Professional Documents
Culture Documents
PPIC Tablet Dexa - A2 - Kel 1
PPIC Tablet Dexa - A2 - Kel 1
TABLET DEXAMETHASONE
Dosen Pengampu :
Nama Anggota :
SURAKARTA
2021
Harga: Rp 2.099.947,44
Kapasitas : 40-10000 L
Harga : Rp 228.623.310,00
c. Sudut diam
Sudut diam diukur setelah pengujian waktu alir dengan mengukur tinggi (h)
tumpukan granul dan jari-jari (r) dari alas tumpukan, kemudian dihitung sudut
diamnya. Sudut diam dipengaruhi juga oleh ukuran partikel. Semakin kecil ukuran
partikel maka kohesivitas partikel semakin tinggi dan akan mengurangi kecepatan alir
sehingga sudut diam yang terbentuk lebih besar. Sudut diam suatu tablet besar maka
sifat alir jelek sedangkan semakin kecil nilai sudut diam maka semakin baik sifat
alirnya. Alat yang digunakan: flow granul tester.
d. Kompresibilitas
Uji kompresibilitas menimbang granul sebanyak 100 gram kemudian
masukkan granul kedalam gelas ukur, lalu berikan ketukan sebanyak 500 kali setelah
f. Kandungan lembab
Perhitungan kandungan lembab dilakukan dengan cara menghitung bobot
granul basah dan bobot pada setiap jam pengeringan sehingga diperoleh bobot yang
konstan. Syarat kandungan lembab yang baik ialah 1-5%.
Alat yang digunakan : Moisture analyzer
Semakin besar nilai log P suatu senyawa akan cenderung berada pada fase non
polar, yang berarti senyawa tersebut semakin mudah untuk menembus membran
biologis sehingga dapat berikatan dengan reseptor, sedangkan bila log P semakin
kecil senyawa akan cenderung berada fase polar, yang berarti senyawa tersebut
hanya larut dalam cairan tubuh saja dan sulit untuk menembus membran biologis
sehingga tidak dapat berikatan dengan reseptor. Deksametason merupakan obat yang
tergolong pada BCS kelas III dengan kelarutan yang baik dan permeabilitas yang
buruk dengan nilai log P 1,83. Berdasarkan nilai log P dan penggolongan BCS,
diketahui bahwa deksametason berada fase polar, yang akan larut pada penggunaan
pelarut yang polar juga yaitu metanol:air (1:1) sehingga senyawa deksametason
tersebut dapat terbaca pada saat pengujian menggunakan HPLC.
b. Keseragaman bobot
Penetapan keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang secara seksama
20 tablet, menggunakan neraca analitik dengan ketepatan bobot satu per satu dan
dihitung bobot rata-rata tablet serta persen penyimpangan bobot tablet. Tablet tidak
boleh lebih dari 2 yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata pada kolom A dan
tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata pada kolom B.
Penyimpangan bobot rata-rata (%)
Bobot Rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20%
151 mg sampai dengan 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
c. Keseragaman Ukuran
Ketebalan tablet merupakan satu-satunya variabel dimensi yang berhubungan
dengan proses. Ketebalan tablet dapat diukur dengan mengunakan jangka sorong.
Ambil 20 tablet kemudian ukur satu per satu tebal dan diameter tablet kemudian
analisa sesuai ketentuan. Kecuali dinyatakan lain ketebalan tablet tidak lebih dari 3
kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
d. Kekerasan
Penentapan kekerasan tablet dilakukan pada 10 tablet dan tiap tablet diletakkan
dengan posisi tegak lurus pada alat hardness tester. Selanjutnya alat akan menekan
tablet tersebut sampai tablet pecah. Besarnya gaya yang digunakan untuk memecah
tablet menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan Kg, dalam bidang industri
kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk tablet yaitu 4 kg.
