You are on page 1of 10
Jurnall Sains dan ogi ISTP, VOL. 14, NO. 01, Desember 2020 pISSN 2356-0878. elSSN 2714-6738 PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING BERDASARKAN METODE ISOLINE DI DAERAH JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UTARA Yoko Wira Buana Perolihen Berutu, Drs. Nalom D. Marpaung, ST, M’ » Analiser Halawa, ST, MT dan “Ir. Bungaran Tambun, M.Si 1)Mahasiswa Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains dan Teknologi TD Pardede Medan 2),3),4)Dosen Fakultas Teknologi Mineral Institut Sains dan Teknologi TD Pardede Medan opung0123@xmail com, halawajim gmail com *hungarant'gmail com Abstrak Socara administrati lokasi penetitian berada di Daerah Juma Teguh, Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara. Secara Geografis lokasi penelitian terletak pada 98°1243" BT - 98°16'08" BT dan 2°45°28" LU - 2°48°49° dengan luas 4900 ha. Metode penelitian yang digunakan dalam pethitungan sumberdaya yakni metode /soline. Geomorfologi daerah penelitian dibagi berdasarkan Klasifikasi kelas lereng. Van Zuidam yang terbagi menjadi 6 satuan geomorfologi yaitu sitwan morfologi sangat curam, satuan ‘morfologi curam, satuan morfologi agak curam. satnan morfologi miring, satuan morfologi landai, satuan morfologi datar, Statigrafi daerah peneltian terdini dari 3 satuan litologi mutai dari yang paling muda yaitu satuan tufa, safuan batusabak, satuan batugamping. Struktur yang terdapat didaerah penelitian adalah struktur kekar dan sesar. Scbaran batugamping tersingkap pada elevasi $00 meter sampai dengan 1150 meter. Berdasarkan perhitungan ‘sumberdaya dengan menggunakan metode isolin, didapatkan sumberdaya terunjuk sekitar 1494.854.540 ton. Dari besaran sumberdaya yang didapatkan maka batugamping dilokasi penelitian prospek dan berpotensi untuk dlikembangkan, Kata Kunci : Geologi, Batugamping, Metode /sotine, Abstrak Administraively, the research location is in Juma Teguh area, Siempat Nempu District, Dairt Regency, North Sumatra Province. Geographically, the research location is located at 98°12'43 "Hast Longitude - 98°16'08" East Longitude and 2°43'28 "North Latitude ~ 2°48'49" with an area of 4900 ha The research method used in calculating the resource is themethod isoline. The geomorphology of the research area 1s divided based on the classification of the Van Zuidam slope class which 1s divided into 6 geomorphological units, namely very steep morphological units, steep morphological units, slightly steep morphological units, sloping morphological units, sloping morphological units, flat morphological units. The stratigraphy of the research area consists of 3 lithological units starting from the youngest, namely the tuff unit, the slab rock unit, and the limestone unit. The ‘Structures contained inthe research area are stock and fault structures. The limestone distribution is exposed at an elevation of 800 meters to 1150 meters. Based an the calculation of resources using themethod tsoline, the ‘indicated resources were around 1,494,854,540 tons. From the amount of resources obtained, the limestone is the ‘prospect research location and has the potential to be developed. Keywords: Geology, Limestone Method Isoline. 