Professional Documents
Culture Documents
Mendasarkan pada :
1. PERMENDAGRI No. 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penghitungan,
Penganggaran dalam APBD, dan Tertib Administrasi Pengajuan, Penyaluran dan
Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik
sebagaimana telah diubah dengan PERMENDAGRI No.78 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas PERMENDAGRI Nomor 36 Tahun 2018 tentang Tata Cara
Penghitungan, Penganggaran dalam APBD, dan Tertib Administrasi Pengajuan,
Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan
Partai Politik; dan
2. Keputusan Bupati Jepara Nomor 210/96 Tahun 2021 tentang Bantuan Keuangan
kepada Partai Politik yang Mendapat Kursi di DPRD Kabupaten Jepara Hasil
Pemilu Tahun 2019 Tahun Anggaran 2021
Jika Parpol di Kabupaten Jepara bermaksud mohon kenaikan nilai Banparpol, maka
mekanisme Pengajuan kenaikan Bantuan Keuangan Parpol adalah sbb :
1. Permohonan pengajuan kenaikan banpol dari Partai Politik kepada Bupati.
2. Pembahasan pengajuan kenaikan banpol oleh eksekutif dengan memperhatikan
beberapa hal, antara lain :
a. Pelaksanaan/ capaian propgram prioritas daerah yang tertuang dalam RPJMD.
b. Kondisi kemampuan keuangan daerah, setelah terpenuhinya :
i. Belanja urusan wajib dan mengikat
ii. Belanja yang telah diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan, dan
iii. Standar pelayanan minimal terkait pelayanan dasar masyarakat.
c. Nilai per suara sah bantuan keuangan parpol pada tahun anggaran sebelumnya.
d. Indeks kemahalan.
3. Anggaran kenaikan banpol tersebut tertuang dalam dokumen perencanaan/ RKPD
dan atau dokumen penganggaran PPAS dan RAPBD dan selanjutnya juga disepakati
oleh legeslatif.
4. Bupati mengajukan surat permohonan kenaikan bantuan keuangan Parpol kepada
Gubernur Jawa Tengah dengan tembusan kepada Kepala Bakesbangpol Provinsi
Jawa Tengah dengan dilampiri bukti mengenai dialokasikannya Bantuan Keuangan
Parpol dalam dokumen perencanaan dan/ dokumen penganggaran.
5. Tim Provinsi akan menindaklanjuti surat permohonan dengan melakukan Desk
dengan Tim Kabupaten (BAPPEDA, BPKAD, Bagian Hukum Setda dan Bakesbangpol
Kabupaten Jepara).
Tito menyebut, anggaran parpol bertujuan agar operasional partai dapat berjalan baik dan
lebih sehat.
Indonesia Coruption Watch (ICW) mendukung penambahan dana partai politik oleh
pemerintah. Wakil Koordinator ICW Ade Irawan beralasan, lewat suntikan negara, partai kader
bisa fokus memperbaiki bangsa dan jauh dari tujuan memperkaya diri.
Ade berpandangan, dengan dana Parpol saat ini, upaya para kader untuk korupsi sangat
tinggi. Terlihat dari masuknya kader yang awalnya nonpartai namun memiliki modal, bisa
diusung menjadi calon sebagai kepala daerah.
"Kalau seperti ini partai dibajak, dibajak siapa orang yang punya uang. Jadi konsekuensinya
partai ketika mencalonkan baik kepala daerah anggota legislatif bukan kader yang punya
kemampuan tapi yang punya uang," Ade menjelaskan.
Menurut Darmin, angka tersebut masih dalam kemampuan APBN. Sehingga kenaikan dana
parpol tersebut masih terhitung aman bagi APBN. "Ya artinya itu bukan, itu tidak di luar
jangkauan APBN. Itu di dalam jangkauan. (Masih aman?) Ya," kata dia.
Dia mengungkapkan kenaikan parpol merupakan sebuah pilihan. Kenaikan ini diharapkan bisa
dipahami oleh masyarakat. "Memang apapun itu, itu soal pilihan. Pilihan itu adalah tidak bisa
diukur di satu titik waktu. Itu soal pilihan saja," tandas.
Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya mengatakan, naiknya dana bantuan untuk partai
politik membenani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia menyatakan hal
tersebut menanggapi naiknya dana parpol 10 kali lipat.
"Ya pasti, ya namanya di APBN, pasti membebani APBN," kata pria yang akrab disapa JK itu
di kantornya, Jakarta, Selasa (29/9/2017).
Kenaikan besaran dana parpol tertuang dalam Surat Menteri Keuangan Nomor
277/MK.02/2017 pada 29 Maret 2017. Kebijakan itu diikuti dengan revisi PP Nomor 5 Tahun
2009 tentang Bantuan Keuangan kepada Parpol.
Meski demikian, masih kata dia, ini lebih baik dilakukan. Daripada partai-partai itu mengejar
proyek dan merugikan keuangan negara.
"Tapi lebih berbahaya kalau partai-partai itu ingin kerja proyek dan lebih menyulitkan kan,"
jelas JK.
Karena itu, lanjut dia, dana parpol akan diaudit. Batasan-batasan pemanfaatan dana tersebut
akan ditentukan, berikut mekanisme dan prosedurnya.
"Ya tentu ada prosedurnya, ada batasan-batasannya (setiap partai)," kata JK.
"Rekomendasi KPK dan LIPI bahwa partai politik harus memiliki keuangan yang sehat untuk
beroperasi, dengan demikian potensi korupsi politik dapat ditekan," ucap William.
Menurut dia, DKI Jakarta masih dalam kondisi pandemi dan kesulitan ekonomi. Untuk
pembahasan tersebut menjadi tidak relevan.
"Itu perlu masalah timing saja, pantas atau tidak? Karena melihat konteks yang tidak relevan,
maka pada Pandangan umum itu PSI tidak mendorong kenaikan dana Banpol. Malah kami
menegaskan untuk memangkas kegiatan-kegiatan yang tidak relevan seperti kenaikan RKT
ratusan miliar yang sempat diusulkan," jelasnya.
Wakil Ketua DPR itu menilai seharusnya kenaikan bantuan dana parpol sekitar Rp 5.000 per
suara. Jika bantuan dana parpol sebesar itu, dia menilai akan membantu partai politik dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Menurut dia, jika penambahan dana bantuan parpol sebesar Rp 5.000 per suara merupakan
usulan yang wajar karena di Indonesia parpol tidak diperbolehkan untuk berbisnis.
"Di Indonesia parpol tidak boleh punya bisnis, enggak boleh punya bengkel, jadi wajar negara
memberikan bantuan," tandas Fadli.