Professional Documents
Culture Documents
Zat Padat
Zat Padat
Oleh :
Nama : Maria Yonita Loro
NIM : 1701050024
Kls/Sem : A/VI
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Fisika Zat
Padat tentang “SEMIKONDUKTOR” ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini juga sebagai tugas yang harus dikerjakan untuk sarana
pembelajaran bagi kita. Makalah ini dibuat berdasarkan apa yang telah penulis
terima dan juga dikutip dari berbagai sumber, baik dari buku maupun media
elektronik. Semoga isi dari makalah ini dapat berguna bagi kita dan dapat
menambah wawasan pengetahuan kita mengenai semikonduktor.
Selayaknya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, maka dalam
pembuatan makalah ini masih banyak yang harus di koreksi dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat dibutuhkan guna memperbaiki
kesalahan dalam makalah ini. Demikian, apabila ada kesalahan dan kekurangan
dalam isi makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................5
1.3 Tujuan ...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Semikonduktor ...........................................................................6
2.2 Struktur Kristal dari Semikonduktor ............................................................7
2.3 Klasifikasi Semikonduktor .........................................................................12
2.4 Konduksi dalam Semikonduktor ................................................................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah pada
makalah ini adalah:
1. Apa itu Semikonduktor ?
2. Bagaimana struktur Kristal dari semikonduktor ?
3. Apa saja klasifikasi dari semikonduktor ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
potensiometer. Baik Si maupun Ge mempunyai valensi 4. Empat electron valensi
tersebut terikat dalam struktur kisi-kisi sehingga setiap electron valensi akan
membentuk ikatan kovalen dengan electron valensi dari atom-atom yang
bersebelahan.
7
kedua atom. Melalui pasangan elektron ini kedua atom menjadi terikat satu sama
yang lain.
Dalam semikonduktor semua elektron valensi dipakai untuk ikatan
pasangan dengan atom lain dari kristal. Semikonduktor adalah atom dari golongan
IVA dalam sistem periodik unsur, berarti atom semikonduktor memiliki 4 elektron
valensi, dengan kata lain ada 4 elektron luar yang bisa dipakai untuk ikatan kimia
dalam molekul atau dalam kristal. Semikonduktor yang paling sering dipakai
dalam elektronika adalam Silikon (Si), Germanium (Ge) dan Galliumarsenide
(GaAs), dimana Galliumarsenide bukan satu zat, tetapi campuran dari Gallium
(dengan tiga elektron valensi) dan Arsen (dengan 5 elektron valensi). Sifat dari
GaAs mirip dengan sifat dari semikonduktor lain (Si dan Ge).
Struktur kristal dari semikonduktor tersebut adalah struktur Tetraeder atau
struktur intan. Dalam struktur ini setiap atom memiliki 4 atom tetangga. Dalam
kristal semikonduktor, antara setiap tetangga terdapat satu ikatan elektron dengan
dua elektron yang berasal dari masing-masing atom. Struktur ini bisa
digambarkan dalam dua dimensi (berarti dalam bidang) seperti dalam gambar 1.
Berarti dalam semikonduktor semua elektron terikat pada atom tertentu dan tidak
ada elektron yang bisa bergerak secara bebas. Situasi ini sama seperti dalam
isolator. Tetapi ada perbedaan antara semikonduktor dan isolator, yaitu dalam
semikonduktor elektron yang dipakai untuk ikatan hanya terikat dengan lemah.
Kalau elektron terikat secara lemah, berarti elektron itu bisa dilepaskan dari
ikatannya dengan mudah. Kalau elektron sudah dilepaskan dari ikatannya,
elektron itu bisa bergerak dalam kisi dan membawa arus listrik.
