You are on page 1of 31

MAKALAH

TEORI PERTUMBUHAN WILAYAH 1

Dosen Pengampu : Rima Hartati, SE., ME

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

Depi Tamara 203010301008


Fredi Alberto 203020301051
Novia Fransiska 203020301049
Sapna Rahayu 203030301142
Selfi Anggriani Saputri 203010301030
Reki Pradita Manalu 203020301117
Yelin Triani 203010301009

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kelancaran kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Pada
pembahasan ini kami akan menyampaikan materi tentang Ekonomi Regional mengenai teori
pertumbuhan wilayah, sebelumnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah ini pada mata kuliah Ekonomi Regional dan tak
lupa pula kami ucapkan terimakasih.
Makalah ini menjelaskan tentang bagai mana perbedaan pengertian antara
pertumbuhan regional development dan perbedaan konsep dari (space) yang merupakan
beberapa materi yang akan dipelajari pada mata kuliah Ekonomi Regional.
Jika ada kesalahan dalam prosesnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya karena
sumber yang kami miliki sangat minin, oleh sebab itu kami mohon maaf bagi para audiens
dan pembaca khususnya. Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat kepada para
pembacanya. yang sifatnya membangun.

Kelompok 6
Rabu, 9 Febuari 2022

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................ 5
1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 6
2.1. Perbedaan Pengertian Antara Pertumbuhan Regional dan Developedment................ 8
2.2. Perbedaan Konsep Dari Ruang (spaca)...................................................................... 12
2.3. Teori Mengenai Tahapan Dari Developmet Dan Disparitas...................................... 16
2.4. Tahapan Dari Developmet Dan Disparitas................................................................. 17
2.5. Struktur Industry Dan Pertumbuhan Regional........................................................... 20
2.6. Pendekatan Centrality Dan Peripherality.................................................................... 24
2.7. Permintaan Dan Pertumbuhan Regional..................................................................... 28
2.8. Hubungan Inter Regional Aspek accounting Dan Makro Ekonomi .......................... 29

BAB III PENUTUP............................................................................................................ 30


3.1. Kesimpulan.................................................................................................................. 30
3.2. Saran............................................................................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 31

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Wilayah merupakan suatu area yang mempunyai arti (meaningful), karena
adanya masalah- masalah yang ada di dalamnya, khususnya masalah yang
menyangkut sosial ekonomi (wilayah bukan sekedar areal dengan batasbatas
tertentu). Menurut Murty, merupakan suatu area geografis, teritorial atau tempat
yang dapat berwujud suatu negara, bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan dan
perdesaan yang memiliki satu kesatuan ekonomi, politik sosial, administrasi, iklim
hingga geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian

Perkembangan ekonomi suatu daerah tidak terlepas dari daerah di sekitarnya,


wilayah sebagai subsistem spasial dalam lingkup yang lebih luas. Sebuah
kabupaten atau kota yang bersangkutan, juga perlu memperhatikan paling tidak
bagaimana perkembangan daerah di sekitarnya (interregional planning) (Sumarmi
dan Amirudin.2014). Perkembangan ekonomi (development) berawal pada suatu
lingkungan sosial, politik dan teknologi yang menunjang kreativitas para
wiraswasta. Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan kapasitas produksi
dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan barang ekonomi
kepada penduduknya (Kuznet). Menurut Kuncoro (2004). Ekonom klasik
mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi yaitu 1). Jumlah penduduk, 2) jumlah stok barang dan
modal, 3) luas tanah dan kekayaan alam, 4) tingkat teknologi yang digunakan.
Menurut Boediono (dalam Pambudi 2013) pertumbuhan ekonomi merupakan
proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Istilah pertumbuhan,
perkembangan dan pembangunan sering digunakan secara bergantian, tetapi
mempunyai magsud yang sama, terutama dalam pembicaraan-pembicaraan
mengenai masalah ekonomi. Dikatakan ada 2 “pertumbuhan ekonomi” apabila
terdapat banyak output, dan ada “perkembangan “ atau “pembangunan” ekonomi
kalau tidak hanya terdapat lebih banyak output yang lebih banyak itu.
pertumbuhan dapat meliputi input lebih banyak dan efisien, yaitu adanya kenaikan
output per satuan input; dengan kata lain, dengan satuan input tertentu dapat
menghasilkan output yang lebih baik. (Irawan dan Suparmoko, 2008). Menurut

iv
Schumter (dalam Boediono,1992), berpendapat bahwa sumber kemajuan ekonomi
yang lebih penting adalah perkembangan ekonomi ini. Karena sumber
perkembangan ekonomi adalah inovasi, maka proses perkembangan ekonomi ini
tidak besifat reguler, tetapi bersifat random. Dari waktu ke waktu timbul “letusan”
inovasi yang meningkatkan output secara kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan ekonomi pada dasarnya adalah sama-sama
mempunyai tujuan meningkatkan output pada masyarakat, dengan proses
penambahan faktor produksi untuk pertumbuhan ekonomi dan pemanfaatan
inovasi untuk perkembangan ekonomi, sehingga pengukuran hasilnya dapat
menggunakan metode yang sama.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang makalah ini, permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Antara Pertumbuhan Regional dan Developedment ?
2. Apa Perbedaan Konsep Dari Ruang (spaca) ?
3. Apa Teori Mengenai Tahapan Dari Developmet Dan Disparitas ?
4. Apa Tahapan Dari Developmet Dan Disparitas ?
5. Apa Struktur Industry Dan Pertumbuhan Regional ?
6. Apa Pendekatan Centrality Dan Peripherality ?
7. Apa Permintaan Dan Pertumbuhan Regional ?
8. Apa Hubungan Inter Regional Aspek accounting Dan Makro Ekonomi ?

1.3. Tujuan Penulisan


Agar para pembaca dapat lebih mengerti dan memahami

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan Pengertian Antara Pertumbuhan Regional dan Developedment

Pengertian Pembangunan(Development) dan Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan terjadinya kenaikan pada Produk Domestik Bruto (PDB),
tanpa memperkirakan apakah berdampak pada pertumbuhan atau pertambahan jumlah
penduduk. Sedangkan Pembangunan(development) ekonomi merupakan sebuah proses
multidimensional terhadap perubahan sosial.

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan
perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan
bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan produk nasional bruto (PNB, GNP) riil di
negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan
pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya

pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan


dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan
pembangunan(development) ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input
pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

1. Beberapa ciri-ciri yang dari pertumbuhan ekonomi yang membedakannya dengan


Development

vi
a. Economic growth atau pertumbuhan ekonomi yaitu suatu kondisi dimana
kegiatan atau aktivitas perekonomian yang menyebabkan meningkat dan
bertambahnya barang atau jasa yang diproduksi oleh masyarakat.
b. Pertumbuhan ekonomi ditandai dengan adanya kenaikan output perkapita,
dan dalam waktu jangka panjang.
c. Pertumbuhan ekonomi yaitu sebuah proses dan bukan tentang gambaran
keadaan ekonomi dalam waktu tertentu.
d. Dalam Pertumbuhan Ekonomi ada 2 sisi yang harus jadi perhatian yaitu
output total (GNP) dan sisi kedua adalah jumlah pendudukan.
e. Pertumbuhan ekonomi merupakan satu indikator adanya keberhasilan
pembangunan.

