You are on page 1of 132

PENGARUH TERAPI HIPNOTIS LIMA JARI TERHADAP TINGKAT

ANSIETAS MASYARAKAT YANG TERDAMPAK PHK


DI WILAYAH DESA GEMPOLSEWU KECAMATAN ROWOSARI

SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh :
ISLAHIYAH PRATIWI
NIM SK.117.019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
KENDAL, APRIL 2021

i
ii
Pengesahan Skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Skripsi
yang berjudul:

PENGARUH TERAPI HIPNOTIS LIMA JARI TERHADAP TINGKAT


ANSIETAS PADA MASYARAKAT YANG TERDAMPAK PHK
DI DESA GEMPOLSEWU KECAMATAN ROWOSARI

Disiapkan dan disusun oleh:


Nama: ISLAHIYAH PRATIWI
NIM: SK117019
Telah di pertahankan di depan dewan penguji pada tanggal April 2021 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk di terima
Penguji I

Dr. Ns, M.Fatkhul Mubin., M. Kep., Sp, Kep,J


NIPS. 2861026064

Penguji II

Rina Anggraeni, M.Kep., Ns.


NIPS. 120212043

Penguji III

Livana P.H., M.Kep., Sp.Kep.J.

NIPS. 120206012

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, berkatrahmat

dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Teknik Lima Jari Terhadap Tingkat Ansietas Pada Masyarakat Yang Terdampak

PHK Di Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari”. Skripsi ini merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sanjana Keperawatan (S.Kep) pada Progam

Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari arahan, bimbingan,

bantuan dan dorongan, dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Yulia Susanti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Kendal.

2. Ns. Setianingsih, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal.

3. Rina Anggraeni, M.Kep., Ns selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, bantuan dan arahan dengan penuh perhatian dan kesabaran

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ns. Livana PH, M.,Kep Sp.Kep.J selaku pembimbing II yang telah

membimbing dan mengarahkan pcneliti dalam menyelesaikan dan

menyempurnakan skripsi ini.

5. Orang tua. yang telah memberikan don restu, dukungan moril dan materil

serta memberi dorongan juga semangat dalam pembuatan skripsi ini.

iv
6. Teman-teman satu bimbingan dan satu angkatan 2017 yang selalu

mensuport satu sama lain, dan selalu memberikan dukungan.

Dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Mohon maaf atas segala kesalahan dan ketidak sopanan yang mungkin telah

saya perbuat Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah-

langkah kita menuju kabaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-

Nya untuk kita semua. Aamiin

Kendal, 1 April 2021

Penulis

Islahiyah Pratiwi

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .......................................................................... ii
LEMBAR PENGSAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 9
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 10
E. Keaslian penelitian..................................................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKAN


A. Pemutusan Hubungan Kerja ...................................................................................... 14
B. Ansietas...................................................................................................................... 18
C. Terapi Hipnosis 5 jari ................................................................................................ 30
D. Kerangka Teori .......................................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Kerangka konsep........................................................................................................ 37
B. Hipotesis penelitian.................................................................................................... 37
C. Desain penelitian........................................................................................................ 38
D. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................................. 39
E. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................... 41
F. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Skala Pengukuran ................................... 41
G. Alat penelitian, SPO dan teknik pengumpulan data .................................................. 44
H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................................................ 53
I. Etika penelitian .......................................................................................................... 58

vi
J. Jadwal penelitian........................................................................................................ 58

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Karakteristik Responden ............................................................................................ 59
1. Analisa Univariat .................................................................................................. 59
2. Analisa Bivariat .................................................................................................... 63

BAB V PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ............................................................................................ 64
B. Tingkat Ansietas ......................................................................................................... 69
1. Sebelum pemberian terapi lima jari ...................................................................... 69
2. Sesudah pemberian terapi lima jari....................................................................... 71
3. Pengaruh terapi lima jari terhadap tingkat ansietas .............................................. 73

BAB PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................................... 59
B. Saran .......................................................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 81


LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel
1.1 Keaslian Penelitian 11
3.1 Definisi Operasional 42
3.2 Karakteristik, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status 55
4.1 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan Usia 59
4.2 Distribusi frekuensi karakteristik data demografi 60
4.3 Tingkat cemas pada masyarakat yang terdampak PHK sebelum 61
pemberian terapi lima jari
4.4 Tingkat cemas pada masyarakat yang terdampak PHK sebelum 61
dan sesudah pemberian terapi lima jari
4.5 Pengaruh tingkat ansietas setelah diberikan terapi lima jari pada 63
masyakarat yang terdampak PHK

viii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Tabel

2.1 Rentang Respon 22

2.2 Kerangka Teori 36

3.1 Kerangka Konsep Penelitian 37

3.2 Rancangan Penelitian 38

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran


Lampiran

1 Lembar Kuisioner Penelitian

2 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Desa

3 Balasan Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Dari Desa

4 Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Disnaker

5 Permohonan Menjadi Responden

6 Permohonan Ijin Penelitian Desa

7 Permohonan Ijin Penelitian Kesbangpol

8 SPO Terapi Hipnotis Lima Jari

9 Jadwal Penelitian

10 Lembar Konsultasi

x
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Skripsi, April 21

Islahiyah Pratiwi
“Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Terhadap Tingkat Ansietas
Masyarakat Yang Terdampak Phk Di Wilayah Desa Gempolsewu
Kecamatan Rowosari”
80 Halaman+ 4 gambar+ 8 tabel + 10 lampiran
ABSTRAK
Pedahuluan : Pemutusan hubungan kerja memiliki dampak besar bagi kehidupan
karyawan. Diantaranya, yaitu terganggunya aktivitas ekonomi seseorang dalam hal
pekerjaan, sehingga karyawan yang terkena PHK menjadi kehilangan mata
pencaharian yang berdampak pada penghasilan yang diterimanya sehingga
menyebabkan ansietas karena tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Metode
: Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen dengan pretest posttest with
one grup desain, jenis penelitian kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 29
responden dengan teknik pengambilan Total sampling. Hasil : Hasil analisis data
menunjukan rata-rata mayoritas usia dewasa awal yaitu 23 tahun, pada usia
didapatkan data seimbang yaitu perempuan 15 (51,72%) dan laki-laki 14 (51,72%).
Pendidikan mayoritas pada pendidikan SMA berjumlah 24 (82,75%), Status
pernikahan mayoritas belum menikah berjumlah 23 (79,31%). Tingkat cemas
responden sebelum diberikan terapi lima jari mayoritas pada tingkat cemas sedang
sejumlah 21 (72,4%). Setelah diberikan terapi lima jari mayoritas tidak ada cemas
dengan hasil sebanyak 19 65,5%). Saran : Masyarakat yang terdampak PHK
sebaiknya menggunakan intervensi non farmakologis seperti pemberian terapi lima
jari untuk mengurangi ansietas.

Kata Kunci : PHK, Ansietas, Terapi Lima Jari


Kepustakaan : (2010-2021)

xii
Nursing Study Program Kendal
College of Health Sciences
Thesis, March 21
Islahiyah Pratiwi
“The Influence of Five Finger Hypnosis Therapy on Anxiety Levels of
Community Affected by Phk in the Village Area of Gempolsewu Village,
Rowosari District”
80 pages + 4 pictures + 8 tables + 10 attachments
ABSTRACT
Introduction: Termination of employment has a major impact on the lives of
employees. Among them, namely disruption of one's economic activities in terms
of work, so that employees who are laid off will lose their livelihoods which have
an impact on the income they receive, causing anxiety because they cannot meet
their daily needs. Methods: This study is a quasy experimental study with a pretest
posttest with one group design, quantitative research type. The research sample
consisted of 29 respondents with a total sampling technique. Results: The results
of data analysis showed that the average majority of early adulthood was 23 years.
At that age, the data obtained were balanced, namely women 15 (51.72%) and men
14 (51.72%). The majority of education in high school is 24 (82.75%), the majority
of unmarried marital status is 23 (79.31%). The majority of respondents' anxiety
level before being given five-finger therapy was 21 (72.4%). After being given five
finger therapy, the majority were not anxious with the results as much as 19 65.5%).
Suggestion: People affected by layoffs should use non-pharmacological
interventions such as providing five finger therapy to reduce anxiety.

Keywords: Layoffs, Anxiety, Five Finger Therapy


Bibliography: (2010-2021)

xiii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Situasi pandemic Covid-19 telah menyebabkan sebagian orang

merasa terlalu khawatir atau takut dan berpikir tidak wajar (Yanti dkk,

2020). Covid-19 menyebababkan Infeksi saluran nafas pada manusia mulai

dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)

menurut WHO (2019). Data terbaru menunjukkan bahwa per tanggal 15

Desember 2020, perkembangan virus Covid-19 terus mengalami kenaikan.

216 negara telah terjangkit virus, yang positif sebanyak 71.051.805 orang,

sembuh 41,7 juta sedangkan yang meninggal sebanyak 1.608.648 jiwa.

(WHO, 2020). Di Indonesia sendiri, jumlah kasus korban positif Covid-19

telah bertambah menjadi 629.429 orang, dan total pasien yang sembuh

mencapai 516.656 orang, korban yang meninggal akibat virus ini jika

dikalkulasikan telah meninggal 19.111 jiwa , diketahui pada tanggal 15

Desember 2020 (Kemenkes RI,2020).

Di Jawa tengah kasus penyebaran covid-19 semakin bertambah

diketahui pada tanggal 15 Desember 2020 Terkonfirmasi positif 10.620,

Meninggal 4.449, dan Sembuh 59.019 (Dinkesprov, 2020). Sedangkan hasil

dari monitoring data covid-19 kabupaten Kendal terkonfirmasi 3322, positif

8178, pasien sembuh 260, meninggal 128 jiwa. (Dinkes, 2020). Di

Kecamatan Rowosari terkonfirmasi 111 jiwa, kasus probable 3 jiwa, kasus

suspek 50 jiwa (Dinkes, 2020).

1
2

Dampak dari pandemic covid Pembatasan aktivitas masyarakat

berpengaruh pada sector perekonomian, pendidikan, dan kesehatan.

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah mendorong pemerintah menerapkan

kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB) di berbagai daerah.

Keadaan ini berdampak luas pada kondisi sosial ekonomi masyarakat,

termasuk keselamatan kerja dan penurunan pendapatan pekerja. Sekitar 25

juta pekerjaan hilang secara global, sehingga banyak pekerja yang

dirumahkan atau di PHK akibat pandemi Covid-19. (ILO, 2020).

Pemutusan hubungan kerja memiliki dampak besar bagi kehidupan

karyawan. Diantaranya, yaitu terganggunya aktivitas ekonomi seseorang

dalam hal pekerjaan, sehingga membuat dirinya memiliki status pekerjaan

yang tidak tetap. Selain itu, karyawan yang terkena PHK menjadi

kehilangan mata pencaharian yang berdampak pada penghasilan yang

diterimanya. Ansietas dapat dipengaruhi oleh beberapa peristiwa kehidupan

seseorang yang sifatnya krusial, kehilangan anggota keluarga, konflik

dalam keluarga, permasalahan keuangan, dan kehilangan pekerjaan

(Firdayanti, 2019). Pandemi Covid-19 menyebabkan 15,6 persen pekerja di

Indonesia terkena PHK, bahkan 13,8 persennya tidak mendapatkan

pesangon, pekerja ter-PHK ini mayoritas dari kalangan pekerja usia dewasa

(Meilianna & Purba, 2020)


3

Menurut Santia (2020) Pemutusan hubungan kerja menjadi

sesuatu yang sangat meresahkan bagi para pekerja terutama buruh pabrik.

Mereka yang sudah terkena dampak Covid-19 masih harus menanggung

resiko terkena PHK. Jumlah pekerja yang telah dirumahkan dan terkena

Pemutusan Hubungan Kerja akibat terdampak covid-19 sudah menembus 2

juta orang.

Berdasarkan data Kemenaker per 20 April 2020, terdapat

2.084.593 pekerja dari 116.370 perusahaan dirumahkan dan kena PHK

akibat terimbas pandemi Covid-19 ini. Adapun rinciannya, sektor formal

1.304.777 pekerja dirumahkan dari 43.690 perusahaan. Sementara yang

terkena PHK mencapai 241.431 orang dari 41.236 perusahaan. Sektor

informal juga terpukul karena kehilangan 538.385 pekerja yang terdampak

dari 31.444 perusahaan atau UMKM (Hastuti, Harefa, & Napitupulu, 2020).

Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten

Kendal per bulan desember 2020 jumlah yang masih dirumahkan ada 551

orang terdampak PHK. Data tertinggi ada di Kecamatan kaliwungu

sebanyak 337 oarang, data tertinggi kedua di kecamatan boja ada 100 orang,

dan tertinggi ketiga ada di desa gempolsewu kecamatan rowosari sejumlah

80 orang terdampak PHK sehingga banyak masyarakat usia dewasa yang

mengalami masalah psikologis terutama ansietas (Disnaker,2020).

Menurut penjelasan Menteri Ketenagakerjaan ada beberapa fakta

yang terjadi di lapangan, yaitu: pertama, 2 juta lebih pekerja telah terkena
4

PHK, mulai dari pekerja atau buruh formal maupun tenaga kerja informal.

Kedua, pekerja UMKM yang paling banyak terkena PHK sehingga

menyebabkan masalah psikologis (Kemenkes, 2020).

Dampak psikologis di masa pandemic kali ini berpengaruh pada

masyarakat, terutama pada masyarakat yang terdampak PHK. Bebannya

menjadi dua kali lipat. Di antara masalah kesehatan Covid-19 yang

membutuhkan kewaspadaan masyarakat mengkhawatirkan keamanan

finansial dan masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Psikolog Retno

Dewanti Purba mengatakan ada 4 dampak psikologis yang turut terjadi saat

seseorang kehilangan pekerjaan. Pertama keberfungsian diri terganggu.

Kedua identitas dan self esteem ikut terganggu Saat kehilangan pekerjaan

secara mendadak maka bisa saja individu merasa salah satu bagian dari

jatidirinya tercabut. Ketiga kehilangan rasa aman karena slain financial

security pekerjaan memberikan rasa aman dengan

memberikan predictability terhadap masa depan. Terakhir kehilangan

koneksi social (Handayani, 2020).

Dampak perekonomian dimasa pandemic kali ini mengakibatkan

melambatnya pertumbuhan ekonomi, banyak perusahaan melakukan

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawannya. Hal

tersebut menjadi pilihan realistis bagi perusahaan untuk bisa bertahan di saat

kondisi ekonomi anjlok. Namun, adanya PHK ini tentunya dapat berdampak

pada pertumbuhan ekonomi. Adanya PHK akan berdampak pada tingkat

konsumsi masyarakat, yang tentunya dapat dipastikan akan mengalami


5

penurunan. Sebab, jika seseorang tidak memiliki pendapatan, tentunya

mereka tidak akan bisa membeli barang untuk mereka konsumsi (Hartiti,

2015).

Penelitian yang dilakukan Navarro (2018) pada 244 responden

yang menganggur akibat kehilangan pekerjaan di Spanyol. Dari hasil

penelitiannya, dapat dilihat bahwa seseorang yang kehilangan pekerjaan dan

mengganggur, memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang rendah.

Sebanyak 94,3% respondennya memiliki gejala depresi, dan 59,7%

memiliki kecemasan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Howe

(2004) menjelaskan bahwa terdapat gejala depresi dan gangguan ansietas

pada 252 pasangan suami istri yang kehilangan pekerjaan. permasalahan

terbesar yang dihadapi seseorang yang terkena PHK adalah kondisi

ekonomi yang berdampak pada perencanaan finansial keluarga, seperti

membayar pendidikan anak, dan membayar angsuran atau kredit. Hal ini

sering kali menjadi permasalahan yang dapat memberikan tekanan

psikologis pada seseorang seperti ansietas (Gunawan, 2009).

