You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUANINFEKSI NEONATORUM

A.

Konsep Dasar Infeksi Neonatus

1. Definisi

a. Infeksi neonatus adalah infeksi yang terjadi pada neonatus, dapat terjadi pada masaantenatal,
perinatal dan post partum. Infeksi neonatorum atau infeksi adalah infeksi bakteri umum generalista
yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan yangmenyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir.
Infeksi adalah sindroma yangdikarakteristikkan oelh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang
parah yangdapat berkembang ke arah septisemia dan syok septic (Doenges, Marlyn E, 2000).

b.Infeksi neonatorum adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada masa neonatal,intranatal dan
postnatal.Inkfesi Neonatorum atau Infeksi adalah infeksi bakteriumum generalisata yang biasanya
terjadi pada bulan pertama kehidupan. yangmenyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir.Infeksi adalah
sindrom yangdikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi yang parah yangdapat
berkembang ke arah septisemia dan syok septik. Infeksi merupakan respontubuh terhadap infeksi yang
menyebar melalui darah dan jaringan lain. Infeksi terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi
merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir.

c.Infeksi neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama empatminggu pertama
kehidupan. Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam 500 atau1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak,
2005).

B.Etiologi

1. Menurut Blane (1961) infeksi pada neonatus bisa melalui beberapa cara :

a.Infeksi antenatalKuman mencapai janin melalui peredaran darah ibu ke placenta. Kuman melewati
placenta dan mengadakan intervilositas masuk ke vena umbilicus samapi ke janinkuman teresebut
seperti : virus : rubella, poliomelisis, koksakie, variola, dll.Spirokaeta : sifilis. Bakteri : jarang sekali kecuali
E. Colli dan listeria. b.

Infeksi intranatal

1)
Pemeriksaan vaginal yang terlalu sering2)

Partus yang lamac.

Infeksi post partum.Penggunaan alat-alat perawatan yang tidak sterild.

Cross infectionInfeksi yang telah ada di rumah sakit.C.

Tanda dan gejala.

1.

Umum : panas, hipoermia, tampak tidak sehat, malas minum, letargi, sklerema.

2.

Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, hipotomegali.

3.

Saluran nafas : apnea, dispnea, takspnea, retraksi, nafas cuping hidung, merintihsianosis.

4.

Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmoratu, kulit lembab, hipotensi,takikardi, bradikardia.

5.

Sistem saraf pusat : invitabilitas, tremor, kejang, hiporeflerksi, malas minum, pernapasan tidak teratur,
ubun-ubun menonjol, high pitched cry
6.

Hematologi : Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan (KapitaSelekta Kedokteran Jilid
II)Gejala infeksi yang terjadi pada neonatus anatar lain, bayi tampak lesu, tidak kuatmenghisap, denyut
jantung lambat, suhu tubuh naik turun. Gejala

gejala lainnya dapat berupa gangguan pernapasan, kejang, jaundice, muntah, diare, dan perut kembung,
Gejaladan infeksi neonatorum juga tergantung kepada sumbber infeksi dan penyebaran :1.

Infeksi pada tali pusat (omfalitis) menyebabkan keluarnya nanah atau darah dari pusar.2.

Infeksi pada selaput otak (meningitis) atau abses otak menyebabkan koma, kejang,epsitotonus (posisi
tubuh melengkung ke depan) atau penonjolan pada ubun-ubun.3.

Infeksi pada tulang (ostemiolisis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada lenganatau tungkai yang
terkena

Infeksi pada persendian menyebabkan pembengkakan,kemerahan, nyeri tekan dan sendi yang terkena
teraba hangat.4.

Infeksi pada selaput perut (perilositis) menyebabkan pembengkakan perut dan diare berdarah.

D.

