You are on page 1of 11

GAMBARAN INTENSITAS NYERI PASCAOPERASI PADA PASIEN

YANG MENJALANKAN TINDAKAN OPERASI ELEKTIF DI RSU HAJI


MEDAN

Murizzaldi Yussuf1, Muhammad Jalaludin Assuyuthi Chalil2


1Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2Departemen Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara
Email: aldoyussuf@gmail.com

ABSTRACT
Background: Pain is an unpleasant feeling and emotional experience related to
actual tissue damage or situations that describe the condition of the damage. The
four biggest causes of pain are cancer, osteo/rheumatoid arthritis, arthritis,
surgery and injury, which make up the etiology of pain complex. Surgery or surgery
is an invasive treatment by opening or exposing parts of the body that would
normally cause discomfort or pain after the procedure. Objective: To see a picture
of postoperative pain intensity in patients undergoing elective surgery at RSU Haji
Medan. Methods: This study is an observational analytic study with cross sectional
design with a sample size of 38 people and uses the Numeric Rating Scale (NRS)
instrument. The data were processed using univariate analysis and bivariate
analysis, which would then be described by looking at the presentation of the
representation of each variable in the form of a frequency distribution table.
Results: based on preoperative respondents, the greatest pain intensity was pain in
adults as many as 11 people (50.0%). While patients with 24 hours postoperative
pain, moderate pain intensity was the most according to the patient, namely 14
people (63.6%). Based on the type of anesthesia, it was found that the type of
general anesthesia was the most widely used type of anesthesia among respondents
who said 30 people (78.9%). Based on the type of elective surgery, the largest type
of surgery performed was abdominal surgery, which was 13 people (34.2%). In the
analysis, the results obtained were p value = 0.000 (p value <0.05), which indicates
that there was a significant decrease in the pain intensity of patients after surgery
in the first 24 hours compared to the pain intensity before surgery. Conclusion: In
this study it can be concluded that postoperative pain felt before surgery.

Keywords: Pain intensity, Anesthesia, Elective surgery

PENDAHULUAN adalah mekanisme protektif untuk


Nyeri adalah pengalaman menimbulkan kesadaran akan ter-
perasaan sensoris dan emosional yang jadinya kerusakan jaringan. Di dunia,
tidak menyenangkan terkait dengan diperkirakan satu diantara lima orang
kerusakan jaringan aktual maupun dewasa pernah mengalami nyeri dan
potensial atau menggambarkan satu di antara sepuluh orang dewasa
kondisi terjadinya kerusakan.1 Nyeri lainnya menderita nyeri kronis setiap

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


tahunnya. Empat penyebab terbesar Afrika Sub-Sahara Barat. Ditemukan
yang meny-ebabkan nyeri adalah data bahwa 80% pasien mengalami
kanker, osteo/rematoid, artritis, nyeri Pascaoperasi, 11% sampai 20%
pembedahan dan cedera, yang mengalami nyeri hebat.5
membuat etiologi dari nyeri Setiap pembedahan selalu
kompleks.2 berhubungan dengan insisi/sayatan
Pada saat pembedahan akan yang merupakan trauma atau
terjadi respon stress pada tubuh. kekerasan bagi penderita yang
Respon stress tersebut adalah menimbulkan berbagai keluhan dan
gangguan proses metabolisme dan gejala. Salah satu keluhan yang sering
fisiologis yang menyebabkan dikemukakan adalah nyeri, pasien
gangguan pada respons inflamasi, pasca bedah mengeluhkan nyeri
fase akut, hormonal, dan genomik. sedang sebanyak 57,70%, yang
Meskipun respons stres terhadap mengeluhkan nyeri berat 15,38%, dan
trauma akut dikembangkan untuk nyeri ringan sebanyak 26,92%.6
meningkatkan peluang bertahan Tindakan operasi menyebabkan
hidup setelah cedera, dalam praktik teradinya perubahan kontinuitas
bedah modern, respons stres dapat jaringan tubuh. Untuk menjaga
merusak.3 homeostasis, tubuh melakukan meka-
Tindakan Pembedahan atau nisme untuk segera melakukan pe-
operasi merupakan pengobatan mulihan pada jaringan tubuh yang
invasif dengan membuka atau mengalami perlukaan. Pada proses
menampilkan bagian tubuh yang pemulihan inilah terjadi reaksi kimia
biasanya akan menyebabkan dalam tubuh sehingga nyeri dirasakan
gangguan rasa nyaman atau nyeri oleh pasien. Pada proses operasi,
setelah dilakukannya prosedur. digunakan anestesi agar klien tidak
Kejadian, intensitas, dan durasi nyeri merasakan nyeri pada saat di operasi.7
Pascaoperasi berbeda-beda dari Dikarenakan sedikitnya jumlah
pasien yang satu dengan yang penelitian tentang gambaran inten-
lainnya.4 sitas nyeri Pascaoperasi pada pasien
Dari jumlah populasi global yang menjalani tindakan operasi
sebanyak 6,9 miliar diperkirakan elektif, maka dari itu membuat
setidaknya 321,5 juta melakukan peneliti tertarik ingin meneliti tentang
prosedur bedah untuk mengatasi bagaimana gambar-an intensitas nyeri
beban penyakit. Tingkat minimum Pascaoperasi pada pasien yang
kebutuhan tindakan bedah bervariasi menjalani tindakan operasi elektif,
diseluruh dunia, mulai dari 3.383 dengan tujuan untuk melihat apakah
operasi per 100.000 penyakit di ada gambaran nyeri dari tindakan
Amerika Latin Tengah hingga 6.495 Pascaoperasi pada pasien yang
operasi per 100.000 penyakit di

