You are on page 1of 21

MAKALAH

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN KOPERASI SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI
YANG BERLAKU

Disusun oleh Kelompok 2

Deti Apriani (A1C019056)


Emma Saputri Dahari (A1C019071)
Fatin Dwi Hafawati (A1C019077)
Mia Hmadiani (A1C017097)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahamtullahi Wabarakatuh, Puji dan syukur atas kehadiran


Allah Subhanllahu Wata’ala atas rahmat dan hidayah-Nya, salawat serta salam kepada
junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, karena ridho dan rahmat-Nya jualah kami dapat
menyelesaikan Tugas Akuntansi Koperasi & EMKM ini dengan membuat makalah tentang
“Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Koperasi Sesuai Dengan
Standar Akuntansi Yang Berlaku”.
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Makalah ini adalah untuk memenuhi syarat
dalam mencapai atau memperoleh nilai dalam mata kuliah Akuntansi Koperasi & EMKM
pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram.
Kami menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, sehingga kepada pembaca yang bersedia memberikan saran dan kritik yang
sifatmya membangun untuk melakukan perbaikan di masa mendatang dan kami
mengucapkan terima kasih yang sedalamnya. Harapan penulis mudah-mudahan Tugas
Makalah ini bermanfaat, bagi kita semua, Aamiin.
Mataram, 7 Maret 2022

Kelompok 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDU……………………………………………………………….....…..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...….......2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………........…3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.... ...................................................................................... .....4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Koperasi
2.1.1. Pengertian Koperasi dan Perlakuan Akuntansi Koperasi.................... 5
2.1.2. Ciri-ciri Koperasi ................................................................................ 7
2.1.3. Fungsi dan Peran Koperasi ………………………………………….7
2.1.4. Tujuan dan Kegunaan Akuntansi Koperasi ......................................... 8
2.2. Konsep Dasar Akuntansi Menurut Standar Akuntansi Yang Berlaku Untuk
Koperasi
2.2.1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi...............................11
2.2.2. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi ………………….................13
2.3. Contoh Kasus Koperasi.................................................................................18
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpula ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerangka dasar penyusunan dan penyajian akuntansi koperasi dan akuntani entitas
syariah dibuat dan ditetapkan oleh sebuah lembaga khusus yang disyahkan oleh
pemerintah dan didukung oleh segenap shareholder yang ada. Penyunanan, penetapan dan
pemberlakuan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian akuntansi koperasi dan syariah
ini dimaksudkan agar terjadi keselarasan, harmonisasi dan kemudahan dalam penyununan
dan pemahaman medasar tehadap informasi laporan keuangan yang dihasilkan. Eksistensi
penerapan KDPPKS ini meningkatkan kualitas penyampaian informasi keuangan bagi
semua pihak, sehingga kepercayaan masyarakat dan kepercayan segenap stacholder dapat
dipertahankan.
Bagi perekonomian Indonesia, koperasi merupakan bentuk gerakan ekonomi rakyat
yang berdasar atas asas kekeluargaan dan sebagai salah satu penopang perekonomian
negara dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Menurut Undang-Undang Nomor
17 Tahun 2012 Pasal 4 tentang Perkoperasian menyebutkan tujuan koperasi sebagai
berikut:“ Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan
perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan”. Muhammad Khafid, dkk.
(2010) dalam (Andita et al., n.d.) 2018 mengatakan bahwa, untuk mencapai tujuan-tujuan
koperasi, maka pengelolaan koperasi harus dilakukan dengan benar dan profesional. Suatu
kegiatan ekonomi pastinya akan menghasilkan suatu hasil akhir yang disebut juga laporan
keuangan. Laporan keuangan adalah tolak ukur dalam menilai kesehatan perusahaan. IAI
(2009:2) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi posisi
keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas. Semakin berkembangnya
kegiatan usaha koperasi, tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan secara
profesional akan semakin besar. Salah satu upaya tersebut adalah pengembangan dari
sistem informasi yang diperlukan untuk menumbuhkan koperasi melalui akuntansi,
khususnya merumuskan standar akuntansi keuangan untuk koperasi dalam penyusunan
laporan keuangannya (Nurdita, dalam Prasetyawan, 2015:2).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa itu kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas
koperasi?
b. Bagaimana konsep dasar akuntansi menurut standar akuntansi yang berlaku
untuk koperasi?
c. Bagaiman contoh kasus ?
1.3 Tujuan Makalah
a. Menjelaskan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan
entitas koperasi
b. Menjelaskan konsep dasar akuntansi menurut standar akuntansi yang berlaku
untuk koperasi
c. Menyajikan contoh kasus
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN KOPERASI