Ansietas menjadi tiga aspek, Aspek fisik, seperti pusing, sakit

kepala, tangan berkeringat, menimbulkan rasa mual pada perut, mulut

kering, grogi, dan lain-lain. Aspek emosional, seperti timbulnya rasa panik

dan rasa takut. Aspek mental atau kognitif, timbulnya gangguan terhadap

perhatian dan memori, rasa khawatir, ketidak teraturan dalam berpikir, dan

bingung. Hampir semua orang pernah mengalami ansietas, tetapi hampir

semua orang tidak dapat menggambarkan secara objektif apa yang

5
6

dirasakannya untuk mengurangi ansietas dengan menggunakan pendekatan

preventif (Ghufron & Risnawita, 2014).

Salah satu tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan

mengendalikan ansietas yang dialami klien dengan memberikan terapi yang

komprehensif, seperti teknik relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif,

distraksi, hipnotis lima jari, dan psikoterapi (Sulistyarini, 2013). Stuart

(2016) menyatakan salah satu bentuk penatalaksanaan non obat yang dapat

menurunkan ansietas adalah intervensi hipnotis lima jari.

Hasil penelitian Evangelista, Widodo, Widiani (2016) Hasil Pre test

sebelum hipnosis 5 jari didapatkan 6 responden yang bersedia, (83%) 5

responden memiliki ansietas ringan dan (17%) 1 responden memiliki

ansietas sedang. Post test Sesudah hipnotis 5 jari terhadap (83%) 5

responden berubah jadi tidak ada ansietas dan (17%) 1 responden. Salah

satu faktor turunnya dari ansietas tidak adanya ansietas adalah kondisi fisik

dan stuktur anatomi yang di dalam otaknya. Responden telah mendapat

sugesti atau pemikiran positif tentang hipnosis 5 jari dan melupakan

perasaan cemas.

Hasil penelitian Hanavy (2018) terjadi peningkatan kemampuan

melakukan terapi 5 jari pada klien 1 dan klien 2 dengan nilai yang sama

yaitu meningkat sebesar 4 kemampuan (80%). Hasil penelitian tersebut

terbukti bahwa terdapat penurunan tingkat ansietas sesudah pemberian

teknik 5 jari, hasil penelitian tersebut dikarenakan teknik 5 jari ini


7

memberikan rasa rileks atau nyaman sehingga responden merasakan dirinya

lebih baik dari sebelumnya.

Hasil penelitian Rizkiya, PH, Susanti (2018) dengan menggunakan

Uji Man Whitney didapatkan p value pada kedua kelompok 0,02 (p< 0,05)

dengan penurunan ansietas pada kelompok klien yang pertama kali dirawat

sebesar (62,5%) dan pada kelompok klien yang sudah pernah dirawat

mengalami penurunan ansietas sebesar (22,5%). Hasil penelitian tersebut

terbukti bahwa terdapat penurunan tingkat ansietas sesudah pemberian

teknik 5 jari, hal ini dikarenakan teknik 5 jari ini memberikan rasa rileks

atau nyaman sehingga responden merasakan dirinya lebih baik dari

sebelumnya.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Julian (2013)

dalam jurnal Rizkiya (2017) menunjukkan bahwa pemberian teknik

relaksasi nafas dalam dan hipnotis 5 jari dapat menurunkan ketegangan otot,

membantu memusatkan perhatian, mengurangi ketakutan. Terapi hipnois

lima jari adalah sebuah teknik pengalihan pemikiran seseorang dengan cara

menyentuh pada jari-jari tangan serta membayangkan hal-hal yang

menyenangkan (Astuti, 2018).

Sesuai fenomena yang sedang terjadi dimasa pandemic

menyebabkan beberapa pekerja mengalami perubahan ekonomi dan

berdampak pada psikologisnya sehingga hasil Studi pendahuluan yang

dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara dengan pekerja pada

tanggal 26 oktober 2020 di Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari, di


8

Desa Gempolsewu ada 17 dukuh. Data diambil dengan melakukan

wawancara pada salah satu pekerja di setiap dukuh. Setelah dilakukan

wawancara didapatkan hasil pekerja yang terdampak PHK di Desa

Gempolsewu ada 10 orang, yang terdiri dari 5 laki-laki dan 5 perempuan.

Dari hasil wawancara dengan menggunakan visual numerik rating scale dari

10 responden menunjukan mengalami cemas ringan (3 orang), cemas

sedang (4 orang) dan cemas berat (3 orang).

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti menunjukan

bahwa respon ansietas sebelum dilakukan terapi hipnotis 5 jari pada 10

orang yang terdampak PHK didapatkan data yang mengalami respon

kognitif (3 orang), respon afektif (4 orang), respon fisiologis (1 orang),

respon perilaku (1 orang), respon social (1 orang). Dari hasil penelitian 10

pekerja yang berdampak PHK mengaku memiliki tekanan tidak hanya

masalah ekonomi akan tetapi juga beberapa tekanan dari kehidupan sehari-

harinya didalam keluarga dan lingkunganya. Dengan adanya pemutusan

rantai covid-19 mengakibatkan masyarakat yang terdampak PHK tidak bisa

mencari pekerjaan lainnya karena adanya peraturan PSBB di semua daerah

(Rafisna, 2020).

Berdasarkan fenomena dan latar belakang tentang masyarakat yang

terdampak PHK sehingga menimbulkan berbagai factor salah satunya factor

ekonomi dan factor psikologis. Masyarakat yang terdampak PHK banyak

yang mengalami ansietas dikarenakan takut tidak bisa mencukupi

kehidupan sehari-hari. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang


9

“Pengaruh Hipnotis Lima Jari Terhadap Tingkat Ansietas Masyarakat Yang

Terdampak PHK Di Wilayah Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari”.

B. Rumusan Masalah

Pada masa pandemic kali ini banyak pekerja yang di PHK sehingga

dapat mempengaruhi psikologisnya karena masyarakat yang terdampak

PHK takut tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Nanda

(2018-2020) ansietas merupakan bentuk respon terhadap stimulus tertentu

yang tidak diinginkan oleh siapapun yang terdapat dimanapun dan

kapanpun karena dalam hal ini ansietas tidak mengenal jenis kelamin, suku

atau ras dan batas usia. Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada “Pengaruh Hipnotis Lima

Jari Terhadap Tingkat Ansietas Masyarakat Yang Terdampak PHK Di

Wilayah Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari?”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mengidentifikasi pengaruh hipnotis lima jari terhadap tingkat ansietas

pada masyarakat yang terdampak PHK di wilayah Desa Gempolsewu

Kecamatan Rowosari.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik masyarakat yang terdampak PHK

meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status.


10

b. Mengidentifikasi gambaran tingkat ansietas sebelum dilakukan

terapi hipnotis 5 jari pada masyarakat yang terdampak PHK di

wilayah Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari.

c. Mengidentifikasi gambaran tingkat ansietas sesudah dilakukan

terapi hipnotis 5 jari pada masyarakat yang terdampak PHK di

wilayah Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari.

d. Menganalisis tingkat ansietas sebelum dan sesudah diberikan terapi

hipnotis 5 jari pada kelompok intervensi pada masyarakat yang

terdampak PHK di wilayah Desa Gempolsewu Kecamatan

Rowosari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan dan pengalaman tentang Pengaruh hipnotis lima jari

terhadap tingkat ansietas pada masyarakat yang terdampak PHK di

wilayah Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari serta

mengembangkan diri khususnya dalam bidang penelitian

keperawatan jiwa.

b. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan

untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang

Pengaruh hipnotis 5 jari terhadap tingkat ansietas pada masyarakat


11

yang terdampak PHK di wilayah desa Gempolsewu Kecamatan

Rowosari.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Responden

Penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan

tentang Pengaruh hipnotis 5 jari terhadap tingkat ansietas pada

masyarakat yang terdampak PHK sehingga responden

pengetahuannya bertambah dan termotivasi.

E. Keaslian penelitian

Penelitian tentang pengaruh hipnotis lima jari terhadap tingkat ansietas

belum pernah dilakukan sebelumnya. Berikut merupakan beberapa

penelitian yang terkait :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama dan Judul Desain Hasil penelitian Perbedaan


tahun penelitian penelitian
penelitian
1. Meilianna,R Dampak Accidental Hasil penelitian Perbedaan
Pandemi sampling menunjukan penelitian ini
, & Purba, Covid-19 melalui terjadinya terletak pada
Terhadap Phk survei gelombang waktu,
Y.A (2020) Dan online Pemutusan tempat,
Pendapatan Hubungan Kerja sampel,
Pekerja Di (PHK) dan metode, dan
indonesia penurunan jumlah
pendapatan responden
buruh/karyawan
/pegawai selama
masa PSBB di
Indonesia.
pesangon.
12

2. Evangelista, Pengaruh pre Sesudah Perbedaan


et al, (2016) Hipnosis 5 Jari experiment hipnosis 5 jari penelitian
Terhadap al design terhadap (83%) ini terletak
Tingkat dengan one- 5 responden pada waktu,
Kecemasan group berubah jadi tempat,
Pasien pretest- tidak ada sampel,
Sirkumsisi Di posttest kecemasan dan metode, dan
Tempat design. (17%) 1 jumlah
Praktik responden. responden
Mandiri
Mulyorejo
Sukun Malang

3. Rizkiya, Ph, Pengaruh Quasy Hasil Uji Perbedaan


and Susanti Tehnik 5 Jari Experiment statistik dengan penelitian
(2018) Terhadap One Group Uji Mann ini terletak
Tingkat Design Whitney pada waktu,
Ansietas Klien Pretest- didapatkan p tempat,
Gangguan Postes value pada sampel,
Fisik Yang kedua kelompok metode, dan
Dirawat Di 0,02 (p< 0,05) jumlah
Rsu KendaL dengan responden.
penurunan
ansietas pada
kelompok klien
yang pertama
kali dirawat
sebesar (62,5%)
dan pada
kelompok klien
yang sudah
pernah dirawat
mengalami
penurunan
ansietas sebesar
(22,5%).
4. R. Y. Pengaruh pra Sebelum di Perbedaan
Hastuti and Terapi eksperimen terapi 5 jari penelitian
Arumsari Hipnotis Lima dengan didapatkan hasil ini terletak
(2015) Jari Untuk pendekatan cemas sedang pada waktu,
Menurunkan rancangan sebanyak 18 tempat,
Kecemasan penelitian orang (100%) sampel,
Pada One group dan setelah metode, dan
13

Mahasiswa Pre test- mendapat terapi jumlah


Yang Sedang Post test menjadi 15 responden
Menyusun orang (83,3%)
Skripsi Di mengalami
Stikes cemas ringan
Muhammadiy dan 3 orang
ah Klaten (16,7%)
mengalami
cemas sedang.
Adapun hasil uji
statistik
didapatkan hasil
p=0,000
(p<0,05)

5. Hanavy, B. Penerapan Pra Hasil penelitian Perbedaan


A. (2018). Terapi 5 Jari eksperimen Terjadi penelitian
Pada Pasien dengan peningkatan ini terletak
Psikosomatis pendekatan kemampuan pada waktu,
Untuk rancangan melakukan tempat,
Mengurangi penelitian terapi 5 jari pada sampel,
Kecemasan One group klien 1 dan klien metode, dan
Di Klinik Dr. Pre test- 2 dengan nilai jumlah
Bangun Di Post te yang sama yaitu responden
Desa meningkat
Kamulyan sebesar 4
Kecamatan kemampuan
Tambak (80%).
6. Pratiwi, Pengaruh Quasy Perbedaan
(2020) Terapi Experiment penelitian
Hipnotis dengan ini terletak
Lima Jari rancangan pada waktu,
Terhadap One Group tempat,
Tingkat Pretest- sampel,
Ansietas Posttest metode, dan
Masyarakat Design jumlah
Yang responden
Terdampak
Phk Di
Wilayah
Desa
Gempolsewu
Kecamatan
Rowosari
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemutusan Hubungan Kerja

1. Pengertian

Pemutusan Hubungan Kerja didefinisikan sebagai kondisi

berakhirnya hubungan pekerjaan antara pekerja dan pemberi kerja

karena suatu hal yang mengakibatkan berakhirnya hak, dan kewajiban

antara pekerja dan pemberi kerja. PHK dibagi menjadi beberapa jenis,

3 yaitu PHK oleh pihak pemberi kerja, PHK oleh pihak pekerja, dan

PHK demi mengikuti aturan hukum yang berlaku (Dewanti,2020).

Menurut UU RI No.13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat 25 Pemutusan hubungan kerja (PHK)

adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang

mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau

buruh dan pengusaha. Maka dapat disimpulkan bahwa Pemutusan

Hubungan kerja (PHK) yang juga dapat disebut dengan

Pemberhentian, Separation atau Pemisahan memiliki pengertian

sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu

yang mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan

perusahaan

14
15

2. Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Menurut mangkruprawira (2011) Pemutusan Hubungan kerja (PHK)

ada 2 jenis, yaitu :

a. Pemutusan hubungan kerja sementara

Berbeda dengan sementara tidak bekerja pemberhentian

sementara memiliki alasan internal perusahaan, yaitu karena

alasan ekonomi dan bisnis, misalnya kondisi moneter dan

krisisekonomi menyebabkan perusahaan mengalami chaos atau

karena siklus bisnis. Pemberhentian sementara dapat

meminimumkan di beberapa perusahaan melalui perencanaan

sumber daya manusia yang hati-hati dan teliti.

b. Pemutusan hubungan kerja permanen.

PHK permanen dapat disebabkan 4 hal, yaitu :

1) Keinginan sendiri

2) Kontrak yang habis

3) Pensiun
16

3. Fungsi dan Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja

Navarro (2018) menjelaskan Fungsi Dan Tujuan Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) yaitu:

a. Mengurangi biaya tenaga kerja

b. Menggantikan kinerja yang buruk. Bagian integral dari

manajemen adalah mengidentifikasi kinerja yang buruk dan

membantu meningkatkan kinerjanya.

c. Meningkatkan inovasi. PHK meningkatkan kesempatan untuk

memperoleh keuntungan , yaitu :

1) Pemberian penghargaan melalui promosi atas kinerja

individual yang tinggi.

2) Menciptakan kesempatan untuk level posisi yang baru

masuk.

3) Tenaga kerja dipromosikan untuk mengisi lowongan kerja

sebgai sumber daya yang dapat memberikan

inovasi/menawarkan pandangan baru.

d. Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar. Meningkatkan

kesempatan untuk mempekerjakan karyawan dari latar belakang

yang berbeda-beda dan mendistribusikan ulang komposisi

budaya dan jenis kelamin tenaga kerja.

4. Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja

Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja memiliki kaitan yang erat

dengan alasan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), namun tujuan lebih


17

menitikberatkan pada jalannya perusahaan (Navarro (2018). Maka

tujuan PHK diantaranya:

a. Perusahaan/ pengusaha bertanggung jawab terhadap jalannya

perusahaan dengan baik dan efektif salah satunya dengan PHK.

b. Pengurangan buruh dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti

kesulitan penjualan dan mendapatkan kredit, tidak adanya pesanan,

tidak adanya bahan baku produktif, menurunnya permintaan,

kekurangan bahan bakar atau listrik, kebijaksanaan pemerintah dan

meningkatnya persaingan.

c. Mencapai sasaran seperti yang diharapkan dan tidak menimbulkan

masalah baru dengan memperhatikan tiga faktor penting, yaitu

faktor kontradiktif, faktor kebutuhan, dan faktor sosial.

d. Pemutusan rantai covid-19 didalam perusahaan.

5. Dampak

Dampak dari PHK di masa pandemi COVID-19 dapat

mengakibatkan seseorang merasakan cemas akan keberlangsungan

hidupnya, dan berpengaruh pada kondisi kesehatan mental mereka.