Patofisiologi

Infeksi dimulai dengan invasi bakteri dan kontaminasi sistemik. Pelepasan endoskrin oleh bakteri
menyebabkan perubahan fungsi miokardium, perubahan ambilan dan penggunaanoksigen,
terhambatnya fungsi mitokondria, dan kekacauan metabolic yang progresif. Padainfeksi yang tiba-tiba
dan berat, complement cascade menimbulkan banyak kematian dankerusakan sel. Akibatnya adalah
penurunan fungsi jaringan, asidosis metabolic dan syok. Yangmenyebabkan disseminated Intravaskuler
Coagulation (DIC) dan kematian. Faktor-faktoryang mempengaruhi kemungkinan infeksi secara umum
berasal dari tiga kelompok, yaitu :1.

Faktor maternala.

Status social ekonomi ibu, ras dan latar belakang. Mempengaruhi kecenderunganterjadinya infeksi
dengan alas an yang tidak diketahi sepenuhnya. Ibu yang berstatussocial ekonomi rendah mungkin
nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat dan tidakhigienis. b.

Status paritas.Wanita multipara atau gravid lebih dari 3 dan umur ibu kurang dari 20 tahun atau
lebihdari 30 tahun.c.

Kurangnya perawatan prenatal.d.

Ketuban pecah dinie.

Prosedur selama persalinan2.

Faktor Neonatala.

Prematuritas (berat badan bayi kurang dari 1500 gram)Merupakan faktor resiko utama untuk infeksi
neonatal. Umumnya immunitas bayikurang bulan lebih rndah dari pada bayi cukup bulan. Transfor
immunoglobulin melalui placenta terutama terjadi pada paruh terakhir trisemester ketiga. Setelah
lahir,konsentrasi immunoglobulin serum terus menurun, menyebabkanhipogamaglobulinemia berat.
Imaturitas kulit juga melemahkan pertahanan kulit. b.

Definisi imun Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya terhadap streptokokusatau
haemophilus influenza. IgG dan IgA tidak melewati placenta dan hampir tidak
terdeteksi dalam darah tali pusat. Dengan adanya hal tersebut aktivitas lintasankomplemen terhambat,
dan C3 serta faktor B tidak diproduksi sebagai respon terhadaplipopolisakarida. Kombinasi antara
defisiensi imun dan penururnan antibodi total danspesifik bersama dengan penurunan fibronektin,
menyebabkan sebagian besar penurunan aktivitas opsonisasi.c.

Laki-laki dan kehamilan kembarInsiden infeksi pada bayi laki-laki empat kali lebih besar dari pada bayi
perempuan.3.

Faktor lingkungana.

Pada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering memerlukan prosedurinvasive, dan
memerlukan waktu perawatan dirumah sakit lebih lama. Penggunaankateter vena/arteri maupun
kateter nutrisi parental merupakan tempat masuk bagimikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga
mungkin terinfeksi akibat alat yangterkontaminasi. b.

Paparan terhadap obat-obatan tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan resiko padanonatus yang
melebihi resiko penggunaan antibiotic spectrum luas, sehinggamenyebabkan kolonisasi spectrum luas,
sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.c.

Kadang-kadang di ruang perawatan terhadap epidemic penyebaran mikroorganismeyang berasal dari


petugas (infeksi nosokomial), paling sering akibat kontak tangan.d.

Pada bayi yang minum ASI, spesies lactobacillus dan E. Colli di temukan hanya didominasi oleh E. Colli
saja.Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus melalui beberapa cara,
yaitu :1)

Pada masa antenatal atau sebelum lahir pada masa antenatal kuman dari ibu setelahmelewati placenta
dan umbrilikus masuk ke dalam tubuh bayi melalui sirkulasidarah janin. Kuman penyebab infeksi adalah
kuman yang dapat menembus placenta,antara lain virus vubella, herpes, sitomegalo, koksaki, hepatitis,
influenza, parotitis.Bakteri yang dapat melalui jalur ini antara lain malaria, sifilis, dan toxplasma.2)
Pada masa intranatal atau saat persalinan infeksi saat persalinan terjadi karenakuman yang ada pada
vagina dan serviks naik mencapai korion dan amnion.Akibatnya, terjadi amnonitis dan korionitis ,
selanjutnya kuman melalui umbilicus

