You are on page 1of 40

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

TERHADAP Ny.W DI BPM DIAN MUSTIKA, Amd.Keb


NATAR, LAMPUNG SELATAN

Oleh :

HASNA AFIFAH
NIM 1815471025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikannya studi kasus yang berjudul Asuhan kebidanan kehamilan
normal terhadap Ny.I G1P0A0 uk 34 minggu di PMB Dian Mustika,Amd.Keb untuk memenuhi
salah satu tugas pada program studi diploma III kebidanan.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan
kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
2. Islamiyati, AK., MKM sebagai Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro Politeknik
Kesehatan TanjungKarang dan selaku Pembimbing Institusi Pendidikan DIII Prodi
Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan TanjungKarang
3. Dian Mustika, Amd.keb sebagai pembimbing lapangan
4. Pasien Mahasiswa yang telah bekerjasama dan saling mendukung selama penyusunan
laporan ini.
5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama dan saling mendukung selama
penyusunan studi kasus ini.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan studi kasus yang tidak dapat
di sebutkan satu persatu.
Semoga segala amal kebaikannya dapat diterima dan dibalas oleh Allah SWT. Kritik
dan saran untuk penyempurnaan studi kasus ini sangat di harapkan. Demikianlah, atas
perhatiannya diucapkan terimakasih.

Natar, 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ 2
KATA PENGANATAR.................................................................................. 3
DAFTAR ISI................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 5
B. Rumusan Masalah................................................................................. 6
C. Tujuan................................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kehamilan........................................................................... 7
B. Proses Kehamilan................................................................................. 7
C. Tanda-tanda Kehamilan........................................................................ 10
D. Perubahan Fisiologis Kehamilan ......................................................... 11
E. Pemeriksaan Ibu Hamil (Antenatal care).............................................. 17
F. Perubahan Psikologis Trimester III...................................................... 25
G. Keluhan Kehamilan pada Trimester III................................................ 25
H. Asuhan Trimester III............................................................................. 31
I. Asuhan Sayang Ibu pada Ibu Hamil..................................................... 31

BAB III ASUHAN KEBIDNANA


A. Data Subjective..................................................................................... 33
B. Data Objective...................................................................................... 35
C. Assesment............................................................................................. 36
D. Plan....................................................................................................... 36
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 40
B. Saran..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 41

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari sprematozoa dan ovum dilanjutkan
dengan nidasi dan implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester. Trimester I:
berlangsung 12 minggu (minggu 1-12), trimester II: berlangsung 15 minggu (minggu 13-
27), trimester III: berlangsung 13 minggu (minggu 28-40). (Prawirohardjo, Sarwono:2014
dan Rustam Mochtar:2013).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Menurut data
SDKI 2012, Angka Kematian Ibu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk AKB
pada SDKI 2012 menunjukan angka 32/1.000 KH (SDKI 2012). Dan pada tahun 2015,
berdasarkan data SUPAS 2015 baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan (AKI 305/
100.000 KH; AKB 22,23/ 1000 KH).
Dalam gelaran Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2016 di Jakarta,
Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K) menyampaikan bahwa
pelaksanaan dari Millenium Development Goals (MDGs) telah berakhir pada tahun 2015
dilanjutkan ke Sustainable Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030.Pada 2030,
mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup. Pada
2030, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara
berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 Kelarian
hidup dan Angka Kematian Balita 25 per 1.000 Kelahiran hidup.
Pelayanan antenatal (ANC) merupakan upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
rutin selama kehamilan meliputi 10 standar. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan,
pemeriksaan tekanan darah, tentukan status gizi, tentukan tinggi fundus uteri, tentukan
presentasi janin dan denyut jantung janin, skrining status imunisasi tetanus, pemberian
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan,tes laboratorium, tata laksana kasus,
dan temu wicara (konseling). (Bidan dan Dosen Bidan Indonesia: 2017)

5
Tujuan utama ANC adalah menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian
maternal dan perinatal. Adapun tujuannya adalah sebagai berikut : memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin, meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu, mengenali dan mengurangi
secara dini adanya penyulit-penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, mempersiapkan
persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin,
membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu
dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta
kemungkinan adanya komplikasi, dan menyiapkan ibu bagar masa nifas berjaan normal
dan berhasil memberikan ASI eksklusif. (Bidan dan Dosen Indonesia: 2017)

B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan kehamilan?
2. Bagaimana proses terjadinya kehamilan?
3. Bagaimana tanda-tanda kehamilan?

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian kehamilan.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan proses terjadinya kehamilan.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda-tanda kehamilan.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya bayi dengan lama 280 hari atau 40 minggu yang
dihitung dari hari pertama haid terakhir.Terbagi dalam 3 triwulan yaitu tirwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai enam
bulan dan trimester ketiga bulan ketujuh sampai bulan ke sembilan.
Asuhan kehamilan difokuskan pada intervensi yang telah terbukti bermanfaat
mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. (Bidan dan
Dosen Indonesia: 2017)
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum kemudian
dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan normal akan berlangsung selama 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai
bayi lahir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai dari 0-12
minggu, trimester kedua 13-27 minggu, dan trimester ketiga 28-40 minggu. (Saifuddin:
2014)
Menurut federasi obstetric ginekologi international, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. (Prawirohardjo, Sarwono: 2014)

B. Proses Kehamilan
1. Konsepsi
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi, konsepsi adalah pertemuan antara ovum
matang dan sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan. Konsepsi ini
dapat terjadi jika terpenuhi beberapa kriteria, yaitu:
a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang tepat.
b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum sehat pada saat ovulasi.
c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan seh\hat selama
ejakulasi.

7
d. Tidak ada barrier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai, melakukan
penetrasi, dan sampai akhirnya membuahi ovum.