Sebagian besar individu akan merasakan stres ketika mereka

dihadapkan dengan PHK, hal ini dikarenakan penghasilan yang

mereka dapatkan akan berkurang, hingga tidak ada sama sekali

pendapatan yang mereka terima (Looker & Gregson dalam Aziz,

2005).
18

B. Ansietas

1. Pengertian

Ansietaas adalah suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu

yang disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang

membantu individu untuk bersiap mengambil tindakan menghadapi

ancaman. Pengaruh tuntutan, persaingan, serta bencana yang terjadi

dalam kehidupan dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik

dan psikologi (Sutejo, 2018). Ansietas merupakan perasaan tidak

nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom

(sumber sering kalin tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu),

perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal

ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu

akan adanya bahaya dan kemampuan individu untuk bertindak

menghadapi ancaman (Nanda, 2018-2020). Kaplan dan Sadock

(2010) menjelaskan pengertian ansietas menurut beberapa teori adalah

sebagai berikut :

a. Teori psikoanalitik

Ansietas atau cemas dipandang sebagai akibat konflik psikik

antara keinginan tidak disadari yang bersifat seksual dan agresif

dan ancaman terhadap hal tersebut yang bersifat ego atau realis

eksternal.
19

b. Teori Perilaku Kognitif

Menurut teori ini, ansietas adalah respon yang dipelajari

terhadap stimulus lingkungan spesifik. Model ini menegaskan

bahwa pasien dengan gangguan panic sering memiliki pikiran atau

hilangnya kendali dan takut mati yang mengikuti sensasi fisiologis

yang tidak dapat dijelaskan terapi mendahului dan kemudian

menyertai serangan panic.

c. Teori Eksistensial

Teori eksistensial kecemasan memberikan model untuk

gangguan ansietas menyeluruh, tanpa adanya stimulus spesifik yang

dapat eksistensial adalah bahwa orang menyadari rasa kosong yang

mendalam didalam hidup mereka, perasaan yang mungkin bahkan

membuat tidak nyaman daripada penerimaan terhadap kematian

yang tidak dapat dielakan.

2. Batasan Karakteristik Ansietas

Nanda (2018-2020) mengidentifikasi batasan karakteristik ansietas

adalah sebagai berikut :

a. Perilaku : Penurunan produktifitas, gerakan ekstra, tampak waspada,

agitasi, insomnia, gelisah.

b. Afektif : Kesedihan yang mendalam, gelisah, distress, ketakutan,

putus asa, peka, gugup, sangat khawatir, senang berlebihan, ragu.

c. Fisiologis : wajah tegang, tremor tangan, peningkatan keringat,

peningkatan ketegangan, gemetar, tremor, suara bergetar.


20

d. Simpatis : gangguan pola pernafasan, anoreksia, peningkatan, refleks,

diare, mulut kering, wajah memerah, peningkatan tekanan darah,

peningkatan denyut nadi, peningkatan frekuensi pernafasan, kedutan

otot, lemah.

e. Parasimpatis : nyeri abdomen, perubahan pola tidur, penurunan,

tekanan darah, penurunan denyut nadi, diare, pusing, keletihan, mual,

kesemutan pada ekstermitas, sering berkemih.

f. Kognitif : gangguan perhatian, gangguan konsentrasi, meyadari gejala

fisiologis, konfusi, penurunan lapang persepsi, penurunan

kemampuan untuk belajar, lupa, melamun, cenderung menyalahkan

orang lain.

3. Faktor terjadinya ansietas

a. Faktor Predisposisi

Stuart (2013) mengemukakan factor ansietas dapat diekspresikan

secara langsung yaitu :

1) Faktor biologis/ fisiologis,

Faktor biologis/ fisiologis, berupa ancaman yang

mengancam akan kebutuhan sehari-hari seperti kekurangan

makanan, minuman, perlindungan dan keamanan. Otak

mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine, obat-obatan

yang meningkatkan neuroregulator inhibisi asam

gamaaminobutirat (GABA), yang berperan penting dalam

mekanisme terjadinya ansietas. Selain itu riwayat keluarga


21

mengalami ansietas memiliki efek sebagai faktor predisposisi

ansietas.

2) Faktor perilaku

Ansietas adalah produk frustasi yaitu segala sesuatu yang

menganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

3) Faktor keluarga

Ansietas bisa ditemui dalam suatu keluarga. Tumpang

tindih dalam gangguan kecemasan dan gangguan kecemasan

depresi.

4) Faktor interpersonal

Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak

adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga

berhubungan dengan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan

akan menimbulkan kelemahan spesifik. Terutama pada orang

dengan harga diri rendah akan mudah mengalami

perkembangan kecemasan yang berarti.

5) Faktor psikoanlitik

Ansietas merupakan konflik emosional yang terjadi

antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id merupakan

dorongan insting dan implus primitive seseorang. Sedangkan

superego mencerminkan hati nurani seseorang dan

dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau


22

aku, berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang

bertentangan, dan fungsi ansietas adalah meningkatkan ego

bahwa ada bahaya.

4. Faktor Presipitasi

Stressor pencetus ansietas berasal dari sumber internal

maupun eksternal. Menurut Stuart (2013) Strssor dapat

dikelompokan menjadi dua kategori yaitu :

1) Ancaman terhadap integritas seseorang yang meliputi

ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kemampuan

untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

2) Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan

identitas harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi dari

seseorang. Integritas seseorang yang meliputi

ketidakmampuan fisiologis yang akan datang menurunnya

kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari.

5. Respon ansietas

Rentang respon ansietas disajikan dalam gambar :

Gambar 2.1

Sumber : Stuart (2013)


23

Tingkatan ansietas Peplau dalam Stuart,( 2013) dapat dikategorikan

sebagai berikut :

Khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah

terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang,

gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan, gangguan

konsentrasi dan daya ingat, keluhan somatik (rasa sakit pada otot

dan tulang, pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak napas,

gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, farmakologi, cara

farmakologi diantaranya dengan benzodiazepin menurut Isaacs,

(2005) dalam (PH et al., 2018) .

Ansietas yang terjadi pada seseorang akan menimbulkan

beberapa respon seperti respon kognitif, afektif fisiologis, perilaku,

dan sosial (PH, 2018). Ansietas yang dialami akan menentukan

bagaimana mekanisme koping seseorang dalam mengatasi masalah

tersebut baik mekanisme koping adaptif atau maladaptive. individu

yang memiliki mekanisme koping adaptif akan lebih efektif untuk

mengurangi atau meredam ansietas sebaliknya jika

individumenggunakan mekanisme koping maladaptif bisa

memperburuk keadaan atau individu tersebut mempunyai potensi

untuk terjadinya sakit (Lau, 2019).


24

6. Tingkat ansietas

Stuart (2013) ada 4 klasifikasi tingkat ansietas yaitu ansietas

ringan, ansietas sedang, ansietas berat, dan panik.

a. Ansietas Ringan

Penyebab dari ansietas ringan biasanya karena pengalaman

kehidupan sehari-hari dan memungkinkan individu menjadi lebih

fokus pada realitas. Individu akan mengalami ketidaknyamanan,

mudah marah, gelisah, atau adanya kebiasaan untuk mengurangi

ketegangan (seperti menggigit kuku, menekan jari-jari kaki atau

tangan). respons fisiologis yang terjadi pada ansietas ringan yaitu

nadi dan tekanan darah sedikit meningkat, adanya gangguan pada

lambung, muka berkerut, dan bibir bergetar.Respons kognitif dan

afektif yang terjadi yaitu gangguan konsentrasi, tidak dapat duduk

tenang, dan suara kadang-kadang meninggi.

b. Ansietas Sedang

Pada ansietas sedang, lapang pandang individu menyemit.

Selain itu individu mengalami penurunan pendengaran, penglihatan,

kurang menangkap informasi dan menunjukkan kurangnya

perhatian pada lingkungan. Terhambatnya kemampuan untuk

berpikir jernih, tapi masih ada kemampuan untuk belajar dan

memecahkan masalah meskipun tidak optimal. Respons fisiologis

yang dialami yaitu jantung berdebar, meningkatnya nadi dan

respiratory rate, keringat dingin, dan gejala somatik ringan (seperti


25

gangguan lambung, sakit kepala, sering berkemih). Terdengar suara

sedikit bergetar. Ansietas ringan atau ansietas sedang dapat menjadi

sesuatu yang membangun karena kecemasan yang terjadi

merupakan sinyal bahwa individu tersebut membutuhkan perhatian

atau kehidupan individu tersebut dalam keadan bahaya.

c. Ansietas Berat

Semakin tinggi level ansietas, maka lapang pandang

seseorang akan semakin menurun atau menyempit. Seseorang yang

mengalami ansietas berat hanya mampu fokus pada satu hal dan

mengalami kesulitan untuk memahami apa yang terjadi. Pada level

ini individu tidak memungkinkan untuk belajar dan memecahkan

masalah, bahkan bisa jadi individu tersebut linglung dan bingung.

Gejala somatik meningkat, gemetar, mengalami hiperventilasi, dan

mengalami ketakutan yang besar.

d. Panik

Individu yang mengalami panik sulit untuk memahami

kejadian di lingkungan sekitar dan kehilangan rangsangan pada

kenyataan. Kebiasaan yang muncul yaitu mondarmandir,

mengamuk, teriak, atau adanya penarikan dari lingkungan sekitar.

Adanya halusinasi dan persepsi sensorik yang palsu (melihat

seseorang atau objek yang tidak nyata). Tidak terkoordinasinya

fisiologis dan adanya gerakan impulsif. Pada tahap panik ini

individu dapat mengalami kelelahan.


26

7. Dampak Anisetas

Dampak ansietas meliputi terjadinya penurunan aktivitas fisik

dan status fungsional. Seseorang yang mengalami kecemasan akan

merasakan perasaan takut, konsentrasi terganggu, merasa tegang dan

gelisah, antisipasi yang terburuk, cepat marah, resah, merasakan

adanya tanda-tanda bahaya, dan merasa pikiran kosong. Selain tanda

dan gejala psikologis, tanda dan gejala secara fisik juga akan terlihat

jika seseorang merasa cemas. Seperti jantung berdebar, berkeringat,

mual atau pusing, peningkatan frekuensi BAB atau diare, sesak nafas,

tremor, kejang, ketegangan otot, sakit kepala, kelelahan dan insomnia,

Masalah ansietas dapat dicegah dengan pemberian asuhan

keperawatan yang tepat pada individu tersebut. Tindakan keperawatan

dilakukan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan mulai

dari pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

(Ayuningtyas, 2018).

8. Alat ukur Ansientas

Ada beberapa alat ukur ansietas yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

a. Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

HARS merupakan salah satu kuesioner yang mengukur skala

ansietas yang masih digunakan sampai saat ini. Kuesioner terdiri

atas 14 item. Masing-masing item terdiri atas 0 (tidak terdapat)

sampai 4 skor (terdapat). Apabila jumlah skor <17 tingkat ansietas


27

ringan, 18-24 tingkat ansietas sedang, dan 25-30 tingkat stres berat

(Nursalam,2013).

b. Taylor Manifest Anxiety Scale (T-MAS)

T-MAS merupakan kuesioner yang dirancang untuk

mengukur skala ansietas pada individu (Oxford Index, 2017). T-

MAS terdiri atas 38 pernyataan yang terdiri atas kebiasaan dan

emosi yang dialami. Masing-masing item terdiri atas “ya” dan

“tidak”

(Psychology tools, 2017).

c. Depression, Anxiety Stress Scale (DASS)

DASS terdiri atas pertanyaan terkait tanda dan gejala

depresi, ansietas dan stres. Kuesioner DASS ada dua jenis yaitu

DASS 42 dan DASS 21. DASS 42 terdiri atas 42 pertanyaan

sedangkan DASS 21 terdiri atas 21 pertanyaan, masing-masing

gangguan (depresi, ansietas, dan stres) terdapat 7 pertanyaan.

Masing-masing item terdiri atas 0 (tidak terjadi dalam seminggu

terakhir) sampai 3 (sering terjadi dalam waktu seminggu terakhir)

(Psychology Foundation of Australia, 2014).

d. Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS)

Kuesioner SAS terdiri atas 20 pernyataan terkait gejala

ansietas. Masing-masing pernyataan terdapat 4 penilaian yang

terdiri dari 1 (tidak pernah), 2 (jarang), dan 3 (kadang-kadang), dan

4 (sering). Klasifikasi tingkat ansietas berdasarkan skor yang


28

diperoleh yaitu 20-40 (tidak cemas), 41-60 (ansietas ringan), 61-80

(ansietas sedang), dan 81-100 (ansietas berat) (Sarifah, 2013).

e. Anxiety Visual Analog Scale (Anxiety VAS)

Suatu alat untuk mengukur tingkat kecemasan dengan

menggunakan garis horizontal berupa skala sepanjang 10cm atau

100mm. Penilaiannya yaitu ujung sebelah kiri mengidentifikasikan

“tidak ada kecemasan” dan semakin ke arah ujung sebelah kana

kecemasan yang dialami luar biasa (Misgiyanto, 2016).

9. Tindakan Keperawatan

a. Diagnosa keperawatan klien dengan ansietas

Diagnosa keperawatan merupakan sebuah label singkat,

menggambarkan kondisi pasien yang diobsevasi di lapangan

(Wilkinson, 2012). Menurut Cope (2007) diagnose keperawatan untuk

klien dengan ansietas, terdiri dari diagnose keperawatan primer dan

diagnose keperawatan terkait. Diagnosa keperawatan primer seperti :

ansietas, deficit pengetahuan tentang koping terhadap ansietas.

Sedangkan diagnose keperawatan yang terkait meliputi : Konflik

pengambilan keputusan, ketakutan, ketidakefektifan koping individu,

resiko perilaku kekerasan pada diri sendiri dan orang lain (Wilkinson,

2012).
29

10. Intervensi Keperawatan

Wilkinson (2012) klasifikasi intervensi keperawatan NIC dan

NOC mengkategorisasikan aktivitas keperawatan dengan

menggunkana bahasa yang baku. Prioritas tindakan dibawah ini

merupakan intervensi yang paling terlihat untuk mempengaruhi

masalah atau diagnosa keperawatan ansietas, tetapi hal ini tidak berarti

bahwa tindakan tersebut merupakan satu-satunya tindaka yangharus

digunakan. Teknik menurunkan atau mengurangi ansietas telah banyak

dijelaskan berbagai ahli psikososial tergantung dari tingkat ansietas

yang dialami oleh klien, mulai dari ansietas ringan, sedang berat sampai

panik. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk klien dengan

ansietas yaitu :

a. Teknik relaksasi untuk mengontrol ketegangan otot (National

Mental Health Information, 2015)

b. Terapi kognitif

Terapi kognitif adalah salah satu bentuk psikoterapi yang didasarkan

pada konsep proses patologi jiwa, dimana fokus dari tindakanya

berdasarkan modifikasi dari dostorsi kognitif dan perilaku

maladaptive (Townsend, 2014).

c. Hipnotis diri sendiri, yaitu dengan teknik 5 jari (Stuart, 2013).


30

C. Terapi Hipnosis 5 jari

1. Pengertian

Hipnosis lima jari adalah suatu teknik distraksi pemikiran

diri dengan menghipnosis diri sendiri. Hipnosis lima jari mampu

menurunkan kecemasan seseorang dengan tujuan Mengurangi

stress, mengurangi kecemasan. Hipnotis lima jari dilakukan

selama 10 menit (Keliat, 2013). Teknik hipnosis lima jari

merupakan suatu bentuk pengalihan situasi self hipnosis

menyebabkan efek relaksasi, sehingga dapat mengurangi kecemasan,

ketegangan, dan stres dari pikiran yang dapat berpengaruh pada pola

pernafasan, denyut jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi

ketegangan otot, memperkuat ingatan pengeluaran hormon yang

dapat memicu timbulnya kecemasan, dan mengatur hormone yang

berkaitan dengan stres (Hastuti dan Arumsari, 2015).

2. Manfaat Terapi Hipnotis 5 jari Stuart (2013)

a. Memberikan ketenangan batin bagi individu,

b. Mengurangi rasa cemas,

c. Khawatir dan gelisah,

d. Mengurangi ketegangan,

e. Mengurangi tekanan darah,

f. Detak jantung jadi lebih rendah dan tidur menjadi nyenyak.


31

3. Syarat melakukan teknik lima jari

Teknik lima jari dapat diterapkan kepada merak yang

memenuhi persyaratan dasar antara lain : Bersedia dengan sukarela,

memiliki kemampuan fokus untuk memahami komunikasi verbal

(Gunawan, 2015).

