Professional Documents
Culture Documents
DEVELOPING A JSA
1. Select the job
2. Break the Job Down
3. Identify Hazards and Potential Accident
4. Develop Solution or Control
and
To be communicated to affected person to the job
Guideline to identify hazard by asking the following questions about each step:
• Is there a danger of striking against, or being struck by?
• Can the employee be caught in, by, or between objects?
• Can pushing, pulling, lifting, bending, or twisting cause strain?
• Is there a potential for a slip or trip?
• Is there a fall hazard where the worker can fall to a lower level?
• Can the worker come in contact with electrical power and become part of the
electric circuit?
• Is the environment hazardous to safety and health? Are there concentrations of
toxic gas, fume, dust, heat, or radiation.
• Is there a danger of fire or explosion?
• Etc.
Job Safety Analysis Worksheet
Job/task: Change the flat tire
Conducted Date: Approved By:
JSA Team: Date:
JOB STEPS HAZARDS CONTROL
Park vehicle a) Vehicle too close to passing traffic a) Drive to area well clear of traffic. Turn on
b) Vehicle on uneven, soft ground emergency flashers
c) Vehicle may roll. b) Choose a firm, level area
c) Apply the parking brake; leave transmission in
gear or in PARK; place blocks in front and back of
the wheel diagonally opposite to the flat
Remove spare tire and tool kit a) Strain from lifting spare. a) Turn spare tire into upright position in the wheel
well. Using your legs and standing as close as
possible, lift spare out of truck and roll to flat tire.
Loosen bolts (nuts). a) Wrench may slip a) Use proper wrench; apply steady pressure
slowly.
And so on..... a) ... a) ...
JSA Communication
ADVANTAGES
• Simple - people non HSE Reps can do it, easily
• Less time consumption for developing JSA
DISAVANTAGES
• No risk rank process provided
• Don’t know, risk can be reduced by the control
provided into ALARP level or not
ERGONOMI
K3 Dasar
Introduction of Ergonomics
Latar Belakang
Manusia mahluk kreatif ingin ke arah
lebih baik
penciptaan produk
penciptaan pekerjaan
penciptaan alat-alat bantu
penciptaan metode kerja
Introduction of Ergonomics
Zaman dulu alat-alat dibuat sendiri
Sekarang produksi secara massal
KENDALA
Ketidak sesuaian antara yang diinginkan
produsen dan karakteristik konsumen
Introduction of Ergonomics
Selama Perang Dunia II
Human Capabilities and Limitation
design military equipment
Definition of Ergonomics
Yunani Kuno yaitu “ERGON” dan
“NOMOS”
Ergon kerja
Nomos hukum/aturan
Definition of Ergonomics
ILO
“The Application of the human biological
sciences in conjunction with the
engineering sciences to achieve the
optimum mutual adjustment of
man/woman and his/her work, the benefits
being measured intern of human efficiency
and well-being”
Definition of Ergonomics
IEA (International Ergonomics Association)
“ The study of anatomical, physiological, and
psychological aspect of human in working
environment. It is concerned with the efficiency,
health, safety, and comfort of the people at work
at home and at play.
This generally requires the study of systems in
which humans, machines and environment
interact, with the aim of fitting to the humans”
Definition of Ergonomics
BCPE, 1993
A body of knowledge about human abilities,
human limitations and human characteristics
that are relevant to design.
Ergonomic design is the application of this
body of knowledge to the design of tools,
machines, systems, tasks, jobs, and
environments for safe, comfortable and
effective human use.
Interaction of
man - machine - environment
MAN
ENVIRON MACHINE
MENT
Interaction of
man - machine - environment
H H
Ergosistem Sederhana
M
e e
H
H M H
M
H
M M Ergosistem Kompleks
e H e
Interaction of
man - machine - environment
Human Machine
Human Environment
Machine Human
Machine Environment
Environment Human
Environment Machine
Interaksi H M
Penggunaan tenaga, pengendalian pada alat
kontrol, perawatan alat, dll
Evaluasi:
Anatomi
Postur kerja dan tulang belakang, pergerakan, besar
tenaga yang digunakan, siklus kerja, frekuensi kerja,
kelelahan otot.
Fisiologi
work rate (oxygen consumption, denyut nadi), fitness
of workforce, physiological fatigue.