Agar terjadi kehamilan sebaiknya senggama dilakukan sebelum tepat di hari


wanita ovulasi karena sperma dapat hidup sempai tiga hari didalam vagina,
sedanngkan ovum hanya bertahan 12-24 jam setelah dikeluarkan dari ovarium
(ovulasi). Kapan wanita mengalami ovulasi dapat dikenali melalui bentuk cairan
vagina keluar. Jika terlihat bening, banyak, dan licin, maka kemungkinan besar
wanita dalam keadaan subur, cairan vagina secara bertahap akan menjadi kental dan
berwarna putih keruh setelah melewati masa ovulasi. Selain mengamati karakter
cairan vagina, ovulasi dapat juga diprediksi melalui perhitungan siklus menstruasi.
Wanita mengalami ovulasi pada hari ke-12 sampai ke-14 siklus menstruasi, namun
cara ini kurang dapat digunakan pada wanita dengan siklus menstruasi yang tidak
teratur.(Sulistyawati, Ari. 2011)
2. Fertilisasi
Merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma bertemu dengan ovum,
terjadi penyatuan sperma dengan ovum, sampai terjadi perubahan fisik dan kimiawi
ovum-sperma sehingga menjadi buah kehamilan. Gambaran proses dari konsepsi
sampai dengan dengan fertilisasi adalah sebagai berikut:
a. Sperma memasuki vagina
Sperma diejakulasikan di forniks vagina saat koitus, menuju ke ampula tuba
sehingga tempat fertilisasi.
b. Proses kapasitasi
Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk mencapai
ampula tuba.
c. Reaksi akromosom
Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin agar bisa
menembus lapisan Oosit/ovum.
d. Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiata
Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mengencerkan corona
radiata dan zona pellusida.
e. Reaksi granula kortikal

8
Granula kortikol merupakan sel-sel granulose yang berada di sekitar oosit yang
akan menutup setelah satu buah sperma masuk ke dalam oosit, sehingga
mencegah sperma yang lain untuk masuk.
f. Fertilisasi
1) Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus pria.
2) Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita.
3) Kedua pronukleus berfusi
Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan membentuk zigot
yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa jam
setelah konsepsi, mulailah terjadi proses pembelahan zigot. Setelah
pembelahan sel terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan
berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam waktu tiga hari terbentuk suatu
kelompok sel-sel yang sama besarnya, disebut morulla. Proses selanjutnya
adalah perubahan morulla menjadi blastula. Hasil konsepsi tiba ke dalam
kavum uteri pada tingkat blastula. (Sulistyawati, Ari. 2011)
3. Implantasi (Nidasi)
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungkan oleh suatu simpai, disebut trofoblast, yang mampu
menghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim,
jaringan endometrium berada dalam fase sekresi. Jaringan endometrium ini banyak
mengandung nutrisi untuk buah kehamilan.Blastula dengan bagian yang berisi massa
sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka
kecil yang kemudian sembuh dan menyatu lagi. Itulah sebabnya kadang-kadang pada
saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua yang disebut dengan tanda
heartman. Umunya nidasi terjadi pada dinding depan atau belakang rahim (korpus)
dekat fundus uteri.
Bila nidasi telah terjadi, dimulailah diferensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih
kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac,
sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion.
Terbentuklah suatu lempeng embrional di antara amnion dan yolk sec.Sel-sel
trofoblast mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah akan melapisi bagian dlam

9
trofoblast, sehingga terbentuklah sekat korionik yang kelak menjadi korion. Sel-sel
trofoblat tumbuh menjadi dua lapisan, yaitu sititrofoblast (sebelah dalam) dan
sinsiotrofoblast (sebelah luar).Vili korialis yang berhubngan dengan desidua basalis
tumbuh bercabang-cabang dan disebut sebagai korion frondosum, sedangkan yang
berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave) kurang mendapatkan makanan
sehingga akhirnya menghilang. Dalam peringkat nidasi trofoblast dihasilkan hormon
human chorionic gonadotropin (HCG). (Sulistyawati, Ari. 2011)

C. Tanda-tanda Kehamilan
Untuk menegakkan diagnosa kehamilan, ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan:
1. Tanda Dugaan Kehamilan (Presumtif)
a. Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)
b. Nausea (mual), anoreksia (tidak nafsu makan), emesis, dan hipersaliva
c. Pusing
d. Miksing/sering buang air kecil
e. Obstipasi
f. Hiperpigmentasi: striae, cloasma
g. Varises
h. Payudara menegang
i. Perubahan perasaan
j. BB bertambah
2. Tanda Tidak Pasti Hamil
a. Perut membesar
b. Perubahan pada Organ Pelvik
1) Tanda hegar
Pada kehamilan 6-12 minggu ismus uteri mengadakan hipertropi ismus
menjadi panjang dan lunak.
2) Tanda chadwicks
Sejak hamil 8 minggu warna merah kebiru-biruan pada membran mukosa
serviks, vagina dan vulva.

10
3) Tanda piskacek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas kejurusan
pembesaran tersebut.
4) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi, tanda ini khas untuk uterus
dalam masa hamil.
5) Ballottement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan caa
menggoyangkan-goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa “pantulan”
disisi yang lain.
c. Tes Urine kehamilan (tes hCG) positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonadotropin
dalam urine. Kadar yang melebihi ambang normal, mengidentifikasikan bahwa
wanita mengalami kehamilan.
3. Tanda Pasti Kehamilan
a. Terdengar denyut jantung janin (DJJ).
b. Terasa gerak janin.
c. Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada gambaran
embrio.
d. Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16 minggu).
(Sulistyawati, Ari. 2011)

D. Perubahan Fisiologis Kehamilan


Adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil yaitu sebagai berikut :
1. Uterus
Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu yang
gepeng, terdiri dari corpus uteri berbentuk segitiga dan cervix uteri berbentuk
silindris.Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio. Uterus yang
semula besarnya hanya sebesar jempol  atau beratnya 30 gram akan mengalami
hipertrofi dan hiperpla-sia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan.

11
Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak,
dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin (Medical notes
2016)
Volume total uterus sampai aterm berkisar antara 5 liter, tetapi dapat mencapai
20 liter, sehingga pada akhir kehamilan kapasitas uterus dapat mencapai 500 kali
lebih besar dibandingkan saat tidak hamil. Setelah kehamilan melebihi 12 minggu,
uterus menjadi terlalu besar untuk tetap berada didalam panggul, sehingga kemudian
uterus melewati rongga panggul dan menempel kedinding abdomen anterior,
menggeser usus kelateral dan keatas dan terus naik sehingga mencapai hepar. Saat
uterus naik terjadi peregangan pada ligamentum latum dan ligamentum rotundum.
Jika penambahan ukuran TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam tabel berikut ini:

Usia Kehamilan (Minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 1-2 Jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari di bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-px
36 3 jari di bawah px
40 Pertengahan pusat-px

Sumber: Sulistyawati, Ari (2011)

2. Ovarium
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya
hanya satu corpus luteum kehamilan  dapat ditemukan di dalam ovarium wanita
hamil dan hanya berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan
selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan
fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesterone.
3. Vagina dan Perineum

