You are on page 1of 39

ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS NORMAL

TERHADAP Ny. Y DI BPM DIAN MUSTIKA, Amd.Keb


NATAR, LAMPUNG SELATAN

Oleh :

HASNA AFIFAH
NIM 1815471025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas semua berkat dan rahmat-Nya
sehingga dapat terselesaikannya studi kasus yang berjudul Asuhan kebidanan Pada Nifas
Normal di PMB Dian Mustika,Amd.Keb untuk memenuhi salah satu tugas pada program
studi diploma III kebidanan.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Warjidin Aliyanto, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang.
2. Islamiyati, AK., MKM sebagai Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro Politeknik
Kesehatan TanjungKarang dan selaku Pembimbing Institusi Pendidikan DIII Prodi
Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan TanjungKarang
3. Dian Mustika, Amd.keb sebagai pembimbing lapangan
4. Ny. Y yang telah bekerjasama dan saling mendukung selama penyusunan laporan ini.
5. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerjasama dan saling mendukung selama
penyusunan studi kasus ini.
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan studi kasus yang tidak
dapat di sebutkan satu persatu.
Semoga segala amal kebaikannya dapat diterima dan dibalas oleh Allah SWT.
Kritik dan saran untuk penyempurnaan studi kasus ini sangat di harapkan. Demikianlah,
atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Natar, 2020

Penulis

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. 1
LEMBAR PENGESAHAN................................................................... 2
KATA PENGANTAR........................................................................... 3
DAFTAR ISI.......................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 5
B. Tujuan ........................................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Nifas.......................................................................... 7
B. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Masa Nifas........................ 8
C. Program Tindak Lanjut Asuhan Masa Nifas di Rumah.............. 11
D. Proses Laktasi dan Menyusi........................................................ 22
E. Asuhan Sayang Ibu pada Masa Nifas.......................................... 27
F. Manajemen Kebidanan................................................................ 27
BAB III ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS NORMAL
A. Data Subjektif.............................................................................. 29
B. Data Objektif............................................................................... 30
C. Assesment.................................................................................... 31
D. Planning....................................................................................... 31
CATATAN PERKEMBANGAN 6 HARI
A. Data Subyektif............................................................................. 37
B. Data Objektif............................................................................... 37
C. Assesment.................................................................................... 38
D. Plan.............................................................................................. 38
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 39
B. Saran............................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nifas merupakan suatu akhir dari proses yang dialami oleh wanita setelah
mengalami kehamilan dan persalinan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan sudah kembali ke keadaan semula seperti sebelum
hamil.
Nifas adalah darah yang keluar dari rahim yang disebabkan oleh persalinan.
Darah nifas keluar selama ± 40 hari setelah melahirkan, selama masa nifas seorang
perempuan dilarang untuk beribadah dan berhubungan intim dengan suaminya.
Dalam melewati proses masa nifas seorang wanita harus mendapatkan
penatalaksanaan yang benar karena hal ini sangat berpengaruh terhadap fisik dan
psikologis ibu pada masa nifas ini. Hal tersebut terbukti dari banyaknya ibu yang
mengalami infeksi pada masa nifas dan mengalami komplikasi pada masa nifas yang
dihadapinya.
Penyebab kematian ibu paling banyak adalah perdarahan yang biasanya terjadi
selama masa nifas, masa nifas merupakan masa pemulihan organ reproduksi paska
persalinan dan merupakan masa yang penting bagi ibu maupun bayi.
Angka kematian pada masa nifas terutama di negara berkembang masih besar.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan,
dan 20% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 60% kematian
bayi baru lahir terjadi dalam kurun waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan
melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas tersebut dapat mengurangi angka
tersebut (Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Perinatal, 2002).
Menurut data WHO (Word Health Organitation) 2011, sebanyak 99% kematian
ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang.
Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan
450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup jika di bandingkan dengan rasio
kematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Menurut WHO
(Word Health Organitation), 81% AKI akibat komplikasi selama hamil, bersalin dan
25% selama masa post partum.
Tujuan khusus asuhan masa nifas adalah Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik
fisik maupun psikologisnya, Melaksanakan skrining yang komprehensif, Mendeteksi

5
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat, Memberikan pelayanan
keluarga berencana. (Syaifuddin, 2002, hal. : 122).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada nifas normal.
2. Tujuan Khusus
Mampu melakukan pengkajian dengan pendekatan SOAP

6
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Masa Nifas


Konsep dasar masa nifas terdiri atas :
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010)
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang di perlukan untu memulihkan kembali organ kandungan seperti
sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (saleha, 2009).
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas
ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (abidin, 2011).
2. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan masa nifas di perlukan dalam priode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Masa neonates merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3 kematian
bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian BBL terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir.
Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas
dapat mencegah beberapa kematian ini.Tujuan asuhan masa nifas normal di bagi
menjadi 2 yaitu:
a. Tujuan umum:
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak
b. Tujuan khusus:
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologisnya
2) Melaksanakan skrining yang komperhensif
3) Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu dan bayinya
4) Memberikan pendidikan kesehatan, tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi dan perawatan bayi sehat.

7
5) Memberikan pelayanan keluarga berencana
(Elisabeth, 2015:3)
3. Peran Bidan dalam Masa Nifas
Berikut merupakan peran bidan dalam masa nifas, antara lain:
a. Mendukung dan memantau kesehatan fisik ibu dan bayi.
b. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial serta
memberikan semangat pada ibu.
c. Membantu ibu dalam menyusui bayinya.
d. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu.
e. Sebagai promotor hubungan antar ibu dan bayi serta keluarga.
f. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
g. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannya
sebagai orang tua.
h. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
i. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman. (Anggraini, 2010)

B. Perubahan Fisiologis dan Pisikologis Masa Nifas


Perubahan pada masa nifas dibagi menjadi dua yaitu:
1. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas
Perubahan fisiologis pada masa nifas antara lain:
a. Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr
2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
dengan berata    uterus 750 gr.
3) Satu minggu post partum tinggi fundus uteri teraba pertengan pusat
simpisis dengan berat uterus 500 gr
4) Dua minggu post partum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
dengan berat uterus 350 gr
5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat uterus
50 g

