Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK 1
RAHMADHILLAH B1C119151
RISKA DAMAYANTI B1C119159
SUKMAWATI B1C119165
ZULKIFLI B1C119178
ANDI NILA PUTRI NINGSIH B1C119180
APRILIA MUSTIKA B1C119187
ASIS ENDANG B1C119189
CITRA PRATIWI B1C119192
KELAS D
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
menganugerahkan rahmat, karunia dan ridha-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Metode Penelitian
Kuantitatif” tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengempuh serta teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, sehingga dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca, amin.
Penulis,
2
Daftar isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
Daftar isi...................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar belakang...............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
A. Pengertian Metode Penelitian.......................................................................5
B. Macam Data Penelitian...............................................................................10
C. Macam Metode Penelitian..........................................................................14
D. Perbedaan Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi....................19
E. Kapan Metode Penelitian Kuantitatif..........................................................29
F. Kompetensi Peneliti Kuantitatif..................................................................29
BAB III PENUTUP...............................................................................................31
A. Kesimpulan.................................................................................................31
B. Saran............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rancangan penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses
pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi
proses perencanaan dan proses penelitian. Dalam rancangan perencanaan dimulai dengan
mengadakan observasi dan evaluai terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan
diketahui, sampai pada penempatan kerangka konsep dan hipotesispenelitian yang perlu
pembuktian lebih lanjut.
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk mendapatkan data yang langsung valid
dalam penelitin serinh sulit dilakukan, oleh karen itu data yang telah terkumpul
validitasnya, dapat diuji melalui pengujian reliabilitas dan obyeksitas.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian metode penelitian?
2. Apa saja macam-macam data penelitian?
3. Apa saja macam-macam metode penelitian?
4. Apa perbedan penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi?
5. Kapan metode penelitian kuantitatif?
6. Bagaimana kompetensi penelitian kuantitatif?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui pengertian metode kuantitatif
2. Untuk mengetahui macam-macam data penelitiaan
3. Untuk meengetahui macam-macam metode penelitian
4. Untuk mengethui perbedaan penelitian kuantitatif, kualitatif dan kombinasi
5. Untuk mengetahui kapan metode penelitian
6. Untuk mengetahui bagaimana kompetesi penelitian kuantitatif
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam hal ini penulis mengemukakan bahwa, secara umum metode penelitian
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data,
tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-
ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis, Rasional berarti kegiatan penelitian
itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Penelitian yang rasional adalah penelitian yang menggunakan teori.
Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan.
(Bedakan ilmiah misalnya, mencari barang yang hilang datang ke dukun, supaya bisa
menduduki jabatan tinggi ia bertapa di Gunung Kawi, dan sejenisnya). Sistematis
artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis. Walaupun langkah-langkah penelitian antara metode
kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi sistematis. Berbeda, tetapi semuanya dilakukan
sistematis.
Data yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati) yang
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliable dan objektif. Valid menunjukkan
derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang
dapat dilaporkan oleh peneliti. Misalnya, jumlah penduduk di suatu kota ada 5 juta orang,
dan peneliti melaporkan jauh di atas atau di bawah 5 juta orang, maka data yang
dilaporkan peneliti itu tidak valid. Demikian juga misalnya peneliti melakukan
5
pengamatan di jalan-jalan banyak mobil berwarna hitam, tetapi dilaporkan warna hijau.
Peneliti melihat ada orang sedang menangis langsung dibuat kesimpulan bahwa orang
tersebut sedang sedih, padahal sebenarnya orang tersebut menangis sedang senang,
karena mendapatkan hadiah dari perusahaan tertentu yang tidak terduga. Data yang
dilaporkan oleh peneliti bahwa warna hitam dilaporkan warna merah, orang menangis
karena senang dilaporkan sedih, adalah contoh data yang tidak valid.
Secara teoritis data yang valid pasti reliabel dan objektif. Reliabilitas data ini perlu
diketahui pada saat peneliti tidak langsung menemukan data yang valid. Bila cenderung
valid. Data itu reliabel maka akan Reliabel berkenaan dengan derajat konsistensi keajegan
data dalam interval waktu tertentu. Misalnya pada hari pertama wawancara, sumber data
mengatakan bahwa jumlah sertifikat tanah yang dikeluarkan per bulan rata-rata sebanyak
3000 sertifikat tanah, maka besok atau lusa pun sumber data tersebut kalau ditanya akan
tetap mengatakan bahwa jumlah sertifikat tanah yang dapat dikeluarkan sebanyak 3000
sertifikat per bulan. Demikian juga bila kemarin sumber data menyatakan bahwa banyak
barang yang tidak terjual karena mutu pelayanan rendah, maka besok atau lusa sumber
data juga akan menyatakan jawaban yang sama, yaitu mutu pelayanan rendah. Data yang
reliabel adalah data yang dapat dipercaya, karena dapat dipercaya maka data tersebut
cenderung valid.