Suatu elektron baru dilepaskan kalau diberikan energi setingi energi ikatan
dari elektron itu. Pada suhu nol Kelvin (absolut nol) tidak ada gerakan termis
dalam kisi dan elektron tidak bisa dilepaskan, maka semikonduktor merupakan
isolator yang baik pada suhu absolut nol. Kalau suhu lebih tinggi, terjadi gerakan
termis dalam kisi dan terdapat kebolehjadian bahwa elektron diberikan energi
yang cukup tinggi untuk keluar dari ikatannya. Semakin tinggi suhu, semakin
banyak elektron dilepaskan dari ikatannya. Elektron yang dilepaskan dari
ikatannya bisa bergerak dengan bebas. Elektron itu disebut elektron konduksi.
8
Gambar 1. Prinsip struktur Kristal dari semikonduktor
9
juga menghasilkan konduktivitas dalam kristal. Konduktivitas ini dsebut
konduktivitas lowong atau hole conductivity.
Kalau satu elektron dilepaskan dari tempatnya, selalu terdapat satu
elektron bebas dan satu lowong bersama-sama. Oleh sebab itu melepaskan satu
elektron dari tempatnya disebut ciptaan pasangan atau generasi (dari
generation). Setelah terjadi ciptaan pasangan, terdapat dua partikel bermuatan
yang bisa bergerak dan membawa arus listrik, berarti terdapat konduktivitas dalam
kristal ini. Konduktivitas yang terjadi oleh ciptaan pasangan disebut
konduktivitas diri ( self conductivity ) dari semikonduktor. Kalau satu elektron
bebas tiba di satu lowong, elektron dan lowong bisa bergabung kembali, berarti
elektrok masuk ke dalam lowong dan menjadi elektron terikat lagi. Proses ini
disebut rekombinasi ( dari recombination ). Dengan terjadinya proses
rekombinasi muatan yang bisa bergerak dan membawa arus berkurang satu
elektron dan satu lowong. Dalam keadaan keseimbangan termis, jumlah ciptaan
pasangan per waktu dan jumlah rekombinasi per waktu adalah sama.
Dalam keseimbangan termis, jumlah generasi dan jumlah rekombinasi
sama, berarti kerapatan elektron konduktivitas dan lowong konstan. Tetapi kalau
suhu lebih tinggi, jumlah elektron yang mendapatkan energi tinggi dan bisa
menjadi elektron bebas lebih banyak. Oleh sebab itu konsentrasi elektron
kpnduksi n dan konsentrasi lowong p tergantung dari suhu T dan dari energi
aktivasi ∆W , dimana perkalian dari kedua konsentrasi tersebut , n.p , akan
merupakan satu konstanta yang tergantung suhu dan energi aktivasi :
−∆ W
n . p=N L N V e kT
=n2i (1)
Di mana :
∆W : energi aktivasi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari
ikatan elektron menjadi elektron bebas.
N L , N V : Dua konstanta yang tergantung suhu dan massa efektif dari
elektron/lowong yang disebut kerapatan keadaan efektif.
10
jumlah elektron bebas selalu sama, maka konsentrasi elektron n sama dengan
konsentrasi lowong p, maka n= p=n i . Dalam semikonduktor dengan atom
tambahan dari unsur lain, seperti yang akan dibicarakan dalam pasal berikut,
jumlah elektron bebas dan jumlah lowong tidak akan sama , tetapiperkalian dari
kedua konsentrasi ini akan tetap ikut persaman (7.10).
∆ W N i Bahan
Di mana:
A ( T ) : Satu konstanta yang tergantung dari mobilitas dari elektron dan lowong
β : Satu konstanta tanpa dimensi
k : Konstanta Boltzmann
11
2.3 Klasifikasi Semikonduktor
Pada umumnya semikonduktor bersifat sebagai isolator pada suhu dekat 0o
C dan pada suhu kamar bersifat sebagai konduktor. Berdasarkan murni atau
tidaknya bahan semikonduktor dibedakan menjadi dua jenis yaitu semikonduktor
intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik. Bahan semi konduktor murni, yaitu yang
terdiri dari unsur silicon saja atau unsur germanium saja disebut semikonduktor
intrinsik.