8
(Elisabeth, 2015: 65)
b. Lochia
Lochia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas. Macam – macam Lochia
1) Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari post
partum.
2) Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 – 7
post partum.
3) Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7 –
14 post partum
4) Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
5) Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6) Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya. (Elisabeth, 2015: 66)
c. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu
persalinan serviks menutup. (Elisabeth, 2015: 66)
d. Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi
lebih menonjol. (Elisabeth, 2015: 66)
e. Perenium
Perineum adalah daerah antara vulva dan anus biasanya setelah
melahirkan, perineum menjadi agak bengkak atau edema dan mungkin ada
luka jahitan bekas robekan atau episiotomi yang menyebabkan nyeri pada pada
jalan lahir. ( Anik Maryuyani,2015). Segera setelah melahirkan, perineum
menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada
keadaan sebelum melahirkan. (Elisabeth, 2015: 66)

9
f. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
1) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon
prolaktin setelah persalinan.
2) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi Asi terjadi pada hari ke-2
atau hari ke-3 setelah persalinan.
Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi
(Elisabeth, 2015: 67)
2. Perubahan Pisikologis pada Masa Nifas
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu
primipara.
a. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi menjadi
orang tua.
b. Respon dan support dari keluarga dan teman dekat.
c. Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu.
d. Harapan / keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan.
Periode ini diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :
a. Talking In period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung,
fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu
makan meningkat.
b. Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan
bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan
bimbingan dan dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Letting Go Period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama
keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau
merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
(Elisabeth, 2015)

10
C. Program Tindak Lanjut Asuhan Masa Nifas di Rumah
Program tindak lanjut asuhan masa nifas dirumah antara lain:
1. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah dibagi menjadi 4 kunjungan, yaitu:
a. Kunjungan I ( 6-8 jam setelah persalinan)
Tujuan:
1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut.
3) Memberikan konseling pada ibu atau satah satu anggota keluarga,
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi hipotermi.
7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu
dan bayi dalam keadaan stabil. (Elisabeth,2015:130)
b. Kunjungan II ( 6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan
baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak
ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
(Elisabeth,2015:130)
c. Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalinan)
Tujuan: sama dengan kunjungan II yaitu :
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi dengan
baik, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal atau tidak
ada bau.

11
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
(Elisabeth,2015:131)
d. Kunjungan IV ( 6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
1) Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.
2) Memberikan konseling KB secara dini.
2. Asuhan Lanjut Masa Nifas di Rumah
Berikut ini merupakan asuhan lanjutan masa nifas dirumah antara lain:
a. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Setelah melahirkan plasenta, tubuh ibu biasanya mulai sembuh dari
persalinan. Bayi mulai bernafas secara normal dan mulai mempertahankan
dirinya agar tetap hangat. Bidan sebaiknya tetap tinggal selama bebrapa jam
setelah melahirkan untuk memastikan ibu dan bayinya sehat, dan membantu
keluarga makan dan beristirahat.
Di hari-hari pertama dan minggu pertama setelah melahirkan, tubuh ibu
akan mulai sembuh. Rahimnya akan mengecil dan berhenti berdarah. ASI akan
keluar dari payudara. Bayi akan belajar menyusu secara normal dan mulai
mendapat pertambahan berat badan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang dilakukan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas :
1) Memeriksa tanda-tanda vital
Periksalah suhu tubuh, denyut nadi, dan tekanan darah ibu secara
teratur minimal sekali dalam satu jam jika ibu memiliki masalah
kesehatan.
2) Membersihkan alat kelamin, perut dan kaki ibu
Bantulah ibu membersihkan diri setelah melahirkan. Gantilah alas
tidur yang sudah kotor dan bersihkan darah dari tubuhnya. Cucilah dengan
lembut, gunakan air bersih dan kain seteril.Cucilah alat kelamin dari atas

12
ke bawah menjauhi vagina. Berhati-hatilah untuk tidak membawa apapum
naik ke atas dari anus menuju vagina.
3) Mencegah perdarahan hebat
Setelah melahirkan, normal bagi wanita untuk mengalami
perdarahan yang sama banyaknya ketika dia mengalami perdarahan
bulanan. darah merembes kecil-kecil saat rahim berkontraksi, atau ketika
batuk, bergerak, atau berdiri.
Perdarahan yang terlalu banyak sangat membahayakan. Untuk memeriksa
perdarahan beberapa jam setelah melahirkan, lakukan hal-hal berikut ini:
a) Rasakan rahim untuk melihat apakah berkontraksi
b) Periksa popok ibu untuk melihat seberapa sering mengeluarkan darah,
jika mencapai 500 ml (sekitar 2 cangkir) berarti perdarahannya terlalu
berlebihan.
c) Periksa denyut nadi ibu dan tekanan darah setiap jam. Perhatikan
adanya tanda-tanda syok.
4) Memeriksa alat kelamin ibu dan masalah-masalah lainnya
Kenakan sarung tangan untuk memeriksa dengan lembut robekan
atau tidaknya alat kelamin ibu. selain itu perlu di periksa juga apakah
serviksnya sudah menutup (turun menuju bukaan vagina).
a) Jika ibu memiliki robekan
Minta ibu untuk beristirahat di tempat tidur selama 2 minggu
dengan kaki disejajarkan bersamaan sepanjang waktu. Ibu boleh
menggerakan kakinya secara teratur. Untuk sementara tidak di
perbolehkan bekerja keras dan disarankan agar memakan makanan
yang bergizi.
b) Jika ibu memiliki hematoma atau rasa sakit di vagina
Terkadang rahim merapat dan mengeras, sehingga tidak terlihat
adanya perdarahan hebat, namun ibu masih merasakan pusing-pusing
dan lemah. Jika hal ini yang terjadi bisa jadi dia mengalami perdarahan
di bawah kulit dalam vaginanya yang disebut hematoma. Kulit di
wilayah ini sering kali membengkak berwarna gelap, lembut dan
lunak.
c) Jika serviks bisa di buka dari bukaan vagina