1, PENDAHULUAN Kandungan kalsium yang tinggi dari batugamping Batugamping merupakan batuan sedimen karbonat banyak dibutuhkan dalam industri seperti bahan boku dengan komposisi mineral utama kalsium karbonat semen, peleburan baja. bahan pemutih, soda abu, (CaCO), sering disebut mineral kalsit (Tucker, 1991). penggosok, pembasmi hama, penjernih air, keramik, ‘Jurnal Sains dan Teknologi - U1 | 94 ‘Yoko Wira Buana Perolihen Berutu, Nalom D, Marpaung, Analiser Halawa dan Bungaran Tambun PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING BERDASARKAN METODE ISOLINE DI DAERAH JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UIARA “Halaman 94-102 Jurnal Sains dan Teknologi WTP, VOL. 14, NO. 01, Desember 2020 pISSN 2356-0878, eISSN 2714-6758 pertanian (pupuk) dan penutup jalan. Kebutuhan akan batugamping dalam dunia industri semakin hari semakin-meningkat. Maka sangat perlu di lakukan Kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan daerah yang ‘memiliki potensi batugamping. Daerah penelitian {epatnya di daerah Sipalakki dan sekitarnya, Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan masuk dalam Formasi Alas (Ppal). Di Sumatera Utara salah satu formasi yang disusun olch batugamping adalah formasi alas (Ppa), yang tersebar di pegunungan Bukit Barisan dengan ara Barat Laut- Tenggara dari Acch hhingga Sumatera Utara Aldiss, dkk (1983). Il. TATANAN GOLOGI 2.1, Fisiografi Secara regional daerah penelitian masuk kedalam peta geologi lembar Sidikalang yang disusun oleh Akiss dkk (1983). Aldiss membagi fisiografi peta geologi Jembar Sidikalang menjadi lina grup utama yaitu Teras Marin, Perbukitan Barisan, Rangkaian Pegumimgan Barisin, Plato Toba dan Depresi Taba ‘Teras Marin ditempati oleh aluvium Kuarter dan ‘mencmpati pantai barat Sumatera. ‘Sumber: Badan Koordinasi Suevei dan Pemetaan Nasional (RAKOSURTANAL) Tahun 1892 Gambar 1. Fisiografi Grup Lembar Sidikalang (Lokasi ppenclitian ditandai dengan kotak merah), Morfologi Daerah Penelitian 1, Morfologi Datar Satuan morfologi agak curam (Foto. 2.1) di fokasi penelitian memiliki kemiringan lereng 0 ~ 2” atau 0 ~ 2 % dengan cist fisik dilapangan berupa proses erosi tanh yang molai masif ‘Sumber: dokumentasi pribadi mbar 2 Satuan Morfologi Datar di desa Sinampang. ‘Arah foto N 37° E. 2. Morfologi Landai Morfologi Landai (Foto 22) i lokasi_peneiian ‘memiliki kemiringan lereng 2 — 4° atau 2 ~7 % dengan Giri fisik dilapangan berupa proseserosi tanah yang mula masif, ‘Sumber: dokumentasi pribad) ‘Gambar 2 Morfologi Landai didesa Juma Antuang. Ara foto N 166° E, 3. Morfologi Miring Morfologi Miring pada umumnya adalah dacrah yang ssndah digali dan dimanfaatkan sebagai jalan tambang ‘agak curam dilokasi penclitian memiliki kemiringan lereng 4—8 atau 7 — 15 % dengan cir fisik dilapangan berupa proseserosi tanah yang mulai masif “EN Sumber: dokumentasi pribadt Gambar 4. Morfologi Miring di desa Juma Teguh ‘Arah foto N 221° E. 4. Morfologi Agak Curam Morfotogiagak curam dilokasi pencitian memiliki emiringan lereng 8-16" atau 15-30% dengan cir fist dilapangan berupa proseserositanah yang mulai masif, dapat diihat dari pergerakan material tanah yang ‘erbawa air hujan dan terdapat longsoran yang bersift nendatan. . Jurnal Sains dan Teknologi - STP \ 95 ‘Yoko Wira Buana Perolihen Berutu, Nalom D. Marpaung, Analiser Halawat dan Bungaran Tambun PERHTTUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING BERDASARKAN METODE ISOLINE DIDAERAH JUMA TEGUEL KECAMATAN SIFMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA TARA ‘Halasnam 94-102 _Jurnal Sains dan Teknologi ITP, VOL. 14. NO. 01, Desember 2020 pISSN 2356-0878, eISSN 2714-6758. ‘Sumber: dokumentasi pribadi ‘Gambar 5. Morfologi Agak Curam di desa Juma Teguh, ‘Arah Foto N 197. 