Masuk ke tubuh bayi. Cara lain yaitu saat persalinan, cairan amnion yang sudah terinfeksi dapat
terinhalasi oleh bayi dan masuk ke dalam traktus digestives dantraktus respiratoris, kemudian
menyebabkan infeksi pada lokasi tersebut. Selain

melalui cara tersebut diatas infeksi pada janin dapat melalui kulit bayi atau “ port deentre” lain saat bayi
melewati jalan lahir yan

g terkontaminasi oleh kuman (misal :herpes genetalis, candida albican dan gonorrhea).3)

Infeksi pascanatal atau sesudah persalinan. Infeksi yang terjadi sesudah persalinan/kelahiran umunya
terjadi akibat infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahin(misal : melalui alat-alat pengisap lendir,
selang endotrakea, infus, selangnasagastrik, botol minuman, atau dst). Perawat atau profesi lain yang
ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosocomial.E.

Penatalaksanaan

1.

Suportifa.

Lakukan monitoring cairan elektrolit dan glukosa. b.

Berikan koreksi jika terjadi hipovdemia, hipokalsemia dan hipoglikemia.c.

Bila terjadi SIADN (Syndrome of Inappropiate Anti Dieuretik Hormon) batasicairan.d.

Atasi syok, hipoksia, dan asidosis metabolic.e.

Awasi adanya hiperbilirubinemia.f.


Lakukan transfuse tukar bila perlu.g.

Pertimbangkan nutrisi parenteral bila pasien tidak dapat menerima nutrisi enteral.2.

KausatifAntibiotik diberikan sebelum kuman penyebab diketahui. Biasanya digunakangolongan penicillin


seperti ampicilin ditambah tminoglileosida seperti Gentamicin.Pada infeksi nosokomial, antibiotic
diberikan dengan mempertimbangkan flora diruang perawatan, namun sebagai terapi inisial biasanya di
berikan van komisin danaminoglikosida atau sefalosforin generasi ketiga.Setelah dapat hasil biakan dan
ujisistematis di berikan antibiotic yang sesuai. Terapi dilakukan selama 10

14 hari. Bilaterjadi meningitis, antibiotic diberikan selama 14

21 hari dengan dosis sesuai untukmeningitis. Pada masa antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu
secara berkala,imunisasi, pengobatan, terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu. Asupan gizi yang
memadai, penanganan segera terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibudan janin. Rujuk
ke tempat pusat kesehatan bila diperlukan. Pada masa persalinan, perawatan ibu selama persalinan
dilakukan secara akseptic. Pada masa pasca persalinanrawta gabung bila bayi normal, pemberian ASI
secepatnya, juag lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan lukan umbilicus secara steril.F.

Pemeriksaan Penunjang.Menegakkan diagnosis infeksi perlu dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai


berikut :1.

Hitung darah lengkap dengan turunannyaYang terpenting adalah jumlah sel darah merah (WBC).septik
neonatus biasanyamenunjukkan penurunan jumlah white blood cell (WBC), yaitu kurang dari 500
mm.Hitung jenis darah juga menunjukkan banyak WBC tidak matang dalam aliran darah.Banyaknya
darah tidak matang dihubungkan dengan jumlah total WBCdiidentifikasikan bahwa bayi men galami
respons yang signifikan.2.

PlateletBiasanya 150.000 sampai 300.000 mm pada keadaan sepsis platelet munurun, kulturdarah gram
negatif atau positif, dan tes sensitivitas.Hasil dari kultur harus tersedia dalam beberapa jam dan akan
mengindikasikan jumlahdan jenis bakteri. Kultur darah atau sensitivitas membutuhkan waktu 24

48 jam untukmengembangkan dan mengidentifikasikan jenis patogen serta antibiotik yang sesuai.3.