13
Jika bisa di lihat serviks dari bukaan vagina setelah melahirkan,
kemungkinan besar rahimnya turun ke vagina. Masalah ini tidak begitu
berbahaya, karena serviks biasanya akan masuk ke tempat semula
dalam beberapa hari.
5) Bantu ibu buang air
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter
uretra di tekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter
ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan sulit BAK
sebaiknya di lakukan katerisasi.Buang air besar harus di lakukan 3-4 hari
pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi,
apalagi feses keras dapat diberikan obat laksatif peroral atau perektal. Jika
masih belum bisa juga dilakukan klisma
6) Bantu ibu makan dan minum
Sebagian besar ibu mau makan setelah melahirkan, dan bagus bagi
mereka untuk bisa menyantap beragam makanan bergizi yang di inginkan.
Jus buah sangat baik karena akan memberinya energi, anjurkan ibu untuk
segera makan dan banyak minum pada jam-jam pertama. Makanan harus
bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya ibu mengkonsumsi makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayuran dan buah-buahan.
7) Memperhatikan perasaan ibu terhadap bayinya
Hal-hal yang harus di lakukan untuk membantu meningkatkan
perasaan ibu terhadap bayinya adalah sebagai berikut :
a) Berikan dukungan emosional
Sangat penting untuk memberikan dukungan emosional. Kebiasaan
dan ritual menghormati ibu atau merayakan kelahiran adalah salah satu
cara untuk mengakui keberhasilan ibu dalam persalinan. Kebanyakan
wanita merasakan emosi-emosi yang kuat setelah melahirkan. Ini
adalah hal yang normal. Beberapa wanita merasakan sedih dan
khawatir selama beberapa hari, minggu atau bulan.Jika perasaan sedih
ini sangat kuat, hal ini disebut depresi. Dalam kondisi seperti ini, bisa
jadi sulit bagi wanita untuk merawat dirinya atau bayinya. Wanita yang
mengalami depresi pasca melahirkan memerlukan bantuan segera
b) Ibu tidak tertarik kepada bayinya

14
Beberapa ibu tidak merasa nyaman dengan bayi baru mereka. Ada
beberapa alasan yang menyebabkannya. Bisa jadi ibu sangat lelah,
sakit dan mengalami perdarahan hebat. Bisa juga dia tidak
menginginkan bayi itu, atau khawatir tidak bisa merawatnya, sehingga
mengalami depresi
8) Perhatikan gejala infeksi pada ibu
Suhu tubuh ibu yang baru melahirkan biasanya sedikit lebih tinggi
daripada suhu normal. Namun, jika ibu merasa sakit, terserang demam,
atau denyut nadi cepat, atau dia merasa perih saat kandungannya di sentuh,
bisa jadi dia terkena infeksi.
9) Bantu ibu menyusui
Menyusui adalah cara tebaik bagi ibu dan bayinya. Jika ibu merasa
kebingungan apakah dia ingin menyusui atau tidak, mintalah dia untuk
mencoba menyusui hanya untuk minggu-minggu atau bulan-bulan
pertama. Bahkan sedikit saja waktu untuk menyusui masih lebih baik
daripada todak sama sekali.
Pastikan ibu memahami jika dia menyusui bayinya maka :
a) Rahimnya akan lebih cepat pulih ke ukuran semula.
b) Bayinya lebih tahan dari serangan diare atau penyakit lainnya.
c) Ibu bisa menghemat pengeluaran uang karena susu formula jelas lebih
mahal.
10) Berikan waktu berkumpul bagi keluarga
Jika ibu dan bayinya sehat berikan mereka waktu sesaat untuk berduaan
saja. Orang tua baru memerlukan waktu satu ssama lain dengan bayi
mereka. Mungkin mereka memerlukan sejumlah waktu pribadi sebentar
untuk berbincang-bincang, tertawa, menangis, berdoa, atau merayakannya
dengan suatu cara tertentu.
(Elisabeth,2015: 133)
b. Asuhan Masa Nifas pada Bayi
Setelah lahir, ketika ibu dan bayinya sudah berada dalam kondisi
setabil, periksalah bayi dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bayi yang baru
lahir mudah terkena infeksi, karena itu apapun yang menyentuh haruslah
sebersih mungkin. Jika perlu, jangan terlalu cepat memandikan bayi karena
akan membuatnya merasa kedingina, tunggulah setelah beberapa jam atau hati.

15
1) Penampilan umum
a) Apakah bayi kecil atau besar
b) Apakah bayi kurus atau gemuk
c) Apakah lengan kaki, telapak kaki, telapak kaki, tangan, tubuh, dan
kepalanya terlihat memiliki ukuran yang normal.
d) Bayinya tegang atau rileks, aktif atau pendiam
e) Dengarkan suara tangisnya. Setiap tangisan bayi berbeda, namun suara
tangisan yang ganjil, meninggi atau tersendat-sendat bisa menjadi tanda
dia sakit.
f) Perhatikan apakah bayinya lemas, lemah, atau tidak sadar.
g) Jika bayi tampak lemah, bisa jadi bayi kekurangan kadar gula dalam
darah. (Elisabeth, 2015:139)
2) Tanda-tanda vital bayi
a) Jumlah tarikan nafas bayi
Jumlah tarikan nafas bayi selama satu menit penuh sambil mengamati
perutnya naik turun. Normal jika nafasnya melambat atau cepat dari
waktu ke waktu. Bayi baru lahir bernafas 40-60 tarikan nafas dalam
semenit saat dia beristirahat.
b) Detak jantung bayi
Detak jantung bayi yang baru lahir normal berkisar antara 120-160
detik per menit. Namun kadang-kadang detak jantung bayi melambat
sampai 100 atau secepat 180 detik per menit. Jika detak jantung bayi
terlalu lambat, kemungkinan bayi terkena infeksi. Jika terlalu lambat
segera berikan nafas buatan.
c) Suhu tubuh bayi
Suhu tubuh bayi yang sehat adalah sekitar 370C. bayi yang suhu
tubuhnya36,5oC atau kurang, bisa dihangatkan dengan cepat dekat kulit
itu diantara dua buah dadanya. Jika bayi tidak hangat juga, gunakan
botol yang berisi air hangat yang di bungkus dengan kain.
(Elisabeth,2015: 139)
3) Bantu bayi agar terus menyusu
Bayi seharusnya disusui tiap beberapa jam, dari jam pertama setelah lahir
sampai seterusnya. Bayi yang cukup banyak menyusu dan sehat, akan