Semakin berkembangnya kegiatan usaha koperasi, tuntutan agar pengelolaan


koperasi dilaksanakan secara profesional akan semakin besar. Salah satu upaya tersebut
adalah pengembangan dari sistem informasi yang diperlukan untuk menumbuhkan
koperasi melalui akuntansi, khususnya merumuskan standar akuntansi keuangan untuk
koperasi dalam penyusunan laporan keuangannya (Nurdita, dalam Prasetyawan, 2015:2).
Seiring dengan pesatnya perkembangan usaha-usaha di Indonesia, pada tanggal 23 Oktober
2010 telah terbit dan disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) tentang
Exposure Draft Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan yaitu pencabutan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian.
Pencabutan PSAK No. 27 dilandasi sebagai dampak dari konvergensi IFRS yang
menyebabkan SAK berbasis industri harus dicabut karena sudah diatur dalam SAK lain.
Sebagai pengganti PSAK No. 27 kini telah terbit Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) yang digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik. . SAK yang mengacu pada IFRS dikelompokkan menjadi 2 yaitu SAK Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan Standar Akuntansi Kerangka Umum (SAK
Umum). Karena koperasi termasuk dalam Entitas tanpa Akuntabilitas Publik, maka SAK
yang berlaku pada koperasi adalah SAK ETAP, karena SAK ETAP lebih ringkas daripada
SAK UMUM sehingga dapat memudahkan pengusaha dalam menyusun laporan
keuangannya dan pemakai laporan keuangan (anggota) dapat mengetahui manfaat yang
diperoleh selama satu periode dengan SHU yang diperoleh sumber daya
Sesuai dengan ruang lingkup SAK-ETAP maka standar ini dimmaksudkan untuk
digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang
dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Berdasarkan
SAK ETAP, laporan keuangan lengkap meliputi: (a) neraca, (b) laporan perhitungan sisa
hasil usaha , (c) laporan perubahan ekuitas (d) laporan arus kas, (e) catatan atas laporan
keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelas lainnya. Laporan keuangan lengkap berarti bahwa suatu entitas harus menyajikan
minimum dua periode dari setiap laporan keuangan yang disyaratkan dan catatan atas
laporan keuangan yang terkait (IAI, 2009:17–18)
2.1.1 Pengertian dan Perlakuan Akuntansi Koperasi
Akuntansi koperasi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, pelaporan dan
penafsiran laporan keuangan koperasi dalam satu periode tertentu. Periode tersebut dapat
menunjukkan laporan bulanan, tiga bulanan, enam bulanan atau tahunan. Biasanya periode
pelaporan di koperasi adalah satu tahun. Pada prinsipnya akuntansi koperasi tidak jauh
berbeda dengan akuntansi perusahaan lainnya. Beberapa perbedaan mendasar diatur dalam
PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) untuk koperasi yaitu PSAK No. 27.
Berikut ini disajikan perbedaan perlakuan akuntansi untuk:
1. Aktiva
Pencatatan Aktiva koperasi sama dengan perusahaan yang lain kecuali yang
dijelaskan dalam PSAK No. 27 paragraf 63 dan 65.
a. Pada paragraf 63 menjelaskan perlakuan akuntansi untuk aktiva yang diperoleh dari
sumbangan.“Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya
dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-
lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan “. Aktiva yang dicadangkan untuk kepentingan bersama para anggota
