Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
ELVERDA KIRANA NADIA
R210415020
memberikan karunia dan nikmat kesehatan yang tiada hentinya sehingga penulis
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu, sehingga
mahasiswa yang sedang melakukan praktik keperawatan keluarga. Kritik dan saran
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga......................................................................................3
B. Tugas Perkembangan Keluarga................................................................4
C. Konsep Gastritis........................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian..............................................................................................14
B. Analisa Data............................................................................................26
C. Diagnosa.................................................................................................28
D. Skoring...................................................................................................28
E. Prioritas Masalah....................................................................................30
F. Intervensi.................................................................................................31
G. Implementasi..........................................................................................33
H. Evaluasi..................................................................................................36
BAB IV PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan..............................................................................39
B. Implikasi Keperawatan...........................................................................40
BAB V PENUTUP
A. Simpulan.................................................................................................41
B. Saran.......................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahap keluarga dengan anak remaja, tahap ini dimulai pada saat anak
pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun.
Pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah
melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab. Serta kebutuhan yang
lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.
Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit. Karena orang tua melepas
otoritas dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Anak harus
mempunyai otoritas sendiri yang berkaitan dengan peran dan fungsinya.
Seringkali muncul konflik antara orang tua dan remaja karena anak
menginginkan kebebasan untuk melakukan aktivitasnya, sementara orang tua
perlu menciptakan komunikasi yang terbuka, menghindari kecurigaan dan
perselisihan sehingga hubungan orang tua dan remaja tetap harmonis.
Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga dengan anak remaja yang
dilakukan oleh perawat untuk mengelola stressor yang mungkin timbul dan
bersama keluarga menentukan permasalahan tersebut sehingga keluarga
mampu secara mandiri menyelesaikan tugas perkembangannya, mengenali dan
menyelesaikan masalah kesehatannya pada akhirnya mampu tampil sebagai
sebuah keluarga mandiri, sejahtera, produktif dan menjalankan seluruh fungsi
keluarga dengan baik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dalam melakukan asuhan keperawatan
keluarga pada anak usia remaja dengan gastritis
2. Tujuan Khusus
Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran konsep dasar dan asuhan
keperawatan keluarga meliputi :
a. Memahami konsep dasar keluarga
b. Memahami konsep dasar anak usia remaja
c. Memahami konsep dasar gastritis
d. Memahami konsep asuhan keperawatan keluarga anak usia remaja dengan
gastritis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak
belajar dan mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak
melakukan interaksi yang intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga
(Setiadi 2008). Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan
negara sehingga cara orang tua mendidik anakanaknya akan berpengaruh
terhadap belajar.
Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan
dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain.
Berdasarkan keanggotaannya, keluarga dapat dibagi dalam 3 jenis, yaitu:
1. Nuclear family, sering disebut dengan keluarga inti, yaitu keluarga yang
anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah.
2. Extended family, atau keluarga besar, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri
dari ayah, ibu, serta family dari kedua belah pihak.
3. Horizontal extended family, yaitu keluarga yang anggotanya terdiri dari ayah,
ibu, dan anak yang telah menikah dan masih menumpang pada orang tuanya.
(Duval, 1972 dalam Setiadi 2008).
Dalam keluarga modern sekalipun, pengaruh orang tua terhadap anaknya masih
sangat kuat. Nampaknya adanya kecenderungan pembentukan perilaku anak
sebagai hasil interaksi antara orang tua dengan anaknya. Sebagaimana
diungkapkan oleh Setiadi (2008) bahwa kebanyakan sikap dan perilaku anak
akan ditentukan oleh salah satu faktor penting, yaitu kualitas hubungan diantara
orang tua dengan anak.
B. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Sejalan dengan model fungsi keluarga McMaster, the procces of family
functioning, dikembangkan dari teori sistem yang menjelaskan bahwa fungsi
keluarga merupakan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan tugas dasar
seperti makan dan rumah, tugas krisis seperti cara keluarga dalam menangani
masalah, dan tugas perkembangan yang terjadi selama tahap perkembangan
hidup keluarga. Model proses keberfungsian keluarga mengidentifikasi tujuh
objek yang dapat menunjukkan berhasilnya keluarga dalam menyelesaikan
tugas dasar, krisis, dan perkembangan. Tujuh objek tersebut adalah
penyelesaian tugas, peran yang jelas, komunikasi, interkasi langsung dalam
keluarga, keterlibatan, pengawasan, serta nilai dan norma (Setiadi, 2008).
