You are on page 1of 21

Makalah

LINGKUP ASUHAN NEONATUS DAN BAYI BARU


LAHIR
Dosen Pengampuh : Febri Dwi Yanti, SST. M.Keb

DISUSUN OLEH
1A KEBIDANAN
KELOMPOK 1 :
1. Abelia Djafar
2. Arni Van Solang
3. Bradianingsih
4. Fadlun Nur Fauziah
5. Meilani Pratiwi Musa
6. Mutiara Husain
7. Nur Fazria Tangahu
8. Nurul Riza Armita
9. Siti Nurfahmi Hamzah
10. Sri Rahayu Sayedi
11. Tiyara Mantaly

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO


T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “LINGKUP
ASUHAN NEONATUS DAN BAYI BARU LAHIR” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Asuhan Kebidanan kepada Dosen kami
Ibu Febri Dwi Yanti, SST, M.Keb.

Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila
makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang
kami buat terdapat suatu kesalahan.

Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.

Gorontalo,03 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Neonatal adalah bayi baru lahir (0 hari) sampai umur 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi
hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko mengalami gangguan kesehatan paling tinggi. Risiko terbesar
kematian neonatal terjadi 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan
bulan pertama kehidupan. Komplikasi pada masa neonatal berupa Sepsis
(42 %), Kelainan kongenital (39 %), kelainan kardiovaskuler (30%),
Asfiksia 19 yang dapat menyebabkan kematian. Sedangkan komplikasi
yang lazim pada bayi lahir normal adalah hypoglimemia, hypotermi,
dehidrasi, diare, infeksi, ikterus. Penelitian menunjukkan bahwa 50 %
kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu di bulan pertama
kehidupan. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan
dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai individu yang
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin keekstrauterin dapat
bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang
paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. (Fallis,
2013)

Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari neonatus dan bayi?
2. Apa saja klarifikasi neonatus dan bayi?
3. Apa saja ciri-ciri neonatus dan bayi?
4. Apa saja tahapan bayi baru lahir?
5. Apa contoh pencegahan infeksi?
6. Apa itu rawat gabung?
7. Apa hukum dan perundang-undangannya?

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari neonatus dan bayi.
2. Untuk mengetahui klarifikasi neonatus dan bayi.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri neonatus dan bayi.
4. Untuk mengetahui tahapan bayi baru lahir.
5. Untuk mengetahui contoh pencegahan infeksi.
6. Untuk mengetahui apa itu rawat gabung.
7. Untuk mengetahui hukum dan perundang-undangannya?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PengertianNeonatus dan Bayi

Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan
harus beradaptasi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Selain itu, neonatus adalah individu yang sedang tumbuh.Neonatus adalah
bayi baru lahir sampai usia 4 minggu (0-28 hari). (Anisa, Rizka, Dwi Khalisa
Putri, 2021)
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus yang merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin. (L SARAGI, 2020)
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun
tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode
perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa
bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. (L Saputra,
2014)

2.2 Klasifikasi Neonatus dan Bayi

Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :


a. Neonatus menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir :
1) Berat lahir rendah : <2500 gram.
2) Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3) Berat lahir lebih : >4000 gram.
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.(S Noorbaya, 2020)

2.3 Ciri – CiriNeonatusdan Bayi


Ciri-ciri Neonatus ( Bayi baru lahir) adalah:
a. Beratbadanlahir bayi antara 2500-4000 gram
b. Panjangbadan bayi 48-50 cm
c. Lingkar dada bayi 32-34 cm
d. Lingkarkepala bayi 33-35 cm
e. Bunyijantungdalammenitpertama ± 180 kali/menit,
kemudianturunsampai 140-120 kali/menitpadasaat bayi berumur 30
menit.
f. Pernapasancepatpadamenit-menit pertama kira-kira 80
kali/menitdisertaipernapasancupinghidung, retraksisuprasternal
daninterkostal, sertarintihanhanyaberlangsung 10-15 menit.
g. Kulitkemerah-merahan dan
licinkarenajaringansubkutancukupterbentuk dan
dilapisivernikskaseosa.
h. Rambut lanugo telahhilang, rambutkepalatumbuhbaik
i. Kukutelahagakpanjang dan lemas
j. Genetalia: testis sudahturun (pada bayi laki-laki) dan labia
mayoratelahmenutupi labia minora (pada bayi perempuan).
k. Refleksisap, menelan, dan morrotelahterbentuk
l. Eliminasi, urin, dan mekoniumnormalnyakeluarpada 24 jam pertama.
m. Mekoniummemilikikarakteristikhitamkehijauan dan lengket.
(Widiastini, 2018)
2.4 Tahapan Bayi Baru Lahir
a) Tahap I:terjadisegerasetelahlahir, Selamamenit-
menitpertamakelahiran.Padatahap ini
digunakansistemskoringapgaruntukfisik dan scoring gray untuk interaksi
bayi dan ibu.
b) Tahap II: disebuttransisionalreaktivitas. Padatahap II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertamaterhadapadanyaperubahanperilaku.
c) Tahap III: disebuttahapperiodik, pengkajiandilakukansetelah 24jam
pertama yang meliputipemeriksaanseluruhtubuh. (Murdiana, 2017)