16
banyak buang air kecil dan buang air besar, tidak menunjukan tanda-tanda
dehidrasi, serta mengalami pertambahan berat tubuh. (Elisabeth,2015:140)
4) Merawat tali pusat
Untuk mencegah sisa tali plasenta dari infeksi, maka tali pusat harus tetap
bersih dan kering. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut :
a) Selalu mencuci tangan sebelum mencuci tali pusat
b) Jika tali plasenta kotor atau memiliki banyak darah kering, bersihkan
dengan alcohol 70% atau minuman alcohol dosis tinggi atau gentian
violet. Bisa juga menggunakan sabun dan air.
c) Jangan meletakan benda apapun di atas tali plasenta.
Sisa tali pusat biasanya akan lepas sekitar 5-7 hari setelah lahir. Mungkin
akan keluar beberapa tetes darah atau lender saat tali pusat terlepas. Ini
normal-normal saja. Namun, jika ternyata masih keluar banyak darah atau
muncul nanah, segera minta bantuan medis. (Elisabeth, 2015:140)
5) Perhatikan warna kulit bayi dan matanya
Banyak bayi memiliki warna kuning di kulit atau di mata mereka selama
beberapa hari setelah lahir, hal ini disebut ikhterik dan jaundice. Kelainan
ini juga biasa disebut masyarakat dengan sebutan penyakit kuning. Kelainan
ini disebabkan oleh substansi kuning yang di sebut bilirubin memenuhi
seluruh tubuh bayi. Normalnya tubuh bayi baru lahir menurunkan kadar
bilirubin selama beberapa hari, sehingga warna kuningnya menghilang.
(Elisabeth,2015:141)
3. Penyuluhan Masa Nifas
Penyuluhan yang harus diberikan pada masa nifas antara lain:
a. Nutrisi Ibu Menyusui
Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat perhatian khusus, karena
dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan ibu dan sangat
memengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan harus bermutu, bergizi
tinggi, cukup kalori, tinggi protein, dan banyak mengandung cairan. Ibu harus
memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
1) Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
2) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan
vitamin yang cukup.
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari

17
4) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari pascapersalinan.
5) Minum kapsul vitamin A (200.00 unit) untuk memberi asupan vitamin A
juga kepada bayinya, yaitu dengan melalui ASI-nya. (Elisabeth,2015:141)
b. Kebersihan pada Ibu dan Bayi
1) Kebersihan Ibu
Pada masa nifas,ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu,
kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Kebersihan tubuh,
pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting untuk tetap
dijaga.Langkah –langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan
dari ibu nifas sebagai berikut:
a) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b) Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin dengan sabun
dan air. Pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah
sekitar vulva terlebih dahulu, dari arah depan ke belakang kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu untuk
membersihkan diri setiap kali selesai berkemih dan defekasi.
c) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut (buatan
sendiri) setidaknya dua kali sehari. Kain dapat dipakai ulang jika telah
dicuci dengan baik, dan dijemur atau disetrika.
d) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
e) Jika ada luka episiotomy atau laserasi, sarankan ibu agar jangan
menyentuh daerah luka.
2) Kebersihan Bayi
Kebersihan kulit bayi perlu dijaga. Walaupun mandi dengan
membasahi seluruh tubuh tidak harus dilakukan setiap hari, tetapi bagian-
bagian seperti muka, bokong, dan tali pusat perlu dibersihkan secara
teratur. Sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memegang
bayi. Untuk menjaga bayi tetap bersih, hangat, dan kering, setelah BAK
popok bayi harus segera diganti atau ganti pampers minimal 4-5 kali per
hari. (Elisabeth,2015:142)
c. Istirahat dan Tidur
Cara untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur ibu nifas:

18
1) Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
2) Sarankan ibu untuk melakukan kembali kegiatan rumah tangga secara
bertahap, tidur siang atau segera istirahat ketika bayi tidur.
3) Kurang istirahat memengaruhi ibu dalam beberapa hal (mengurangi
produksi ASI, memperlambat proses involusio uterus dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri). (Elisabeth,2015 :143)
d. Latihan/ Senam Nifas
Senam nifas bertujuan untuk memulihkan dan mengencangkan keadaan
dinding perut yang sudah tidak indah lagi. Untuk itu, beri penjelasan pada ibu
tentang beberapa hal berikut :
1) Diskusikan pentingnya mengembalikan fungsi otot-otot perut dan panggul
kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan otot perutnya menjadi
kuat, sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
2) Jelaskan bahwa latihan tertentu selama beberapa menit setiap hari sangat
membantu.
a) Dengan tidur terlentang dan lengan di samping, tarik otot perut selagi
menarik perut selagi menarik nafas, tahan nafas dalam, angkat dagu ke
dada, tahan mulai hitungan 1 sampai 5. Rileks dan ulangi latihan
sebanyak 10 kali.
b) Untuk memperkuat otot tonus jalan lahir dan dasar panggul lakukanlah
senam kegel
3) Berdiri dengan tungkai di rapatkan. Kencangkan otot bokong dan panggul,
tahan sampai 5 hitungan. Relaksasi otot dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
4) Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke 6 setelah
persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
(Elisabeth, 2015:143
e. Pemberian ASI
Mendapatkan ASI yang banyak, sebaiknya ibu sudah mengonsumsi
sayuran hijau, kacang-kacangan dan minum sedikitnya 8 gelas sehari, sejak si
bayi masih dalam kandungan. Karena ini merupakan awal yang baik untuk
mendapatkan ASI yang banyak, jangan lupa perawatan dengan menggunakan

19
baby oil dan massage di sekitar payudara selama hamil juga dapat membantu
puting yang medelep.Selama bayi masih dalam kandungan dan setelah
melahirkan, ibu juga sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi susu dan
makanan bergizi lainnya agar produksi ASI semakin meningkat.
Berikut ini adalah beberapa cara lain untuk memperbanyak ASI :
1) Tentu saja makanan yang di konsumsi harus makanan yang bergizi,
2) Minum susu madu
3) Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
4) Sayur hijau dapat membantu menghasilkan ASI (misalnya: sayur daun
katuk dan bayam, sayur jantung pisang, sayur daun pepaya dll)
5) Kacang-kacangan juga bagus untuk memproduksi ASI (misalnya: kacang
hijau atau kacang goreng/rebus bisa dijadikan camilan untuk ibu
menyusui).
6) Banyak makan buah-buahan yang mengandung air
7) Jangan stress, sedih, marah atau perasaan-perasaan negatif lainnya
8) Tambahkan vitamin bila diperlukan
f. Perawatan Payudara
Cara melakukan perawatan payudara antara lain :
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering
2) Menggunakan bra/BH yang menyokong payudara.
3) Bila puting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui, kegiatan menyusui tetap
dilakukan mulai dari puting susu yang tidak lecet.
4) Bila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
5) Untuk hilangkan nyeri,dapat minum paracetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
6) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan :
a) Pengompresan payudara menggunakan kain basah dan hangat selama 5
menit.
b) Urut payudara dari arah pangkal menuju putting atau gunakan sisir
untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting
c) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara, sehingga putting
susu menjadi lunak.

