You are on page 1of 9

SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research

of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

Karakteristik Nanoemulsi Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza


Roxb) Dengan Metode Inversi Suhu

Nina Jusnita1*, Wan Syurya2, MariaSergianika Perpetua Diaz3


1*,2,3Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Jl. SunterPermai Raya, Jakarta, 14350, Indonesia
1*nina.jusnita@yahoo.com

ABSTRAK

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah salah satu tanaman asli Indonesia yang banyak
dimanfaatkan sebagai anti inflamasi, antioksi dan, anti mikroba, antitumor dan hepatoprotektif.
Komponen aktif yang berkhasiat sebagai obat adalah kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin,
demetoksi kurkumin dan bisdemetoksi kurkumin. Kurkumin memiliki kelarutan yang rendah dalam
air dan bio availabilitas yang rendah. Untuk meningkatkan sifat kurkumin perlu dikembangkan
dalam bentuk sediaan nanoemulsi. Nanoemulsi ekstrak temulawak ini dibuat dengan metode
inversi suhu pada suhu 10oC dan suhu kamar. Konsentrasi temulawak yang digunakan sebanyak
30% dan Tween 80 sebanyak3% sebagai surfaktan. Ukuran partikel pada suhu kamar lebih kecil
yaitu 17,8 nm. Inversi suhu tidak mempengaruhi ukuran dan viskositas nanoemulsi ekstrak
temulawak yang dihasilkan.
Kata kunci: Temulawak; Kurkumin; Nanoemulsi

The characteristic of Nanoemulsion from Curcuma xanthorhiza Extract by


Inversion of Temperature

ABSTRACT

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is one of Indonesia's native plants that is widely used as
an anti-inflammatory, antioxidant, antimicrobial, antitumordan and hepatoprotective agent. The
active component which has medicinal properties is curcuminoid which consists of curcumin,
demetoksikurkumin and bisdemetoksikurkumin. Curcumin has low water solubility and low
bioavailability. To improve the properties of curcumin, it needs to be developed in the form of
nanoemulsion preparations. The temulawak extract nanoemulsion was made by temperature
inversion method at 10oC and room temperature. The concentration of curcuma xanthorhiza used
as much as 30% and Tween 80 as much as 3% as a surfactant. The particle size at room
temperature is smaller at 17.8 nm. Temperature inversion does not affect the size and viscosity of
the resulting nanoemulsion of temulawak extract.
Keywords: curcuma xanthorhiza, curcumin, nanoemulsion

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 101


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

PENDAHULUAN senyawa oksidan, baik yang oksidator.