e. Kerapuhan
Penetapan kerapuhan dilakukan pada 20 tablet yang telah dibersihkan dari
debu, kemudian ditimbang dan dimasukkan dalam friabilator diputar selama 4 menit
atau sebanyak 100 putaran dengan kecepatan 25 rpm. Tablet yang telah diuji
kerapuhan kemudian dibersihkan dan ditimbang ulang. Syarat dari uji kerapuhan yait
kurang dari 0,5% - 1%. Adapun perhitungan yang dapat digunakan pada uji
keapuhan yaitu:
W1 = Berat tablet awal
W2 = Berat tablet setelah uji kerapuhan
f. Waktu hancur
Secara acak diambil enam tablet, masing-masing tablet dimasukkan kedalam
alat uji waktu hancur. Kemudian dimasukkan cakram pada tiap tabung. Air bersuhu
(37±2)°C sebanyak 650 mL digunakan sebagai media. Alat uji waktu hancur
dijalankan dan dihitung waktu hancur tablet mulai saat keranjang tercelup sampai
semua tablet hancur sempurna. Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut
adalah kurang dari menit 15 menit dan bersalut tidak lebih dari 60 menit. Apabila
terdapat 2 tablet tidak hancur sempurna maka pengujian diulang dengan 12 tablet
lainya, syarat yang ditentukan yaitu tidak kurang dari 16 tablet harus hancur
sempurna Alat yang digunakan pada uji waktu hancur yaitu disintegrator tester.
g. Disolusi
Persyaratan Farmakope untuk deksametason tablet yaitu tidak kurang dari 70%
yang tertera pada label larut dalam waktu 45 menit. Tablet diuji dengan alat
dissolution tester dengan padle berbentuk dayung. Media yang digunakan berupa 500
mL larutan HCl 0,1 N dengan kecepatan 100 rpm selama 60 menit dipertahankan
pada suhu 370C. Sampel sebanyak 5 mL diambil dengan pipet volum yang telah
diberi kertas saring pada menit ke 3, 6, 9, 12, 15, 20, 25, 30, 35, 45 dan 60 menit.
Tiap sampel yang diambil diganti dengan HCl 0,1 N bersuhu 370C dengan volume
yang sama sehingga volume medium tetap sama. Kadar dexametason diperiksa pada
spektrofotometri uv-vis ( λ= 240 nm). Profil disolusi kemudian dibandingkan satu
sama lain (Depkes RI, 2020).
f. Pengemasan
Menurut CPOB tahun 2018 Fasilitas pengemasan obat hendaklah didesain secara
khusus dan ditata sedemikian rupa untuk mencegah kecampurbauran atau kontaminasi
silang. Area produksi hendaklah mendapat pencahayaan yang memadai. Kegiatan
pengemasan menurut CPOB 2018 :
Pada umumnya, proses pengisian dan penutupan hendaklah segera disertai dengan
pemberian label. Bila tidak, hendaklah diterapkan prosedur yang tepat untuk
memastikan agar tidak terjadi kecampurbauran atau salah pemberian label.
Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian yang ketat untuk
menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang dikemas.
Bila menyiapkan program untuk kegiatan pengemasan, hendaklah diberikan
perhatian khusus untuk meminimalkan risiko kontaminasi silang, kecampurbauran
atau substitusi. Produk yang berbeda tidak boleh dikemas berdekatan kecuali ada
segregasi fisik atau sistem lain yang dapat memberikan jaminan yang sama.
Hendaklah ada prosedur tertulis yang menguraikan penerimaan dan identifikasi
produk ruahan dan bahan pengemas, pengawasan untuk menjamin bahwa produk
ruahan dan bahan pengemas cetak dan bukan cetak serta bahan cetak lain yang akan
dipakai adalah benar, pengawasan selama-proses pengemasan rekonsiliasi terhadap
produk ruahan, bahan pengemas cetak dan bahan cetak lain, serta pemeriksaan hasil
akhir pengemasan. Semua kegiatan pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai
dengan instruksi yang diberikan dan menggunakan bahan pengemas yang tercantum
dalam Prosedur Pengemasan Induk. Rincian pelaksanaan pengemasan hendaklah
dicatat dalam Catatan Pengemasan Bets.
Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan langkah untuk
memastikan bahwa area kerja, jalur pengemasan, mesin pencetakan dan peralatan
lain telah bersih serta bebas dari produk lain, bahan, atau dokumen yang digunakan
sebelumnya, jika tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan yang bersangkutan.
Kesiapan jalur pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai daftar periksa yang tepat.
Semua penerimaan produk ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak lain hendaklah
diperiksa dan diverifikasi kebenaran jumlah, identitas, dan kesesuaiannya terhadap
Prosedur Pengemasan Induk.
Penyelesaikan kegiatan pengemasan menurut CPOB 2018 :
Pada penyelesaian kegiatan pengemasan, hendaklah kemasan terakhir diperiksa
dengan cermat untuk memastikan bahwa kemasan produk tersebut sepenuhnya sesuai
dengan Prosedur Pengemasan Induk.
Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan saja yang
boleh ditempatkan pada satu palet. Bila ada karton yang tidak penuh maka jumlah
kemasan hendaklah dituliskan pada karton tersebut.
Setelah proses rekonsiliasi pengemasan, kelebihan bahan pengemas dan produk
ruahan yang akan disingkirkan hendaklah diawasi dengan ketat agar hanya bahan dan
produk yang dinyatakan memenuhi syarat saja yang dapat dikembalikan ke gudang
untuk dimanfaatkan lagi. Bahan dan produk tersebut hendaklah diberi penandaan
yang jelas.
Supervisor hendaklah mengawasi penghitungan dan pemusnahan bahan pengemas
dan produk ruahan yang tidak dapat lagi dikembalikan ke gudang. Semua sisa bahan
pengemas yang sudah diberi penandaan tapi tidak terpakai hendaklah dihitung dan
dimusnahkan. Jumlah yang dimusnahkan hendaklah dicatat pada Catatan
Pengemasan Bets.
Supervisor hendaklah menghitung dan mencatat jumlah pemakaian neto semua
bahan pengemas dan produk ruahan.
Tiap penyimpangan hasil yang tidak dapat dijelaskan atau tiap kegagalan untuk
memenuhi spesifikasi hendaklah diselidiki secara teliti dengan mempertimbangkan
bets atau produk lain yang mungkin juga terpengaruh.
Setelah rekonsiliasi disetujui, produk jadi hendaklah ditempatkan di area karantina
produk jadi sambil menunggu pelulusan dari kepala bagian Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu).
a. Cek IPC pengemasan primer
1. Penampilan
1.1 Nama dan nomor bets produk yang dikemas dapat terlihat dengan jelas.
1.2 Informasi tercetak dalam bentuk huruf timbul yang terlihat jelas, tidak
memudar dan tidak mudah terhapus.
1.3 Memperhatikan tampilan kemasan secara umum
1.4 Memperhatikan kelengkapan kemasan
1.5 Memperhatikan produk dan bahan pengemas yang dipakai sudah benar
2. Kebocoran
Uji kebocoran dilakukan dengan menggunakan metilen blue dengan cara sebagai
berikut:
2.1 Strip direndam dalam alat uji kebocoran strip yang berisi cairan metilen
blue selama 2 menit.
2.2 Lihat apakah strip bocor atau tidak dengan membuka strip satu per satu
2.3 Jika terdapat kebocoran maka petugas IPC akan memberitahu operator,
kemudian operator memperbaiki mesin striping (Agoes, 2009).
3. Penandaan
3.1 Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas primer hendaknya diberi
nomor yang spesifik atau penandaan yang menunjukkan identitasnya
3.2 Hendaknya proses pengisian dan penutupan segera disertai dengan
pemberian label.
3.3 Menggunakan label dalam gulungan
3.4 Pemberian penanda bets pada jalur pemasangan label
3.5 Masing-masing produk mempunyai tanda khusus untuk tiap produk yang
berbeda
3.6 Wadah yang digunakan untuk produk yang dikemas hendaknya diberi
tanda yang menunjukkan identitas, jumlah, nomor bets dan status produk
tersebut.
3.7 Produk yang telah diisikan ke dalam wadah akhir tetapi belum diberi
label hendaknya dipisahkan dan diberi penandaan untuk menghindari
ketercampuran.
3.8 Produk yang berasal dari satu bets ditempatkan satu palet.
b. Cek IPC Pengemasan sekunder
1. Penampilan
1.1 Tampilan kemasan secara umum baik
1.2 Informasi pada kemasan tercetak dan dalam bentuk huruf timbul pada
bahan pengemasan hendaknya terlihat jelas, tidak memudar dan tidak
mudah terhapus. (CPOB 2018)
2. Kelengkapan
2.1 Melakukan pengecekan apakah kemasan sudah lengkap atau belum
2.2 Seleksi, kualifikasi, persetujuan dan pemeliharaan pemasok bahan cetak
hendaklah diperhatikan sama seperti bahan awal.
2.3 Perhatian khusus hendaklah diberikan kepada bahan pengemas cetak.
Bahan tersebut hendaklah disimpan di bawah kondisi keamanan yang
memadai dan orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Label
potong dan bahan pengemas cetak lepas lain hendaklah disimpan dan
diangkut dalam wadah tertutup untuk menghindarkan kecampurbauran.