Psikologi
ketrampilan yang dibutuhkan, beban kerja mental, dll
Interaksi H E
Efek manusia terhadap lingkungan kerja.
Manusia mengeluarkan panas, bising, CO,
dll.
Evaluasi:
Fisik
Pengukuran objektif lingkungan kerja.
Implikasi untuk memenuhi standar.
Interaksi M H
Umpan balik/ dampak dan informasi pada display.
Evaluasi
Anatomi
Desain kontrol dan peralatan
Fisik
Pengukuran objektif terhadap vibrasi, kecepatan,
kebisingan, dan temperature dari mesin
Psikologi
Aplikasi dalam menentukan prinsip desain panel dan
grafik display. Beban informasi disesuaikan dengan
ekspektasi pengguna
Interaksi M E
Mesin dapat merubah lingkungan kerja
dengan mengeluarkan bising, panas, gas,
dll
Evaluasi
Industrial Hygiene
Interaksi E H
Lingkungan dapat mempengaruhi
kemampuan manusia untuk berinteraksi
dengan mesin (akibat asap, bising, panas,
dll)
Evaluasi
Fisik – psikologi:
Survey terhadap dampak kebisingan, cahaya,
dan temperature
Interaksi E M
Lingkungan dapat mempengaruhi fungsi
mesin.
Evaluasi by industrial engineers, personil
perawatan, manajemen fasilitas, dll
Interaction of
man - machine - environment
Ergonomi
Efficiency
Well-being • Physical
• Mental
• Production
Manfaat
Peningkatan hasil produksi
Menurunnya probabilitas terjadinya
kecelakaan
Dengan menggunakan antropometri dapat
direncanakan/ didisain
Memaksimalkan kepercayaan untuk
mencapai peningkatan produktifitas
Ruang Lingkup
Multidisplin ilmu
Menjembatani beberapa displin ilmu dan
profesional, merangkumkan informasi-
informasi, temuan-temuan serta prinsip –
rpinsip dari masing-masing keilmuan
tersebut
Ruang Lingkup
Fisiologi Psikologi Anatomi
ERGONOMI
hiradc
(Hazard Identification, Risk Assesment , Determining Control)
Pengertian
• HIRADC adalah istilah yang umum digunakan
dalam K3
• Merupakan standar yang digunakan dalam OHSAS
18001;2007 clause 4.3.1
• Dalam Klausa tersebut menyebutkan bahwa
organisasi harus menetapkan, membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk
melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan menentukan pengendalian bahaya dan risiko
yang diperlukan.
1. Hazard/Bahaya
2. Risk/Risiko
3. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan risiko (
harus mempertimbangkan hierarki dari pengendalian :
eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control,
penandaan/peringatan/administrative control, PPE)
4. Perubahan dari management
5. Pencatatan dan dokumentasi dari kegiatan HIRADC
(misalnya : HIRADC register)
6. Tinjauan yang berkelanjutan.
Matching of Risk Assessment and
Scientific Method
Scientific Method Risk Management
Identify risks
Analyse risks
Evaluate risks
Assess risks
Treat risks
Establish the context
• Strategic context - The organisational context
•The risk management context - Develops criteria
•Decide the structure
Identify risks
• What can happen?
•How can it happen?
Analyse Risk
Determine existing control
Evaluate Risk
• Compare againts criteria
• Set risk priorities
yes
Assess risk Accept
Risk?