Kerusakan oksidatif terjadi sebagai
Indonesia merupakan negara yang
rendahnya oksidan dalam tubuh sehingga
memiliki sekitar 3.000 tanaman obat
tidak dapat mengimbangi reaktivitas
yang sudah diteliti dari 35.000 tanaman
senyawa oksidan. Antioksidan pada
obat yang ada, di mana baru berkisar 190
temulawak sebesar 25,01 ppm dan
tanaman yang dipakai dalam pengobatan.
tergolong dalam antioksidan sangat kuat
Kelebihan dari pengobatan dengan
(Wahyono, 2014).
menggunakan bahan alam adalah efek
Kurkumin mempunyai kelebihan
samping yang terjadi relatif lebih kecil
dalam berbagai aktivitas farmakologi
dibandingkan obat dengan bahan kimia
sepeti antioksidan, anti inflamasi,
(Kiswanto, 2005).
antiumoral dan antimikroba. Kemajuan
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
aplikasi kurkumin telah terhambat oleh
Roxb) adalah salah satu tumbuhan obat
sifat hidrofobik, degradasi pH basa, dan
keluarga Zingiberaceae yang banyak
fotodegradasi sehingga bioavailbilitasnya
tumbuh dan digunakan sebagai bahan
sangat rendah, baik pada pemberian
baku obat tradisional di Indonesia (Prana,
vaskular maupun oral. Oleh karena itu,
2008). Tumbuhan temulawak secara
banyak pendekatan telah diselidiki,
empiris banyak digunakan sebagai obat
termasuk menggunakan sistem
tunggal maupun campuran. Terdapat
penghantaran obat nano untuk mengatasi
lebih dari 50 resep obat tradisional
kekurangan kurkumin (Makadia,2012).
menggunakan temulawak (Wahyono,
Nanoemulsi adalah sistem emulsi
2014).
yang transparent, tembus cahaya dan
Eksistensi temulawak sebagai
merupakan dispersi minyak air yang
tumbuhan obat telah lama diakui,
distabilkan oleh lapisan film dari
terutama dikalangan masyarakat Jawa.
surfaktan atau molekul surfaktan, yang
Rimpang temulawak merupakan bahan
memiliki ukuran droplet 10 nm–100 nm.
pembuatan obat tradisional yang paling
Ukuran droplet nanoemulsi yang kecil
utama. Khasiat temulawak sebagai upaya
membuat nanoemulsi stabil secara kinetik
pemelihara kesehatan, disamping sebagai
sehingga mencegah terjadinya
upaya peningkatan kesehatan atau
sedimentasi dan kriming selama
pengobatan penyakit. Temulawak sebagai
penyimpanan. Nanoemulsi telah
obat atau bahan obat tradisional akan
diterapkan dalam berbagai industri
menjadi tumpuan harapan bagi
farmasi, diantaranya untuk sistem
pengembangan obat tradisional Indonesia
penghantar transdermal. Proses
sebagai sediaan fitoterapi yang kegunaan
homogenisasi untuk mengecilkan ukuran
dan keamanan dapat
partikel perlu dilakukan untuk
dipertanggungjawabkan(Wahyono,2014).
mendapatkan emulsi yang stabil
Komponen aktif yang bertanggung jawab
(Chiewchean et al. 2016). Prinsip kerja
sebagai antioksidan dalam rimpang
homogenizer yaitu mengurangi butiran
temulawak adalah kurkumin. Antioksidan
dengan cara menggerus partikel, sehingga
adalah senyawa yang dapat menangkal
menghasilkan partikel berukuran lebih
atau meredam dampak negatif oksidan
kecil dari ukuran sebelumnya (Jusnita,
dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan
2014).
cara mendonorkan satu elektronnya
Peningkatan kestabilan emulsi
kepada senyawa yang bersifat oksidan
dapat diperoleh dengan meningkatkan
sehingga aktivitas senyawa oksidan
viskositas karena semakin meningkatnya
tersebut dapat dihambat. Penyebab utama
viskositas akan mengurangi kecepatan
kerusakan oksidatif dalam tubuh adalah
pemisahan emulsi. Viskositas dapat