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


menjalani operasi elektif di RSU Haji Setelah itu peneliti melakukan
Medan. interview dan meminta sampel untuk
mengisi skor intensitas nyeri pada
METODE PENELITIAN lembar NRS, dimana pengukuran ini
Jenis penelitian ini adalah diambil sebelum dan sesudah pasien
analitik observasional dengan desain menjalani tindakan operasi selama 24
cross sectional dengan menggunakan jam yang dinilai setiap 8 jam sekali.
data yang diperoleh dari data primer, Setelah interview dan pengisian NRS,
yaitu melalui tanya jawab tentang peneliti mengumpulkan, mengolah
intensitas nyeri pada pasien sebelum dan menganalisis data yang telah
dan setelah menjalankan tindakan didapatkan.
operasi. Rancangan penelitian
dilakukan dengan menggunakan alat HASIL PENELITIAN
ukur Numeric Rating Scale (NRS). Dari penelitian yang telah
Penelitian ini telah disetujui oleh dilakukan, didapatkan hasil data
komisi etik penelitian kesehatan distribusi frekuensi sampel sebagai
fakultas kedokteran UMSU dengan berikut:
no:423/KEPK/FKUMSU/2020.
Penelitian ini dilakukan pada Data Analisis Univariat
bulan Maret 2020 sampai Juni 2020 di Distribusi Responden Berdasarkan
Ruang Operasi RSU Haji Medan. Jenis Kelamin
Berdasarkan yaitu pasien yang Distribusi Responden Berdasarkan
berusia diatas 17 tahun, menjalani Jenis Kelamin
operasi elektif di ruang operasi RSU Jenis Frekuensi Presentase
Haji Medan dengan tingkat kesadaran Kelamin (f) (%)
Laki-Laki 23 60,5
compos mentis dan dapat ber-
Perempuan 15 39,5
komunikasi dengan wajar serta
Total 38 100,0
penderita yang mendapat obat
Berdasarkan tabel diatas
analgesik sebelum dan sesudah
didapatkan jenis kelamin laki-laki
operasi.
berjumlah 23 orang (60,5%) dan
CARA PENELITIAN perempuan sebanyak 15 orang
Penelitian ini dilakukan di (39,5%).
Ruang Operasi RSU Haji Medan.
Pengambilan sampel pada penelitian Distribusi Responden Berdasarkan
ini menggunakan tekhnik consecutive Usia
sampling dan didapatkan sampel Distribusi Responden Berdasarkan
penelitian berjumlah 38 orang, lalu Usia
sampel yang bersedia diminta untuk Frekuensi Presentase
Usia
(f) (%)
mengisi lembar informed consent.
Remaja 11 28,9