no
TREAT Risk
1. Identify treatment option 4. Prepare treatment plan
2. evaluate treatment options 5. Implement Plan
3. select treatment options
Evaluated and ranked risk
Risk Treatment Process
Risk yes
Acceptable
Accept
N0
Identify
Treatment Reduce Reduce Transfer in
Communication and consult
Avoid
options Likelihood Consequences full or in part
Prepare
Treatment Prepare treatment plans
Plans
Implement
Treatment Reduce Reduce Transfer in
Avoid
Likelihood Consequences full or in part
plans
N0
Latar Belakang
ACCIDENT MODEL
Unsafe Act /
Condition
KECELAKAAN
CEDERA
RISK ASSESSMENT
Probability = all causes start from underlying
causes through immediate
causes
Qualitative
Semi Quantitative
Quantitative
Risk Models
Matrix Model (qualitative)
A (Almost certain) H H E E E
B (Likely) M H H E E
C (moderate) L M H E E
D (unlikely) L L M H E
E (rare) L L M H H
ALARP Concept
Risk Mapping
33 32
RiskMAP Unacceptable
87 11 53
10.00
35
8.50 168
160128
163 138 126 16 14 9
141 47 15 3 70 121 64 69
158
8.00
145 97 99 62
1 95 75 54 36
7.00
71
5.00
2.50
.50 Acceptable
0
0 0.001 0.010 0.100 0.250 0.500 0.850 1.000
PROBABILITY/LIKELIHOOD
Selection of The Risk Techniques
When the need is to. Technique to use
Study specific events. perform post-incident Event trees. fault trees,
investigations, compare risks of specific failures. FMEA. PRA, HAZOP
calculate specific event probabilities
Existing level
(By considering the existing program)
Predictive Level
(By considering recommended program)
RISK CONTROL
ELIMINATION
SUBSTITUTION
ENGINEERING CONTROL
ADMINISTRATIVE
CONTROL
PPE/APD
TERIMA KASIH
API (KIMIA-FISIKA API,
DASAR API, DAN
TETRAHEDRON API)
Berbicara tentang fire training,sebelum melaksanakan Fire
Fighting Intrukstur Fire Training memberikan teori dasar
tentang Kimia dan Fisika Api, sebenarnya ini juga mereview
kembali pelajaran kita waktu di bangku sekolah dulu,
mungkin diantara rekan-rekan ada yang lupa jadi mulai
teringat kembali.
Fisika yang biasa disebut ilmu alam ialah bidang IPA yang
mempelajari zat dan energi, terutama hubungan antara
kedua pokok itu.
Ilmu kimia mempelajari juga zat dan energi, tetapi berbeda
dengan fisika.
Dalam ilmu kimia kita mempelajari zat-zat dari segi :
Strukturnya, susunannya atau komposisinya, perubahan
susunannya dan mekanisme perubahan itu, dan perubahan
energi yang menyertainya.
Semua perubahan kimia atau reaksi kimia disertai
perubahan energi, atau dengan kata lain, pada tiap-tiap
reaksi kimia terjadi pengambilan atau pembebasan energi.
Karena itu fisika dan ilmu kimia sangat erat hubungannya.
Dalam pengalaman sehari-hari, kita mengetahui berbagai materi
disekitar kita mengalami perubahan, misalnya : air yang cair kalau
dipanaskan menjadi uap, beda dari besi kalau tidak dicat atau
diminyaki akan berkarat, dll.
Para ahli kimia mengklasifikasikan perubahan–perubahan materi dalam
dua golongan,
yaitu : perubahan fisika dan perubahan kimia.
Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak disertai
terjadinya zat yang lain jenisnya. Contoh : beras menjadi tepung.
Perubahan kimia adalah perubahan pada zat yang menyebabkan
terjadinya satu atau lebih zat yang baru jenisnya. Perubahan kimia
disebut reaksi kimia.Contohnya : pembakaran, pelapukan dan lain-lain.
Untuk lebih jelasnya, perbedaan antara peristiwa fisika dan peristiwa
kimia adalah sebagai berikut :
Peristiwa Fisika:
1. Tidak menghasilkan zat yang baru,
2. tidak bersifat kekal
Peristiwa Kimia :
1. Menghasilkan zat yang baru
2. bersifat kekal
Dalam suatu peristiwa kebakaran sering kita lihat dimana
akibat peristiwa tersebut akan timbul antara lain : asap,
panas, nyala, gas-gas beracun (CO, CO2,SO2) dll).
Selain harus tahu dan paham ilmu-ilmu api, kita juga harus dibekali
kemampuan untuk melakukan penanggulangan apabila kebakaran
atau peledakan benar-benar terjadi.
Maka teknik dan strategi penanggulangan juga penting untuk
dipelaji oleh setiap pekerja yang berada di lingkungan industri
perminyakan. Kebakaran dapat ditanggulangi oleh orang awan
tanpa menggunakan teknik dan strategi yang benar, namun
akibatnya akan fatal karena orang tersubut juga akan padam.