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 102


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

meningkat dengan adanya penambahan b. Pembuatan Nanoemulsi


bahan pengental. Emulsi akan stabil Formulasi nanoemulsi terdiri dari
apabila tidak cepat mengalami ekstrak temulawak, Tween 80 dan buffer
pengendapan (Ansel 1989). fosfat. Komposisi masing-masing
Salah satu metode yang paling nanoemulsi dapat dilihat pada tabel 1.
banyak digunakan dalam pembuatan Homogenisasi dilakukan dengan
nano emulsi adalah menggunakan metoda kecepatan pengadukan 10.000 rpm
rendah energi, salah satunya dengan selama 30 menit dengan tetap
metode inverse suhu (Phase Inverse mempertahankan suhu 10oC dan suhu
Temperature/PIT). Metode PIT kamar.
didasarkan pada perubahan kelarutan
jenis surfaktan nonionic dengan suhu. Tabel 1. Formulasi Sediaan Nanoemulsi (Jusnita,
Surfaktan bersifat hidrofilik pada suhu 2014)
rendah tetapi menjadi lipofilik dengan Bahan Komposisi
meningkatnya suhu karena dehidrasi Ekstrak temulawak
30 ml
rantai polyoxyethylene (Herrera 2012). 30%
Pada suhu yang rendah, lapisan surfaktan Tween 80 1% 3 ml
memiliki kelengkungan positif secara Buffer fosfat Ad 100 ml
spontan yang membentuk fase minyak
(o/w). Pada temperatur yang tinggi, Nanoemulsi yang dihasilkan
kelengkungan menjadi negatif secara kemudian dilakukan analisis ukuran
spontan membentuk kecenderungan fase droplet menggunakan alat Particle Size
air (w/o) (Ee et al. 2008). Analyzer (PSA) dan kelarutan dengan
melarutkan nano emulsi dalam lima
METODE macam pelarut.
a. Pembuatan Ekstrak
Rimpang temulawak dicuci dan HASIL DAN PEMBAHASAN
ditiriskan lalu diiris-iris setebal 6-7 mm. a. Karakteristik ekstrak temulawak
Hasil irisan rimpang kemudian dengan Uji parameter spesifik dan non
dijemur kemudian dikeringkan dengan spesifik ekstrak rimpang temulawak
diangin-anginkan. Setelah kering, dilakukan dengan tujuan untuk
simplisia kemudian digiling dan diayak menentukan kualitas ekstrak sesuai
dengan ayakan 40 mesh, sehingga standar kimia dan biologi serta batas-
diperoleh serbuk temulawak dengan batas aman suatu ekstrak. Parameter
ukuran 40 mesh. Selanjutnya ekstraksi spesifik ekstrak yang diuji berupa
dengan metode maserasi menggunakan identitas dan organoleptis ekstrak. Hasil
etanol 96%, kemudian dilakukan pengujian ekstrak menunjukkan bahwa
pengadukan selama 3 hari lalu saring dan ekstrak kental berwarna coklat dan bau
pelarut diganti. Setelah itu larutan khas sepert I temulawak. Parameter non
dipekatkan dengan menggunakan rotary spesifik yang diuji berupa kadar air,
vaccum evaporator hingga diperoleh kadar abu dan rendemen. Hasil parameter
ekstrak kental (Jusnita, 2014). spesifik dan non spesifik dapat dilihat
Ekstrak yang dihasilkan kemudian pada tabel 2.
dilanjutkan dengan skrining fitokimia, uji Pengujian kadar abu bertujuan untuk
organoleptis, perhitungan rendemen, memberikan gambaran kandungan
analisis kadar air dan analisis kadar abu. mineral yang berasal dari proses awal
sampai terbentuknya ekstrak. Kadar abu
berkaitan dengan mineral baik senyawa