Model siklus hidup keluarga merupakan cetak biru peran dan tugas keluarga
yang senantiasa mengalami pergerakan melewati tiap tahap perkembangan
keluarga, hal ini berarti transisi keluarga dari tahap ke tahap terdapat tanda-
tanda yang dapat diprediksi secara normal. Keluarga dengan anak usia remaja
dimulai ketika anak pertama berumur 13 tahun hingga 18 tahun dan berakhir
sampai anak tersebut menikah, bekerja atau wajib militer, sebagai seorang
dewasa muda(Olson & DeFrain, dalam Walcheski & Bredehoft, 2003; Duvall,
2014).
Masa remaja adalah masa penuh tekanan untuk individu maupun keluarga
dimana keduanya dituntut menyesuaikan diri terhadap perubahan besar
individu dan sistem keluarga. Fase ini keluarga dengan anak remaja
menghadapi kesulitan masalah finansial, masalah intra-family, work-family,
dan transisi serta pergerakan anggota keluarga yang masuk-keluar dalam unit
keluarga yang sudah dapat di prediksi. Ini merupakan tahap paling
menegangkan dari sikus hidup keluarga. (Mc Cubbin et al, 2014). Pernyataan
ini didukung hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ketika anak memasuki
masa remaja, mayoritas (60%) keluarga merasa renggang dan terpisah. Hal ini
bukan hanya ekspektasi melainkan kenyataan karena remaja mulai
mengembangkan autonominya (Day et al, 2014).
Duvall (2014) menjabarkan tahapan kritis tugas perkembangan keluarga
anak usia remaja yakni: 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan
betanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai
memiliki otonomi; 2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga; 3)
Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan orang tua; 4)
Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan bagi anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang keluarga. Hal ini berarti keempat
tugas tersebut merupakan tugas penting yang perlu dipenuhi oleh keluarga
dengan anak usia remaja. Sementara itu, tugas perkembangan keluarga dalam
Duvall Miller (2011) dibagi menjadi beberapa kategori yakni: tugas
perkembangan secara umum, tugas perkembangan terkait perannya sebagai
orang tua, suami-istri, pengelola rumah tangga dan individu dewasa.
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja secara umum
meliputi: 1) Menyediakan fasilitas untuk individu yang berbeda dan kebutuhan
anggota keluarga; 2) Bertanggung jawab terhadap sistem keuangan keluarga;
3)Menetapkan pembagian tanggung jawab dalam keluarga; 4) Membangun
kembali hubungan pernikahan yang saling memuaskan; 5) Mempererat jarak
komunikasi dalam keluarga; 6) memperbaiki hubungan dengan saudara, teman
dan kerabat; 7) Memperluas cakrawala dari remaja dan orang tua; 8)
Merumuskan filsafat hidup yang bisa diterapkan dalam keluarga (Duvall &
Miller 2010). Sementara itu, Gunarsa dan Gunarsa (2008) menjelaskan
bahwa orangtua memiliki peran penting untuk mempersiapkan anak memasuki
usia remaja dalam hal:
1. Pertumbuhan fisik anak
Memberikan perlakuan pengasuhan yang baik, lingkungan sehat,
pengetahuan praktis mengenai kadar gizi, pengetahuan kebutuhan dasar dan
minimal (istirahat, bermain, belajar) sesuai kebutuhan pribadi patokan umum
dan masa perkembangan anak serta memberikan aturan sesuai dengan kondisi
anak.
2. Perkembangan sosial anak
Orang tua harus mengerti bahwa pergaulan sebagai kebutuhan, tak
terkecuali bagi remaja. Bergaul dengan teman sebaya yang secara langsung
maupun tidak langsung mempengaruhi kepribadian anak. Oleh karena itu
orang tua perlu memperhatikan siapa atau dengan kelompok mana anak
boleh, dianjurkan atau menghindari.
