You are on page 1of 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS II SD

Iis Solekhah1), Slameto2), Elvira Hoesein Radia3)


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar – FKIP Universitas Kristen Satya WacanaSalatiga
Email:
iissolekhah8@gmail.com1)
slameto@staff.uksw.edu2)
elvira.radia@staff.uksw.edu3)

Abstract. The research was distributed by the activity and results of the learning learners still low in one SD
Negeri Tuntang sub district on mathematical subjects. Research objectives for improving student learning
outcomes in Mathematics subjects apply learning models of Project Based Learning. This type of research using
Research Action class (PTK). Engineering data collection i.e., observation and tests the results of the study. Data
collection tools using observation sheets, test questions and assessment rubrics and then analyzed by quantitative
descriptive data. The results showed an increase in the percentage of the results of the study of cognitive,
affective and psychomotor the learners who achieve the KKM on cycle I increased from 8 to 15 students with an
average of 78.11. Cycle II learners who achieve the KKM reaches 19 people with an average of 83.86. An
increase in affective assessment results of study on cycle I have good categories increased from 9 to 16 students,
on cycle II learning outcomes affective also increased to 20 learners. So too with psychomotor learning results.
On cycle I improved from 9 in category good learners in pre-cycle increase to 15 pesetas were detained. Cycle II
increased to 21 learners have good categories. Teachers should use the learning model of Project Based Learning
to organize active learning.

Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang masih rendah di salah
satu SD Negeri Kecamatan Tuntang pada mata pelajaran matematika. Tujuan penelitian untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika menerapkan model pembelajaran Project Based Learning.
Jenis penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan
tes hasil belajar. Alat pengumpulan data menggunakan lembar observasi, soal-soal tes dan rubrik penilaian
kemudian dianalisis dengan data deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase
hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik yang mencapai KKM pada siklus I meningkat dari 8
menjadi 15 peserta didik dengan rata-rata 78,11. Pada siklus II peserta didik yang mencapai KKM mencapai 19
orang dengan rata-rata 83,86. Penilaian afektif terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus I yang memiliki
kategori baik meningkat dari 9 menjadi 16 peserta didik, pada siklus II hasil belajar afektif juga meningkat
menjadi 20 peserta didik. Begitu juga dengan hasil belajar psikomotor. Pada siklus I terjadi peningkatan dari 9
peserta didik dalam kategori baik di Pra siklus meningkat menjadi 15 peseta didik. Pada siklus II meningkat
menjadi 21 peserta didik yang memiliki kategori baik. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran
Project Based Learning untuk menyelenggarakan pembelajaran yang aktif.

Kata kunci : Project Based Learning, Hasil Belajar, Matematika

Pembelajaran matematika merupakan sehari-hari, yang kedua melatih peserta didik


pembelajaran yang diajarkan di semua dalam mengunakan nalarnya, yang ketiga
jenjang pendidikan mulai dari SD sampai peserta didik dilatih memecahkan masalah
perguruan tinggi. Matematika adalah ilmu meliputi model matematika dan meru-
yang mempelajari tentang bilangan, bentuk- musakan solusinya, yang ke empat adalah
bentuk (geometri) yang dihitung melalui dapat mengkomunikasikan gagasan dalam
simbol-simbol, yang memerlukan kemam- simbol diagram atau tabel untuk memperjelas
puan berfikir khususnya berlogika dan permasalahan yang ke lima adalah memupuk
berfikir rasional, (Wahyudi & Siswanti, peserta didik untuk memiliki rasa ingin tahu,
2015, p. 26). Tujuan pembelajaran minat dan perhatian dalam mempelajari
matematika diajarkan di sekolah dasar matematika. Berdasarkan uraian di atas,
menurut Pemendiknas No 22 Tahun 2006 maka guru harus memiliki kemampuan untuk
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar adalah mengolah pembelajaran matematika semena-
yang pertama memahami konsep matematika rik mungkin dengan menggunakan model
dan dapat menggunaka konsep matematika pembelajaran yang inovatif dan media-media
dalam pemecahan masalah di kehidupan kongkrit. Guru tidak harus berpatokan