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


(17-25 tahun) Total 38 100,0
Dewasa Berdasarkan tabel diatas
22 57,9
(26–45 tahun) didapatkan pendidikan terakhir
Lansia responden tebanyak adalah SMA,
5 13,2
(46–65 tahun)
yaitu sebanyak 14 orang (36,8%),
Total 38 100,0
diikuti oleh SMP sebanyak 11 orang
Berdasarkan tabel diatas (28,9%), Diploma/Sarjana sebanyak
didapatkan usia reponden terbanyak 8 orang (21,1%), dan pendidikan
adalah dewasa yaitu berjumlah 22 terakhir responden paling sedikit
orang (57,9%), diikuti oleh usia adalah SD yaitu sebanyak 5 orang
remaja sebanyak 11 orang (57,9%), (13,2%).
dan usia lansia sebanyak 5 orang
Distribusi Responden Berdasarkan
(13,2%).
Intensitas Nyeri
Distribusi Responden Berdasarkan Berdasarkan tabel dibawah
Pendidikan Terakhir dari 38 responden yang akan
dilakukan operasi, intensitas nyeri pre
Distribusi Responden Berdasarkan
operasi terbanyak adalah responden
Pendidikan Terakhir dengan intensitas nyeri sedang
Pendidikan Frekuensi Presentase berjumlah 11 orang (50,0%), diikuti
Terakhir (f) (%) dengan intensitas nyeri ringan
SD 5 13,2 berjumlah 6 orang (27,3%), intensitas
SMP 11 28,9 nyeri berat berjumlah 5 orang
SMA 14 36,8 (22,7%), dan tidak ada responden
Diploma/S yang mengalami intensitas tidak
8 21,1
arjana nyeri.

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Pre Operatif


Usia Responden Nyeri Pre Operasi Jumlah
Nyeri Nyeri Nyeri Berat
Ringan Sedang
n % n % n % n %
Remaja 4 36,4 4 36,4 3 27,3 11 100
(17-25 tahun)
Dewasa 6 27,3 11 50,0 5 22,7 22 100
(26–45 tahun)
Lansia 2 40,0 3 60,0 0 0 5 100
(46–65 tahun)
Jumlah 12 31,6 18 47,4 8 21,1 38 100

Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Intensitas Nyeri Pasca Operatif

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


Usia Responden Nyeri 24 Jam Pasca Operasi Jumlah
Tidak Nyeri Nyeri Sedang
Nyeri Ringan
n % n % n % n %
Remaja 3 27,3 5 45,5 3 27,3 11 100
(17-25 tahun)
Dewasa 1 4,5 14 63,6 7 31,8 22 100
(26 – 45 tahun)
Lansia 1 20,0 3 60,0 1 20,0 5 100
(46 – 65 tahun)
Jumlah 5 13,2 22 57,9 11 28,9 38 100

regional anestesi berjumlah 8 orang


Berdasarkan tabel diatas dari (21,1%).
38 responden yang telah dilakukan
operasi setelah 24 jam, intensitas Distribusi Responden Berdasarkan
nyeri ringan adalah yang terbanyak Operasi Elektif
yang dialami pasien, yaitu berjumlah Distribusi Responden Berdasarkan
14 orang (63,6%), diikuti oleh Operasi Elektif
intensitas nyeri sedang berjumlah 7 Frekuensi Presentase
Operasi elektif
orang (31,8%), dan pasien yang tidak (f) (%)
mengalami nyeri berjumlah 1 orang Abdomen 13 34,2
(4,5%). Urologi 4 10,5
Tumor Payudara 5 13,2
Distribusi Responden Berdasarkan Orthopedi 6 15,8
Jenis Anestesi Obstetri 4 10,5
Distribusi Responden Berdasarkan THT 6 15,8
Jenis Anestesi Total 38 100,0
Jenis Frekuensi Presentase
Anestesi (f) (%) Berdasarkan tabel diatas dari
Regional 38 responden, jenis operasi elektif
8 21,1
Anestesi terbanyak yang dilakukan adalah
General operasi abdomen, yaitu sebanyak 13
30 78,9
Anestesi orang (34,2%), diikuti oleh Orthopedi
Total 38 100,0 dan THT sebanyak 6 orang (15,8%),
Tumor payudara berjumlah 5 orang
Berdasarkan tabel diatas dari 38 (13,2%), dan urologi sebanyak 4
responden, jenis general anestesi orang (10,5%).
merupakan jenis anestesi terbanyak
yang digunakan pada responden
berjumlah 30 orang (78,9%) dan

