You are on page 1of 9

G.

Antigen

Antigen adalah bahan yang dapat merangsang respons imun atau bahan yang dapat bereaksi
dengan antibodi yang sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk merangsang
produksi antibodi. Secara fungsional antigen dibagi menjadi imunogen dan hapten. Imunogen
adalah bahan yang dapat memicu respons imun dan hapten adalah bahan yang dapat bereaksi
dengan antibodi. Beda antara imunogen dan hapten terletak pada besar molekul, kompleks yang
terdiri dari molekul kecil disebut hapten sedangkan yang besar disebut imunogen.

Antigen tersusun atas epitop dan paratop. Epitop atau determinan antigen adalah bagian dari
antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor antibodi, menginduksi pembentukan
antibodi; dapat di ikat spesifik oleh bagian dari antibodi atau oleh reseptor antibodi.
Makromolekul dapat memiliki berbagai epitop yang masing-masing merangsang produksi
antibodi sepesifik yang berbeda. Paratop adalah bagian dari antibodi yang mengikat epitop.

Karakteristik Antigen

Karakteristik sebuah antigen menentukan sifat imunogenesitasnya. Antigen memiliki 4


karakteristik, diantaranya:

1. Bersifat asing (Foreignness)

Suatu molekul haruslah merupakan molekul yang asing, yang belum pernah dikenali oleh sel
imun terutama saat maturasi sel B (sumsum tulang) sel T (thymus). Semakin tinggi perbedaan
filogenetiknya, maka semakin cepat dikenali sebagai molekul asing oleh sistem imun.

2. Ukuran molekul

Ukuran molekul merupakan karakteristik terpenting suatu molekul digolongkan sebagai antigen.
Suatu antigen pada umumnya molekul yang berukuran lebih dari 5 KDa. Molekul antigen yang
berukuran kecil dapat digolongkan sebagai hapten sedangkan molekul antigen yang berukuran
besar digolongkan sebagai imunogen. Semakin besar ukuran molekul maka molekul tersebut
dapat digolongkan sebagai imunogen. Imunogen aktif cenderung memiliki berat molekul 14-600
KDa.

Macam-Macam Antigen
Penggolongan antigen terdapat lebih dari satu, diantaranya penggolongan antigen berdasarkan
fungsinya (imunogen dan hapten), berdasarkan asalnya, berdasarkan sumbernya, klasifikasi
biologis serta berdasarkan kandungan bahan kimianya.

Antigen berdasarkan asalnya dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu antigen exogen dan
endogen.

1. Antigen exogen

Merupakan antigen yang berasal dari luar sel (termasuk permukaan sel). Antigen tersebut dapat
masuk ke tubuh manusia melalui inhalasi, penelanan, atau injeksi (penyuntikan).

2. Antigen endogen

Berasal dari dalam sel, dapat berupa produk metabolisme sel normal, atau produk metabolisme
sel yang terinfeksi virus atau infeksi patogen intraseluler.

Antigen berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi 4 macam, diantaranya:

1. Xenoantigen

Merupakan antigen yang berasal dari spesies yang berbeda misalnya antigen dari virus, bakteri,
jamur, atau parasit.

2. Alloantigen

Antigen yang berasal dari spesies yang sama tapi dari individu yang berbeda seperti misalnya:
antigen pada golongan darah ABO.

3. Autoantigen

Antigen yang berasal dari individu yang sama misalnya: protein pada lensa mata (ocular immune
privilege), sel tumor, cairan cerebrospinal (CNS immune privilege).

4. Heterophile antigen

Merupakan antigen yang memiliki kemiripan struktur pada organisme yang berbeda. Antigen
jenis ini dapat menyebabkan terjadinya penyakit autoimmun melalui mekanisme molecular
mimicry. Misalnya protein M pada streptococcus memiliki epitope yang sama strukturnya
dengan membran basalis pada ginjal.
Antigen berdasarkan aktivitas biologisnya dibedakan berdasarkan kemampuannya antigen
dalam mengindiksi pembentukan antibodi. Terdapat 2 macam antigen, yaitu:

1. Antigen yang bergantung sel T (T-dependent antigens)

Merupakan antigen yang membutuhkan sel T untuk menginduksi terbentuknya antibodi (dengan
kata lain merupakan antigen yang tidak dapat menginduksi terbentuknya antibodi secara
langsung), tidak menyebabkan toleransi imunitas (tolerance), dapat menginduksi terbentuknya
sel memori. Antigen ini memerlukan bantuan APC untuk menginduksi sel T. Secara struktural
antigen tersebut memiliki banyak epitop yang berbeda. Pada umumnya antigen ini merupakan
protein yang larut. Antigen ini mengaktivasi sel B yang matur dan menghasilkan antibodi
bersifat monoclonal dengan banyak isotype (IgA, IgM, IgD, IgE, IgD).

