You are on page 1of 28

Konsep Pemeriksaan fisik

KELOMPOK 1
01 03
ADELA ABDAN SYAKUR
21003 21001

02 04
ABIDAH ARDELIA ADELIA ARIESTYA
21002 21004
Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan konsep teori?
B. Apa saja prinsip pemeriksaan fisik?
C.Sebutkan tujuan pemeriksaan fisik?
D. Apa saja manfaat pemeriksaan fisik?
E.Apa saja teknik pengkajian fisik?
F.Apa saja pemeriksaan fisik umum?
G.Apa saja pemeriksaan fisik sistem
integumen?
H. Apa saja pemeriksaan kepala dan leher?
I. Apa saja pemeriksaan sistem limfatik?
A. Apa yang dimaksud dengan konsep teori?
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai
ujung kaki
pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang
klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis.

Pemeriksaan fisik dalam pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan


atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh
data yang sistematis dan komprehensif, memastikan/membuktikan
hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien.
B. Apa saja prinsip pemeriksaan fisik?

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinisadalah sebuah


proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk
menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan
fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan
perencanaan perawatan pasien.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

Penjagaan kesopanan Cara mengadakan Pencahayaan dan


hubungan dengan lingkungan yang
pasien memadai

Tahap Pengambilan tindakan


pertumbuhan/perkem Pencatatan data
yang sesuai dgn
bangan pasien masalah klien
MANFAAT DAN TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK

TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK MANFAATPEMRIKSAANFISIK


● Mengidentifikasi diagnosa ● Sebagai dasar untuk memilih
keperawatan.
intervensi keperawatan yang
● Membuat penilaian klinis tentang
tepat.
perubahan status kesehatan klien
dan penatalaksanaan.
● Sebagai data untuk
● Tujuannya melihat bagian tubuh
mengevaluasi hasil dari
dan menentukan apakah asuhan keperawatan.
seseorang mengalami kondisi tubuh ● Sebagai data untuk membantu
normal atau abnormal. perawat dalam menegakkan
● Mengetahui adanya penyakit diagnosa keperawatan.
tertentu sehingga bisa ditangani ● Mengetahui masalah
lebih awal kesehatan yang dialami klien.
E. Apa saja teknik pengkajian fisik?
1.Teknik Inspeksi ( periksa pandang / observasi )
Pemeriksaan secara Inspeksi Merupakan observasi visual dan sistemik untuk menentukan
status kesehatan klien yang didapat dari pengamatan penampilan klien.

2. Teknik Palpasi (periksa raba )


perabaan telapak / punggung tangan untuk mengetahui ukuran, tekstur
dan mobilitas,massa, kualitas pulsasi, kondisi tulang dan sendi, temperatur kulit dan
kelembaban, akumulasi cairan dan edema serta vibrasi dinding dada.

3. Teknik perkusi (pemeriksaan diketuk )


Metode gerakan mengetuk area tubuh secara ringan tapi tajam untuk menentukan posisi/
ukuran dan densitas struktur yang berada di bawahnya, mendeteksi
cairan/udara di dalam rongga.

4. Teknik aktualisasi ( periksaan dengar )


Teknik pemeriksaan fisik : alat stetoskop untuk mendeteksi suara yang dihasilkan oleh kerja
organ tubuh seperti paru, jantung, pembuluh darah, organ abdomen.
Intensitas suara mengacu pada kebisingan suara.
F. Apa saja pemeriksaan fisik umum?
Terdapat empat cara yang dilakukan pada tiap pemeriksaan fisik yang dilakukan, yaitu:
Inspeksi. Tahapan yang bertujuan melihat bagian tubuh dan menentukan apakah
seseorang mengalami kondisi tubuh normal atau abnormal.
1.Inspeksi dilakukan secara langsung (seperti penglihatan, pendengaran, dan
penciuman) dan tidak langsung (dengan alat bantu).
2.Palpasi. Pemeriksaan fisik lanjutan dengan menyentuh tubuh dan dilakukan
bersamaan dengan inspeksi. Palpasi dilakukan menggunakan telapak tangan, jari,
dan ujung jari.
3. Auskultasi. Proses mendengarkan suara yang dihasilkan tubuh untuk membedakan
suara normal dan abnormal menggunakan alat bantu stetoskop.
4. Perkusi. Tahapan ini bertujuan mengetahui bentuk, lokasi, dan struktur di bawa kulit.
Perkusi bisa dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
G. Apa saja pemeriksaan fisik sistem integumen?