20
d) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap,
seluruh ASI dikeluarkan dengan tangan.
e) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
f) Payudara dikeringkan (Elisabeth,2015: 145)
g. Hubungan Seksual
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah
terhenti dari ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa
rasa nyeri. Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan,
inilah saat aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja
ibu siap. Banyak budaya mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri
sampai waktu tertentu. Misalnya, setelah 40 hari/ 6 minggu setelah persalinan.
Keputusan mulainya hubungan seksual bergantung pada pasangan yang
bersangkutan. (Elisabeth,2015:146)
h. Keluarga Berencana
Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun
sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya dengan
mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur atau ovulasi sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui.
i. Tanda-Tanda Bahaya
Tanda –tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah:
1) Demam tinggi melebihi 38̊0C
2) Perdarahan vagina luar biasa tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari
perdarahan haid biasa/bila memerlukan penggantian pembalut 2x dalam
setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk
3) Nyeri perut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta
ulu hati.
4) Sakit kepala parah/terus menerus dan pandangan nanar/masalah
penglihatan.
5) Pembengkakan wajah, jari-jari atau tangan
6) Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki
7) Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
8) Puting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui

21
9) Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau
nafas terengah-engah
10) Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama
11) Tidak bisa buang air besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air
kecil
12) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri sendiri
13) Depresi pada masa nifas.
(Elisabeth,2015 : 147)

D. Proses Laktasi dan Menyusu


1. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Elisabeth, 2015: 15, menyusui bayi dapat mendatangkan
keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan
bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung
enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut :
a. Untuk Bayi
1) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan yang
baik setelah lahir,pertumbuhan setelah periode perinatal baik,dan
mengurangi kemungkinan obesitas.Ibu ibu yang diberi penyuluhan tentang
asi dan laktasi, umumnya berat badan bayi (pada minggu pertama
kelahiran) tidak sebanyak ibu ibu yang tidak diberi penyuluhan. Alasannya
ialah banyak kelompok ibu ibu tersebut segera menghentikan asi nya
setelah melahirkan. Frekuensi menyusui yang sering (tidak di batasi) juga
dibuktikan bermanfaat karena volume ASI yang dihasilkan lebih banyak
sehingga penurunan berat badan bayi hanya sedikit.
2) Mengandung antibody
Mekanisme pembentukan antibody pada bayi adalah sebagai
berikut: Apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk
antibody dan akan disalurkan dengan bantuan jaringan limfosit. Antibody
di payudara disebut mammae associated immunocompetent lymphoid
tissue (MALT). Kekebalan terhadap penyakit saluran pernafasan yang
ditransfer disebut broncus associated immunocopetent lymphoid tissue

22
(BALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut
associated immunocompetent lymphoid tissue (GALT).
Dalam tinja bayi yang mendapat ASI terdapat antibody terhadap
bakteri E.coli dalam konsentrasi yang tinggi sehingga jumlah bakteri E.coli
dalam tinja bayi tersebut juga rendah. Juga pernah dibuktikan adanya
antibody terhadap salmonella typhi, shigela dan antibody terhadapt virus,
seperti rotavirus, polio dan campak.
3) ASI mengandung komposisi yang tepat
Bahan makanan yang baik untuk baik yaitu terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk
kehidupan enam bulan pertama.
4) Mengurangi kejadian karies dentis
Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat susu formula jauh
lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena kebiasaan menyusui
dengan botol dan dot terutama pada waktu tidur menyebabkan gigi lebih
lama kontak dengan susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk
akan merusak gigi.
5) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan ibu dan bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak
kulit ibu kekulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor
maupun sosial yang lebih baik.
6) Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system Ig E belum sempurna. Pemberian susu
formula akan merangsang aktifasi system ini dan dapat menimbulkan
alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein ASI yang
ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
7) ASI meningkatkan kecerdasan bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3
untuk pematangan sel sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat
ASI ekslusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang
sehinga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari sel sel saraf otak.
8) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan menghisap pada mulut bayi pada payudara telah dibuktikan

23
bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang
mendorong akibat menyusu dengan botol dan dot.
b. Untuk Ibu
1) Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung saraf
sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan prolaktin. Prolaktin
masuk ke indung telur,menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada
ovulasi.Menjarangkan kehamilan,pemberian ASI memberikan 98% metode
kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila di
berikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
2) Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofise. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah
terjadinya perdarahan pasca persalinan.Penundaan haid dan berkurangnya
perdarahan persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.
Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah
dibanding yang tidak menyusui.
Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui
anaknya secara ekslusif. Penelitian membuktikan ibu yang memberikan
ASI secara ekslusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan dan
kanker ovarium 25% lebih kecil dibanding yang tidak menyusi secara
ekslusif.
3) Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui ekslusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat
kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil
badan bertambah berat, selain karena ada janin,juga karena penimbunan
lemak pada tubuh, cadangan lemak sebetulnya memang disiapkan sebagai
sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
4) Aspek psikologis
Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi
juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
c. Untuk Keluarga
1) Aspek ekonomi

24
ASI tidak dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Penghematan
juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit
sehingga mengurangi biaya berobat.
2) Aspek psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi
dengan keluarga.
3) Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan di mana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan
dot yang harus diberikan serta minta pertolongan orang lain.
2. Perawatan Payudara
a. Pengertian
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk memperlancarkan
pengeluaran asi (Elisabeth, 2015: 27)
b. Tujuan perawatan payudara
Tujuan perawatan payudara pada masa nifas adalah untuk memelihara
kebersihan payudara dan melancarkan keluarnya ASI. Untuk mencapai tujuan
tersebut maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut ini :
1) Pelihara kebersihan sehari-hari.
2) Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk mencukupi
produksi ASI.
3) Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya.
4) Ibu harus merasa nyaman dan santai.
5) Hindari rasa cemas dan stress karena akan menghambat reflek oksitosin.
c. Waktu perawatan
Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai pada hari ke-2
setelah melahirkan minimal 2x/hari.
d. Manfaat perawatan
Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk merawat payudara
terutama pada masa nifas untuk memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan

25
payudara dapat dilakukan dua kali sehari yaitu saat mandi pagi dan mandi
sore.Berikut adalah manfaat perawatan payudara:
1) Memelihara kebersihan payudara sehingga bayi mudah menyusu pada
ibunya.
2) Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga bayi mudah menyusu.
3) Mengurangi risiko luka saat bayi menyusu.
4) Merangsang kelenjar air susu sehingga produksi ASI menjadi lancar.
5) Untuk persiapan psikis ibu menyusui dan menjaga bentuk payudara.
6) Mencegah penyumbatan pada payudara.
3. Cara menyusui yang benar
Berikut ini merupakan cara menyusui yang benar, yaitu:
a. Langkah-langkah yang perlu di lakukan dalam menyusui
1) Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan
disekitar putting, duduk dan berbaring dengan santai.
2) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh
bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus,
hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
3) Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah
bayi terletak di bawah puting susu.
4) Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka
lebar.
b. Teknik melepaskan hisapan
Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan hisapan
bayi dengan cara:
1) Masukkan jari kelingking ibu yang bersih kesudur mulut bayi.
2) Menekan dagu bayi ke bawah.
3) Dengan menutup lubang hidung bayi agar mulutnya membuka.
4) Jangan menarik puting susu untuk melepaskan Cara menyendawakan bayi.
(Elisabeth, 2015: 30)
c. Cara menyendawakan bayi setelah menyusui

26
Setelah bayi melepaskan hisapannya, sendawanya bayi sebelum menyusukan
dengan payudara yang lainnya dengan cara:
1) Sandarkan bayi dipundak ibu, tepuk punggungnya dengan pelan sampai
bersendawa
2) Bayi ditelengkupkan dipangkuan ibu sambil digosok punggungnya
(Elisabeth, 2015:30)
.
E. Asuhan Sayang Ibu pada Masa Nifas
Asuhan sayang ibu membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan
nyaman selama proses persalinan. Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip
saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu (Depkes,
2004).Asuhan sayang ibu yang dapat dilakukan :
a. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).
b. Bantu ibu untuk menyusukan bayinya, anjurkan memberikan ASI sesuai dengan
yang diinginkan bayinya dan ajarkan tenang ASI eksklusif.
c. Ajarkan ibu dan keluarganya mengenai nutrisi dan istirahat yang cukup
setelah melahirkan.
d. Anjurkan suami dan anggota keluarganya untuk memeluk bayi dan
mensyukuri kelahiran bayinya.
e. Ajarkan ibu dan anggota keluarganya tentang gejala dan tanda-tanda bahaya yang
mungkin terjadi dan anjurkan mereka mencari pertolongan jika timbul masalah
atau rasa khawatir.(Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, 2012)

F. Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah poses pemecahahan masalah yang digunakan
sebagai metode untukmengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkainan/tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney.H.,1997).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang dapat
diaplikasikan dalam setiap situasi.Proses Manajemen Kebidanan terdiri dari 7 langkah:
a. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan.

27
b. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis/masalah.
c. Mengidentifikasi masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan tindakan, konsultasi,
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.
e. Menyusun rencanan asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
penatalaksanaan proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

28
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS NORMAL TERHADAP
Ny. M DI BPM DIAN MUSTIKA, Amd.Keb
NATAR LAMPUNG SELATAN

Tempat Pengkajian : BPM Dian Mutika, Amd.Keb


Tanggal Pengkajian : 18 Oktober 2020
Jam pengkajian : 09.45 WIB
Pengkajian : Hasna Afifah

A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas/Biodata
Nama Pasien : Ny.Y Nama Suami :Tn.B
Umur : 32 tahun Umur : 34 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : D1
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Branti Alamat : Branti

2. Alasan kunjujngan / keluhan kunjungan


Ibu mengatakan perutnya masih merasa mulas

3. Riwayat Persalinan
Waktu melahirkan 18 Oktober 2020, pukul 09.20 WIB, jenis kelamin Perempuan,
berat badan 3200 gram, panjang badan 49 cm, jenis persalinan spontan pervaginam,
tempat persalinan Bidan, plasenta lahir utuh.

Lama persalinan

Kala I : ± 2 jam 25 menit

Kala II : ± 10 menit

Kala III : ± 15 menit

29
Kala IV : ± 2 jam

perdarahan : ± 150 cc

4. Riwayat penyakit
Ibu dan keluarga tidak memiliki riwayat penyakiy yang serius atau menular

5. Riwayat Kehamilan
Trimester I : 2x kunjungan ANC

Trimester II : 3x kunjungan ANC

Trimester III : 4x Kunjungan ANC

6. Pola Kebutuhan Dasar Masa Nifas


Eliminasi : Ibu mengatakan belum BAB dan sudah BAK 2 kali

Nutrisi : Ibu mengatakan telah makan dengan nasi, sayur, dan


lauk serta minum 3 kali, air putih

Istiraha : Ibu mengatakan biasanya beristirahat 1-2 jam

Aktifitas : Ibu belum melakukan senam nifas

Personal Hygiene : Ibu telah dibersihkan pasca bersalin

Data Psikologis : Ibu mengatakan sangat senang atas kelahiran


bayinya

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Status Emosional : Stabil
Tanda-Tanda Vital
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7 oC

30
2. Pemeriksaan Fisik yang berhubungan dengan kebidanan
Tidak ada gangguan

C. ASSESMENT
Ny.Y P2A0 Post partum 2 jam pasca persalinan

D. PLAN
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini dalam keadaan sehat
2. Memberikan kapsul vitamin A (200.000 unit) kepada ibu pada 1 jam setelah
melahirkan
3. Anjurkan ibu cara mobilisasi dini
4. Anjurkan ibu untuk beristirahat setelah bersalin
5. Ajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar
6. Ajarkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi sesering mungkin tanpa terjadwal
7. Ajarkan kepada ibu cara membersihan genetalia agar tidak terjadi infeksi
8. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya nifas