4. Langkah-Langkah Hipnosis Lima Jari Di dalam penelitian Astuti,

dkk (2017). Ada 3 tahap yaitu :

a. Tahap pra interaksi

1) Membagikan inform concent

2) Siapkan alat : Lembar Kuisioner

3) Siapkan tempat agar tenang darim kebisingan.

b. Tahap orientasi, meliputi :

1) Salam

2) Validasi keadaan/kecemasan

3) Penjelasan tentang cara hipnotis lima jari

4) Kontrak waktu

c. Kerja Tahap kerja meliputi tujuh langkah. Ketujuh langkah

tersebut yaitu :

1) Memposisikan responden

2) Menganjurkan untuk menutup mata dan rileks dan menarik

napas 3 kali.
32

3) Langkah ketiga Menganjurkan responden untuk

menyentuhkan ibu jari dengan jari telunjuk dan bayangkan

pada saat keadaan diri senang dan sehat.

4) Langkah keempat Menganjurkan responden untuk

memindahkan ibu jari dan menyentuhkan ibu jari dengan

jari tengah dan bayangkan pada saat klien mengalami jatuh

cinta pertama kali.

5) Langkah kelima Menganjurkan responden untuk

memindahkan ibu jari tangannya dan menyentuhkan ibu

jari dengan jari manis dan bayangkan saat pertama kali

mendapatkan pujian.

6) Langkah keenam Menganjurkan responden untuk

memindahkan ibu jari tangannya dan menyentuhkan ibu

jari dengan jari kelingking dan bayangkan saat pertama kali

berada ditempat yang menyenangkan.

7) Langkah ketujuh Menarik napas 3 kali rileks dan

menganjurkan responden untuk membuka mata.

8) Terminasi. Tahap terakhir adalah tahap terminasi. Pada

tahap ini, dilakukan validasi perasaan responden setelah

melakukan hipnotis lima jari.


33

5. Fakta hipnotis lima jari

Fakta-fakta tentang hipnotis dari beberapa literatur yang Yang

menyatakan bahwa hipnotis merupakan sesuatu hal yang aman Aman

dilakukan dengan keadaan santai dimana pikiran bawah sadar

seseorang dapat diakses dan terbuka untuk membuat perubahan yang

positif (Mason, 2012). Hakim (2010) mengatakan hipnotis sendiri

pengendalian pikiran, karena adanya bantuan dari pembimbing, orang

tersebut yang memilih masalah cara yang tepat untuk mengikhlaskan

dan mengatasi masalah seseorang. Seseorang tetap sadar selama

hipnotis. Kondisi tersebut hanya sebuah bagian dari relaksasi, yaitu

pikiran tenang dan relaks (Gunawan, 2015). Selama yang bersangkutan

tidak mengalami paksaan dan gangguan dalam berkomunikasi maka

siapapun dapat di hipnotis (Mason, 2012).

6. Indikasi pemberian hipnotis lima jari

Penggunaan hipnosis dalam psikiatri khususnya untuk keperluan

psikoterapi harus didasarkan lebih dahulu pada pengetahuan tentang

psikoterapi itu sendiri. Hipnosis dapat membantu psikoterapi, dimana

hipnosis dapat mempercepat pengaruh psikoterapi sehingga hasilnya

tampak nyata (Maramis, 2008).

7. Kontraindikasi

a. Klien dengan depresi beratt

b. Klien dengan gangguan jiwa


34

8. Karakteristik Klien

Hawari (2013) mengatakan setiap orang mengalami stressor

psikososial belum tentu akan mengalami ansietas, tergantung

karakteristik setiap orang seperti usia, jenis kelamin, pendidikan dan

pengalaman kehilangan pekerjaan sebelumnya.

a. Usia

Faktor usia sulit ditentukan karena sebagian besar orang

akan mengalami kecemasan, namun perubahan usia akan

mempengaruhi perilaku seseorang karena proses pendewasaan

(Notoatmdjo,2012). Usia dewasa akan lebih mudah memahami

lingkungan disekitarnya termasuk perawatan dan resiko dampak

penyakit yang dialami klien akibat dari pengalaman dan kematangan

jiwanya (Hawari, 2013).

b. Jenis kelamin

Wanita lebih mudah mengalami ansietas dikarenakan wanita

lebih menggunakan perasaan, sedangkan pria lebih menggunakan

logika (Stuart, 2013).

c. Tingkat pendidikan

Status pendidikan yang rendah pada seseorang akan

menyebabkan orang tersebut lebih mudah mengalami ansietas

dibanding mereka yang status pendidikannya tinggi. Orang dengan

pendidikan tinggi akan mampu mengatasi, menggunakan

kopingefektif dari pada seseorang dengan pendidikan rendah


35

(Hawari, 2013). Kondisi lain juga dapat terjadi sebaliknya, dimana

seseorang yang pendikannya tinggi akan lebih mudah mengalami

kecemasan (Potter & Perry, 2010).

d. Pengalaman kehilangan pekerjaan sebelumnya

Pengalaman masa lalu terhadap situasi yang positif dapat

mempengaruhi perkembangan keterampilan menggunakan coping.

keberhasilan sseorang bisa membantu individu untuk

Mengembangkan kekuatan coping, sebaliknya kegagalan

menyebabkan seseorang menggunakan coping yang maladaptive

terhadap stressor tertentu (Robby,2009).


36

D. Kerangka Teori

Gambar 2.2

Covid-19 Dampak Covid-19


Infeksi coronavirus merupakan Berpengaruh pada :
penyakit yang disebabkan oleh
1. pendidikan,
virus corona dan menimbulkan
2. Kesehatan,
gejala utama berupa gangguan
3. sector
pernapasan yang dapat
perekonomian
menyebabkan kematian.

Pemutusan
Hubungan
Kerja

kecemasan :
1. Afektif
2. Perilaku
3. Fisiologis
4. Simpatis
5. Parasimpatis
6. Kognitif

Tindakan Keperawatan :

a. Teknik lima jari


b. Relaksasi nafas dalam
c. Imajinasi terbimbing
d. Teknik relaksasi
progresif

Sumber :

(Dewanti,2020), Nanda (2018-2020), Wilkinson (2012)


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian merupakan suatu kerangka atau uraian

dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satau terhadap konsep

yang lainnya, atau antara variabel satu dengan variabel yang lainyya dari

suatu masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).

Variabel independen Variabel dependen

Teknik Hipnotis Ansietas pada masyarakat


lima jari yang terdampak PHK

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Hipotesis penelitian

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari pertanyaan

penelitian. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua

variabel, variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis ini merupakan suatu

pemyataan yang harus dibuktikan yang berfungsi untuk menentukan kearah

pembuktian, kalau hipotesis tersebut terbukti maka menjadi thesis. Lebih

dari itu rumusan hipotesis sudah tercermin variabel-variabel yang akan

diukur atau diamati, dan bentuk hubungan antara variabel-variabel yang

akan dihipotesiskan (Notoatmodjo, 2012). Dari penjelasan di atas dan

berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka dapat ditarik

jawaban sementara sebagai berikut:

37
38

Ha: Terapi hipnotis lima jari mampu menurunkan tingkat ansietas pada

masyarakat yang terdampak PHK tingkat ansietas masyarakat yang

terdampak PHK.

Ho : Terapi hipnotis lima jari tidak mampu menurunkan tingkat ansietas

pada masyarakat yang terdampak PHK.

C. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi eksperimen

dengan pretest posttest with onel grup. Dalam penelitian ini subjek penelitian

dibedakan menjadi dua kelompok penelitian yang mendapatkan perlakukan

berbeda (Ismayani, 2019). Penelitian ini merupakan penelitian Quasy Experiment

dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design pada penelitian ini

responden dipilih sesuai kriteria inklusi. Gambar rancangan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Pre test Perlakuan Post test

X
01 03

Gambar 3.2 Rancangan penelitian


39

Keterangan:

O1 = Tingkat ansietas responden sebelum diberikan intervensi

Terapi Hipnotis 5 jari pada kelompok intervensi

O3 = Tingkat ansietas responden sesudah diberikan intervensi

Terapi Hipnotis 5 jari pada kelompok intervensi

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan objek atau subjek dengan

ciri dan sifat tertentu, objek atau subyek tersebut ditentukan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan (Sujarweni, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang terdampak

PHK yang memiliki tingkat ansietas ringan sampai sedang yaitu

sebanyak 29 orang di desa gempolsewu. Data tersebut diperoleh dari

data yang ada di kantor balai desa Gempolsewu dan Dinas

Ketenagakerjaan Dan Transmigrasi. Kelurahan yang terbanyak

penduduknya yang ada dikecamatan rowosari ada di kelurahan

gempolsewu dan banyak masyarakat yang terdampak PHK sehingga,

peneliti menggunakan tempat tersebut sebagai penelitian.

2. Sampel

Sugiyono (2018) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian

dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Sampel penelitian ini adalah masyarakat yang terdampak PHK yang

memiliki tingkat ansietas ringan sampai sedang berjumlah 29


40

responden. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggunakan total sampling (Irfan & Manurung 2014). Ada pun

kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :

a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti

(Nursalam, 2017). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Masyarakat bersedia menjadi responden

2) Masyarakat yang berusia 18-40 tahun

3) Masyarakat minimal berpendidikan SMP

4) Masyarakat yang terdampak PHK dengan tingkat ansietas ringan

dan sedang.

5) Masyarakat yang terdampak PHK atau di rumahkan.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab

(Nursalam, 2017). Kriteria eksklusi penelitian ini adalah:

1) Masyarakat yang tidak terdampak PHK.

2) Masyarakat yang berpendidikan dibawah SMP

3) Masyarakat yang berusia diatas 40 tahun.


41

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Gempolsewu sesuai

dengan fenomena yang sedang terjadi banyaknya masyarakat yang

terdampak PHK.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 5 bulan, dimulai dari bulan November

2020 sampai Maret 2021. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu

studi kepustakaan, pengajuan judul, studi pendahuluan, mempersiapkan

proposal penelitian, seminar proposal penelitian, pengumpulan data,

pengolahan dan analisa data, penyusunan laporan penelitian dan yang

terakhir seminar hasil penelitian.

F. Definisi Operasional, Variabel Penelitian, Skala Pengukuran

1. Definisi Operasional

Data primer atau data utama adalah data yang diperoleh langsung

dari sumber melalui wawancara atau hasil survei kuesioner (Susila &

Suyanto, 2014). Data utama penelitian ini berasal dari kuesioner yang

diisi melalui link yang digunakan untuk mengukur tingkat ansietas

pada masyarakat yang terdampak PHK (iswati, 2019).


42

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
Karakteristik

Responden Lama waktu Menggunakan Usia Rasio


Usia hidup sejak lahir kuisioner yang dikategorikan
sampai sekarang terdiri dari 1 dalam tahun
pertanyaan
Jenis kelamin Perbedaan Menggunakan Jenis kelamin Nominal
antara laki-laki kuisioner yang terdiri dari
dan perempuan terdiri dari 1
pertanyaan 1=Laki-laki
2=Perempuan
Pendidikan Proses Menggunakan 0=Tidak sekolah Ordinal
pendewasaan kuisioner yang
seseorang terdiri dari 1 1=SD
melalui upaya pertanyaan 2=SMP
pengajaran dan
pelatihan 3=SMA
4=Sarjana
Status Status Menggunakan 0=belum nikah Ordinal
pernikahan pernikahan tidak kuisioner yang 1=nikah
hanya bagi terdiri dari 1
mereka yang pertanyaan
kawin sah secara
hukum (adat,
agama, negara
dan sebagainya)
tetapi juga
mereka yang
hidup bersama
dan oleh
masyarakat
sekelilingnya
dianggap
sebagai suami
istri
Variabel Ansietas adalah Menggunakan 0 = Normal 0-7 Ordinal
Dependen : respon kuisioner
emosional dengan 1 = Ringan 8-9
Ansietas
terhadap memakai Skala 2 = Sedang 10-14
penilaian yang Kuesioner
43

menggambarkan DASS42 yang 3 = Parah 15-19


keadaan berisi 14
khawati, gelisah, pertanyaan 4 = Sangat parah >
takut, tidak, gejala 20
tentram disertai kecemasan
berbagai dengan kriteria
keluhan fisik. sebagai berikut :
Skor 0 tidak
pernah
Skor 1 kadang –
kadang
Skor 2 sering
Skor 3 selalu
Variabel Teknik 5 jari
Independen : adalah suatu
Teknik 5 jari terapi yang
menggunakan
jari sebagai
media untuk
distraksi

2. Variabel Penelitian

a. Variabel Independen (Variabel bebas)

Variabel independen (variabel bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang terjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Jadi variabel ini sifatnya menerangkan

dan mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas (Sugiyono, 2018).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Teknik hipnotis

lima jari.

b. Variabel Dependen (Variabel tergantung)

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Menurut (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini, variabel dependen


44

(variabel terikat) yang akan diteliti adalah tingkat ansietas pada

masyarakat yang terdampak PHK.

G. Alat penelitian, SPO dan teknik pengumpulan data

Alat penelitian dalam penelitian ini menggunakan kuisioner yang

berisi beberapa pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi tentang

tingkat ansietas pada masyarakat yang terdampak PHK (sugiyono, 2016).

1. Alat penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena

ini dinamakan variabel penelitian (sugiyono, 2016). Alat pada

penelitian ini menggunakan kuisioner yang sudah baku. Sasaran

kuesioner penelitian ini adalah responden yang terdampak PHK.

Tujuan penyebaran kuesioner ini adalah untuk mengetahui tingkat

ansietas pada masyarakat yang terdampak PHK. Kuesioner ini terdiri

dari:

a. Kuesioner karakteristik responden

Kuesioner dibuat oleh peneliti untuk mengetahui karakteristik

responden meliputi: (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,

pengalaman sebelumnya, status pernikahan).

b. Kuesioner ansietas

Kuesioner ansietas menggunakan kuesioner baku yaitu :

DASS-42 Depression Anxiety Stress Scale dimana skor Hasil ukur

jika total nilai (skor) 0 = Normal 0-7, 1 = Ringan 8-9, 2 = Sedang


45

10-14, 3 = Parah 15-19, 4 = Sangat parah > 20 Penentuan derajat

kecemasan dilihat berdasarkan jumlah nilai skor dari item sebagai

berikut (Nursalam, 2013): Skor 0 tidak pernah, Skor 1 kadang –

kadang, Skor 2 sering, Skor 3 selalu (Crawford, 2003).

2. Standar Prosedur Operasional Hipnosis Lima Jari

Standar Operasional Prosedur Hipnosis Lima Jari menurut (Astuti dkk,

2017). Ada 3 tahap yaitu :

a. Tahap pra interaksi

1) Membagikan inform concent

2) Siapkan alat : Lembar Kuisioner

3) Siapkan tempat agar tenang darim kebisingan.

b. Tahap orientasi, meliputi :

1) Salam

2) Validasi keadaan/kecemasan

3) Penjelasan tentang cara hipnotis lima jari

4) Kontrak waktu

c. Kerja Tahap kerja meliputi tujuh langkah. Ketujuh langkah tersebut

yaitu :

1) Memposisikan responden.

2) Menganjurkan untuk menutup mata dan rileks dan menarik

napas 3 kali.
46

3) Langkah ketiga Menganjurkan responden untuk menyentuhkan

ibu jari dengan jari telunjuk dan bayangkan pada saat keadaan

diri senang dan sehat.

4) Langkah keempat Menganjurkan responden untuk

memindahkan ibu jari dan menyentuhkan ibu jari dengan jari

tengah dan bayangkan pada saat klien mengalami jatuh cinta

pertama kali.

5) Langkah kelima Menganjurkan responden untuk memindahkan

ibu jari tangannya dan menyentuhkan ibu jari dengan jari manis

dan bayangkan saat pertama kali mendapatkan pujian.

6) Langkah keenam Menganjurkan responden untuk

memindahkan ibu jari tangannya dan menyentuhkan ibu jari

dengan jari kelingking dan bayangkan saat pertama kali berada

ditempat yang menyenangkan.