12
Perubahan yang terjadi pada vagina selama kehamilan antara lain terjadinya
peningkatan vaskularitas dan hiperemia (tekanan darah meningkat) pada kulit dan
otot perineum, vulva, pelunakan pasa jaringan ikat, munculnya tanda chadwick yaitu
warna kebiruan pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan hiperemia, serta
adanya keputihan karena sekresi serviks yang meningkat akibat stimulasi estrogen.
4. Payudara
Kadar estrogen dan progesterone yang tinggi yang dihasilkan oleh plasenta
mememberikan perubahan terhadap jaringan payudara dan pigmentasi kulit.Hormone
human placental lactogen (hPL) bersifat lactogenic sehingga perannya menstimulasi
pertumbuhan payudara dan sejumlah perubahan metabolic diantaranya menstimulasi
sintesis kasein, dan laktalbumin di alveoli.Estrogen meningkatkan jumlah duktus
glandular sedangkan progesterone meningkatkan jumlah alveoli pada payudara.
Bersama dengan hPL, estrogen, dan progesterone menyebabkan perubahan
pembesaran payudara, payudara terasa tegang, pembesaran putting perubahan warna
areola mamae menjadi lebih gelap diduga efek estrogen dan progesterone yang
menstimulasi melanosit, munculnya kolostrum yang biasanya dapat dikeluarkan
minggu ke-12 hipertrofi alveoli payudara sehingga teraba nodular dan adanya
tuberkel yang merupakan kelenjar sebasea pada areola mamae yang keduanya teraba
pada dua bulan pertama kehamilan.
5. Sirlukasi Darah
Perubahan terpenting fungsi jantung dalam kehamilan mulai tampak seama 8
minggu pertama kehamilan.Perubahan yang terjadi yakni peningkatan curah jantung
yang terjadi karena penurunan resistensi vascular sistemik dan penurunan aliran atau
tekanan darah arteri serta peningkatan frekuensi denyut jantung, sedangkan volume
darah ibu meningkat.Penyesuaian terjadi yakni vasodilatasi perifer, yang disebabkan
vasoktif derivate endothelium.Vasodilatasi ini dipersepsikan oleh sistem saraf sebagai
kondisi kekurangan volume darah sehingga mekanisme peningkatan frekunsi denyut
jantung (10-20%) terjadi sejak minggu kelima kehamilan selanjutnya mekanisme
peningkatan curah jantung (30-50%) terdeteksi beberapa minggu sesudahnya.
Berbeda dengan sel darah merah, sel darah putih justru meningkat hingga
<12.000/mm3, peningkatan ini terjadi pada leukosit polimorfonuklear.Jumlah ini

13
semakin meningkat saat persalinan dan nifas, tetapi jumlah yang ditoleransi fisiologis
adalah 15.000/mm3. Konsentrasi sel darah putih sirkulasi lain termasuk limfosit T dan
B lebih sedikit dibandingkan konsentrasi neurofil.
6. Sistem Respirasi
Efek progesterone menyebabkan alkalois repiratorik ringan yang dikompensasi
oleh peningkatan ekskresi bikarbonat ginjal, serta merelaksasi otot polos bronkeal
dan merelaksasi otot serta kartilago pada radiotoraks.Perubahan mekanis terjadi pada
diagfragma yang terdorong akibat uterus membesar sehingga menekan isi abdomen
keatas. Naik nya diagfragma keatas sekitar 4cm, angulus subkostae melebar cukup
besar dan diameter transfersal rongga toraks bertambah 2cm, iga bagian bawah
melebar dan lingkar toraks membesar sekitar 6cm.
Perubahan anatomi toraks ini menjamin terpenuhinya aliran udara disempanjang
percabangan bronkus untuk menkompensasi penurunan kapasitas vital pernapasan
sehingga fasilitas untuk proses transver kejanin terpenuhi, menyebabkan volume tidal
pada ibu hamil meningkat. Selain itu faktor peningkatan metobelisme basal pada
wanita hamil serta pertambahan ukuran tubuh, meningkatkan kebutuhan total oksigen
dalam tubuh. Peningkatan volume tidal menyebabkan tekanan parsial karbon dioksida
(PCO2) menurun sebesar 15-20% dan tekanan parsial oksigen (PO2) meningkat
sedikit
Perubahan paru dalam kehamilan yakni anatomi toraks berubah, volume tidal
meningkat, kapasitas vital menurun, kapasitas residu fungsional menurun, PCO2
menurun 15-20%, PO2 meningkat, ekskresi bikarbonat meningkat atau alkalosis
respiratorik ringan.
7. Sistem pencernaan
Saluran cerna terbentuk dari banyak otot polos, selama kehamilan seluruh otot
polos mengalami relaksasi dibawah pengaruh hormon progesterone.Dampaknya
seluruh saluram cerna mengalami perubahan.
Berikut adalah perubahan anatomi dan fisiologi pada saluran cerna:
a. Mulut
Efek estrogen plasenta menyebabkan peningkatan aliran darah ke mulut
sehingga gusi mudah rapuh dan berdarah walaupun hanya cidera ringan seperti

14
sikat gigi.Indra pengecap pada mulut mengalami perubahan salifa lebih asam,
dan mengalami hipersalifa yang terjadi pada siang hari.Efek hormon HCG yang
dihasilkan oleh korpus luteum menyebabkan terstimulasinya pusat muntah
dimedula atau zona kemoreseptor yang terletak didinding lateral ventrike ke 4.
Hal ini memicu keluhan mual dan muntah dalam kehamilan.
b. Esofagus
Tonus sfingter esophagus bagian bawah melemah, pergeserandiagfragma dan
penekana isi obdomen kearah dada mengakibatkan keluhan refluks asam dari
lambung ke esophagus dan nyeri ulu hati.
c. Lambung
Dalam kehamilan lambung mengalami hipotomi, akibatnya pengosongan
lambung lambat dan penurunan motilitas, merupakan efek hormon progesteron
dan penurunan kadar motilin, suatu peptide hormon yang mempunyai efek
stimulasi otot polos. Pada kehamilan lanjuttekanan pada lambung oleh uterus
yang membesar dapat menurunkan jumlah makanan yang dikomsumsi.
d. Usus besar dan kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesterone menyebabkan penurunan
tonus dan motilitas usus. Penurunan motilitas usus menyebabkan perpanjangan
lama absorbsi nutrient dan mineral pada usus halus.Peningkatan absorbs ini
terjadi karena pengaruh hipertropi vili duodenum.Absorbsi kalsium diusus
meningkat karena kebutuhan kalsium untuk tulang janin. Ini dipengaruhi oleh
PTH (plasma parathyroid hormon) yang meningkatkan sintesis 25-(OH)-D3 pada
hati yang merupakan metabolit aktif vitamin D dan aktivitas Ia - hidroksilase
yang dihasilkan oleh desidua dan plasenta, yang selanjutnya memastikan
terdapatnya jumlah D3 aktif yang cukupuntuk mengoptimalkan kalsium dari
makanan selama kehamilan. Jika asupan kalsium tulang ibu hanya sedikit terjadi,
namun jika tidak maka mineralisasi tulang janin akan berlangsung dengan
mengorbankan densitas tulang ibu (Heffiner, 2006).
e. Hati
Peningkatan estrogen sirkulasi meningkatkan sintesis protein hati, meliputi
prokoagulan, asam empedu dan berbagaiprotein pengikat hormon. Prokoagulan