pengertian pemeriksaan fisik sistem integumen


berfungsi untuk melindungi jaringan di bawahnya, sebagai persepsi sensori,
pengatur suhu tubuh dan tekanan darah, sintesis vitamin, serta sebagai tempat
pengeluaran/sekresi keringat.

Tujuan pemeriksaan fisik disini adalah mengetahui kondisi kulit, rambut, dan
kuku. Sebagai contoh, warna kulit dapat berubah menjadi kuning
(ikterus) pada beberapa gangguan hati.
Sop pemeriksaan fisik integumen

pengertian
Suatu kegiatan yg dilaksanakan utk menilai kemampuan mahasiswa dalam teknik pengkajian penting utk
mengevaluasi integumen yang mencangkup teknik inspeksi dan palpasi.

Tujuan
1. Melakukan pemeriksaan kulit.
2. Melakukan pemeriksaan kuku.
3. Melakukan pemeriksaan rambut.
4. Mengidentifikasi kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan integumen.

Persiapan Alat
a.Stetoskop
b.Sfigmomanometer
c.Penlight
d.Termometer
e.Tong Spatel
f.Reflex Hammer
g.Penggaris /meteran
h.Sarung tangan
1. persiapan alat
a. Sarung tangan/handscoon
b.Penggaris
c. Bullpen
d .Lembar dokumentasi
2. fase orientasi
3. fase kerja
a. Cuci Tangan
b. Gunakan Sarung Tangan / Handscoon
c. Amati warna kulit
d. Kaji adanya lesi dan edema
e. Palpasi suhu kulit, bandingkan suhu kedua kaki & kedua tangan dengan menggunakan
punggung jari.
F. Tarik/cubit kulit untuk mengetahui turgor kulit (normalnya kembali cepat).

PEMERIKSAAN KUKU
A. Amati bentuk kuku jari untuk menentukan lengkungan dan sudut kuku (abnormal bila sudut >
600)
B. Amati warna dan tekstur kuku jari tangan dan kaki
C. Lakukan pemeriksaan CRT dgn mencubit pada ujung kuku (normal < 3 dtk)
D. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
PEMERIKSAAN RAMBUT
a. Inspeksi pola penyebaran rambut. Normalnya penyebaran rambut merata, tidak ada
lesi/pitak.
B. Inspeksi warna rambut, perhatikan kesesuaian antara warna dan usia. Dan inspeksi adanya
warna rambut coklat kemerahan yang mungkin terjadi pada malnutrisi.
C. Inspeksi kebersihan kulit kepala dari kutu dan ketombe.
D. Lakukan palpasi area rambut dan kepala dengan pola sirkuler. Perhatikan ada/ tidaknya
massa atau nyeri tekan.
E. Perhatian konsistensi rambut : halus atau kasar, pecah-pecah, atau mudah rontok saat di
pegang.