3. Perkembangan mental
Memperbaiki proses komunikasi verbal orang tua dengan anak,
berbicara sambil membimbing, penyediaan sarana dan fasilitas sesuai
kebutuhan anak.
4. Perkembangan spiritual
Membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku anak sesuai dengan ajaran
agama, mengikutsertakan dalam kegiatan keagamaan serta menciptakan
suasana keluarga yang harmonis. Kemudian, memberikan pengertian nilai
dan norma hukum seperti pelanggaran, tata tertib, penyesuaian diri.
5. Mengembangkan minat dan bakat anak
Memberi kesempatan untuk berkembang, kerjasama orang tua –
keluarga besar - sekolah dengan mendorong anak memiliki kegiatan lain yang
produktif selain belajar. Ali dan Asrori (2010) berpendapat bahwa amat
penting bagi remaja diberikan bimbingan agar keingintahuan yang tinggi
dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif dan produktif.
C. Konsep Penyakit (Gastritis)
1. Definisi Gastritis
Gastritis adalah peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronik, difus atau lokal. Menurut penelitian sebagian besar gastritis disebabkan oleh
infeksi bacterial mukosa lambung yang kronis. Selain itu, beberapa bahan yang
sering dimakan dapat menyebabkan rusaknya sawar mukosa pelindung lambung
(Wijaya & Putri, 2013).
Gatritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung, peradangan
ini mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel
mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran
pencernaan. Pelepasan epitel akan merangsang timbunlnya proses inflamasi pada
lambung (Sukarmin, 2013).
2. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus, atau
parasit lainnya juga dapat menyebakan gastritis. Kontributor gastritis akut adalah
meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang
dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan gastritis
seperti NSAID aspirin dan ibuprofen. (Dewit, Stromberg & Dallred, 2016). Menurut
(Gomez 2012) penyebab gastritis adalah sebagagi berikut :
a. Infeksi bakteri
b. Sering menggunakan pereda nyeri
c. Konsumsi minuman alcohol yang berlebihan
d. Stres
e. Autoimun Selain penyebab gastritis di atas, ada penderita yang merasakan
gejalanya dan ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya:
1) Nyeri epigastrium
2) Mual
3) Muntah
4) Perut terasa penuh
5) Muntah darah
6) Bersendawa
3. Patofisiologi
Mukosa barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari pencernaan
terhadap lambung itu sendiri, prostaglandin memberikanperlindungan ini ketika
mukosa barier rusak maka timbul peradangan pada mukosa lambung (gastritis).
Setelah barier ini rusak terjadilah perlukaan mukosa yang dibentuk dan diperburuk
oleh histamin dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCl dapat berdifusi balik ke
dalam mucus dan menyebabkan lika pada pembuluh yang kecil, dan mengakibatkan
terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung.Alkohol, aspirin refluks isi
duodenal diketahui sebagai penghambat difusi barier.
4. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul
perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak
menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi gastritis akut dan kronik hampir
sama, seperti anoreksia, rasa penuh, nyeri epigastrum, mual dan muntah,
sendawa, hematemesis (Suratun dan Lusiabah, 2010).
Tanda dan gejala gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
a. Nyeri epigastrum, hal ini terjadi karena adanya peradangan
pada mukosa lambung.
b. Mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan
yang sering muncul. Hal ini dikarenakan adanya regenerasi
mukosa lambung yang mengakibatkan mual hingga
muntah.
c. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematesis
dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia
pasca perdarahan.
2. Gastritis Kronis
Pada pasien gastritis kronis umunya tidak mempunyai
keluhan.Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati,
anoreksia, nause dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan.
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Endoscopy
Endoscopy adalah salah satu prosedur pemeriksaan medis untuk melihat
kondisi saluran pencernaan dengan menggunakan alat endoskop yang
merupakan suatu alat yang berbentuk selang elastis dengan lampu dan kamera
optik di ujungnya. Pada pasien dengan gastriti, pada pemeriksaan
endoscopyakan tampak erosi multi yang sebagian biasanya berdarah dan
letaknya tersebar.
2. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi adalah pemeriksaan dari jaringan tubuh
manusia, dimana jaringan itu dilakukan pemeriksaan dan pemotongan
makroskopis, diproses sampai siap menjadi slideatau preparat yang kemudian
dilakukan pembacaan secara mikroskopis untuk penentuan diagnosis. Pada
pasien gastritis, akan tampak kerusakan mukosa karena erosi tidak pernah
melewati mukosa muskularis.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari pasien dalam
bentuk darah, sputum (dahak), urine (air kencing), kerokan kulit, dan cairan
tubuh lainnya.
4. Analisa Gaster
Untuk mengetahui tingkat sekresi HCl, biasanya sekresi HCl menurun.
5. Gastrocopy
Untuk mengetahui permukaan mukosa (perubahan), mengidentifikasi area
perdarahan dan mengambil jaringan untuk biopsi.
6. Penatalaksanaan Medis
Orientasi utama pengobatan gastritis berpaku pada obat-obatan.Obat- obatan
yang digunakan adalah obat yang mengurangi jumlah asam lambung dan dapat
mengurangi gejala yang mungkin menyertai gastritis, serta memajukan penyembuhan
lapisan perut. Pengobatan ini meliputi (Sukarmin, 2012) :
1. Antasida yang berisi alumunium dan magnesium, serta karbonat
kalsium dan magnesium. Antasida dapat meredakan mulas ringan atau dyspepsia
dengan cara menetralisasi asam diperut
2. Histamin (H2) blocker, seperti famotidine dan ranitidine
3. Inhibitor Pompa Proton (PPI), seperti omeprazole, lansoprazole, dan
dexlansoprazole. Obat ini bekerja menghambat produksi asam melalui penghambatan
terhadap elektron yang menimbulkan potensial aksi saraf otonom vagus.
4. Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak
mempengaruhi langsung ada peningkatan asam lambung tetapi makanan yang
merangsang seperti pedas atau kecut, dapat meningkatkan suasana asam pada
lambung sehingga dapat menaikkan resiko inflamasi pada lambung. Selain tidak
merangsang makanan juga dianjurkan yang tidak memperberat kerja lambung,
seperti makanan yang keras (nasi keras).
5. Penderita juga dilatih untuk manajemen stress sebab dapat
mempengaruhi sekresi asam lambung melalui nervus vagus, latihan mengendalikan
stress bisa juga diikuti dengan peningkatan spiritual sehingga penderita lebih pasrah
ketika menghadapi stress.
7. Pengkajian
1. Data Dasar (Identitas Klien)
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku, bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosa medis.
2. Keluhan Utama
Pada pasien gastritis, datang dengan keluhan mual muntah, nyeri
epigastrum.Munculnya keluhan diakibatkan iritasi mukosa lambung dan
menyebabkan keluhan-keluhan lain yang menyertai
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada gastritis, pasien mengeluh tidak dapat makan, mual dan muntah.
Terjadinya gejala mual-muntah sebelum makan dan sesudah makan, setelah
mencerna makanan pedas, obat-obatan tertentu atau alkohol.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pada beberapa keadaan apakah ada riwayat penyakit lambung sebelumnya,
pola makan tidak teratur atau pembedahan lambung
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga dihubungkan dengan kemungkinan adanya
penyakit keturunan, kecenderungan, alergi dalam satu keluarga, penyakit menular
akibat kontak langsung maupun tidak langsung.
6. Pola kebiasaan sehari-hari meliputi :
a. Pola nutrisi
b. Pola eliminasi
c. Pola istirahat dan tidur
d. Pola aktivitas/latihan
7. Pemeriksaan fisik
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. C
2. Umur KK : 37 tahun
3. Alamat dan No.Tlp : Blok karangbong RT/RW: 02/04 (083624965xxx)
4. Pekerjaan KK : Buruh Tani
5. Pendidikan KK : SD
6. Tanggal Pengkajian : 02 Maret 2022
7. Komposisi Keluarga :
No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidi Pekerjaan
Kelamin Dengan kan
keluarga
1 Tn. C Laki-laki Kepala keluarga 37 tahun SD Buruh Tani
2 Ny. C Perempuan Istri 35 tahun SD IRT
3 An. L Perempuan Anak 17 tahun SMA Pelajar
4 An. M Laki-laki Anak 11 tahun SD Pelajar
Genogram : (Tiga Generasi)
Keterangan Gambar :
: Perempuan : Cerai/Pisah
: Laki-laki : Meninggal
: Menikah : Klien
: Garis Keturunan
: Satu Rumah
Keterangan Keluarga :
An. L merupakan seorang remaja berumur 17 tahun dan merupakan anak
pertama dari pasangan Tn. C dengan Ny. C. An. L tinggal bersama ayahnya Tn. C
dan ibunya Ny. C beserta adik laki-lakinya yang bernama An. M.