5. Morfologi Curam Satwan morfologi curam (Foto 2.5) pada umumnya merupakan lereng perbukitan dan sebagian lagi ‘merupakan lahan yang sudah dikupas (akan ditambang), Satwan morfologi ini memiliki kemiringan lereng antara 16-35" atau 30-70%. Dari hasil pengamatan lapangan iri fisik satuan morfologi curam antara Jain adalah masifnya proses erosi dan terjadi longsoran akibat air hhyjan terutama pada permukaan tanah yang terkelupas dan sudut kemiringan lereng yang tinggi. Sumber: dokumentasi pribad Gambar 6. Morfologi Curam di desa Juma Teguh, Arah foto N 289° E, 6, Morfologi Sangat Curam ‘Satuan morfologi sangat curam pada umumnya berupa Jereng torjal dan terscbar erpisal-pisah. Satuan rmorfologi ini ditutupi olch vegetasi tanaman muda seperti Semak belukar dan pepohonan muda. Sclain itu saluan morfologi ini terbentuk hasil dari pengupasan pada morfologi curam yang mengubah kemringan lereng menjadi semakin tinggi. Satuan morfologi sangat curam memiliki kemiringan 35-55° atau 70-140 %, Berdasarkan pengamatan lapangan dengan ciri fisik stuan morfologi sangat curam antard lain proses demdasional yang. sangat intensif dan tersingkapnya ‘batuan secara alami pada tcbing. Pada morfologt ini jika melakuan penambangan batugamping harus dilakukan dengan sangat hatichati dengan -mengikuti proses keselamatan kerja. Karena morfologi ini rawan akan terjadinya longsor, ‘Sumber: dokumentasi pribadi Gambar 7. Morfologi Sangat Curam di desa Juma Teguh, Arah foto N 286° E. Stratigrafi Daerah Penelitian 1, Formasi Alas (Ppal) Formasi Alas (Ppal) disusun olch batugamping_ pejal dan hablur DT. Aldiss, dkk (1983), Formasi Alas sebagian besar terdiri dari batugamping yang tersilangan secara_ loka! dan Oolitikum dengan bbawahan Arenites, batulanau dan batolempung, tipis (Ppa dan Ppal). Pada Formasi Alas terdapat Safwan batugamping menempati + 35 % daerah penelitian. Batugamping dilokasipeneltin tidak memperlihatkan kedudukan lopisan dan bersuktur masif Kelebalan satuan ‘bamgamping tidak ciketabai dan merupnkan batwan dasar (base rock) dilokasi penclitian. Diagenesa batugamping Fomasi Alas) terbentuk pod lingkungan laut dangkal ‘Sumber: dokumentasi pribadi Gambar 8. Satuan batugamping di desa Juma Teguh. Arah Foto N 350 °E 2, Formasi Kluet (Puk) Formasi Kluet (Puk) disusun oleh batupasir metakuarsa, metaklake, batusabak dan flit (D.T. Algiss dk, 1983) Pada formasi ini batusabak (Slate) ditemukan di Japangan dengan menempati + 25 % daerah peneitian Jurnal Sains dan Teknologi - ISTP |96 Yoko Wira Buana Perolihen Berutu, Nalom D. Marpaung, Analiser Halawa dan Bungaran Tambun PERHTTUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING BERDASARKAN METODE ISOLINE DI DAERAH JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI PROVINS! SUMATERA UTARA Halaman 94-102 Jurnal Sains dan Teknologi (STP, VOL. 14. NO. 01, Desember 2020 pISSN 2356-0878, elSSN 2714-6758 ‘Sumber: dokumentasi pribadi Gambar 9. Satan Batusabak (slate) di Desa Kentara. ‘Arah Foto N 134°E, 3. Formasi Tufa Toba (Qvt) Formasi Tufa Toba disusun oleh tfa riodasit yang sebagian terlaskan. Sebagian tufa ini menyatw/crlaskan, dan terdiri_ dari berbagai_tekstur dan komposisi Mendekati Danau Toba lapisan atasnya lebih kasar dan mengandung banyak tatuapune, sedang dibagian Tenggara lembar peta Sidikalang bertekstur pasir halus dengan kandungan kuarsa yang tingsi. Tufa Toba asam mudah diidentifkasi dengan banyaknya fragmen kuarsa bening dan berbentuk kristal dengan ketebalan beberapa milimeter. Aliran abu Tufa Toba mengisi lembah ~ Jembah pegunungan dan perbukitan. Pengisian lembah ‘sumgai_terjadi pada beberapa periode dan dimana pengikisan sangat kuat mengakibatkan terjadinya lereng = lereng yang sangat tejal (escarpment), Formasi Tufa Toba berumur Plistosen dan memiliki Uurutan stratgrafi lebih muda ditandinekan Formasi ‘Alas dan Formasi Kivet, Berdasarkan koordinat Pengamatan lapangan Fonmasi Tufa Toba berada di sekeliling Formasi Alas (Ppal) pada lokasi penelitian, ‘Sumber: dokumentasi pribach ‘Gambar 10. Satuan Tufa Toba di Desa Kentara. Arah Foto 37°, Struktur Regional Daerah Penelitian Struktur Regional Daerah Penelitian terdapat 2 struktur yaitu Struktur Kekar dan Struktur Sesar. 1, Struktur Kekar Kekar (joint) adalah rekahan pada batuan yang belum mengalami pergeseran (Panduan Buku Praktikum Geologi Stuktur Universitas Gadjah Mada, 2008). Struktur kekar merupakan gejala yang paling. umum |_950__[3:849.000[ 5, | 78775000 reo eis Sie ae Kontur 900 tuasnya 5.851.000 3 [252.453.0003 T 55 412.500 Kontur 925 luasnya 5.618,000 1000_| 1.980.000] > Interval kontur /Ketebalan (25m) ‘Jurnail Sains dan Teknologi - UTP | 99 ‘Yoko Wira Buana Perolihen Berutu, Nalom D. Marpaung, Analiser Halaw2, ‘dan Bungaran Tambun PERHTTUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING BERDASARKAN METODE ISOLINE DI DAERAIT JUMA TEGUH. KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UTARA Halaman 94-102 OO 5.851.000 mé +5.618.000m zi 6 =143.362.500 m* Kontur 925-950 Kontur 925 Inasnya 5.618.000 m* Kontur 950 luasnya 3.849.000 m* Interval kontur / ketebalan (23m) 5.618.000m? + 3.849.000m* 25m z 7 = 118.337.500 m Kontur 950975 Kontur 950 lussnya 3.849.000 ne Kontur 975 luasnya 2.453.000 m" Interval kontur /Ketebalan (25m) £49.000m + 2.453.000! va & 78,775.00 m? Kontur 975 ~ 1000 ‘Kontur 975 luasnya 2.453.000 m= ‘Kontur 1000 luasnya 1,980,000 m? Interval kontur / ketebalan (25m) 2.453.000m? + 1.980.000 = 25m 2 = 55,412.50 mé 9. Kontur 1000 ~ 1025 . Kontur 1000 luasnya 1.980.000 m? Kontur 1025 huasnya 1596, 000 n> Interval kontur/ketebalan (25m) 1.980.000m? + 1.596.000? e 25m = 44:700.000 m* Kontur 1025 - 1050 Kontur 1025 Iussnya 1,596,000 m? Kontur 1050 Iuasnya 1.241.000 m= Interval kontur /ketebalan (25m) __ 1.596.000m? + 1.241.000m? 2 -35:462.500 m> Kontur 1050 - 1075 ‘Kontur 1050 luasnya 1.241.000m" ‘Kontur 1075 luasnya 880.900 m= Interval kontur /Ketebalan (25m) 1.241.000m? + 880.900m? vi = = =26,523.750 mi Kontur 1075 — 1100 Kontur 1075 Iuasnya 880,900 m? Kontur 1100 luasnya $95,500 m° Interval kontur / ketebalan (25m) Jurnal Sains dan Teknologi TP, VOL. 14, NO. 01, Desember 2020 pISSN 2356-0878, eISSN 2714-6758 1880.900m" + 595.500m? ee =18.455.000 m? Kontur 1100~ 1125 Kontur 1100 luasnya $95,500 m: Kontur 1125 luasnya 348.500 m* Ferval kontur /Ketebalan (25m) 595,500" + 348 500m" w= ; 25m = 1.800.000 m Kontur 112 ~1150 Kontur 1125 luasnya 348.500 mf Kontur 1150 iuasnya 124.840 mi? Interval Kontur/ Ketébalan (25m) 348,500m! + 124.840? vi = = 591.6750 m Untuk mendapatkan volume bersih batgamping dacrah penelitian adalah menggunakan persamaan Viotal = V - VOB Keterangan Viotal = Volume Bersih V = Volume Batuzamping VOB = Volume Over Burden (VOB didapatkan dari [Over Burden (OB) dikali dengan Loas Batugamping) ‘dan volume bersih yang didapat adalah 778,570,073 i. ‘volume bersih batugamping: ‘Tanah penutup (Over Burden) dengan ketebalan + 2 m. ‘Volume Over Burden (VBO) Over Burden (BO) x Luas Batugamping m x 325434770" 5.086.954 m ‘Volume Total (Ftotal) = Volume Batug: — Volume Over Burden = 811.113, 5s m= 5.086.954 m8 = 746,026,596 mi ‘Tonase