tri-oksida atau arsenous (As)03) pada waktu dahulu sering Ub sebagai konstituen pada pre- ren (copper acetoarsenite) pakai untuk maksud pembunuhan. “ Larutan’ Fowler (liquor “arsenicaes) dahulu dipakai ‘untuk, mengobati de- mam tapi kemudiar karena toksis larutan ini sekarang tidak dipakai- Arsine (AsH,), berbentuk gas yang sangat beracun dan dipakai dalam industri. _ Racun ini merupakan racun ¥ ‘Kematian dapat segere terjadi. yang terdapat di alam ; upakan salah satu,unsur Y89B adad. asus dimana tubuh kor hemolisis, ang berbahaya dan menyebabkan Contoh tanah disekitar tubuh korban, yaitu kuburan korban perlu diambil guna dilakukan sebut dimaksudkan untuk mencegah interpretasi yan ‘Air dapat mengandung arsenik sebagai akibat ssa atau pembvangin pabrik-febsik yang membuang dipakat ke dalam suneai. Bir dalam proses pembuatan bir arsenik dapat terjadi yaitu se mémbuat glukosa untuk dijadikan bir. : Karang arsenik didapatkan dalam jumlah yang cukup tinggi di Kerang, sehingga orang-orang yang mempunyai kebjasaan memakan chekrei arsenik dalamurin cukup tinggi, sama halnya dengan mereka ya menderita keracunan arsenik yang kronis. 1). Gejala keracunan arsen aa Menggigil, demam mual muntah, nycri pada daerah lumbal (bokon g) dapat hemoglobin bebas dan sel darah merah dalam urin, kulit n kuning dan mznifestasi yang Karakteristix daci adanya amonia serta sia. 3 Gas arsine juga dapat mempengaruhi susunan saraf pusat, yaitu m n¢ susunan saraf-secara langsung:~ 5 Pengujianlaboratorium lebih lanjut dapat digunakan secara spektrofoto tri dan atomic adsorb tion. 2). Pengobatan keracunan arsine Tranfusi darah, pemberian oksigen dapat diberikan jika anemia terjadi cukup berat. : ; Monothiol atau dithiol dapat diberikan untuk mencegah efek hemo dar arsine dan ini berguna jika korbaii baru saja kontak dengan arsine. Dimercaprol (B A L ) tidak efektif, tetapé dimercaptopropyl ethyleth dapat dipakai untuk proteksi_ Kematian biasanya sangat cepat terjadi oleh karena kegagalan dalam kar diorespiretori dan sering disertai dengan konvulsi_ Bila kematian lambat terjadinya (delayed death), anuria dan urem bagai akibat terjadinya nekrosis tubuler dan obstruksi tubuler karend ite bentuknya hemoglobin casts. 3). Pemerikséan mayat 7 a0 Bila kematian berlangsung cepat, maka pada pemerikssan patkan tanda-tanda yang menunjukkan adanya kegagalan sirkt nafasan. n bila kematiannya terjadi lambat, maka Heras ‘Titik seta kerusakan dalam hati (fokal nekross d eae pada ginjal serta pigmentasi pada = Keracunan Arsenik ekut ings "7 ™ Pada Kerecunan arsenik akut, misslnya keracunan arse ksi * diana dosis yang masuk ke dalam tubuh cukup tinggi (200-300 mg) maka ggala keracunannya adalah nyeri pada daerah abdominal, muntah dandizse. Kematian biasanya berlangsung cepat karena syok (peripheral vascular failure).” 7 Pada otopsi, sedikit djumpai kelainan, kecuali mukosa lambung tampak mierah (red plush) dan perdarahan-perdarahan pada subendokardial didac- tah septum interventrikular. Bila kematian tidak cepai terjadi, penderita merasa kram yang hebat, nyeri pada abdomen, mual-dan syok. Segera setelah memakan arsenik, tenggorokan terasa terbakar (burning sensation) dan terasa metalic taste pada mulut. Muntahmuntali dan diare yang bercampur dengan darah, dan kram pa- da ekstremitas dapat terjadi. Gangsuan pada ginjal dapat terjadi, gejala-gejala Klinik tersebut