Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
ABSTRAK
Kebijakan intervensi gizi sensitif merupakan salah satu kebijakan pemerintahan Indonesia
sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan stunting yang pelaksanaanya melibatkan
berbagai pihak. Kebijakan tersebut dinilai mampu mengatasi permasalahn stunting sebesar
70%. Di Kota Semarang, meskipun kebijakan tersebut sudah dijalankan, akan tetapi angka
stunting di Kota Semarang masih menunjukkan peningkatan. Sehingga masih menjadi
pertanyaan bagaimana peran yang dilakukan stakeholder pada implementasi kebijakan
intervensi gizi sensitif di Kota Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
stakeholders dalam implementasi kebijakan intervensi gizi sensitif di Kota Semarang serta
melakukan analisis terhadap perannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori peran stakeholders oleh Nugoroho. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa stakeholders dalam implementasi kebijakan intervensi gizi
sensitif di Kota Semarang yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan, Dinas Pendidikan, Dinas
Ketahanan Pangan, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, DP3A, Bappeda, Puskesmas,
Posyandu, IDI, fisioterapis, psikolog, masyarakat serta swasta. Stakeholders tersebut
menjalankan peran yang dibagi menjadi lima yaitu policy creator, implementor, koordinator,
fasilitator, dan akselerator. Rekomendasi yang diberikan yaitu koordinasi antar stakeholder
ditingkatkan, membuat aturan yang khusus membahas stunting dan peran setiap stakeholders,
serta stakeholders harus memperhatikan sasaran program.
Kata kunci: Intervensi gizi sensitif, Stakeholders, Peran stakeholders
ABSTRACT
The sensitive nutrition intervention policy is one of the policies of the Indonesian government
as an effort to overcome the stunting problem, the implementation of which involves various
parties. The policy is considered capable of overcoming the stunting problem by 70%. In
Semarang City, even though this policy has been implemented, the stunting rate in Semarang
City still shows an increase. So there is still a question about the role of stakeholders in the
implementation of sensitive nutrition intervention policy in the Semarang City. The purpose
of this research is to identify stakeholders in implementing sensitive nutrition intervention
policy in Semarang City and analyzing its role. This research uses qualitative research
methods with data collection techniques through interview and literature study. The theory
used in this research is role of stakeholders by Nugoroho. The results showed that
the stakeholders in implementing sensitive nutrition intervention policy in Semarang City
were the Health Office, Fisheries Service, Education Service, Food Security Service,
Population Control and Family Planning Service, DP3A, Bappeda, Puskesmas, Posyandu,
IDI, physiotherapist, psychologist, community and private. StakeholdersThese roles are
divided into five, namely policy creator, implementor, coordinator, facilitator, and
accelerator. The recommendations given are coordination among stakeholders is
to be increased, formulate regulations specifically discussing stunting, stakeholders must
considered the program objective.
A. PENDAHULUAN
Permasalahan stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang menjadi
perhatian dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya target dalam Sustainable
Development Goals (SDG’s) tahun 2025 yaitu penurunan angka stunting hingga 40%.
Pemerintah Indonesia juga turut berkomitmen untuk mengurangi angka stunting.
Berdasarkan data prevalensi balita stunting oleh World Health Organization, Indonesia
menempati posisi ketiga negara dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara
dengan rata-rata dari tahun 2005-2017 yaitu 36,4%. Sedangkan di dunia, Indonesia
menempati posisi kelima angka prevalensi stunting tertinggi. Angka tersebut jauh
melampaui batas maksimal penderita stunting yang telah ditetapkan oleh WHO yaitu
sebanyak 20% dari jumlah keseluruhan balita.
Gambar 1.1 Persentase Stunting Indonesia dari Tahun 2015-2019
30.80%
29.60%
29%
27.50% 27.67%
2.65% 2.63%
2.60% 2.57%
2.55%
2.50%
2.50%
2.45%
2.40%
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
Stunting Semarang
G. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada implementasi kebijakan intervensi gizi sensitif terdapat empat belas
stakeholders. Dilihat berdasarkan perspektif governance, stakeholders negara terdiri
dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
Perikanan, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, serta Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak serta puskesmas. Stakeholders masyarakat (civil
society) terdiri dari masyarakat, posyandu, Ikatan Dokter Anak Indonesia, psikolog,
dan fisioterapis. Adapun stakeholders swasta yaitu PT Angkasa Pura.