12
Keadaan pada gambar 2a melukiskan keadaan pada suhu amat rendah,
yaitu mendekati 0o C. pada suhu kamar banyak electron valensi yang terlepas dari
ikatan kovalen oleh karena terjadinya getaran atom. Dikatakan electron valensi ini
menjadi electron bebas oleh eksitasi termal. Makin tinggi suhu makin banyak pula
electron bebas. Jika di dalam bahan diberi medan listirk, yaitu dengan
memberikan beda potensial antara kedua ujung Kristal, electron bebas ini akan
bergerak menjadi aliran atau arus listrik. Makin tinggi suhu makin banyak
electron bebas yang terjadi dan makin besar pula arus yang mengalir untuk beda
potensial yang sama, yang berarti makin rendah hambatannya.
Gambar 2. (a)
Susunan atom
pada Kristal
13
semu ini kita sebut lubang (holes). Electron yang dibebaskan dari ikatan kovalen
kita sebut electron intrinsic, sedang lubang yang terjadi oleh terbebasnya electron
intrinsic kita sebut lubang intrinsic.
Dapatlah kita simpulkan bahwa pada semi konduktor intrinsic aliran listrik
disebabkan oleh gerak electron intrinsic dan lubang intrinsic. Konsentrasi electron
dan lubang intrinsic bergantung pada bahan dan suhu. Electron valensi pada atom
germanium lebih mudah terekstasi termik menjadi electron bebas daripada
electron valensi pada atom silicon. Ini berhubungan dengan adanya pita-pita
energy untuk electron didalam Kristal semikonduktor.
Dalam atom bebas electron hanya dapat mempunyai nilai energy tertentu
saja. Dikatakn electron hanya dapat berada pada tingkat energy tertentu. Dalam
Kristal semikonduktor oleh karena atom-atom terletak berdekat didalam susunan
yang berkala, maka electron dapat berada pada pita-pita energy. Oleh
adanyaprinsip Pauli yang menyatakan bahwa tiap keadaan orbital atom hanya
dapat berisi dua buah electron saja, maka untuk semikonduktor pita-pita energy
yang bawah akan terisi penuh hingga suatu pita energy tertentu. Oleh karena
setiap atom mempunyai empat buah electron valensi, maka ada satu pita energy
yang terisi penuh, dan pita energy berikutnya kosong. Ini dilukiskan pada gambar
3a.
14
Pita teratas yang terisi penuh electron disebut pita valensi, sedangkan pita
energy berikutnya (kosong) disebut pita konduksi. Keadaan ini berlaku untuk
semikonduktor pada suhu mendekati 0oK, dimana semua electron terikat dalam
ikatan kovalen. Daerah energy Ev dan Ek pada gambar 2b disebut (celah pita
(bandgap)). Ini adalah daerah energy terlarang untuk electron semikonduktor
intrinsic, yang hanya boleh berada dalam pita valensi atau pita konduksi. Suatu
electron yang terekstasi termal menjadi electron bebas dapat dibayangkan sebagai
melompat dari pita valensi ke pita konduksi,\. Energy yang diperlukan untuk
eksitasi ini berasal dari getaran atom. Lebar celah pita untuk semikonduktor
silicon adalah kira-kira 1,2 e V dan untuk germanium adalah 0,78 e V.
Elektorn yang berada pada pitakonduksi bebas bergerak dibawah pengaruh
medan listrik. Ini dapat kita terangkan sebagai berikut. Oleh adanya medan listrik
E electron mendapat gaya F = e E. jika dibawah pengaruh medan listrik electron
bergerak sejauh ∆ x , berarti electron mendapat tambahan energy sebesar
∆ W =F ∆ x =e E ∆ x . Untuk electron yang berada pada pita konduksi pertambahan
energy ini dibolehkan sebab keadaan yang baru masih didalam pita energy. Untuk
electron yang berada di pita valensi, alih energy semacam ini tidak terjadi karena
akan membawa electron ke dalam celah pita yang merupakan daerah terlarang.
Beda lebar celah peta Wg antara Kristal silicon dan germanium mengakibatkan
sifat konduksi yang amat berbeda antara silicon dan germanium. Konsentrasi
electron intrinsic ni berubah dengan suhu menurut hubungan.
