Professional Documents
Culture Documents
Kerangka Acuan Bumil Kek
Kerangka Acuan Bumil Kek
A. PENDAHULUAN
Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian. Ibu
hamil dengan masalah gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan
keselamatan ibu dan bayi serta kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK
berisiko menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya proses partus lama dan perdarhan pasca salin bahkan
kematian ibu. Resiko pada bayi dapat mengakibatkan terjadinya kematian janin
(keguguran), prematur, lahir cacat, bblr bahkan kematian bayi. Ibu hamil KEK dapat
mengganggu tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik, otak dan metabolisme
yang menyebabkan penyakit tidak menular di usia dewasa.
Masalah ibu hamil KEK disebabkan konsumsi zat gizi yang kurang.
Kekurangan zat gizi makro berkaitan dengan kekurangan zat gizi mikro khususnya
vitamin A, D, asam folat, zat besi, seng, kalsium, dan iodin. Penanggulangan ibu
hamil KEK harus dimulai sejak sebelum hamil (caten) bahkan sejak usia remaja putri.
Upaya penanggulangan tersebut membutuhkan koordinasi lintas program melalui
konseling gizi pada ibu hamil dengan kek.
B. LATAR BELAKANG
Dari data tahun 2015 di Puskesmas Banda Raya tercatat sejumlah 17 ibu hamil
mengalami kondisi KEK. Tahun 2016 berkurang menjadi 16 orang. Hal ini
disebabkan karena Poli KIA Puskesmas Banda Raya melakukan kolaborasi dengan
Ruang Konsultasi Gizi.
Dengan berdasarkan data diatas maka Puskesmas Banda Raya membuat
kerangka acuan sebagai usaha peningkatan pelayanan dalam ataupun luar gedung
yang bertujuan untuk menanggulangi ibu hamil yang mengalami kurang energi kronis
(KEK).
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penaggulangan bumil KEK
b. Tujuan Khusus
1. Identifikasi ibu hamil KEK
2. Rujukan internal ibu hamil KEK
3. Konseling gizi ibu hamil KEK
4. Pemantauan gizi ibu hamil KEK
5. Evaluasi hasil pelayanan gizi ibu hamil KEK
F. SASARAN
Ibu hamil KEK
G. JADWAL PELAKSANAAN
1. Pendataan
Dilakukan setiap awal tahun dengan melibatkan kader dan petugas daerah binaan
2. Pelayanan
Pelayanan antenatal terpadu dilakukan setiap hari kerja