Bahan pengemas hendaklah diserahkan kepada personel yang berwenang
sesuai prosedur tertulis yang disetujui.
2.4 Tiap penerimaan atau tiap bets bahan pengemas hendaklah diberi nomor
yang spesifik atau penandaan yang menunjukkan identitasnya.
2.5 bahan pengemas cetak atau bahan cetak lain yang tidak berlaku lagi atau
obsolet hendaklah dimusnahkan dan pemusnahannya dicatat.
2.6 Untuk menghindarkan kecampurbauran, hanya satu jenis bahan
pengemas cetak atau bahan cetak tertentu saja yang diperbolehkan
diletakkan di tempat kodifikasi pada saat yang sama. Hendaklah ada
sekat pemisah yang memadai antar tempat kodifikasi tersebut. (CPOB
2018)
3. Penandaan
3.1 Label, karton dan bahan pengemas dan bahan cetak lain yang
memerlukan prakodifikasi dengan nomor bets/lot, tanggal kedaluwarsa
dan informasi lain sesuai dengan perintah pengemasan hendaklah diawasi
dengan ketat pada tiap tahap proses, sejak diterima dari gudang sampai
menjadi bagian dari produk atau dimusnahkan.
3.2 Bahan pengemas dan bahan cetak lain yang sudah dialokasikan untuk
prakodifikasi hendaklah disimpan di dalam wadah yang tertutup rapat
dan ditempatkan di area terpisah serta terjamin keamanannya.
3.3 Proses prakodifikasi bahan pengemas dan bahan cetak lain hendaklah
dilakukan di area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lain. Khusus
untuk proses prakodifikasi secara manual hendaklah diperhatikan untuk
melakukan pemeriksaan kembali dengan interval yang teratur.
3.4 Seluruh bahan pengemas dan bahan cetak lain yang telah diberi
prakodifikasi hendaklah diperiksa sebelum ditransfer ke area
pengemasan. (CPOB 2018).
BAHAN VENDOR HARGA ($) KETERANGAN VENDOR HARGA ($) KETERANGAN
Dexamethasone Hebei Yaluojia $115 Minimal Order 1 Wuxi Cooperation $100 Minimal order 1 kg
Biological Rp. kg International Rp1.400.000/kg
Technology Co., 1.610.000/kg Trading Co., Ltd.
Ltd (China)
(China)
Explotab Shanghai $85 Minimal order 1 Gujarat Overseas Rp. 275.000/ Minimal order 100
Terppon Rp. kg INC India 100 gram gram
Chemical Co., 1.190.000
Ltd. /kg
PVP Nanjing Yuansen $5 Minimal order 1 Hebei Guanlang $1 Minimal order 1 kg
Thai Biological Rp. kg Biotechnology Rp. 14.000/kg
Technology Co., 70.000/kg Co., Ltd
Ltd
Aquadest Citra Sari Kimia, Rp. Minimal order Multi Kimia Rp. 78.000/20 L Minimal order 20 L
Jakarta Pusat 80.000/20 L 20 L Jakarta Pusat (1 jerigen)
(1 jerigen)
Laktosa Xi'an Norson $2 Minimal Xi'an Jmlai Bio- $8 Minimal order 1 kg
Biotech Co., Ltd. Rp. order 1 kg Tech Co., Ltd Rp. 112.000 / kg
28.000/kg
Magnesium Top Billion New $1,61 Minimal order Shandong Baovi E $3 Minimal order 1 kg
stearat Materials (Guang Rp. 22.260/k 20 kg nergy 5Technolog Rp. 42.000/ kg
zhou) Co., Ltd. g y Co., Ltd
Talk Lingshou County $0,5 Minimal order 1 Shijiazhuang $0,8 Minimal order 1 kg
Guanghui Rp. 7.000 / kg Huabang Mineral Rp. 11.200 / kg
Minerals kg Products Co., Ltd.
Processing Co.,
Ltd.