merupakan aktiva yang bukan milik koperasi. Oleh karena itu, pengurus harus
mempertanggungjawabkan penggunaan aktiva ini dan dalam pencatatannya tidak
boleh diakui sebagai aktiva koperasi. Hal ini diatur dalam paragraf 65.
b. Pada paragraf 65 menjelaskan perlakuan akuntansi untuk aktiva yang dibatasi
penggunaannya.“Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi, tetapi bukan milik
koperasi, tidak diakui sebagai aktiva, dan harus dijelaskan dalam catatan atas
laporan keuangan”.
2. Kewajiban
Kewajiban yang diatur PSAK No. 27 paragraf 61 adalah Simpanan Sukarela,
Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib merupakan modal koperasi karena simpanan ini
tidak dapat diambil sewaktu-waktu. Simpanan anggota yang sifatnya sukarela (simpanan
sukarela) tidak dapat dianggap sebagai modal karena simpanan ini dapat diambil sewaktu-
waktu. Oleh karena itu, simpanan sukarela dianggap sebagai utang sebagaimana dijelaskan
dalam PSAK No. 27 paragraf 61.
“Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai
kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan
dicatat sebesar nilai nominalnya”.
3. Ekuitas
Ekuitas koperasi merupakan kumpulan dari setoran para anggota baik berupa
simpanan pokok maupun simpanan wajib yang tidak dapat diambil selama yang
bersangkutan masih tercatat sebagai anggota. Selain itu, ekuitas koperasi berasal dari
modal sumbangan, modal penyertaan, cadangan dan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang belum
dibagi.
4. Pendapatan
Pendapatan diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 67 dan 69. Paragraf 67
“Pendapatan yang timbul dari transaksi koperasi dengan anggota diakui sebesar
pendapatan bruto. Sedangkan di paragraf 69 dinyatakan “Pendapatan koperasi yang berasal
dari transaksi dengan non anggota diakui sebagai pendapatan (penjualan) yang dilaporkan
terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai
transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui
sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota”.
5. Beban
Beban diatur dalam PSAK No. 27 paragraf 72 “ Beban Usaha dan beban-beban
perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha. Beban
Usaha sama dengan beban usaha umum, sedangkan beban koperasi adalah biaya
pengembangan anggota, pelatihan, iuran anggota koperasi.
2.1.2 Ciri-Ciri Koperasi
Ada pun yang menjadi ciri-ciri koperasi itu adalah sebagai berikut:
 Sifat Suka Rela pada Keanggotaannya
Setiap orang yang masuk menjadi anggota koperasi haruslah berdasarkan kesadaran
dan keyakinan untuk turut aktif di dalam koperasi dengan maksud memperbaiki kehidupan
dirinya dan kehidupan masyarakat pada umumnya.
 Rapat Anggota Merupakan kekuasaan Tertinggi dalam Koperasi
Hal ini berarti bahwa segala sesuatu yang akan dikerjakan oleh koperasi ditentukan
oleh Rapat Anggota Tahunan(RAT)
 Koperasi Bersifat Nonkapitalis
Artinya bahwa koperasi bukan merupakan modal, pembagian sisa hasil
usaha(SHU) ditentukan bukan berdasarkan besarnya modal seseorang anggota, melainkan
berdasarkan jasa atau usaha yang dilakukannya terhadap koperasi.
 Kegiatannya Berdasarkan pada Prinsip Swadaya,Swakerta, dan Swasembada
Swadaya berarti kegiatan yang didasarkan pada kekuataan untuk usaha sendiri.
Swakerta berarti kegiataan yang didasarkan pada buatan sendiri. Swasembada berarti
kegiatan yang didasarkan pada kemampuan sendiri.