Data yang reliabel belum tentu valid. Misalnya direktur SDM suatu kementerian
sering menyatakan bahwa karyawannya tidak produktif dalam kerjanya. Hal ini
diucapkan secara konsisten tetapi berbohong, sehingga data tersebut terlihat reliabel
(konsisten) tetapi tidak valid. (Yang benar karyawan tidak produktif, karena alat-alat
kerjanya sudah ketinggalan, jadi kesalahannya pada alat-alat kerja, bukan pada
karyawan). Peneliti menggunakan instrumen yang rusak (meteran baja yang sudah putus
ujungnya, sehingga angka pertama tidak nol tetapi 5) digunakan berkali-kali akan
menghasilkan data yang reliabel, tetapi tidak valid
6
bahwa produk merk A adalah produk palsu, sementara 1 persen menyatakan asli. Setelah
dicek ternyata 1 persen yang menyatakan asli adalah yang benar. Jadi di sini disepakati
oleh 99% dari kelompok terlihat obyektif tetapi tidak valid. Hasil pemilihan kepala
daerah cenderung obyektif daripada valid, karena dipilih oleh banyak orang, tetapi bisa
tidak valid karena yang terpilih tidak memenuhi kompetensi yang diharapkan.
Validitas dan reliabilitas data dapat dipahami dengan melihat gambar 1.1 berikut.
Berdasarkan gambar 1.1 tersebut dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Sasaran
tembaknya adalah lingkaran di tengah yang ada titik-titiknya. Pada gambar 1.1a adalah
gambaran data yang tidak valid dan tidak reliabel. Pada gambar terlihat bahwa pelurunya
tidak mengenai sasaran tembak, dan menyebar, sehingga tembakannya tidak valid dan
tidak reliabel. Pada gambar 1.1b adalah gambaran data yang reliabel tetapi tidak valid.
Pada gambar terlihat pelurunya mengelompok (reliabel) tetapi tidak mengenai sasaran
tembak, sehingga data dinyatakan tidak valid. Pada gambar 1.le adalah gambaran data
yang valid dan reliabel. Pada gambar terlihat pelurunya mengenai sasaran (valid) dan
mengelompok (reliabel). Penelitian yang dilakukan diharapkan memperoleh data yang
valid dan reliabel.
(Gambar 1.1a. Data Tidak) (Gambar 1.1b. Data Tidak Valid dan Tidak Reliabel Valid
tetapi Reliabel) (Gambar 1.1c. Data Valid dan Reliabel)
Untuk mendapatkan data yang valid, reliabel, dan objektif dalam penelitian
kuantitatif, maka instrumen penelitiannya harus valid dan reliabel, pengumpulan dan
analisis data dilakukan dengan cara yang benar pada sampel yang representatif (mewakili
populasi). Untuk mendapatkan data dalam penelitian kualitatif yang valid dan reliabel,
maka peneliti harus dapat menjadi human instrument yang valid, mengumpulkan data
7
secara trianggulasi dari berbagai sumber data yang tepat, dan melakukan pengujian
keabsahan data, khususnya pengujian kredibilitas data. Untuk mendapatkan data yang
valid, reliabel dan objektif dalam penelitian kombinasi, maka dilakukan dengan
menggabungkan cara yang dilakukan dalam metode kuantitatif dan kualitatif.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian untuk menggambarkan, membuktikan, mengembangkan, menemukan, dan
untuk menciptakan. Hal tersebut dapat digambarkan seperti gambar 1.2 berikut.
Tujuann
penelitian
8
produktivitas karyawan di PT Lodakarta; 2) Pengaruh warna kemasan barang terhadap
nilai penjualan 3) Pengaruh iklan terhadap jumlah penjualan barang 4) Perbedaan kinerja
pompa air Merk A dan B
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang
telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami masalah, memecahkan
masalah, mengantisipasi masalah dan untuk membuat kemajuan. Hal ini ditunjukkan pada
gambar 1.3. Memahami berarti penelitian digunakan untuk memperjelas suatu masalah
atau informasi yang tidak diketahui sehingga menjadi jelas. Memecahkan berarti
meminimalkan atau menghilangkan masalah, dan mengantisipasi berarti mengupayakan
agar masalah tidak terjadi, dan membuat kemajuan berarti dengan penelitian dapat
digunakan untuk memperbaiki keadaan dari kondisi sekarang menjadi kondisi baru yang
lebih baik.
