Professional Documents
Culture Documents
Makalah Lingkup Asuhan Neonatus (Kel.1) SDH Dimendelay
Makalah Lingkup Asuhan Neonatus (Kel.1) SDH Dimendelay
DISUSUN OLEH
1A KEBIDANAN
KELOMPOK 1 :
1. Abelia Djafar
2. Arni Van Solang
3. Bradianingsih
4. Fadlun Nur Fauziah
5. Meilani Pratiwi Musa
6. Mutiara Husain
7. Nur Fazria Tangahu
8. Nurul Riza Armita
9. Siti Nurfahmi Hamzah
10. Sri Rahayu Sayedi
11. Tiyara Mantaly
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah “LINGKUP
ASUHAN NEONATUS DAN BAYI BARU LAHIR” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Asuhan Kebidanan kepada Dosen kami
Ibu Febri Dwi Yanti, SST, M.Keb.
Kami sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan tentunya sadar akan segala
kekurangan dalam pembuatan makalah ini dan kami akan sangat bangga apabila
makalah yang kami susun ini mendapatkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun. Tidak lupa kami haturkan permohonan maaf apabila makalah yang
kami buat terdapat suatu kesalahan.
Kami sampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Neonatal adalah bayi baru lahir (0 hari) sampai umur 28 hari. Pada masa
tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi
hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko mengalami gangguan kesehatan paling tinggi. Risiko terbesar
kematian neonatal terjadi 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan
bulan pertama kehidupan. Komplikasi pada masa neonatal berupa Sepsis
(42 %), Kelainan kongenital (39 %), kelainan kardiovaskuler (30%),
Asfiksia 19 yang dapat menyebabkan kematian. Sedangkan komplikasi
yang lazim pada bayi lahir normal adalah hypoglimemia, hypotermi,
dehidrasi, diare, infeksi, ikterus. Penelitian menunjukkan bahwa 50 %
kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu di bulan pertama
kehidupan. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan
dalam penanganan neonatal sehingga neonatus sebagai individu yang
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin keekstrauterin dapat
bertahan dengan baik karena periode neonatal merupakan periode yang
paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. (Fallis,
2013)
Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari neonatus dan bayi?
2. Apa saja klarifikasi neonatus dan bayi?
3. Apa saja ciri-ciri neonatus dan bayi?
4. Apa saja tahapan bayi baru lahir?
5. Apa contoh pencegahan infeksi?
6. Apa itu rawat gabung?
7. Apa hukum dan perundang-undangannya?
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari neonatus dan bayi.
2. Untuk mengetahui klarifikasi neonatus dan bayi.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri neonatus dan bayi.
4. Untuk mengetahui tahapan bayi baru lahir.
5. Untuk mengetahui contoh pencegahan infeksi.
6. Untuk mengetahui apa itu rawat gabung.
7. Untuk mengetahui hukum dan perundang-undangannya?
BAB II
PEMBAHASAN
Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan
harus beradaptasi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Selain itu, neonatus adalah individu yang sedang tumbuh.Neonatus adalah
bayi baru lahir sampai usia 4 minggu (0-28 hari). (Anisa, Rizka, Dwi Khalisa
Putri, 2021)
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus yang merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke
kehidupan ekstrauterin. (L SARAGI, 2020)
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun
tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode
perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa
bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa. (L Saputra,
2014)
2.5 PencegahanInfeksi
PencegahanInfeksimerupakanpenatalaksanaan awal yang
harusdilakukanpada bayi baru lahirkarena bayi baru
lahirsangatrentanterhadapinfeksi. Padasaatpenanganan bayi baru lahir,
pastikanpenolonguntukmelakukantindakanpencegahaninfeksi. (DITA
NOVITA SARI, 2020)
2.5.1 PrinsipUmumPencegahanInfeksi
Denganmengamatipraktikpencegahaninfeksi di bawah akan melindungi
bayi, ibu dan pemberiperawatankesehatandariinfeksi. Hal itu juga akan
membantumencegahpenyebaraninfeksi :
1) Berikanperawatanrutinkepada bayi baru lahir
2) Pertimbangkansetiap orang (termasuk bayi dan staf)
berpotensimenularkaninfeksi
3) Cucitanganataugunakanpembersihtangan
4) Pakai –pakaianpelindung dan sarungtangan.
5) Gunakanteknikaseptik.
6) Peganginstrumentajamdenganhati – hati dan bersihkan dan
jikaperlusterilkanataudesinfeksiinstrumen dan peralatan.