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 103


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

organic maupun anorganik yang diameter rata-rata 20,2 nm dan pada nano
diperoleh secara internal maupun emulsi suhu kamar memiliki diameter
eksternal (Depkes RI, 2000). rata-rata 17,5 nm yang sesuai dengan
Hasil pengujian kadar abu ekstrak karakteristik ukuran nano emulsi.
etanol rimpang temulawak didapatkan Menurut Devarajan & Ravichandran
hasil sebesar 3,5%. Persyaratan kadar abu (2011) menyatakan bahwa kisaran ukuran
ekstrak yang baik dalam Materia Medika droplet nano emulsi berkisar 10-200 nm.
Indonesia (1995) adalah ≤ 10%. Hasil Hasil ini menunjukkan bahwa nano
kadar abu pada ekstrak ini menunjukkan emulsi dengan surfaktan Tween 80
bahwa ekstrak etanol rimpang temulawak memiliki ukuran partikel yang cukup
memiliki kadar abu yang sesuai dengan homogen. Hal ini juga didukung oleh
persyaratan yang telah ditetapkan. Kadar nilai indeks poli dispersitas (PdI) yang
abu total digunakan sebagai adanya rendah yaitu 0,522 untuk nano emulsi
indicator logam yang tidak mudah hilang suhu 10oC dan 0,254 untuk nano emulsi
pada suhu yang tinggi. Pengujian kadar suhu kamar. PdI mengukur penyebaran
air dilakukan untuk memberikan batasan distribusi ukuran partikel. Nilai PdI dari 0
minimal atau rentang besarnya sampai 1, jika nilainya mendekati 1
kandungan air dalam sampel, karena bahwadistribusi ukuran partikel
jumlah air yang tinggi menjadi media heterogenatau sebaliknya (Ariviani et al,
tumbuhnya bakteri dan jamur yang dapat 2018).
merusak senyawa yang terkandung dalam
sampel (Depkes RI, 2000). Viskositas Nanoemulsi Ekstrak
Dalam penelitian ini pengujian kadar Temulawak
air menggunakan alat moisture contents. Uji viskositas bertujuan untuk
Persyaratan kadar air ekstrak kental melihat hasil konsistensi sediaan nano
rimpang temulawak menurut BPOM RI emulsi ekstrak temulawak menggunakan
(2014) yaitu ≤ 10%. Hasil pengujian viskometerbrook field. Dalam penelitian
kadar air sebesar 7,47% dan ini sesuai Harmi (2014) menyatakan bahwa
denga npersyaratan yang ditentukan. peningkatan viskositas pada nano emulsi
Setelah diperoleh ekstrak kental, dapat mengurangi ukuran droplet nano
selanjutnya dilakukan skrining fito kimia emulsi karena peningkatan viskositas
untuk mengetahui golongan apa saja di merupakan cara mengurangi
dalam sampel. Dari hasil pengujian penggabungan partikel pada waktu
diperoleh hasil yang ditujukan pada tabel pengadukan pembuatan emulsi. Pada
3. penelitian ini dilakukan dengan spindle
Dari hasil skrining tersebut dapat nomor 1 dengan speed 12 dan 30 rpm.
dilihat ekstrak rimpang temulawak Hasil uji viskositas dapat dilihat pada
mengandung senyawa metabolit sekunder gambar 1.
yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tannin Hasil uji normalitas dan uji
dan fenolik. homogenitas didapatkan hasil P>0,05
menyatakan bahwa data tersebut
b. Evaluasi Nanoemulsi Ekstrak terdistribusi normal dan homogen.
Temulawak Selanjutnya dilakukan uji ANOVA One
Ukuran Droplet Nanoemulsi Way didapatkan hasil tidak valid
Pengukuran distribusi ukuran kemudian dilakukan uji Kruskal Walis
droplet untuk nano emulsip ada suhu didapatkan hasil P<0,05 dapat
10oC dan suhu kamar dengan alat disimpulkan bahwa nanoemulsi dengan
Particle Size Analyzer. Dari hasil yang metode inversi suhu mempengaruhi pH
didapat nano emulsi suhu 10oC memiliki

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 104


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

Tabel 2. Hasil Uji Parameter Standar Ekstrak Temulawak


Parameter Identifikasi ekstrak Hasil
Parameter Spesifik a. Nama ekstrak Ekstrak Etanol Rimpang Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb)
b. Nama Latin Curcuma xanthorrhiza
Roxb.
c. Bagian Yang Digunakan Rimpang
d. Nama Indonesia Temulawak
Organoleptik Ekstrak
a.Bentuk Kental
b. Warna Coklat
c.Bau Khas temulawak
Parameter Non Kadar air 7,47%
Spesifik Kadar abu 3,5%
Rendemen 9,25%

Tabel 3. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Temulawak


Senyawa Hasil Senyawa Hasil
Alkaloid + Steroid -
Flavonoid + Fenolik +
Tanin + Saponin +