9
Penelitian yang digunakan untuk memahami masalah misalnya, penelitian
tentang sebab-sebab mengapa setelah 72 tahun Indonesia merdeka, tetapi belum mampu
membuat motor, dan mobil sendiri. Human Development Index (HDI) Indonesia
menduduki rangking 106, kalah dengan negara tetangga, mengapa negara kita yang kaya
dengan sumber daya alam, tetapi masih banyak penduduk yang miskin. Penelitian yang
bersifat memecahkan masalah misalnya, penelitian untuk menemukan model
pendidikan yang dapat mengatasi pengangguran. Penelitian yang bersifat antisipasi
masalah misalnya penelitian untuk menemukan cara agar tidak terjadi kebakaran
gedung-gedung. Penelitian untuk membuat kemajuan, misalnya penelitian yang dapat
menemukan atau menciptakan tindakan baru atau produk/alat baru yang dapat membantu
produktivitas kerja.
Memahami
masalah
Memecahkan
Masalah
kegunaan
penelitian
Antisipasi
Masalah
Membuat
Kemajuan
10
penelitian lapangan dan data dokumentasi. Data dokumentasi bisa berupa data hasil
penelitian yang telah lalu yang dilakukan peneliti sendiri atau orang lain. Data langsung
dari lapangan sering disebut data primer, dan data dokumentasi disebut data sekunder.
11
Bila dilihat dari pemilikan data, data hasil penelitian lapangan maupun
dokumentasi dapat dibagi menjadi data internal dan data eksternal. Data internal adalah
data hasil penelitian yang berasal dari lembaganya sendiri dan data eksternal adalah data
hasil penelitian yang berasal dari luar lembaganya sendiri. Data internal maupun eksternal
bila dilihat dari segi waktunya dapat berupa data yang berbentuk time series, cross
sectional dan gabungan.
Data yang berbentuk time series adalah data dikumpulkan beberapa kali dalam
interval waktu yang relatif sama, menggunakan instrumen yang sama dan obyek yang
sama. Pada penelitian eksperimen yang menggunakan desain time series akan
menghasilkan data yang berbentuk time series. Data cross sectional adalah data yang
dikumpulkan dari obyek yang sama atau berbeda, dengan instrumen yang sama atau
berbeda, tetapi dalam interval waktu yang tidak sama. Data gabungan adalah gabungan
antara data yang berbentuk time series dan cross sectional.
Data yang berbentuk time series, cross sectional atau gabungan keduanya, bila
dilihat dari segi jenisnya dapat berupa data kualitatif, kuantitatif dan gabungan. Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, narasi, gerak tubuh, ekspresi wajah,
bagan, gambar dan foto. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data
kualitatif yang diangkakan/scoring).
Data kualitatif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif empiris
dan data kualitatif bermakna. Data kualitatif empiris adalah data sebagaimana adanya
(tidak diberi makna). Peneliti melihat seseorang pegawai memakai baju merah, atau baju
hitam lalu dilaporkan sebagaimana adanya. Data kualitatif bermakna adalah data dibalik
fakta yang tampak. Seseorang memakai baju hitam dapat diberi makna bermacam-
macam, misalnya sedang pulang dan takziah, merupakan seragam anggota kelompok
tertentu, atau karena kesenangannya memakai baju hitam. Penelitian kualitatif yang lebih
mendalam banyak berkaitan dengan data kualitatif yang bermakna, oleh karena itu
peneliti kualitatif harus mampu memberi makna ataa memberi interpretasi terhadap fakta-
fakta yang diperoleh di lapangat secara empiris.
12
Data ini diperoleh dari hasil menghitung/ membilang. Contoh dalam satu ruang kelas ada
30 murid, 16 wanita dan 14 pria. Angka 30, 16 dan 14 adalah data diskrit.
Data kontinum adalah data kuantitatif yang satu sama lain berkesinambungan
dalam satu garis. Data ini diperoleh dari hasil mengukur, seperti mengukur derajat
kesehatan, berat badan, kemampuan, motivasi, IQ dan lain-lain. Data kontinum dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu data ordinal, interval, dan ratio.