2. Antigen yang tidak bergantung sel T (T-independent antigens)

Merupakan antigen yang secara langsung dapat menstimulasi produksi antibodi tanpa bantuan
sel T. Memiliki struktur sederhana artinya, hanya memiliki jenis epitope. Antigen ini lebih
resisten terhadap proses degradasi sehingga tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama
dan dapat terus menerus memicu respon imun. Contoh antigen ini antara lain: lipopolisakarida
pada bakteri, protein flagellar, polisakarida capsula pada Pneumococcal.
Antigen Berdasarkan Kandungan Bahan Kimianya

1. Karbohidrat ini merupakan antigen yang imunogenik


2. Lipid ini merupakan antigen yang tidak imunogenik namun hapten
3. Asam nukleat ini merupakan antigen yang tidak imunogenik
4. Protein ini merupakan antigen yang imunogenik

H. Antibodi

Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan
oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen, dengan cepat sel akan
bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan menghasilkan
antibody dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga menghasilkan sel memori
B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B dan dapat hidup lebih lama daripada sel
plasma.

- Antibody Poliklonal
Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel
limfosit dan umum.

- Antibodi Monoclonal
Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu sel
hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis. Antibodi memiliki
struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut dinamakan antigen
dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi
lima kelas yakni: IgG, IgA, IgM, IgD, IgE.
I. Mekanisme Pertahanan Tubuh Terhadap Mikroorganisme

Mekanisme pertahanan tubuh terhada benda asing terbagi kedalam dua macam meliputi

pertahanan tubuh bawaan (pertahanan non spesifik) serta pertahanan tubuh buatan (pertahanan

spesfifik).

1. Pertahanan tubuh bawaan (pertahanan non spesifik)

Merupakan pertahanan tubuh yang paling terdepan dalam melawan mikroorganisme yang masuk
ke tubuh dan tidak ditujukan terhadap benda asing/mikroorganisme tertentu. Pertahanan tubuh
bawaan terdiri dari empat macam pertahanan yang meliputi:

A. Pertahanan fisik/mekanik:

 Kulit
Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing kecuali jika kulit dalam
keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang dihailkan oleh kelenjar di kulit juga akan
mencegah benda asing masuk ke dalam tubuh.
 Selaput lendir
Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan dan saluran
pencernaan. Pada saluran pernapaan,Selaput lendir berfungi dalam menangkap bakteri atau
benda asing yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Contoh : Selaput lendir
pada hidung. Selaput lendir pada saluran pencernaan berfungsi sebagai rintangan yang
melindungi sel diluar sistem pencernaan.
 Rambut-rambut halus
Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan. Contoh: Di hidung, rambut-rambut halus
berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk melalui hidung.

B. Pertahanan Humoral

Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan tubuh secara humoral. Bahan-bahan
tersebut adalah:
 Komplemen
Merupakan protein darah yang berfungsi membantu system pertahanan sel darah putih.Protein
komplemen membantu system kekebalan tubuh dengan cara:
- Menghasilkan opsonin, kemotoksin, dan kinin.
- Opsonin untuk mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin berfungsi sebagai penarik sel
darah putih menuju ke infeksi, sedangkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh
darah.
- Berperan dalam proses penghancuran membrane sel
- Mikroorganisme yang menyerang tubuh
- Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif.
 Interferon
Adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang mengandung nukleus
dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron mempunyai sifat anti virus
dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus sehingga menjadi resisten
terhadap virus. Disamping itu, interveron juga dapat mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK).
Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya.
Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian membunuhnya. Dengan demikian
penyebaran virus dapat dicegah.
 C-Reactive Protein (CRP)
Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk oleh
badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x atau
lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut. CRP berperanan pada imunitas non spesifik, karena
dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan
jamur.

C. Pertahanan selular

 Sel Natural Killer


Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh
yang terinfeksi virus sebelum diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan
cara menyerang membrane sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.
 Fagosit
Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang berperaan
dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel
polimorfonuklear seperti neutrofil. Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan
komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingkat
sebagai berikut: Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan mencerna.
Kemotaksis adalah gerakan fagosit ketempat infeksi sebagai respon terhadap berbagai faktor
sperti produk bakteri dan faktor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen. Antibody
seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis (opsonisasi).
Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian
dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc dari
immunoglobulin pada permukaan fagosit.

D. Pertahanan Biokimia
Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat kimia dan enzim. Bahan yang
disekresi adalah:
 Mukosa saluran nafas
 Kelenjar sebaseus kulit
 Asam HCl dalam cairan lambung
 Lisozim dalam keringat
Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat menghancurkan kuman gram negatif dan hal tersebut
diperkuat oleh komplemen. Laktoferin dan transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang
dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas.
 Ludah
 Air mata
 Air susu
Air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif dengan menghancurkan
dinding selnya. Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai
sifat antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus.

2. Pertahanan tubuh buatan (pertahanan spesifik)

Kekebalan tubuh spesifik adalah sistem kekebalan yang diaktifkan oleh kekebalan tubuh
nonspesifik dan merupakan system pertahanan tubuh yang ketiga. Sistem imun spesifik terdiri
dari:

A. Pertahanan Humoral
Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut
antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda
asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali
benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang
akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut.
Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut. sehingga menjadi tidak aktif,
atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

B. Pertahanan Selular
Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang
tersimpan dalam limfa dan plasma darah.
 T Limfosit
Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang
dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.
T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal:
- fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi
- lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di
dilekati oleh antibodi.
 Imunisasi
Merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikan individu kebal terhadap suatu penyakit.
Imunisasi terbagi 2, yaitu:
- Imunisasi aktif
- Imunisasi Pasif

DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, N. R. (2012) Makalah Imunologi Dasar. Semarang: Universitas Muhammadiyah


Semarang.

Purwanto, H. (2016) Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta Selatan: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

You might also like