Viskositas Sediaan
25
23
22
20 20
20
20 Speed12
15 Speed30

10 10

Nanoe Nanoemulsi Emulsi


o
Suhu 10 C Suhu0 kamar
Gambar 1. Viskositas Nanoemulsi

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 105


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

Nilai Uji pH Sediaan Nanoemulsi dan


Emulsi
7.6
7.59
7.58

7.56
7.55
7.54
7.53
7.52

7.5
Nanoemulsi Suhu Nanoemulsi Suhu Emulsi
10oC Kamar
10oC

Gambar 2 Grafik pH Sediaan Nanoemulsi dan Emulsi

SIMPULAN Terjemahan dari Introduction to


Pharmaceutical Dosage Forms.
Berdasarkan penelitian ini dapat
Ariviani, S., Atmaka, W., & Raharjo, S
disimpulkan bahwa ekstrak rimpang
(2018). Karakterisasi dan Uji
temulawak mengandung senyawa meta
Stabilitas Digesif Nanoemulsi β-
bolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid,
Karoten yang Dibuat dengan
saponin, tanin dan fenolik. Metode
Metode Emulsifikasi Spontan.
inverse suhu tidak mempengaruhi ukuran
Agritech, 38(1), 30-38.
dan viskositas nanoemulsi ekstrak
Basalmah RS. 2006. Optimalisasi
temulawak yang dihasilkan.
Kondisi Ekstraksi Kurkuminoid
Temulawak: waktu, suhu dan
DAFTAR PUSTAKA
nisbah [skripsi]. Bogor: Institut
Afifah, E., dan Tim Lentera. 2003. Pertanian Bogor.
Khasiat Dan Manfaat Temulawak [BPOM] Badan Pengawasan Obat dan
Rimpang Penyembuh Aneka Makanan,2014, Peraturan Kepala
Penyakit. Agromedia Pustaka. Badan Pengawas Obat dan
Jakarta. Makanan Republik Indonesia
American Pharmaceutical Codex. 1994. Nomor 13 Tahun 2014 Tentang
Handbook of Pharmaceutical Pedoman Uji Klinik Obat Herbal,
Excipients.London Pharmaceutical Kepala Badan Pengawas Obat dan
Press. Makanan Republik Indonesia.
Ansel HC. 1989. Pengantar Bentuk Chemat F., Z. Huma, and M. K. Khan.
Sediaan Farmasi. Ibrahim F, 2011. Applications of ultrasound in
penerjemah. Jakarta (ID): UI-Pr. food technology: Processing,
preservation and extraction.