Lumbal pungsi untuk kultur dan tes sensitivitas pada cairan serebrospinal.Hal ini dilakukan jika ada
indikasi infeksi neuron.4.

Kultur urinea.

Kultur permukaan (

surface culture

)Untuk mengidentifikasi kolonisasi, tidak spesifik untuk infeksi bakteri. b.

Pencegahan infeksi pada neonatusCara pencegahan pada neonatus dapat dibagi sebagai berikut :1)

Cara umuma)

Pencegahan infeksi neonatus sudah harus dimulai dari periode antenatal infeksiibu harus diobati dengan
baik, misalnya infeksi umum, lekorea, dan lain

lain.Di kamar bersalin harus ada pemisahan yang sempurna antara bagian yangsepsis dengan aseptik.
Pemisahan ini mencakup ruangan, tenaga perawatan.

serta alat kedokteran dan alat perawatan. Ibu yang akan melahirkan sebelumnyamasuk kamar bersalin.
Pada kelahiran bayi, pertolongan harus dilakukan secaraaseptik. Suasana kamar bersalin harus sama
dengan kamar operasi. Alat yangdigunakan harus steril. b)

Di kamar bayi yang baru lahir harus ada pemisahan yang sempurna untuk bayiyang baru lahir dengan
partus aseptik dan partus septik. Pemisahan ini harusmencakup personalia, fasilitas perawatan, dan alat
yang digunakan. Selain itu juga dilakukan pemisahan terhadap bayi yang menderita penyakit
menular.Perawat harus mendapat pendidikan khusus dan mutu perawatan harus baik,apalagi bila kamar
perawatan bayi merupakan suatu kamar perawatan yangkhusus. Sebelum dan sesudah memegang bayi
harus cuci tangan. Mencucitangan dengan menggunakan sabun antiseptik atau sabun biasa asal
cukuplama, dalam ruangan harus memakai jubah steril, masker, dan sandal khusus.Dalam ruangan bayi,
kita tidak boleh banyak bicara, dan bila menderita sakitsaluran pernapasan atas, tidak boleh masuk
kamar bayi.c)

Dapur susu harus bersih dan cara mencampur harus aspetik air susu ibu yangdipompa sebelum
diberikan kepada bayi harus dipasteurisasi dulu. Setiap bayiharus punya tempat pakaian tersendiri,
begitu juga inkubator harus seringdibersihkan dan lantai ruangan setiap hari harus dibersihkan serta
setiap minggudicuci dengan menggunakan antiseptik.2)

Cara khususa)

Pemakaian antibiotik hanya untuk tujuan dan indikasi yang jelas. b)

Pada beberapa keadaan, misalnya ketuban pecah lama (lebih dari 12 jam) airketuban keruh, infeksi
sistemik pada ibu, partus yang lama dan banyakmanipulasi intravaginal. Resusitasi yang berat sering
timbul dilema apakahakan digunakan antibiotik secara prokfilaksis. Penggunaan antibiotik yang banyak
dan tidak terarah dapat menyebabkan timbulnya jamur yang berlebihan,misalnya kandida albikans.
Sebaliknya jika terlambat memberikan antibiotik pada penyakit infeksi neonatus, seringmberakibat
kematian.

ASUHAN KEPERAWATAN

( Infeksi neonatorum )

A.

Pengkajian.

Perawat mempunyai tugas yang penting dalam mengkaji tanda-tanda infeksi padaneonatus, tanda dan
gejala sepsis pada neonatus sering tak terlihat dan dikenali oleh pemberikeperawatan profesional.
Perawat neonatus mempunyai tanggung jawab untuk mengenalitanda-tanda, sehingga diagnosis dan
perawatannya dapat diberikan segera.1.