2. Sedangkan Development ekonomi

Pembangunan ekonomi selalu diidentifikasi dengan peningkatan perkapita masyarakat,


hal tersebut juga disebut dengan perubahan mendasar atau perubahan fundamental.

a. Economic of Development) yaitu upaya peningkatan taraf hidup keadaan suatu


bangsa berdasarkan pendapatan per kapita yang riil.
b. Pembangunan ekonomi merupakan sebuah proses atau keadaan dimana terjadinya
transisi dari yang sederhana menuju ke tingkat yang lebih maju (advance) .
c. Buat pembangunan ekonomi perubahan yang tampak yaitu proses multidimensional
dimana harus melingkupi sikap masyarakat, struktur sosial, bahkan institusi nasional.
d. Pembangunan ekonomi menstimulasi atau merangsang peningkatan pendapatan
nasional dan pendapatan perkapita sebagai bentuk pertumbuhan ekonomi.
e. Pembangunan ekonomi selalu prosesnya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

A. Pembedaan Ilmu ekonomi Regional dan Ilmu ekonomi Development


Ilmu ekonomi regional dan ilmu ekonomi pembangunan memiliki sasaran yang sama,
yaitu mencari langkah-langkah yang perlu ditempuh untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat. Akan tetapi, keduanya berbeda terutama karena luas
cakupannya yang berbeda. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, dibawah
ini diberi pembedaannya:

vii
a) Ilmu ekonomi pembangunan kurang membicarakan perbedaan/hubungan
antarbagian wilayah sedangkan ekonomi regional mengutamakan
membicarakan perbedaan/hubungan antarbagian wilayah
b) .Objek ekonomi pembangunan, mencakup seluruh wilayah dari suatu negara,
sedangkan ekonomi regional bisa hanya membicarakan bagian tertentu saja
dari wilayah satu negara. Jadi, ruang gerak ilmu ekonomi pembangunan
dibatai oleh wilayah satu negara sedangkan objek ilmu ekonomi regional bisa
lebih kecil dari wilayah satu negara, tetapi bisa lebih besar berupa wilayah dari
beberapa Negara sekaligus, yaitu apabila keseluruhan negara dianggap satu
kesatuan wilayah analisis.
c) .Ekonomi pembangunan membahas hal-hal, seperti moneter,
fiskal/perpajakan, impor dan ekspor, tahap-tahap pertumbuhan, dan berbagai
kebijakan makro lainnya. Ilmu ekonomi regional membahas hal-hal, seperti
pengaruh pengembangan satu daerah kota terhadap daerah belakangnya atau
kota lainnya, arah perpindahan modal dan tenaga kerja serta faktor-faktor
penyebabnya, arus barang dan uang dalam suatu wilayah, dan lain-lain yang
bersifat local tetapi lebih rinci dinandingkan dengan ekonomi pembangunan.
Sebagai akibat ruang lingkupnya yang lebih local mala ekonomi regional lebih
bersifat policy oriented.
d) Banyak model analisis dalam ekonomi pembangunan dengan sedikit
modifikasi dapat diterapkan dalam ekonomi regional, misalnya teori Harrod-
Domar, teori ekonomi klasik, analisis input-output, perhitungan GNP, dan
lain-lain. Sedangkan banyak model analisis yang spesifik ekonomi regional
tidak dapat diterapkan untuk ilmu ekonomi pembangunan pembangunan.
e) Ekonomi pembangunan banyak berisikan teori-teori murni (positive science)
sedangkan ekonomi regional banyak berisikan rumus-rumus aplikasi
(normative science). Hal ini tidak mengherankan karena ekonomi regional
sendri berkembang dari kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan di
daerah-daerah.

2.2. Perbedaan Konsep Dari Ruang (spaca)


Secara umum ruang dapat diartikan dengan tempat berdimensi 3 tanpa konotasi yang tegas
dan lokasinya yang dapat menampung atau ditujukan untuk menampung benda apa saja
(Tarigan, 2003:98). Ruang juga dapat diartikan sebagai wadah yang meliputi ruang daratan,

viii
lautan dan udara, termasuk di dalamnya lahan, air, udara dan benda serta sumber daya
lainnya, sebagai suatu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan
melakukan kegiatannya dan memelihara kelangsungan hidup (Adisasmita, 2005:84). Dengan
demikian, ruang (space) biasa menyangkut aja saja yang membutuhkan tempat sehingga perlu
ada batasan tentang ruang (space) yang dimaksud.
Menurut Hanafiah (1982), unsur-unsur ruang yang terpenting adalah jarak, lokasi, bentuk dan
ukuran (skala). Unsur-unsur tersebut secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang
disebut wilayah (region). Untuk menerapkan unsur ruang (space) tersebut, ilmu ekonomi
regional menggunakan konsep wilayah (region) yang dapat diformulasikan sesuai dengan
kebutuhan analisis. Wilayah (region) dapat dilihat sebagai suatu ruang dalam permukaan
bumi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa wilayah (region) adalah cara yang sistematis
dalam menampilkan unsur “tempat” ke dalam analisis yang ditentukan secara khusus sesuai
dengan sifat dan struktur teori yang menggunakannya. Ini berarti bahwa pengertian wilayah
(region) dapat berbeda-beda, tergantung dari jenis teori yang menggunakannya.

Pendefinisian suatu wilayah (region) bukanlah suatu hal yang mudah bahkan dapat dikatakan
sangat sulit. Menurut Glasson (1977) ada dua cara pandang yang berbeda tentang wilayah.
Pertama, cara pandang subjektif tentang wilayah adalah alat untuk mengidentifikasi suatu
lokasi yang didasarkan atas kriteria tertentu dan tujuan tertentu. Dengan demikian, banyaknya
wilayah tergantung kepada kriteria yang digunakan. Wilayah dalam konteks ini hanyalah
suatu model agar kita dapat membedakan lokasi yang satu dari lokasi yang lainnya. Kedua,
cara pandang objektif tentang wilayah, menyatakan wilayah itu benar-benar ada dan dapat
dibedakan dari ciri-ciri/gejala alam di setiap wilayah. Wilayah bisa dibedakan berdasarkan
musim atau temperatur yang dimilikinya atau berdasarkan konfigurasi lahan, jenis tumbuh-
tumbuhan, kepadatan penduduk atau gabungan dari lokasi lainnya. Dengan menggunakan
pandangan objektif ,membuat jenis analisis atas ruang menjadi terbatas.

Dalam rangka kepentingan analisis ekonomi regional maka pandangan subjektif lebih sering
digunakan karena dapat disesuaikan dengan tujuan analisis, seperti pendefinisian wilayah
berdasarkan kesatuan daerah ekonomi, daerah administratif maupun berdasarkan kesatuan
yang bersifat historis. Namun pendefinisian suatu wilayah bukanlah hal yang mudah, bahkan
sampai saat ini pendefinisian wilayah tersebut masih belum memuaskan.

Glasson (1977) membedakan wilayah berdasarkan kondisinya atau berdasarkan fungsinya.


Berdasarkan kondisinya, wilayah dapat dikelompokkan atas keseragaman isinya

ix
(homogeneity), misalnya wilayah perkebunan, wilayah peternakan, wilayah industri dan lain-
lain. Berdasarkan

fungsinya, wilayah dapat dibedakan, misalnya kota dengan wilayah belakangnya, lokasi
produksi dengan wilayah pemasarannya, dan lain-lain. Menurut Haggett (1977) ada tiga jenis
wilayah, yaitu wilayah homogen (homogenous regions), wilayah nodal (nodal regions) dan
wilayah perencanaan (planning or program regions).