2.1.3 Fungsi Dan Peran Koperasi


Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosial.
1. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
2. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional.
3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.1.4 Tujuan dan Kegunaan Akuntansi Koperasi


Laporan keuangan koperasi sebagai bagian dari akuntansi dibuat dengan tujuan
untuk memberikan informasi keuangan koperasi pada pihak-pihak tertentu baik intern
maupun ekstern. Pihak intern koperasi adalah para anggota, pengurus, pengawas, dan
karyawan. Sedangkan pihak ekstern adalah calon anggota, pemerintah, gerakan koperasi,
auditor, dan sebagainya.
Sedangkan kegunaan dari laporan keuangan koperasi adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui prestasi keuangan koperasi dalam periode terterntu,
2. Mengetahui jumlah SHU yang diperoleh selama periode tertentu.
3. Mengetahui jumlah harta, kewajiban, dan kekayaan bersih koperasi selama periode
tertentu.
4. Mengantisipasi kemungkinan penyelewengan yang dilakukan oleh pengelola
koperasi.
5. Mendidik agar tertib administrasi.
6. Memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menganalisa keuangan
koperasi sebagai bahan pengambilan keputusan.

2.2 KONSEP DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN


KEUANGAN KOPERASI

2.2.1 Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi


Tahapan dalam proses penyusunan laporan keuangan dimulai dari adanya bukti
transaksi berupa nota, kuitansi, faktur jual, faktur beli dan sebagainya, kemudian
dimasukkan pada jurnal.
Nama Perkiraan Bertambah Berkurang Saldo Normal
Harta Debet Kredit Debet
Hutang Kredit Debet Kredit
Kekayaan/Equitas Kredit Debet Kredit
Pendapatan Kredit Debet Kredit
Biaya Debet Kredit Debet
Setelah tahun buku berakhir, pengurus koperasi wajib menyusun laporan keuangan
tahunan yang memuat sekurang-kurangnya:
1. Perhitungan tahunan yang terdiri dari neraca, perhitungan hasil usaha serta
penjelasan atas dokumen tersebut.
2. Keadaan dan usaha koperasi serta hasil usaha yang dapat dicapai.
Laporan Keuangan tersebut harus ditandatangani oleh semua anggota pengurus. Apabila
salah seorang pengurus tidak menandatangani laporan tahunan tersebut, anggota yang
bersangkutan harus menjelaskan alasannya secara tertulis. Persetujuan terhadap laporan
tahunan merupakan penerimaan pertanggungjawaban pengurus oleh rapat anggota.

Modal
Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya.
Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi.
Banyak koperasi gagal dan pengurusnya mengeluh semata-mata karena kekurangan modal.
Sumber pendanaan koperasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
 - Modal sendiri, yaitu modal yang dikumpulkan langsung dari anggota koperasi
yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, dana
cadangan dan hibah.

 -Modal dari pinjaman. Pinjaman berasal dari anggota, perorangan bukan


anggota,koperasi lain, dan pinjaman dari bank.

 -Penyertaan/Penanaman modal. Sedangkan penggunaan modal koperasi umumnya


dikelompokkan menjadi empat yaitu 1) modal untuk organisasi. 2) modal untuk
alat perlengkapan. 3) modal kerja atau modal lancar. 4) modal untuk uang muka
kegiatan.

1. Modal Sendiri Simpanan pokok adalah:


1. Simpanan yang harus dipenuhi oleh setiap orang pada waktu mulai menjadi anggota
suatu koperasi.
2. Besarnya tetap dan sama untuk setiap calon anggota.

3. Dapat diminta kembali sesudah keluar dari keanggotaan, dan kalau perlu dikurangi
karena kerugian-kerugian yang diderita koperasi.

4. Digunakan untuk modal pokok. Hal ini menanggung risiko rugi dan untung sesuai
dengan kehidupan koperasi.

2. Simpanan wajib adalah:


1. Simpanan yang diwajibkan kepada anggota untuk membayar pada waktu tertentu,
misalnya sebulan sekali atau setiap kali memasukkan hasil bumi kekoperasi.