Oleh sebab itu dengan strategi dan teknik yang benar kebakaran
atau peledkan dapat kita kontrol dan kendalikan sehingga akan
mengurangi akibat atau kerugian yang lebih fatal
Tetrahedron Api
Setelah mengetahui tentang kimia dan fisika api,pada akhir tulisan
disebutkan bahwa api bisa terbentuk karena 3 unsur atau dalam
ilmu firenya di sebut triangle of fire.
Kemudian teori mengenai segitiga api mengalami pengembangan
yaitu ditemukan unsur keempat terjadinya api atau Tetrahedron of
Fire yaitu rantai-reaksi.
Teori ini ditemukan berdasarkan penelitian dan pengembangan
bahan pemadam tepung kimia (dry cemical )dan Halon
(halogeneted hydrocarbon).
(SMK3)
TUJUAN:
1. Memberikan informasi tentang dasar hukum pelaksanaan
SMK3
2. Memberikan informasi dan konsep dasar keselamatan dan
kesehatan kerja serta tentang kerugian dan pencegahannya
3. Memberikan informasi mengenai prinsip pelaksanaan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai
Permenaker 05/MEN/1996
4. Memahami konsep Identifikasi Potensi Bahaya K3
Pengenalan SMK3
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)
Definisi:
SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptangan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
1
DASAR HUKUM
SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Dasar Hukum
4. Kebijakan Perusahaan
2 KONSEP DASAR
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Konsep Dasar
BANKS &
PERATURAN
INSURERS
PELANGGAN
PEMEGANG
SAHAM
MEDIA
LOKAL
KARYAWAN
PERUSAHAAN
INDUK
PERUSAHAAN
MEDIA MASYARAKAT
PEMERINTAH
NASIONAL SEKITAR
Konsep Dasar
Seberapa besar gunung es yang anda lihat ?
Konsep Dasar
Seberapa besar gunung es yang anda lihat ?
Teori Gunung Es
Konsep Dasar
Accident (Kecelakaan)
Peristiwa yang tidak dikehendaki yang mengakibatkan kematian, PAK, cedera, kerusakan atau kerugian
lainnya
Incident (Kejadian/insiden)
Peristiwa yang menimbulkan terjadinya suatu kecelakaan/ berpotensi terhadap terjadinya suatu kecelakaan
Hazard (Bahaya)
Sumber atau keadaan yang berpotensi terhadap terjadinya kerugian dalam bentuk cedera atau penyakit
akibat kerja, kerusakan properti, kerusakan pada lingkungan kerja atau kombinasi darinya
Konsep Dasar
Safety (Keselamatan)
Kebebasan dari risiko kerugian yang tidak dapat diterima
Risiko (Risk)
Kombinasi dari kemungkinan dan akibat yang ditimbulkan dari suatu kejadian berbahaya.
SAFETY
Keselamatan Kerja
HEALTH
Kesehatan Kerja
Meninggal/Cidera Berat
Cidera Ringan/P3K
Kerusakan barang/bangunan
SETELAH
SEBELUM KONTAK KONTAK KONTAK
Konsep Dasar
5 Prinsip Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peningkatan Komitmen
Berkelanjutan dan
Peninjauan
Peninjauan Kebijakan
Ulang
Ulang&&
Peningkatan
Peningkatan
oleh Perencanaan
olehmanajemen
manajemen
SMK3
Pengukuran
dan Penerapan
Evaluasi SMK3
Pengenalan SMK3
II. PERENCANAAN
MANAJEMEN RISIKO
Identifikasi Sumber Bahaya
PERATURAN PERUNDANGAN
Penilaian Risiko
DAN PERSYARATAN LAIN
Pengendalian Risiko
TUJUAN
SASARAN PROGRAM K3
INDIKATOR
Pengenalan SMK3
Peran
III. PENERAPAN SMK3 karyawan
1. JAMINAN KEMAMPUAN
• Sumber daya
• Integrasi
• Tanggung jawab & gugat
• Konsultasi, motivasi dan kesadaran K3
• Pelatihan kompetensi
