Professional Documents
Culture Documents
32-Article Text-137-1-10-20200131
32-Article Text-137-1-10-20200131
of Health Sciences”
ISBN:978-602-5793-65-3
ABSTRAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah salah satu tanaman asli Indonesia yang banyak
dimanfaatkan sebagai anti inflamasi, antioksi dan, anti mikroba, antitumor dan hepatoprotektif.
Komponen aktif yang berkhasiat sebagai obat adalah kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,
demetoksi kurkumin dan bisdemetoksi kurkumin. Kurkumin memiliki kelarutan yang rendah dalam
air dan bio availabilitas yang rendah. Untuk meningkatkan sifat kurkumin perlu dikembangkan
dalam bentuk sediaan nanoemulsi. Nanoemulsi ekstrak temulawak ini dibuat dengan metode
inversi suhu pada suhu 10oC dan suhu kamar. Konsentrasi temulawak yang digunakan sebanyak
30% dan Tween 80 sebanyak3% sebagai surfaktan. Ukuran partikel pada suhu kamar lebih kecil
yaitu 17,8 nm. Inversi suhu tidak mempengaruhi ukuran dan viskositas nanoemulsi ekstrak
temulawak yang dihasilkan.
Kata kunci: Temulawak; Kurkumin; Nanoemulsi
ABSTRACT
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is one of Indonesia's native plants that is widely used as
an anti-inflammatory, antioxidant, antimicrobial, antitumordan and hepatoprotective agent. The
active component which has medicinal properties is curcuminoid which consists of curcumin,
demetoksikurkumin and bisdemetoksikurkumin. Curcumin has low water solubility and low
bioavailability. To improve the properties of curcumin, it needs to be developed in the form of
nanoemulsion preparations. The temulawak extract nanoemulsion was made by temperature
inversion method at 10oC and room temperature. The concentration of curcuma xanthorhiza used
as much as 30% and Tween 80 as much as 3% as a surfactant. The particle size at room
temperature is smaller at 17.8 nm. Temperature inversion does not affect the size and viscosity of
the resulting nanoemulsion of temulawak extract.
Keywords: curcuma xanthorhiza, curcumin, nanoemulsion
ISBN:978-602-5793-65-3
ISBN:978-602-5793-65-3
ISBN:978-602-5793-65-3
organic maupun anorganik yang diameter rata-rata 20,2 nm dan pada nano
diperoleh secara internal maupun emulsi suhu kamar memiliki diameter
eksternal (Depkes RI, 2000). rata-rata 17,5 nm yang sesuai dengan
Hasil pengujian kadar abu ekstrak karakteristik ukuran nano emulsi.
etanol rimpang temulawak didapatkan Menurut Devarajan & Ravichandran
hasil sebesar 3,5%. Persyaratan kadar abu (2011) menyatakan bahwa kisaran ukuran
ekstrak yang baik dalam Materia Medika droplet nano emulsi berkisar 10-200 nm.
Indonesia (1995) adalah ≤ 10%. Hasil Hasil ini menunjukkan bahwa nano
kadar abu pada ekstrak ini menunjukkan emulsi dengan surfaktan Tween 80
bahwa ekstrak etanol rimpang temulawak memiliki ukuran partikel yang cukup
memiliki kadar abu yang sesuai dengan homogen. Hal ini juga didukung oleh
persyaratan yang telah ditetapkan. Kadar nilai indeks poli dispersitas (PdI) yang
abu total digunakan sebagai adanya rendah yaitu 0,522 untuk nano emulsi
indicator logam yang tidak mudah hilang suhu 10oC dan 0,254 untuk nano emulsi
pada suhu yang tinggi. Pengujian kadar suhu kamar. PdI mengukur penyebaran
air dilakukan untuk memberikan batasan distribusi ukuran partikel. Nilai PdI dari 0
minimal atau rentang besarnya sampai 1, jika nilainya mendekati 1
kandungan air dalam sampel, karena bahwadistribusi ukuran partikel
jumlah air yang tinggi menjadi media heterogenatau sebaliknya (Ariviani et al,
tumbuhnya bakteri dan jamur yang dapat 2018).
merusak senyawa yang terkandung dalam
sampel (Depkes RI, 2000). Viskositas Nanoemulsi Ekstrak
Dalam penelitian ini pengujian kadar Temulawak
air menggunakan alat moisture contents. Uji viskositas bertujuan untuk
Persyaratan kadar air ekstrak kental melihat hasil konsistensi sediaan nano
rimpang temulawak menurut BPOM RI emulsi ekstrak temulawak menggunakan
(2014) yaitu ≤ 10%. Hasil pengujian viskometerbrook field. Dalam penelitian
kadar air sebesar 7,47% dan ini sesuai Harmi (2014) menyatakan bahwa
denga npersyaratan yang ditentukan. peningkatan viskositas pada nano emulsi
Setelah diperoleh ekstrak kental, dapat mengurangi ukuran droplet nano
selanjutnya dilakukan skrining fito kimia emulsi karena peningkatan viskositas
untuk mengetahui golongan apa saja di merupakan cara mengurangi
dalam sampel. Dari hasil pengujian penggabungan partikel pada waktu
diperoleh hasil yang ditujukan pada tabel pengadukan pembuatan emulsi. Pada
3. penelitian ini dilakukan dengan spindle
Dari hasil skrining tersebut dapat nomor 1 dengan speed 12 dan 30 rpm.
dilihat ekstrak rimpang temulawak Hasil uji viskositas dapat dilihat pada
mengandung senyawa metabolit sekunder gambar 1.
yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tannin Hasil uji normalitas dan uji
dan fenolik. homogenitas didapatkan hasil P>0,05
menyatakan bahwa data tersebut
b. Evaluasi Nanoemulsi Ekstrak terdistribusi normal dan homogen.
Temulawak Selanjutnya dilakukan uji ANOVA One
Ukuran Droplet Nanoemulsi Way didapatkan hasil tidak valid
Pengukuran distribusi ukuran kemudian dilakukan uji Kruskal Walis
droplet untuk nano emulsip ada suhu didapatkan hasil P<0,05 dapat
10oC dan suhu kamar dengan alat disimpulkan bahwa nanoemulsi dengan
Particle Size Analyzer. Dari hasil yang metode inversi suhu mempengaruhi pH
didapat nano emulsi suhu 10oC memiliki
ISBN:978-602-5793-65-3
Viskositas Sediaan
25
23
22
20 20
20
20 Speed12
15 Speed30
10 10
ISBN:978-602-5793-65-3
7.56
7.55
7.54
7.53
7.52
7.5
Nanoemulsi Suhu Nanoemulsi Suhu Emulsi
10oC Kamar
10oC
ISBN:978-602-5793-65-3
ISBN:978-602-5793-65-3
ISBN:978-602-5793-65-3