2. Dapat diminta kembali dengan cara yang ditentukan koperasi, misalnya sesudah jangka
waktu tertentu atau sekian persen dari jumlah total sewaktu-waktu. Hal ini diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Simpanan sukarela adalah:
1. Simpanan yang besarnya dan waktunya tidak tertentu, tergantung kerelaan anggota atau
perjanjian antara anggota dengan koperasi.

2.Dapat berupa simpanan giro (dapat diambil sewaktu-wakt), simpanan deposito (diambil
dalam waktu tertentu menurut perjanjian dan diberi bunga), dan simpanan khusus untuk
maksud tertentu misalnya untuk lebaran.
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisisihan sisa hasil usaha,
yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi.

Proses penyusunan laporan keuangan koperasi dimulai dari proses akuntansi berupa :
1. Pencatatan.
2. Penggolongan.
3. Peringkasan.
4. Pelaporan.
5. Analisis data keuangan.
Kegiatan pencatatan dan penggolongan merupakan proses yang dilakukan secara
rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.
Buku-buku dokumen pendukung (source of documents) yang digunakan antara lain :
1. Bukti Penerimaan Kas
2. Bukti Pengeluaran Kas
3. Bukti Faktur Penjualan
4. Faktur Pembelian
5. Bukti Umum
Sedangkan buku khusus (special journal) yang digunakan adalah :
1. Buku Harian Penerimaan Kas
2. Buku Harian Pengeluaran Kas
3. Buku Harian Penjualan
4. Buku Harian Umum
Buku tambahan (subsidiary ledgers) yang digunakan adalah :
1. Buku Kas Kasir
2. Kartu Simpanan Anggota
3. Kartu Persediaan
4. Kartu Piutang Anggota
5. Kartu Piutang bukan Anggota
6. Kartu Hutang
7. Kartu Inventaris
8. Kartu Biaya
9. Kartu Pembelian Anggota
10. Kartu Barang Titipan
2.2.2 Penyajian Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan terdiri dari Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan
Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan Atas Hasil Laporan Keuangan.
1. Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Adalah laporan keuangan koperasi yang menyajikan jumlah pendapatan usaha
koperasi yang berasal dari anggota maupun dari bukan anggota dengan memperbandingkan
dengan total biaya dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan ini sama dengan laporan
laba/rugi di perusahaan bukan koperasi.
 Pendapatan, adalah sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan itu yang
diperoleh koperasi dari hasil operasional usaha maupun bukan usaha. Pendapatan
dari hasil operasional usaha untuk koperasi yang unit usahanya waserda seperti
penjualan barang dagangan, sedangkan pendapatan bukan usaha seperti pendapatan
bunga bank (dari simpanan giro bank).
 Biaya, adalah sejumlah dana yang dikeluarkan koperasi untuk membiayai kegiatan
operasionalnya.
2. Neraca
Adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi harta, hutang, dan modal
koperasi pada suatu periode pembukuan tertentu, pada umumnya satu tahun. Pada
umumnya neraca disusun dalam bentuk skontro, karena dapat ditampilkan dua periode
berturut-turut untuk mengetahui perkembangan perusahaan (koperasi) yang bersangkutan.
Dalam neraca dicantumkan jumlah dan sumber dana serta pos-pos alokasi sumber dana
untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan
keuangan persusahan (koperasi) tersebut.
Ada tiga komponen penting dalam neraca koperasi antara lain sebagai berikut:
 Aset adalah pos-pos yang memuat pengalokasian dana yang dikuasai oleh koperasi
yang meliputi pos aset lancar, aset tetap, investasi jangka pendek, dan investasi
jangka panjang.
 Kewajiban adalah sejumlah dana yang dikuasai koperasi yang bersumber dari pihak
luar dan harus dikembalikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dalam
kelompok ini juga termasuk dana yang berasal dari anggota seperti tabungan
anggota.
 Ekuitas/Kekayaan Bersih, yaitu sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan
itu yang benar-benar milik koperasi. Modal dipupuk dan diperoleh dari simpanan
pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi, dan modal penyertaan dari pihak luar.
3. Laporan Arus Kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi arus kas yaitu mengenai perubahan kas
yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir
kas pada periode tertentu.
PSAK No. 2 menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas
sesuai dengan pernyataan dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan
tersebut mengisyaratkan bahwa perusahaan termasuk koperasi harus menyajikan laporan
arus kas sebagai bagian laporan keuangan yang tak terpisahkan. Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas
koperasi, investasi dan pendanaan.
Ada beberapa istilah penting yang biasa digunakan untuk menyusun arus kas,
antara lain:
a. Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
b. Setara kas (cash equivalent), adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
resiko perubahan nilai yang signifikan.
c. Arus kas, adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