Bentuk data ordinal dapat dilihat pada gambar 1.5. Berdasarkan gambar 1.5
tersebut terlihat bahwa, data ordinal merupakan data kuantitatif yang berbentuk
peringkat/ ranking. Antar rangking jaraknya tidak sama. Misalnya antara ranking 1 (nilai
100), ranking 2 (nilai 95) jaraknya sama dengan 5. Ranking 2 (nilai 95) dengan ranking
tiga (nilai 75) jaraknya 20 dan seterusnya. Contoh data ordinal misalnya dalam kejuaraan
(juara I, II dan III), urutan prestasi belajar (ranking1, 2, 3 7, 15 dst). Eselonisasi jabatan
misalnya Eselon I, II, III, IV dan V.
Pada data ordinal, makin kecil angkanya semakin tinggi posisinya. Misalnya juara I
lebih baik dari juara II, Eselon I lebih tinggi dari eselon II. Tetapi di Indonesia, dalam
golongan gaji Pegawai Negeri Sipil, tidak sesuai dengan teori data ordinal, karena
golongan I justru lebih rendah dari golongan II dan seterusnya. Mestinya Eselon I
golongan gajinya golongan I.
Bentuk data interval ditunjukkan pada gambar 1.6. Data interval adalah data
kuantitatif kontinum yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut.
Contoh data interval adalah skala termometer yang digunakan untuk mengukur suhu.
Suhu udara bisa minus (-), bisa nol (0), dan bisa di atas nol (+). Pada data interval tidak
bisa dibuat penjumlahan seperti pada data ratio. Air 1 gelas suhu 10°C ditambah air 1
gelas dengan suhu 20°C tidak menjadi 30°C, tetapi 15°C. Cooper and Schindler (2003)
mengemukakan bahwa skala pengukuran sikap (Sangat baik, Baik, Kurang Baik, Tidak
Baik) dengan skor 4, 3, 2, 1 merupakan data interval karena jaraknya sama). “Many
13
attitude scales are presumed to be interval. Thurstone’s differential scale was an early
effort to develop such a scale. Users also treat intelligence scores, semantic differential
scale, and other many multipoint graphical scale as interval. In addition, several papers
have shown that Likert scales can indeed be analyzed effectively as interval scales (see
for instance, Baggaley & Hull (1983); Maurer & Pierce, 1988, and Vickers 1999), Uma
Sekaran dalam buku Research Methods for Business, dan Parasuraman dalam buku
Delivering Quality Service, menyatakan bahwa skala sikap (skala Likert, Semantic
Differential, Thurstone) merupakan skala interval.
Bentuk data ratio ditunjukkan pada gambar 1.7. Berdasarkan gambar 1.7 tersebut
terlihat bahwa, data ratio adalah data kuantitatif kontinum yang jaraknya sama dan
mempunyai nilai nol absolut mutlak. Nol absolut adalah nilai yang betul-betul nol tidak
ada apa-apanya. Contoh, 0 kg tidak ada beratnya, 0 meter tidak ada panjangnya. Dalam
data interval 0°C tetap ada nilainya. Data ini dapat dibuat penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian. Misal 10m+5m menjadi 15m.
berdasarkan gambar 1.8 tersebut terlihat bahwa, yang termasuk dalam metode
kuantitatif adalah metode surfei dan eksperimen, yang termasuk dalam metode kualitatif
14
adalah phenomonologi, grounded theory, ethnography, case study dan narative.
Selanjutnya, yang termasuk dalam penelitian kombinasi adalah model sequential
(kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). model urutan
(sequential) ada dua yaitu model sequential explanatory (urutan pembuktian) dan
sequential explanatory (urutan penemuan). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu,
model concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang)
dan concurrent embedded (campuran kuantitatif dan kualitatif tidak seimbang).
Dalam hal metode kuantitatif dan kualitatif borg and gall (1989) menyataka
sebagai berikut
1. Metode kuantitatif
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai meode untuk penelitian.Metode ini di
sebut sebagai metode positivistic karena berlandaskan pada filsafat positivisme.Metode
ini sebagai metode ilmiah/ scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, sistematis dan replicable/ dapat
diulang.Metode ini juga di sebut metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan
untuk pembuktian/ konfirmasi.