1
2 Didaktika Dwija Indria, Volume 6, Nomor 2, hlm. 1-7

dengan media-media yang sudah tersedia di Kata matematika berasal dari bahasa
kelas seperti LKS (Lembar Kerja Siswa) Yunani “mathein” atau “mantenein” yang
akan tetapi guru dapat memanfaatkan media memiliki arti mempelajari. Istilah mate-
di sekitar peserta didik. Sehingga peserta matika juga memiliki hubungan dengan
didik dapat memahami sebuah konsep bukan bahasa sangsekerta “medha” atau “widya”
hanya sekedar menghafal. yang berarti kepandaian, pengetahuan atau
Berdasarkan hasil pengamatan yang intelegensia (Wahyudi dan Kriswandi, 2013).
dilakukan penulis di salah satu SD Negeri Matematika adalah ilmu yang mempelajari
Kecamatan Tuntang terlihat bahwa sebagian tentang bilangan, bentuk-bentuk (geometri)
peserta didik cepat merasa bosan saat yang dioprasikan atau dihitung melalui
pembelajaran berlangsung. Hal ini dikare- simbol-simbol, yang memerlukan kemam-
nakan saat pembelajaran belum meng- puan berfikir khususnya berlogika dan berfiki
gunakan model pembelajaran yang menuntut rasional, (Wahyudi & Siswanti, 2015). Maka
siswa aktif dan kurang dalam menggunakan dari itu matematika memliki fungsi untuk
media-media yang kongkrit. Maka dari itu membekali peserta didik dengan kemampuan
penulis memiliki solusi tentang permasalahan berfikir kritis, logis, analisis, sistematis,
yang ditemukan tentang hasil belajar peserta kreatif, cermat, konsisten dan mampu bekerja
didik yang rendah dalam mata pelajaran sama. Pembelajaran matematika di sekolah
matematika dengan menggunakan model dasar tidak mudah untuk dilaksanakan karena
pembelajaran Project Based Learning guna karakteristik peserta didik yang masih pada
meningkatkan hasil belajar peserta didik. tahapan operasional kongkrit sehingga
Model pembelajaran ini diawali dengan peserta didik sekolah dasar lebih mudah
permasalahan nyata di sekitar peserta didik, memahami materi dengan benda-benda
dan peserta didik dibimbing untuk kongkrit dan karakteristik matematika di
menyelesaikan masalah tersebut melalui sekolah dasar yang bersifar abstrak (Mulyani,
pembuatan karya atau proyek yang kreatif 2016). Oleh karenanya guru harus dapat
dan bermakna. Sehingga peserta didik akan merancang pembelajaran yang dapat
lebih mudah memahami suatu konsep dengan memadukan kedua karakteristik tersebut,
model pembelajaran tersebut dan hasil memberikan pengalaman yang autentik
belajar peserta didik diharapkan akan kepada peserta didik, menggunakan model
meningkat. pembelajaran yang dapat membuat siswa
Pembelajaran dengan model Project aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat
Based Learning dapat meningkatkan hasil dicapai.
belajar matematika peserta didik di sekolah Pembelajaran Project Based learning
dasar, hal ini dikarenakan pembelajaran adalah pembelajaran yang berpusat pada
dengan menggunakan model pembelajaran proses, berfokus pada masalah. Pembelajaran
Project Based Learning melatih Peserta didik bebasis proyek menghadirkan tugas-tugas
untuk mengidentifikasi suatu permasalahan berupa permasalahan yang melibatkan
dan memecahkan masalah tersebut dengan peserta didik dalam aktivitas pemecahan
membuat sebuah proyek (Khasanah & Sarwi masalah, mengambil keputusan, melakukan
2015).Tujuan penelitian ini adalah untuk investigasi dan refleksi yang membuat guru
meningkatkan hasil belajar matematika menjadi fasilitator (Sastika, dkk, 2013). Oleh
melalui penerapan model pembelajaran karena itu pembelajaran Project based
Project Based Learning pada peserta didik learning (PjBL) adalah model pembalajaran
kelas II. Manfaat penelitian ini diharapkan yang menggunakan permasalahan sebagai
dapat memberikan sumbangan ilmu yang awal dalam mengintegrasikan pengetahuan
positif dan bermanfaat bagi perkembangan baru berdasarkan pengalaman nyata.
ilmu pengetahuan, khususnya mengenai Pembelajaran berbasis proyek ini selalu
pengaruh model pembelajaran Project Based mengikutsertakan peserta didik agar terlibat
Leraning terhadap hasil belajar matematika aktif dalam pembelajaran pengetahuan sikap