1. Biaya bahan baku
1 batch 6.000.000 tablet
Bahan Kebutuhan Total Jumlah Harga Total harga Total Rupiah
bahan/tablet bahan/batch (kg) pemesanan ($/kg) ($)
Dexamethasone 0,5 mg 3 3 100 300 Rp. 4.200.000
Explotab 10,5 mg 63 63 85 5355 Rp. 74.970.000
PVP 7,5 mg 45 45 1 45 Rp. 630.000
Aquadest 7,5 mg 45 kg (45 L) 60 L Rp. Rp. 234.000 Rp. 234.000
78.000/20L
Laktosa 120 mg 720 720 2 1440 Rp. 20.160.000
Talk 3 mg 18 18 0,5 9 Rp. 126.000
Mg stearate 1,5 mg 9 9 3 27 Rp. 378.000
Total Rp. 100.698.000
2. Biaya Pengemasan
Tablet akan dibuat dalam kemasan strip isi 10 tablet 6.000.000/10= 600.000
10 Strip per paper box 60.000 box
20 box per carton dus 3.000 kardus
Brosur 60.000
Tape
Bahan Harga (Satuan) Jumlah Total Harga
@ 5cm x 10 cm x 4 cm
Tape + custom logo 10.000/rol (1000 cm) 1800 rol Rp. 1.800.000
printing
3 cm x 60.000box
10 cm x 3000 kardus
3. Machine Hour
JENIS MESIN KW JUML HARGA/ JAM Keterangan
H AH KWH KERJA
MESIN (jam/hari)
4. Man Hour
10 Pekerja
Penimbangan 2 orang
Granulasi dan Pencampuran 2 orang
Pengayakan 1 orang
Pencetakan tablet 2 orang
Pengemasan primer 1 orang
Pengemasan sekunder 1 orang
Pengemasan tersier 1 orang
5. Biaya Lain-lain
Total 210.000
Biaya administrative 100.000
7. Harga jual
= Rp. 168.594.750 + margin 20% + ppn 10 %
= Rp. 168.594.750 + 33.718.950 + 16.859.475 (6.000.000 tablet)
= Rp. 219.173.175 (6.000.000 tablet )
= Rp. 37 / tab
= Rp. 370 / strip
= Rp. 3700 / box
8. Produk pembanding
100C ( rurs )
C adalah kadar deksametason dalam mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak deksametason dari Larutan uji dan Larutan baku.
Keseragaman Bobot
Uji Keragaman bobot diterapkan pada bentuk sediaan berikut:
Larutan dalam wadah satuan dosis dan dalam kapsul lunak;
Sediaan padat (termasuk serbuk, granul dan sediaan padat steril) yang dikemas
dalam wadah dosis tunggal dan tidak mengandung zat tambahan aktif atauinaktif
Sediaan padat (termasuk sediaan padat steril) yang dikemas dalam wadah dosis
tunggal, dengan atau tanpa zat tambahan aktif atau inaktif, yang disiapkan dari
larutan asal dan dibeku-keringkan dalam wadah akhir dan pada etiket
dicantumkan metode pembuatan; dan
Kapsul keras, tablet tidak bersalut atau tablet salut selaput, mengandung zat aktif
25 mg atau Iebih yang merupakan 25% atau lebih terhadap bobot, satuan sediaan
atau dalam kasus kapsul keras, kandungan kapsul, kecuali keseragaman dari zat
aktif lain yang tersedia dalam bagian yang lebih kecil memenuhi persyaratan
keseragaman kandungan.
Cara kerja:
Ambil tidak kurang dari 30 sediaan. Timbang saksama 10 tablet satu per satu.
Hitung jumlah zat aktif dalam tiap tablet yang dinyatakan dalam persen dan
jumlah yang tertera pada etiket dari hasil Penetapan kadar masing-masing tablet.
Hitung nilai penenimaan seperti pada uji Keseragaman kandungan, kecuali
kandungan masing-masing satuan diganti dengan perkiraan kandungan masing-
masing sebagai berikut:
b. Waktu Hancur
Uji waktu hancur dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian batas waktu hancur
yang tertera dalam masing-masing monografi, kecuali pada etiket dmnyatakan bahwa
tablet atau kapsul digunakan sebagai tablet isap atau dikunyah atau dirancang untuk
pelepasan kandungan obat secara bertahap dalam jangka waktu tertentu atau
melepaskan obat dalam dua periode berbeda atau lebih dengan jarak waktu yang jelas
di antara periode pelepasan tersebut.