15
yang meningkat adalah faktor I, yakni fibrinogen, faktor VII, VIII, IX, X.
Konsentrasi yang tinggi membantu proses pembekuan lebih cepat, hal ini
memberikan dampak positif melindungi ibu jika terjadi perdarahan banyak saat
persalinan.
8. Sistem perkemihan
Peningkatan progesteron selama kehamilan yang menyebabkan vesodilatasi
perifer pembuluh terjadi pula fase dilatasi pada saluran kemih.Peningkatan volume
darah serta plasenta dan vasodilatasi pembuluh darah menyebabkan peningkatan
aliran darah keseluruh organ termasuk ginjal meningkat sebesar 60-70%. Selain itu
efek aldosteron termasuk terhadap retensi natrium dan air memberikan efek
peningkatan natrium yang terfilterasi diglomerulus sebesar 60-70%.
Volume urine di dalam ginjal dan ureter meningkat dua kali lipat pada akhir
kehamilan, keadaan ini sering menyebabkan risiko terjadinya infeksi ginjal akut pada
ibu.Kondisi ini terjadi akibat vasodilatasi dan abstruksi mekanis karena uterus yang
membesar yang menyebabkan kecepatan aliran urine menuju ureter menurun.
Wanita hamil cenderung lebih sering berkemih di malam hari karena saat
berbaring menyebabkan mobilisasi cairan sangat lancar kearah ginjal dan kemudian
mengekskresikannya, sedangkan pada siang hari wanita hamil mengakumulasi air
dalam bentuk edema dependen pada tungkai akibat tekanan uterus pada pembuluh
darah panggul dan vena kava inferior.
9. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh
kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau
alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, pipi (khloasma gravidarum). Setelah
persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang (Manuaba, 2010).
10. Metabolisme
Menurut Manuaba (2010) perubahan metabolisme pada kehamilan:
a. Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, teru-tama pada trimester
ketiga.

16
b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi
145 mEq per liter disebabkan hemo-delusi darah dan kebutuhan mineral yang
diperlukan janin.
c. Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan, dan persiapan laktasi.
Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar 0,5 g/kg berat badan atau
sebutir telur ayam sehari.
d. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.
e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil:
1) Kalsium, 1,5 gram setiap hari, 30-40 gram untuk pemben-tukan tulang janin.
2) Fosfor, rata – rata 2 gram dalam sehari.
3) Zat besi, 800 mg atau 30-50 mg per hari.
4) Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air.
f. Berat badan ibu hamil bertambah. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara
6,5-16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan 0,5 kg/ minggu.
(Sulistyawati, Ari. 2011)

E. Pemeriksaan Ibu Hamil (Antenatal care)


Antenatal care merupakan suatu program yang terencana berupa obsevasi, edukasi, dan
penangan medik pada ibu hamil. Pemeriksaan fisik pada ibu hamil ini dilakukan setiap ibu
datang untuk melakukan pemeriksaan dan harus dilakukan secara lengkap agar mendapat
hasil diagnosa yang tepat.
1. Tujuan ANC
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan
bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya.

17
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan normal.
2. Pelayanan Asuhan Standar
Kunjungan pemeriksaan ibu hamil sebaiknya dilakukan sebelum usia kehamilan
12 minggu. Pemeriksaan pertama akan menentukan model asuhan yang akan
diberikan pada ibu. Pada tahap ini ibu memberikan informasi yang relevan dan sesuai
untuk membantu memperbaiki gaya hidup serta mempertimbangkan metode skrining
antenatal yang akan dipilih. Berdasarkan Permenkes 369 tahun 2007. Standar
pelayanan antenatal meliputi:
a. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
b. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
c. Standar 5 : Palpasi Abdomen
d. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan
e. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
f. Standar 8 : Persiapan Persalinan
3. Kebijakan program
a. Trimester I (1 kali kunjungan)
Pada usia kehamilan 0-14 minggu
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa ibu
maupun janin.
2) Mencegah tetanus neonatal, anemia, dan kebiasaan tradisional yang
membahayakan.
3) Membangun hubungan saling percaya.
4) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, dan seks).
b. Trimester II (1 kali kunjungan)
Pada usia kehamilan 14-28 minggu
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa ibu
maupun janin

18
2) Mencegah tetanus neonatal, anemia, dan kebiasaan tradisional yang
membahayakan
3) Membangun hubungan saling percaya
4) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, dan seks)
5) Meningkatkan kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi
gejala pre-eklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, dan
proteinurin)
c. Trimester III ( 2 kali kunjungan)
Pada usia kehamilan 28-36 minggu
1) Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan jiwa ibu
maupun janin
2) Mencegah tetanus neonatal, anemia, dan kebiasaan tradisional yang
membahayakan
3) Membangun hubungan saling percaya
4) Mendorong perilaku sehat (nutrisi, kebersihan, olahraga, istirahat, dan seks)
5) Meningkatkan kewaspadaan khusus terhadap hipertensi kehamilan (deteksi
gejala pre-eklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, dan
proteinurin)
6) Mendeteksi adanya kehamilan ganda
7) Mendeteksi adanya kelainan letak atau kondisi yang memerlukan rujukan
4. Standar Asuhan Antenatal 10 T
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan
yang kurang dar 9 kg selam kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan
pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada
ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm dapat meningkatkan
resiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).
b. Ukur tekanan darah

19
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg) pada
kehamilan dan pre-eklampsi (hipertensi disertai oedema pada wajah, kaki, dan
tangan dan atau proteinuria)
c. Nilai status Gizi (LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko Kurang Energi Kronis
(KEK), hal ini dimaksudkan ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan
sudah berlangsung lama dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK berpotensi melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
d. Ukur Tinggi Fundus Uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidaknya dengan usia
kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan maka
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran
menggunakan pita ukur setelah kehamilan 24 minggu.
e. Tentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk
mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala,
atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul
sempit atau masalah lain.Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat dan kurang dari 120
kali/menit atau lebih dari 160 kali/menit menujukkan adanya gawat janin.
f. Skrining Status Imunisasi TT
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil di skrining status imunisasi
TT nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status
imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal mempunyai status imunisasi T2
agar dapat perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status
imunisasi T5 (TT Long Life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi.