didaputkan dengan menggunakan persamaan ‘Tonase = Viotal x Densitas Batugamping Keterangan Vtotal = Volume Bersih Densitas Batuzamping = 2.4 ton/im* dan tonase yang didapatkan dengan densitas tbatugamping sebesar 2.4 ton/n® adalah 1.790 463,830 ton/m’.Perhitungan tonase batuzamping adalah: Tonase = Volume Total (Viota!) x Densitas Batugamping . : = 746.026 596 m’ x 2.4 town = 1.790.463,830 ton/m? ~Jurnal Sains dan Teknologi — UTP | 100 ‘Yoko Wira Buana Perolihen Berutu, Nalom D. Marpaung, Analiser Halawa dan Bungaran Tambun PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUGAMPING BERDASARKAN METODE ISOLINE DI DAERAH JUMA TEGUH KECAMATAN SIEMPAT NEMPU KABUPATEN DAIRI PROVINSI SUMATERA UIARA ‘Halaman 94-102 Jurnal Sains dan Teknologi (STP, VOL. 14, NO. 01, Desember 2020 pISSN 2356-0878, eISSN 2714-6758 Dalam pethitungan — sumberdaya _batuzamping dliperkirakan tingkat kesalahan atau disebut_ dengan Faktor Koreks Faktor koreksi dalam perhitungan sumberdaya pada daerah penelitian ini scbanyak 20% ‘Untuk mengetahui besaran faktor koreksi adalah persen tonase dikalikan dengan faktor korckst Faktor koreksi = 1.790.463.836 ton/m? x 20% = 358,092,766 ton ‘Maka didapatkan Tonase bersih = 1,790,463.830 ~ 358,092,766 432,371,064 ton Maka didapatkan basil sumberdaya batugamping dacrah Desa Juma Teguh, Kecamatan Siempat -Nempu, Kabupaten. Dain, Provinsi Sumatera Utara sebesar 1.432.371.0668 ton, Pembahasan Proses Terbentuknya Batugamping Daerah Penelitian Daerah penelitian tersusun oleh tiga satuan batuan yang terdapat dalam tiga formasi salah safunya adalah satuan batugamping masuk dalam Formasi Alas. Pada daerah penelitian Formasi Alas adalah Formasi tertua yang bberumur Perm Awal - Karbon Akhir, Secara regional Formasi Alas merupakan batuan dasar Sumatera Utart (DT. Aldiss, 1983), Batgamping daerah_peneitian terbentuk secara organik dilaut dangkal yaitu berasal dari orakcring, cangkang, siput dan foraminifera yang, KKemmudian mati dan terendapkan dengan waktu geologi ‘mengalami akurmulasi dan ttitifikasi Pada zaman Karbon Akhir (345 juta tahun yang lalu) ‘erjadiaktivitas tektonik yang menyebabkan dasar batuan didaerah Juma Teguh yakni batugamping mengalami Pengangkatan. Saruan “bamgamping terbentuk pada lingungan faut dangkal dan telah mengalami deformasi saat pengangkatan Sumatera (D.T. Aldiss, 1983). Sumberdaya Batugamping Daerah Penclitian Karena peralatan yang digunakan untuk pemetain sangatlah sederhana maka sumiberdaya batugamping yang diperkirakan hanya yang tersingkap di permukaan, schingga untuk menghitung sumberdaya hanya vang, di dasarkan pada batugamping yang tersingkap dipermukaan. Untuk menghitung Ketebalan rata-rata dari endapan didaisarkan pada perbedaan silat kontur yang diangeap mewakili Ketebalan perlapisan batugamping —tersebut,—Besaran—_sumberdaya batugamping dihitung berdasarkan metode isoline, sumberdaya dihitung hanya pada. singkapan yang dipermukaan saja dengan menggunakan peta toposrafi skala 1; 25.000. Untuk mendapatkan Tuas endapen botugamping dari setiap Kontur dibantu Sofware Mapinfo12.0. Setclah didapatkan twas setiap kontur ‘maka diketahni volume dengan mengalikan Inas dengan interval kontur. Berdasarkan perhitungan yang, dilakulan maka diperoleh besaran _sumberdaya ‘batugamping yang terdapat pada daerah penclitian adalah sebesar 1.432.371.064 ton. Dari besaran sumberdaya batugamping yang diperolch maka batugamping tersebut cukup berpotensi untuk: dikembangkan, ‘Gamibar 14. Peta suniberdaya batugamping

You might also like