4. FASE TERMINASI
5. DOKUMENTASI
H .Apa saja Pemeriksaan Fisik Kepala Dan Leher ?
Pemeriksaan kepala
Pengertian pemeriksaan fisik kepala
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada kepala.
Tujuan pemeriksaan fisik kepala
Mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien. 2.Mengetahui kemampuan fungsional klien.
3.Menentukan status kesehatan klien. 4.Mengidentifikasi masalah klien.
5.Mengambil data dasar untuk melakukan proses keperawatan berikutnya.
Manfaat pemeriksaan fisik kepala
Mengetahui adanya penyakit tertentu sehingga bisa ditangani lebih awal. Mengidentifikasi masalah
kesehatan yang mungkin dapat berkembang Menjadi penyakit kronis di masa mendatang.
indikasi pemeriksaan fisik kepala
Perhatikan bentuk kepala, adanya adanya pembengkakan atau penonjolan, tekstur rambut,kebersihan
rambut.
f.teknik pemeriksaan fisik kepala
Hindari benturan-benturan yang membahayakan organ-organ bagian kepala
SOP PEMERIKSAAN FISIK
pengertian

fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari


seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan
tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam
rekam medis.

Tujuan

1.Mengumpulkan data dasar kesehatan klien.


2.Data tentang riwayat keperawatan.
3. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4.Membuat penilaian klinis tentang perubahan status
kesehatan klien dan penatalaksanaan.
Persiapan Alat

a.Stetoskop
b.Sfigmomanometer
c.Penlight
d.Termometer e.Tong
Spatel f.Reflex
Hammer
g.Penggaris /meteran
h.Sarung tangan

Persapan Diri
Fase Orientasi

1.Sa la m terapeutik
2.evaluasi Vadilasi 3
.Tujuan 4.Kontrak
1. memberikan salam" panggil pasien dengan panggilan yang disukai.
2. memperkenalkan nam a perawat.
3. jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan pada pasien'.
4.menjaga privasi klien
Tahap Kerja
1.. m em persila hka n klien untuk berbaring terlentang.
2.menggunakan sarung tangan & jika perlu )prinsip bersih.
3.meminta klien untuk memberikan respon terhadap pemeriksaan )rasa sakit" dll. 4.mulai melakukan
pemeriksaan fisik dengan teknik head to toe.

A.kepala dan rambut


1.inspeksi : bentuk" ukuran" distribusi dan warna rambut.
2. Palpasi :tebal dan banyak rambut
hematoma.

B.Mata
1.inspeksi : simetris” konjungtiva,pupil,
sclera.
2. Palpasi :tekanan bola mata” ada atau
tidak nyeri tekan pada bola mata.

C.Telinga
1. inspeksi : ukuran" bentuk" serumen
2.Palpasi : kartilago telinga" ada tidak nyeri tekan pada telinga.
D.Hidung Dan Sinus
1.inspeksi : bentuk tulang" kesimetrisan lubang hidung" ada atau tidaknya pernafasan cuping hidung .

E.Mulut dan Faring


1.inspeksi : amati ada tidaknya kelainan pada bibir . 2.Palpasi :
palatum" langit-langit dan lidah

F.Leher
1.inspeksi : /bandingkan antara leher kanan dan kiri 2.Palpasi : ada
atau tidaknya pembengkakkan.

G.Dada (thoraks) 1.Paru-paru


a.inspeksi : kesimetrisan paru kanan dan kiri"bentuk dan postur. b.Palpasi : ada
tidaknya pembesaran dan nyeri tekan" massa
c.Perkusi : batas paru d.auskultasi : suara
paru

H. J antung
a.Inspeksi dan palpasi : batas jantung dan ada tidaknya ketidaknormalan denyutan jantung. b.Perkusi :
ukuran dan bentuk & jantung.
c.Auskultasi : suara jantung
8.Abdomen
a.Inspeksi : bentuk dan gerakan abdomen b.auskultasi : bising usus
c.Palpasi : bentuk” ukuran” dan konsistensi organ
d.Perkusi : a d a tidaknya cairan dan massa serta nyeri tekan pada abdomen