Dilihat dari perannya, empat belas stakeholders tersebut dikelompokkan menjadi
lima jenis peran. Peran policy crator dilakukan oleh Bappeda yang memiliki
wewenang untuk membuat draf peraturan walikota yang nantinya secara khusus
akan membahas stunting bersama dengan Dinas Kesehatan. Dinas-dinas melakukan
peran policy creator berupa membuat berbagai program yang mendukung intervensi
gizi sensitif sesuai dengan area kerjanya. Peran koordinator dilakukan oleh Bappeda,
karena setiap kebijakan yang melibatkan kerjasama lintas sektoral, harus selalu
melibatkan Bappeda di tengah-tengahnya sebagai koordinator. Peran implementor
dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas
Perikanan, Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, serta Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak yang menjalankan program kerja mereka
masing-masing. Peran implementor juga dilakukan oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia, fisioterapis dan psikolog yang membantu Dinas Kesehatan dalam
program rumah gizi pelangi. Peran fasilitator dilakukan oleh puskesmas dan
posyandu yang banyak memfasilitasi pelaksanaan berbagai program pemerintah dan
masyarakat. Terakhir yaitu peran akselerator yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura.
B. Saran
1. Bappeda harus memaksimalkan perannya sebagai koordinator dan membuat jadwal
khusus koordinasi lintas sektoral. Rapat koordinasi dapat dilakukan dua bulan
sekali, tiga bulan sekali, atau empat bulan sekali.
2. Stakeholders harus memperhatikan sasaran program agar tujuan intervensi gizi
sensitif dapat terwujud. Contohnya Dinas Ketahanan Pangan dalam memberikan
bantuan program Kelompok Rumah Pangan Lestari harus memperhatikan bahwa
daerah yang mendapatkan bantuan program adalah daerah yang kekurangan pangan
atau memiliki ketahanan pangan rendah. Sehingga penyebab stunting dari sisi
ketahanan pangan dapat diintervensi dengan baik.
3. Membuat aturan khusus yang membahas tentang intervensi gizi sensitif sehingga
tugas dan fungsi dari berbagai stakeholders jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, Dan Mixed.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ekowati, Mas Roro Lilik. 2009. Perencanaan, Implementasi & Evaluasi Kebijakan Atau
Program (Suatu Kajian Teoitis Dan Praktis). Surakarta: Penerbit Pustaka Cakra.
Fitrah, Muh. 2017. Metodologi Penelitian : Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas, Dan Studi
Kasus. Sukabumi: Jejak.
Keban, Yeremias T. 2014. Enam Dimensi Administrasi Publik Konsep Teori Dan Isu.
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Kusumanegara, Solahuddin. 2010. Model Aktor Dalam Proses Kebijakan Publik. Yoyakarta:
Penerbit Gava Media.
Nugroho, Hermawan Cahyo; Soesilo Zauhar; dan Suryadi. (2014) Koordinasi Pelaksanaan
Program Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten Nganjuk. Jurnal J-PAL,
5(1) : 12-22.
Purwanto, Erwan Agus dan Dyah Ratih Sulistyastuti. 2015. Implementasi Kebijakan Publik :
Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan. 2018. Buletin Jendela Data Dan
Informasi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Subarsono. 2013. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2014. Meetode Penelitian Kuanttatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Wahab, Solichin Abdul. 2015. Analisis Kebijakan Dari Formulasi Ke Penyusunan Model-
Model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wati, Mei Sarah dan Kismartini. 2019. "Peran Stakeholders Dalam Implementasi Kebijakan
Perlindungan Perempuan Dari Tindak Kekerasan Di Kota Semarang." Jurnal
Administrasi Publik.