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 106


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

Ultrasonics Sonochemistry.18: Nanoemulsions Produced by The


813–835. Temperature Phase Inversion
Chiewchan N, C. Phungamngeoen, Methode. ChemEng J.140; 626-631.
Sriwattana Y. 2016. Effect of Gupta, P.K., Pandit, J.K., Kumar, A.,
homogenizing pressure and Swaroop, P., and Gupta, S., 2010.
sterilizing condition on quality of Pharmaceutical Nanotechnology
canned high fat-coconut milk. J. Novel Nanoemulsion-High Energy
Food Eng. 73: 38-44. Emulsification Preparation,
Chuesiang, P. 2017. Optimization of Evaluation and Application, T. Ph.
cinnamon oil nanoemulsions using Res., 3:117-138.
phase inversion temperature Harmi, L. 2014. Pembuatan
method: Impact of oil ohase Nanogingerol Dari Ekstrak Jahe
composition and surfactant (Zingiber officinale Rosc)
concentration, Journal of Colloid Menggunakan Homogenizer
and Interface Science. Dengan Kombinasi Inversi
Debnath, S., Satayanarayana, dan Kum Komposisi Dan Suhu. Thesis.
ar, G. V., 2011. Nanoemulsion-A Bogor: Institut PertanianBogor.
Method to Improve The Solubility Hernani, Raharjo M. 2005.Tanaman
of Lipophilic Drugs, Pharmanest., Berkhasiat Antioksidan, Jakarta:
2(2-3), 72- 76. Penebar Swadaya, 8-11.
Departemen Kesehatan Republik Herrera ML. 2012. Analytical Technique
Indonesia, 2014. Farmakope for Studying the Physical Properties
Indonesia. Edisi V. Jakarta: of Lipid Emulsion; Nano and Micro
Direktorat Jenderal Pengawasan Food Emulsions. Springer.
Obat dan Makanan, 1698. Kramer D. 1996. The Viscosity
Devarajan, V ., & Ravichandran, V. determination of waste-glass for
(2011). Nanoemulsions: as cahracterization of vitrification
modified drug delievery tool. process. New York.
International journal of Istafid, W., 2006.Visibility Study
comprehensive pharmacy, 4(01), 1- Minuman Isntan Ekstrak
6. Temulawak dan Mengkudu sebagai
Ditjen POM, Depkes RI, 2000.Parameter Minuman Kesehatan, Skripsi,
Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Obat, Departemen Kesehatan Semarang, Semarang.
Republik Indonesia, Jakarta,9- Jusnita, N. 2014. Produksi Nanoemulsi
11,16.5. Ekstrak Temulawak Dengan
Djamil R., dan Wijiastuti, E. 2015. Metode Homogenisasi. Thesis.
Penapisan Fitokimia, Uji Aktivitas Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Ekstrak Etanol Rimpang Kiswanto. 2005. Perubahan kadar
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza senyawa bioaktif Rimpang
Roxb). Fakultas Farmasi temulawak dalam penyimpanan
Universitas Pancasila. (Curcuma xanthorrhiza Roxb).
Dzakiyah, Anis. 2010. Antioksidan Thesis. Yogyakarta: Fakultas
ekstrak rimpang kunyit dan Teknologi Pertanian Institut
temulawak menggunakan sistem Pertanian (INTAN).
DPPH dan linoleat. Skripsi FTP. Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan
UGM. Yogyakarta. Alami Penangkal Radikal Bebas,
Ee SL, Duan X, Liew J, Nguyen QD. Sumber manfaat ,Cara penyediaan,
2008. Droplet Size and Stability of

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 107


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

dan Pengolahan. Surabaya : Trubus. MMI (Materia Medika Indonesia), 1995.