7) Langkah ketujuh Menarik napas 3 kali rileks dan menganjurkan

responden untuk membuka mata.

8) Terminasi. Tahap terakhir adalah tahap terminasi. Pada tahap

ini, dilakukan validasi perasaan responden setelah melakukan

hipnotis lima jari.


47

3. Uji instrument

Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu

dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dari kuesioner. Tujuannya

adalah untuk mengukur kevalitan dan konsistensinya instrumen yang

digunakan dalam peneltian (Sugiyono, 2015).

a. Uji validitas dan Uji reliabilitas

Uji validitas adalah suatu indeks yang mnenunjukkan alat ukur

untuk mengukur apa yang diukur. Pengujian validitas kuesioner

dilakukan dengan kolerasi antara skor (nilai) tiap item pernyataan

terhadap skor total seluruh pernyataan (Notoatmodjo, 2010). Uji

reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010).

Kuisioner kecemasan DASS 42 tidak perlu dilakukan uji validitas da

reliabilitas karena kuisioner tersebut sudah baku.


48

4. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data mmerupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan (sugiyono, 2015).

a. Jenis Data

1) Data primer

Data primer atau data utama adalah data yang diperoleh

langsung dari sumber melalui wawancara atau hasil survei

kuisioner (Sujarweni,2014). Data utama penelitian ini berasal

dari kuisioner yang diisi melalui link yang digunakan untuk

mengukur tingkat an/sietas pada masyarakat yang terdampak

PHK.

2) Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian, dan

peneliti memperoleh data tersebut secara tidak langsung melalui

perantara atau tanggapan tidak langsung dari pihak lain

(Sujarweni,2014) Data-data pendukung yang diperoleh dari

data demografi yang ada di balaidesa dan Disnaker kendal.


49

b. Teknik pengumpulan data penelitian

Teknik pengumpulan data penelitian adalah cara yang

dilakukan peneliti untuk mengungkapkan atau menjaring informasi

kuantitatif dari responden sesuai lingkup penelitian. Berikut

beberapa teknik pengumpulan data penelitian yang biasa digunakan

sebagai berikut :

1) Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara

peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi,

metode wawancara dapat pula dilakukan melalui media-media

tertentu, misalnya telepon, email, atau skype. Wawancara

terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur.

2) Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang

kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam

pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak

hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat

digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.

Teknik pengumpulan data observasi teapat digunakan untuk

penelitian yang bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia,

proses kerja, dan gejala-gejala alam.


50

3) Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis

kepeda para responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan

instrumen pengumpulan data yang efisien bila peneliti tau

dengan pasti variabel yang akan diukur dan tau apa yang bisa

diharapkan dari para responden.

4) Tes

Dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu fakta, pendapat

dan kemampuan. Instrumen TES digunakan untuk mengukur

ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang

diteliti. Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar

maupun pencapaian atau prestasi misalnya tes IQ, minat, bakat

khusus dan sebagainya.

5) Survei

Survei lebih banyak digunakan untuk pemecahan

masalah-masalah yang berkaitan dengan perumusan kebijakan

dan bukan untuk pengembangan. Survei tidak digunakan untuk

menguji suatu hipotesis

6) Analisis Dokumen

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data

kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan


51

yang berbentuk dokumentasi. Sebagian besar data berbentuk

surat, catatan harian, dan arsip foto (Sujarweni, 2014)

c. Langkah-langkah pengumpulan data

Langkah-langkah pengumpulan data dilakukan peneliti adalah sebagai

berikut:

1) Tahap pertama mengusulkan judul berdasarkan fenomena yang

ditemukan dan ingin diteliti oleh peneliti dan dosen pembimbing.

2) Setelah judul disetujui oleh pembimbing 1 dan pembimbing 2,

peneliti melakukan penelitian pendahuluan dan penelitian literatur

untuk menyusun proposal penelitian.

3) Melakukan konsultasi proposal dengan pembimbing 1 dan

pembimbing 2, kemudian setelah proposal penelitian diterima,

peneliti melakukan seminar proposal, dan 3 penguji melakukan tes.

4) Peneliti meminta surat izin kepada institusi STIKes Kendal untuk

melakukan penelitian.

5) Setelah mendapatkan surat izin penelitian dari STIKes Kendal

peneliti menyerahkan izin penelitian ke Disnaker untuk meminta

data.

6) Setelah mendapat izin dari Disnaker dan mendapatkan data peneliti

mengajukan izin penelitian ke Desa Balai Gempolsewu, RT dan

RW setempat.
52

7) Setelah mendapatkan surat izin dari Balaidesa, RT, dan RW,

peneliti mengajukan izin penelitian kepada Badan Kesehatan,

Bangsa dan Politik (KESBANGPOL).

8) Setelah mendapatkan ijin dari KESBANGPOL, peneliti

memberikan surat izin penelitian ke Badan Perencanaan Penelitian

dan Pengembangan (BAPERLITBANG) Kabupaten Kendal.

9) Setelah mendapatkan izin dari Badan Perencanaan Penelitian dan

Pengembangan (BAPERLITBANG) peneliti melakukan

penelitian. Penelitian yang dilakukan adalah pengumpulan data

dengan memberikan link kuesioner penelitian kepada responden.

10) Setelah mendapatkan data dari responden maka peneliti dapat

mengelolah dan menganalisis data tersebut.

11) Setelah tahap pengumpulan data, pengelolan data dan menganalisa

telah selesai, peneliti menyusun laporan.


53

H. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data Menurut Notoatmodjo (2012), analisa data dilakukan

melalui pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahap yaitu

editing, coding, entry, cleaning data data bulating data :

a. Editing (memeriksa)

Secara umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan

dan perbaikan isi formulir atau kuesioner yang telah di isi. Dalam

penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti adalah memeriksa kembali

data responden yang diperoleh atau dikumpulkan. Kemudian editing

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul

(Notoatmodjo, 2012).

b. Coding (memberi kode atau tanda)

Bertujuan mengidentifikasi data yang terkumpul dan

memberikan angka. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah

dalam melakukan analisa data. Dalam penelitian ini yang dilakukan

oleh peneliti adalah setelah kuesioner diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni memberikan

kode pada hasil jawaban pertanyaan masing-masing responden

(Notoatmodjo, 2012).

c. Entry (pemasukan data)

Setelah semua isian kuesionerterisi penuh dan benar, dan

juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya

adalah memproses data agar dianalisis. Proses data dilakukan


54

dengan cara meng-entry data dari kuesioner ke perangkat komputer

(Notoatmodjo, 2012).

d. Tabulatin (Tabulasi data)

Memasukkan data dalam tabel distribusi frekuensi yang

disajikan dalam presentase sehingga diperoleh data dari masing-

masing variabel (Notoatmodjo, 2010).

e. Processing (pemrosesan data)

Processing merupakan kegiatan mengelompokkan data ke

dalam variabel yang sesuai, pada tahap ini data dari responden yang

telah diterjemahkan menjadi bentuk angka, selanjutnya di proses

pengelolahan melalui komputerisasi agar mudah dianalisis.Salah

satunya yaitu program SPSS.

f. Cleaning (Pembersihan data)

Cleaning data Merupakan kegiatan pengecekan kembali data

yang sudah di entry untuk melihat kemungkinan ada kesalahan kode,

ketidaklengkapan, dan kemudian dilakukan koreksi. Setelah semua

data diolah, peneliti melakukan pengecekan kembali untuk

memastikan tidak ada kesalahan kode atau ketidaklengkapan

(Notoatmodjo, 2012).

2. Analisa Data

Analisa data merupakan sebagai upaya data yang sudah tersedia

kemudian diolah dengan statistic dan dapat digunakan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian (Sujarweni, 2014).


55

a. Analisa Univariat

Pada analisis ini, data yang diperoleh dari hasil pengumpulan

data, selanjutnya data disajikan dalam bentuk table distribusi

frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik (suryono, 2010). Pada

penelitian ini, analisa univariate yang akan diteliti adalah

karakteristik responden (Jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan,

status), tingkat ansietas klien gangguan psikologis sebelum dan

sesudah dilakukan pemberian terapi hipnotis 5 jari.

Tabel 3.2 karakteristik,usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, ,

status, cara mengatasi cemas.

Variabel Jenis Data Analisa Data

Usia Numerik Distribusi Frekuensi


Jenis kelamin Numerik Distribusi Frekuensi
Tingkat pendidikan Numerik Distribusi Frekuensi
Status Numerik Distribusi Frekuensi

Rumus Distribusi Frekuensi :

𝑓
𝑥= × 100%
𝑛

Keterangan :

x : Hasil presentasi

f : Frekuensi hasil presentasi

n : Total seluruh observasi


56

b. Anan lisa bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Teknik

analisa yang digunakan dalam penelitian ini independen t-test.

Teknik analisa independen t-test pada penelitian ini digunakan untuk

mengukur beda mean 2 kelompok independen, tujuannya untuk

mengetahui perbedaan tingkat ansietas sebelum dan sesudah di

berikan intervensi.

Uji homogenitas digunakan untuk mengetbahui varian dari

beberapa populasi sama atau tidak, uji ini dilakukan sebagai syarat

sebelum melakukan analisa independen t-test. Terlebih dahulu data

diuji homogenitas Hasil data yang tidak normal atau tidak

homogeny maka teknik analisa data yang digunakan adalah Man

Withney test (Dharma. 2011).

Rumus Independen T-test (Pretest-posttest).


57

Rumus paired sample t-test:


58

I. Etika penelitian

Menurut Alimul, (2007) menjelaskan etika dalam melakukan penelitian,

meliputi:

a. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed consent adalah bentuk kesepakatan antara peneliti dan

subjek penelitian atau narasumber dengan memberikan kesepakatan

tertulis. Untuk memahami maksud dan tujuan penelitian, maka formulir

persetujuan dikirimkan kepada orang yang diwawancarai, jika orang

yang diwawancarai bersedia, orang yang diwawancarai harus

menandatangani formulir persetujuan tersebut, jika tidak, maka peneliti

harus menghormati hak orang yang diwawancarai.

b. Anonymity (tanpa nama)

Peneliti memberikan jaminan dengan tidak mencantumkan nama

responden pada lembar atau alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data.

c. Confidentially (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti, hanya kelompok data ketentuan yang akan dilaporkan

sebagai hasil penelitian.

J. Jadwal penelitian

Terlampir.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini menyajikan hasil analisis pengaruh terapi lima jari dalam mengatasi

ansietas pada masyarakat yang terdampak PHK, dengan respondennya adalah

masyarakat yang terdampak PHK di Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari.

Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah

ini :

1. Analisa Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Krakteristik Responden Berdasarkan Usia

Responden yang terdampak PHK (n=29)

a. Karakteristik

Mean Median Standar deviasi Min Max


22,9 22 1,98 21 28

Tabel 4.1 menunjukan umur responden rata-rata 23 tahun.

59
60

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden di Desa Gempolsewu

Kecamatan Rowosari (n=29)

Data demografi Karakteristik responden f %


Usia Dewasa Awal (18-40 tahun) 29 100

Jenis kelamin Laki-laki 14 48,27


Perempuan
15 51,72
Pendidikan Tidak sekolah - -
SD - -
SMP - -
SMA 24 82,75
SARJANA 5 17,24

Status pernikahan Belum menikah 23 79,31


Sudah menikah 6 20,69

Hasil analisis data menunjukan rata-rata mayoritas usia dewasa

awal yaitu 23 tahun dengan nilai presentase (93,1), pada usia didapatkan

data seimbang yaitu 15 perempuan dengan nilai presentase (51,72) dan

14 laki-laki dengan nilai presentase (51,72). Pendidikan didapatkan hasil

mayoritas pada pendidikan SMA berjumlah 24 responden dengan nilai

presentase (82,75%), Status pernikahan didapatkan hasil mayoritas

belum menikah berjumlah 23 responden dengan nilai presentase

(79,31%).
61

b. Tingkat cemas

Tabel 4.3 tingkat cemas pada masyarakat yang terdampak PHK sebelum

pemberian terapi lima jari

Tingkat ansietas Frekuensi Presentase (%)


Tidak ada cemas - -
Cemas ringan 8 27,5
Cemas Sedang 21 72,4
Cemas Berat - -
Panik - -
Total 29 100

Hasil analisis data menunjukan tingkat cemas responden sebelum

diberikan terapi lima jari mayoritas berada pada tingkat cemas sedang

sejumlah 21 responden dengan nilai presentase (72,4%).

Tabel 4.4 tingkat cemas pada masyarakat yang terdampak PHK

sebelum dan sesudah pemberian terapi lima jari

Sebelum Terapi Setelah Terapi


Tingkat cemas
f % F % P (value)
Tidak ada cemas - - 19 65,5 0,018
Cemas ringan 8 27,5 10 34,5
Cemas Sedang 21 72,4 - -
Cemas Berat - - - -
Panik - - - -
Total 29 100 29 100

Hasil analisis data menunjukan tingkat cemas responden sebelum

diberikan terapi lima jari di dapatkan mayoritas berada pada tingkat cemas

sedang sejumlah 21 responden dengan nilai presentase (72,4%). Setelah

diberikan terapi lima jari mayoritas tidak ada cemas dengan hasil sebanyak

19 responden dengan nilai presentase (65,5%).


62

2. Analisa Bivariat

Hasil analisis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh dan perbedaan tingkat cemas pada masyarakat yang terdampak

PHK. Untuk melihat pengaruh dan perbedaan signifikan atau tidak maka

dilakukan uji statistic. Uji statistic yang dilakukan adalah uji homogenitas

terhadap terapi lima jari.

Hasil uji homogenitas pada pretest menunjukan hasil yang tidak

signifikan 0,001. Hasil posttest menunjukkan hasil tidak signifikan 0,00.

Hasil uji normalitas menunjukan bahwa pre dan post test terapi lima jari

0,001 (tidak terdistribusi normal). Sehingga, untuk mengetahui pengaruh

terapi hipnotis lima jari menggunakan uji Man Withney Test.


63

a. Pengaruh pemberian terapi lima jari

Tabel 4.5 Pengaruh tingkat ansietas setelah diberikan terapi lima jari

pada masyakarat yang terdampak PHK

Sebelum Setelah
Tingkat cemas Terapi Terapi
f % F % P (value)
Tidak ada cemas - - 19 65,5 0,018
Cemas ringan 8 27,5 10 34,4
Cemas Sedang 21 72,4 - -
Cemas Berat - - - -
Panik - - - -

Total 29 100 29 100

Hasil analisis penelitian dengan uji Mann-Whitney

diperoleh hasil penelitian sebelum dilakukan intervensi terapi lima

jari memiliki ansietas ringan (27,5%) dan ansietas sedang (72,4%).

Sesudah diberikan intervensi terapi lima jari responden tidak ada

ansietas (65,5%) dan responden dengan ansietas ringan (34,4%).

Hasil sebelum dan sesudah diberikan terapi lima jari mengalami

penurunan tingkat ansietas. Terdapat perbedaan tingkat ansietas

antara sebelum dan sesudah didapatkan (p = 0,018).


64

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang hasil penelitian mengenai

pengaruh terapi hipnotis lim jari terhadap tingkat cemas pada masyarakat yang

terdampak PHK di Desa Gempolsewu Kecamatan Rowosari.

A. Karakteristik Responden

1. Usia

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas usia responden rata-

rata 23 tahun. Hal ini sesuai dengan teori Putri (2019) pada usia tersebut

memiliki tingkat anisetas lebih besar, banyak faktor internal yang

menyebabkan seseorang mengalami cemas biasanya terjadi pada usia dewasa

awal. Teori pendukung lainnya milik Hurlock (2011) pada usia dewasa awal

memiliki tugas perkembangan memilih teman (sebagai calon istri atau

suami), belajar hidup bersama dengan suami/istri, mulai hidup dalam

keluarga atau hidup berkeluarga , mengelola rumah tangga, mulai bekerja

dalam suatu jabatan, mulai bertanggung jawab sebagai warga negara.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Rodrigues

(2010) yang menyatakan bahwa berapapun usia pasien, memiliki peluang

mengalami kecemasan menghadapi kondisi yang dialami. Hal ini sesuai

dengan penelitian Trianawati (2017) Pada tahap usia dewasa awal manusia

mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat, pada tahap

ini pula hubungan intim mulai berlaku dan berkembang. Individu yang
65

tergolong dewasa awal ialah mereka yang berusia 20-40 tahun, mereka

memiliki peran dan tanggung jawab yang tentu saja semakin besar.