Masukkan 1 tablet pada masing-masing 6 tabung dari keranjang, jika dinyatakan
masukkan 1 cakram pada tiap tabung. Jalankan alat, gunakan air bensuhu 37°±2°
sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan lain (cairan saliva) dalam
masing-masing monografi (tidak lebih dan 2 menit). Pada akhir batas waktu tidak
lebih dan 2 menit, angkat keranjang dan amati semua tablet: semua tablet harus
hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempuma, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur
sempurna.
c. Kekerasan
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal. Pemutaran
dihentikan sampai tablet pecah atau hancur. Skala yang terbaca pada saat tablet
pecah atau hancur menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan kg. Kekuatan
minimum dalam bidang farmasi yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg (Ansel, 2008).
Menurut FI III : Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahui
kekerasannya, agar tablet tidak terlalu rapuh atau terlalu keras.
Kekerasan tablet ini berat hubungannya dengan ketebalan
tablet, bobot tablet dan waktu hancur tablet
Menurut FI IV : Masing-masing 10 tablet dari tiap batch diukur kekerasannya
dengan alat pengukur kekerasan tablet.
Menurut USP 32 : Kekerasan untuk tablet kompresi adalah 5 sampai 8 kg.
Floating tablet aspirin ini di gunakan kekerasan 6-8 kg dengan alat ERWEKA,
Germany.
d. Kerapuhan
Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan dengan aspirator, lalu ditimbang seksama
pada neraca analitik, kemudian dimasukkan dalam friability tester tester. Pengujian
dilakukan selama empat menit atau sebanyak 100 putaran. Tablet dikeluarkan dari
alat, lalu dibebasdebukan lagi, kemudian ditimbang. Kerapuhan tablet dinyatakan
dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah pengujian dibagi berat mula-mula
dikalikan 100%. Uji kerapuhan dengan menggunakan alat Monsanto hardness tester.
4. Proses Pengemasan
Menurut CPOB 2018 ada beberapa persayaratan yang harus dipenuhi, beberapa aturan
yang ada dalam CPOB 2018 terkait pengemasan adalah :
a. Setelah dilakukan pengemasan hendaklah disertai dengan penempelan label agar
menghindari dari ketercampuran, dan apabila tidak ditempel label sebaiknya
dipastikan dengan alur pengemasan yang baik.
b. Proses pengemasan dilakukan dengan pengendalian agar mutu dan kualitas produk
tetap terjaga
c. Sebelum kegiatan pengemasan dimulai, hendaklah dilakukan langkah untuk
memastikan bahwa area kerja, jalur pengemasan, mesin pencetakan dan peralatan
lain telah bersih serta bebas dari produk lain, bahan, atau dokumen yang digunakan
sebelumnya, jika tidak diperlukan untuk kegiatan pengemasan yang bersangkutan.
Kesiapan jalur pengemasan hendaklah dilaksanakan sesuai daftar periksa yang tepat.
d. Informasi tercetak dan dalam bentuk huruf timbul pada bahan pengemas hendaklah
terlihat jelas, tidak memudar dan tidak mudah terhapus.
e. Pengawasan pada jalur pengemasan selama proses pengemasan hendaklah meliputi
paling sedikit hal-hal sebagai berikut:
- tampilan kemasan secara umum;
- apakah kemasan sudah lengkap;
- apakah produk dan bahan pengemas yang dipakai sudah benar;
- apakah prakodifikasi sudah benar
- apakah monitor pada jalur sudah berfungsi dengan benar
IPC Pengemasan Primer
Dengan memperhatikan beberapa IPC antara lain adalah :
1. Uji kebocoran
Uji kebocoran blister dengan menggunakan sistem vakum dan methylen blue
2. Tes Penampilan
Mengecek penampilannya ada yang cacat/tidak secara visual. Pemeriksaan sifat fisik
tablet dilakukan dengan mengamati penampilan fisik tablet yang dihasilkan, dimana tidak
terjadi capping, cracking, picking yang menandakan adanya kerusakan tablet. Selain itu
dilihat bentuk, warna, dan wadah kemasan.
3. Tes penandaan
Semua wadah raw material harus diberikan penandaan yang jelas seperti nama, kode
material, nomor lot, kondisi suhu penyimpanan, berat material dan status materia.
Pengemasan Sekunder
Dengan memperhatikan beberapa IPC antara lain adalah :
1. Penampilan
Melihat penampilan secara fisik dari kemasan sekunder dan tersier dari sediaan.
2. Kelengkapan
Dilihat tentang pengemasan produk yang sudah dikemas hendaklah diperiksa untuk
memastikan bahwa obat tersebut sesuai dengan persyaratan pada proses induk. Hanya
produk dengan batch yang sama yang dapat disusun dalam 1 plat. Apabila dalam 1 box
masih terdapat sisa ( tidak penuh maka dilakukan penandaan dan tidak boleh di capur
dengan produk dengan nomor batch lain.
