You are on page 1of 3

TUGAS REVIEW I JURNAL TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL I

THE FLAWED LOGIC OF DEMOCRATIC PEACE THEORY


Dosen Pengampu Mata Kuliah:
Ahmad AlFajri, MA.
Disusun oleh:
Syarah Shabrina (11201130000029)
HI-3A

Identitas Jurnal:
1. Judul : The Flawed Logic of Democratic Peace Theory
2. Penulis : Sebastian Rosato
3. Sumber : The American Political Science Review, Vol. 97, No. 4, (November, 2003),
halaman. 585-602.
4. Penerbit : American Political Science Association
Dalam Ilmu Hubungan Internasional, sangat tidak asing dengan kata Great Debate.
Great debate adalah sebuah perdebatan yang membahas teori-teori hubungan internasional
dimulai dari awal mula munculnya ilmu hubungan internasional sampai dengan keadaan ilmu
hubungan internasional sekarang seiring berjalannya perkembangan. Perkembangan tersebut
mengalami suatu masa yang berpengaruh terhadap perspektif melalui asumsi-asumsi dasar, salah
satunya adalah liberalisme klasik yang dikemukakan oleh Woodrow Wilson. Liberalisme klasik
ini ada karena atas dasar pemikiran Immanuel Kant dalam bukunya yaitu ‘Perpetual Peace’
bahwa liberalismelah yang dapat menciptakan perdamaian, keadilan, kebebasan, dan norma-
norma antarnegara. Perpetual Peace ini membuat 3 syarat tercapainya perdamaian abadi untuk
negara-negara agar dapat mencapai perdamaian jika ingin membentuk negara republik. Seiring
perkembangan liberalisme klasik dalam teori HI, maka lahirlah Democratic Peace Theory yang
menyatakan bahwa setiap negara yang menganut sistem demokrasi tidak akan memerangi negara
demokrasi lainnya. Menurut penulis, DPT ini merupakan kontribusi atau upaya liberal yang
memberikan pembenaran intelektual bahwa demokrasi dapat meningkatkan keamanan dan
perdamaian dunia.
Terdapat kritik mengenai DPT dari seorang ilmuwan politik yaitu Sebastian Rosato. Ia
mengkritik DPT ini dengan menggunakan dua strategi, yang pertama adalah ia menyesuaikan
dengan menggunakan logika kausal, yaitu ia menguji pada nilai nominal, misalnya seperti A
menyebabkan x, x menyebabkan y, atau y menyebabkan B. Kedua, Rosato menggunakan logika
tersebut dengan menguji hipotesis lainnya yang dapat membuktikan untuk melihat bagaimana
demokrasi mempengaruhi perilaku sebuah negara. Logika kausal yang digunakan Rosato
didasari juga pada tataran logika normatif bahwa demokrasi liberal tidak bisa diandalkan untuk
menyatakan konflik ketika mereka memiliki kepentingan. Logika normatif ini merupakan salah
satu efek penting demokrasi yang merupakan sebuah sosialisasi elit politik yang bertindak atas
dasar norma-norma demokrasi seperti kepercayaan dan rasa hormat satu sama lain. Logika ini
lebih memperjelas lagi bahwa setiap negara demokrasi siap memerangi negara yang bukan
penganut demokrasi. Hal ini disebabkan mungkin mereka tidak menghormati non-demokratis
karena negara yang menganut perang akan memperbolehkan untuk membebaskan orang-orang
dari pemerintahan otoriter. Rosato juga menggunakan logika institusional, yang dimana
menurutnya pemimpin demokratik juga tidak akuntabel di hadapan para pecinta perdamaian. Hal
ini, demokrasi dapat menghadapi serangan dan dapat memobilisasi serangan. Maka, dalam
logika ini, Rosato menemukan kecacatan dari hubungan variabel dependen dan variabel
independen, yang dimana Rosato menjelaskan secara transparan, nyata, dan mudah dipahami
untuk bisa dibaca di semua kalangan.
Juga dapat dipahami bahwa kritik yang dilakukan oleh Rosato adalah metode analisis
yang didasarkan pada sejarah dan bersifat kuantitatif. Dalam metode historis, Rosato
memberikan contoh sejarah keadaan Uni Eropa yang memperebutkan wilayah koloni dan
perang-perang yang ada pada zaman Perang Dingin seperti mengambil bukti intervensi yang
mengatasnamakan demokratisasi sebuah negara yang bertujuan untuk membuat negara otoriter
dan anti komunis. Selain itu, Rosato juga menganggap bahwa DPT ini memiliki kelemahan
karena adanya pemikiran yang imajiner. Ia menyertakan fakta historis untuk melawan dan
mengkritik DPT yang dibuat oleh para pemikir teori liberalisme klasik. Rosato mengkritik bahwa
hanya ada sedikit negara demokrasi yang berada pada kondisi yang akan saling memerangi satu
sama lain. Rosato juga menganggap bahwa negara-negara demokrasi setelah perang dunia dua
terbukti lebih damai. Sedangkan, dalam metode kuantitatif, tulisannya sangat mudah dipahami
bahkan relevan karena dilengkapi dengan hitungan presentase dan data-data yang terbilang.
Rosato telah membuktikan bahwa negara demokrasi mempunyai resiko yang lebih kecil daripada
negara otoriter dalam hal perang, dan membuat negara demokrasi pada dasarnya tidak berbeda
dengan negara otoriter. Oleh karena itu, jurnal ini telah memberikan pelajaran mengenai
pengujian hipotesis yang didasarkan pada logika dan bukti-bukti yang empiris.
Adapun opini menurut penulis adalah memang sudah jelas bahwa demokrasi maupun
teori perdamaiannya adalah satu-satunya cara untuk membangun perdamaian internasional
diseluruh dunia yang harus ditegakkan dan dipelihara. Bahkan bagi mereka yang sangat
menganut optimis teori ini berpikiran bahwa harus menyebarkan demokrasi ke dunia
internasional bahkan wajib untuk di kalangan akademisi maupun untuk pembuat kebijakan.
Padahal, hal tersebut tidak sesederhana itu dan terlalu berlebihan, karena demokrasi pernah gagal
mewujudkan perdamaian baik di perdamaian internasional maupun nasional. Maka, dapat
dikatakan bahwa teori perdamaian demokratis ini juga tidak selalu benar. Penulis juga
berpendapat bahwa dimensi demokrasi ini selalu membuat proses pengambilan keputusan
resolusi damai konflik dan masyarakat demokratis telah mengklaim bahwa adanya norma-norma
sangat berfungsi di kalangan mereka. Oleh karena itu, ada alasan lebih banyak untuk mencapai
kompromi dan konflik selalu diselesaikan secara damai.
Secara tidak langsung, penjelasan diatas sudah mencakup kelebihan mengenai jurnal
yang ditulis oleh Rosato. Jurnal ini telah meruntut sejarah secara kronologis yang mudah
dipahami, mudah dibaca, dan menyenangkan ketika dibaca oleh semua kalangan khususnya oleh
para mahasiswa, mahasiswi, atau para sarjana ilmu hubungan internasional. Adapun
kekurangannya, jurnal ini telah mematahkan teori liberalisme klasik melewati DPT yang
merupakan suatu hal yang sulit dicapai.

You might also like