7) Bersihkan unit perawatankhusus bayi baru lahirsecararutin dan
buangsampah.
8) Pisahkan bayi yang
menderitainfeksiuntukmencegahinfeksinosokomial. (Sulis diana, 2019)
2.5.2 TindakanUmumpencegahanInfeksi
Tindakanpencegahanpada bayi baru lahir, adalahsebagaiberikut :
1) Mencucitangansecaraseksamasebelum dan
setelahmelakukankontakdengan bayi.
2) Memakaisarungtanganbersihpadasaatmenangani bayi yang
belumdimandikan.
3) Memastikansemuaperalatan, termasukklemgunting dan benang tali
pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan
bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru. Jangan pernah
menggunakan bola karetpenghisapuntuklebihdarisatu bayi.
4) Memastikanbahwasemuapakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakanuntukbayi, telahdalamkeadaanbersih.
5) Memastikanbahwatimbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop,
dan benda- benda lainnya yang akan bersentuhandengan bayi
dalamkeadaanbersih (dekontaminasi dan cucisetiap kali
setelahdigunakan)
6) Menganjurkan ibu menjagakebersihan diri, terutama payudaranya
dengan mandi setiaphari (putting susutidakbolehdisabun).
7) Membersihkanmuka, pantat dan tali pusat bayi baru lahirdengan air
bersih, hangatdan sabunsetiaphari.
8) Menjaga bayi dari orang-orang yang menderitainfeksi dan memastikan
orang yang memegang bayi sudahcucitangansebelumnya. (Ningsih et
al., 2018)
2.5.3 Jenis-jenispencegahanInfeksipada Neonatus
1) Pencegahaninfeksipada tali pusat
Upaya ini dilakukandengan cara merawattalipusat yang berartimenjaga
agar lukatersebuttetapbersih, tidakterkena air kencing, kotoran bayi
atautanah. Pemakaianpopok bayi diletakkan di sebelahbawahtalipusat.
Apabilatalipusatkotor, cucilukatalipusatdengan air bersih yang mengalir
dan sabun, segeradikeringkandengankainkasakering dan
dibungkusdengankasa tipis yang steril dan kering.
Dilarangmembubuhkanataumengolesramuan, abudapur dan
sebagainyapadalukatalipusat, karena akan menyebabkaninfeksi dan
tetanus yang dapatberakhirdengankematian neonatal. Tanda-
tandainfeksitalipusat yang harusdiwaspadai, antara lain
kulitsekitartalipusatberwarnakemerahan, ada pus/nanah dan
berbaubusuk. Mengawasi dan segeramelaporkankedokterjikapada tali
pusatditemukanperdarahan, pembengkakan, keluarcairan,
tampakmerahatauberbaubusuk.
2) Pencegahaninfeksipadakulit
Beberapa cara yang diketahuidapatmencegahterjadiinfeksipadakulit bayi
baru lahirataupenyakitinfeksi lain adalahmeletakkan bayi di dada ibu
agar terjadikontakkulitlangsung ibu dan bayi, sehinggamenyebabkan
terjadinya kolonisasimikroorganisme ibu yang
cenderungbersifatnonpatogen, sertaadanyazatantibodi bayi yang
sudahterbentuk dan terkandungdalam air susu ibu.
3) Pencegahaninfeksipada mata bayi baru lahir
Cara mencegahinfeksipada mata bayi baru lahiradalahmerawat mata bayi
baru lahirdenganmencucitanganterlebihdahulu, membersihkankedua
mata bayi segerasetelahlahirdengankapasatausaputanganhalus dan bersih
yang telahdibersihkandengan air hangat. Dalamwaktu 1 jam setelah bayi
lahir, berikansalep/obattetes mata untukmencegahoftalmianeonatorum
(Tetrasiklin 1%, Eritromisin 0.5% atauNitrasn, Argensi 1%),
biarkanobattetappada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata
jangandibersihkan. Setelahselesaimerawat mata bayi, cucitangankembali.
Keterlambatanmemberikansalep mata, misalnya bayi baru
lahirdiberisalep mata setelahlewat 1 jam setelahlahir,
merupakansebabterseringkegagalanupayapencegahaninfeksipada mata
bayi baru lahir.
4) Imunisasi
Padadaerahrisikotinggiinfeksituberkulosis, imunisasi BCG
harusdiberikanpada bayi segerasetelahlahir.