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


Data Analisis Bivariat Perbedaan Rata-rata skala nyeri
Perbedaan Rata-rata skala nyeri sebelum operasi dan 8 jam ketiga
sebelum operasi dan 8 jam pertama setelah tindakan operasi di RSU Haji
setelah tindakan operasi di RSU Haji Medan Tahun 2020
Medan Tahun 2020 Sebelum Setelah p-
Sebelum Setelah 8 p-Value Operasi 8 jam Value
Operasi jam pertama (mean + ketiga
(mean + operasi SD) operasi
SD) (mean + SD) (mean
Skala 5,03 + 4,50 + 1,538 0,000 + SD)
Nyeri 1,636 Skala 5,03 + 2,82 + 0,000
Nyeri 1,636 1,574
Dari tabel diatas mengenai
perbandingan nyeri setelah 8 jam Dari tabel diatas mengenai
pertama operasi dibandingkan nyeri perbandingan nyeri setelah 8 jam
sebelum operasi didapatkan nilai ketiga operasi dibandingkan nyeri
p=0.000 (p value < 0.05) maka dapat sebelum operasi didapatkan nilai
disimpulkan terdapat penurunan p=0.000 (p value < 0.05) maka dapat
signifikan skala nyeri pasien. disimpulkan terdapat penurunan
signifikan skala nyeri pasien.
Perbedaan Rata-rata skala nyeri
sebelum operasi dan 8 jam kedua PEMBAHASAN
setelah tindakan operasi di RSU Haji Penelitian ini dirancang untuk
Medan Tahun 2020 memberikan gambaran intensitas
nyeri pre operasi dan Pascaoperasi
Sebelum Setelah 8 p-Value
pada pasien yang menjalankan
Operasi jam kedua tindakan operasi elektif di RSU Haji
(mean + operasi Medan. Jumlah sampel pada
SD) (mean + penelitian ini adalah 38 orang.
SD) Berdasarkan hasil distribusi
Skala 5,03 + 3,79 + 0,000 frekuensi pada penelitian ini
Nyeri 1,636 1,727 didapatkan responden terbanyak pada
variabel usia yaitu usia dewasa
sebanyak 22 orang (57,9%), lalu pada
Dari tabel diatas mengenai
variabel jenis kelamin didapatkan
perbandingan nyeri setelah 8 jam responden terbanyak yaitu jenis
kedua operasi dibandingkan nyeri kelamin laki-laki berjumlah 23 orang
sebelum operasi didapatkan nilai (60,5%), dan pada variabel
p=0.000 (p value < 0.05) maka dapat pendidikan terakhir didapatkan
disimpulkan terdapat penurunan responden tebanyak adalah SMA,
signifikan skala nyeri pasien. yaitu sebanyak 14 orang (36,8%)
Potter dan Perry (2005)
menjelaskan bahwa terdapat

