Professional Documents
Culture Documents
Ekonomi Industri Dan Stuktur
Ekonomi Industri Dan Stuktur
Ilmu ekonomi industri, dikenal juga dengan nama “Industrial Orgnization” atau
lengkapnya “Economics of Industrial Organization” merupakan salah satu
cabang ilmu ekonomi yg mempunyai pokok bahasan tentang perilaku
(behavior / conduct) firm dalam suatu industri serta dampaknya terhadap
industri & konsumen (performance).
Ekonomi industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi. Ilmu
ini membantu menjelaskan mengapa pasar perlu diorganisir dan bagaimana
pengorganisasiannya mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi
industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang lebih menekankan
pada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar,
perilaku dan kinerja pasar (Jaya, 2001). Koch (1980) mendefinisikan ekonomi
industri sebagai studi teoritik dan empirik tentang bagaimana struktur pasar
dan tingkah laku penjual-pembeli mempengaruhi kinerja dan kesejahteraan
ekonomi.
Ekonom Industri:
1. Pokok bahasan: tingkah laku perusahaan-perusahaan yg ada di dalam
suatu industri.
2. Dipelajari: langkah-langkah yg akan dilakukan oleh perusahaan
terhadap para pesaingnya dan terhadap para konsumennya: harga,
promosi atau periklanan, serta penelitian dan pengembangan (R&D).
3. Menganalisis keterkaitan antara struktur pasar dan perilaku perusahaan
dalam penentuan kinerja perusahaan
Perbedaan dengan teori ekonomi mikro:
4. Fokus analisis ekonomi mikro pada umumnya membahas struktur pasar
yg sederhana—persaingan dan monopoli. Sedangkan ekonomi industri
membahas aplikasi-aplikasi penting dari pasar oligopoli
5. Secara fundamental, ekonomi industri sangat konsen dengan
permasalahan kebijakan pemerintah terhadap dunia bisnis
(antimonopoli, regulasi, perijinan, kepemilikan publik atau negara).
Analisa ekonomi industri: Stucture-conduct-performance School
danChicago School.
Stucture-conduct-performance School berargumen:
Perusahaan dalam perekonomian, ada yang mampu bertahan dan ada yang
tidak mampu bertahan. Perusaahan yang mampu bertahan menggunakan
strategi bisnis sehari-hari. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
perusahaan tidak mampu bersaing yaitu :
1. Kekurangan modal
2. Kekurangan SDM
3. Kekurangan strategi
Perilaku industri dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Perilaku
industri menganalisis tingkah laku serta penerapan strategi yang digunakan
oleh perusahaan dalam suatu industri untuk merebut pangsa pasar dan
mengalahkan pesaingnya.
Data panel merupakan kombinasi dari data runtut waktu (time series) dan
data silang tempat (cross section), lihat Gujarati (2003). Keunggulan dari
penggunaan data panel dalam suatu analisis regresi/estimasi sebagaimana
telah dirumuskan oleh Baltagi (dalam Gujarati, 2003), yaitu
Prilaku
Dalam ekonomi industri, perilaku diartikan sbg cara yg dilakukan oleh
perusahaan agar mendapatkan pasar. Dengan kata lain, perilaku merupakan
pola tanggapan dan penyesuaian berbagai perusahaan yg terdapat dalam
suatu industri untuk mencapai tujuannya dan mengahadapi persaingan.
Perilaku dapat dilihat sebagai cara perusahaan menentukan harga jual,
promosi produk (iklan), koordinasi kegiatan di dalam pasar (kolusi, kartel,
dsb), serta penelitian dan pengembangan (R&D).
Perilaku perusahaan adalah satu hal yang menarik hanya ketika persaingan
adalah tak sempurna. Dalam suatu pasar persaingan sempurna, satu
perusahaan tidak dapat menentukan harga pasar. Dalam keadaan yang
demikian suatu perusahaan tidak memiliki perangsang untuk beriklan, untuk
bereaksi pada saingan-saingan, atau untuk berusaha mencegah terjadinya
entry. Sekalipun banyak perusahaan kecil dalam suatu industri kompetitif bisa
mengkoordinir suatu kartel, perusahaan baru akan masuk ke dalam pasar.
Situasi ini adalah berbeda bila kompetisi adalah tak sempurna.
1. Kolusi/Kerjasama
2. Perilaku Strategis
3. Iklan / Penelitian dan Pengembangan
Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yg dipengaruhi oleh struktur dan perilaku
industri dimana hasil biasa diidentikkan dg besarnya penguasaan pasar atau
besarnya keuntungan suatu perusahaan di dalam suatu industri.
Secara lebih rinci, kinerja dapat pula tercermin melalui efisiensi, pertumbuhan
(termasuk perluasan pasar), kesempatan kerja, kesejahteraan personalia,
serta kebanggaan kelompok.
1. Profitability
2. Efficiency
3. Progressiveness
Faktor Lingkungan
Pertama adalah faktor lingkungan, baik eksternal maupun inter-
nal, yang dapat mencakup bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Sebagaimana telah dikemukakan, lingkungan memiliki pengaruh yang
kuat terhadap berhasil tidaknya program perencanaan pembangunan
daerah. Faktor-faktor lingkungan tersebut bisa berasal dari luar (ekster-
nal) maupun dari dalam (internal). Faktor eksternal biasanya datang
dari wilayah tetangga, atau pengaruh global yang berkembang dalam
lingkup nasional maupun internasional. Sedangkan faktor internal,
merupakan pengaruh yang datang dari dalam wilayah perencanaan
sendiri. Unsur-unsur yang berada dalam faktor lingkungan ini dapat
dibagi menurut bidang:
a. Sosial
Hampir di setiap negara berkembang, perencanaan pembangunan
daerah selalu diarahkan pada upayaupaya untuk meningkatkan ke-
sejahteraan masyarakat. Dalam kondisi yang ideal, masyarakat dapat
menjadi tujuan atau objek dari sebuah perencanaan sekaligus juga
menjadi aktor atau subjek perencanaan. Dalam konteks perencanaan
sosial, Schoorl (1984) menyatakan bahwa ‘perencanaan sosial dapat
berarti perencanaan untuk masyarakat (societal planning)’. Ini berarti
bahwa perencanaan sosial memiliki tujuan-tujuan sosial yang khas dalam suatu
strategi pembangunan di mana masyarakat harus bisa me-
nerimanya sebagai upaya untuk mencapai kondisi ideal yang diharap-
kan.
Kondisi sosial masyarakat sangat berpengaruh terhadap keberhasil-