W i =A T 3 /2 e−Wgo/ 2 KT (1)
Agar kita mendapat kesan yang nyata kita lukiskan grafik untuk persamaan 1
15
Gambar 4. Pembawa muatan bebas ni dan pi pada germanium dan silicon
Ionisasi Kristal germanium mulai terjadi pada suhu 250 K dan mulai
berarti pada suhu 300 K. untuk silicon ionisasi mulai terjadi pada 400 K dan mulai
berarti pada suhu 450 K.
Mungkin anda bertanya mengapa konsentrasi pembawa muatan ni tak
berubah dengan waktu. Bukankah pembawa bebas terus terbentuk oleh eksitasi
termal yang terus menerus berlangsung? Keadaan itu disebabkan peristiwa
rekombinasi, yaitu tertangkapnya electron oleh ion silicon, sehingga electron
menjadi ikatan kovalen dari atom silicon itu. Walhasil, lubang dan electron kedua-
duanya sirna. Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut: electron jatuh ke lubang,
sehingga lubang menjadi tertutup. Peristiwa rekombinasi ini membebaskan energy
electron yang dapat berubah menjadi getaran atau cahaya. Anda dapat mengamati
cahaya yang keluar karena rekombinasi ini pada nyala lampu LED. Kemungkinan
terjadinya rekombinasi sebanding dengan n p . Makin banyak dihasilkan electron
dan lubang makin sering pula terjadi rekombinasi, sehingga akan terjadi suatu
keadaan yang mantap antara terbentuk dan sirnanya pembawa muatan bebas, dan
kerapatan pembawa muatan bebas tak lagi berubah dengan waktu.
Ada dua cara menjadikan bahan semikonduktor intrinsik menjadi
konduktor, yaitu:
Dipanasi: Semikonduktor yang suhunya dinaikkan maka gerak
elektronnya makin cepat sehingga memungkinkan adanya electron
meloncat dari pita valensi ke pita konduksi.
Dikotori dengan atom lain: Semikonduktor yang dicampuri (dikotori)
dengan atom lain, misalnya Ge dicampur dengan As (Arsenium).
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik merupakan semikonduktor yang telah terkotori
(tidak murni lagi) oleh atom dari jenis lainnya. Proses penambahan atom pengotor
pada semikonduktor murni disebut pengotoran (doping). Dengan menambahkan
16
atom pengotor (impurities), struktur pita dan resistivitasnya akan berubah.
Ketidakmurnian dalam semikonduktor dapat menyumbangkan electron maupun
hole dalam pita energy. Dengan demikian, konsentrasi electron dapat menjadi
tidak sama dengan konsentrasi hole, namun masing-masing bergantung pada
konsentrasi dan jenis bahan ketidakmurnian.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa semikonduktor yang digunakan untuk
membuat diode dan transistor adalah semikonduktor ekstrinsik, yang dibuat dari
campuran bahan semikonduktor intrinsik dengan atom unsur dari kelompok III
atau kelompok V dalam susunan berkala.
Campuran bahan semikonduktor intrinsik dengan atom unsuk kelompok V
dalam susunan berkala mengandung lebih banyak electron daripada lubang,
sehingga pembawa muatan bebasnya bermuatan negative. Semikonduktor
ekstrinsik yang dibuat dengan bahan ini disebut semikonduktor jenis n.
sebaliknya, campuran bahan semikonduktor intrinsik dengan atom unsur dari
kelompok III dalam susunan berkala mengandung lebih banyak lubang daripada
electron. Akibatnya pembawa muatan bebas yang utama bermuatan positif.
Semikonduktor yang dibuat dengan bahan campuran seperti ini disebut
semikonduktor jenis p.
a. Semikonduktor jenis-n.
Semikonduktor dengan konsentrasi electron lebih besar dibandingkan
konsentrasi hole, dapat diperoleh dengan menambahkan atom donor.