Menurut Hanafiah (1982) wilayah dapat pula dibedakan atas konsep absolut dan konsep
relatif. Konsep absolut didasarkan pada keadaan fisik, sedangkan relatif selain
memperhatikan faktor fisik juga sekaligus memperhatikan fungsi sosial ekonomi dari ruang
tersebut. Menurut Tarigan (2003:102) definisi wilayah adalah suatu kesatuan ruang secara
geografis yang mempunyai tempat tertentu tanpa terlalu memperhatikan soal batas dan
kondisinya. Budiharsono (2001:14) mendefinisikan wilayah sebagai suatu unit geografi yang
dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal. Wilayah juga
dapat diartikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan
atau fungsional (Adisasmita, 2005:86).

Walaupun tidak ada definisi yang pasti, namun dalam analisis ekonomi regional beberapa
konsep wilayah (region) yang lazim digunakan, yaitu sebagai berikut. (Sjarizal, 1985:326 &
Budiharsono, 2001:14 – 16)

1. Wilayah Homogen (Homogeneous Region) yang didefinisikan atas

kesamaan karakteristik (ciri) beberapa daerah. Sifat dan ciri-ciri kehomogenan itu, misalnya
dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen,
daerah dengan tingkat pendapatan rendah/miskin, dan lain-lain), geografi (seperti wilayah
yang memiliki kesamaan iklim atau topografi), agama, suku dan lainnya. Richardson (1975)
dan Hoover (1977) mengemukakan bahwa wilayah homogen dibatasi berdasarkan
keseragamannya secara internal (internal uniform). Secara teori ekonomi, keserupaan dalam
tingkat pendapatan per kapita merupakan kriteria yang lazim dipakai untuk menentukan
kehomogenan suatu wilayah (interregional macro economics) (Adisasmita, 2005:90). Contoh
wilayah homogen adalah pantai utara Jawa Barat (Indramayu, Subang, dan Karawang),
merupakan wilayah homogen dari segi produksi padi.

x
2. Wilayah Nodal (Nodal/Polarized Region) adalah wilayah yang secara fungsional
mempunyai keterkaitan dan ketergantungan antara pusat (inti)dan daerah belakangnya
(hinterland). Tingkat keterkaitan tersebut biasanya diukur berdasarkan arus lalu lintas barang,
penduduk, modal, dan transportasi.

Menurut Glasson (1977), wilayah nodal ini secara geografis memperlihatkan suatu koherensi
fungsional tertentu, suatu interdependensi dari bagian-bagian, apabila didefinisikan
berdasarkan kriteria tertentu, seperti kota dan desa, yang secara fungsional saling berkaitan.
Menurut Sukirno (1976) pengertian wilayah nodal merupakan paling ideal digunakan dalam
analisis mengenai ekonomi wilayah, dengan mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi
ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi.

Batas wilayah nodal ditentukan sejauh mana pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi bila
digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lainnya. Hoover (1977) mengatakan
bahwa struktur dari wilayah nodal dapat digambarkan sebagai sel hidup atau atom, di mana
terdapat inti dan plasma (periferi) yang saling melengkapi. Pada struktur yang demikian,
integrasi fungsional akan lebih merupakan dasar hubungan keterkaitan atas dasar kepentingan
masyarakat di dalam wilayah tersebut. Dalam wilayah nodal pertukaran barang dan jasa
secara intern di dalam wilayah tersebut merupakan suatu hal yang mutlak harus ada. Biasanya
daerah belakang akan menjual barang- barang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja
kepada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual ke daerah belakang dalam bentuk
barang jadi. Contoh wilayah nodal adalah DKI Jakarta dan Botabek (Bogor, Tangerang, dan
Bekasi), di mana Jakarta yang merupakan inti dan Botabek sebagai daerah belakangnya.

3. Wilayah Administratif adalah wilayah yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan


kepentingan administratif pemerintahan atau politik, seperti propinsi, kabupaten, kecamatan,
desa/kelurahan dan RT/RW. Sukirno (1976) menyatakan bahwa di dalam praktik, apabila
membahas mengenai pembangunan wilayah maka pengertian wilayah administratif
merupakan pengertian yang paling banyak digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh 2 faktor.
(a) Dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan
tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintah. Dengan demikian, lebih praktis apabila
pembangunan wilayah didasarkan satuan wilayah administratif yangtelah ada. (b) Wilayah
yang batasnya ditentukan berdasarkan atas satuan administratif pemerintahan lebih mudah
dianalisis karena sejak lama pengumpulan data di berbagai bagian wilayah berdasarkan pada
satuan wilayah administrasi tersebut.

xi
4. Wilayah Perencanaan (Planning Region). Menurut Boudeville (dalam Glasson, 1977)
adalah wilayah perencanaan (planning region atau programming region) sebagai wilayah
yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah
perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya
perubahan-perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatan kerja namun
cukup kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya dapat dipandang
sebagai suatu kesatuan. Klaassen (dalam Glasson, 1978) ciri-ciri dari wilayah perencanaan
adalah berikut ini.

a. Cukup besar untuk mengambil keputusan-keputusan investasi yang berskala ekonomi.

b. Mampu mengubah industrinya sendiri dengan tenaga kerja yang ada.

c. Mempunyai struktur ekonomi yang homogen.

d. Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth

point).

e. Menggunakan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan.

f. Masyarakat dalam wilayah itu mempunyai kesadaran bersama

terhadap persoalan-persoalannya.

2.3. Teori Mengenai Tahapan Dari Developmet Dan Disparitas


1. Teori mengenai tahapan development
Alat ukur pembangunan perekonomian dapat dilihat dari tingkat produksi, tingkat pendapatan
dan tingkat konsumsi secara agreratif, proses pembangunan harus dapat membawa setipa
individu untuk merasakan happiness atas segala aktivitasnya yang mendorong pada kemajuan
bangsa. Pembangunan harus dipahami secara multidimensional yang melibatkan beberapa
aspek sekaligus melalui perencanaan yang matang dalam sistem perekonomian negara.

2. Teori Tahap-Tahap LinierPara ekonom pada tahun 1950-an hingga 1960-an memandang

proses pembangunan sebagai tahapan pertumbuhan ekonomi yang saling berkaitan antar satu
tahap ke tahap yang selanjutnya. Pembangunan diidentikan dengan pertumbuhan ekonomi
agregat secara cepat.

xii
Selain itu, dalam teori ini juga menjelaskan peranan pemerintah dalam perekonomian
walaupun konsep konsep neoklasik seperti pasar bebas, otonomi sektor swasta tetap berjalan

secara normal.

3. Tahap-tahap pertumbuhan Rostow

politik perang dingin yang berkobar pada tahun 1950-an dan 1060-an yang memicu
persaingan sengit di kalangan negara-negara besar untuk mencari pengikut setia dikalangan
Negara-negara yang baru saja merdeka, maka muncullah model-model pertumbuhan ekonomi
bertahap (stages-of-growth model of development). Rostow membagi proses perkembangan
ekonomi suatu Negara menjadi lima tahap;

 perekonomian tradisional, dengan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah dan


perekonomian yang stagnan
 prakondisi tinggal landas, dimana kondisi pertumbuhan dipersiapkan
 tinggal landas, permulaan bagi adanya pertumbuhan perekonomian secara
berkelanjutan (4) menuju kedewasaan, tahap meuju kematangan perekonomian dan
 konsumsi massa tinggi, tahapan produksi, pendapatan dan konsumsi tingkat tinggi.

