Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 1
01 03
ADELA ABDAN SYAKUR
21003 21001
02 04
ABIDAH ARDELIA ADELIA ARIESTYA
21002 21004
Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan konsep teori?
B. Apa saja prinsip pemeriksaan fisik?
C.Sebutkan tujuan pemeriksaan fisik?
D. Apa saja manfaat pemeriksaan fisik?
E.Apa saja teknik pengkajian fisik?
F.Apa saja pemeriksaan fisik umum?
G.Apa saja pemeriksaan fisik sistem
integumen?
H. Apa saja pemeriksaan kepala dan leher?
I. Apa saja pemeriksaan sistem limfatik?
A. Apa yang dimaksud dengan konsep teori?
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai
ujung kaki
pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang
klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis.
Tujuan pemeriksaan fisik disini adalah mengetahui kondisi kulit, rambut, dan
kuku. Sebagai contoh, warna kulit dapat berubah menjadi kuning
(ikterus) pada beberapa gangguan hati.
Sop pemeriksaan fisik integumen
pengertian
Suatu kegiatan yg dilaksanakan utk menilai kemampuan mahasiswa dalam teknik pengkajian penting utk
mengevaluasi integumen yang mencangkup teknik inspeksi dan palpasi.
Tujuan
1. Melakukan pemeriksaan kulit.
2. Melakukan pemeriksaan kuku.
3. Melakukan pemeriksaan rambut.
4. Mengidentifikasi kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan integumen.
Persiapan Alat
a.Stetoskop
b.Sfigmomanometer
c.Penlight
d.Termometer
e.Tong Spatel
f.Reflex Hammer
g.Penggaris /meteran
h.Sarung tangan
1. persiapan alat
a. Sarung tangan/handscoon
b.Penggaris
c. Bullpen
d .Lembar dokumentasi
2. fase orientasi
3. fase kerja
a. Cuci Tangan
b. Gunakan Sarung Tangan / Handscoon
c. Amati warna kulit
d. Kaji adanya lesi dan edema
e. Palpasi suhu kulit, bandingkan suhu kedua kaki & kedua tangan dengan menggunakan
punggung jari.
F. Tarik/cubit kulit untuk mengetahui turgor kulit (normalnya kembali cepat).
PEMERIKSAAN KUKU
A. Amati bentuk kuku jari untuk menentukan lengkungan dan sudut kuku (abnormal bila sudut >
600)
B. Amati warna dan tekstur kuku jari tangan dan kaki
C. Lakukan pemeriksaan CRT dgn mencubit pada ujung kuku (normal < 3 dtk)
D. Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
PEMERIKSAAN RAMBUT
a. Inspeksi pola penyebaran rambut. Normalnya penyebaran rambut merata, tidak ada
lesi/pitak.
B. Inspeksi warna rambut, perhatikan kesesuaian antara warna dan usia. Dan inspeksi adanya
warna rambut coklat kemerahan yang mungkin terjadi pada malnutrisi.
C. Inspeksi kebersihan kulit kepala dari kutu dan ketombe.
D. Lakukan palpasi area rambut dan kepala dengan pola sirkuler. Perhatikan ada/ tidaknya
massa atau nyeri tekan.
E. Perhatian konsistensi rambut : halus atau kasar, pecah-pecah, atau mudah rontok saat di
pegang.
4. FASE TERMINASI
5. DOKUMENTASI
H .Apa saja Pemeriksaan Fisik Kepala Dan Leher ?
Pemeriksaan kepala
Pengertian pemeriksaan fisik kepala
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada kepala.
Tujuan pemeriksaan fisik kepala
Mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien. 2.Mengetahui kemampuan fungsional klien.
3.Menentukan status kesehatan klien. 4.Mengidentifikasi masalah klien.
5.Mengambil data dasar untuk melakukan proses keperawatan berikutnya.
Manfaat pemeriksaan fisik kepala
Mengetahui adanya penyakit tertentu sehingga bisa ditangani lebih awal. Mengidentifikasi masalah
kesehatan yang mungkin dapat berkembang Menjadi penyakit kronis di masa mendatang.
indikasi pemeriksaan fisik kepala
Perhatikan bentuk kepala, adanya adanya pembengkakan atau penonjolan, tekstur rambut,kebersihan
rambut.
f.teknik pemeriksaan fisik kepala
Hindari benturan-benturan yang membahayakan organ-organ bagian kepala
SOP PEMERIKSAAN FISIK
pengertian
Tujuan
a.Stetoskop
b.Sfigmomanometer
c.Penlight
d.Termometer e.Tong
Spatel f.Reflex
Hammer
g.Penggaris /meteran
h.Sarung tangan
Persapan Diri
Fase Orientasi
1.Sa la m terapeutik
2.evaluasi Vadilasi 3
.Tujuan 4.Kontrak
1. memberikan salam" panggil pasien dengan panggilan yang disukai.
2. memperkenalkan nam a perawat.
3. jelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan pada pasien'.
4.menjaga privasi klien
Tahap Kerja
1.. m em persila hka n klien untuk berbaring terlentang.
2.menggunakan sarung tangan & jika perlu )prinsip bersih.