2.5 PencegahanInfeksi
PencegahanInfeksimerupakanpenatalaksanaan awal yang
harusdilakukanpada bayi baru lahirkarena bayi baru
lahirsangatrentanterhadapinfeksi. Padasaatpenanganan bayi baru lahir,
pastikanpenolonguntukmelakukantindakanpencegahaninfeksi. (DITA
NOVITA SARI, 2020)
2.5.1 PrinsipUmumPencegahanInfeksi
Denganmengamatipraktikpencegahaninfeksi di bawah akan melindungi
bayi, ibu dan pemberiperawatankesehatandariinfeksi. Hal itu juga akan
membantumencegahpenyebaraninfeksi :
1) Berikanperawatanrutinkepada bayi baru lahir
2) Pertimbangkansetiap orang (termasuk bayi dan staf)
berpotensimenularkaninfeksi
3) Cucitanganataugunakanpembersihtangan
4) Pakai –pakaianpelindung dan sarungtangan.
5) Gunakanteknikaseptik.
6) Peganginstrumentajamdenganhati – hati dan bersihkan dan
jikaperlusterilkanataudesinfeksiinstrumen dan peralatan.
7) Bersihkan unit perawatankhusus bayi baru lahirsecararutin dan
buangsampah.
8) Pisahkan bayi yang
menderitainfeksiuntukmencegahinfeksinosokomial. (Sulis diana, 2019)
2.5.2 TindakanUmumpencegahanInfeksi
Tindakanpencegahanpada bayi baru lahir, adalahsebagaiberikut :
1) Mencucitangansecaraseksamasebelum dan
setelahmelakukankontakdengan bayi.
2) Memakaisarungtanganbersihpadasaatmenangani bayi yang
belumdimandikan.
3) Memastikansemuaperalatan, termasukklemgunting dan benang tali
pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan
bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah
menggunakan bola karetpenghisapuntuklebihdarisatu bayi.
4) Memastikanbahwasemuapakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakanuntukbayi, telahdalamkeadaanbersih.
5) Memastikanbahwatimbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop,
dan benda- benda lainnya yang akan bersentuhandengan bayi
dalamkeadaanbersih (dekontaminasi dan cucisetiap kali
setelahdigunakan)
6) Menganjurkan ibu menjagakebersihan diri, terutama payudaranya
dengan mandi setiaphari (putting susutidakbolehdisabun).
7) Membersihkanmuka, pantat dan tali pusat bayi baru lahirdengan air
bersih, hangatdan sabunsetiaphari.
8) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderitainfeksi dan memastikan
orang yang memegang bayi sudahcucitangansebelumnya. (Ningsih et
al., 2018)
2.5.3 Jenis-jenispencegahanInfeksipada Neonatus
1) Pencegahaninfeksipada tali pusat
Upaya ini dilakukandengan cara merawattalipusat yang berartimenjaga
agar lukatersebuttetapbersih, tidakterkena air kencing, kotoran bayi
atautanah. Pemakaianpopok bayi diletakkan di sebelahbawahtalipusat.
Apabilatalipusatkotor, cucilukatalipusatdengan air bersih yang mengalir
dan sabun, segeradikeringkandengankainkasakering dan
dibungkusdengankasa tipis yang steril dan kering.
Dilarangmembubuhkanataumengolesramuan, abudapur dan
sebagainyapadalukatalipusat, karena akan menyebabkaninfeksi dan
tetanus yang dapatberakhirdengankematian neonatal. Tanda-
tandainfeksitalipusat yang harusdiwaspadai, antara lain
kulitsekitartalipusatberwarnakemerahan, ada pus/nanah dan
berbaubusuk. Mengawasi dan segeramelaporkankedokterjikapada tali
pusatditemukanperdarahan, pembengkakan, keluarcairan,
tampakmerahatauberbaubusuk.
2) Pencegahaninfeksipadakulit
Beberapa cara yang diketahuidapatmencegahterjadiinfeksipadakulit bayi
baru lahirataupenyakitinfeksi lain adalahmeletakkan bayi di dada ibu
agar terjadikontakkulitlangsung ibu dan bayi, sehinggamenyebabkan
terjadinya kolonisasimikroorganisme ibu yang
cenderungbersifatnonpatogen, sertaadanyazatantibodi bayi yang
sudahterbentuk dan terkandungdalam air susu ibu.
3) Pencegahaninfeksipada mata bayi baru lahir
Cara mencegahinfeksipada mata bayi baru lahiradalahmerawat mata bayi
baru lahirdenganmencucitanganterlebihdahulu, membersihkankedua
mata bayi segerasetelahlahirdengankapasatausaputanganhalus dan bersih
yang telahdibersihkandengan air hangat. Dalamwaktu 1 jam setelah bayi
lahir, berikansalep/obattetes mata untukmencegahoftalmianeonatorum
(Tetrasiklin 1%, Eritromisin 0.5% atauNitrasn, Argensi 1%),
biarkanobattetappada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata
jangandibersihkan. Setelahselesaimerawat mata bayi, cucitangankembali.
Keterlambatanmemberikansalep mata, misalnya bayi baru
lahirdiberisalep mata setelahlewat 1 jam setelahlahir,
merupakansebabterseringkegagalanupayapencegahaninfeksipada mata
bayi baru lahir.
4) Imunisasi
Padadaerahrisikotinggiinfeksituberkulosis, imunisasi BCG
harusdiberikanpada bayi segerasetelahlahir.
Pemberiandosispertamatetesan polio dianjurkanpada bayi
segerasetelahlahirataupadaumur 2 minggu. Maksudpemberianimunisasi
polio secaradiniadalahuntukmeningkatkanperlindunganawal. Imunisasi
Hepatitis B sudahmerupakan program nasional,
meskipunpelaksanaannyadilakukansecarabertahap.
Padadaerahrisikotinggi, pemberianimunisasi Hepatitis B dianjurkanpada
bayi segerasetelahlahir. (Wasiah & Artamevia, 2021)

