Alias : Karbol Tempat Lahir : Jakarta Tanggal Lahir : Kamis, 1 Juli 1909 Meninggal : Maguwoharjo, Sleman, 29 Juli 1947 Agama : Islam Zodiak : Cancer Warga Negara : Indonesia Gelar : Pahlawan Nasional
Biografi Abdulrahman Saleh
Biografi Abdulrahman Saleh, seorang
Pahlawan Nasional yang punya julukan Karbol. Pria kelahiran Jakarta, 1 Juli 1909 merupakan sosok yang cerdas. Tak heran, gelar yang dimilikinya cukup panjang, yaitu Prof. Dr. Spf, Marsekal Muda Anumerta. Selain dikenal sebagai tokoh Radio Republik Indonesia, ia juga dikenal sebagai Bapak Fisiologi Kedokteran Indonesia. Untuk menghormati kontribusinya terhadap Tanah Air, ia diberikan gelar Pahlawan Nasional dan ini ditetapkan menurut SK presiden RI no.071/tk/tahun 1974, diterbitkan tanggal 9 November 1974. Semasa hidupnya, ia sangat peduli dengan perkembangan pendidikan di Tahah Air. Saleh sempat mengenyam pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsche School), kemudian dilanjutkan ke MULO. Tidak berhenti disitu, ia juga melanjutkan pendidikan ke beberapa sekolah lain, hingga sampailah ia ke STOVIA yang merupakan salah satu sekolah bergengsi di jamannya. Yang menarik adalah ia tidak sempat menerima pendidikan disana hingga tamat, karena sekolah sudah keburu bubar. Semangatnya untuk menimba ilmu tidak putus begitu saja karena ia kembali bersekolah di GHS dengan spesialisasi bidang kesehatan dan kedokteran. Dari sanalah ia berkenalan dengan organisasi pemuda. Ia bahkan sempat bergabung ke dalamnya. Beberapa organisasi yang dimaksud antara lain Indonesia Muda, Kepanduan Bangsa Indonesia, dan Jong Java. Setelah tamat kedokteran, ia kembali lagi mendalami bidang pendidikan baru, yaitu ilmu faal. Tak heran, ia mendapat julukan sebagai Bapak Ilmu Faal Indonesia. Gelar tersebut diberikan oleh Universitas Indonesia tepatnya pada tanggal 5 Desember 1958. Sebagai sosok yang haus akan ilmu, ia terus memperkaya diri, misalnya saja dengan bergabung bersama VORO (Vereniging Voor Oosterse Radio Omroep). Ini adalah sebuah organisasi radio, sangat penting peranannya karena itu menjadi bekal bagi dirinya untuk mendirikan Radio Republik Indonesia atau disingkat RRI. Radio tersebut didirikan pada 11 September 1945. Ilmu sains tidak membuatnya puas. Ia pada akhirnya juga mencoba dunia militer dengan bergabung di angkatan udara. Berkat kerja kerasnya, ia dipercayakan jabatan sebagai Komandan Pangkalan Udara Madiun di 1946. Ia pernah diutus untuk pergi ke India dan pulang kembali pada 29 Juli 1947. Dalam perjalanan pulang, ia menyempatkan diri singgah di Singapura untuk mengambil obat- obatan dari Palang Merah Malaya. Namun naas, pesawat tersebut tidak bisa mendarat dengan selamat karena ditembak oleh Belanda dengan pesawat P-40 Kitty-Hawk. Ia wafat dalam kejadian tersebut, kemudian jenazahnya dibawa ke Kuncen Yogyakarta untuk dimakamkan. Sebagai penghormatan terakhir, namanya dikutip sebagai nama Bandara di Malang.
PENDIDIKAN
Sekolah Rakyat HIS MULO
AMS STOVIA Sekolah Kedokteran GHS
PENGHARGAAN
Tokoh Radio Republik Indonesia (RRI)
Bapak fisiologi kedokteran Indonesia Pahlawan nasional Indonesia