4. Model pertumbuhan Harrod-Domar

Sebuah model yang menunjukan hubungan fungsional secara ekonomis antara variable-
variable perekonomian, pada intinya tingkat pertumbuhan GNP (g) pada suatu negara
dipengaruhi oleh tingkat tabungan nasional (s) dan sebaliknya akan menentukan rasio modal-
output (k), sehingga persamaannya adala g = s/k. Agar pembangunan perekonomian bisa
tumbuh dengan pesat, maka alokasi GNP yang dipergunakan untuk menabung dan
menginvestasikan harus sebanyak mungkin. Semakin banyak ditabung dan di investasikan
maka semakin cepat tingkat pertumbuhannya. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan maksimal
yang dapat dijangkau pada setiap tingkat tabungan dan investasi  amat tergantung kepada
tingkat produktivitas investasi tersebut.

5. Model Perubahan Struktural

Sebuah mekanisme yang memungkinkan Negara – Negara terbelakang untuk


mentransformasikan struktur perekonomiannya dari pola pertanian subsisten tradisional
menuju ke perekonomian yang lebih modern, lebih berorientasi pada kehidupan kota, lebih
bervariasi, memiliki sector industri manufaktur dan jasa yang tangguh. Model perubahan

xiii
structural tersebut dalam analisisnya menggunakan perangkat-perangkat neoklasik berupa
konsep-konsep harga dan alokasi sumber daya, serta metode-metode ekonometri untuk
menjelaskan terjadinya proses transformasi.

6. Teori Pembangunan Lewis

Menurut model ini, perekonomian pada Negara yang terbelakang terdiri dari dua sector,
yakni

 sector tradisional, yaitu sector pedesaan subsisten yang kelebihan penduduk dan
ditandai dengan produktivitas marjinal tenaga kerja sama dengan nol- merupakan
situasi yang memungkinkan lewis untuk mendifinisikan kondisi surplus tenaga kerja
yang ditarik dari sector pertanian dan sector itu tidak akan kehilangan outputnya
sedikitpun.
 sector industry perkotaan , modern ang tingkat produktivitasnya tinggi dan menjadi
tempat penampungan tenaga kerja yang ditransfer sedikit demi sedikit dari sector
sebstensi .

Revolusi Ketergantungan Internasional

Model ketergantungan internasional memandang Negara-negara yang berkembang sebagai


korban kekuatan factor kelembagaan, politik, ekonomi, baik yang bersekala domestic
maupun internasional. Mereka semua telah terjebak galam ketergantungan dan dominasi
Negara-negara kaya.

Model Ketergantungan Neokolonial

Model yang dalil utamanya adalah keterbelakangan perekonomian pada negara berekembang
merupakan akibat dari adanya kebijakan politik, sosial, ekonomi hingga budaya eksploitatif
yang dimainkan oleh negara-negara maju.

Model Paradigma Palsu

Bahwa negara berkembang gagal mencapai kemajuan yang cukup pesat akibat penerapan
strategi pembangunan yang keliru tidak sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat untuk
mencapai happiness (tidak sesuai dengan potensi, dan biasanya disarankan dari pakar
ekonomi barat). Model pembangunan yang lebih menekankan pada akumulasi kapital tanpa
memberikan perhatian pada perluasan aspek sosial, lingkungan dan kelembagaan.

Tesis Pembangunan Dualisme

xiv
Dualisme (dualism) adalah sebuah konsep yang dibahas secara luas dalam ilmu ekonomi
pembangunan. Konsep ini menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian lama terus
melebar antara negara-negara kaya dan miskin, serta diantara orang-orang kaya dan miskin
pada berbagai tingkat disetiap Negara. Konsep dualism ini terdapat 4 elemen kunci sebagai
berikut :

Disetiap tempat dan konteks, selalu ada sejumlah elemen superior dan elemen inferior

Koeksistensi tersebut bukanlah suatu hal yang bersifat sementara atau transisional, melainkan
sesuatu yang bersifat baku, permanen atau kronis.

Kadar superiorritas serta inferioritas dari masing-masing elemen tersebut bukan hanya tidak
menunjukkan tanda-tanda akan berkurang, melainkan  cenderung meningkat.

Hubungan saling keterkaitan antara elemen-elemen yang superior dengan elemen-elemen


lainnya yang inferior tersebut terbentuk dan berlangsung sedemikian rupa, sehingga
keberadaan elemen-elemen superior sangat sedikit atau sms sekali tidak membawa manfaat
untuk meningkatkan kedudukan elemen-elemen inferior.

Teori pembangunan Neo Klasik

Argument pasar bebas neoklasik adalah keyakinan bahwasanya liberalisasi (pembukaan)


pasar-pasar nasional akan merangsang investasi, baik itu investasi domestic maupun luar
negri. Model pertumbuhan neoklasik solow merupakan pilar yang sangat mewarnai teori
pertumbuhan neoklasik. Pada intinyamodel ini merupakan pengembangan dari formulasi
Harrod-Domar, dengan menambahkan factor kedua, yakni tenaga kerja serta
memperkenalkan variable independen. Ketiga yakni teknologi, ke dalam persamaan
pertumbuhan. Menurut teori pertumbuhan neoklasik tradisional (“Lama”), pertumbuhan
output itu selalu bersumber dari satu atau lebih dari tiga factor: kenaikan kuantitas dan
kualitas tenaga kerja, penambahan modal, serta penyempurnaan teknologi.

Teori Pembangunan yang baru

Merupakan pengembangan dan modifikasi dari teori petumbuhan tradisional yang khusus
untuk dirancang untuk menjelaskan kenapa equilibrium pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang bisa positif dan bervariasi di berbagai negara dan mengapa pula arus modal
cenderung mengalir dari negara-negara miskin ke Negara-negara maju meskipun rasio
modal-tenaga kerja masih rendah.

xv
Dalam teori modern ini,faktor-faktor produksi yang krusial tidak hanya banyaknya tenaga
kerja dan modal,tetapi juga kualitas SDM dan kemajuan teknologi (yang terkandung di dalam
barang modal atau mesin), energi, kewirausahaan, bahan baku,dan material. Bahkan,dalam
era globalisasi dan perdagangan bebas dunia saat ini,kualitas SDM dan teknologi merupakan
dua faktor dalam satu paket yang menjadi penentu utama keberhasilan suatu bangsa dan
negara. Selain itu, faktor-faktor lain yang oleh teori modern juga dianggap sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah ketersedian dan kondisi infrastruktur,
hukum, serta peraturan ,stabilias poitik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar
internasional.(RAB)

2.4. Tahapan Dari Developmet Dan Disparitas


A. Tahapan dari development
1. Penciptaan Ide
Menciptakan ide atas suatu produk baru adalah tahap pertama yang harus ada dalam
pengembangan produk baru. Dalam proses penciptaan ide baru ini, pihak perusahaan harus
mampu mengikuti berbagai upaya sistematika dalam menciptakan produk baru. Umumnya,
akan ada banyak sekali ide produk dalam proses penciptaan ide ini. tapi, tentu saja semua ide
tersebut harus bisa dilanjutkan ke dalam tahapan selanjutnya, sehingga akan ada banyak
sekali ide baru yang terseleksi pasca melewati beragam syarat kelayakan dalam suatu ide
produk.
2. Penyaringan Ide
Tahapan lain yang harus dilakukan pasca mendapatkan ide baru adalah melakukan
penyaringan terkait seluruh ide produk yang di dapatkan. Penyaringan ini dilakukan agar bisa
mendapatkan ide produk yang benar-benar layak agar bisa diproses ke tahap selanjutnya,
mengurangi biaya pembuatan produk, meminimalisir risiko gagal, serta untuk memilih ide
produk yang dinilai sempurna dan bisa diproduksi oleh perusahaan saja.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Setelah menemukan ide produk dan penyaringan ide, maka hal lain yang harus dilakukan
adalah mengembangkan konsep dan menguji konsep produk baru. Dalam hal ini, konsep
merupakan hasil dari upaya pengembangan atas berbagai ide yang sudah diseleksi, yang
mana konsep produk tersebut harus bisa dinyatakan dalam bahasa sehari-hari, sehingga bisa
lebih dimengerti oleh target market dalam suatu segmen tertentu.
4. Pengembangan Strategi Pemasaran
Setelah sudah menemukan atau sudah memilih produk baru, maka tahap selanjutnya adalah
menyusun dan juga mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang
harus dikembangkan akan dimulai dari strategi awal, yakni meluncurkan produk baru ke