2. KEGIATAN PENUNJANG
• Komunikasi
• Pelaporan
• Pendokumentasian
• Pencatatan
Pengenalan SMK3
Sosialisasi form2
• Form pelaporan bahaya
2. Form trouble report APD
Pengenalan SMK3
Prosedur Konsultasi K3
MULAI
KARYAWAN
menghubungi
bagian Safety
atau IHC
Prosedur Evakuasi
Mulai
Pimpinan Kerja
Personel Evakuasi memberikan informasi keperluan Menginstruksikan anak buahnya
evakuasi ke Koordinator Evakuasi Perusahaan utk mengembalikan doc &
Equipment ke areal semula atau
Koordinator Evakuasi Menginstruksikan tempat lain yang ditentukan
Personel Evakuasi Orang, Doc & Equipment
di plant terkait utk melakukan evakuasi
Selesai
Personel Evakuasi Orang/Doc/Equipment Plant terkait
Mengkoordinir Evakuasi Orang, Doc & Equipment
berdasarkan situasi lapangan yang terjadi
Pengenalan SMK3
Rekayasa
teknik
ADM
APD
Administrative Control
- Instruksi kerja
- Pelatihan/training
- Mutasi
Karateristik APD
• Masker Kain
Untuk melindungi pernafasan dari paparan partikulat
atau debu 10 mikron ( welding, grinding, buffing, machining, etc )
• Air Respirator
Untuk melindungi pernafasan dari paparan gas / uap ( plating,
Painting )
• Ear Plug
Untuk melindungi telinga dari paparan bising dibawah 100 dbA
selama 8 jam / hari ( dapat mereduce 10 – 15 dBA )
• Ear Muff
•Untuk melindungi telinga dari paparan bising diatas 100 dbA
selama 8 jam / hari ( dapat mereduce 20 – 30 dBA )
BAHAN : ORANG DAN CARA KERJA :
Komunikasi
Pelatihan dan awareness K3
Spill/Leak Control
Prosedur kerja yang aman
Labelling System
Tanggung jawab
Alat Pelindung Diri
MSDS Job Safety Analysis
Penatalaksanaan B3 On The Job Training
Rapat K3
Keadaan darurat & P3K
P2K3
Pemeriksaan Kesehatan
Ergonomi
LINGKUNGAN KERJA
Housekeeping
Pemantauan kebisingan
Pemantauan NAB kimia
Inspeksi tempat kerja ALAT / MESIN
Higiene perusahaan Pemeliharaan alat
Pencahayaan ruang kerja Anspeksi alat
5R Rekayasa teknik
Tag Out & Lock Out
Sistem Ijin Kerja
Actual Cases
Kebakaran BI, 15 orang meninggal Kebakaran Petro Widada
4 orang meninggal 48 0rang luka bakar
Kesimpulan
1. SMK3 harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya guna
terciptanya lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif.
DASAR KESELAMATAN
& KESEHATAN KERJA (K3)
YK
KONSEP RISIKO
• Dalam K3 memahami konsep risiko adalah
sangat penting, salah satu pola pikir dalam K3
adalah bagaimana mengurangi risiko-risiko
(dampak negatif) yang berkaitan dengan
aktifitas pekerjaan.
• Upaya pengelolaan risiko yang tepat dibutuhkan
pemahaman konsep risiko yang tepat, meliputi
jenis, pola, asesmen atau pengkajian yang
dibutuhkan, nilai/tingkat risiko, sehingga upaya
pengendalian risiko tepat, efektif & efisien.
KONSEP RISIKO
RISIKO =
HAZARD X KONSENTRASI X DURASI X
PROBABILITAS
SUMBER RISIKO
• Agen
• Media
• Proses kerja
• Prosedur kerja
• Manusia
(perilaku kerja)
JENIS-JENIS RISIKO
• KUALITATIF
• SEMI KUANTITATIF
• KUANTITATIF
ANALISIS RISIKO
KESEHATAN
Qualitative Exposure Rating
Kategori Deskripsi
Kategori Deskripsi
Description Rating
Factor
Consequenc Catastrophe: multiple fatalities damage over $1million, 100
es closure of activity, permanent extensive damage
Possible environmental.