Biodata bayi.2.

Riwayat kesehatan sekaranga.

Sistem saraf pusat1)

Fontanel yang menonjol.2)

Letargi.3)

Temperatur yang tidak stabil.4)

Hipotonia.5)

Tremor yang kuat. b.

Sistem pencernaan1)

Hilangnya keinginan untuk menyusui.2)

Penurunan intake melalui oral.3)

Muntah.4)
Diare.5)

Distensi abdomen.c.

Sistem integumen1)

Kuning.2)

Adanya lesi.3)

Ruam.d.

Sistem pernapasan1)

Apnea.2)

Sianosis.3)

Takipnea.

Penurunan saturasi oksigen.5)

Nasal memerah, mendengkur, dan retraksi dinding dada.e.

Sistem kardiovaskular1)
Takikardi.2)

Menurunnya denyut perifer.3)

Pucat.d.

Riwayat kesehatan keluarga1)

Apakah ada anggota keluarga yang menderita sifilis.e.

Data psikologif.

Keluhan dan reaksi bayi terhadap penyakitnya.g.

Tingkat adaptasi bayi terhadap penyakitnya.B.

Diagnosis keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada infeksi neonatus :1.

Tidak efektifnya pola napas yang berhubungan dengan meningkatnya sekret disaluran napas.2.

Perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan proses infeksi.3.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungandengan malas minum,
diare, dan muntah.4.
Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan diare dan malas menyusui.5.

Gangguan rasa nyaman dan aman yang berhubungan dengan infeksi.C.

Intervensi keperawatan

1.

Diagnosis 1: tidak efektifnya pola napas yang berhubungan dengan meningkatnyasekret di saluran
napas.Data objektif: bayi t ampak sesak napas, gelisah, frekuensi pernapasan meningkat,dan sekret
berlebihan.Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan ketidakefektifan pernapasan
dapatdiatasi.Kriteria hasil: bayi tidak sesak lagi, bayi tenang, frekuensi pernapasan menurun,sekret di
saluran napas tidak ada lagi.Intervensi

Tempatkan bayi pada posisi yang nyaman, kepala ditinggikan (misalnyadigendong).Rasional: posisi yang
baik dapat membantu melonggarkan jalan napas. b.

Berikan O2 dan bersihkan jalan napas dari sekret.Rasional: O2 mengatasi kebutuhan tubuh akan oksigen
dan membersihkan jalannapas akan mengurangi sumbatan di saluran napas.c.

Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian antibiotik.Rasional: antibiotik dapat mengatasi infeksi.2.

Diagnosis 2: gangguan pemenuhan nutrisi yang berhubungan dengan malas minum,diare, dan
muntah.Data objektif: bayi malas minum atau menyusui, muntah, diare, berat badan menurun,dan
gelisah.Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan, gangguan pemenuhan nutrisi
dapatdiatasi.Kriteria hasil: muntah dan diare berhenti, bayi mau disusui.Intervensi:a.

Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI.Rasional: ASI mengandung IgA dalam jumlah tinggi yang
dapat memberikanimunitas. b.
Auskultasi bising usus.Rasional: penurunan aliran darah dapat menurunkan peristaltik usus.c.

Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat-obatan seperti antibiotik dan pemberian cairan.d.

Rasional: antibiotik dapat mengatasi infeksi yang akan memperberat infeksi.3.

Diagnosis 3: kurangnya volume cairan tubuh yang berhubungan dengan diare,muntah, dan malas
minum.Data objektif:a.

Turgor buruk dan kulit kering. b.

Membran mukosa kering.c.

Hipertermi.d.

Masa menyusui

e.

Diaref.

Muntah.Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan, volume cairan kembali normal.Kriteria hasil:
suhu normal,membran mukosa dan kulit tidak lagi kering.Intervensi:a.