xvi
pasar, sampai produk tersebut bisa diterima oleh pasar mulai menampilkan
perkembangannya.
5. Analisis Bisnis
Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan jika sudah memutuskan konsep produk dan juga
strategi pemasaran adalah melakukan evaluasi terkait daya tarik bisnis pada produk baru yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Dalam tahapan ini, nantinya diperlukan peninjauan ulang
terkait proyeksi penjualan, biaya dan juga keuntungan penjualan dari produk baru tersebut,
tujuannya adalah agar bisa mengetahui apakah seluruh faktor tersebut mampu memenuhi
tujuan utama perusahaan.
6. Pengembangan Produk
Dalam tahapan ini, produk yang sedang dikembangkan tersebut umumnya belum produk
yang sebenarnya, tapi hanya berupa suatu konsep produk dalam rangkaian kata, video
animasi, gambar, atau suatu prototype produk. Bila sudah melewati tahap analisa bisnis,
maka nantinya akan dilanjutkan dengan pengembangan pada produk yang sesungguhnya.
Nantinya, konsumen sendirilah yang akan melakukan evaluasi terkait produk pra-rilis atau
produk prototipe tersebut, karena pengalaman mereka akan sangat berguna dan bermanfaat
dalam tahap pengembangan produk.
7. Uji Pemasaran
Sebelum suatu produk benar-benar diluncurkan ke pasar yang diiringi dengan strategi
pemasarannya, maka sebelumnya harus dilakukan uji pemasaran pada pasar yang
sesungguhnya, namun dalam skala kecil saja. Dengan begitu, maka perusahaan dan pihak
pemasar akan bisa mendapatkan gambaran dan juga pengalaman terkait pemasaran produk
tersebut, sebelumnya nantinya benar-benar dijual dalam skala yang lebih luas, yang mana hal
tersebut akan memerlukan biaya pemasaran yang sangat banyak.
8. Komersialisasi
Tes pemasaran yang dihasilkan seharusnya sudah mampu memberikan gambaran terkait
prospek pada produk baru tersebut. Berdasarkan hasil dari tes pemasaran tersebut, nantinya
pihak manajemen perusahaan bisa memutuskan apakah produk baru tersebut bisa
diluncurkan, ditunda, atau bahkan membatalkannya.
B. Disparitas
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi
di suatu daerah. Masalah disparitas ekonomi adalah suatu ukuran atas pendapatan yang
diterima oleh setiap masyarakat. Salah satu cara dalam meningkatkan distribusi pendapatan
adalah dengan adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi.
Teori ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antar daerah tidak hanya
dapat diserahkan pada kekuatan pasar (market mechanism), tetapi perlu adanya campur
tangan pemerintah dalam bentuk program - program pembangunan regional terutama untuk
daerah – daerah yang relatif masih terbelakang.

xvii
2.5. Struktur Industry Dan Pertumbuhan Regional

Ekonomi Industri – Pengertian, Macam, Konsep Dan Ruang Lingkup – Untuk pembahasan
kali ini kami akan mengulas mengenai ruang lingkup ekonomi industri yang dimana dalam
hal ini meliputi pengertian, struktur, perilaku dan kinerja, nah agar lebih memahami dan di
mengerti simak ulasannya dibawah ini.
Pengertian Ekonomi Industri

Menurut KKBI, Industri adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan
menggunakan sarana dan peralatan.

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, INDUSTRI adalah kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi
menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri.

Ilmu ekonomi industri, dikenal juga dengan nama “Industrial Orgnization” atau lengkapnya
“Economics of Industrial Organization” merupakan salah satu cabang ilmu ekonomi yg
mempunyai pokok bahasan tentang perilaku (behavior / conduct) firm dalam suatu industri
serta dampaknya terhadap industri & konsumen (performance).

Ekonomi industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi. Ilmu ini membantu
menjelaskan mengapa pasar perlu diorganisir dan bagaimana pengorganisasiannya
mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan
perusahaan yang lebih menekankan pada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur pasar, perilaku dan kinerja pasar (Jaya, 2001). Koch (1980) mendefinisikan ekonomi
industri sebagai studi teoritik dan empirik tentang bagaimana struktur pasar dan tingkah laku
penjual-pembeli mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan ekonomi.

Ruang Lingkup Industri

Sempit : kumpulan perusahaan yg menghasilkan produk sejenis (atau bersifat substitusi)


dimana terdapat kesamaan bahan baku yg digunakan, proses, bentuk produk akhir, dan
konsumen akhir.

Luas : kumpulan perusahaan yg memproduksi barang dan jasa dg elastisitas silang (cross
elasticities of demand) yg positif dan tinggi. Ekonomika industri merupakan cabang ilmu

xviii
ekonomi yg menjelaskan mengapa pasar diorganisasi dan bagaimana pengorganisasiannya
mempengaruhi cara kerja industri.

Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yg secara relatif lebih menekankan
pada studi empiris faktor-faktor yg mempengaruhi struktur, perilaku dan kinerja pasar.

Ekonom Industri:

1. Pokok bahasan: tingkah laku perusahaan-perusahaan yg ada di dalam suatu industri.


2. Dipelajari: langkah-langkah yg akan dilakukan oleh perusahaan terhadap para
pesaingnya dan terhadap para konsumennya: harga, promosi atau periklanan, serta
penelitian dan pengembangan (R&D).
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur pasar dan perilaku perusahaan dalam
penentuan kinerja perusahaan
Perbedaan dengan teori ekonomi mikro:
4. Fokus analisis ekonomi mikro pada umumnya membahas struktur pasar yg sederhana
—persaingan dan monopoli. Sedangkan ekonomi industri membahas aplikasi-aplikasi
penting dari pasar oligopoli
5. Secara fundamental, ekonomi industri sangat konsen dengan permasalahan kebijakan
pemerintah terhadap dunia bisnis (antimonopoli, regulasi, perijinan, kepemilikan
publik atau negara).

 Analisa ekonomi industri: Stucture-conduct-performance School danChicago School.


 Stucture-conduct-performance School berargumen:

Monopoli adalah suatu fitur dari kebanyakan pasar:

1. halangan paling serius untuk berfungsinya pasar secara efektif adalah perilaku
strategis oleh beberapa perusahaan untuk mencegah perusahaan lain untuk bersaing.
2. tujuannya: perusahaan dapat mencapai dan memelihara kekuatan untuk
mengendalikan harga dari produk-produk mereka.
3. Implikasinya: pemerintah harus menerapkan satu kebijakan kompetisi untuk
membatasi perilaku strategis.

Definisi ekonomi industri dari segi mikro

xix
Yaitu kumpulan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang yang homogen
dan substitusi yang erat (Hasibuan).