31
LEMBAR IMPLEMENTASI

WAKTU KEGIATAN EVALUASI PARAF


16-10- 2020 1. Menjelaskan pada ibu tentang  Ibu mengerti
kondisinya saat ini dalam tentang
18.35 WIB
keadaan sehat, ibu sedang dalam keadaannya saat
masa nifas. ini
TD: 110/70 mmHg,
suhu: 36,7°C,
RR: 20 x/menit,
N: 80 x/menit
Kontraksi uterus ibu baik,
pengeluaran lokhea rubra, TFU
1 jari di bawah pusat
 Ibu sudah
2. Memberikan kapsul vitamin A
meminum kapsul
(200.000 unit) kepada ibu pada
vitamin A
1 jam setelah melahirkan

3. Mengajarkan kepada ibu cara  Ibu sudah bisa


mobilisasi dini seperti miring miring kanan,
kanan, miring kiri, duduk, dan miring kiri,
berjalan. untuk membantu duduk, dan
mengurangi insiden berjalan
tromboflebitis, untuk
memperlancar pengeluaran
lochea, dan memperlancar
peredaran darah
 Ibu bersedia
4. Anjurkan ibu untuk beristirahat untuk istirahat
setelah bersalin dan memberi yang cukup
pengertian pada ibu, apabila
kurang istirahat dapat
menyebabkan produksi ASI
kurang, proses involusi berjalan
lambat sehingga dapat
menyebabkan perdarahan.
 Ibu mengerti cara
menyusui yang
5. Ajarkan pada ibu teknik benar, dan akan
menyusui yang benar melakukannya
- Ibu duduk dalam posisi tegak setiap kali
dan nyaman, dan kaki tidak menyusui
digantung anaknya
- Gendong bayi di lengan,
posisikan bayi hingga perut
bayi bertemu dengan perut ibu
- Posisikan lengan bawah bayi
keluar, dan letakkan mulut
bayi dekat dengan payudara

32
- Sangga payudara dengan jari-
jari tangan pada tangan yang
bebas, lalu letakkan jempol
dengan ringan di bagian atas
puting payudara
- Tarik bayi perlahan ke arah
payudara saat mulut bayi
membuka, pastikan seluruh
puting payudara hingga areola
ada di tengah mulut bayi
- Bila bayi sudah mulai
mengisap, pastikan bahu ibu
tetap relaks dan terus dekap
bayi dalam pelukan
- Setelah bayi kenyang lepaskan
hisapan bayi dengan cara
memasukkan jari kelingking di
sudut mulut bayi, maka bayi
akan melepas hisapan
- Menyendawakan bayi dengan
cara memposisikan bayi
berdiri menghadap pundak ibu
dan menepuk secara lembut
punggug bayi
- Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI pada bayi
sesering mungkin tanpa
terjadwal atau memberikan
 Ibu bersedia
ASI sesuai dengan keinginan
untuk
bayi.
memberikan ASI
6. Mengajarkan kepada ibu untuk sesering mungkin
memberikan ASI sesering
mungkin setiap kali anak
menginginkan, atau
 Ibu mengerti cara
memberikan ASI setiap 2 jam
membersihkan
sekali
genetalia
7. Mengajarkan kepada ibu cara
membersihan genetalia agar
tidak terjadi infeksi, yaitu
dengan menggunakan air bersih
dan mengalir serta menyekanya  Ibu mengerti
dari arah depan kebelakang, dan tentang tanda
mandi 2x sehari bahaya masa
nifas
8. Menjelaskan pada ibu tentang
tanda-tanda bahaya nifas seperti
perdarahan, tidak nafsu makan
yang lama, lochea berbau busuk,

33
sakit kepala, pengecilan rahim
yang terganggu, nyeri pada
bagian perut dan pinggul,
pusing dan lemas yang
berlebihan, suhu tubuh ibu lebih
dari 380C. Menganjurkan ibu
untuk segera menghubungi
petugas kesehatan segera bila
menemukan tanda-tanda bahaya
tersebut

CATATAN PERKEMBANGAN 6 JAM POST PARTUM


Tanggal 18 Oktober 2020
Pukul : 15.45 WIB

S : Ibu mengatakan perut masih terasa mulas, ibu sudah bisa miring kanan kiri dan
berjalan pelan, ibu sudah BAK

O : Keadaan umum : Baik


Status Emosional : Stabil
TD : 120/70 mmHg Nadi : 81 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit Suhu : 36,7oC
TFU : 2 jari ↓ pusat Colostrum : Sudah keluar
Perdarahan : 170 ml Lochea : Rubra

A : P2A0 postpartum 6 jam keadaan normal

P:
1. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu
2. Lakukan Asuhan sayang Ibu Nifas
3. Ajarkan ibu senam nifas
4. Deteksi dini kelainan dan komplikasi
5. Ajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar
6. Anjurkan ibu memenuhi nutrisi bayinya
7. Anjurkan ibu tetap melakukan perawatan payudara
8. Anjurkan ibu untuk meminum tablet Fe
34
9. Beri dan minta ibu meminum vitamin A

LEMBAR IMPLEMENTASI

WAKTU KEGITAN Evaluasi PARAF


18-10-2020 1. Menjelaskan pada ibu tentang  Ibu mengerti
kondisi ibu saat ini bahwa ibu tentang
dalam keadaan baik dan dalam kondisinya saat
masa nifas hari pertama ini

2. Melakukan Asuhan sayang Ibu  Asuhan sayang


Nifas dengan cara: ibu sudah
 Memberikan ibu makan diberikan
makanan dengan pola gizi
seimbang
 Menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup
 Mengajarkan ibu menjaga
payudara tetap bersih dan
kering
 Deteksi dini
3. Deteksi dini kelainan dan masa nifas telah
komplikasi dilakukan
 Melakukan pemantauan pasca
persalinan meliputi
perdarahan sebanyak 30 ml,
kontraksi uterus, TFU 2 jari
bawah pusat , kandung kemih
kosong, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 86x/menit, suhu
36,70C.
 Mengajarkan dan memberi
konseling pada ibu dan
keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa
nifas karena atonia uteri dan
penyebab lain perdarahan,
yaitu dengan cara melakukan
masase pada fundus uteri.
 Mengajarkan ibu cara
menjaga personal hyiegine
dengan membersihkan daerah
kemaluan dengan sabun dan
air
 Menjelaskan tanda bahaya
masa nifas seperti demam
tinggi, pusing berat,
pandangan kabur, mata