Hal ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Utari, Fitria

dan Rafiyah (2012) menyatakan bahwa sebagian besar narapidana berjenis

kelamin perempuan berada dalam usia produktif yaitu usia 18-40 tahun. Pada

rentang usia dewasa awal memiliki kemampuan yang efektif dan konstruktif

dalam menyelesaikan masalah sehingga memiliki ansietas ringan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian Sutejo, Keliat dan Hastono (2011)

yang menyatakan permasalahan gangguan mental emosional salah satunya

adalah cemas, karakteristik usia responden yang mengalami cemas adalah

usia dewasa awal karena pada usia ini terjadi ketegangan emosional dan

mekanisme koping belum terbentuk sehingga mudah sekali mengalami

cemas.

2. Jenis Kelamin

Hasil penelitian didapatkan data seimbang yaitu jenis kelamin

perempuan (15%) dan laki-laki (16%). Hal ini sesuai dengan penelitian

Hawari (2011) bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai tingkat ansietas

yang sama karena beban keluarga yang ditanggung. Laki-laki dewasa

mempunyai mental yang kuat terhadap suatu hal yang dianggap mengancam

bagi dirinya dibandingkan perempuan.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Rismayanti (2020) bahwa

sejumlah 20 responden skor kecemasan sebelum diberikan intervensi rata-rata

skor 20,85%. Hal ini disebabkan karena selama pandemi banyak masyarakat
66

yang mengalami kecemasan mengalami peningkatan yang sangat signifikan,

perlu dianjurkan untuk perempuan dalam mengelola kecemasan, karena pada

umumnya perempuan lebih sensitif terhadap perasaan cemas. COVID-19

memberikan dampak secara psikologis sehingga menyebabkan kecemasan

pandemi ini merupakan stressor yang bisa berdampak sangat berat, karena

perbedaan kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan situasi saat ini.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

Hadibroto (2010) mengatakan bahwa jenis kelamin perempuan yaitu sebesar

(64,7%). Hal ini sesuai dengan teori Ayuwatini (2017) perempuan memiliki

tingkat kecemasan atau ansietas yang lebih tinggi dari laki-laki. Hal itu

disebabkan karena laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan tingkat

cemas, dimana perempuan lebih mudah tersinggung, sangat peka, dan

menonjolkan perasaannya, sedangkan laki-laki memiliki karakteristik

maskulin yang cenderung dominan, aktif, lebih rasional dan tidak

menonjolkan perasaan.

Hasil ini didukung oleh penelitian di RSGMP Kandea Makasar tahun

(2014) menunjukkan hasil dimana laki-laki memiliki tingkat kecemasan yang

lebih rendah dibandingkan pada perempuan. Selain itu penelitian yang

dilakukan oleh Harfika di Puskesmas Bahu Kecamatan Malayang Kota

Manado tentang gambaran pasien dewasa terhadap tindakan pencabutan gigi

juga menunjukkan hasil yang sama bahwa pasien perempuan lebih banyak

mengalami kecemasan dibandingkan dengan pasien laki-laki. Hal tersebut

dikarenakan secara fisik perempuan lebih lemah dibandingkan laki-laki, sifat


67

tersebut membuat perempuan memberikan respon lebih terhadap sesuatu hal

yang dianggap berbahaya.

3. Pendidikan

Hasil analisis data dari karakteristik pendidikan menunjukan

mayoritas pendidikan terakhir responden SMA (82,75%) bahwa masyarakat

yang terdampak PHK mayoritas berpendidikan SMA. Penelitian ini sesuai

dengan teori Robin (2011) yang menyatakan bahwa perusahaan terdapat

batasan usia dan batasan pendidikan terakhir karena kemampuan intelektual

memainkan peran dalam menerima informasi yang sulit. Hal ini sesuai

dengan penelitian Alfa (2016) Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka kemampuan intelektual, kreativitas dan aplikasi dalam menerima

pelayanan serta menghadapi kondisi yang ada akan semakin optimal sehingga

tingkat kecemasannya berkurang karena tidak mengalami banyak kesulitan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Mandang (2017) bahwa

pendidikan menjadi kebutuhan dasar bagi perusahaan yang akan menerima

sesorang untuk bekerja sesuai tingkat pendidikan, banyak perusahaan yang

akan menerima pekerja yang jenjang pendidikannya lebih tinggi, jika

pendidikan seseorang tinggi maka akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai

dengan tingkat pendidikannya dan sebaliknya jika pendidikan seseorang

rendah maka sedikit pintu yang terbuka untuk berkarir lebih baik. Sumber

daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam

organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan

persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena
68

sering seseorang menduduki jabatan tertentu bukan karena kemampuannya,

melainkan karena tersedianya formasi.

Penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Lase (2015)

mengatakan bahwa mayoritas respondennya berpendidikan SMA (66,7%).

Sehingga responden yang di teliti dapat mudah memahami informasi dan

menyerap informasi mengenai terapi yang di berikan untuk menurunkan

tingkat cemas yang di rasakan responden. Penelitian ini sesuai dengan

penelitian Tirtarahardja (2015) bahwa seseorang yang memiliki pendidikan

yang baik akan mudah menyerap informasi dari luar yang artinya, responden

yang pendidikannya semakin tinggi akan mudah memperoleh informasi yang

lebih luas.

4. Status pernikahan

Hasil analisis data dari karakteristik status pernikahan menunjukan

mayoritas belum menikah sejumlah (79,31%). Hal ini sesuai dengan

penelitian Dewi (2015) bahwa kecemasan usia dewasa awal yang belum

menikah dapat disebabkan oleh beberapa faktor, faktor individu yaitu adanya

rasa kurang percaya diri pada diri sendiri dan memiliki perasaan tidak mampu

untuk melakukan sesuatu. Sedangkan faktor lingkungan hubungan individu

dengan orang lain, perasaan cemas muncul karena individu merasa tidak tau

apa yang akan terjadi setelah pernikahan, merasa tidak dicintai oleh orang lain

dan tidak mendapat dukungan serta motivasi dari orang lain.


69

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Price (2013) seseorang yang

masih lajang terlihat lebih banyak memiliki tingkat ansietas ringan sampai

sedang. Hal ini dapat disebabkan karena saat berstatus lajang, ansietas tidak

memiliki tanggungan yang dapat menjadi beban pikiran. Di lain sisi, orang

lajang dapat memiliki perasaan ketakutan yang lebih besar mengingat mereka

belum menikah.

B. Tingkat Ansietas

1. Tingkat Ansietas usia dewasa awal sebelum pemberian terapi lima

jari pada masyarakat yang terdampak PHK

Hasil penelitian tingkat ansietas sebelum dilakukan terapi lima jari

didapatkan hasil ansietas ringan (27,5%) ansietas sedang (72,4%).

Didapatkan hasil tingkat ansietas sejumlah 25 responden mayoritas

menjawab kadang-kadang merasa cemas berlebihan dalam situasi namun

bisa lega jika hal situasi itu berakhir (86,2%), sejumlah 19 responden

kadang- kadang merasa kelelahan (65,5%), 16 responden merasa

berkeringat (65,5%), 16 responden memiliki ketakutan tanpa alasan yang

jelas (55,2%), 16 responden merasa hilang harapan dan putus asa (55,2%),

24 responden merasa mudah panic (82,8%), 20 responden menjawab takut

diri terhambat oleh tugas-tugas yang tidak bisa dilakukan (69%), sejumlah

19 responden menjawab khawatir dengan situasi saat diri anda menjadi

panic dan mempermalukan diri sendiri (65,5%), dan 17 responden memiliki

rasa gemetar (58,6%). Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Farra dan
70

Smith (2019) bahwa pentingnya melakukan penelitian lebih lanjut mengenai

cemas saat menghadapi sebuah bencana.

Menurut penelitian yang dilakukan Holmes (2020) menyatakan

bahwa efek yang muncul karena trauma yang tidak diatasi dengan pemilihan

strategi koping yang tepat akan berdampak pada kejadian depresi serta

bahaya yang lainnya seperti risiko bunuh diri sehingga, diperlukan suatu

intervensi psikologis untuk menurunkan kecemasan tersebut. Menurut

Marbun (2019) menyatakan bahwa ada berbagai terapi non farmakologi

yang dapat digunakan untuk menurunkan kecemasan. Terapi yang dapat

digunakan adalah terapi yang digunakan adalah psikoterapi, seperti

relaksasi nafas dalam, hipnosis lima jari, relaksasi otot progresif dan

Penghentian pikiran.

Hal ini juga di dukung oleh teori Probowo (2014) penatalaksnaan

ansietas pada tahap pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode

pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik),

psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikorelegius. Gejala atau

keluhan fisik (somatik) sering di jumpai sebagai gejala ikutan atau akibat

dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-

keluhan somatik pada organ tubuh yang bersangkutan, sedangkan menurut

Keliat, dkk (2011) menyatakan tindakan keperawatan yang diberikan pada

pasien yang mengalami kecemasan dapat dilakukan dengan cara tehnik

relaksasi nafas dalam, distraksi, hipnosis terapi lima jari dan melakukan

kegiatan spiritual.
71

2. Tingkat Ansietas usia dewasa awal sesudah pemberian terapi lima jari

pada masyarakat yang terdampak PHK

Hasil penelitian pengaruh terapi lima jari terhadap tingkat ansietas

didapatkan hasil setelah dilakukan terapi tingkat ansietas responden

berkurang menjadi ansietas ringan 10 (34,5%) tidak ada ansietas 19 (65,5%).

Hasil tingkat ansietas mengalami penurunan mayoritas 20 responden

menjawab kadang-kadang merasa cemas berlebihan dalam situasi namun

bisa lega jika hal situasi itu berakhir (69%), sejumlah 19 responden kadang-

kadang merasa kelelahan (65,5%), 20 responden merasa berkeringat (69%),

mayoritas 21 responden sudah tidak pernah ketakutan tanpa alasan yang jelas

(72,4%), 18 responden kadang-kadang merasa hilang harapan dan putus asa

(62,1%), 23 responden merasa mudah panic (82,8%), 25 responden

menjawab takut diri terhambat oleh tugas-tugas yang tidak bisa dilakukan

(86,2%), sejumlah 21 responden menjawab khawatir dengan situasi saat diri

anda menjadi panic dan mempermalukan diri sendiri (72,4%), dan 24

responden mayoritas tidak pernah merasa gemetar (82,2%). Responden yang

mengalami penurunan ansietas disebabkan karena responden dapat

menerapkan terapi 5 jari dengan baik dan benar, selain menerapka terapi lima

jari responden juga melakukan kegiatan lainnya seperti menonton tv, jalan-

jalan dengan mematuhi protokol kesehatan, serta berkumpul dengan keluarga

didalam rumah.
72

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Arifin (2015) dimana

hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi

proses persalinan menunjukkan bahwa ansietas berat hingga sedang, dengan

tanda dan gejala klien tidak bisa tidur, gelisah dan bingung dengan keadaan

yang akan dihadapai pada proses persalinan nanti. Salah satu upaya yang

di lakukan perawat untuk mengurangi ansietas dengan cara relaksasi

atau distraksi dengan teknik lima jari belum pernah di lakukan. Tingkat

kecemasan ibu pre partum sesudah diberikan terapi hipnotis lima jari

berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas 7-20 atau berada

diantara tidak ada kecemasan sampai kecemasan ringan hal ini dapat

dilihat dari hasil kuesioner bahwa ibu mengatakan kecemasan sudah

berkurang, dan sudah bisa tidur nyenyak.

Hal ini sesuai dengan teori Keliat (2011) metode hipnotis lima jari dapat

dilakukan selama ±10 menit dengan konsentrasi dan rileks pertama

menyentuh ibu jari dengan telunjuk dan mengenang saat responden merasa

sehat, kedua menyentuh ibu jari dengan jari tengah dan mengenang saat

responden pertama kali mengalami kemesraan, ketiga menyentuh ibu jari

dengan jari manis dan mengenang saat responden mendapat pujian dan

terakhir menyentuh ibu jari dengan kelingking dan mengenang tempat yang

paling indah yang pernah dikunjungi.


73

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Dewi (2018) bahwa terapi

hipnosis lima jari dapat mempengaruhi kualitas tidur pasien kanker payudara.

Selain itu hipnosis lima jari juga dapat mempengaruhi pernapasan, denyut

jantung, denyut nadi, tekanan darah, mengurangi ketegangan otot dan

koordinasi tubuh, dan memperkuat ingatan, meningkatkan produktivitas suhu

tubuh, serta mengatur hormon-hormon yang berkaitan dengan cemas.

Sebagian besar perubahan fisiologis terjadi akibat aktivitas dua sistem

neuroendokrin yang dikendalikan oleh hipotalamus yaitu sistem simpatis dan

sistem korteks adrenal.

3. Pengaruh terapi lima jari terhadap tingkat ansietas

Hasil analisis menggunakan Uji man withney test diperoleh nilai p

(value) = 0,018 dimana nilai p <(0,005) sehingga dapat disimpulkan ada

perbedaan nilai pengukuran perilaku pretest dan posttest. Hasil tersebut

berati Ho ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh secara signifikan dari pemberian terapi hipnotis lima jari. Hasil

pengukuran ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jenita

(2008), menunjukkan hypnosis lima jari merupakan salah satu metode yang

sangat berpengaruh untuk mengurangi ansietas.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hastuti dan Arumsari (2015)

bahwa ada pengaruh yang kuat dari perilaku sebelum terapi hipnotis lima jari

dan sesudah terapi hipnotis lima jari (p < 0,05). Sejumlah 18 orang, setelah

dilakukan pengukuran sebelum diberikan terapi didapatkan hasil cemas

sedang sebanyak 18 orang (100%) dan setelah mendapat perlakuan menjadi


74

15 orang (83,3%) mengalami cemas ringan dan 3 orang (16,7%) mengalami

cemas sedang. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kumalasari

(2013) menyatakan bahwa mahasiswa yang diberikan hipnotis, gelombang

pikirannya masuk ke gelombang alfa frekuensinya 7-14 hertz atau lebih

dalam lagi ke gelombang theta frekuensinya 4-7 hertz. Saat pikiran masuk ke

gelombang ini, mahasiswa menghasilkan zat endorphin alami yang

menghasilkan sensasi nyaman dan dalam hipnotis ini, system metabolisme

tubuh menjadi jauh lebih baik dan tubuh bebas dari ketegangan. Pada proses

peningkatan kinerja otak dengan meningkatkan kemampuan pikiran bawah

sadar dalam hal berkonsentrasi dan lebih membuka cara berpikir.

Hal ini sesuai dengan teori Oakley (2013) menyatakan bahwa

gelombang alpha sangat kontras dibandingkan dengan kondisi gelombang

beta, kondisi rileks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar

dan sehat. Kondisi gelombang otak alpha ideal untuk perenungan,

memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas.

Keadaan theta adalah keadaan dimana pikiran menjadi kreatif dan inspiratif,

serta berhubungan dengan relaksasi mendalam, meditasi, dan peningkatan

memori, kondisi gelombang otak theta muncul saat bermimpi pada tidur

ringan, sering dinamakan sebagai mimpi secara sadar, frekuensi theta ini

dihubungkan dengan pelepasan stres atau cemas dan pengingatan kembali

memori yang telah lama.