kelas II sekolah dasar. maupun keterampilan untuk memecahkan
masalah dalam bentuk proyek. Sehingga
Solekhah, Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning..... 3
hasil belajar akan meningkat. Terdapat enam mengalami peningkatan sebanyak 82,35%
langkah-langkah pembelajaran dalam model dan pada siklus II mengalami peningkatan
pembelajaran Project Based Learning sebesar 88,35% dengan kategori siswa tuntas.
(Fathurrohman 2015:123-125), (1) penentuan Dari penelitian di atas dapat dibuktikan
proyek, (2) Perancangan langkah-langkah bahwa penerapan model pembelajaran
penyelesaian proyek, (3) menyusun jadwal Project Based Leraning dapat meningkatkan
(4) penyelesaian proyek dengan asilitas dan hasil belajar peserta didik. Keistimewaan
monitoring guru, (5) presentasi produk dan pada penlitian ini adalah peserta didik akan
(6) evaluasi proses. Maka dari itu penerapan membuat tangram guna meningkatkan
model pembelajaran Project Based Learning pemahaman konsep tentang materi bangun
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar datar.
peserta didik. METODE
Hasil belajar adalah kemampuan yang Jenis penelitian ini merupakan Penelitian
diperoleh peserta didik saat dan setelah Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini
melakukan proses pembelajaran mecakup adalah peserta didikkelas II di salah satu SD
nilai dari ranah afektif, kognitif maupun Negeri Kecamatan Tuntang. dengan jumlah
psikomotor dari proses pembelajaran yang siswa 22 yang terdiri daru 11 peserta didik
dilaksanakan dalam waktu tertentu (Yupita laki-laki dan 11 peserta didik perempuan.
dkk, 2013). Hasil belajar merupakan kegiatan Rancangan penelitian yang digunakan dalam
belajar mengajar yang dilakukakan guru dan penelitian ini adalah model spiral yang
peserta didik sehingga peserta didik dikemukakan oleh Kemmis & MC Taggart
mendapatkan pengalaman baru dari kegiatan dimana setiap siklus terdiri dari 3 tahap
tersebut, hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu perencanaan, pelaksanaan dan
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor observasi, serta refleksi. Teknik pengum-
(Halimah & Sumardjono, 2017). Dari pulan data dalam penelitian meliputi tes,
pendapat diatas maka dapat diuraikan bahwa rubrik penilaian, observasi dan dokumentasi.
hasil belajar adalah penilaian peserta didik Tes berupa tes objektif yang terdiri dari 30
yang didapatkan dari proses pembelajaran soal yang diberikan diakhir setiap siklusnya.
hingga penilaian di akhir pembelajaran yang Rubrik penilaian digunakan untuk mengukur
bertujuan untuk mengetahui kemampuan penilaian afektif dan psikomotor, sedangakan
peserta didik untuk mencapai tujuan observasi pada penelitian ini dilakukan untuk
pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, mengamati tindakan guru dalam menerapkan
afektif maupun psikomotor. model pembelajaran Project Based Learning
Penelitian relevan dari Rahmawati, dkk dan respon siswa dalam menerima
(2016) dengan judul “Penerapan Model pembelajaran.
Project Based Learning untuk Meningkatkan HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil
N 018 Sungai Keranji” menjelaskan bahwa analisis dan data penelitian tentang hasil
penggunaan model pembelajaran Project belajar matematika pada siswa kelas II di
Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan salah satu SD Negeri Kecamatan Tuntang
hasil belajar matematika. Pada data pra siklus dengan menggunakan metode Project Based
rata-rata hasil belajar siswa adalah 52,94% Learning. Hasil belajar dari pra siklus, siklus
siswa tidak tuntas, setelah penggunaan model I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 1 di
Project Based Leraning pada siklus 1 bawah ini:
Tabel 1. Hasil Belajar Kognitif Peserta didik SD N 01 Karangtengah
No Ketuntasan Belajar KKM Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % F % F %
1 Tuntas ≤70 8 36,37% 15 68% 19 86%
2 Tidak Tuntas >70 14 63,63% 7 32% 3 14%
Total 22 100% 22 100% 22 100%
Rata-Rata 68,23 78,11 83,86
Nilai Tertinggi 84 100 100
Nilai Terendah 47 52,5 60
4 Didaktika Dwija Indria, Volume 6, Nomor 2, hlm. 1-7

