You are on page 1of 4

Antara Manfaat dan Bahaya Kapasitor

OLEH MAS BEJO · MEI 29, 2013

Antara Manfaat dan Bahaya Kapasitor

Dalam sistem tenaga listrik dikenal daya aktif dan daya reaktif. Daya aktif adalah daya yang harus
dibangkitkan di sisi pembangkit dan disalurkan melalui saluran transmisi dan distribusi menuju
konsumen, dan akhirnya dipakai untuk menjalankan peralatan industri dan komputer di banyak
bangunan modern. Satuan dari daya aktif biasanya adalah watt (W), kilowatt (kW), atau tenaga kuda
(HP). Sedangkan daya reaktif adalah suatu besaran yang menunjukkan adanya fluktuasi daya di
saluran transmisi dan distribusi akibat digunakannya peralatan listrik yang bersifat induktif (misal :
motor listrik, trafo, dan las listrik). Walaupun namanya adalah daya, daya reaktif ini tidak nyata dan
tidak bisa dimanfaatkan. Akan tetapi adanya daya reaktif menyebabkan aliran daya aktif tidak bisa
dilakukan secara efisien dan memerlukan peralatan listrik yang kapasitasnya lebih besar dari daya
aktif yang diperlukan. Satuan dari daya reaktif adalah VAR (volt-ampere-reaktif). Untuk
menunjukkan seberapa efisien daya aktif disalurkan, dalam teknik tenaga listrik dikenal suatu
besaran yang disebut faktor-daya. Nilai maksimum faktor-daya adalah satu dan nilai minimumnya
adalah nol. Semakin tinggi faktor-daya maka semakin efisien penyaluran dayanya. Artinya juga,
semakin kecil faktor-daya maka semakin besar daya reaktifnya.

Bagi konsumen kecil atau rumah tangga, keberadaan daya reaktif tidak terlalu menjadi masalah
karena PT. PLN tidak memperhitungkannya dalam penentuan tagihan listrik. Akan tetapi bagi
konsumen besar, pabrik atau bangunan modern, PT. PLN mensyaratkan faktor-daya harus lebih
dari 0,85. Jika nilai faktor-daya kurang dari nilai itu maka daya reaktif akan diukur dan
diperhitungkan dalam penentuan besarnya tagihan. PT. PLN melakukan ini karena aliran daya
reaktif yang besar menyebabkan peralatan milik PT. PLN tidak bisa bekerja secara efisien dan tidak
bisa digunakan secara maksimum.

Manfaat Kapasitor
Untuk mengatasi masalah rendahnya faktor-daya atau tingginya daya reaktif, banyak industri atau
bangunan modern memasang kapasitor. Kapasitor adalah peralatan listrik yang bisa menghasilkan
daya reaktif yang diperlukan oleh konsumen sehingga aliran daya reaktif di saluran bisa berkurang.
Dengan kata lain, kapasitor bermanfaat untuk menaikkan faktor-daya. Dengan memasang kapasitor,
konsumen besar bisa terhindar dari tambahan tagihan listrik karena daya reaktif yang berlebih.
Semakin mahalnya tarif listrik dan semakin tingginya keinginan untuk mengoperasikan peralatan
secara efisien, menyebabkan penggunaan kapasitor semakin banyak dan meluas. Idealnya,
kapasitor dipasang di dekat peralatan yang memerlukan daya reaktif sehingga tidak perlu terjadi
adanya aliran daya reaktif melalui kabel, trafo, atau peralatan lainnya.

Sayangnya, semua teori tersebut hanya berjalan dengan baik jika gelombang tegangan dan arus
listriknya mempunyai bentuk sinusoidal. Dengan semakin banyaknya banyaknya penggunaan
inverter untuk menaikkan efisiensi peralatan industri, penggunaan ballast elektronik untuk
meningkatkan efisiensi lampu, dan penggunaan penyearah untuk memasok komputer, data center,
dan bermacam peralatan IT maka bentuk gelombang tegangan dan arus berubah menjadi
nonsinusoidal. Seberapa jauh suatu gelombang menyimpang dari bentuk sinusoidal dinyatakan
dengan besarnya kandungan harmonisa. Arus harmonisa adalah arus listrik yang frekuensinya
kelipatan bulat dari frekuensi dasarnya (PT. PLN menggunakan frekuensi dasar 50 Hz). Artinya,
arus harmonisa mempunyai frekuensi yang lebih tinggi dibanding frekuensi dasar 50 Hz. Arus
harmonisa yang banyak muncul di bangunan modern mempunyai frekuensi 150, 250, dan 350 Hz.
Di banyak bangunan modern, kandungan arus harmonisa yang mengalir di jaringan listrik bisa
mencapai lebih dari 30%.

Bahaya Kapasitor
Berlawanan dengan trafo atau induktor, kapasitor mempunyai impedansi atau hambatan yang
rendah pada frekuensi yang tinggi. Karena arus listrik cenderung mengalir melalui melalui lintasan
yang hambatannya rendah maka arus harmonisa cenderung mengalir melalui kapasitor. Akibatnya,
kapasitor bisa mengalami arus lebih karena adanya harmonisa. Jika hambatan kapasitor
mempunyai nilai yang sama dengan hambatan jaringan sumber maka tercapailah suatu kondisi
yang disebut resonansi. Pada kondisi resonansi, hambatan total sistem menjadi nol. Kondisi ini mirip
dengan kondisi rangkaian pendek yang membahayakan kapasitor dan peralatan lainnya. Kondisi
inilah yang sering menyebabkan rusaknya kapasitor dan peralatan lainnya. Karena kapasitor
biasanya berisi minyak, kapasitor yang terbakar bisa memicu kebakaran yang lain. Kejadian inilah
yang sering memicu banyak kebakaran di industri dan bangunan modern.

Hubungan antara beban kapasitif, induktif dan


frequency resonansi

Untuk mengatasi masalah terbakarnya kapasitor karena adanya arus harmonisa, bermacam cara
sederhana bisa dilakukan. Cara pertama yang umum ditawarkan oleh banyak pabrik pembuat
kapasitor adalah dengan memasang induktor secara seri dengan kapasitor untuk mencegah
mengalirnya arus harmonisa melalui kapasitor. Cara ini cukup efektif tetapi menyebabkan biaya
pemasangan kapasitor menjadi mahal. Cara lain yang sering penulis lakukan untuk mengatasi
masalah ini adalah menjauhkan pemasangan kapasitor dari posisi beban yang diperkirakan banyak
menghasilkan harmonisa. Cara ini sering sekali bisa dilakukan tanpa banyak mengeluarkan biaya
tambahan.

Secara umum, pemasangan kapasitor tidak mengkhawatirkan jika (i) kapasitas peralatan elektronik
yang diperkirakan menghasilkan harmonisa tidak lebih dari 30% kapasitas sumber, dan (ii) besar
kapasitor yang dipasang tidak lebih dari 50% kapasitas sumber. Jika penggunaan peralatan
elektronik sangat banyak dan kapasitor yang akan dipasang besar maka suatu studi khusus tentang
kemungkinan terjadinya resonansi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Di
banyak bangunan modern yang penggunaan peralatan elektroniknya sangat banyak, peluang
terjadinya resonansi sangat tinggi sehingga studi semacam ini menjadi sangat sering diperlukan.
Dengan melakukan studi ini diharapkan kebakaran yang menyebabkan kerugian ratusan milyar
rupiah bisa dicegah.

You might also like