d. Aktivitas Operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
e. Aktivitas Investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
f. Aktivitas Pendanaan (financing), adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota
koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan ini juga menggambarkan wujud dari
pencapaian tujuan koperasi. Hal ini harus dipahami benar oleh pihak pihak di dalam
maupun di luar koperasi, agar koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak
disalah-tafsirkan di dalam mengevaluasi kinerjanya.
SHU terdiri dari sisa partisipasi anggota dan laba koperasi. Bila partisipasi neto
anggota lebih besar dari beban usaha dan beban perkoperasian, maka terdapat sisa
partisipasi anggota bernilai positif. Sisa positif dibagikan kepada anggota menurut jasa
usaha masing-masing anggota. Dalam hal anggota menerima manfaat ekonomi tambahan
(di luar manfaat ekonomi langsung dari pelayanan koperasi), berupa pengembalian sisa
partisipasinya.
Tetapi dalam hal sisa partisipasi anggota bernilai negatif, mengandung arti bahwa
jumlah partisipasi anggota terlalu kecil dan tidak mencukupi untuk menutup beban usaha
dan beban perkoperasian. Sisa partisipasi minus ditutup oleh dana cadangan dan atau
tanggung renteng dari anggota. Dalam hal ini berarti tidak ada manfaat ekonomis dari
pembagian SHU. Karena itu pengertian pembagian SHU dianggap sebagai manfaat
ekonomis harus ditafsirkan secara hati-hati.
Laporan promosi ekonomi anggota mencakup lima unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam melalui koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
5. Manfaat ekonomi langsung bagi anggota berupa manfaat harga, yaitu harga barang
jasa (dalam pembelian dan penjualan) dan harga uang (bunga uang dalam simpan
pinjam).
Di dalam pembelian (koperasi konsumen), manfaat harga berupa selisih harga
antara koperasi dengan di luar koperasi. Harga di koperasi lebih murah dari harga di luar
koperasi maka akan terjadi manfaat efisiensi pembelian. Di dalam pemasaran (koperasi
produsen/pemasaran) manfaat harga berupa selisih harga antara harga yang dibayar oleh
koperasi kepada anggota dengan harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota.
Seharusnya harga koperasi lebih tinggi dari harga non koperasi maka akan terjadi manfaat
efektivitas penjualan.
Di dalam simpan pinjam, maka:
- Bunga tabungan yang diterima anggota dari koperasi lebih tinggi dari bunga yang
diterima anggota dari non koperasi maka akan timbul manfaat efektivitas tabungan.
- Bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada koperasi lebih rendah dari bunga
kredit di luar koperasi, maka akan timbul manfaat efisiensi penarikan kredit.
- Dan manfaat lain, misalnya bentuk biaya transaksi murah, dan persyaratan yang
ringan.
- Manfaat pengelolaan bersama dapat berupa penghematan biaya produksi atau
peningkatan produktivitas. Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota melalui
penggunaan jasa pelayanan koperasi, sangat tergantung kepada jenis koperasi dan
usaha yang dijalankan oleh koperasi. Jadi, setiap koperasi harus dapat
menerjemahkan arti dari manfaat koperasi ke dalam satuan-satuan yang terukur
menurut keperluannya masing-masing.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat:
a. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehubungan
dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota, kebijakan akuntansi
tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang, dan sebagainya, dasar penetapan
harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota.
b. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama koperasi
kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi, ikatan
koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi
anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian dan sebagainya.
Ada beberapa perbedaan antara Badan Usaha Koperasi dan Non-Koperasi,
diantaranya yaitu:
1. Anggota Koperasi sebagai Pemilik dan juga sebagai Pelanggan dari Koperasinya,
sedang pada Badan usaha lain, Pemilik ≠ Pelanggan.
2. Pengambilan keputusan pada Koperasi berdasarkan one man one vote, sedang pada
Badan usaha lain, pengambilan keputusan berdasarkan kepemilikan saham
mayoritas.
3. Pembagian Patronage refund pada Koperasi didasarkan pada jasa Anggota, tidak
berdasarkan kepemilikan saham seperti yang berlaku pada Badan usaha lain.
4. Patronage Refund pada Koperasi merupakan laporan tahunan Koperasi yang
menyatakan besaran SHU, bukan Laba/Rugi seperti pada Perusahaan Non
Koperasi.
5. Tujuan Koperasi adalah Pelayanan Maksimum bagi peningkatan kesejahteraan
Anggota, sedang tujuan Badan usaha lainnya adalah Profit Maksimum.
6. Hasil Usaha Koperasi disebut SHU, sedang hasil usaha Badan usaha lainnya
disebut Laba (SHU ≠ Laba) di mana: Hasil Usaha = Laba, sedangkan “Sisa Hasil
Usaha (SHU) adalah Hasil Usaha dikurangi seluruh biaya operasional Koperasi.