Semikonduktor jenis n menggunakan bahan semikonduktor intrinsik yang
dicampur
misalnya
dengan
atom As
(kelompok V
dalam
17
susunan berkala). Atom campuran ini akan menempati lokasi atom intrinsik di
dalam kisi Kristal semikonduktor. Gambar 5 menunjukkan Kristal semikonduktor
intrinsik silicon yang diberikan campuran atom As.
18
semikonduktor jenis n ada berbagai pembawa muatan, yaitu lubang serta electron
intrinsic, electron ekstrinsik dan ion donor yang tak bebas bergerak. Agar lebih
jelas ini dilukiskan pada gambar 5.
Pada gambar ini n=ne +ni . Pada suhu di antara 1100 K dan 400 0 K n tak
berubah dengan suhu sebab seluruh atom donor sudah terionkan, sehingga n e=N d,
yaitu kerapatan atom donor. Jumlah electron intrinsic yang terbentuk pada suhu
ini belum cukup berarti. Pada suhu diatas 450 0 K kerapatan electron intinsik ni dan
lubang intrinsik mulai berarti. Pada suhu diatas 5000 K semikonduktor ekstrinsik ini
boleh dikata sudah bersifat intrinsic oleh karena jumlah electron bebas hamper
sama dengan jumlah lubang.
Pada suhu kamar jumlah electron bebas pada semikonduktor jenis-n jauh
lebih besar daripada jumlah lubang. Oleh sebab itu electron bebas didalam
semikonduktor jenis-n disebut pembawa muatan mayoritas, dan lubang disebut
19
pembawa muatan minoritas. Bagaimana halnya dengan konduktivitas
semikonduktor sekstrinsik? Untuk semikonduktor jenis-n berlaku
σ n=q ¿ ) (5)
Akan tetapi untuk semikonduktor jenis-n pada suhu kamar rapat oembawa
muatan intrinsic jauh lebih kecil daripada rapat pembawa muatan ekstrinsik, dan
pada suhu kamar seluruh atom donor sudah terionisasi. Akibatnya N n ≅ N d , yaitu
konsentrasi atom donor yang jauh lebih besar daripada ni atau Pn. Pada persamaan
(5) Pn adalah kerapatan lubang pada semikonduktor jenis-n. Pn tak sama dengan
pi oleh karena adanya rekombinasi antara electron dan lubang. Oleh karena itu
konduktivitas semikonduktor jenis-n adalah
σ n=q μn N d .(6)
b. Semikonduktor jenis-p
20
Pada semikonduktor jenis-p, atom dari kelompok III dalam susunan
berkala misalnya gallium, dibubuhkan ke dalam Kristal semikonduktor intrinsic.
Gambar 7 menunjukkan atom didalam Kristal semikonduktor jenis-p. Oleh
Karena gallium termasuk kelompok III pada susunan berkala, atom Ga
mempunyai tiga buah electron valensi. Akibatnya, dalam bergandengan dengan
atom silicon didalam Kristal atom Ga memerlukan satu electron lagi untuk
berpasangan dengan atom Si. Oleh sebab itu atom Ga mudah menangkap electron,
sehingga sidebut atom akseptor. Jika ini terjadi atom akseptor menjadi kelebihan
selketron sehingga menjadi bermuatan negative. Dalam hal ini dikatakan atom
akseptor terionkan.
Ion akseptor ini mempunyai muatan tak bebas, oleh karena tak bergerak
dibawah pengaruh medan listrik luar. Ion silicon yang elektronnya ditangkap oleh
atom akseptor terbentuk menjadi lubang, yang disebut lubang ekstrinsik.
Perhatikan bahwa didalam semikonduktor jenis-p juga terjadi electron bebas
intrinsic dan lubang intrinsic oleh karena eksitasi termal atom silicon. Jelas pada
semikonduktor jenis-p, lubang merupakan pembawa muatan yang utama,
sehingga disebut pembawa muatan mayoritas. Disini electron bebas merupakan
21
pembawa muatan minoritas. Seperti halnya pada semikonduktor jenis-n.