15
Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada filsafat
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/ statistic, dengan tujuan untuk menggambarkan dan
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat positivism memandang bahwa realitas/ gejala/ fenomena yang diteliti itu
dapat diamati, terukur, dapat dapat diklasifikasikan, bersifat kausal, bebas niali dan relatif
tetap. Hal ini berarti penelitian kuantitatif hanya digunkan untuk meneliti suatu gejala
yang dapat diamati oleh pancaindra oleh manusia, sehingga belum bias meneliti gajala
yang bersifat perasaan. Penelitian kuantitatif dilaksanakan dengan cara melakukan
pengukuran, sehingga peneliti kuantitatif menggunakan instrument penelitian dalam
pengumpulan datanya. Gejala dalam penelitian kuantitatif dapat diklasifikasikan kedalam
variable-variabel penelitian, sehingga peneliti kuantitatif melakukan penelitian dengan
membatasi pada beberapa variable peneliti saja.Sebagai contoh sekelompok orang dapat
diteliti pada variable motivasi kerjanya, baka, kepemimpinan dan lain-lain.
Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang
representative. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis
tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan.Untuk mengumpulkan data
digunakan instrument penelitian.Data yang elah terkumpul selanjutnya di analisis secara
kuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif atau inferensial sehingga dapat di
simpulkan hipotesis yang di rumuskan terbukti atau tidak.penelitian kuantitatif pada
umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil
penlitian dapa digeneralisasikan pda populasi dimana sampel tersebut diambil.
Dalam hal ini metode metode kuantitatif dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode
eksperimen dan metode survei.Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment tertentu (perlakuan) dalam kondisi
yang terkontrol (laboratorium).Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relative.Distribusi,
dan hubungan-hubungan antar variable sosiologis maupun psikologis.
2. Metode kualitatif
16
Metode penelitian kualitatif pada tahun 1990 an dinamakan sebagai metode baru.
Karena popularitasnya belum lama, dinamakan metode pospositivistik karena
berlandaskan padanfilsafat pospositivisme. Metode ini disebut juga sebagai sebagai
metode artistic, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut
sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Metode ini juga sering disebut
metode konstruktif karena, dengan metode kualitatif dapat di temukan data-data yang
berserakan, selanjutnya dikonstruksikan dalam suatu tema yang lebih bermakna dan
mudah dipahami.
17
lebih menekankan pemahaman makna, dan mengkonstruksi fenomena dari pada
generalisasi.
1. Pragmatist not see the wolrd as an absolute unity. In a similar way, mixed
methods researcher look to many approaches for collecting and analyzing data
rather than subscribing to only one way (e.g quantitative or qualitative). Filsafat
pragmatism tidak memandang bahwa dunia itu bukan suatu kesatuanyang
absolute. Dengan pandangan ini, peneliti kombinasi melihat dunia/ realitas dari
berbagai pendekatan dalam mengumpulkan dan menganalisis data, dan tidak
hanya dengan satu macam pendekatan saja.
2. Pragmatism is not cimmutted to any one system of philosophy and reality. This
applies to mixed research in that inquires draw liberally from both quantitative
and qualitative assumptions when thry engage in their research. Filsafat
pragmatism tidak hanya berpedoman pada satu landasan filsafat dalam
memandang realitas, tetapi menggunakan kombinasi landasan filsafat yaitu
filsafat penelitian kuantitatif dan kualitatif.
3. Pragmatism, as a worldriview or philosophy arises out of actions, situations, and
consequences rather than antecedent condition (as 9n pospositivism). There is
concern with applications on methsds, researches emphaxize the research
problem and use all approaches available to understand the problem. Pragmatism
adalah suatu pandangan dasar, atau filsafat yang terkait dengan suatu tindakan,
situasi dan akibat dari pada sebab (seperti dalam filsafat positivism).
Pragmatisme terkait dengan suatu aplikasi bagaimana cara bekerja dan cara
pemecahan masalah. Bila dikaitkan dengan metode, makapeneliti dapat
menggunakan semua metode yang menggunakan semua metode yang mungkin
dapat digunakan untuk memahami masalah.
4. Dengan demikian peneliti kombinasi memandang filsafat pragmatism membuka
pintu adanya berbagai metode penetian, berbagai perbedaan dalam memandang
18
dunia/ realitas, dan berbagai perbedaan asusmsi, sehingga dapat terjadi
perbedaaan dalam pengumpulan data dan analisis.