3. Penandaan
Memeriksa dan mengechek kembali nomor batch, lot dan kesesuaian barang dengan isi
sesuai dengan yang tertera pada label kemasan, Ed dan nomor-nomor ijin lainnya.
5. Produk Jadi
Dengan memperhatikan beberapa IPC antara lain adalah :
1. Penampilan
Melihat penampilan secara fisik dari kemasan sekunder dan tersier dari sediaan.
2. Kelengkapan
Dilihat tentang pengemasan produk yang sudah dikemas hendaklah diperiksa untuk
memastikan bahwa obat tersebut sesuai dengan persyaratan pada proses induk. Hanya
produk dengan batch yang sama yang dapat disusun dalam 1 plat. Apabila dalam 1 box
masih terdapat sisa ( tidak penuh maka dilakukan penandaan dan tidak boleh di capur
dengan produk dengan nomor batch lain.
3. Penandaan
Memeriksa dan mengechek kembali nomor batch, lot dan kesesuaian barang dengan isi
sesuai dengan yang tertera pada label kemasan, Ed dan nomor-nomor ijin lainnya.
E. Validasi Proses
Validasi proses dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Validasi prospektif
Validasi Prospektif adalah validasi dengan pendekatan untuk produk baru. Pendekatan
validasi prospektif ini sebaiknya dilakukan sebelum distribusi komersial dari produk. Jumlah
bets yang digunakan untuk validasi prosepektif adalah 3 bets berurutan tanpa ada perubahan
pada komposisi, tahapan proses produksi, dan mesin yang digunakan.
2. Validasi Konkuren
Validasi yang dilakukan untuk produk yang telah berjalan proses produksinya dan telah
di pasarkan tetapi belum dilakukan validasi prospektif terlebih dahulu. Validasi Konkuren juga
dilakukan untuk proses produksi yang telah mengalami perubahan atau modifikasi, misalnya
terjadi perubahan komposisi, perubahan mesin yang digunakan pada proses produksi, perubahan
ukuran bets dsb. Validasi Konkuren juga dapat diterapkan jika data replikasi produksi yang
sudah dibuat tidak tersedia karena jumlah bets yang diproduksi terbatas, misalnya dalam satu
tahun hanya terdapat 1 bets produksi.
3. Validasi Retrospektif
Validasi Retrospektif adalah validasi yang dilakukan untuk produk yang proses
produksinya sudah tidak berjalan tetapi produk tersebut masih beredar dipasaran, sehingga
pengambilan data pada proses produksi secara langsung tidak dapat dilakukan. Jumlah bets yang
digunakan untuk validasi retrospektif hendaknya cukup untuk menunjukkan konsistensi proses.
F. Validasi Pembersihan
Validasi pembersihan adalah salah satu validasi yang ada di Industri Farmasi dan juga
dipersyaratkan oleh CPOB. Validasi ini untuk mencegah kemungkinan kontaminasi dan
kontaminasi silang dari bahan baku ataupun produk serta untuk membuktikan bahwa prosedur
yang ditetapkan untuk membersihkan suatu peralatan pengolahan, hingga pengemasan primer
mampu membersihkan sisa bahan aktif obat dan deterjen yang digunakan untuk proses pencucian
dan juga dapat mengendalikan cemaran mikroba pada tingkat yang dapat diterima.
Perlunya prosedur validasi pembersihan karena:
1. Peralatan yang digunakan untuk produksi, dipakai untuk berbagai macam produk,
sehingga sangat berisiko terjadi kontaminasi silang (cross contamination)
2. Dengan semakin canggihnya mesin dan teknologi pengolahan atau pengemasan, semakin
menambah luasnya area kontak antara bahan obat dengan permukaan mesin.
3. Semakin meningkatnya tuntutan c-GMP.
Pengamatan secara visual kebersihan permukaan alat yang kontak langsung dengan
produk
Kualitas air bilasan akhir
Residu yang diambil secara usap dan / atau bilas
Cemaran mikroba pada permukaan alat yang kontak dengan produk.
Kelebihan :
Contoh yang sudah mengering atau sulit larut dapat ”dilepaskan” dari permukaan secara
fisik.
Lokasi yang sulit dibersihkan dapat dicapai dengan swab sehingga memungkinkan
evaluasi paling langsung terhadap tingkat kontaminasi atau jumlah residu setiap
(permukaaan)
G. Validasi Metode
1. Selektifitas atau spesifitas
Selektifitas atau spesifitas merupakan kemampuan dari metode untuk mendeteksi dan
menganalisa analit dalam sebuah matriks tanpa gangguan dari komponen lain yang berada dalam
matriks tersebut (Ahuja dan Rasmussen, 2007). Spesifitas juga dapat diperoleh melalui preparasi
sampel, contohnya dengan derivatisasi, ekstraksi, presipitasi, adsorpsi, dan lain sebagainya
(Ermer dan Miller 2005).
Spesifitas dapat ditentukan melalui perhitungan resolusi dengan rumus :
Rs =
Dimana:
t2 = waktu retensi puncak kedua
t1 = waktu retensi puncakpertama
W0,5(1) = lebar puncak pertama pada setengah tinggi puncak
W0,5(2) = lebar puncak kedua pada setengah tinggi puncak (Snyder, dkk,2010).
Nilai Rs harus mendekati atau lebih dari 1,5 karena akan memberikan pemisahan
puncak yang baik (base line resolution) (Snyder dkk., 2010).
2. Linearitas
Linearitas dapat dilihat melalui kurva kalibrasi yang menunjukkan hubungan antara
respon dengan konsentrasi analit pada beberapa seri baku. Dari kurva kalibrasi ini kemudian
akan ditemukan regresi linearnya yang berupa persamaan y=bx+a, dimana x=konsentrasi;
y=respon, a=intersep y yang sebenarnya dan b=slope yang sebenarnya. Tujuan dari dibuatnya
regresi ini adalah untuk menentukan estimasi terbaik untuk slope dan intersep y sehingga akan
mengurangi residual error, yaitu perbedaan nilai hasil percobaan dengan nilai yang diprediksi
melalui persamaan regresi linear (Harvey, 2000).
Sebagai parameter adanya hubungan linear digunakan koefisien korelasi r pada analisis
regresi linear. Hubungan linear yang ideal dicapai jika nilai b=0 dan r=+1 atau -1 tergantung arah
garis (Harmita,2004).
3. Akurasi
Akurasi sebuah metode analisis mencermikan kedekatan nilai atau harga dari yang
diperoleh saat penelitian dengan yang sebenarnya (true value). Akurasi ditentukan dengan %
recovery. Biasanya dilakukan terhadap minimal tiga konsentrasi dan direplikasi tiga kali (Ahuja
dan Rasmussen, 2007).
Akurasi dapat ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi (spiked- placebo
recovery) atau metode penambahan baku (standard addition method). Dalam metode simulasi,
sejumlah analit bahan murni (senyawa pembanding kimia) ditambahkan ke dalam campuran
bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo) lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya
dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya). Dalam metode
panambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke
dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang
sebenarnya (hasil yang diharapkan). Tabel IV menunjukkan rentang kesalahan yang
diperolehkan pada setiap konsentrasi analit pada matriks (Harmita,2004). Akurasi dapat
dinyatakan sebagai persen kembali analit yang ditambahkan sedangkan nilai akurasi dapat
dinyatakan dengan persen peroleh kembali 98-102% (persen recovery).
4. Presisi
Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil beberapa seri
pengujian yang diperoleh dari sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen (Ahuja
dan Rasmussen, 2007). Syarat presisi yang dapat diterima berdasarkan kadar analit tertera dalam
tabel di bawah ini (Huber, 2007):
Presisi diukur sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi).
Simpangan baku dalam presisi merupakan parameter yang penting dalam mendeskripsikan
lebarnya distribusi normal, misalnya derajat persebaran data (Ermer dan Miller, 2005).
Dikatakan seksama jika metode memberikan simpangan baku relatif yaitu ≤ 2% (Chan et al
2004).
5. Sensitivitas
Sensitivitas merupakan kemampuan suatu metode analisis untuk membedakan dua
konsentrasi yang berbeda dan ditentukan melalui slope dari kurva kalibrasi (Christian, 2004).
6. Rentang (Range)
Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah
ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan, keseksamaan, dan linearitas yang dapat
diterima (Harmita, 2004).
Lampiran
1. Sertifikat Dexamethasone
2. Sertifikat Laktosa
3. Sertifikat Mg stearate
4. sertifikat TALC
5. Sertifikat explotab
6. Sertifikat PVP