20
Tabel Imunisasi TT pada ibu hamil
Imunisasi
Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan
TT
TT1 Lebih awal pembentukan kekebalan
tubuh terhadap penyakit tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 bulan setelah TT4 >25 tahun
Sumber: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016
g. Beri tablet Fe
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
penambah darah (tablet Fe) dan Asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan
yang diberikan sejak kontak pertama.
h. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu
golongan darah, haemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis
(malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
1) Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon
pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi
kegawat daruratan.
2) Pemeriksaan kadar haemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar haemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini

21
ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak
selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang janin di dalam kandungan. Pemeriksaan kadar haemoglobin
darah ibu hamil pada trimester kedua dilakukan atas indikasi.
3) Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan pada trimester
kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator
terjadinya pre-eklampsi pada ibu hamil.
4) Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimster
pertama, sekali pada pada trimester kedua, dan sekali pada trimesater ketiga.
5) Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non-
endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.
6) Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil
yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini
mungkin pada kehamilan.
7) Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama dilakukan pada ibu hamil di daerah terkonsentrasi
HIV dan ibu hamil risiko tinggi terinfeksi HIV. Setiap ibu hamil ditawarkan
untuk dilakukan tes HIV dan segera dikonseling. Teknik ini disebut Provider
Initiated Testing and Councelling (PITC) atau Konseling dan Testing ata
Inisiasi Petugas (KTIP). Ibu hamil positif HIV segera dilakukan rujukan untuk
mendapatkan terapi obat Anti Retroviral Treatment (ART.)
8) Pemeriksaan BTA

22
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin.
i. Penatalaksanaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak
dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
j. Temu Wicara (Konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi:
1) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin
ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup
selama kehamilannya (sekita 9-10 jam perhari) dan tidak bekerja berat.
2) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum
tidur serta melakukan olahraga ringan.
3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami
dalam kehamilannya. Suami dan keluarga perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan calon donor darah. Hal ini penting
apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa
ke fasilitas kesehatan.
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama
kehamilan, persalinan, dan nifas seperti perdarahan pada hamil muda ataupun
hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dll. Mengenal tanda

23
bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga
kesehatan.
5) Asupan gizi seimbang
Selama hamil ibu dianjurkan unruk mrndapatkan asupan makanan yang cukup
dengan pola gizi yang seimbang. Hal ini penting karena untuk proses tumbuh
kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan
minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilannya.
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus mengetahui dan mengenali gejala-gejala penyakit
menular dan tidak menular karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janinnya.
7) Penawaran untuk melakukan testing dan konseling HIV di daerah
terkonsentrasi HIV/ibu hamil risiko tinggi terinfeksi HIV.
Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan segera dikonseling
mengenai risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Apabila ibu hamil
tersebut HIV positif maka dapat dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari
ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil negatif HIV maka akan
diberikan bimbingan untk tetap HIV negatif selama kehamilan, menyussui dan
seterusnya.
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera
setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting
untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
9) KB pascapersalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan
untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu mempunyai waktu merawat diri
sendiri, anak, dan keluarga.
10) Imunisasi

24
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi TT untuk mencegah bayinya
mengalami tetanus neonatorum. Setiap ibu hamil minimal mempunyai status
imunisasi T2 agar terlindung terhadap infeksi tetanus.
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain Booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan. Ibu hamil
dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuham nutrisi
pengungkit otak (Brain Booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.

F. Perubahan Psikologis Trimester III


Perubahan psikologis trimester III sebagai berikut:
1. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.
2. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
3. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir
akan keselamatannya.
4. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
5. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
6. Libido menurun.(Sulistyawati, Ari. 2011)

G. Keluhan Kehamilan pada Trimester III


Keluhan yang sering dirasakan pada ibu hamil pada trimester III menurut Husin,
Farid(2014) sebagai berikut:
1. Sering berkemih
Keluhan sering berkemih karena tertekannya kandung kemih oleh uterus yang
semakin membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang serta
frekuensi berkemih meningkat. Dalam menangani keluhan ini, bidan dapat
menjelaskan kepada ibu bahwa sering berkemih merupakan hal yang normal akibat
dari perubahan yang terjadi selam kehamilan, menganjurkan ibu mengurangi asupan
cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat ibu tidak akan terganggu, menyarankan
untuk latihan kegel, tidak menyarankan ibu untuk mengurangi minum, menyarankan
ibu untuk buang air kecil secara teratur jangan menahan BAK dan menyarankan ibu

25
untuk menghindari menggunakan pakaian ketat karena dapat meningkatkan risiko
terjadinya infeksi kandung kemih.
2. Varises dan Wasir
Varises adalah pelebaran pada pembuluh darah balik vena sehingga. Katup vena
melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembuluh darah balik dan biasa
terjadi pada pembuluh balik supervisial. Berdasarkan studi yang dilakukan pleh
Catano, cara untuk mengatasi varises dan kram diantaranya yaitu dengan melakukan
exercise selama kehamilan dengan teratur, menjaga sikap tubuh yang baik, tidur
dengan posisi kaki sedikit lebih tinggi selama 10-15 menit dan dalam keadaan miring,
hindari duduk dengan posisi kaki menggantung, dan gunakan stoking, serta
mengkonsumsi suplemen kalsium.(Husin, Farid, 2014: 135-136)
Wasir dipengaruhi oleh hormon progesteron dan tekanan yang disebabkan oleh
uterus menyebabkan vena-vena pada rektum mengalami tekanan yang lebih dari
biasanya akibatnya ketika massa dari rektum akan dikeluarkan tekanan lebih besar
sehingga terjadinya haemoroid. Menurut penelitian Juan C Vazquez 2010, belum
diketahui secara pasti bahwa mengkonsumsi serat dan cairan dapat mengurangi
hemoroid. Asuhan yang dapat dilakukan bidan untuk mencegah terjadinya
haemoroid, dengan cara:
a. Hindari memaksakan mengejan saat defekasi jika tidak ada rangsangan untuk
mengedan.
b. Mandi berendam (hangatnya air tidak hanya memberi kenyamanan tetapi juga
meningkatkan sirkulasi peredaran darah).
c. Anjurankan ibu untuk memasukan kembali hemoroid ke dalam rectum
(menggunakan lubrikasi).
d. Lakukan latihan mengencangkan perineum (kegel).
3. Sesak nafas
Sesak nafas disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas yang meningkat
dikarenakan oleh rahim yang membesar sesuai dengan kehamilan sehingga
menyebabkan peningkatan kerja pernafasan. Keluhan sesak nafas juga dapat terjadi
karena adanya perubahan pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi
toraks selama kehamilan. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa volume darah