2.6 RawatGabung

Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi
yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan di dalam
satu ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama dua puluh empat
jam penuh dalam seharinya, sehingga memungkinkan dalam sewaktu-
waktu atau setiap saat ibu dapat menyusui anaknya. (Hasnidar, 2021)
Rawat gabung adalah dimana bayi dirawat bersama dengan ibu
dalam satu kamar, jika keadaan ibu dan bayi mengizinkan. Pada
prinsipnya syarat rawat gabung adalah dimana si ibu mampu menyusui
dan si bayi mampu untuk menyusu. Kemampuan ibu dapat dilihat dari
keinginan dan motivasi untuk menyusui. Pada bayi dinilai dari fungsi
kardiorespiratorik, refleks menghisap dan fungsi neurologik yang baik.
(AYU TIARA, 2015)

2.6.1 JenisRawatGabung

1. Rawat Gabung continue : bayi tetap berada disamping ibu selama 24


jam.
2. Rawat Gabung parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam
beberapa jam seharinya.( misalnya pagi bersama ibu sementara
malam hari dirawat di kamar bayi). (MUSTOFA, 2015)

2.6.3 TujuanRawatGabung

a. Memberikan bantuan emosional :


1) Ibu dapat memberikan kasih sayang sepenuhnya pada bayi.
2) Memberikan kesempatan pada ibu dan keluarga untuk
mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi.
b. Penggunaan ASI :
1) Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapat colostrom/ASI
2) Produksi ASI akan semakin banyak jika diberikan sesering
mungkin.
c. Pencegahan infeksi: Mencegah terjadinya infeksi silang
d. Pendidikan kesehatan :Dapat dimanfaatkan untuk pendidikan
kesehatan pada ibu.
e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi.
(Lubis, 2018)