8. Status Imunisasi
No Nama Status Imunisasi
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
1 An. L √ √ √ √ √
2 An.M √ √ √ √ √
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Ruan
Kamar
g
A
Gudang
Kamar
ma
Ruan
Kamar
Ny
.C Dapur
2. Fungsi sosialisasi
a. Tingkat pendidikan
Tn. C mengatakan tingkat pendidikannya berakhir di SD begitupun dengan
istrinya, dan anaknya sekarang sedang duduk di bangku kelas 5 SD dan
kelas 2 SMA.
b. Hubungan antar keluarga
Tn. C mengatakan hubungan dengan keluarga lainnya masih baik, hal ini
dibuktikan dengan saat belum mempunyai rumah Tn. C dan istrinya di
bolehkan menumpang tinggal di rumah saudaranya.
c. Hubungan dengan orang lain
Masyarakat desa Muntur masih memegang budaya bermasyarakat dengan
tetangga, bahkan dengan tetangga Desa juga.
d. Kegiatan organisasi sosial
Tn. C mengatakan bahwa dirinya tidak mengikuti kegiatan organisasi di Desa
namun istrinya aktif menjadi kader posyandu flamboyan..
e. Keadaan ekonomi
Tn. C mengatak keadaan ekonomi keluarganya stabil cukup untuk
memenuhui kebutuhan anak dan istrinya.
3. Fungsi biologis
a. Keadaan kesehatan keluarga
An. C mengatak sampe sekarang maag nya masih suka timbul, apalagi saat
haid datang nyerinya semakin bertambah. Sementara itu menurut Ny. C
ambeyennya masih nyeri.
b. Kebersihan perorangan
Kondisi rumah dan penampilan dari Tn. C anak dan istrinya dalam keadaan
bersih.
c. Penyakit yang sering diderita
Tn. C mengatakan selama ini belum ada, hanya istrinya saja yang sampe
sekarang kadang masih mengeluh sakit di anusnya akibat hemoroid.
d. Penyakit keturunan, penyakit menular dan kronis
Tn. C mengatakan di keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit keturunan
seperti darah tinggi, diabetes dll.
e. Kecacatan
Di keluarga Tn. C tidak ada yang memiliki kecacatan anggota tubuh baik anak
dan istrinya. Hanya saja istrinya sampai sekarang menolak untuk
dilakukan operasi hemoroid.
f. Pola makan
Tn. C mengatakan di rumahnya tidak ada yang memiliki pantangan dalam
makan, hanya saja untuk anaknya untuk menghindarai makanan yang
membuat sakit perutnya kambuh. Namun, An. L tidak mengetahui secara
spesifik makanan yang tidak boleh dikonsumsinya, An. L hanya tau untuk
tidak konsumsi makanan pedas saja.
g. Pola istirahat
An. L mengatakan istrirahat dilakukan setelah pulang sekolah, selain itu saat
nyeri akibat maag An. L disuruh untuk beristirahat oleh orang tuanya.
4. Fungsi psikologis
a. Keadaan emosi
An. L mengatakan masih belum bisa menghindari makanan pedas, karena
terkadang masih memakannya saat jajan di sekolah.
b. Kebiasaan yang tidak sesuai dengan pola hidup sehat
An. L mengaku terkadang makan makanan pedas saat di sekolah, selain itu An.