outcomes of Disaster fatality: permanent local damage to 50
event environment, loss $500,000-$2,000000
Very serious: permanent disability/ill health, non 25
permanent environmental damage $50,000-$500,000
loss
Serious: Serious but non permanent injury or ill health. 15
Adverse effect on environment $5000-$50,000 loss
Important: Medical attention needed, off site emission 5
but no damage. $500-$5000 loss
Noticeable: Minor cuts and bruises or sickness, minor 1
damage <$500 short loss of production, small loss of
containment no off site consequences
Semi quantitative Rating
Factor Exposure
Description Rating
Factor
Exposure Continuously or many times daily 10
Frequency of Frequently approximately once daily 6
exposure to the Occasionally once a week to once a 3
hazard month 1
Infrequent once a month to once a year 0.5
Rare has been known to occur 0.1
Very rare not known to have occurred
Semi quantitative
Rating Factor Likelihood
Description Rating
Factor
Likelihood Almost certain Is the most likely 10
Likelihood that outcome if the event occurs
particular Likely not usual perhaps 50-50 6
consequence chance
follows the Unusual but possible 3
event Remotely possible a possible 1
coincidence
Conceivable Has never happened in 0.5
years of exposure but is possible
Practically impossible not to 0.1
knowledge ever happened anywhere
Semi quantitative Level of Safety Risk
INFORMASI
• Administrative control
Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada interaksi
pekerja dengan lingkungan kerja
Air Path
Source Receiver
⚫ Occupational Disease :
“ the relationship to specific causative factors at
work has been fully established and the factors
concerned can be identified, measured and
eventually controlled “
⚫ Occupational Disease :
“ occur as a result of exposure to
physical, chemical, biological,
ergonomic or psychososial
factors in the work place “
Di Indonesia
⚫ Penyakit Akibat Kerja (Occupational Disease)
a. Permennaker No.01/Men/1981 → PAK
b. Keppres RI no 22 thn 1993 → PAHK
KEBISINGAN
(unwanted sound)
Dilaporkan PAK
dikenal
sebagai
penyakit yang ada
Tidak kaitan dengan pekerjaan
dilaporkan ada upaya medik, namun
hubungan sebab-akibat timbulnya
penyakit tidak jelas
ada gejala, tapi tidak
diteliti lebih lanjut
Formulir 3 b kecelakaan
formulir 3 c penyakit akibat kerja
4. Apabila terjadi perbedaan pendapat
mengenai penyakit akibat kerja dan
besarnya prosentase cacat, maka
pihak yg tidak menerima penetapan
Badan Penyelenggara dapat meminta
penetapan kepada pegawai
pengawas ketenagakerjaan setempat
5. Pegawai pengawas ketenagakerjaan
meminta pertimbangan medis epda dokter
penasehat tingkat propinsi dan
berdasarkan pertimbangan medis
tersebut, pegawai pengawas
ketenagakerjaan membuat penetapan dan
memerintahkan perusahaan atau badan
penyelenggara melaksanakan penetapan
tersebut
6. Apabila penetapan pegawai
pengawas ketenagakerjaan tdak
diterima salah satu pihak maka pihak
yg tidak menerima dapat meminta
Penetapan Menteri dan Menteri dapat
meminta pertimbangan medis
kepada dokter Penasehat Pusat
7. Berdasarkan pertimbangan medis
dari dokter penasehat, Menteri
menetapkan dan memerintahkan
perusahaan atau badan
penyelenggara melaksanakan
penetapan tersebut
KESIMPULAN
Bahwa tata cara dan diagnosa Penyakit Akibat Kerja
diatur oleh Kepmen 333/Men/1989 sedangkan
pengajuan klaim pada Jamsostek diatur menurut
Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1993 yg
intinya :
Laporan Tahap I :
a. Laporan bila ada kecelakaan atau PAK
b. Memakai format no.3
c. Harus dilaporkan dlm waktu 2 x 24 jam
Laporan Tahap II : laporan yg dilakukan bila :
a. “Sudah sembuh”:
- STMB [Sementara Tdk Mampu Bekerja]
- Cacat sebagian untuk selamanya
- Cacat total untuk selamanya
- Meninggal dunia
b. Memakai format :
- 3b : untuk kecelakaan
- 3c : untuk Penyakit Akibat Kerja
c. Harus dilaporkan tidak lebih dari 2x24 jam
Prosedur Pelaporan P.A.K dan Pengajuan
Jaminan
Kecelakaan Kerja
Pelaksanaan perundangan UU no.3 thn.1992
PAK
(UU Jamsostek)
Dokter Pemeriksa Kes.Tenaga Kerja Dokter Pemeriksa
P.A.K P.A.K.
Disnaker PT. Jamsostek
Pegawai Pengawas Tidak Setuju Setuju
Dokter Penasehat Propinsi
Tidak Setuju Kompensasi