Agrisarana. Jilid IV. Departemen Kesehatan
Kristina dkk., 2006. Peluang peningkatan Republik Indonesia. Jakarta . 196.
kadar kurkumin pada tanaman Molyneux, P. 2004. The use of the stable
temulawak. Balai Penelitian free radical diphenylpicrylhydrazyl
Tanaman Obat dan Aromatik. (DPPH) for estimating antioxidant
Kusuma, RW. 2012. Aktivitas activity. Songklanakarin J. Sci.
Antioksidan Serta Kandungan Technol. 26 (2): 211-219.
Kurkuminoid Dari Temulawak. Patel, H. C ., Parmar, G., Seth, A. K.,
Thesis. Bogor: Institut Pertanian Patel, J. D., & Patel, S.R. 2014.
Bogor. Formulation and evaluation of o/w
Liang, O.B., Y. Apsartom., Y. Widjaya. nanoemulsion of ketoconazole. Int J
& Y. Puspa. 1985. Beberapa Aspek pharm sciences, 4, 123-129.
Isolasi, Identifikasi dan Prana, MS. 2008. The Biology of
Penggunaan Komponen Curcuma. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Bandung : Lembaga Penelitian Roxb). Bogor: Biopharmaca
Universitas Padjajajaran. Research Center Bogor Agricultural
Makadia, H. A., Bhatt, A. Y., Parmar, R. University. Hal.151-156.
B., Paun, J. S., dan Tank, H. M. Prima R, 2010. Kajian Kadar
2013. Self-Nanoemulsifying Drug Kurkuminoid, Total Fenol Dan
Delivery System (SNEDDS) of Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Temulawak (Curcuma xanthorhiza
Roxb): Future Aspects, Asian. J. Roxb) Pada Berbagai Teknik
Pharm. Res,3(1), 21-24. Pengeringan Dan Proporsi
Masuda T, Isobe J, Jitoe A. 2012. Pelarutan. Skripsi. Solo :
Antioxidative curcuminoids from Universitas Sebelas Maret.
rhizomes ofCurcuma xanthorrhiza. Sampurno, H. 2005. Pedoman Cara
Phytochemistry. 31(10): 364. Pembuatan Obat Tradisional Yang
McClement DJ. 2005. Food Emultions: Baik. Lampiran Peraturan Kepala
Principles, Practices and Badan Pengawas Obat danMakanan
Techniques.CRC Press. New York, Republik Indonesia Nomor:
pp 265-339. Hk.00.05.4.2411. Jakarta: BPOM
McClement DJ. 2011. Formation of RI.
nanoemulsions stabilized by model Sanphui, P. 2011. Fast Dissolving
food- grabe emulsifiers using high- Curcumin Cocrystals. Crystal
pressure homogenization: Factors Growth and Design, 11:4135-4145.
affering particle size. Food Sembiring BB, Ma’mun, Ginting EI.
Hydrocoll. 25: 10000-1008. 2006. Pengaruh kehalusan bahan
McClement DJ. 2013. Edible Lipid dan lama ekstraksi terhadap mutu
Nanoparticle: Digestion, ekstrak temulawak (curcuma
Absorpsion and Potensial Toxicity. xanthorriza Roxb). Bul. Balitro.
Progress in Lipid Research 52; 17(2): 53-58.
409-423. Sidik., Moeljono., A. Muhtadi., M.
Mishra, P. 2009. Isolation, spectroscopic Sirait., dan Moesdarsono. 2010.
charactersization and molecular Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
modeling studies of mixture of Roxb) Yayasan Pengembangan
Curcuma longa, ginger and seeds Obat Bahan Alam
45:31- 34. Phytomedica.Jakarta.

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 108


SEMNASKes - 2019 “Improving The Quality of Health Through Advances in Research
of Health Sciences”

ISBN:978-602-5793-65-3

Srijanto, dkk. 2004. Pengaruh waktu,


suhu dan perbandingan bahan baku
pelarut pada ekstraksi kurkumin
dari temulawak (Curcuma
xanthorriza ROXB.) Dengan
pelarut aseton. Prosiding seminar
nasional rekayasa kimia dan proses.
UNDIP. Semarang.
Sumiaty. 1997. Minuman Berkhasiat dari
Temulawak (Curcuma
xanthorrizaRoxb). Fakultas
TeknologiPertanian. IPB. Bogor.
Toripah, Shinta Susanti; Jemmy, Abijulu;
Frenly, Wehantou. 2014. Aktivitas
Antioksidan dan Kandungan Total
Fenolik Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam).
Pharmacon. Jurnal Ilmiah Farmasi
UNSRAT. Vol 3 No. 4 November.
ISSN: 2302-2492.
Triyati, E. 2010. Spektrofotometer
Ultraviolet dan Sinar Tampak Serta
Aplikasinya Dalam Oseanologi.
10(1) : 39-47.
Utami SS. 2012. Formulasi dan Uji
Penetrasi In Vitro Nanoemulsi,
Nanoemulsi Gel, dan Gel
Kurkumin. Skripsi. Depok:
Universitas Indonesia.
Wahid, P., Soediarto. 2010.
Pembudidayaan Tanaman
Temulawak. Abstrae. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan
Obat. Badan Litbang
Pertanian.Departemen Pertanian.
Jakarta.
Wahyono, T. 2014. Studi Pembuatan
Nanoemulsi Temulawak (Curcuma
xanthorhiza Roxb). Thesis. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Winarsi. 2007. Antioksidan Alami dan
Radikal Bebas. Yogyakarta:
Kanisius. Hal.189-90.

semnaskes.unipa.ac.id 14 Desember 2019 109

You might also like