L juga suka menkonsumsi kiranti untuk mengatasi nyeri saat haid.
c. Pengambilan keputusan
An. L mengatakan pengambilan keputusan setelah bermusyawarah biasanya
bapak yang mengambil keputusan terkait apapun.
d. Ketergangtungan obat/bahan-bahan lain
An. L mengatakan terbiasa konsumsi kiranti untuk mengatasi nyeri saat haid.
e. Mencari pelayanan kesehatan
Tn. C mengatakan saat anggota keluarganya ada yang sakit langsung dibawa
ke puskesmas losarang atau ke mantri setempat.
5. Fungsi spiritual
a. Ketaatan beribadah
Tn C mengatakan keluarganya taat beribadah namun saat dirinya sedang berada
di sawah maka sering ada shalat yang tertinggal.
b. Keyakinan kesehatan
Keluarga Tn. C meyakini bahwa kesehatan sangat penting untuk keluarganya,
dan yang memberi kesehatan hanya Allah.
6. Fungsi kultural
a. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Kebiasaan yang dilakukan oleh keluarga Tn. C yaitu saat musim panen tiba ia
ikut berpatisipasi dalam kegiatan mapag sri dan kegiatan lainnya yang ia
percayai.
b. Tabu-tabu
7. Fungsi reproduksi
An. L mengatakan mentruasinya lancar, namun sering mengalami dismenore saat
haid.
8. Fungsi ekonomi
Tn. C mengatak keadaan ekonomi keluarganya stabil cukup untuk memenuhui
kebutuhan anak dan istrinya.
2. Nyeri akut
No kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
1 Sifat Masalah : 2 0,6 Dikatakan ancaman apabila
x1
3
ancaman nyeri tidak ditangani dapat
mengganggu aktivitas
2 Kemungkinan 1 1 Nyeri dapat ditangani dengan
x2
2
masalah dapat kompres hangat.
terjadi : sebagian
3 Potensi masalah 2 0,6 Nyeri saat haid dan maag
x1
3
untuk dicegah : dapat diringankan dengan
cukup kompres.
4 Menonjolnya 2 1 Manajemen nyeri dapat
x1
2
masalah : segera dilakukan dengan cara mudah,
sehingga segera dilakukan
untuk meringankan rasa nyeri
pada bagian perut.
Total Nilai 3,2
Edukasi
Maslah Kep Tujuan Rencana Rasional
Jelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
XIV. Implementasi
No Tanggal Implementasi kep Ttd Tanggal Evaluasi
1 1. Elverda S: klien
Mengdentifikasi k.n mengatakan
kesiapan dan sudah
kemampuan mengerti,
menerima penyebab
informasi. maag, dan cara
Respon: keluarga pengobatannya
siap menerima O: -
informasi. A :Masalah
2. teratasi
Menyediakan P : Hentikan
materi dan media intervensi
pendidikan
kesehatan.
Respon : perawat
menyediakan
leaflet
3.
Menjelaskan faktor
resiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
Respon : Keluarga
memahami
2 1. Elverda S: klien
Mengidentifikasi k.n mengatakan
respon nyeri non sekarang tidak
verbal merasakan
Respon: nyeri nyeri
ketika maag dan O: TD: 120/80
ketika haid. mmHg
2. N: 87x/mnt
Memberikan RR: 21x/mnt
Teknik non A: Masalah
farmaklologis nyeri akut
untuk mengurangi teratasi
nyeri (kompres P: Hentikan
hangat) intervensi
Respon : klien
memahami
3.
Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
Respon : Klien
diajarkan Teknik
Tarik nafas dalam
atau kompres
hangat
4.
Mengkolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Respon : klien
memahami
3 1. Elverda S: keluarga
Mengidentifikasi k.n mulai
kebutuhan dan me,berikan
harapan keluarga motivasi
tentang kesehatan kepada klien
Respon : Harapan untuk
klien dapat melakukan
menangani jika ada gaya hidup
keluarga yang sakit yang lebih
2. baik
Menggunakan O : diberikan
sarana dan fasilitas penkes tentang
yang ada dalam maag dan
keluarga dismenor
Respon : seperti
P3K yang ada
didalam rumah
3.