2.6.4 ManfaatRawatGabung

1. Bagi Ibu
a. Aspek psikologi
1) Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early
infant mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayi
2) Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar
merawat bayinya.
3) Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat
bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi
membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan
pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana
seorang ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya. Ibu
juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak
dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar
produksi ASI.
b. Aspek fisik
1) Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan
menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik.
2) Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat
mempercepat mobilisasi. (Rahmawati, 2020)
2. Bagi Bayi
a. Aspek psikologis

1) Sentuhanbadanantara ibu dan bayi akan


berpengaruhterhadapperkembanganpsikologi bayi
selanjutnya, karenakehangatantubuh ibumerupakanstimulasi
mental yang mutlakdibutuhkanoleh bayi.
2) Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini
merupakandasarterbentuknya rasa percayapadadirianak.

b. Aspek fisik

1) Bayi segeramendapatkancolostromatau ASI jolong yang


dapatmemberikankekebalan/antibody
2) Bayi segeramendapatkanmakanansesuai pertumbuhannya
3) Kemungkinanterjadiinfeksinosokomialkecil
4) Bahayaaspirasiakibatsusubotoldapatberkurang
5) Penyakitsariawanpada bayi dapatdihindari/dikurangi
6) Alergiterhadapsusubuatanberkurang. (Marni, 2019)

3. Bagi Keluarga
a. Aspek Psikologi
Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk
memberikan support pada ibu untuk member ASI pada bayi.
b. Aspek Ekonomi
Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan
bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit. (Suwardi,
2021)
4. Bagi Petugas
a. Aspek Psikologis
Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang
dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
b. Aspek Fisik
Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya
diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan
susu buatan. (DIAH PUTRININGRUM, 2015)