Definisi ekonomi industri dari segi makro

Yaitu pembentukan pendapatan dan dapat menambah nilai tambah yang lebih besar. Didalam
ekonomi industri, terdapat beberapa variabel yang ada didalam perusahaan-perusahaan
industri. Variabel-variabel ekonomi industri yaitu :

1. Struktur ndustri
2. Prilaku industri
3. Kinerja industri

Tipe perusahaan dalam ekonomi industri

Dalam ekonomi industri terdapat dua tipe perusahaan yaitu

 Perusahaan berkompetisi, contohnya pasar persaingan sempurna


 Perusahaan bebas,contohnya pasar oligopoli

Perusahaan dalam perekonomian, ada yang mampu bertahan dan ada yang tidak mampu
bertahan. Perusaahan yang mampu bertahan menggunakan strategi bisnis sehari-hari. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan tidak mampu bersaing yaitu :

1. Kekurangan modal
2. Kekurangan SDM
3. Kekurangan strategi

 Definisi ekonomi industri dari segi mikro

Yaitu kumpulan perusahaan-perusahaan yang memproduksi barang-barang yang homogen


dan substitusi yang erat (Hasibuan).

2.6. Pendekatan Centrality Dan Peripherality

 Definisi ekonomi industri dari segi makro

xx
Yaitu pembentukan pendapatan dan dapat menambah nilai tambah yang lebih besar.
Dalam ekonomi industri terdapat 2 pendekatan yaitu :

 Pendekatan empiris ; nyata/fakta yang terjadi di lapangan


 Pendekatan teoritis ;

Beberapa alasan mengapa kita mempelajari ekonomi industry :

 Masalah pasar yang makin konsentrasi dalam bisnis


 Dengan adanya konsentrasi akan mengadakan persaingan
 Konsentrasi yang tinggi membawa kekayaan dan usaha kemerataan yang tidaak adil
 Adanya penyelesaian masalah-masalah ekonomi dan interpensi pemerintah

Kerangka Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri

Struktur sebuah pasar akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam pasar tersebut yang
secara bersama-sama menentukan kinerja sistem pasar secara keseluruhan. Kinerja suatu
industri diukur antara lain dari derajat inovasi, efisiensi dan profitabilitas. Dalam struktur
pasar terdapat tiga elemen pokok yaitu pangsa pasar (market share), konsentrasi pasar
(market contcentration) dan hambatan-hambatan untuk masuk pasar (barrier to entry).

Penelitian ini Kuncoro (2007) bertujuan untuk mengetahui struktur-perilaku-kinerja subsektor


agroindustri di Indonesia, dengan menggunakan model Input-Output. Tiga pendekatan
digunakan yaitu, analisis keterkaitan ke depan dan ke belakang untuk mengetahui struktur
dalam subsektor agroindustri. Analisis multiplier untuk mengetahui perilaku dalam sektor,
mencakup angka pengganda output, pendapatan dan tenaga kerja. Indikator multiplier ekspor
dan derajat ketergantungan ekspor digunakan untuk mengetahui kinerja subsektor
agroindustri. Temuan penelitian ini diantaranya, industri tekstil/pakaian jadi/kulit memiliki
kaitan ke belakang tinggi, namun kaitan ke depan rendah. Berdasarkan angka penggandanya,
industri ini memiliki angka pengganda output terbesar setelah industri plastik-karet, angka
pengganda pendapatan dan tenaga kerja lebih besar dari dua. Sekitar 34,26 persen produksi
industri ini diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan ekspor.

xxi
Perilaku industri dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Perilaku industri
menganalisis tingkah laku serta penerapan strategi yang digunakan oleh perusahaan dalam
suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya.

Analisis kinerja industri dilakukan dengan menggunakan analisis Price-Cost-Margin (PCM).


Analisis PCM digunakan untuk menganalisis hubungan struktur pasar terhadap kinerja
perusahaan. PCM merupakan salah satu indikator kinerja yang digunakan sebagai perkiraan
kasar dari keuntungan industri. Variabel endogen yang digunakan adalah proksi dari
keuntungan industri yaitu PCM sedangkan variabel eksogennya adalah jumlah perusahaan,
pengeluaran untuk pekerja, pengeluaran untuk bahan bakar, pengeluaran untuk bahan baku
dan nilai keluaran.

PCM dihitung dari (keuntungan penjualan – biaya material)/keuntungan penjualan.


Keuntungan diperoleh dari pengurangan antara nilai keluaran (output) dengan seluruh biaya
produksi. Metode analisis yang digunakan adalah panel data. Periode estimasi yang
digunakan dari tahun 2000-2005 pada industri ISIC 171 PPPT (pemintalan, pertenunan dan
pengolahan akhir tekstil), ISIC 172/173 TPP (barang jadi tekstil dan permadani serta
perajutan) dan ISIC 181 PJNB (pakaian jadi non berbulu).

Data panel merupakan kombinasi dari data runtut waktu (time series) dan data silang tempat
(cross section), lihat Gujarati (2003). Keunggulan dari penggunaan data panel dalam suatu
analisis regresi/estimasi sebagaimana telah dirumuskan oleh Baltagi (dalam Gujarati, 2003),
yaitu

1. Memunculkan heterogenitas secara eksplisit ke dalam perhitungan dengan


memasukkan variabel-variabel individu-tertentu;
2. Kombinasi data runtut waktu dan silang tempat dalam data panel akan mampu
memberikan “data yang lebih informatif, bervariasi, mengurangi kollinieritas pada
sejumlah variabel, menambah degree of freedom dan lebih efisien”;
3. Dengan melakukan pengulangan pada observasi silang tempat, data panel lebih baik
untuk mempelajari/mengestimasi perubahan dinamik;
4. Data panel mampu mendeteksi dengan lebih baik dan mengukur dampak yang tidak
dapat dilakukan dengan menggunakan data silang tempat atau runtut waktu;
5. Data panel memberikan informasi kepada penggunanya untuk mempelajari model-
model perilaku yang lebih kompleks;

xxii
6. Dengan jumlah data yang banyak memungkinkan data panel mampu untuk
mengurangi bias data pada waktu dilakukan agregasi.

Metode-metode yang digunakan untuk mengestimasi data panel ada beberapa jenis, yaitu:
metode fixed effect dan random effect (lihat Gujarati, 2003 dan Widarjono, 2005). Estimasi
data panel dengan menggunakan metode fixed effect adalah; (1) diasumsikan seluruh
koefisien (intersep dan slope) tetap sepanjang waktu (time series) dan individu (cross section)
atau disebut sebagai estimasi common effect, (2) diasumsikan slope konstan tetapi intersep
berbeda antar individu (disebut juga estimasi fixed effect atau least square dummy variable –
LSDV), (3) diasumsikan intersep dan slope berbeda antar waktu dan individu, dan (4)
diasumsikan intersep dan slope berbeda antar individu.

Selain pola perdagangan, perilaku industri dapat dicermati melalui produktivitas dan
efisiensinya. Berdasarkan data industri tekstil dan pakaian jadi skala besar dan sedang dapat
dibandingkan perubahan rata-rata pengeluaran per tenaga kerja (upah per tenaga kerja),
efisiensi, dan produktivitas atau penggunaan input per satu output tahun 2000 dan 2005.
Perbandingan ini dilakukan untuk melihat apakah industri ini semakin efisien atau tidak

Kerangka Kerja Struktur-perilaku-kinerja

 Struktur

Pengertian struktur (dalam konteks ekonomi industri) : sifat permintaan dan penawaran
barang dan jasa yg dipengaruhi oleh jenis barang yg dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi
penjual (perusahaan) dalam industri, jumlah dan ukuran distribusi pembeli, diferensiasi
produk serta mudah tidaknya (persyaratan) masuk ke dalam industri.