5. Peneliti secara individual mempunyai kebebasan untuk memilih metode yang
akan digunakan untuk penelitian, dengan demikian para peneliti, dengan
demikian para peneliti bebas memilih metode, teknik, dan prosedur yang tebaik
untuk penelitian sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan di sini bahwa, filsafat pragmatism itu
memandang dunia/realitas itu tidk merupakan suatu kesatuan yang absolute/ mutlak, tidak
hanya menggunakan satu system filsafat dalam memandang realitas. Dengan demikian
situasi social itu bias bersifat holistic (postpositivisme) tetapi bias juga dapat di
klasifikasikan (positivism ), suatu kondisi itu tidak harus natural/alamiah (positivism).
Dengan situasi seperti itu, maka peneliti kombinasi dapat melakukan penelitian dengan
metode kualitatif dan kuantitatif secara bersama-sama.
1. Perbedaan Aksioma
19
a. Sifat Realitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat perbedaan
antara metode kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi. Seperti telah dikemukakan, dalam
metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme, realitas dipandang
sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan
menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah dalam waktu yang relatif lama,
dapat diukur dan diverifikasi, hubungan variabel bersifat kausal (sebab-akibat), dan bebas
nilai. Dengan demikian dalam penelitian kuantitatif, peneliti dapat menentukan hanya
beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian dapat membuat instrumen
untuk mengukurnya.
TABEL 1.1
20
obyektivitas memperoleh makna sumber
data/informan
Hubungan variabel Sebab – akibat timbal Sebab akibat dan
(kausal) balik/interaktif/ interaktif
Y
X X Y
Z
Kemungkinan Cenderung membuat Transferability Generalisasi dan
generalisasi generalisasi (hanya mungkin transferability
dalam ikatan
konteks dan waktu)
Peranan nilai Cenderung bebas Terikat nilai-nilai Bebas dan terikat
nilai yang dibawa nilai
peneliti dan sumber
data
Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi
sampai dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang sedang mancing,
penelitian kuantitatif akan menganggap bahwa mancing itu merupakan kegiatan mencari
ikan, sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam mengapa ia
mancing. Ia mancing mungkin untuk menghilangkan stress, daripada nganggur, atau
mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau interpretasi dari pemahaman
terhadap semua data yang tampak di lapangan.
21
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga hubungan
antara peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen.
Dengan menggunakan kuesioner sebagai teknik pengumpulan data, maka peneliti
kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan
data. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan dengan teknik
pengumpulan data participant observation (observasi berperan erta) dan in depth
interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus berinteraksi dengan sumber data.
Dengan demikian peneliti kualitatif harus mengenal betul orang yang memberikan data.
Dalam penelitian kombinasi, hubungan antara peneliti dengan yang diteliti dapat
independen dan interaktif.
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti
lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam. Penelitiannya ada variabel
independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Contoh: pengaruh iklan
terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan
semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai
penjualan sebagai variabel dependen (akibat).
Dalam penelitian kombinasi, hubungan antar variabel yang diteliti dapat berupa
hubungan sebab akibat dan hubungan interaktif, tergantung model kombinasinya. Bila
penelitian kombinasi model sequential explanatory, maka pada tahap awal hubungan
variabel bersifat sebab akibat, dan tahap berikutnya bersifat interaktif. Bila penelitian
kombinasi model sequential exploratory, maka pada tahap awal hubungan variabel
bersifat interaktif, dan tahap berikutnya bersifat sebab akibat. Bila model penelitian
kombinasi concurrent, maka hubungan variabel dapat dilihat sebagai hubungan sebab
akibat dan interaktif.
d. Kemungkinan Generalisasi
22
data dari sampel tersebut, selanjutnya peneliti membuat generalisasi (kesimpulan sampel
diberlakukan ke populasi di mana sampel tersebut diambil).
23
Dalam penelitian kombinasi generalisasi hasil penelitian, dapat bersifat
transferability (gambar 1.11) maupun generalisasi yang bersifat inferensial seperti pada
gambar 1.10. Sebagai contoh dalam penelitian kombinasi model sequential exploratory,
penelitian tahap pertama dilakukan pada kasus tertentu (sehingga hasil penelitian dapat
ditransferkan ke kasus lain), dan hasil tersebut dibuktikan pada sampel dari suatu
populasi. Dengan demikian hasil pembuktian dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan
ke populasi di mana sampel tersebut diambil.
e. Peranan Nilai
Dalam penelitian kuantitatif, karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data,
maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dansumber data. Karena ingin
bebas nilai, maka peneliti menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh
obyektif. Quantitative research believe that research should value free. (Stainback: 2003)
Dalam penelitian kombinasi, pada saat menggunakan metode kualitatif akan terikat oleh
nilai-nilai dan pada saat menggunakan metode kuantitatif bisa bebas nilai.