2.7 Hukum dan Perundang–Undangan


PERATURANMENTERIKESEHATANREPUBLIK INDONESIA
NOMOR 53 TAHUN 2014TENTANGPELAYANANKESEHATAN
NEONATAL ESENSIAL: bahwauntukmenurunkanangkakematian neonatal
dan untukmelaksanakanketentuanPasal 13
PeraturanMenteriKesehatanNomor 25 Tahun 2014
tentangUpayaKesehatanAnakperluditetapkanPeraturanMenteriKesehatantent
angPelayananKesehatan Neonatal Esensial;
DalamPeraturanMenteri ini yang dimaksuddengan :
1. Anakadalahseseorang yang sampai berusia 18 Tahun, termasukanak yang
masihdalamkandungan.
2. Bayi Baru Lahiradalah bayi umur 0 sampaidengan 28 hari.
3. UpayaKesehatanAnakadalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan
meningkatkanderajatkesehatananakdalambentukpencegahanpenyakit,
pengobatanpenyakit, dan pemulihankesehatanolehPemerintah,
PemerintahDaerah dan/ataumasyarakat.
4. PelayananKesehatan Neonatal
esensialbertujuanuntukmengetahuisedinimungkinkelainanpada bayi,
terutamadalam 24 jam pertamakehidupan.
5. PelayananKesehatan Neonatal
Esensialmerupakanbagiandaripelayanankesehatananak yang
dilakukansecarakomprehensifdenganpendekatanpemeliharaanpeningkatan
kesehatan (promotif), pencegahanpenyakit (preventif),
penyembuhanpenyakit (kuratif), dan pemulihanpenyakit (rehabilitatif)
6. PelayananKesehatan Neonatal
Esensialharusdilakukanolehtenagakesehatan yang
kompetendenganmelibatkankeluarga dan masyarakat.
7. PelayananKesehatan Neonatal Esensialdilakukanterhadap Bayi Baru lahir
8. PelayananKesehatan Neonatal Esensialmeliputitatalaksana Bayi Baru
Lahir :
a) padasaatlahir 0 (nol) sampai 6 (enam) jam; dan
b) setelahlahir 6 (enam) jam sampai 28 (duapuluhdelapan) hari.
9. Pelayanan neonatal esensial 0 (nol) sampai 6 (enam) jam
dilaksanakandalamruangan yang samadenganibunyaataurawatgabung.
10. Pelayanan neonatal esensial 0 (nol) sampai 6 (enam) jam meliputi :
a) menjaga Bayi tetaphangat;
b) inisiasimenyusudini;
c) pemotongan dan perawatan tali pusat;
d) pemberiansuntikan vitamin K1;
e) pemberiansalep mata antibiotik;
f) pemberianimunisasi hepatitis B0;
g) pemeriksaanfisik Bayi Baru Lahir;
h) pemantauantandabahaya;
i) penangananasfiksia Bayi Baru Lahir;
j) pemberiantandaidentitasdiri; dan
k) merujukkasus yang
tidakdapatditanganidalamkondisistabil,tepatwaktukefasilitaspelaya
nankesehatan yang lebihmampu.
11. Pelayanan neonatal esensial yang dilakukansetelahlahir 6 (enam)
jamsampai 28 (duapuluhdelapan) harimeliputi :
a) menjaga Bayi tetaphangat;
b) perawatan tali pusat;
c) pemeriksaan Bayi Baru Lahir;
d) perawatandenganmetodekangurupada Bayi beratlahirrendah;
e) pemeriksaan status vitamin K1 profilaksis dan imunisasi;
f) penanganan Bayi Baru Lahirsakit dan kelainanbawaan; dan
g) merujukkasus yang tidak dapat ditangani dalam kondisi stabil,
tepat waktu kefasilitaspelayanankesehatan yang lebihmampu.
12. Pelayanan neonatal esensialdilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali
kunjungan, yang meliputi:
a) 1 (satu) kali padaumur 6-48 jam;
b) 1 (satu) kali padaumur 3-7 hari; dan c. 1 (satu) kali padaumur 8-28
hari.
13. Pemberian vitamin K1 bertujuan mencegah perdarahan Bayi Baru
Lahirakibatdefisiensi vitamin K.
14. Pemberianinjeksi vitamin K1 dan
imunisasidapatdilaksanakanpadasaatKunjungan Neonatal Pertama (KN1)
apabilapersalinanditolongolehbukantenagakesehatan.
15. Dalamhalsaatpemeriksaan status vitamin K1 profilaksis dan
imunisasibelumdiberikan, tenagakesehatan yang
melakukanpemeriksaanwajibmemberikan.
16. Setiapfasilitaspelayanankesehatandalammemberikanpelayanankesehatan
neonatal harusmelakukanpencatatan dan pelaporansesuaidenganstandar.
17. Pencatatan dan pelaporan yang dimaksud meliputi:
a) instrumenpencatatan;
b) instrumenpelaporan; dan
c) pemantauanwilayahsetempatkesehatan ibu dan anak.
18. Dalamhalpelayanankesehatan neonatal esensialdilakukanolehpuskesmas,
pencatatan dan
pelaporanberupakompilasiatassemuapelayanankesehatananak yang
diberikan.
19. Instrumenpencatatanyang dimaksud pada poin 17 bagian a terdiriatas:
a) rekammedis, yang meliputipartograf, formulir bayi baru lahir, dan
formulirpencatatan bayi muda;
b) instrumenpencatatanpuskesmas, yang meliputiregistrasikohort ibu
dan registrasikohort bayi; dan
c) instrumenpencatatanuntukkeluargaberupabuku KIA.
20. Instrumenpelaporansebagaimanadimaksudpada poin 17 bagian b
terdiriataslaporan:
a) laporanbulanan; dan
b) laporankematian.
21. Pemantauanwilayahsetempatkesehatan ibu dan anaksebagaimanadimaksud
dalam poin 17 bagian c
merupakanalatmanajemenuntukmelakukanpemantauan program Kesehatan
Ibu dan Anak(KIA) di suatuwilayahkerjasecaraterusmenerus, agar
dapatdilakukantindaklanjut yang cepat dan tepat.
(4) Program KIA sebagaimanadimaksudpadapoin 21 meliputipelayanan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengankomplikasi kebidanan,
keluargaberencana, bayi baru lahir, bayi baru lahirdengankomplikasi, bayi,
dan balita. (Adam et al., 2016)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Neonatus disebut juga


dengan bayi baru lahir yang merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin.Neonatus memiliki ciri dan klasifikasi tertentu,dan sangat rentan
terkena virus atau bakteri sehingga dibutuhkan tindakan pencegahan segera
seperti pencegahan infeksi tali pusar,pencegahan infeksi pada kulit serta
pencegahan infeksi pada mata.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini jika ada kesalahan yang tidak disengaja
maupun yang disengaja kami mohon saran dan kritik untuk
menyempurnakan dalam penulisan dan susunan kata – kata yang telah
dijadikan dalam bentuk makalah ini.
DAFTAR PUASTAKA

Adam, A., Bagu, A. A., & Sari, N. P. (2016). Pemberian Inisiasi Menyusu Dini
Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(2), 76.
https://doi.org/10.33490/jkm.v2i2.19