Struktur industri merupakan cerminan struktur pasar suatu industri. Pasar dalam arti sempit
merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual. Dalam arti luas, pasar adalah wujud
abstrak suatu mekanisme ketika pihak pembeli dan penjual bertemu untuk mengadakan
transaksi yg melibatkan harga dan kuantitas.

 Jenis struktur pasar :

1. Monopoli : produsen tunggal, produk tanpa barang substitusi yg dekat.


2. Persaingan sempurna : produsen banyak, produk identik
3. Persaingan tidak sempurna ;

xxiii
4. Oligopoli : produsen sedikit, sedikit perbedaan dlm produk.
5. Persaingan monopolistik : produsen banyak, produk terdiferensiasi.

 Unsur-unsur struktrur pasar :

1. Jumlah dan Ukuran Distribusi Penjual


2. Jumlah dan Ukuran Distribusi Pembeli
3. Diferensiasi Produk
4. Persyaratan maPrilaku

Dalam ekonomi industri, perilaku diartikan sbg cara yg dilakukan oleh perusahaan agar
mendapatkan pasar. Dengan kata lain, perilaku merupakan pola tanggapan dan penyesuaian
berbagai perusahaan yg terdapat dalam suatu industri untuk mencapai tujuannya dan
mengahadapi persaingan. Perilaku dapat dilihat sebagai cara perusahaan menentukan harga
jual, promosi produk (iklan), koordinasi kegiatan di dalam pasar (kolusi, kartel, dsb), serta
penelitian dan pengembangan (R&D).

Perilaku perusahaan adalah satu hal yang menarik hanya ketika persaingan adalah tak
sempurna. Dalam suatu pasar persaingan sempurna, satu perusahaan tidak dapat menentukan
harga pasar. Dalam keadaan yang demikian suatu perusahaan tidak memiliki perangsang
untuk beriklan, untuk bereaksi pada saingan-saingan, atau untuk berusaha mencegah
terjadinya entry. Sekalipun banyak perusahaan kecil dalam suatu industri kompetitif bisa
mengkoordinir suatu kartel, perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar. Situasi ini adalah
berbeda bila kompetisi adalah tak sempurna

 Unsur-unsur perilaku perusahaan :

1. Kolusi/Kerjasama
2. Perilaku Strategis
3. Iklan / Penelitian dan Pengembanga

 Kinerja

Kinerja merupakan hasil kerja yg dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri
dimana hasil biasa diidentikkan dg besarnya penguasaan pasar atau besarnya
keuntungan suatu perusahaan di dalam suatu industri.

xxiv
Secara lebih rinci, kinerja dapat pula tercermin melalui efisiensi, pertumbuhan (termasuk
perluasan pasar), kesempatan kerja, kesejahteraan personalia, serta kebanggaan kelompok.

 Unsur-unsur kinerja pasar :

1. Profitability
2. Efficiency
3. Progressiveness

2.7. Permintaan Dan Pertumbuhan Regional


Pertumbuhan Ekonomi Regional
Ilmu ekonomi Regional muncul sebagai suatu perkembangan baru dalam ilmu ekonomi yang
secara resmi baru mulai pada pertengahan tahun lima puluhan.Karena adanya kekhususan
yang dimiliki oleh ekonomi regional menyebabkan ilmu ini telah berkembang menjadi suatu
bidang spesialisasi yang baru yang berdiri sama halnya dengan cabang ilmu ekonomi lainnya
seperti ekonometrik,ekonomi kependudukan,operational research,dan lainlainnya

Ilmu ekonomi regional salah satu cabang ilmu ekonomi yang memiliki kekhususan yaitu
sesuatu yang tidak dibahas dalam cabang ilmu lainnya, sddangkan pada sisi lain memiliki
prinsip-prinsip yang utuh atau mampu memberikan solusi yang lengkap untuk bidang tertentu

Ilmu Ekonomi Regionai atau ilmu ekonomi wilayah, menitik beratkan pada bahasan dimensi
tata ruang / space/ spatial. Hal-hal yang menjadi landasan pentingnya ekonomi regional

1. Keuntungan sumber daya alam ( natural resources advantage )

2. Penghematan dari pemusatan ( economic of concentration )

3. Biaya angkut Tujuan Ilmu Ekonomi Regional

Untuk menentukan diwilayah mana suatu kegiatan ekonomi sebaiknya dipilih dan mengapa
wilayah tersebut menjadi pilihan.

Peran Ilmu Ekonomi Regional

 Penentuan kebijaksanaan awal, sektor mana yang dianggap strategis, memiliki daya
saing dan daya hasilnya yang besar, comperative advantage.

xxv
 Dapat menyarankan komoditi / kegiatan apa yang perlu dijadikan unggulan dan disub
wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.
Manfaat Ilmu Ekonomi Regional

 Makro : Bagaimana pemerintah pusat dapat mempercepat Laju pertumbuhan ekonomi


keseluruh wilayah
 Mikro : Dapat membantu perencanaan wilayah menghemat waktu dan biaya dalam
proses menentukan lokasi suatu kegiatan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Regional

Penekanan pertumbuhan ekonomi regional lebih dipusatkan pada pengaruh perbedaan


karateristik space terhadap pertumbuhan ekonomi. Faktor yang menjadi perhatian utama
dalam teori pertumbuhan ekonomi regional

• Keuntungan Lokasi

• Aglomerasi Migrasi

• Arus lalu lintas modal antar wilayah.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Nasional ⇒ faktor – faktornya :

• Modal

• Lapangan Kerja

• Kemajuan Tehnologi

Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional dibagi atas 4 kelompok

• Export Base - Models

• Neo Klassik Models

• Cumulative Causation Models

• Core Periphery Models 20

• Export Base Models

Dipelopori oleh Douglas C. North Kelompok ini berpendapatan bahwa pertumbuhan


ekonomi suatu region akan lebih banyak ditentukan oleh jenis keuntungan lokasi
( comperative advantage ) dan dapat digunakan oleh daerah tersebut sebagai kekuatan ekspor.

xxvi
Keuntungan lokasi umumnya berbeda setiap region hal ini tergantung pada keadaan geografi
daerah setempat. Export Base Models berorientasi pada prinsip

Comperative advantage dan Comperative Competitive.

• Model Neo Klassik

Penekanan analisanya pada peralatan fungsi produksi. Unsur-unsur yang menentukan


pertumbuhan ekonomi regional adalah modal, tenaga kerja dan tehnologi. Selain itu dibahas
secara mendalam perpindahan penduduk ( migrasi ) dan lalu lintas modal terhadap
pertumbuhan ekonomi regional.

Model Neo Klassik mengatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pertumbuhan suatu
negara dengan perbedaan kemakmuran daerah (regional disparity) pada negara yang
bersangkutan.

Pada saat proses pembangunan baru dimulai (NSB) tingkat perbedaan kemakmuran antar
wilayah cenderung menjadi tinggi ( Divergence ) sedangkan bila proses proses pembangunan
telah berjalan dalam waktu lama ( Negara maju ) maka perbedaan tingkat kemakmuran antar
wilayah cenderung menurun ( Convergence ) ⇒Teori Simon Kuznet Alasan ( pada NSB )

1. Lalu lintas orang dan modal masih belum lancar

2. Belum lancarnya fasilitas perhubungan dan komunikasi

3. Masih kuatnya tradisi yang menghalangi mobilitas penduduk yang mengakibatkan belum
lancarnya arus perpindahan orang dan modal antar wilayah.