75

Hal ini sesuai dengan teori Barbar (2010) yang menyatakan bahwa

salah satu alternatif relaksasi pada penderita 10 hipertensi adalah dengan

terapi hipnotis lima jari. Hipnotis lima jari dikenal juga dengan menghipnotis

diri yang bertujuan untuk pemograman diri, menghilangkan kecemasan

dengan melibatkan saraf parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan

kerja jantung, pernafasan, dan tekanan darah. Hasil penelitian tersebut

terbukti bahwa terdapat penurunan tingkat ansietas sesudah pemberian teknik

5 jari, hal ini dikarenakan teknik 5 jari ini memberikan rasa rileks atau

nyaman sehingga responden merasakan dirinya lebih baik dari sebelumnya.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Juliana (2013)

menunjukan bahwa pemberian terapi hipnosis 5 jari dapat menurunkan

ketegangan otot, membantu memusatkan perhatian, mengurangi ketakutan.

Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Wiguna (2011) menunjukan bahwa

hipnotis lima jari untuk menurunkan tingkat pada pasien hipertensi

dikelurahan pisangan timur Jakarta. Sehingga untuk mengatasi ansietas

tersebut individu dapat melakukan teknik 5 jari, keberhasilan terapi ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adanya kerjasama responden

yang baik, suasana yang tenang, kondusif karena dilakukan pada jam santai,

sehingga klien dapat berkonsentrasi dan dapat melakukan teknik 5 jari dengan

baik dan benar.


76

Penelitian ini sesuai dengan penelitian Sutrisno (2018) bahwa

penelitian menggunakan uji statistik T Dependen (paired sample t-test)

diperoleh p value= 0,000 sehingga hasil p < 0,05 maka H0 ditolak yang

artinya dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini ada pengaruh pemberian

terapi hipnotis lima jari terhadap tingkat kecemasan pada pasien hipertensi di

Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 Jakarta Utara tahun 2019. Pada saat

dilakukan hipnotis lima jari responden dibimbing untuk melakukan relaksasi.

Respon relaksasi ini terjadi melalui penurunan bermakna dari kebutuhan zat

oksigen oleh tubuh, selanjutnya otot-otot tubuh yang rileks menimbulkan

perasaan tenang dan nyaman. Aliran darah akan lancar, 11 neurotransmiter

penenang akan dilepaskan dan system saraf akan bekerja secara baik, dan

setelah kondisi relaksasi tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah

sadar akan terbuka, Sehingga akan lebih mudah menerima sugesti

penyembuhan yang diberikan.

Hasil penelitian ini sajalan dengan penelitian Sari (2019) yang

menjelaskan bahwa adanya pengaruh latihan lima jari terhadap tingkat

kecemasan pasien laparatomi. Menurut peneliti, setelah diberikan

pemahaman pada pasien yang mendapatkan latihan lima jari pasien dapat

memahami dan mampu mengontrol kecemasan pasien. Hal ini dapat

disebabkan dengan diberikan latihan lima jari pasien merasakan rilek dan

membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau

nyeri, stress fisik dan emosi.


77

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian PH (2017) terbukti

bahwa terdapat penurunan tingkat ansietas sesudah pemberian teknik 5 jari,

hal ini sesuai dengan teori Hakim (2010) dikarenakan teknik 5 jari ini

memberikan rasa rileks atau nyaman sehingga responden merasakan dirinya

lebih baik dari sebelumnya. Teknik 5 jari merupakan konsep penyembuhan

yang menyeimbangka sistem harmonis tubuh dengan mengatur kembali pola-

pola negative yang sering dilakukan oleh individu, baik secara sadar maupun

tidak sadar. Memasuki pikiran bawah sadar klien dengan media jari tangan,

pola- pola negative yang selama ini telah dilakukan oleh klien, bisa dikoreksi

dan di program kembali dengan memberikan pandangan- pandangan baru

yang bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan secara jangka panjang

bagi klien.

Hasil penelitian jumaiyah (2019) menunjukkan bahwa adanya

pengaruh pemberian terapi hipnotis lima jari terhadap tingkat kecemasan

dengan nilai P value = 0,000; P value < 0,05, artinya terdapat perbedaan

tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi hipnotis lima jari.

Terapi hipnotis lima jari terbukti menurut BMA (British Medical Association)

menyatakan bahwa hipnotis lima jari dapat digunakan untuk mengobati

histeri dan digunakan sebagai anestesi yang aman digunakan untuk

mengurangi beban dan efektif digunakan (Isma, 2010). Berdasarkan jurnal

dan penelitian yang sudah dilakukan bahwa terdapat perbedaan tingkat

kecemasan sebelum dan sesuadah dilakukan terapi lima jari yang

menunjukkan bahwa terapi 5 jari dapat dilakukan seterusnya oleh klien


78

hipertensi untuk menurunkan tingkat kecemasan. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa peneliti setelah melakukan pretest dan posttest klien

terlihat lebih rileks dan tidak terlihat tegang.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Khayati (2020) kasus menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan

skala nyeri dengan rata-rata 1 poin setelah dilakukan hipnoterapi lima jari.

Hipnoterapi dapat menurunkan skala nyeri pasien pada penyakit kanker

serviks. Hal ini terjadi karena hipnoterapi lima jari dapat mempengaruhi

sistem limbik dan saraf otonom, menciptakan suasana rileks, aman dan

menyenangkan sehingga merangsang pusat rasa ganjaran dan pelepasan

substrat kimia Gamma Amino Butyric Acid (GABA), enkephalin, dan β

endorphin, yang mengeliminasi neurotransmiter rasa nyeri.

Penelitian ini sejalan dengan teori Antman dan Suryanti (2019),

megatakan bahwa hipnoterapi merupakan salah satu teknik manajemen nyeri

non farmakologi dengan membantu pasien pada keadaan rileks sehingga

dapat menstimulir otak untuk melepaskan neurotransmitter yaitu

enchepalindan endorphin. Endorphin berfungsi meningkatkan mood

sehingga dapat merubah penerimaan individu terhadap nyeri. Hipnoterapi

dapat mengalihkan perhatian klien dengan sugesti yang diberikan sehingga

klien akan lupa terhadap nyeri yang dirasakan.


BAB VI

PENUTUP
A. Simpulan

Setelah peneliti melaksanakan pengumpulan data, pengolahan data

dan analisa data, hasil penelitian tentang pengaruh teknik lima jari dalam

mengatasi ansietas masyarakat yang terdampak PHK di Desa

Gempolsewu Kecamatan Rowosari dapat disimpulkan bahwa :

1. Karakteristik masyarakat yang terdampak PHK menunjukan bahwa

rata rata berusia 23 tahun, jenis kelamin didapatkan hasil seimbang

perempuan (51,72%) dan laki-laki (48,27%), mayoritas

berpendidikan SMA atau SMK (82,72%), status pernikahan yang

paling banyak adalah berstatus belum menikah (79,31%).

2. Tingkat ansietas masyarakat yang terdampak PHK sebelum

pemberian terapi lima jari mayoritas berada pada tingkat ansietas

ringan (27,5%) dan ansietas sedang (72,4%).

3. Tingkat ansietas masyarakat yang terdampak PHK setelah pemberian

terapi lima jari mengalami penurunan tingkat ansietas. Ansietas

ringan (34.5%) tidak memiliki ansietas (65,5%).

4. Ada pengaruh teknik jari terhadap penurunan tingkat ansietas

masyarakat yang terdampak PHK dengan nilai P value 0,018

(p<0,05).

79
80

B. Saran

1. Bagi institusi STIKES Kendal

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk

tambahan referensi perpustakaan dalam pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya terapi ini sebagai salah satu intervensi dalam

mengatasi masyarakat yang terdampak PHK

2. Bagi masyarakat

Untuk masyarakat yang terdampak PHK sebaiknya menggunakan

intervensi non farmakologis seperti pemberian terapi lima jari untuk

mengurangi ansietas.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Perlunya dilakukan penelitian terkait responden yang mengalami

ansietas tingkat ansietas berat dan panic dengan menggunakan metode

yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Alfa, d. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemutusan Hubungan Kerja


Karyawan Pada Pt. Pln (Persero) Rayon Manado Utar. jurnal
EMBA.
Ardiyanti, Y., Livana, P. H., & Ayuwatini,S. (2017). Hubungan karakteristik
dengan tingkat ansietas pada siswa- siswi sma. Jurnal Perawat
Indonesia, 1(2), 54-57.

Ayuningtyas, D. Dkk. (2018). Analisis Situasi Kesehatan Mental pada


Masyarakat di Indonesia dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal
Prodi Kesehatan Masyarakat UI. 9(1). 1-10

Cope, J (2007). Enterpreneurial Learning and Critrical Reflection : Discontinuos


Events as Triggers for ‘Higler-level’ Learning. Manajemen
Learning 34 (4):429-450
Crawford, JR & Henry, JD., 2003. The Depression Anxiety Stress Scale (DASS):
Normative data and latent structure in a large non-clinical sample.
British Journal of Clinical Psychology

Dewanti, A. K. (2020). Darurat Phk Di Tengah Corona. Arsip Publikasi Ilmiah


Biro Administrasi Akademik.

Dewi, R. S. 2015. Perbedaan Kecemasan Menghadapi Perkawinan Pada Pria


Dan Wanita Dewasa Awal. Skripsi.

Erlangga. NANDA International. 2012. Nursing diagnoses: Definition &


classification 2012- 2014. USA, Philadelphia
Evangelista, T., Widodo, D., & Widiani, E. (2016). Pengaruh Hipnosis 5 Jari
Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Sirkumsisi Di Tempat Praktik
Mandiri Mulyorejo Sukun Malang. Nursing News, 1, 63–74.
Gunawan, A. W. (2015). Hypnoterapy the art of subcountious restructuring. Jakarta
: PT Gramedia Pustaka

Ghufron, M. dan Risnawati, N.R. (2014). Teori - Teori Psikologi. Yogyakarta:


ArRuzz Media.

Hakim, (2010). Hypnoterapi: Cara Tepat Dan Epat Mengatasi Stress Fobia.
Trauma Dan Gangguan Mental Lainnya. Jakarta : Transmedia
Pustaka

Halter, M. J. (2014). Varcarolis’ Foundation of Psychiatric Mental Health


Nursing. Diakses pada laman
http://evolve.elsevier.com/Varcarolis’.

81
82

Hanavy, B. A. (2018). Penerapan Terapi 5 Jari Pada Pasien Psikosomatis Untuk


Mengurangi Kecemasan Di Klinik Dr. Bangun Di Desa Kamulyan
Kecamatan Tambak. Ilmu Keperawatan.

Handayani. (2020, mei rabu). Kenali empat dampak psikologis saat seseorang
kehilangan pekerjaan . Retrieved from
https://www.berisatu.com/kesehatan/635333/kenali-empat-
dampak-psikologis-saat-seseorang-kehilangan-pekerjaan

Hartiti. (2015, july senin). PHK Dapat Menganggu Pertumbuhan Ekonomi.


Retrieved from Geotime: https://geotimes.co.id/arsip/phk-dapat-
menganggu-pertumbuhan-ekonomi/

Hastuti, R. Y., & Arumsari, A. (2015). Pengaruh Terapi Hipnosis Lima Jari
Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Yang Sedang
Menyusun Skripsi di Stikes Muhammadiyah Klaten. MOTORIK,
25-35.
Hastuti, P., Harefa, D. N., & Napitupulu, J. I. M. (2020). Tinjauan kebijakan
pemberlakuan lockdown, phk, psbb sebagai antisipasi penyebaran
covid-19 terhadap stabilitas sistem moneter. Prosiding WEBINAR
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
Hawari. (2011). Manajemen Stress Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.

Hindun. (2007). Hubungan antara dukungan social dengan tingkat stress


menghadapi UN pada siswi SMA. Skripsi (Tidak diterbitkan).
Tegal.

Hurlock, EB. (2013). Perkembangan Anak. Jilid I. Editor : Agus Dharma.


Penerjemah : Tjandrasa, M dan Zarkasih, M. Jakarta : Penerbit

Holmes, E. A., Connor, R. C. O., Perry, V. H., Tracey, I., Wessely, S., Arseneault,
L., Ballard, C., Christensen, H., Silver, R. C., Everall, I., Ford, T.,
John, A., Kabir, T., King, K., Madan, I., Michie, S., Przybylski, A.
K., Shafran, R., Sweeney, A., & Bullmore, E. (2020). Position
Paper Multidisciplinary Research Priorities for the COVID-19
Pandemic : A Call for Action for Mental Health Science. The
Lancet Psychiatry, 366(20), 1–14. https://doi.org/10.1016/S2215-
0366(20)30168-1

ILO. (2020b). ILO monitor: Covid-19 and the world of work (2nd ed.). Geneva:

ILO. (2020c). ILO monitor: Covid-19 and the world of work (3nd ed.).
Geneva:International LabourOrganization.

Isma. (2010). Hypnosis Learning Untuk Guru dan Orang Tua. Yogyakarta:
Pustaka Widya Tama
83

Istirokah, I., Surtiningrum, A,. & Nurullita, U. (2013). Pengaruh Terapi Tertawa
terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan pada Penderita Hipertensi
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Pengandan Semarang), 1-2.
Diakses pada 06 Mei 2019 pukul: 23:00 WIB.Iswati, M. A. (2019).
Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Air langga.

Juliandi A, Irfan, Manurung S. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: Konsep dan


Aplikasi. Medan: UMSU Press
Jumaiyah, w. d. (2019). Pengaruh Pemberian Terapi Hipnotis Lima Jari
Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Hipertensi Di
Puskesmas Kelurahan Sunter Jaya 1 Jakarta Utara Tahun 2019.
Jurnal Ilmu Keperawatan.
Kaplan, H.L., Saddock, B.J. (2010). Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke
2..Penerjemah : Husny Muttaqin.. Jakarta : EGC.

Kelliat, B.A. & Pawirowiyono, A. (2015). Keperawatan jiwa terapi aktivitas


kelompok Edisi 2. Jakarta: EGC

Keliat, B. A. (2015). Standart Asuhan Keperawatan Jiwa (gangguan, resiko dan


sehat). Keperawatan jiwa IX DEPOK 2015.Prodi ners spesialis
keperawatan jiwa.Fakultas keperawatan UI.

Keliat, B. A. (2013). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas; CMHN (Basic


Course).EGC : Jakarta.

Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus


Disease (COVID-19). Germas, 0–115.

Kawengian, j. (2020). Perbedaan Pengaruh Terapi Audio Gelombang Alpha dan


Gelombang Theta terhadap Daya Konsentrasi Otak pada
Pemuda GMIM Tabita Sarongsong 1 Airmadidi 2. Medical
Scope Journal (MSJ).

Khayati, H. d. (2020). Pengaruh Hipnoterapi Lima Jari Terhadap Penurunan


Skala Nyeri Pada Pasien Kanker Serviks. Ners muda.

Lau, D.K., Agustina, Venti., Setiawan, Heri. (2019). Gambaran Tingkat Ansietas
dan Mekanisme Koping Pada Mahasiswa Keperawatan Dalam
Menghadapi Ujian Praktek Laboratorium. Jurnal Keperawatan
Jiwa Volume 7 No 2, Hal 215 – 226, Agustus 2019

Mandang. (2017). Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Terhadap


Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk Cabang Manado. Jurnal Emba.
84

M. Nur Ghufron & Rini Risnawita, S. (2014). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta:


Ar- Ruzz Media.

Maramis, W.F. 2008. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga


University Press.