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat orang atau (68%) sedangkan yang tidak
dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil tuntas terdapat 7 peserta didik (32%). Pada
belajar kognitif peserta didik dengan siklus II peserta didik yang tuntas cukup
menggunakan model pembelajaran Project banak yaitu mencapai 19 orang (86%) dan
Based Learning secara bertahap. Pada sisanya hanya 3 peserta didik yang tidak
kegiatan pra siklus peserta didik yang tuntas tuntas (14%). Dengan demikian pembe-
hanya 8 orang saja (36,37%) dari lajaran dengan menggunakan model
keseluruhan peserta didik, sedangkan yang pembelajaran Project Based Learning dapat
tidak tuntas adalah 14 peserta didik (63,63%) meningkatkan hasil belajar kognitif peserta
yang tidak mencapai KKM yang telah didik kelas II di salah satu SD Negeri
dintentukan yaitu sebesar 70. Pada kegiatan Kecamatan Tuntang. Untuk Penilaian afektif
siklus I peserta didik yang tuntas ada 15 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Penilaian Hasil Belajar Aspek Afektif Peserta Didik.


No Skor Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % F % F %
1. 3,20-4,00 Sangat baik - - - - -
2. 2,80-3,19 Baik 9 41% 16 73% 20 91%
3. 2,40-2,79 Cukup 12 55% 6 27% 2 9%
4. Kurang dari Perlu 1 4% - - - -
2,40 bimbingan
Total 22 100% 22 100% 22 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sedangkan tidak ada peserta didik yang
telah terjadi peningkatan hasil belajar afektif memiliki kategory perlu bimbiingan. Pada
peserta didik secara bertahap. Pada kegiatan siklus II peserta didik memiliki kategori baik
pra siklus peserta didik yang memiliki cukup banyak yaitu mencapai 20 orang
kategori baik hanya 9 orang (41%) dari (91%) dan sisanya hanya 2 peserta didik
keseluruhan peserta didik, sedangkan yang yang memiliki kategori cukup (9%). Dengan
memiliki kategori cukup ada 12 peserta didik demikian pembelajaran dengan meng-
(55%) dan yang memiliki kategori perlu gunakan model pembelajaran Project Based
bimbingan terdapat 1 peserta didik (4%). Learning dapat meningkatkan hasil belajar
Pada kegiatan siklus I peserta didik yang afektif peserta didik kelas II di salah satu SD
memiliki kategori baik meningkat menjadi 16 Negeri Kecamatan Tuntang. Berikut ini tabel
orang (73%) dan yang memiliki kategori 3 penilaian psikomotor.
cukup terdapat 6 peserta didik (27%)