Pemberiandosispertamatetesan polio dianjurkanpada bayi
segerasetelahlahirataupadaumur 2 minggu. Maksudpemberianimunisasi
polio secaradiniadalahuntukmeningkatkanperlindunganawal. Imunisasi
Hepatitis B sudahmerupakan program nasional,
meskipunpelaksanaannyadilakukansecarabertahap.
Padadaerahrisikotinggi, pemberianimunisasi Hepatitis B dianjurkanpada
bayi segerasetelahlahir. (Wasiah & Artamevia, 2021)
2.6 RawatGabung
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi
yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan di dalam
satu ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama dua puluh empat
jam penuh dalam seharinya, sehingga memungkinkan dalam sewaktu-
waktu atau setiap saat ibu dapat menyusui anaknya. (Hasnidar, 2021)
Rawat gabung adalah dimana bayi dirawat bersama dengan ibu
dalam satu kamar, jika keadaan ibu dan bayi mengizinkan. Pada
prinsipnya syarat rawat gabung adalah dimana si ibu mampu menyusui
dan si bayi mampu untuk menyusu. Kemampuan ibu dapat dilihat dari
keinginan dan motivasi untuk menyusui. Pada bayi dinilai dari fungsi
kardiorespiratorik, refleks menghisap dan fungsi neurologik yang baik.
(AYU TIARA, 2015)
2.6.1 JenisRawatGabung
2.6.3 TujuanRawatGabung
2.6.4 ManfaatRawatGabung
1. Bagi Ibu
a. Aspek psikologi
1) Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early
infant mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayi
2) Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar
merawat bayinya.
3) Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat
bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi
membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan
pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana
seorang ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya. Ibu
juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak
dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar
produksi ASI.
b. Aspek fisik
1) Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan
menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik.
2) Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat
mempercepat mobilisasi. (Rahmawati, 2020)
2. Bagi Bayi
a. Aspek psikologis
b. Aspek fisik
3. Bagi Keluarga
a. Aspek Psikologi
Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk
memberikan support pada ibu untuk member ASI pada bayi.
b. Aspek Ekonomi
Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan
bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit. (Suwardi,
2021)
4. Bagi Petugas
a. Aspek Psikologis
Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang
dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
b. Aspek Fisik
Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya
diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan
susu buatan. (DIAH PUTRININGRUM, 2015)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini jika ada kesalahan yang tidak disengaja
maupun yang disengaja kami mohon saran dan kritik untuk
menyempurnakan dalam penulisan dan susunan kata – kata yang telah
dijadikan dalam bentuk makalah ini.
DAFTAR PUASTAKA
Adam, A., Bagu, A. A., & Sari, N. P. (2016). Pemberian Inisiasi Menyusu Dini
Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(2), 76.
https://doi.org/10.33490/jkm.v2i2.19
DITA NOVITA SARI. (2020). Asuhan Keperawatan Ikterik Neonatus Pada Bayi
Hiperbilirubin Di Ruang Neonatus Rsud Dr. Soegiri Lamongan.
https://repository.unair.ac.id/97546/
L SARAGI. (2020). Laporan Tugas Akhir Laporan Tugas Akhir Laporan Tugas
Akhir. http://ecampus.poltekkes-medan.ac.id/jspui/handle/123456789/1726
Marni, M. (2019). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Pada
Bayi. Jurnal Kebidanan Indonesia, 10(1), 12.
https://doi.org/10.36419/jkebin.v10i1.240
Murdiana, E. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Pada Bayi
Ny. S Dengan Hipotermia. Karya Tulis Ilmiah, 1–111. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/7709/1/EKA MURDIANA.pdf
Ningsih, S. L., Widanti S, A., & Suwandi, S. (2018). Peran Bidan Dalam
Pelaksanaan Permenkes Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Neonatal Pada Bayi Baru Lahir Di Puskesmas Kaleroang
Sulawesi Tengah. Soepra, 4(1), 73. https://doi.org/10.24167/shk.v4i1.1277
S Noorbaya. (2020). Panduan Belajar Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak
Prasekolah. http://repo.unikadelasalle.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=13075
Wasiah, A., & Artamevia, S. (2021). Pelatihan Perawatan Bayi Baru Lahir.
Journal of Community Engagement in Health, 4(2), 337–343.
https://doi.org/10.30994/jceh.v4i2.167
Widiastini, L. P. (2018). Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu bersalin dan bayi
baru lahir. https://www.google.com/books?
hl=id&lr=&id=7NR5DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=tahapan+bayi+bar
u+lahir&ots=kNEwoubsZ3&sig=BDdDCOfVU11tI3ibqPiZF9RHn0g