3.meminta klien untuk memberikan respon terhadap pemeriksaan )rasa sakit" dll. 4.mulai melakukan
pemeriksaan fisik dengan teknik head to toe.
B.Mata
1.inspeksi : simetris” konjungtiva,pupil,
sclera.
2. Palpasi :tekanan bola mata” ada atau
tidak nyeri tekan pada bola mata.
C.Telinga
1. inspeksi : ukuran" bentuk" serumen
2.Palpasi : kartilago telinga" ada tidak nyeri tekan pada telinga.
D.Hidung Dan Sinus
1.inspeksi : bentuk tulang" kesimetrisan lubang hidung" ada atau tidaknya pernafasan cuping hidung .
F.Leher
1.inspeksi : /bandingkan antara leher kanan dan kiri 2.Palpasi : ada
atau tidaknya pembengkakkan.
H. J antung
a.Inspeksi dan palpasi : batas jantung dan ada tidaknya ketidaknormalan denyutan jantung. b.Perkusi :
ukuran dan bentuk & jantung.
c.Auskultasi : suara jantung
8.Abdomen
a.Inspeksi : bentuk dan gerakan abdomen b.auskultasi : bising usus
c.Palpasi : bentuk” ukuran” dan konsistensi organ
d.Perkusi : a d a tidaknya cairan dan massa serta nyeri tekan pada abdomen
9.Genetalia 1.Pria
a.Inspeksi : distribusi rambut pubis” kulit”dan ukuran b.Palpasi : a d a tidaknya nyeri
tekan” benjolan serta cairan
2. W anita
a. Inspeksi : distribusi rambut pubis”
Kulit dan ukuran.
b. Palpasi : a d a tidaknya nyeri tekan”
Benjolan serta cairan
1. merapikan pasien.
2.menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah pemeriksaan .
3.menyimpulkan hasil pemeriksaan yang dilakukan'.
4. melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
5. memberikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien.
6.memberi salam
7.merapikan alat
8.Cuci tangan
E.Dokumentasi
mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien. 2.Mengetahui kemampuan fungsional
klien.
3.Menentukan status kesehatan klien. 4.Mengidentifikasi masalah klien.
Hindari posisi tidur yang salah dan menyebabkan saraf leher menjadi terganggu.
SOP PEMERIKSAAN LIMFATIK
PENGERTIAN
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya masalah pada leher.
TUJUAN
1.Mendapatkan data objektif dari riwayat kesehatan pasien. 2.Mengetahui kemampuan
fungsional klien.
3.Menentukan status kesehatan klien. 4.Mengidentifikasi masalah klien.
5. Mengambil data dasar untuk melakukan proses keperawatan berikutnya.
INDIKASI
Memperhatikan warna kulit, integritas, pembesaran kelenjar gondok, konsistensi dan nyeri.
posterior :
Letakkan kedua tangan di sekeliling leher klien, posisikan ujung jari pada bagian bawah leher di
atas trakea.
Minta klein menelan (jika perlu, berikan air minum), rasakan adanya pembesaran saat ismus tiroid
bergerak naik (ismus terletak di seberang trakea, dibawah kartilago krikoid)
Pada pemeriksaan lobus tiroid kanan, minta klein sedikit menunduk dan menengokkan kepalanya
sedikit ke kanan (kesisi yang sedang diperiksa)dengan jari kiri geser trakea secara perlahan
kekanan, dengan jari kanan palpasi lobus tiroid, minta klein menelan saat melakukan
palpasi (ulangi langkah untuk lobus kiri tiroid)
Pendekatan Anterior
1. Letakkan ujung jari telunjuk dan jari tengah di atas trakea dan palpasi ismus tiroid saat klein
menelan
2. Ulangi langkah 2-3 seperti pendekatan posterior
Apabila diduga terdapat pembesaran kelenjar auskultasi area tiroid untuk mengetahui adanya
“bruit” (bunyi desir halus yang ditimbulkan oleh turbulensi aliran darah). Gunakan bagian
stetoskop yang berbentuk bel. Rapikan pasien, alat dan dokumentasikan.
1. merapikan pasien.
2.menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah pemeriksaan .
3.menyimpulkan hasil pemeriksaan yang dilakukan'.
4. melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
5. memberikan reinforcement sesuai dengan kemampuan pasien.
6.memberi salam
7.merapikan alat
8.Cuci tangan
E.Dokumentasi
1. buat kesimpulan dan catat dari setiap langkah pemeriksaan
2. Cantumkan nama dan tanggal pemeriksaan
3. Catat respon klien
Kesimpulan
pemeriksaan fisik dalam pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian
tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif,
memastikan-membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan
tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien.Pemeriksaan fisik mutlak dilakukan pada setiap klien,
pertama pada klien yang baru masuk ke tempat pelayanan kesehatan untuk dirawat,
secara
rutin pada klien yang sedang dirawat, sewaktu waktu sesuai kebutuhan klien. jadi
pemeriksaan fisik ini sangat penting dan harus dilakukan pada kondisi tersebut, baik klien
dalam keadaan sadar maupun tidak sadar .
Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena sangat bermanfaat, baik untuk untuk
menegakkan diagnosa keperawatan .memilih intervensi yang tepat untuk proses
keperawatan,
maupun untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan.
TERIMA KASIH