Tabel 3. Nilai Aspek Psikomotor Peserta Didik


No Skor Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II
F % F % F %
1. 3,20-4,00 Sangat baik - - - - -
2. 2,80-3,19 Baik 9 41% 15 68% 21 95%
3. 2,40-2,79 Cukup 11 50% 7 32% 1 5%
4. Kurang dari Perlu bimbingan 1 9% - - - -
2,40
Total 22 100% 22 100% 22 100%
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat 11 peserta didik (50%) dan yang memiliki
dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil kategori perlu bimbingan terdapat 2 peserta
belajar psikomotor peserta didik secara didik (9%). Pada kegiatan siklus I peserta
bertahap. Pada kegiatan pra siklus peserta didik yang memiliki kategori baik meningkat
didik yang memiliki kategori baik hanya 9 menjadi 15 orang (68%) dan yang memiliki
orang (41%) dari keseluruhan peserta didik, kategori cukup terdapat 6 peserta didik
sedangkan yang memiliki kategori cukup ada (32%) sedangkan tidak ada peserta didik
Solekhah, Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning..... 5
yang memiliki kategori perlu bimbiingan. belajar aspek kognitif dengan peserta didik
Pada siklus II peserta didik memiliki kategori yang mendapatkan nilai lebih dari KKM (70)
baik cukup banyak yaitu mencapai 21 orang sebanyak 15 peserta didik atau 68%
(95%) dan sisanya hanya 1 peserta didik sedangkan peserta didik yang tidak tuntas
yang memiliki kategori cukup (5%). Dengan sebanyak 7 peserta didik (32%). Untuk hasil
demikian pembelajaran dengan meng- belajar aspek afektif menunjukkan bahwa
gunakan model pembelajaran Project Based seanyak 16 peserta didik memiliki kategori
Learning dapat meningkatkan hasil belajar baik (73%) sisanya hanya 6 peserta didik
afektif peserta didik kelas II di salah satu SD yang memiliki kategori cukup (27%),
Negeri Kecamatan Tuntang. sedangkan hasil belajar psikomotor
menunjukkan bahwa sebanyak 15 peserta
PEMBAHASAN didik masuk ke dalam kategori baik (68%)
Berdasarkan rubrik penilaian dan hasil dan sisanya 7 peserta didik masuk kedalam
belajar yang diperoleh sebelum pelaksanaan kategori cukup (32%).
tindakan (pra siklus) dapat diketahui bahwa Peningkatan yang terjadi pada siklus I
hasil belajar pada ranah kognitif, afektif dan belum memenuhi target indikator kinerja
psikomotor masih rendah, hal ini disebabkan yang telah ditetapkan yaitu 75% dari 22
karena peserta didik cepat merasa bosan peserta didik. maka dilanjutkan pada siklus
dengan pembelajaran karena pembelajaran II. permasalahan yang terjadi pada saat
belum menggunakan model pembelajaran pelaksanaan siklus I adalah (1) guru kurang
yang menuntut siswa aktif dan kurang dalam memberi waktu lebih saat peserta didik
menggunakan media-media yang kongkrit. melakukakn diskusi dan pembuatan proyek,
Proses pembelajaran sebelum dilakukkan sehingga peserta didik tergesa-gesa dalam
tindakan menunjukkan peserta didik masih membuat proyek (2) pengkondisian peserta
pasif saat mengikuti pembelajaran dan didik saat pelaksanaan model pembeajaran
Peserta didik juga masih bekerja secara Project Based Learning masih kurang,
mandiri sehingga kreatifitas peserta didik sehingga ada sebagian peserta didik yang
menjadi terbatas karena tidak dibiasakan berbicara dengan teman sebangku dan
untuk mengembangkan keterampilan untuk mengganggu teman yang lain.
bekerjasama di dalam proses pembelajaran. Perbaikan yang telah dilaksanakan pda
Hal ini terlihat pada hasil belajar kognitif siklus I sesuai dengan rencana berdasarkan
peserta didik yang menunjukkan hanya 8 refleksi yang dikalakukan didapatkan hasil
peserta didik yang tuntas (36%) dan peserta yang lebih baik. Hasil belajar ranah kognitif
didik yang tidak tuntas ada 14 orang (64%) peserta didik yang mendapatkan nilai lebih
dengan KKM 70. Pada ranah afektif dari KKM (70) sebanyak 19 peserta didik
menunjukkan hanya 9 peserta didik yang atau 86% sedangkan peserta didik yang tidak
menunjukkan kategori baik (41%), sisanya tuntas sebanyak 3 peserta didik (24%). Untuk
12 peserta didik memiliki kategori cukup hasil belajar aspek afektif menunjukkan
(55%) dan 1 peserta didik yang memiliki bahwa seanyak 20 peserta didik memiliki
kategori perlu bimbingan (4%). Begitu juga kategori baik (91%) sisanya hanya 2 peserta
hasil belajar psikomotor hanya 9 peserta didik yang memiliki kategori cukup (9%),
didik yang menunjukkan kategori baik sedangkan hasil belajar psikomotor
(41%), sisanya 11 peserta didik memiliki menunjukkan bahwa sebanyak 21 peserta
kategori cukup (50%) dan 2 peserta didik didik masuk ke dalam kategori baik (95%)
yang memiliki kategori perlu bimbingan dan sisanya 1 peserta didik masuk kedalam
(9%). Oleh karena itu dilakukkan kategori cukup (5%). Hasil penelitian ini
pembelajaran dengan model Project Based sejalan dengan penelitian dari Rahmawati,
Learning dan dengan menerapkan model dkk (2016) dengan judul “Penerapan Model
pembelajaran Project Based Learning dapat Project Based Learning untuk Meningkatkan
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD
ini terlihat pada hasil belajar kognitif, afektif N 018 Sungai Keranji” menjelaskan bahwa
maupun psikomotor pada siklus I. Pada hasil penggunaan model pembelajaran Project
6 Didaktika Dwija Indria, Volume 6, Nomor 2, hlm. 1-7

Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan karena pembelajaran dengan model ini
hasil belajar matematika. Pada data pra siklus menuntut peseta diik membuat poyek yang
rata-rata hasil belajar siswa adalah 52,94% telah ditentukan, dan peserta didik lebih
siswa tidak tuntas, setelah penggunaan model mengingat pembelajaran karena pembe-
Project Based Leraning pada siklus 1 lajaran dengan model ini memfokuskan pada
mengalami peninkatan sebanyak 82,35% dan penanaman konsep.
pada siklus II mengalami peningkatan Penelitian lain sebagai bukti bahwa
sebesar 88,35% dengan kategori siswa tuntas. model Project Based Learning adalah model
Selanjutnya penelitian dari Mahendra (2015) yang efektif yaitu penelitian yang dilakukan
dengan judul “Project Based Learning oleh Woro Sumarni (2016) yang berjudul
Bermuatan Etnomatematika dalam Pembe- “Project Based Learning (PjBL) To Improve
lajaran Matematika” menjelaskan bahwa Psychomotoric Skills”. Fakultas Matematika
pemelajaran dengan model pembelajaran dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Project Based Learning (PjBL) dapat Negeri Semarang. Persamaanya terdapat
meningkatkan hasil belajar matermatika. pada variabel bebas yaitu menerapkan
Terdapat pengaruh yang signifikan peng- Project Based Learning. Perbedaanya terda-
gunaan metode konvesional dengan model pat pada variabel terikat yaitu meningkatkan
Project Based Learning (PjBL) terhadap keterampilan psikomotor sedangkan dalam
hasil belajar matematika.Namun terdapat penelitian ini untuk meningkatkan kete-
perbedaan dan persamaan dengan antara rampilan bereksperimen. Penelitian tersebut
peneliti dengan penelitian sebelumnya. menyimpulkan bahwa penerapan Project
Persamaan peneliti dengan penelitian Based Learning dapat meningkatkan Kete-
sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan rampilan psikomotor. Hal ini dapat dilihat
model pembelajaran Project Based Lear- dari keberhasilan penelitian yang mengin-
ning. Menggunakan Project Based Learning dikasikan 85% dari siswa berhasil menguasai
sebelumya terbukti dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada konsep pemahaman dan
belajar pada peserta didik. peneliti saat ini aspek psikomotor.
juga menggunakan model pembelajaran Berdasarkan uraian yang sudah dije-
Project Based Learning, namun peneliti laskan, dapat dipaparkan implikasi teroritis
ingin sedikit berbeda yaitu dengan yaitu pembelajaran dengan menggunakan
pembuatan tangram guna memperdalam model pembelajaaran Project Based Lear-
konsep tentang bangun datar. Menggunakan ning dapat digunakan sebagai model
teori yang sudah direncanakan oleh peneliti pembelajaran yang dapa meningkatkan hasil
saat ini, guru mudah untuk mengaplikasikan belajar peserta didik pada mata pelajaran
model pembelajaran Project Based Learning. matematika dengan syarat guru harus
Pembuatan pyoyek berupa tangram memiliki menguasai langkah-langkah pembelajaran
tujuan untuk memudahkan peserta didik dengan menggunakan model Project Based
menemukan konsep tentang bangun datar. Learning. Sedangkan implikasi praktis ada-
Maka dari itu peserta didik mempunyai lah sebagai berikut (1) Pembelajaran dengan
gambaran tentang materi yang telah model Project Based Learning dapat
disajikan. digunakan dalam pembelajaran matematika
Dari penjelasan hasil di atas menun- dan dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini
jukkan bahwa penelitian dengan menerapkan terjadi karena pembelajaan akan melibatkan
pembelajaran dengan model Project Based peserta didik membuat produk dan peserta
Learning telah berhasil meningkakan hasil didik akan lebih aktif dalam proses
belajar peserta didik kelas II di salah satu SD pembelajaran (2) Pada pembelajaran dengan
Kecamatan Tuntang pada mata pelajaran mengunakan moodel pembelajaran Project
matematika dengan materi mengenal bangun Based Learning menuntut peserta didik untuk
datar dan rangkaian bangun datar. Pening- memecahkan masalah dengan pembuatan
katan hasil belajar dikarenakan peserta didik produk. Dalam hal ini daya nalar peserta
lebih tertarik dengan pembelajaran Project didik akan meningkat sehingga hasil belajar
Based Learning, peserta didik lebih aktif akan meningkat. Setelah peserta didik sesesai
Solekhah, Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning..... 7
membuat produk, maka peserta didik akan ditandai dengan meningkatnya jumlah
mempresentasikan produk yang telah dibuat peserta didik yang tuntas dalam setiap siklus
ke guru dan teman satu kelas. Hal ini juga dan ditandai dengan meningkatnya rata-rata
melatih kepercayaan diri peserta didik. kelas tiap siklusnya.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka Langkah-langkah teori yang baru
didapatkan bahwa pembelajaran melalui tentang model pembelajaran Project Based
penggunaan model Project Based Learning Learning mempunyai 8 sintak. Sintak
padamateri bangun datar di salah satu SD pertama yaitu pendahukuan dengan
Negeri Kecamatan Tuntang mengalami menggunakan bangun datar yang nantinya
peninhkatan hasil belajar. akan di buat tangram, yahng kedua
SIMPULAN penentuan proyek, yang ketiga perencanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini langkah-langkah penyelesaian proyek,
dilakukan di SDN 01 Karangtenah Keca- kemudian kegiatan inti berisi meemfasiitasi
matan Tuntang Kabupaten Semarang dengan dan membimbing peserta didik dalam
menggunakan model pembelajaran Project pembuatan proyek, membuat peraturan,
Based Learning untuk meningkatkan hasil menyelesaiak proyek, presentasi hasil.
belajar peserta didik kelas II semester 2 tahun Kemudian kegiatan penutup guru bersama
ajaran 2017/2018. Sebagian peserta didik peserta didik membuat kesimpulan,
yang sebelumnya atau pra siklus tidak tuntas melakukakn refleksi dan merencanakan
menjadi tuntas pada siklus I dan siklus II. tindak lanjut. Menggunakan teori baru, guru
berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan jauh lebih mudah dalam menggunakan model
bahwa pembelajaran dengan model Project Project Based Learning dan hasilnya dapat
Based Learning dapat meningkatkan hasil meningkatkan hasil belajar peserta didik.
belajar matematika peserta didik yang