konduktivitas semikonduktor jenis-p adalah
σ p=q μ p N a (9)
μ p adalah mobilitas lubang dan N a adalah konsentrasi atom akseptor. Hal yang
serupa berlaku untuk rapat pembawa muatan minoritas N p, yaitu
2
ni
N p= (10)
Na
22
atau muatan sebesar q n v ∆ t A menembus suatu penampang. Jika tiap pembawa
muatan bebas mempunyai muatan q maka, Ini berarti arus
2n v ∆ t A
I= =q n v A (2)
∆t
Kita definisikan rapat arus J sebagai arus yang mengalir tiap satuan luas
penampang, sehingga J=n q v . Kita tahu bahwa jika sebatang konduktor dialiri
arus listrik, besar arus listrik adalah sama sepanjang batang konduktor. Ini berarti
kecepatan rata-rata pembawa muatan, yaitu v juga tetap besarnya.
Bukankah ini aneh? Pembawa muatan bergerak dibawah pengaruh medan
listrik, yang berarti mendapat gaya, bukankah menurut hokum II Newton
pembawa muatan akan mendapat percepatan, sehingga kecepatannya akan
bertambah terus? Ini betul dalam daerah antara tumbukan. Adanya tumbukan akan
menyebabkan hilangnya sebagian tenaga pembawa muatan, sehingga pengaruh
rata-ratanya adalah seperti gerak benda di dalam zat cair yang kental. Disini pada
benda bekerja juga gaya gesekan yang sebanding dengan kecepatan akan tetapi
melawan gerak. Peristiwa ini terjadi pada sebuah bola besi di dalam suatu cairan
(misalnya gliserin), yang bergerak ke bawah oleh pengaruh gaya berat. Pada suatu
saat gaya gesekan akan sama dengan gaya berat, sehingga bola bergerak dengan
kecepatan tetap, yang disebut kecepatan terminal. Makin besar gaya berat makin
besar pula kecepatan terminalnya. Mudah ditunjukkan bahwa kecepatan terminal
ini berbanding lurus dengan gaya berat.
Peristiwa serupa dapat dibayangkan terjadi pada aliran pembawa muatan
bebas dalam bahan padat dibawah pengaruh medan listrik. Kecepatan hanyut
adalah suatu kecepatan terminal, sebanding dengan medan listrik E.
v=μ E (3)
Tetapan μ disebut mobilitas pembawa muatan bebas. Makin besar μ makin besar
pula kecepatan hanyut v , yang berarti makin besar arus yang mengalir. Jika kita
gunakan persamaan 3 pada persamaan 2 akan diperoleh
23
J=n q μ E atau J=σ E (4)
Elektron
9 −2,5 1350
2,1 x 10 T bebas
¿Si
Lubang 1480
BAB III
PENUTUP
24
3.1 Kesimpulan :
Semikonduktor adalah bahan dasar untuk komponen aktif dalam alat
elektronika, digunakan misalnya untuk membat diode, transistor, dan IC
(Integrated Circuit). Yang disebut terakhir merupakan komponen aktif yang berisi
banyak transistor dan resistor dalam sekeping Kristal semikonduktor denga
ukuran di bawah 1 mm2. Bahan semikonduktor yang banyak digunakan adalah
sillikon (S), germanium (Ge) dan karbon (C).
Struktur kristal dari semikonduktor tersebut adalah struktur Tetraeder atau
struktur intan. Dalam struktur ini setiap atom memiliki 4 atom tetangga. Dalam
kristal semikonduktor, antara setiap tetangga terdapat satu ikatan elektron dengan
dua elektron yang berasal dari masing-masing atom. Semikonduktor terbagi
menjadi 2 yaitu semikonduktor intrinsic dan semikonduktor ekstrinsik. Kemudian
semikonduktor ekstrinsik terbagi menjadi 2 yaitu semikonduktor jenis-n dan
semikonduktor jenis-p.
DAFTAR PUSTAKA
25
Ahmad, Jayadin. 2007. Electronik book: Elektronika Dasar. Yogyakarta: UNY.
Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
Misbah. 2015. Hand Out Elektronika Dasar. Banjarmasin: FKIP ULM.
Sutrisno. 1986. Elektronika; Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung : ITB.
26