2.3 Kasus koperasi


Kasus 1
KUD Tri Jaya merupakan salah satu koperasi yang cukup besar dan maju di
daerah Banywangi, diketahui bahwa koperasi ini telah menerapkan SAK ETAP
dalam penyusunan laporan keuangannya. Namun penerapannya belum sepenuhnya
dilakukan. Permasalahan yang sering terjadi pada KUD Tri Jaya yaitu keterbatasan
dana. Keterbatasan informasi akuntansi dan kelemahan pada pelaporan keuangan
yang tidak terstruktur dengan baik dan tidak berstandar berakibat pada sulitnya
koperasi-koperasi di indonesia memperoleh bantuan dana atau permodalan dari
pemerintah, mitra kerja ataupun perbankan. Kondisi tersebut tentunya akan
mempersulit koperasi untuk meningkatkan kapasitas usahanya. Alasan utama
sulitnya pemeritah memberikan bantuan kepada koperasi adalah karena sulitnya
mencari data formal seperti laporan keuangan dan rencana bisnis yang belum jelas.

Sebagian besar klasifikasi pelaporan keuangan yang dilakukan KUD Tri Jaya
mengacu pada SAK ETAP, akan tetapi masih banyak kelemahan yang ditemukan.
Dalam laporan keuangan KUD Tri Jaya Banyuwangi terdapat pos-pos yang belum
diungkapkan dan belum dirinci. Pos-pos tersebut antara lain (1) pos-pos yang
belum diungkapkan dalam konsep aset antara lain, tanah tidak dipisahkan dengan
bangunan, dan akumulasi penyusutan aset tetap tidak dirinci dalam laporan posisi
keuangan, pos-pos dalam laporan perhitungan sisa hasil usaha, Ada beberapa
perbaikan yang perlu dilakukan, yaitu tidak terdapatnya beban pajak penghasilan
yang diwajibkan untuk melaporkan pembayaran pajak karena KUD Tri Jaya telah
membayar pajak namun tidak dimasukkan kedalam laporan perhitungan sisa hasil
usaha sehingga dapat disimpulkan terdapat kesalahan dalam penyajian laporan
perhitungan sisa hasil usaha dan saldo SHU tahun 2016, serta perhitungan
pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan seharusnya dihitung presentase
bunga dari saldo piutang, akan tetapi pihak koperasi menghitung dari saldo
simpanan pada koperasi. Laporan keuangan yang disajikan oleh KUD Tri Jaya
neraca dan laporan perhitungan sisa hasil usaha tidak sesuai dengan SAK ETAP.
Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan SAK ETAP paragraf 3.12 yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan entitas meliputi lima laporan keuangan,
sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan KUD Tri Jaya belum sesuai
dengan SAK ETAP.

Penyelesaian kasus 1
Penyelesaian kasus ini berfokus pada perbaikan sistem pelaporan yang ada di Unit
Simpan Pinjam. Hal utama yang menjadi pertimbangan untuk merekonstruksi
laporan keuangan di Unit Simpan Pinjam karena salah satu unit yang memiliki aset
terbesar di KUD Tri Jaya adalah Unit Simpan Pinjam. Dengan aset yang besar,
risiko yang terdapat di unit ini juga menjadi besar. Adanya laporan keuangan yang
tidak lengkap akan meningkatkan risiko kecurangan di dalam proses
pertanggungjawabannya. . Saran untuk KUD Tri Jaya (1) Penyusunan laporan
keuangan KUD Tri Jaya seharusnya disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang sesuai dengan koperasi yaitu SAK ETAP. (2) Laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan SAK ETAP terdiri dari neraca, laporan perhitungan
sisa hasil usaha, dan yang tifak sesuai SAK ETAP yaitu laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang
sudah disusun oleh KUD Tri Jaya harus direkontruksi agar dapat sesuai dengan
SAK ETAP. Rekontruksi tersebut terkait dengan pengakuan, pengukuran dan
penyajian setiap komponen dalam laporan keuangan. Tahapan rekontruksi diawali
dengan diidentifikasi masingmasing pos dalam laporan keuangan. Identifikasi
tersebut dilakukan untuk menemukan dan memperbaiki ketidaksesuaian dalam
kebijakan akuntansi yang dipilih agar sesuai dengan SAK ETAP. Tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah proses penyusunan laporan keuangan KUD Tri
Jaya yang sesuai dengan SAK ETAP, yaitu terdiri atas neraca, laporan perhitungan
sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
koperasi termasuk dalam Entitas tanpa Akuntabilitas Publik, sehingga SAK yang
berlaku pada koperasi adalah SAK ETAP. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 27 ini, laporan keuangan koperasi itu terdiri dari neraca, perhitungan hasil
usaha (PHU), laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan
keuangan.
Akuntansi koperasi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, pelaporan dan
penafsiranlaporan keuangan koperasi dalam satu periode tertentu. Periode tersebut dapat
menunjukkan laporan bulanan, tiga bulanan, enam bulanan atau tahunan. Biasanya periode
pelaporan di koperasi adalah satu tahun.Pada prinsipnya akuntansi koperasi tidak jauh
berbeda dengan akuntansi perusahaan lainnya. Proses penyusunan laporan keuangan
koperasi dimulai dari proses akuntansi berupa : Pencatatan, Penggolongan, Peringkasan,
Pelaporan, Analisis data keuangan.
Buku-buku dokumen pendukung (source of documents) yang digunakan antara
lain; Bukti Penerimaan Kas, Bukti Pengeluaran Kas, Bukti Faktur Penjualan, Faktur
Pembelian, Bukti Umum.
Sedangkan buku khusus (special journal) yang digunakan adalah ; Buku Harian
Penerimaan Kas, Buku Harian Pengeluaran Kas, Buku Harian Penjualan, Buku Harian
Umum
DAFTAR PUSTAKA

Buku ajar akuntansi koperasi dan EMKM

Andita, E. R., Roziq, A., Akt, M. M., & Fitriyah, E. (n.d.). PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN ( STUDI KASUS PADA KOPERASI UNIT DESA TRI JAYA
BANYUWANGI ).
https://www.academia.edu/17308117/LAPORAN_KEUANGAN_KOPERASI

You might also like