DAFTAR PUSTAKA
Fathurrohman, M. (2015). Model-Model Pembelajaran Inovatif Alternatif Desain
Pembelajaran yang Menyenangkan. Jogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Halimah, N., & Sumardjono. (2017). Perbedaan Pengaruh Model Student Teams
Achievement Division (STAD) dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V sd. SCHOLARIA, 270.
Khasanah, R. A., & Sarwi, M. (2015). Implementasi Model Project Based Learning
Berbantuan LKS untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika dan Performence
siswa. Unnes Physisc Education Journal, 88.
Mahendra, I. W. (2016). Project Based Learning Bermuatan Etnomatematika dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Indonesia, 113.
Pemendiknas No 2 Tahun 2006
Rahmawati, H., Syahrilfuddin, & Noviana, E. (2016). Penerapan Model Project Based
Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD N 018
Sungai Keranji . Jurnal Online Mahaisiwa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, 9.
Wahyudi, & Kriwandani. (2013). Pengembangan Pembelajaran Matematika. Salatiga: Widya
sari Press.
Wahyudi, & Siswanti, M. C. (2015). Pengaruh Pendekatan Saintifik melalui Model Discovery
Leraning dengan Permainan terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD.
Scholaria, 26.
Yupita, I. A., & S, W. T. (2013). Penerapan Model Discovery Learning untuk Meningkatkan
Hasil Belajar IPS di Sekolah Dasar. JGPGSD, 5.

You might also like