Anisa, Rizka, Dwi Khalisa Putri, and I. K. (2021). ASUHAN KEBIDANAN


PATOLOGIS PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA BERAT DI RB MULIA
KALIMANTAN BARAT. http://repository.polita.ac.id/id/eprint/70/

AYU TIARA. (2015). ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS “M” UMUR 1


BULAN DENGAN IMUNISASI BCG DI BPM MINARTI, Amd. Keb DESA
TRAWASAN KEC. SUMOBITO KAB. JOMBANG.
http://eprints.unipdu.ac.id/212

DIAH PUTRININGRUM. (2015). ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF


CARE PADA NY “S” MASA HAMIL SAMPAI DENGAN MASA KB DI BPM
LILIS SULISTYOWATI. II, 1–15.

DITA NOVITA SARI. (2020). Asuhan Keperawatan Ikterik Neonatus Pada Bayi
Hiperbilirubin Di Ruang Neonatus Rsud Dr. Soegiri Lamongan.
https://repository.unair.ac.id/97546/

Fallis, A. . (2013). Neonatus. Journal of Chemical Information and Modeling,


53(9), 1689–1699. http://repository.unimus.ac.id/1723/4/BAB II.pdf

Hasnidar, H. (2021). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita.


https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=kjJAEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR15&dq=lingkup+asuhan+
neonatus&ots=Cnp5GD52lI&sig=AfdY7VxXU6J9hNI7gmBHsy6JFbQ

L Saputra. (2014). Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita.


https://r2kn.litbang.kemkes.go.id/handle/123456789/74826

L SARAGI. (2020). Laporan Tugas Akhir Laporan Tugas Akhir Laporan Tugas
Akhir. http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/handle/123456789/1726

Lubis, nur azizah. (2018). Laporan Tugas Akhir. Universitas Muhamhmadiyah


Gersik, 01, 1–7.

Marni, M. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada
Bayi. Jurnal Kebidanan Indonesia, 10(1), 12.
https://doi.org/10.36419/jkebin.v10i1.240

Murdiana, E. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi
Ny. S Dengan Hipotermia. Karya Tulis Ilmiah, 1–111. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/7709/1/EKA MURDIANA.pdf

MUSTOFA, F. F. (2015). ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS “K” UMUR 8


HARI DENGAN DIAPER RASH DI BPM JULAIKAH Amd. Keb DESA
NGLELE KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG.
http://eprints.unipdu.ac.id/247/

Ningsih, S. L., Widanti S, A., & Suwandi, S. (2018). Peran Bidan Dalam
Pelaksanaan Permenkes Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Neonatal Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Kaleroang
Sulawesi Tengah. Soepra, 4(1), 73. https://doi.org/10.24167/shk.v4i1.1277

Rahmawati, S. (2020). Asuhan Kebidanan Pada Ny “I” Masa Kehamilan


Trimester Iii, Persalinan, Nifas, Neonatus, Dan Kb Pascasalin Di Pmb.
http://repository.stikes-bhm.ac.id/872/1/1.pdf

S Noorbaya. (2020). Panduan Belajar Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak
Prasekolah. http://repo.unikadelasalle.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=13075

Sulis diana, M. K. (2019). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN, PERSALINAN,


DAN BAYI BARU LAHIR. https://books.google.com/books?
hl=id&lr=&id=pQC5DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR6&dq=bayi+baru+lahir&
ots=Rl1Phv9yeo&sig=u6XQZvArjW3pLH380ERcWclrSAo
Suwardi, S. (2021). Hubungan Stimulasi Ibu Dengan Perkembangan Motorik
Pada Anak Usia 3-5 Tahun Di Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal
Kebidanan Malahayati, 7(3), 459–465.
https://doi.org/10.33024/jkm.v7i3.4414

Wasiah, A., & Artamevia, S. (2021). Pelatihan Perawatan Bayi Baru Lahir.
Journal of Community Engagement in Health, 4(2), 337–343.
https://doi.org/10.30994/jceh.v4i2.167

Widiastini, L. P. (2018). Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi
baru lahir. https://www.google.com/books?
hl=id&lr=&id=7NR5DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=tahapan+bayi+bar
u+lahir&ots=kNEwoubsZ3&sig=BDdDCOfVU11tI3ibqPiZF9RHn0g

You might also like