Menganjurkan
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada
Respon : klien
menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada
XV. Evaluasi
Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluasi Paraf
Defisit pengetahuan S : Klien Elverda kirana
mengatakan nadia
sekarang sudah
mengetahui tentang
penyakit maag dan
cara
pencegahannya
O : klien
memahami
A : Masalah deficit
pengetahuan
teratasi
P : Hentikan
intervensi
Nyeri akut S : klien Elverda kirana
mengatakan nadia
sekarang kalo nyeri
haid dikompres
hangat dan jika
maag kambuh
pergi ke pelayanan
kesehatan terdekat
dan menghindari
makanan yang
beresiko
menimbulkan
maag
O : klien
memahami
A : Nyeri akut
teratasi
P : Hentikan
intervensi
Manajemen kesehatan S : keluarga Elverda kirana
keluarga tidak efektif mengatakan nadia
menyuruh anaknya
untuk tidak telat
makan dan
menghindari
makanan yang
menimbulkan
maag
O : klien dan
keluarga
memahami
A : manajemen
kesehatan keluarga
tidak efektif
teratasi
P : Hentikan
intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Asuhan Keperawatan
Hasil pengkajian pada keluarga Tn. C ditemukan masalah defisit pengetahuan,
nyeri akut dan manajemen kesehatan keluarga tidak efektif. Menurut SDKI Defisit
Pengetahuan adalah ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan
dengan topik tertentu yang disebabkan oleh keterbatasan kognitif, gangguan fungsi
kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar informasi, kurang minat
dalam belajar, kurang mampu mengingat dan ketidaktahuan menerima informasi,
dengan gejala dan tanda mayor berupa menanyakan masalah yang dihadapi,
menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru
terhadap masalah, dan tanda minor berupa menjalani pemeriksaan yang tidak tepat
serta menunjukkan perilaku berlebihan.
Hasil analisis perawat mengangkat diagnosa defisit pengetahuan karena
disebabkan oleh keterbatasan kognitif, dibuktikan dengan data bahwa kepala
keluarga hanya berpendidikan SD, sehingga sulit untuk menerima informasi
kesehatan yang dibutuhkan, selain itu pada saat pengkajian klien sering bertanya
tentang penyakit maag.
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fisiologis dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan . Hasil
analisis perawat mengangkat diagnosa nyeri akut, karena pada hasil pengkajian An.L
mengeluh nyeri ketika haid dan saat maag kambuh dan belum tahu cara
penanganannya.
Hasil analisis perawat mengangkat diagnosa manajemen kesehatan keluarga tidak
efektif adalah karena pada saat pengkajian ditemukan Tn.C mengatakan tidak paham
tentang penyabab dan cara mengatasi maag, Tn. C juga mengatakan kesulitan
menjalankan perawatan maag di rumah. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
adalah pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga. Pada keluarga Tn.C
mengungkapkan tidak memahami masalah kesehatan yang diderita.
B. Implikasi Keperawatan
Implikasi Keperawatan dari laporan ini yaitu dapat memberikan asuhan
keperawatan keluarga anak usia remaja dengan masalah gastritis dengan intervensi
yang benar, dalam hal ini perawat berperan membantu keluarga untuk meningkatkan
derajat kesehatannya dengan melakukan proses asuhan keperawatan secara
menyeluruh.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Asuhan keperawatan ini mengenai keluarga yang sudah berada pada tahap
perkembangan dengan anak usia remaja, oleh karena itu perlu dilakukan dengan
adanya tambahan pengetahuan untuk anggota keluarga dengan anak usia remaja agar
bermanfaat bagi keluarga tersebut dan mengurangi angka kurangnya pengetahuan
pada anggota keluarga terebut mengenai penyakit yang sedang dialami salah satu
anggota keluarga mereka dan memberi tahu pengobatan atau pencegahanya.
B. Saran
Penulis tahu bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat laporan yang
lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., & Asrori, M. (2010). Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik. Edisi
ke-6. Jakarta: Media Grafika.
Allender, J. A., & Spredley, B. W. (2005). Community health nursing: promoting and
protecting the public’s health. 6th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.
Carpenito, L. J. (2000). Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi ke-8. Alih Bahasa
Ester M. Jakarta: EGC.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia