Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kelompok 2
Makalah Kelompok 2
Kelompok 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU……………………………………………………………….....…..1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...….......2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………........…3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.... ...................................................................................... .....4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 4
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Koperasi
2.1.1. Pengertian Koperasi dan Perlakuan Akuntansi Koperasi.................... 5
2.1.2. Ciri-ciri Koperasi ................................................................................ 7
2.1.3. Fungsi dan Peran Koperasi ………………………………………….7
2.1.4. Tujuan dan Kegunaan Akuntansi Koperasi ......................................... 8
2.2. Konsep Dasar Akuntansi Menurut Standar Akuntansi Yang Berlaku Untuk
Koperasi
2.2.1. Proses Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi...............................11
2.2.2. Penyajian Laporan Keuangan Koperasi ………………….................13
2.3. Contoh Kasus Koperasi.................................................................................18
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpula ...................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN
Modal
Berhasil tidaknya suatu koperasi sangat tergantung pada pengelolaan keuangannya.
Pengelolaan keuangan mencakup sumber pendanaan dan penggunaan modal koperasi.
Banyak koperasi gagal dan pengurusnya mengeluh semata-mata karena kekurangan modal.
Sumber pendanaan koperasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
- Modal sendiri, yaitu modal yang dikumpulkan langsung dari anggota koperasi
yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela, dana
cadangan dan hibah.
3. Dapat diminta kembali sesudah keluar dari keanggotaan, dan kalau perlu dikurangi
karena kerugian-kerugian yang diderita koperasi.
4. Digunakan untuk modal pokok. Hal ini menanggung risiko rugi dan untung sesuai
dengan kehidupan koperasi.
2. Dapat diminta kembali dengan cara yang ditentukan koperasi, misalnya sesudah jangka
waktu tertentu atau sekian persen dari jumlah total sewaktu-waktu. Hal ini diatur dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
3. Simpanan sukarela adalah:
1. Simpanan yang besarnya dan waktunya tidak tertentu, tergantung kerelaan anggota atau
perjanjian antara anggota dengan koperasi.
2.Dapat berupa simpanan giro (dapat diambil sewaktu-wakt), simpanan deposito (diambil
dalam waktu tertentu menurut perjanjian dan diberi bunga), dan simpanan khusus untuk
maksud tertentu misalnya untuk lebaran.
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisisihan sisa hasil usaha,
yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi.
Proses penyusunan laporan keuangan koperasi dimulai dari proses akuntansi berupa :
1. Pencatatan.
2. Penggolongan.
3. Peringkasan.
4. Pelaporan.
5. Analisis data keuangan.
Kegiatan pencatatan dan penggolongan merupakan proses yang dilakukan secara
rutin dan berulang-ulang setiap kali terjadi transaksi keuangan.
Buku-buku dokumen pendukung (source of documents) yang digunakan antara lain :
1. Bukti Penerimaan Kas
2. Bukti Pengeluaran Kas
3. Bukti Faktur Penjualan
4. Faktur Pembelian
5. Bukti Umum
Sedangkan buku khusus (special journal) yang digunakan adalah :
1. Buku Harian Penerimaan Kas
2. Buku Harian Pengeluaran Kas
3. Buku Harian Penjualan
4. Buku Harian Umum
Buku tambahan (subsidiary ledgers) yang digunakan adalah :
1. Buku Kas Kasir
2. Kartu Simpanan Anggota
3. Kartu Persediaan
4. Kartu Piutang Anggota
5. Kartu Piutang bukan Anggota
6. Kartu Hutang
7. Kartu Inventaris
8. Kartu Biaya
9. Kartu Pembelian Anggota
10. Kartu Barang Titipan
2.2.2 Penyajian Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan terdiri dari Laporan Perhitungan Hasil Usaha, Neraca, Laporan
Arus Kas, Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan Catatan Atas Hasil Laporan Keuangan.
1. Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Adalah laporan keuangan koperasi yang menyajikan jumlah pendapatan usaha
koperasi yang berasal dari anggota maupun dari bukan anggota dengan memperbandingkan
dengan total biaya dalam satu periode tertentu. Laporan keuangan ini sama dengan laporan
laba/rugi di perusahaan bukan koperasi.
Pendapatan, adalah sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan itu yang
diperoleh koperasi dari hasil operasional usaha maupun bukan usaha. Pendapatan
dari hasil operasional usaha untuk koperasi yang unit usahanya waserda seperti
penjualan barang dagangan, sedangkan pendapatan bukan usaha seperti pendapatan
bunga bank (dari simpanan giro bank).
Biaya, adalah sejumlah dana yang dikeluarkan koperasi untuk membiayai kegiatan
operasionalnya.
2. Neraca
Adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi harta, hutang, dan modal
koperasi pada suatu periode pembukuan tertentu, pada umumnya satu tahun. Pada
umumnya neraca disusun dalam bentuk skontro, karena dapat ditampilkan dua periode
berturut-turut untuk mengetahui perkembangan perusahaan (koperasi) yang bersangkutan.
Dalam neraca dicantumkan jumlah dan sumber dana serta pos-pos alokasi sumber dana
untuk memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan
keuangan persusahan (koperasi) tersebut.
Ada tiga komponen penting dalam neraca koperasi antara lain sebagai berikut:
Aset adalah pos-pos yang memuat pengalokasian dana yang dikuasai oleh koperasi
yang meliputi pos aset lancar, aset tetap, investasi jangka pendek, dan investasi
jangka panjang.
Kewajiban adalah sejumlah dana yang dikuasai koperasi yang bersumber dari pihak
luar dan harus dikembalikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dalam
kelompok ini juga termasuk dana yang berasal dari anggota seperti tabungan
anggota.
Ekuitas/Kekayaan Bersih, yaitu sejumlah uang atau yang dapat disamakan dengan
itu yang benar-benar milik koperasi. Modal dipupuk dan diperoleh dari simpanan
pokok, simpanan wajib, cadangan, donasi, dan modal penyertaan dari pihak luar.
3. Laporan Arus Kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi arus kas yaitu mengenai perubahan kas
yang meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas, dan saldo akhir
kas pada periode tertentu.
PSAK No. 2 menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas
sesuai dengan pernyataan dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari laporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Pernyataan
tersebut mengisyaratkan bahwa perusahaan termasuk koperasi harus menyajikan laporan
arus kas sebagai bagian laporan keuangan yang tak terpisahkan. Laporan arus kas harus
melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas
koperasi, investasi dan pendanaan.
Ada beberapa istilah penting yang biasa digunakan untuk menyusun arus kas,
antara lain:
a. Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro.
b. Setara kas (cash equivalent), adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka
pendek dan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi
resiko perubahan nilai yang signifikan.
c. Arus kas, adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
d. Aktivitas Operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
e. Aktivitas Investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
f. Aktivitas Pendanaan (financing), adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota
Adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota
koperasi selama satu tahun tertentu. Laporan ini juga menggambarkan wujud dari
pencapaian tujuan koperasi. Hal ini harus dipahami benar oleh pihak pihak di dalam
maupun di luar koperasi, agar koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak
disalah-tafsirkan di dalam mengevaluasi kinerjanya.
SHU terdiri dari sisa partisipasi anggota dan laba koperasi. Bila partisipasi neto
anggota lebih besar dari beban usaha dan beban perkoperasian, maka terdapat sisa
partisipasi anggota bernilai positif. Sisa positif dibagikan kepada anggota menurut jasa
usaha masing-masing anggota. Dalam hal anggota menerima manfaat ekonomi tambahan
(di luar manfaat ekonomi langsung dari pelayanan koperasi), berupa pengembalian sisa
partisipasinya.
Tetapi dalam hal sisa partisipasi anggota bernilai negatif, mengandung arti bahwa
jumlah partisipasi anggota terlalu kecil dan tidak mencukupi untuk menutup beban usaha
dan beban perkoperasian. Sisa partisipasi minus ditutup oleh dana cadangan dan atau
tanggung renteng dari anggota. Dalam hal ini berarti tidak ada manfaat ekonomis dari
pembagian SHU. Karena itu pengertian pembagian SHU dianggap sebagai manfaat
ekonomis harus ditafsirkan secara hati-hati.
Laporan promosi ekonomi anggota mencakup lima unsur, yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
2. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengelolaan bersama.
3. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam melalui koperasi.
4. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
5. Manfaat ekonomi langsung bagi anggota berupa manfaat harga, yaitu harga barang
jasa (dalam pembelian dan penjualan) dan harga uang (bunga uang dalam simpan
pinjam).
Di dalam pembelian (koperasi konsumen), manfaat harga berupa selisih harga
antara koperasi dengan di luar koperasi. Harga di koperasi lebih murah dari harga di luar
koperasi maka akan terjadi manfaat efisiensi pembelian. Di dalam pemasaran (koperasi
produsen/pemasaran) manfaat harga berupa selisih harga antara harga yang dibayar oleh
koperasi kepada anggota dengan harga yang dibayar oleh non koperasi kepada anggota.
Seharusnya harga koperasi lebih tinggi dari harga non koperasi maka akan terjadi manfaat
efektivitas penjualan.
Di dalam simpan pinjam, maka:
- Bunga tabungan yang diterima anggota dari koperasi lebih tinggi dari bunga yang
diterima anggota dari non koperasi maka akan timbul manfaat efektivitas tabungan.
- Bunga kredit yang dibayarkan anggota kepada koperasi lebih rendah dari bunga
kredit di luar koperasi, maka akan timbul manfaat efisiensi penarikan kredit.
- Dan manfaat lain, misalnya bentuk biaya transaksi murah, dan persyaratan yang
ringan.
- Manfaat pengelolaan bersama dapat berupa penghematan biaya produksi atau
peningkatan produktivitas. Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota melalui
penggunaan jasa pelayanan koperasi, sangat tergantung kepada jenis koperasi dan
usaha yang dijalankan oleh koperasi. Jadi, setiap koperasi harus dapat
menerjemahkan arti dari manfaat koperasi ke dalam satuan-satuan yang terukur
menurut keperluannya masing-masing.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan pengungkapan yang memuat:
a. Perlakuan akuntansi mengenai pengakuan pendapatan dan beban sehubungan
dengan tansaksi koperasi dengan anggota dan non-anggota, kebijakan akuntansi
tentang aktiva tetap, penilaian persediaan, piutang, dan sebagainya, dasar penetapan
harga pelayanan kepada anggota dan non-anggota.
b. Pengungkapan informasi lain seperti kegiatan atau pelayanan utama koperasi
kepada anggota baik yang tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga maupun dalam praktek, atau yang telah dicapai oleh koperasi, ikatan
koperasi dalam pengembangan sumber daya dan mempromosikan usaha ekonomi
anggota, pendidikan dan pelatihan perkoperasian dan sebagainya.
Ada beberapa perbedaan antara Badan Usaha Koperasi dan Non-Koperasi,
diantaranya yaitu:
1. Anggota Koperasi sebagai Pemilik dan juga sebagai Pelanggan dari Koperasinya,
sedang pada Badan usaha lain, Pemilik ≠ Pelanggan.
2. Pengambilan keputusan pada Koperasi berdasarkan one man one vote, sedang pada
Badan usaha lain, pengambilan keputusan berdasarkan kepemilikan saham
mayoritas.
3. Pembagian Patronage refund pada Koperasi didasarkan pada jasa Anggota, tidak
berdasarkan kepemilikan saham seperti yang berlaku pada Badan usaha lain.
4. Patronage Refund pada Koperasi merupakan laporan tahunan Koperasi yang
menyatakan besaran SHU, bukan Laba/Rugi seperti pada Perusahaan Non
Koperasi.
5. Tujuan Koperasi adalah Pelayanan Maksimum bagi peningkatan kesejahteraan
Anggota, sedang tujuan Badan usaha lainnya adalah Profit Maksimum.
6. Hasil Usaha Koperasi disebut SHU, sedang hasil usaha Badan usaha lainnya
disebut Laba (SHU ≠ Laba) di mana: Hasil Usaha = Laba, sedangkan “Sisa Hasil
Usaha (SHU) adalah Hasil Usaha dikurangi seluruh biaya operasional Koperasi.
Sebagian besar klasifikasi pelaporan keuangan yang dilakukan KUD Tri Jaya
mengacu pada SAK ETAP, akan tetapi masih banyak kelemahan yang ditemukan.
Dalam laporan keuangan KUD Tri Jaya Banyuwangi terdapat pos-pos yang belum
diungkapkan dan belum dirinci. Pos-pos tersebut antara lain (1) pos-pos yang
belum diungkapkan dalam konsep aset antara lain, tanah tidak dipisahkan dengan
bangunan, dan akumulasi penyusutan aset tetap tidak dirinci dalam laporan posisi
keuangan, pos-pos dalam laporan perhitungan sisa hasil usaha, Ada beberapa
perbaikan yang perlu dilakukan, yaitu tidak terdapatnya beban pajak penghasilan
yang diwajibkan untuk melaporkan pembayaran pajak karena KUD Tri Jaya telah
membayar pajak namun tidak dimasukkan kedalam laporan perhitungan sisa hasil
usaha sehingga dapat disimpulkan terdapat kesalahan dalam penyajian laporan
perhitungan sisa hasil usaha dan saldo SHU tahun 2016, serta perhitungan
pendapatan bunga atas pinjaman yang diberikan seharusnya dihitung presentase
bunga dari saldo piutang, akan tetapi pihak koperasi menghitung dari saldo
simpanan pada koperasi. Laporan keuangan yang disajikan oleh KUD Tri Jaya
neraca dan laporan perhitungan sisa hasil usaha tidak sesuai dengan SAK ETAP.
Hal ini bertolak belakang dengan pernyataan SAK ETAP paragraf 3.12 yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan entitas meliputi lima laporan keuangan,
sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan KUD Tri Jaya belum sesuai
dengan SAK ETAP.
Penyelesaian kasus 1
Penyelesaian kasus ini berfokus pada perbaikan sistem pelaporan yang ada di Unit
Simpan Pinjam. Hal utama yang menjadi pertimbangan untuk merekonstruksi
laporan keuangan di Unit Simpan Pinjam karena salah satu unit yang memiliki aset
terbesar di KUD Tri Jaya adalah Unit Simpan Pinjam. Dengan aset yang besar,
risiko yang terdapat di unit ini juga menjadi besar. Adanya laporan keuangan yang
tidak lengkap akan meningkatkan risiko kecurangan di dalam proses
pertanggungjawabannya. . Saran untuk KUD Tri Jaya (1) Penyusunan laporan
keuangan KUD Tri Jaya seharusnya disusun sesuai dengan standar akuntansi
keuangan yang sesuai dengan koperasi yaitu SAK ETAP. (2) Laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan SAK ETAP terdiri dari neraca, laporan perhitungan
sisa hasil usaha, dan yang tifak sesuai SAK ETAP yaitu laporan arus kas, laporan
perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan yang
sudah disusun oleh KUD Tri Jaya harus direkontruksi agar dapat sesuai dengan
SAK ETAP. Rekontruksi tersebut terkait dengan pengakuan, pengukuran dan
penyajian setiap komponen dalam laporan keuangan. Tahapan rekontruksi diawali
dengan diidentifikasi masingmasing pos dalam laporan keuangan. Identifikasi
tersebut dilakukan untuk menemukan dan memperbaiki ketidaksesuaian dalam
kebijakan akuntansi yang dipilih agar sesuai dengan SAK ETAP. Tahap
selanjutnya yang dilakukan adalah proses penyusunan laporan keuangan KUD Tri
Jaya yang sesuai dengan SAK ETAP, yaitu terdiri atas neraca, laporan perhitungan
sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
koperasi termasuk dalam Entitas tanpa Akuntabilitas Publik, sehingga SAK yang
berlaku pada koperasi adalah SAK ETAP. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 27 ini, laporan keuangan koperasi itu terdiri dari neraca, perhitungan hasil
usaha (PHU), laporan arus kas, laporan promosi ekonomi anggota, dan catatan atas laporan
keuangan.
Akuntansi koperasi adalah suatu seni pencatatan, pengklasifikasian, pelaporan dan
penafsiranlaporan keuangan koperasi dalam satu periode tertentu. Periode tersebut dapat
menunjukkan laporan bulanan, tiga bulanan, enam bulanan atau tahunan. Biasanya periode
pelaporan di koperasi adalah satu tahun.Pada prinsipnya akuntansi koperasi tidak jauh
berbeda dengan akuntansi perusahaan lainnya. Proses penyusunan laporan keuangan
koperasi dimulai dari proses akuntansi berupa : Pencatatan, Penggolongan, Peringkasan,
Pelaporan, Analisis data keuangan.
Buku-buku dokumen pendukung (source of documents) yang digunakan antara
lain; Bukti Penerimaan Kas, Bukti Pengeluaran Kas, Bukti Faktur Penjualan, Faktur
Pembelian, Bukti Umum.
Sedangkan buku khusus (special journal) yang digunakan adalah ; Buku Harian
Penerimaan Kas, Buku Harian Pengeluaran Kas, Buku Harian Penjualan, Buku Harian
Umum
DAFTAR PUSTAKA
Andita, E. R., Roziq, A., Akt, M. M., & Fitriyah, E. (n.d.). PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN ( STUDI KASUS PADA KOPERASI UNIT DESA TRI JAYA
BANYUWANGI ).
https://www.academia.edu/17308117/LAPORAN_KEUANGAN_KOPERASI