1) Karakteristik Penelitian
Pada tabel 1.2 berikut dikemukakan perbedaan karakteristik antara metode
kuantitatif, kualitatif dan kombinasi.
24
langkah penelitian sudah lebih jelas
2. B. Tujuan B. Tujuan B. Tujuan
a. Menunjukkan a. Menemukan pola Untuk model
hubungan antara hubungan yang sequential
variabel bersifat interaktif explanatory,
b. Menguji teori b. Menemukan teori tujuannya adalah
c. Mencari c. Menggambarkan menemukan pola
generalisasi yang realitas yang dan menguji
mempunyai nilai kompleks hipotesis yang
prediktif d. Memperoleh ditemukan dalam
pemahaman makna penelitian kualitatif
3. C. Teknik Pengumpulan C. Teknik Pengumpulan C. Teknik
Data Data Pengumpulan
a. Kuisioner a. Participant Data
b. Observasi dan observation
wawancara b. In depth interview Test, kuesioner
terstruktur c. Dokumentasi participant
d. Trianggulasi observation, In
depth interview,
dokumentasi,
trianggulasi
4. D. Instrumen Penelitian D. Instrumen Penelitian D. Instrumen
a. Test, angket, a. Peneliti sebagai Penelitian
wawancara instrumen (human
terstruktur Instrument) Tes, angket,
b. Instrumen yang b. Buku catatan, tape, instrumen
telah terstandar recorder, camera, terstandar, peneliti
handycam, dan lain- sendiri, buku
lain catatan, tape,
recorder, camera,
handycam dan lain-
lain
5. E. Data E. Data E. Data
25
a. Kuantitatif a. Deskriptif kualitatif
b. Hasil pengukuran b. Dokumen pribadi, Data kuantitatif
variabel yang catatan lapangan, hasil pengukuran
dioperasionalkan ucapan dan tindakan dan kualitatif hasil
dengan responden, dokumen pengamatan
menggunakan dan lain-lain
instrumen
6. F. Sampel F. Sampel F. Sampel
a. Besar a. Kecil
b. Representatif b. Tidak representatif Untuk model
c. Sedapat mungkin c. Purposive, snowball sequential
random d. Berkembang selama explanatory,
d. Ditentukan sejak proses penelitian sampel bisa besar
awal dan representatif
7. G. Analisis G. Analisis G. Analisis
a. Setelah selesai a. Terus menerus sejak
pengumpulan data awal sampai akhir Analisis data
b. Deduktif penelitian kombinasi
c. Menggunakan b. Induktif kualitatif dan
statistik untuk c. Mencari pola, model, kuantitatif
menguji hipotesis thema, teori
8. H. Hubungan dengan H. Hubungan dengan H. Hubungan
Responden Responden dengan
a. Dibuat berjarak a. Empati, akrab supaya Responden
bahkan sering tanpa memperoleh
kontak supaya pemahaman yang Hubungan peneliti
obyektif mendalam dengan yang diteliti
b. Kedudukan peneliti b. Kedudukan sama bisa berjarak, bisa
lebih tinggi dari bahkan sebagai guru, akrab, kedudukan
responden konsultan bisa lebih tinggi
c. Jangka pendek c. Jangka lama, sampai dan sama dengan
sampai hipotesis datanya jenuh, dapat responden, jangka
dapat dibuktikan ditemukan hipotesis pendek dan jangka
atau teori panjang, hipotesis
26
terbukti dengan
didukung data
kualitatif
9. I. Usulan Desain I. Usulan Desain I. Usulan Desain
a. Luas dan rinci a. Singkat, umum
b. Literatur yang bersifat sementara Untuk penelitian
berhubungan b. Literatur yang kombinasi model
dengan masalah, digunakan bersifat sequential
dan variabel yang sementara, tidak explanatory, usulan
diteliti menjadi pegangan desain bisa bersifat
c. Prosedur yang utama sementara, tetapi
spesifik dan rinci c. Prosedur bersifat untuk model
langkah-langkahnya umum, seperti sequential
d. Masalah merencanakan explanatory usulan
dirumuskan dengan tour/piknik desain sudah rinci
spesifik dan jelas d. Masalah bersifat
e. Hipotesis sementara dan akan
dirumuskan dengan ditemukan setelah
jelas studi pendahuluan
f. Ditulis secara rinci e. Tidak dirumuskan
dan jelas hipotesis, karena
justru akan
menemukan hipotesis
f. Fokus penelitian
ditetapkan setelah
diperoleh data awal
dari lapangan
10. J. Kapan penelitian J. Kapan penelitian J. Kapan
dianggap selesai? dianggap selesai? penelitian
Setelah semua kegiatan Setelah tidak ada yang dianggap selesai?