9.Genetalia 1.Pria
a.Inspeksi : distribusi rambut pubis” kulit”dan ukuran b.Palpasi : a d a tidaknya nyeri
tekan” benjolan serta cairan
2. W anita
a. Inspeksi : distribusi rambut pubis”
Kulit dan ukuran.
b. Palpasi : a d a tidaknya nyeri tekan”
Benjolan serta cairan

10.Pemeriksaan batang tubuh (truncus)


1.e kstrem ita s atas
a.inspeksi :warna kulit" a d a atau tidaknya benjolan atau pembengkakan"atau tidaknya fraktur tertutup atau
terbuka,a d a tidaknya luka .
b.Palpasi : temperature" sendi-sendi" otot serta a d a n ya nyeritekan.
2. ekstremitas bawah

a.inspeksi :perhatikan a d a n ya dislokasi atau pembengkakan.


b.Palpasi :struktur" konsistensi dan ukuran tulang
D.Tahap Terminasi

1. merapikan pasien.
2.menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah pemeriksaan .
3.menyimpulkan hasil pemeriksaan yang dilakukan'.
4. melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
5. memberikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien.
6.memberi salam
7.merapikan alat
8.Cuci tangan

E.Dokumentasi

1. buat kesimpulan dan catat dari setiap langkah pemeriksaan


2. Cantumkan nama dan tanggal pemeriksaan
3. Catat respon klien
I. Pemeriksaan fisik sistem limfatik
Pengertian Pemeriksaan Sistem limfatik

Untuk mengetahui sistem adanya penyakit kelenjar getah bening.

Tujuan pemeriksaan sistem limfatik

mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien. 2.Mengetahui kemampuan fungsional
klien.
3.Menentukan status kesehatan klien. 4.Mengidentifikasi masalah klien.

5. Mengambil data dasar untuk melakukan proses keperawatan berikutnya.

Indikasi pemeriksaan fisik Limfatik

Memperhatikan pembesaran kelenjar limpa atau gondok, konsistensi dan nyeri.


Kontraindikasi pemeriksaan fisik Limfatik

Hindari posisi tidur yang salah dan menyebabkan saraf leher menjadi terganggu.
SOP PEMERIKSAAN LIMFATIK

PENGERTIAN
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada leher.
TUJUAN
1.Mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien. 2.Mengetahui kemampuan
fungsional klien.
3.Menentukan status kesehatan klien. 4.Mengidentifikasi masalah klien.
5. Mengambil data dasar untuk melakukan proses keperawatan berikutnya.
INDIKASI
Memperhatikan warna kulit, integritas, pembesaran kelenjar gondok, konsistensi dan nyeri.