Anjurkan pada ibu tetap memberikan ASI.Rasional: ASI mengandung IgA dalam jumlah tinggi dapat
memberikan imunitas. b.
Awasi masukan dan pengeluaran, catat dan ukur frekuensi diare, dan kehilangancairan.Rasional:
perubahan pada kualitas susu sangat mempengaruhi kebutuhan cairandan peningkatan risiko
dehidrasi.c.

Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat-obatan dan terapi cairan.Rasional: terapi cairan
dapat membantu mengurangi gangguan cairan tubuh.4.

Diagnosis 4 : perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan proses infeksiTujuan : Setelah dilakukan
tindakan keperawatan, suhu tubuh bayi kembali normal.Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda
hipertermiIntervensi :a.

Pantau suhu pasien (derajat dan pola ) ; perhatikan bunyi menggigil / diaforesis.Rasional : suhu 38,9
derajat sampai 41 derajat menunjukan proses penyakitinfeksius akut. Pola demam dapat membantu
dalam diagnosis. b.

Pantau suhu lungkunagn, batasi atau tambahkan linen tempat tidur, sesuaiindikasi.Rasional : suhu
ruangan atau jumlah selimut harus di ubah untukmempertahankan suhu mendekati normal.c.

Berikan kompres mandi hangat ; hindari penggunaan alkohol.Rasional : dapat membantu mengurangi
demamd.

Kolaborasi :1)

Berikan antipiretik, misalnya ASA (aspirin), asetaminofen (tylenol).Rasional : digunakan untuk


mengurangi demam dengan aksi sentralnya padahipotalamus, meskipun demam mungkin dapat
berguna dalam membatasi

pertumbuhan organisme, dan meningkatkan autodestruksi dari sel-sel yangterinfeksi.2)

Berikan antibioticRasional : antimikroba mengobati infeksi yang menjadi penyebab penyakit.5.


Diagnosis 5 : Gangguan rasa nyaman dan aman yang berhubungan dengan infeksi.Tujuan : setelah
dilakukan tindakan keperawatan, bayi tidak rewelKriteria hasil : tidak ada tanda-tanda nyeri,bayi
nampak tenang.Intervensi :a.

Menjelaskan proses terjadinya infeksi kepada keluarga klien.Rasional : agar tidak adda kekhawatiran
saat terjadi sesuatu b.

Beri lingkungan tenang dan nyaman.Rasional : menurunkan reaksi terhadap terhadap stimulus dari luar
agar dapatmeningkatkan istrahat atau relaksasi.D.

Implementasi keperawatan

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,mencakup tindakan
mandiri dan kolaborasi.Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis
dankesimpulan perawat dan bukan atas putunjuk tenaga kesehatan lain.Tindakan kolaborasi adalah
tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasilkeputusan bersama dengan dokter atau petugas
kesehatan lain.E.

Evaluasi keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuanyang hendak dicapai.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn, dkk. 2000.

Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3

. Jakarta : EGCGale, Danielle & Charette, Jane. 2000.

Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi

, Jakarta : EGC

hidayat2.wordpress.com/2009/07/14/askep-ca-colon. Di akses 8 januari 2011

Mansjoer Arif. 1999.

Kapita Selekta Kedokteran


. Edisi 3. Jakarta.: FKUIMitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta :Salemba MedikaPrice,
Sylvia A., & Wilson, Lorraine M., 2005.

Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses

Proses

Penyakit .Vol. 1

, Edisi 6, Jakarta : EGCSmeltzer, Suzanne C. & Bare, Brenda G., 2002 .

Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

Brunner& Suddarth Vol. 2

, Edisi 8, Jakarta : EGCwww.daceband.com/read.../

asuhan-keperawatan

askep

ca

colon

. di akses 8 januari 2011www.ilmukeperawatan.com/

askep

.htm. di akses 8 januari 2011www.lintasberita.com/Dunia/Berita-Dunia/

askep

ca

-
colon

. di akses 8 januari 2011.

You might also like