26
pada saat kehamilan telah cukup bulan rata-rata berkisar antara 40-45%diatas volume
darah wanita dalam keadaantidak hamil. Peningkatan volume darah selama
kehamilan dapat terkait dengan usaha pemenuhan kebutuhan kadar O 2 ke uterus,
dimana sistem vaskular yang juga mengalami peningkatan volume organ (hipertrofi)
mengakibatkan kerja jantung untuk memompa darah menjadi lebih berat dan secara
tidak langsung akan berpengaruh pada frekuensi pernafasan ibu hamil. Mekanisme
yang paling penting adalah hiperventilasi yang disebabkan oleh peningkatan kadar
progesteron.
Asuhan yang dapat dilakukan oleh bidan yaitu:
a. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat dan berlebihan
b. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan posisi pada saat duduk dan berbaring,
mengatur posisi duduk dengaan punggung tegak, jika perlu disangga dengan
bantal pada bagian punggung, menghindari posisi tidur terlentang karena dapat
mengakibatkan terjadinya ketidak seimbangan ventilasi pervusi akibat
tertekannya vena (suppin hipotension sindrom).
4. Bengkak dan Kram pada kaki
Bengkak atau oedem adalah penumpukan atau retensi cairan pada daerah luar sel
akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke ekstraseluler. Hal ini dikarenakan
tekanan uterus yang semakin meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan. Dengan
bertambahnya tekanan uterus dan tarikan gravitasi menyebabkan retensi cairan
semakin besar. Asuhan yang dapat dilakukan bidan yaitu:
a. Menganjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya, terutama pada saat duduk
dan tidur
b. Hindari menggunakan pakaian ketat dan berdiri lama dan duduk tanpa sandaran
c. Lakukan latihan ringan dan berjalan secara teratur untuk memfasilitasi
peningkatan sirkulasi
d. Kenakan penyokong abdomen maternal atau korset untuk menghilangkan
tekanan pada vena panggul
e. Menganjurkan ibu untuk menggunakan stoking untuk meringankan tekanan yang
memperberat kerja dari pembuluh vena
f. Lakukan senam kegel

27
g. Gunakan kompres es didaerah vulva
h. Lakukan mandi air hangat
i. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan
vitamin B.

Kram pada kaki biasanya berlangsung pada malam hari atau menjelang pagi hari.
Keadaan ini diperkirakan terjadi karena adanya gangguan aliran atau sirkulasi darah
pada pembuluh darah panggul yang disebabkan oleh tertekannya pembuluh tersebut
oleh uterus yang semakin membesar pada kehamilan lanjut, kram juga disebabkan
oleh meningkatnya kadar fosfat dan penurunan kadar kalsium terionisasi dalam
serum.Asuhan yang dapat dilakukan oleh bidan untuk mengurangi keluhan yang
dirasakan adalah:
a. Menyarankan ibu hamil untuk melaksanakan latihan ringan seperti
memposisikan kaki lebih tinggi dari tempat tidur sekitar 20-25cm, berjalan untuk
melancarkan sirkulasi
b. Menyarankan ibu hamil untuk mengkonsumsi vitamin B, C, D, Kalsium dan
fosfor. (Husin, Farid, 2014:139-140)
5. Ganguan tidur dan Mudah lelah
Dalam penelitian oleh National Sleep Foundation, lebih dari 79% wanita hamil
mengalami ketidaknyamanan dalam tidurnya. Cepat lelah pada kehamilan disebabkan
oleh nokturia( sering beremih dimalam hari), terbangun dimalam hari dan menggangu
tidur yang nyenyak. Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan
ketidaknyamanan akibat uterus yang membesar.Asuhan yang dapat dilakukan bidan
yaitu:
a. Menganjurkan untuk mandi air hangat
b. Menganjurkan untuk minum air hangat
c. Lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus sebelum tidur
d. Berolahraga
e. Menghindari stress
f. Mengonsumsi makanan sehat

28
g. Hindari makanan atau minuman yang dapat menyebabkan sulit tidur seperti
kafein dan alkohol.
Dengan asuhan yang diberikan supaya ibu dapat tidur dengan nyenyak dan ibu
merasa lebih rileks (sirkulasi darah menjadi lancar), segar dan tidak lesu.
6. Nyeri perut bawah
Secara normal nyeri perut bawah disebabkan oleh muntah yang berlebihan dan
konstipasi yang dialami ibu dalam kehamilan. Nyeri ligamentum, torsi uterus yang
parah juga akan mempengaruhi keluhan nyeri perut bawah. Torsi uterus yang parah
biasanya dapat diatasi dengan tirah baring, mengubah posisi ibu agar uterus
mengalami torsi dapat kembali keadaan semula tanpa harus diberikan manipulasi.
(Husin, Farid, 2014:141)
7. Heartburn
Heartburn disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron atau meningkatnya
metabolisme yang menyebabkan relaksasi dari otot polos, sehingga terjadi penurunan
pada irama dan pergerakan lambung dan penurunan tekanan pada spinkter esofagus
bawah.Asuhan yang dapat dilakukan oleh bidan yaitu:
a. Menganjurkan untuk mengubah gaya hidup, yaitu dengan menghindari berbaring
dalam waktu 3 jam setelah makan
b. Menganjurkan untuk mengubah pola nutrisi dengan menghindari dan
mengurangi asupan makanan yang dapat merangsang terjadinya refluks seperti
makanan pedas dan berminyak, tomat, jeruk yang sangat asam, minuman bersoda
dan zat-zat seperti kafein.(Husin, Farid, 2014:141-142)
8. Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang)
Nyeri punggung bawah (nyeri pinggang) merupakan nyeri punggung yang terjadi
pada area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat
intensitasnya seiring pertambah an usia kehamilann kerena nyeri ini merupakan
akibat pergeresan pusat gravitasi wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan–
perubahan ini di sebabkan oleh berat uterus yang membesar. Jika wanita tersebut
tidak member perhatian penuh terhadap postur tubuhnya maka ia akan berjalan
dengan ayunan tubuh kebelakang akibat peningkat lordisis. Lengkung ini kemudian
akan meregangkan otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri.