dapat ber- Jangsung selama 3~7 hari. Efek arsenik terhadap sumsum tulang terjadi kemudian, yaitu dalam bentuk krisis aplastik, dengan perubahan pada gambaran darah seperti adanya basophilic stipping dan didapatkannya bentuk-bentuk immature dari sel darzh merah dan sel darah putih. Diate selalu tenadi dan disertai tenesmus, dan memberikan kesan rice: Waler appearance (seperti air cucian beras), dengan disertai darah sebagai akibat dehidrasi yang hebat.. Pada pemeriksaan urine, coproporphyrin akan ditemukan, arsenik akan dideposit dalam jaringan keratin termasuk ramb ut dan kuku, Pada kuku tersebut akan terdapat garis putih yang disebut sebagai Mee’s fines, dengan demikian pada pemeriksaan toksikologik seluruh kuku harus dicabut, demikian pula halaya dengan rambut. Kadar arsenik yang normal dalam rambut kepala adalah : 0,5 mg per kg, Kadar 0,75 mg per kg, sudah cukup untuk menimbulkan kecurigaan. Pada keracunan akut kadar arsenik dalam rambut dapat mencapai 30 mg per kg. 2 Pada keracunan akut kadar arsenik dalam kuku dapit-80 mikrogram per Kg dan bil kadamnya di atas 1 mg per kg sadah cukup mencurigakan. Ekskresi Arsenik dalam urine terjadi dalam 5 jam setelah ingesti, dan akan tetap ditemukan sampai 10 —12 hari. Kadar 100 mikrogram per hari dalam wrine sudah merupakan indikasi bahia korban kontak dengan arsenik dam ‘lah beracun akut. Pemeriksaan mayat Jika keracuan Orpiment maka akan ter * an tevjadi lambat kal ini karena tefadngs sere “ening pmb 4 menyerupai mummi_ 4 kor: Pada pemeriksaan mikroskopis tampak infiltrasi se! okardium dan dapat pula ditemukan claudy swelling dalam. d, Keracunan Arseaik Kronik Penderita tampak lemah, dan kulit menunjukan pignentasj wama kuning kecoklatan, pingmentasi ini tampak eae aoe puting susu, perut bagian bawah dani lipatan-tipatan kulit. Rambut korban jarang, hiperkeratosis pada tapak tangan dan tapak kaki dapat pula ditemukan, pigmentasi pada kulit tersebut mula-mula tampak pada dacrah pelipis, kelopak matz dan leker. Gambaran: seperti: piticizsis rosea dapet pula ditemukan, Ibedanya; pada keracunan arsenik kelzinan tersebut menetap. Gejala-gejala keracuman arsenik yang kronik tidak spesifik, yaitu - kelelah- an kebilangan berat badan, nafsu makan hilang ganggyan ringan pada sa- luran pencernakan dan mental yang iritabel. Mata yang sclalu berair dan fotofobi serta scring pilek jugz dapat dizemu- kan. Pada keracuan arsenik yang kronik juga dapat ditemui kelainan neo- rologis, yaitu : kelemahan, otot-otot lemah dan mengecil, gangguan sewak- tu inelangkah, (tidak stabil), kramp otot yang lebih terasa bila diwaktu malam dan hiperestesi paca kulit dan ny=ti otot. eel bundar pada mi. ada alat parekim alat ¢. Buhad-bahan yang perfu uatek pemerkszaa Tokskologis. Manttahan, urine, tiajz, bilasan lambung, darah, rambut dan kuku harus diambil, Pada otopsi, bahan-bzfan yang harus diambil terutama adalah darah, urine, usus (yang diikat pad2 tempat-tempat tertentu), isi lavbung, ambut, kuku dengan akaraya, kufit dan tulang, perlu diingat bahwa arsenk itu dapat masuk ke dafam tubuh melalui kulit, dengan demikian pemakaian sarune tangan sewakte osopsi tidak boleh diupakan. {. Pemerics1an Tokskologi 1). Peieesch Test = ‘i Proseduc: — 5-10 gf tambuug sae 25 g jesinan yang tk Ot .. ealuskan dibert air secukupnya, ditambal 5 ml HCL peka. — Kewzt tembaga dibesiikan dengan jaan m

You might also like