Persapan Diri Fase Orientasi


1. persiapan alat
A. Sarung tangan
B. Masker
C. Bengkok
2. fase orientasi
3. fase kerja
Mengkaji Leher Dan limfatik
1. Minta klien menegakkan kepala, inspeksi ototleher (sternokleidomastoideus dan trapezius)untuk melihat adanya
pembengkakan atau massaabnormal .
2. Gerakkan dagu ke dada (menentukan fungsi ototsternokleidomastoideus)
3. Tengadahkan kepala hingga dagu mengarah keatas (menentukan fungsi otot trapezius)
4. Gerakkan kepala sehingga telinga bergerak ke arahbahu kanan dan kiri(menentukan fungsi
ototsternokleidomastoideus)
5. Hadapkan kepala ke kanan dan kiri (menentukanfungsi otot sternokleidomastoideus)
6. Minta klien menghadapkan kepala ke salah satusisi melawan tahanan tangan Anda, ulangi padasisi yang lain
(menentukan fungsi ototsternokleidomastoideus)
7. Minta klien mengangkat bahu melawan tahanantangan Anda (menentukan fungsi otot trapezius)
8. Palpasi seluruh bagian leher untuk menemukanadanya pembesaran nodus limfe
9. Palpasi trakea untuk mengetahui adanya deviasilateral. Letakkan ujung jari atau ibu jari padatrakea di incisura
supraesternal, gerakkan jari kesisi kiri dan kanan yang dibatasi oleh klavikula,bagian anterior otot sterno kleido
mastoideus dantrakea.
10. Palpasi adanya bendungan vena jugularis (JVD)dengan cara kepala ditinggikan 450 miring kiri,letakkan penggaris
tegak lurus sternalangle,letakkan penggaris ke 2 secara horizontaldari sternokleidomastoideus(normalnya <4-5
cm)11. Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid Pendekatan
6. Minta klien menghadapkan kepala ke salah satusisi melawan tahanan tangan Anda, ulangi
padasisi yang lain (menentukan fungsi ototsternokleidomastoideus)
7. Minta klien mengangkat bahu melawan tahanantangan Anda (menentukan fungsi otot
trapezius)
8. Palpasi seluruh bagian leher untuk menemukanadanya pembesaran nodus limfe
9.Palpasi trakea untuk mengetahui adanya deviasilateral. Letakkan ujung jari atau ibu jari
padatrakea di incisura supraesternal, gerakkan jari kesisi kiri dan kanan yang dibatasi oleh
klavikula,bagian anterior otot sterno kleido mastoideus dantrakea.
10. Palpasi adanya bendungan vena jugularis (JVD)dengan cara kepala ditinggikan 450 miring
kiri,letakkan penggaris tegak lurus sternalangle,letakkan penggaris ke 2 secara horizontaldari
sternokleidomastoideus(normalnya <4-5 cm)11. Inspeksi dan palpasi kelenjar tiroid Pendekatan

posterior :
Letakkan kedua tangan di sekeliling leher klien, posisikan ujung jari pada bagian bawah leher di
atas trakea.
Minta klein menelan (jika perlu, berikan air minum), rasakan adanya pembesaran saat ismus tiroid
bergerak naik (ismus terletak di seberang trakea, dibawah kartilago krikoid)
Pada pemeriksaan lobus tiroid kanan, minta klein sedikit menunduk dan menengokkan kepalanya
sedikit ke kanan (kesisi yang sedang diperiksa)dengan jari kiri geser trakea secara perlahan
kekanan, dengan jari kanan palpasi lobus tiroid, minta klein menelan saat melakukan
palpasi (ulangi langkah untuk lobus kiri tiroid)
Pendekatan Anterior
1. Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah di atas trakea dan palpasi ismus tiroid saat klein
menelan
2. Ulangi langkah 2-3 seperti pendekatan posterior
Apabila diduga terdapat pembesaran kelenjar auskultasi area tiroid untuk mengetahui adanya
“bruit” (bunyi desir halus yang ditimbulkan oleh turbulensi aliran darah). Gunakan bagian
stetoskop yang berbentuk bel. Rapikan pasien, alat dan dokumentasikan.
1. merapikan pasien.
2.menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah pemeriksaan .
3.menyimpulkan hasil pemeriksaan yang dilakukan'.
4. melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
5. memberikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien.
6.memberi salam
7.merapikan alat
8.Cuci tangan

E.Dokumentasi
1. buat kesimpulan dan catat dari setiap langkah pemeriksaan
2. Cantumkan nama dan tanggal pemeriksaan
3. Catat respon klien
Kesimpulan

pemeriksaan fisik dalam pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif,
memastikan-membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan
tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien.Pemeriksaan fisik mutlak dilakukan pada setiap klien,
pertama pada klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk dirawat,
secara
rutin pada klien yang sedang dirawat, sewaktu waktu sesuai kebutuhan klien. jadi
pemeriksaan fisik ini sangat penting dan harus dilakukan pada kondisi tersebut, baik klien
dalam keadaan sadar maupun tidak sadar .
Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena sangat bermanfaat, baik untuk untuk
menegakkan diagnosa keperawatan .memilih intervensi yang tepat untuk proses
keperawatan,
maupun untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
TERIMA KASIH

You might also like