yang direncanakan dapat dianggap baru/jenuh Setelah semua
diselesaikan kegiatan yang
direncanakan dapat
diselesaikan dan
27
setelah tidak ada
data yang dianggap
baru lagi/jenuh
11. K. Kepercayaan thd hasil K. Kepercayaan thd hasil K. Kepercayaan
penelitian penelitian thd hasil
penelitian
Pengujian validitas dan Pengujian kredibilitas, Pengujian validitas
reliabilitas instrumen depenabilitas, proses dan hasil dan reliabilitas
penelitian instrumen,
pengujian
kredibilitas,
depenabilitas,
proses dan hasil
penelitian
kuantitatif
1) Proses Penelitian
Perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif juga dapat dilihat dan
proses penelitian. Proses dalam metode penelitian kuantitatif bersifat limer, kualitatif
bersifat sirkulet, dan kombinasi bersifat gabungan linier dan sirkuler. Proses dan
sistematika laporan penelitian kuantitatif diberikan pada bab 2.
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah
adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang
terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, dalam menyusun proposal
penelitian sendiri merupakan dokumentasi. Misalnya akan meneliti faktor
faktor yang mempengaruhi kemiskinana, maka data orang miskin sebagai
masalah harus di tunjukan.
28
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode penelitian kuantitatif cocok di gunakan untuk mendapatkan
informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka
penelitian dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi tersebut.
3. Bila ingin mengetahui pengaruh satu atau lebih variable independen
terhadap satu atau lebih variable dependen dalam kondisi alamiah.
4. Bila peneliti bermaksut menguji hipotesis penelitian dapat berbentuk
hipotesis deskritif, komparatif, asosiatif, komparatif asosiatif dan structural.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena
yang empiris dan dapat di ukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak anak
dari masyarakat tertentu , maka di lakukan pengukuran dengan test IQ.
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu raguan tentang validitas
pengetahuan, teori, tindakan dan produk tertentu.
1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti,
2. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan
masalah penelitian yang betul-betul masalah,
3. Mampu menggunakan teori yang tepat sehingga dapat digunakan untuk
memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan hipotesis, dan
mengembangkan instrument penelitian,
4. Memahami berbagai karakteristik metode penelitian kuantitatif baik untuk
penelitian sampel atau populasi
5. Mampu membuat desain penelitian kuantitatif baik metode survei dan
eksperimen
6. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probability sampling. dan
nonprobability sampling, dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel
yang representatif sesuai dengan sampling error tertentu,
7. Mampu menyusun instrumen baik test maupun nontest untuk mengukur berbagai
variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan reliabilitas instrument
8. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan wawancara
observasi, dan dokumentasi,
29
9. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu
mengorganisasikan tim peneliti dengan baik,
10. Mampu menyajikan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk menjawab
rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang telah dirumuskan,
11. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil
pengujian hipotesis,
12. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian
ke fihak-fihak yang terkait,
13. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke
dalam jurnal ilmiah,
14. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang memiliki jumlah dalam penelitiannya,
baik banyak, sedikit, besar atau kecil yang dijabarkan dalam bentuk angaka-angka
merupakam bagian yang uatama dari sebuah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
menggunakan pengumpulan data dengan cara interview, survei, observasi, eksperimen.
Langkah selanjutnya adlah tahap laporan penelitian yang berisikan pernataan-pernyataan
yang menjelaskan permasalahan yang dirangkum dalam ujian penelitian dirangkai dengan
pikiran yang dijadikan sebagai akhir kesimpulan.
B. Saran
Makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, baik kesalahan penulisan maupun
keterbatasan dalam subtansi matei. Oleh karena itu, kami meminta saran dan kritik yang
30
bersifat membangun dari pada pembaca yang budiman untuk perbaiakan bagi kami di
masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.Sugiyono.2019.MetodePenelitianKuantitatif.YOGYAKARTA:ALFABETA,cv
31