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


hubungan antara nyeri dengan seiring dengan perempuan.12 akan tetapi,
bertambahnya usia, yaitu pada tingkat menurut Gill dalam Potter dan Perry
perkembangan.8 Pada orang dewasa (2005), laki-laki dan perempuan tidak
lebih mudah dalam mengungkapkan mempunyai per-bedaan secara
nyeri bila timbul rasa nyeri. Pada usia signifikan mengenai respon mereka
dewasa lebih cepat beradaptasi terhadap nyeri.8
dengan lingkungan yang baru, dengan Temuan Pradono dkk yang
mudahnya beradaptasi dengan ling- menyatakan bahwa penduduk dengan
kungan yang baru maka akan mem- pendidikan rendah (tidak lulus SD,
pengaruhi respon pasien terhadap lulus SD, atau memiliki ijazah SMP)
tingkat kecemasan, dimana ke- memiliki kualitas hidup lebih rendah
cemasan ini berbanding lurus dengan dibandingkan dengan pendidikan
intensitas nyeri. Pada rentang usia tinggi (apabila memiliki ijazah SMA
dewasa pada umumnya aktif dan atau lebih).13
mempunyai masalah kesehatan.Usia Pada variabel intensitas nyeri,
berpengaruh terhadap sensitifitas dari 38 responden yang akan
nyeri yang disebabkan karena faktor dilakukan operasi, intensitas nyeri pre
fisiologi, perubahan biokimia dan operasi terbanyak adalah responden
perubahan mekanisme homeostatik dengan intensitas nyeri sedang
dalam jalur somatosensorik yang berjumlah 18 orang (47,4%), diikuti
berpengaruh terhadap pengolahan dengan intensitas nyeri ringan
dan persepsi nyeri individu.9 berjumlah 12 orang (31,6%),
Terdapat beberapa hal yang intensitas nyeri berat berjumlah 8
dapat memengaruhi persepsi dan orang (21,1%), dan tidak ada
tingkah laku seseorang terhadap responden yang mengalami intensitas
nyeri, yaitu (1) jenis kelamin; (2) tidak nyeri. Sedangkan berdasarkan
usia; (3) ras; (4) sosial budaya. Hasil responden yang telah dilakukan
penelitian ASA mengatakan bahwa operasi setelah 24 jam, intensitas
nyeri pascaoperasi lebih dirasakan nyeri ringan adalah yang terbanyak
pada pasien usia tua dikarenakan yang dialami pasien, yaitu berjumlah
kelompok usia tersebut lebih sensitif 22 orang (57,9%), diikuti oleh
dalam merasakan nyeri dan lebih intensitas nyeri sedang berjumlah 11
ingin melaporkan nyerinya dibanding orang (29,8%), dan pasien yang tidak
dengan usia yang lebih muda. mengalami nyeri berjumlah 5 orang
Penelitian di Croatia menyatakan (13,2%).
bahwa intensitas nyeri pascaoperasi Berdasarkan tabel jenis anestesi,
lebih banyak dilaporkan oleh dari 38 responden, jenis general
perempuan karena lebih sensitif anestesi merupakan jenis anestesi
terhadap nyeri dan memiliki toleransi terbanyak yang digunakan pada
yang rendah terhadap nyeri.10,11 responden berjumlah 30 orang
Menurut Budi (2012) tentang (78,9%) dan regional anestesi
hubungan jenis kelamin dengan berjumlah 8 orang (21,1%).
intensitas nyeri didapatkan bahwa Pemakaian general anestesi
pasien laki-laki kurang meng- diindikasikan untuk pasien yang
ekspresikan rasa nyeri yang dirasakan menjalani operasi mayor, memiliki
secara berlebihan dibandingkan intensitas nyeri yang sangat tinggi

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


dan kegagalan saat menggunakan pascaoperasi berkisar antara 50% dan
anestesi regional. Hal ini sejalan 70%. Penelitian di Nigeria me-
dengan penelitian yang menyatakan nunjukkan bahwa dua per tiga dari
bahwa pemakaian anestesi general seluruh pasien pascaoperasi me-
lebih sering diberikan pada pasien ngalami nyeri yang tidak tertahankan
yang tingkat nyeri nya semakin 24 jam pascaoperasi.16,17
tinggi.14 Nyeri bersifat subjektif,
Pada variabel jenis operasi dari sehingga pengkajian nyeri merupakan
38 responden, jenis operasi elektif ter- hal yang menantang, namun penting
banyak yang dilakukan adalah dalam penanganan nyeri yang sukses.
operasi abdomen, yaitu sebanyak 13 Meskipun tiap-tiap individu me-
orang (34,2%), diikuti oleh Orthopedi ngalami nyeri yang berbeda dan
dan THT sebanyak 6 orang (15,8%), respons terhadap nyeri dapat be-
Tumor payudara berjumlah 5 orang ragam, pengkajian nyeri harus tetap
(13,2%), dan urologi sebanyak 4 dilakukan untuk semua pasien. Nyeri
orang (10,5%). telah ditetapkan sebagai tanda vital
Prediktor nyeri pascaoperasi kelima, oleh sebab itu nyeri harus
dipengaruhi oleh beberapa faktor, dikaji secara berkala agar respons
yaitu (1) nyeri praoperasi; (2) terhadap pengobatan dan efek
kecemasan; (3) jenis operasi. Pada samping dapat terdeteksi.18
hasil penelitian ini terdata intensitas Untuk perbandingan Rata-rata
nyeri 24 jam Pascaoperasi terbanyak Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah
adalah nyeri sedang (31,6%) Hal ini Operasi Pada penelitian ini, peneliti
sejalan dengan penelitian yang melakukan 3 kali penilaian skala
menyatakan bahwa jenis operasi nyeri dalam 24 jam setelah pasien
sebagai prediktor nyeri pascaoperasi menjalni operasi elektif. Peneliti
yang paling kuat. Perbedaan jenis melakukan uji data analisa bivariat
operasi memiliki derajat kerusakan untuk melihat perbandingan skala
jaringan dan tulang yang berbeda, nyeri sebelum operasi dengan skala
misal untuk periosteum memiliki nyeri setelah operasi dalam 24 jam,
ambang nyeri yang rendah dibanding baik pada 8 jam pertama, 8 jam kedua
dengan struktur somatik dalam.15 Hal dan 8 jam ketiga. Dari analisa ini
ini sesuai dengan derajat nyeri didapatkan nilai p=0.000 (p value <
pascaoperasi terbanyak di RS Haji 0.05) pada ketiga waktu tersebut,
Medan, yaitu nyeri ringan sejumlah 9 maka dapat disimpulkan terdapat
(23,7%) pasien, sedangkan untuk penurunan signifikan skala nyeri
derajat nyeri sedang terdata sebanyak pasien.
12 (31,%) pasien dan untuk derajat Nyeri pascaoperasi merupakan
nyeri berat terdata sebanyak 9 hal yang fisiologis, tetapi hal ini
(23,7%). Penelitian yang pernah merupakan salah satu keluhan yang
dilakukan di Amerika dinyatakan paling ditakuti pasien setelah men-
bahwa dari 86% pasien yang me- jalani tindakan operasi. Sensasi nyeri
ngalami nyeri pascaoperasi, 75% di mulai terasa sebelum kesadaran
antaranya mengeluhkan nyeri sedang pasien kembali penih, dan semakin
(NRS 4–6) dan berat NRS (7–10). meningkat seiring dengan ber-
Secara global prevalensi nyeri kurangnya pengaruh anestesi. Oleh

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


karena itu dibutuhkan peng-elolaan • Pada analisis bivariate,
nyeri pascabedah yang ditujukan ke perbandingan nyeri setelah
arah pencegahan atau meminimalkan operasi dalam 24 jam pertama
terjadinya proses sensitisasi perifer
dengan nyeri sebelum operasi
dan sentral, salah satunya dengan
pemberian preventif analgesia.19 didapatkan nilai p=0,000 (p
Hasil penelitian ini sejalan value<0,05) dimana dapat
dengan penelitian sebelumnya yang disimpulkan bahwa terdapat
dilakukan oleh Handayani (2019) penurunan signifikan skala nyeri
dimana didapatkan penurunan derajat pada pasien pasca bedah dalam 24
nyeri yang bermakna pasca bedah jam pertama dibandingkan skala
fraktur.20 Pada penelitian Igiany
nyeri pasien sebelum tindakan
(2018) juga menyebutkan adanya
perbedaan rata-rata intensitas nyeri bedah.
pasca bedah yang signifikan.21 Kedua
penelitian diatas menyebutkan SARAN
pentingnya pengelolaan nyeri pasca
bedah baik dengan pemberian Diharapkan agar kiranya dapat
analgesic maupun dengan teknik
mengembangkan pembahasan
relaksasi hingga dapat menimbulkan
rasa nyaman yang pada akhirnya akan mengenai hubungan khususnya jenis
meningkatkan toleransi persepsi anestesi dengan operasi elektif agar
dalam menunrunkan rasa nyeri yang dapat menggambarkan intenstias
dialami. nyeri yang lebih tepat pada pasien
KESIMPULAN yang menjalani operasi elektif serta
• Jumlah responsi berdasarkan mengidentifikasi faktor-faktro yang
Intensitas nyeri di ruang operasi mempengaruhi terjadinya penurunan
RSU Haji Medan, sebagian besar intensitas nyeri pada pasien setelah
responden merasakan nyeri berat operasi, sehingga membantu pihak
sebanyak 23 orang (40,5%) rumah sakit dalam meningkatkan
• Jumlah responsi berdasarkan pelayanan pada pasien setelah
Jenis anestesi di ruang operasi tindakan operasi.
RSU Haji Medan, sebagian besar
responden mendapatkan general DAFTAR PUSTAKA
anestesi sebanyak 30 orang 1. International Association for the
(78,9%) Study of Pain. 2017. Pain Terms.
• Jumlah responsi berdasarkan IASP.
operasi elektif di ruang operasi 2. Goldberg DS, McGee SJ, Ollila E,
Gureje O, Korff. 2011. Pain as a
RSU Haji Medan, sebagian besar global public health priority.
responden menjalani operasi BMC Public Health. 11 (1): 770.
abdomen sebanyak 23 orang 3. Celeste CF, Nigel TM, Arham A,
(40,5%) Rosemary AK, David NH. 2013.
The Surgically Induced Stress

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


Response. JPEN J Parenter mainan Elektronik Terhadap
Enteral Nutr. 37 (50): 21S – 29S. Nyeri Saat Prosedur Perawatan
4. Stephen K, Kelly LP. 2018. Pain Luka pada Pasien Bedah ORIF di
Assessment. Medscape. RSUD Purbalingga. Tesis.
5. John R, Thomas GW, Phil H, Depok: Fakultas Ilmu
Leona W, Russel G, Stephen WB. Keperawatan Universitas
2015. Estimated need for surgery Indonesia.
worldwide based on prevalence of 13. Pradono J, Hapsari D, P. Sari.
diseases: implications for public 2009. Kualitas Hidup Penduduk
health planning of surgical Indonesia Menurut International
services. Lancet Glob Health. Classification Of Functioning,
3(Suppl 2): S13–S20. Disability, And Health (ICF) dan
6. Megawati. 2010. Gambaran Faktoraktor yang
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Buletin
Mempengaruhi Respon Nyeri Kesehatan, Suplement:1–10.
Pada Pasien Post Laparatomi di 14. Robleda G, Silero-Silero A, Puig
Ruang Rindu B2 RSUP H. Adam T, Gich I, Banos J-E. 2014.
Malik Medan. Kultira. (1). Influence of perioperative
7. Madesti V, Shinta AA, Teguh P. emotional state on postoperative
2014. Perbandingan Efektivitas pain following orthopedic and
Tehnik Distraksi Dan Relaksasi trauma surgery. Rev. Latino-Am.
Terhadap Perubahan Intensitas Enfermegem; 22(5):785-91.
Nyeri Pasien Pascaoperasi 15. Vivian HY, Abrishami A, Peng
Hernia Di Rsud Menggala. Jurnal PWH, Wong J, Chung F. 2009.
Kesehatan Holistik. 8(3): 153- Predictors of postoperative pain
158. and analgesic consumption a
8. Potter, Perry. 2010. Fundamental qualitative review. Anesthesio-
on Nursing. 3th edition. logy;111:657–77.
Jakarta:Salemba Medika, 16. Meissner W, Coluzzi F, Fletcher
9. Yezierski RP. 2012. The Effects of D, Huygen, F, Morlion B,
Age on Pain Sensitivity: Neugebauer E, dkk. 2015.
Preclinical Studies. Pain Improving the management of
Medicine. 13 Suppl 2(s2):S27-36 post-operative acute pain:
10. Wandner LD, Scipio CD, Hirsh priorities for change. Curr Med
AT, Torres CA, Robinson ME. Res Opin;31(11):2131–43.
2012. The perception of pain in 17. Herbert G, Masigati, Chilonga
others: how gender, race, and age KS. 2014. Postoperative pain
influence pain expectation. J management outcomes among
Pain;13 (3):220–7. adults treated at a tertiary
11. Callister LC. 2003. Cultural hospital in Moshi, Tanzania.
influence on pain perception and Tanzan J Health Res;16(1):47–
behaviors. Home Health Care 53.
Management Practice;15(3):207– 18. Mowat I, Johson D. 2013. Acute
11. pain management part 2
12. Budi S, Martyarini. 2012. assesment and managment.
Pengaruh Penggunaan Per-

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


Anaesth Tutorial Week-
295.1(1):1–10.
19. Budianto J, Ahmad MR, Gaus S,
Patellongi IJ. 2018. Efek
Kombinasi epidural dan Obat
Anti-Inflamasi Nonsteroid ter-
hadap Nyeri dan Kadar
Prostaglandin. Jurnal Anestesi
Perioperatif.JAP:6(1):34-40]
20. Handayani S, Arifin H, & Manjas
M. 2019. Kajian Penggunaan
Analgetik pada Pasien Pasca
Bedah Fraktur di Trauma Centre
RSUP DR. M. Djamil Padang. J
Sains Farm Klin, 6(2), 113-120
21. Igiany PD. 2018. Perbedaan
Nyeri pada Pasien Pasca bedah
Fraktur Ekstremitas Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Teknik
Relaksasi Napas Dalam. Jurnal
Manajemen Informasi dan
Administrasi Kesehatan. J-
MIAK:Vol 01,No 01, ISSN:
2621-6612. Hal 16-21.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

You might also like