29
Masalah memburuk apabila wanita hamil memimiliki stuktur otot abdomen yang
lemah sehinggah gagal menopang berat rahim yang membesar. tanpa sokongan,
uterus akan mengendur. Kondisi yang membuat lengkung punggung semakin
memanjang. Kelemahan otot abdomen lebih sering terjadi pada wanta grande
multipara yang tidak pernah melakukan latihan untuk memperoleh kembali struktur
otot abdomen normal. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk
yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban, hal ini diperparah apabila
dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika tubuh yang tepat saat
mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk menghindari peregangan otot tipe
ini.
Berikut ini adalah dua prinsip penting yang sebaiknya dilakukan oleh ibu hamil
dengan tekuk kaki daripada membungkuk ketika mengambil atau mengangkat apapun
dari bawah dan lebarkan kedua kaki dan tempatkan satu kaki sedikit didepan kaki
yang lain saat menekukan kaki sehingga terdapat jarak yang cukup saat bangkit dari
proses setengah jongkok.Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
a. Postur tubuh yang baik
b. Mekanik tubuh yang tepat saat mengangkat beban
c. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan berjalan tanpa istirahat
d. Gunakan sepatu bertumit rendah; sepatu tumit tinggi tidak stabil dan
memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis
e. Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong penyokong abdomen
eksternal dianjurkan (contoh korset maternal atau belly band yang elastic)
f. Kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung (contoh bantalan
pemanas, mandi air hangat, duduk di bawah siraman air hangat)
g. Kompres es pada punggung
h. Pijatan/ usapan pada punggung
i. Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong atau gunakan bantal
dibawah punggung untuk meluruskan punggung dan meringankan tarikan dan
regangan.

9. Kontraksi

30
Sejak awal kehamilan uterus sudah mengalami kontraksi ireguler kontraksi dapar
dideteksi dengan pemeriksaan bilingual. Pada trimester akhir kontraksi sering terjadi
setiap 10-20 menit. Pada akhir kehamilan, kontraksi-kontraksi dapat menyebabkan
rasa tidak nyaman dan menjadi penyebab persalinan palsu (false labour). (Husin,
Farid, 2014: 143)

H. Asuhan Trimester III


Dasar asuhan pemantauan trimester III kehamilan yaitu pada usia 27-42 minggu,
diantaranya:
1. Pemantauan penambahan berat badan berdasarkan pada IMT ibu
2. Pemeriksaan tekanan darah
3. Pemeriksaan tinggi fundus uteri
4. Penentuan letak janin dengan palpasi abdominal
5. Melakukan pemeriksaan denyut jantung janin
6. Deteksi terhadap masalah psikologis dan berikan dukungan selama kehamilan
7. Kebutuhan exercise ibu yaitu dengan senam hamil
8. Deteksi pertumbuhan janin terhambat baik dengan pemeriksaan palpasi
9. Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada trimester III
10. Mengurangi keluhan akibat ketidaknyamanan pada trimester III dan melakukan
tindakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat
11. Melibatkan keluarga dalam setiap asuhan
12. Persiapan laktasi
13. Persiapan persalinan
14. Melakukan kolaborasi pemeriksaan USG jika ditemukan kemungkinan kelainan letak
janin, letak plasenta atau penurunan kesejahteraan janin
15. Lakukan rujukan jika ditemukan tanda-tanda patofiologis pada trimester III. (Husin,
Farid, 2014:275-276)

I. Asuhan Sayang Ibu pada Ibu Hamil


Asuhan sayang ibu pada ibu hamil antara lain:
1. Menciptakan suasana yang menyenangkan

31
2. Panggil ibu sesuai dengan namanya dan perlakukan ibu sesuai dengan harkat dan
martabatnya
3. Jelaskan pada ibu semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhan
tersebut
4. Anjurkan ibu untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti oleh ibu
5. Hargai privasi ibu
6. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
7. Meminta persetujuan pada ibu mengenai prosedur pemeriksaan.
(Obgyn UNPAD, 1983)

32
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN NORMAL
TERHADAP Ny.W DI PMB DIAN MUSTIKA, Amd.Keb
NATAR, LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2020

Tempat pengkajian : BPM Dian Mustika, Amd.Keb


Tanggal pengkajian : 15 Oktober 2020
Jam pengkajian : 20.05 WIB
Pengkaji : Hasna Afifah

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas / Biodata
Nama Pasien : Ny.W Nama Suami : Tn.Y
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Tanjung sari Alamat : Tanjung sari
No hp :- No hp :-
Gol darah :O Gol darah :-

2. Alasan Kunjungan saat Ini


Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dengan usia kehamilan 34 minggu, datang
ingin memeriksakan kehamilannya.

3. Riwayat menstruasi
HPHT : 02-02-2020
TP : 09-11-2020
Siklus : 28 hari
Masalah yang pernah dialami : tidak ada

33
4. Riwayat perkawinan
Perkawinan ke : I (satu)
Usia saat kawin sekarang :22 tahun
Lama Perkawinan : 1 tahun

5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


No Tahun UK Tempat Jenis Penolong Nifas JK/BB Keadaan
partus partus partus anak
- - - - - - - - -

6. Riwayat imunisasi
TT lengkap

7. Riwayat penyakit
Tidak memiliki riwayat penyakit serius/ riwayat operasi

8. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi


Tidak ada gangguan

9. Riwayat penyakit keluarga


Tidak memiliki riwayat penyakit

10. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan KB

11. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari


 Data Umum : pemenuhan nutrisi makan 3 x sehari porsi sedang, minum 8 gelas
perhari, tidur 7-8 jam perhari, aktivitas sudah dikurangi
 Data psikososial : kehamilan yang direncanakan
 Lainnya : sudah mempunyai BPJS