• Model Cumulative Causation ( Keynes ) Menurut Dixon dan Thirwall ( 1974 ) Setiap
negara akan mengalami “ Verdoorn Effect “ Tidak terjadi Convergence dalam perbedaan
tingkat kemakmuran antar wilayah walaupun negar tsb. Tergolong maju.. 21 Daerah maju
tetap berkembang secara pesat karena adanya hubungan positip antara kemajuan tehnologi
dengan tingkat keuntungan perusahaan ( usaha ). Sedangkan daerah yang kurang berkembang
akanm tetap berkembang secara lambat karena tingkat keuntungan yang diperoleh usahawan
pada daerah ini rendah. Peningkatan pemerataan pembangunan tidak dapat hanya diserahkan
pada mekanisme pasar. Tapi dapat dilakukan melalui campur tangan aktif dari pemerintah
dalam bentuk program-program pembangunan wilayah.

• Model Core Periphery

xxvii
Oleh John Friedman Menekankan analisanya pada hubungan yang erat dan saling
mempengaruhi antara pembangunan kota ( core ) dan desa ( periphery). Menurut teori ini
gerak langkah pembangunan daerah perkotaan akan lebih banyak ditentukan oleh keadaan
desa - desa sekitarnya. Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan sangat ditentukan
oleh arah pembangunan daerah perkotaan aspek interaksi antar daerah ( spatial interaction )

Menurut John Friedman Hubungan Core Periphery dapat terjadi disebabkan karena :

- Perluasan pasar

- Penemuan sumber-sumber baru

- Perbaikan prasarana perhubungan

- Penyebaran tehnologi antar daerah

2.8. Hubungan Inter Regional Aspek accounting Dan Makro Ekonomi

Hubungan Inter regional

adalah hubungan internasional yang melibatkan sejumlah negara yang letak geografisnya
berdekatan atau ada dalam kawasan (region) yang sama. Hubungan MULTILATERAL
adalah jenis hubungan internasional yang melibatnyan banyak negara di dalamnya. Contoh
OPEC, PBB, WTO

Aspek accounting

 Akuntansi sebagai Ideologi Pihak yang menggangap akuntansi sebagai ideology


mengatakan bahwa akuntansi merupakan alat untuk melegitimasi keadaan dan
struktur social, ekonomi, serta politik.
 Akuntansi sebagai Bahasa Bahasa perusahaan yang dapat berbicara (berkomunikasi)
sendiri tentang suatu perusahaan/organisasi yang dilaporkannya. Sebagai bahasa,
akuntansi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Simbol atau Sifat LexicalAkuntansi memiliki symbol, istilah, kata-kata yang kadang-
kadang hanya dipahami oleh mereka yang mengetahui atau menguasai akuntansi itu.
Misalnya, neraca, laba rugi, jurnal debit, kredit, buku besar dan lain-lain.

xxviii
b. Tata Aturan atau Grammatical Rules Akuntansi memiliki aturan tersendiri sehingga
orang dapat memahami bahasa komunikasi akuntansi itu. Misalnya, aturan
penempatan akun di sisi debit/kredit, aturan pengakuan, aturan pengukuran, dan
sebagainya.
 Akuntansi sebagai Catatan Historis Akuntansi telah dianggap sebagai wahana untuk
memberikan gambaran tentang sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukan dengan
lingkungannya di masa lalu. Transaksi itu kemudian dicatat, dibukukan, dan
dilaporkan melalui laporan keuangan. Data dan laporan historis inilah yang dijadikan
dasar untuk analisis dan dapat dijadikan alat prediksi keuangan untuk memahami
kemungkinan-kemungkinan yang akan timbuk di masa yang akan datang.
 Akuntansi sebagai Realitas Ekonomi Saat ini Akuntansi dianggap dapat memberikan
gambaran realitas ekonomi perusahaan pada saat ini. Jadi, laporan akuntansi dianggap
sebagai gambaran situasi ekonomi perusahaan pada saat sekarang. Pada saat ini sedang
dirancang system akuntansi yang menggunakan harga saat ini atau current value.
Sistem akuntansi ini mengacu pada International Financial report Standards (IFRS).
 Akuntansi sebagai Sistem informasi Akuntansi merupakan teknik yang
menggambarkan proses dari hubungan antar sumber data dan para penerima informasi
melalui komunikasi. Akuntansi memiliki siklus yang disebut accounting cycle yang
memporses bukti transaksi menjadi bentuk-bentuk informasi yang kita kena dengan
laporan kuangan, yang dapat digunakan masyarakat untuk proses pengambilan
keputusan.
 Akuntansi sebagai Komiditi Komoditi yakni suatu barang yang dijual kepada
konsumen karena daya gunannya. Output kuntansi yang berbentuk informasi adalah
produk dari suatu Pabrik yang dalam konteks ini adalah system akuntansi. Output ini
dibutuhkan oleh masyarakat karena memberikan manfaat yang besar, terutama bagi
para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
 Akuntansi sebagai Sitem PertanggungjawabanAkutansi juga dapat dijakadikan sebagai
media untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan suatu perusahaan atau lembaga
kepada principal (pemilik).

Ekonomi makro

adalah cabang ekonomi yang mempelajari bagaimana perekonomian secara keseluruhan


pasar atau sistem lain yang beroperasi dalam skala besar berperilaku. Area pertama adalah

xxix
faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang, atau peningkatan
pendapatan nasional.

Makro Ekonomi

Mempelajari tentang Ekonomi Makro. Karena fokus studi dari cabang ekonomi ini adalah
perekonomian secara menyeluruh, sehingga dengan mempelajarinya kita jadi bisa
mengetahui aspek-aspek ekonomi yang bersifat makro baik di level negara maupun
masyarakat sekitar kita. Misalnya, kita jadi dapat memahami apa saja elemen yang digunakan
oleh pemerintah untuk menetapkan berbagai kebijakan dalam perekonomian Indonesia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pembangunan ekonomi, penduduk merupakan indicator penting dalam keberhasilan


sebuah pembangunan. Banyaknya penduduk mempengaruhi konsumsi dan produksi,
sehingga intensitas keluar masuknya barang dan jasa di suatu wilayah merupakan suatu
indikasi terhadap aktivitas ekonomi di dalamnya. Penduduk sebagai suplayer tenaga kerja
dalam pembangunan ekonomi. Menurut Cris Manning (1983) analisis data mengenai
kegiatan ekonomi penduduk umumnya menitik beratkan pada alokasi angkatan kerja menurut
sector, tren perpindahan, (terutama dari sector pertanian ke sector lain) dan penyebab
perpindahan tersebut serta implikasinya. Alokasi pekerja dari sector pertanian ke sector
industry merupakan inti dari teori “kelebihan pekerja” yang dikembangklan oleh Lewis dan
“teori ekonomi dualistis” yang mengaitkan penyerapan pekerja di sektor industri dengan
dengan titik balik (turning point) dalam pembangunan ekonomi

3.2. Saran

Kami ucapkan terima kasih terhadap terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi di
dalam pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

xxx
REFERENSI

http://eprints.ums.ac.id/35586/6/BAB%20I.pdf

http://repository.ut.ac.id/

https://media.neliti.com/media/publications/67430-ID-none.pdf

https://diklat.lpem.org/ekonomi-sosial-dan-kebijakan-publik/ekonomi-industri-dasar-dan-
lanjutan/

xxxi

You might also like