35
berkunang-kunang, kejang,
bengak pada wajah dan
ekstrimitas serta perdarahan
 Menganjurkan ibu untuk
segera periksa kepetugas
kesehatan terdekat jika
terdapat tanda bahaya masa
nifas
 Melakukan kunjungan ulang  Ibu sedah
pada tanggal 22 Oktober mengerti teknik
2020 menyusui yang
benar
4. Ajarkan ibu tekhnik menyusui
yang baik dan benar  Ibu bersedia
untuk menyusui
bayinya
sesering
5. Menganjurkan ibu memenuhi
mungkin
nutrisi bayinya dengan cara
menyusui bayinya sesering
 Ibu mengerti
mungkin tanpa dijadwal
cara perawatan
payudara dan
6. Mengajarkan ibu melakukan akan
perawatan payudara dengan melakukannya
kompres payudara dengan dirumah
menggunakan air hangat sampai 5
menit, kemudian beri kapas
dengan beby oil yang diletakkan
diputing sampai 30 detik,  Ibu sedah
kemudian urut payudara kearah minum tablet Fe
pangkal puting. setiap hari
7. Menganjurkan ibu untuk
meminum tablet Fe etabion 1x1
agar Hb ibu tetap pada batas  Ibu meminum
normal guna mencegah vitain A
perdarahan

8. Memberikan dan minta ibu untuk


minum vitamin A

CATATAN PERKEMBANGANPOST PARTUM 6 HARI

Tanggal Pengkajian : 24 Oktober 2020

Pukul : 10.15 WIB

36
S : Ibu mengatakan keadaannya membaik dan perutnya masih sedikit mulas, pengeluaran
ASI nya lancar dan dapat menyusui bayinya tanpa kesulitan

O:
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg TFU : 2 jari ↓ pusat
RR : 19 x/menit Colostrum : Sudah keluar
S : 36,50C Perdarahan : 50 ml
N : 80 x/menit Lochea : Sanginolenta
3. Pemeriksaan Wajah
Mata : Konjungtiva merah muda, seklera putih
4. Pemeriksaan Payudara
Simetris kanan-kiri, tidak ada pembesaran kelenjar, puting susu menonjol, tidak
ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
5. Pemeriksaan Abdomen
a. Luka Operasi : Tidak ada
b. Konsistensi uterus : Keras, tidak ada benjolan
c. TFU : Pertengahan pusat dan simfisis
d. Kandung kemih : Kosong
e. Diastasis rekti : 2 jari
6. Pemeriksaan kaki
a. Varises : Tidak ada
b. Warna Betis : Tidak kemerahan
c. Edema : Tidak ada
d. Tanda homan : Tidak ada nyeri betis
7. Pemeriksaan Genitalia
a. Lochea : Sanguinolenta jumlah ± 50 cc warna merah
kecoklatan
b. Vulva dan vagina : Tidak odema

A : Ny. M P2A0 post partum 6 hari

37
P:
1. Jelaskan pada ibu kondisinya
2. Ingatkan ibu untuk tetap minum air putih
3. Ingatkan ibu untuk menjaga kebersihan genitalia
4. Periksa berapa banyak tablet Fe yang telah diminum ibu
5. Beri ibu tablet Vit A yang ke 2

LEMBAR IMPLEMENTASI

WAKTU KEGIATAN Evaluasi PARAF

22-10-2020 1. Menjelaskan pada ibu bahwa  Ibu mengerti


mulas yang dialaminya normal tentang rasa
karena rahim perlahan kembali mulas yang
seperti semula. dirasakannya

2. Mengingatkan ibu untuk tetap  Ibu bersedia


minum agar kebutuhan cairan untuk minum
tetap terpenuhi. air putih yang
cukup
3. Mengingatkan ibu untuk
 Ibu mengerti
menjaga kebersihan genitalianya
tentang menjaga
dengan mengganti pakaian
kebersihan
dalam jika sudah terasa lembab
genetalia

4. Mengingatkan ibu untuk  Ibu sudah


meminum tablet Fe samcobion minum tablet Fe
1x1 agar Hb ibu tetap pada batas 5 tablet etabion
normal guna mencegah
perdarahan

5. Berikan tablet vitamin A yang  Ibu bersedia


kedua dan anjurkan ibu untuk untuk meminum
meminumnya vitamin A

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

38
Masa nifas (puerpurium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu ( Saleha Siti, 2009: 2) .
Hasil pengkajian terhadap Ny. M P2A0 post partum telah melahirkan bayinya dan
masih merasa mulas pada perutnya, riwayat kehamilan, riwayat persalinan normal,
anak hidup, rawat gabung. Riwayat kesehatan di dalam keluarga tidak ada yang
menderita apapun, kebiasaan sehari-hari dalam batas normal, ibu dan keluarga sangat
senang atas kelahiran bayinya, ibu sedikit tau cara perawatan payudara dan bayinya,
belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. Data obyektif dalam batas
normal, masalah perut ibu masih terasa mulas, tindakan segera tidak ada, intervensi
observasi KU ibu baik, kontraksi baik
Dengan adanya asuhan kebidanan pada ibu nifas bidan dapat memberikan
pendidikan kesehatan pada ibu berkaitan dengan gizi, menyusui, memberikan
imunisasi pada bayinya, perawatan bayi sehat dan pelayanan kbyang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis pada ibu dan bayi.
B. Saran
a. Untuk Prodi Kebidanan Metro
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasi teori dengan sungguh-sungguh dalam
memberikan asuahan di lahan praktik sesuai dengan standard kebidanan sehingga
dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
b. Untuk Klinik
Disarankan pada lahan dan tenaga kesehatan yang lain untuk mengadakan suatu
penyuluhan-penyuluhan tentang tanda bahaya masa nifas.

DAFTAR PUSTAKA

39
Jenny, Sr. 2006. Perawatan Masa Nifas Ibu dan Bayi. Yogyakarta : Sahabat
Setia

Depkes RI. 2007. Panduan Manajemen Laktasi : Diit Gizi Masyarakat. Jakarta:
Depkes RI.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba
Medika

Ambarwati, E,R,Diah,W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha


Medika

Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka


Rihana

Kemenkes RI, 2014, Mother’s day: Situasi Kesehatan Ibu Indonesia

Siwi walyani, Elisabeth &Endang Purwoastuti. (2015). Asuhan kebidanan masa


nifas dan menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

40

You might also like