Marbun, A. S., Pardede, J. A., & Perkasa, S. I. (2019). Efektifitas Terapi Hipnotis
Lima Jari Terhadap Kecemasan Ibu Pre Partum di Klinik
Chelsea Husada Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai.
Jurnal Keperawatan Priority, 2(2), 92–99.
https://doi.org/10.34012/jukep.v2i2.568

Mason, D. (2012). Key Hypnosis Induction Script Kindle Edition. USA. Amazon
Media EU S.a.r.l
Meilianna, R., & Purba, Y. A. (2020). Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Phk
Dan Pendapatan Pekerja Di Indonesia ( the Impact of Covid-19 on
Worker Layoffs and Income in Indonesia ). Jurnal Kependudukan
Indonesia, Edisi Khusus Demografi Dan COVID-19, 2902, 43–48.
Misgiyanto, & Susilawati, D. (2016). Hubungan Antara Dukungan Keluarga
dengan Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif.
Jurnal Keperawatan.Volume 5, Nomor 1, Januari 2014 : 01 – 15.
NANDA International Nursing Diagnoses: definition and classification 2018-
2020. Jakarta: EGC
Neena, dkk. 2010. Understanding Family Functioning and Social Support in
Unremitting Schizoprenia, Journal of Pscyahiatry
Notoadmojo (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Oakley, DA.,& Halligan PW. (2013).Hypnotic Suggestion: Opportunities for


CognitiveNeuroscience. Nat Rev Neurosci. 2013. Aug;14(8):565-
76. DOI: 10.1038/nrn3538. Epub 2013 Jul 17.
PH, L., Susanti, Y., & Arisanti, D. (2018). Penurunan Tingkat Ansietas Mahasiswa
Dalam Menyusun Skripsi Melalui Terapi Generalis Ansietas.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(2), 76.
https://doi.org/10.32584/jikj.v1i2.150
Putri, A. F. (2019). Pentingnya Orang Dewasa Awal Menyelesaikan Tugas
Perkembangannya. Indonesian Journal of School Counseling
(.Psychology Foundation of Australia. (2014). Diakses pada laman
www.psy.unsw.edu.au/dass pada tanggal 27 Februari 2017.
Rafisna, Z. (2020, juni 12). Perbedaan Dampak Pandemi pada Perempuan dan
Laki-Laki. Retrieved from yayasanpulih:
85

http://yayasanpulih.org/2020/06/perbedaan-dampak-pandemi-
pada-perempuan-dan-laki-laki/
Rismayanti, D. A. (2020). Hipnosis Lima Jari Kombinasi Instrumen Musik Pop
Menurunkan Kecemasan Wanita Produktif Dimasa Pandemi
Covid-19. Jurnal Keperawatan Silampari.
Rizkiya, K., Ph, L., & Susanti, Y. (2018). Pengaruh Tehnik 5 Jari Terhadap
Tingkat Ansietas Klien Gangguan Fisik Yang Dirawat Di RSU
Kendal. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 2(1), 1–9.
https://doi.org/10.30651/jkm.v2i1.908
Santia, T. 2020. 2 Juta Pekerja dan UMKM jadi Korban, Ini Fakta-Fakta PHK
Akibat Virus Corona. Di akses Juli 2020 dari Liputan 6:
https://m.liputan6.com/bisnis/read/4235008/2-jutapekerja-dan-
umkm-jadi-korban-ini-fakta-fakta-phk-akibatvirus-corona

Stuart, G.W. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing


(10thedition).St.Louis: Elsevier Mosby.

Sulistyarini, T. & Susanti, M.L. 2013. Dukungan Keluarga Meningkatkan


Kepatuhan Diet Pasien DM di Ruang Rawat Inap RS. Baptis
Kediri. Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Jurnal STIKES.Vol.6, No.1.(1-
10).
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suryanti, Adi, G. S., & Sari, F. S. (2019). Pengaruh Pemberian Hipnoterapi
terhadap Skala Nyeri pada Pasien Post Kateterisasi Jantung di
Ruang ICCU RSUD Dr. Moeward. Program Studi Sarjana
Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, hal 1-11.
Sutejo. (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan
Baru Press.
Trianawati, Y. (2017). Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Kecemasan
Dalam Menjalin Hubungan Lawan Jenis Pada Perempuan Dewasa
Awal. ilmu keperawatan.
Tirtarahardja, U dan La Sulo. 2015. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Townsend, C.M.(2014). Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing.6th


ed.Philadelphia: F.A Davis Company
86

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, Undang-Undang Ketenagakerjaan


Lengkap. Jakarta: Sinar Grafika, Cet.ke-2, 2007.

Wade, J.B., Hart, R.P., Wade, J.H., Bajaj, J.S., &Price, D.D. (2013). The
relationship betweenmarital status and psychological resilience
inchronic pain. Pain Research and Treatment,2013, Article ID
928473. doi: http://dx.doi.org/10.1155/2013/928473

Wenny Hulukati, M. R. (2018). Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa


Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. jurnal
bikotetik.
Wilkinson, A, (2012). Buku Saku Diagnosis Keperwatan . Edisi 9. Jakarta : EGC

Wiratna Sujarweni. (2014). Metodologi keperawatan.Yogyakarta : Penerbit Gava


Media.

World Health Organozation. (2020). Coronavirus disease (COVID-2019)


situation reports. Retrieved from
https://www.who.int/emergencies/dis eases/novel-
coronavirus2019/situation-reports/
Lampiran 1

KUISIONER DASS 42
(Crawford, 2003)

Keterangan:
0 : Tidak ada atau tidak pernah
1 : Sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau kadang-kadang
2 : Sering
3 : Sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat
NILAI
NO ASPEK PENILAIAN
0 1 2 3
1. Mulut terasa kering
2. Merasa gangguan dalam bernafas (nafas cepat atau sulit nafas)
3. Kelemahan pada anggota tubuh
Cemas berlebihan dalam suatu situasi namun bisa lega jika hal
4. situasi itu berakhir
5. Kelelahan
6. Berkeringat
7. Ketakutan tanpa alasan yang jelas
8. Kesulitan dalam menelan
Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa distimulasi
9. oleh letih
10. Merasa hilang harapan dan putus asa
11. Mudah panic
Takut diri terhambat oleh tugas - tugas yang tidak bisa
12 dilakukan
Khawatir dengan situasi saat diri anda menjadi panik dan
13 mempermalukan diri sendiri
14 Gemetar

81
Lampiran 2

/
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Bapak/Ibu/Saudara
Di Desa Gempolsewu
Kecamatan Rowosari

Dengan hormat
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Islahiyah Pratiwi
NIM : SK.117.019

Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan STIKes Kendal, yang


sedang melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari
Pada Masyarakat Yang Terdampak PHK Di Desa Gempolsewu Kecamatan
Rowosari”.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi


Bapak/Ibu/Saudara karena kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga
dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Apabila anda menyetujui, maka saya mohon kesediaan untuk


menandatangani persetujuan dan mengijinkan untuk mendapat informasi data dari
responden. Atas perhatian dan ijinya saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

(Islahiyah Pratiwi)
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL TEKNIK LIMA JARI

1. Tahap pra interaksi

a. Membagikan inform concent RI

b. Siapkan alat: Lembar kuesioner

c. Siapkan tempat agar tenang dari kebisingan

2. Tahap interaksi

a. Identifikasi responden

b. Isi kuesioner sesuai data

c. Kontrak waktuTahap kerja

3. Tahap Kerja

a. Mengukur skala ansietas sebelum dilakukan teknik lima jari (pre-test)

b. Teknik lima jari

Pengggunaan teknik lima jari dengan tahapan sebagai berikut:

1) Sebelum memulai teknik lima jari kondisikan responden dalam

2) Keadaan rileks dengan menutup mata, kemudian ajarkan teknik

nafas dalam, menghirup udara dari hidung kemudian mengeluarkan

dari mulut sebanyak 3 kali.

3) Mengajak responden untuk mengarahkan ujung ibu jari dengan

untuk ujung jari telunjuk kemudian ajak responden membayangkan

ketika dalam keadaan sehat.

4) Mengajak responden untuk mengarakan 1bu jari dengan ujung jari

tengah kemudian ajak responden membayangkan orang-orang yang


disayangi, cintai, banggakan (misalnya: suami, istri, anak, saudara,

pacar).

5) Mengajak responden untuk mengarahkan ibu jari menempel

mengarahkan ibu jari menempel dengan ujung jari manis kemudian

ajak responden untuk membayangkan prestasi yang pernah

responden capai sehingga membuat responden dan orang sekitarnya

bangga (misalnya: saat sekolah, saat pacaran, dan selama menikah).

6) Mengajak responde untuk mengarahkan ujung ibu jari dengan ujung

jari kelingking kemudian ajak responden untuk membayangkan

tempat terindah yang pernah dikunjungi yang membuat responden

nyaman, tentram (misalnya: pantai, taman, pegunungan atau tempat

rekreasi) tempat paling indah.

7) Pada saat kunjungan berikutnya ukur kembali tingkat ansietas

setelah dilakukan teknik lima jari (post-test).

3. Tahap dokumentasi

Catat segala ansietas sebelum dan sesudah dilakukan pemberian teknik lima

jari.
Lampiran 10
Lampiran 11
m
Lampiran 12
Statistics

Jenis Pendidikan Status Sebelum


Usia Kelamin Terakhir Pernikahan Terapi
N Valid 29 29 29 29 29
Missin 0 0 0 0 0
g
Mean 1.00 1.48 1.17 1.21 1.72
Median 1.00 1.00 1.00 1.00 2.00
Mode 1 1 1 1 2
Std. Deviation .000 .509 .384 .412 .455
Minimum 1 1 1 1 1
Maximum 1 2 2 2 2
Sum 29 43 34 35 50

Statistics
Sesudah Terapi
N Valid 29
Missing 0
Mean 1.34
Median 1.00
Mode 1
Std. Deviation .484
Minimum 1
Maximum 2
Sum 39
Frequency Table

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dewasa Awal 29 100.0 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid perempuan 15 51.7 51.7 51.7
laki-laki 14 48.3 48.3 100.0
Total 29 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMA/SM 24 82.8 82.8 82.8
K
SARJAN 5 17.2 17.2 100.0
A
Total 29 100.0 100.0
Status Pernikahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Belum menikah 23 79.3 79.3 79.3
Sudah Menikah 6 20.7 20.7 100.0
Total 29 100.0 100.0

Sebelum Terapi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid cemas ringan 8 27.6 27.6 27.6
cemas sedang 21 72.4 72.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Sesudah Terapi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak ada cemas 19 65.5 65.5 65.5
cemas ringan 10 34.5 34.5 100.0
Total 29 100.0 100.0
Frequency Table
HASIL KUISIONER SEBELUM DIBERIKAN TERAPI
Mulut terasa kering
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 14 48.3 48.3 48.3
kadang-kadang 13 44.8 44.8 93.1
sering 2 6.9 6.9 100.0
Total 29 100.0 100.0

Merasa gangguan dalam bernafas (nafas cepat atau sulit nafas)


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 18 62.1 62.1 62.1
kadang-kadang 10 34.5 34.5 96.6
sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Kelemahan pada anggota tubuh


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 14 48.3 48.3 48.3
kadang-kadang 15 51.7 51.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
Cemas berlebihan dalam suatu situasi namun bisa lega jika hal situasi
itu berakhir
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid kadang-kadang 25 86.2 86.2 86.2
sering 3 10.3 10.3 96.6
sangat sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Kelelahan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 4 13.8 13.8 13.8
kadang-kadang 19 65.5 65.5 79.3
sering 5 17.2 17.2 96.6
sangat sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Berkeringat
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 3 10.3 10.3 10.3
kadang-kadang 19 65.5 65.5 75.9
sering 6 20.7 20.7 96.6
sangat sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0
Ketakutan tanpa alasan yang jelas
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 11 37.9 37.9 37.9
kadang-kadang 16 55.2 55.2 93.1
sering 2 6.9 6.9 100.0
Total 29 100.0 100.0

Kesulitan dalam menelan


Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 22 75.9 75.9 75.9
kadang-kadang 7 24.1 24.1 100.0
Total 29 100.0 100.0

Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa distimulasi oleh


letih
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 23 79.3 79.3 79.3
kadang-kadang 6 20.7 20.7 100.0
Total 29 100.0 100.0
Merasa hilang harapan dan putus asa
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 12 41.4 41.4 41.4
kadang-kadang 16 55.2 55.2 96.6
sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Mudah panic
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 4 13.8 13.8 13.8
kadang-kadang 24 82.8 82.8 96.6
sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Takut diri terhambat oleh tugas - tugas yang tidak bisa dilakukan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 2 6.9 6.9 6.9
kadang-kadang 20 69.0 69.0 75.9
sering 7 24.1 24.1 100.0
Total 29 100.0 100.0

Khawatir dengan situasi saat diri anda menjadi panik dan


mempermalukan diri sendiri
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 6 20.7 20.7 20.7
kadang-kadang 19 65.5 65.5 86.2
sering 4 13.8 13.8 100.0
Total 29 100.0 100.0

Gemetar
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Tidak pernah 12 41.4 41.4 41.4
kadang-kadang 17 58.6 58.6 100.0
Total 29 100.0 100.0

HASIL KUISIONER SESUDAH DIBERIKAN TERAPI

Mulut terasa kering


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 25 86.2 86.2 86.2
kadang-kadang 4 13.8 13.8 100.0
Total 29 100.0 100.0

Merasa gangguan dalam bernafas (nafas cepat atau sulit nafas)


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 29 100.0 100.0 100.0

Kelemahan pada anggota tubuh


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 27 93.1 93.1 93.1
kadang-kadang 2 6.9 6.9 100.0
Total 29 100.0 100.0
Cemas berlebihan dalam suatu situasi namun bisa lega jika hal situasi itu
berakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 9 31.0 31.0 31.0
kadang-kadang 20 69.0 69.0 100.0
Total 29 100.0 100.0

Kelelahan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 10 34.5 34.5 34.5
kadang-kadang 19 65.5 65.5 100.0
Total 29 100.0 100.0

Berkeringat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 8 27.6 27.6 27.6
kadang-kadang 20 69.0 69.0 96.6
sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0
Ketakutan tanpa alasan yang jelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 21 72.4 72.4 72.4
kadang-kadang 8 27.6 27.6 100.0
Total 29 100.0 100.0

Kesulitan dalam menelan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 26 89.7 89.7 89.7
kadang-kadang 3 10.3 10.3 100.0
Total 29 100.0 100.0

Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa distimulasi oleh letih
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 29 100.0 100.0 100.0

Merasa hilang harapan dan putus asa


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 11 37.9 37.9 37.9
kadang-kadang 18 62.1 62.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
Mudah panic
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 6 20.7 20.7 20.7
kadang-kadang 23 79.3 79.3 100.0
Total 29 100.0 100.0

Takut diri terhambat oleh tugas - tugas yang tidak bisa dilakukan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 3 10.3 10.3 10.3
kadang-kadang 25 86.2 86.2 96.6
sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Khawatir dengan situasi saat diri anda menjadi panik dan mempermalukan
diri sendiri
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 7 24.1 24.1 24.1
kadang-kadang 21 72.4 72.4 96.6
sering 1 3.4 3.4 100.0
Total 29 100.0 100.0

Gemetar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak pernah 24 82.8 82.8 82.8
kadang-kadang 5 17.2 17.2 100.0
Total 29 100.0 100.0

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2
PRE TERAPI LIMA Based on Mean 25.011 1 27
JARI
Based on Median 1.753 1 27
Based on Median and 1.753 1 24.000
with adjusted df
2Based on trimmed 19.595 1 27
mean

Test of Homogeneity of Variances


Sig.
PRE TERAPI LIMA JARI Based on Mean .000
Based on Median .197

Based on Median and with .198


adjusted df
Based on trimmed mean .000
Mann-Whitney Test
Ranks
POST TERAPI LIMA
JARI N Mean Rank Sum of Ranks
PRE TERAPI LIMA TIDAK ADA CEMAS 19 12.89 245.00
JARI
CEMAS RINGAN 10 19.00 190.00
Total 29

Test Statisticsa

PRE TERAPI
LIMA JARI

Mann-Whitney U 55.000

Wilcoxon W 245.000

Z -2.369

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

Exact Sig. [2*(1-tailed .069b


Sig.)]

a. Grouping Variable: POST TERAPI LIMA


JARI
Mann-Whitney Test
Ranks
PRE TERAPI LIMA
JARI N Mean Rank Sum of Ranks
POST TERAPI LIMA CEMAS RINGAN 8 10.00 80.00
JARI
CEMAS BERAT 21 16.90 355.00
Total 29

Test Statisticsa

POST TERAPI
LIMA JARI

Mann-Whitney U 44.000

Wilcoxon W 80.000

Z -2.369

Asymp. Sig. (2-tailed) .018

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .053b

a. Grouping Variable: PRE TERAPI LIMA JARI

b. Not corrected for ties.

You might also like