34
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum Ibu : Baik
b. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah :120/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 °C
c. Tinggi Badan : 156 cm
d. BB sebelum hamil : 55 kg
e. Berat Badan sekarang : 62 kg
f. IMT : 25,4
g. LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan wajah : Normal, tidak ditemukan kelainan
b. Leher : Tidak ada benjolan
c. Payudara : Areola bersih dan Puting susu menonjol
d. Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, linea pusca
pemeriksaan Leopold
Leopold 1 : Pada fundus teraba bulat, lunak dan tidak melenting
berarti bokong.
Leopold 2 : Pada bagian kiri ibu teraba keras dan memanjang
seperti papan yang berarti punggung janin (puki), pada
bagian kanan ibu teraba bagian-bagian kecil yang berarti
ekstremitas
Leopold 3 : Pada bagian bawah teraba bulat,keras dan melenting
yang berarti kepala. Kepala sudah masuk PAP
DJJ : 145 x/menit
Mc Donald : 30 cm
TBJ : 155 x (30-11) = 2945 gram

35
e. Ekstermitas : Tidak ada oedema dan varises
f. Reflek patella : (+) kiri dan kanan

3. Pemeriksaan penunjang
a. Hb : 11 gr/dl
b. HbsAg : ( - ) negatif
c. HIV : ( - ) negatif
d. Sifilis : ( - ) negatif
e. Protein : ( - ) negatif
f. Glukosa : ( - ) negatif

C. ASSESMENT
Ny.W G1P0A0 usia kehamilan 34 minggu hidup intra uteri

D. PLAN
1. Beritahu hasil pemeriksaan ibu dan janin
2. Hidup sehat bagi ibu dan janin
3. Anjurkan ibu untuk melanjutkan mengonsumsi tablet Fe
4. Edukasi tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil
5. Jelaskan kepada ibu tentang ketidak nyamanan yang dirasakan pada TM 3
6. Edukasi tentang cara mengurangi nyeri punggung
7. Anjurkan ibu untuk isrirahat yang cukup
8. Jelaskan tanda bahaya kehamilan TM 3
9. Jelaskan tanda-tanda persalinan
10. Ajarkan ibu senam hamil
11. Ajarkan ibu breastcare
12. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
13. Pencatatan pada buku register

36
LEMBAR IMPLEMENTASI

WAKTU KEGIATAN EVALUASI PARAF


15-10-2020 1. Memeriksa tanda-tanda vital, dengan  Ibu mengetahui
hasil bahwa kondisi
20.05 WIB
Tekanan Darah :120/80 mmHg ibu dan janin
Nadi : 92 x/menit saat ini baik
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 °C

2. Hidup sehat bagi ibu dan janin  Ibu mengerti


 Menajarkan ibu agar tetap dengan apa
menjaga kebersihan diri, terutama yang dijelaskan
kebersihan anogenetalia, segera dan bersedia
mengganti celana dalam jika melakukannya
terasa lembab
 Menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan yang
bergizi seimbang seperti nasi
sayuran hijau lauk serta buah-
buahan
 Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup dan libatkan suami
atau keluarga untuk membantu
menyelesaikan pekerjaan rumah
 Ibu sudah
3. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi
melanjutkan mengonsumsi tablet Fe tablet Fe
setiap hari sebanyak 55
tablet

 Ibu bersedia
4. Menjelaskan kepada ibu nutrisi untuk
untuk ibu hamil, makan dengan memenuhi
menu yang bervariasi seperti nasi, kebutuhan
tahu, daging, sayuran, dan buah, nutrisinya
dengan porsi lebih banyak dari selama hamil
sebelum hamil
 Ibu mengerti
5. Menjelaskan kepada ibu ketidak tentang ketidak
nyamanan pada TM 3 adalah nyamanan pada
fisiologis, karena bertambahnya TM 3
ukuran bayi, dan perubahan
hormonal
 Ibu mengeri

37
6. Mengajarkan ibu cara mengatasi cara mengaasi
nyeri punggung, yaitu dengan cara: nyeri puggung
 Mengatur posisi tidur miring
dengan mengganjal punggung
dengan bantal
 Mengajarkan ibu senam hamil
 Ibu bersedia
7. Menganjurkan ibu unuk stirahat unuk isiraha
yang cukup 6-7 jam pada malam yang cukup
hari, dan 1-2 jam pada siang hari
 Ibu mengerti
8. Menjelaskan kepada ibu tanda tentang tanda
bahaya TM 3 bahaya TM 3
 Perdarahan pervaginam
 Gerakan janin bekurang
 Sakit saat BAK  Ibu mengerti
tentang tanda-
9. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda
tanda persalinan
persalinan
 Peru mulas-mulas yang teratur,
timbulnya semakin sering dan
semakin lama
 Keluar lendir bercampur darah
dari jalan lahir atau keluar cairan
ketuban dari jalan lahir  Ibu mengerti
entang senam
10. Mengajarkan ibu senam hamil dan hamil
menjelaskan kegunaannya yaitu :
 Untuk melemaskan otot-otot
bagian punggung
 Menjaga kebugaran tubuh ibu
hamil
 Merileksasi tubuh
 Mengajarkan ibu gerakan-gerakan
senam hamil
 Melibatkan keluarga dalam  Ibu bersedia
senam hamil melakukan
breascare
11. Mengajarkan ibu breastcare dirumah
 Mengompres puting susu
mengunakan baby oil sampai
areola mamae 2-3 menit
 Memijat diantara kedua payudara
pada pangkal dari dalam keluar
 Memegang puting susu
menggunakan jari telunjuk dan

38
ibu jari secara memutar dari
dalam keluar dan dari luar ke
dalam secara bergantian  Ibu bersedia
 Membersihkan payudara dengan melakukan
wash lap menggunakan air bersih kunjungan
ulang
12. Menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang 2
minggu lagi, atau segera melakukan
kunjungan ulang jika merasakan
keluhan

39
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan ovum kemudian
dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi. Kehamilan normal akan berlangsung selama 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional jika dihitung dari fertilisasi sampai
bayi lahir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai dari 0-12
minggu, trimester kedua 13-27 minggu, dan trimester ketiga 28-40 minggu.

B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC) dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas-petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan khususnya dalam
bidang kebidanan sehingga dapat memaksimalkan kita untuk memberikan pelayanan
khususnya pada kehamilan.

40
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Puji Hutari. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu (kehamilan). Yogyakarta:
Rohima Press.

Ai Yeyeh, R. 2009. Asuhan Kebidanan I (kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.

Mandriwati, G.A. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta:
EGC

Sujianti, dkk. 2008. Asuhan Kebidanan Kehamilan.Yogyakarta : Nuha Medika

Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba


Medika

41

You might also like