You are on page 1of 44

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………5

1.3 Tujuan………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gizi……………………………………………………………….7

2.2 Fungsi Dari Gizi………………………………………………………………7

2.3 Gizi Dalam Kesehatan Masyarakat……………………………………………8

2.4 Status Gizi……………………………………………………………………..9

2.5 Permasalahan Gizi Masyarakat……………………………………………….14

2.6 Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Masa Depan………………………..17

2.7 Program Penyelenggaraan Kabupaten/ Kota Sehat…………………………..17

2.8 Model Kemitraan Yang Digunakan………………………………………….19

2.9 Peran Masing-Masing Mitra Yang Terlibat………………………………….20

i
BAB III PENUTUP

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..22

4.2 Saran…………………………………………………………………………22

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tubuh tidak dapat
menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif (WHO, 2017). Secara umum, terdapat dua kategori utama DM, yaitu DM tipe 1 dan tipe 2.
DM tipe 1 ditandai dengan kurangnya produksi insulin sedangkan DM tipe 2 disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh
(Pusdatin Kemenkes RI, 2014).
DM sudah merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan umat manusia pada abad 21. Word Health Organization (WHO)
mempekirakan bahwa pada tahun 2025, jumlah penderita DM akan membengkak menjadi 300 juta orang (Sudoyo, 2006). Menurut
Internasional Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2015 terdapat 415 juta (8,8%) penderita DM di seluruh dunia, kemudian pada 1 2 tahun
2017 mencapai 425 juta dan diprediksikan angka tersebut akan terus bertambah menjadi 629 juta penderita DM tahun 2045. Sedangkan jumlah
estimasi penyandang DM di Indonesia diperkirakan sebesar 10,3 juta yang menempatkan Indonesia dalam urutan ke-6 tertinggi di dunia
bersama China, India, United States, Brazil, Rusia, dan Meksiko, Egypt, Germany, Pakistan (IDF, 2017).
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mengaplikasikan asuhan keperawatan penyakit diabetes mellitus di komunitas
2. Tujuan khusus

3
a. Mampu menerapkan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pada pasien dengan Diabetes Melitus.
b. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan Diabetes
Melitus di komunitas.
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan mahasiswa terutama mengenai asuhan keperawatan klien dengan DM
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi bagi masyarakat mengenai asuhan keperawatan klien dengan DM
3. Bagi pihak pendidikan
Memberikan informasi bagi perpustakaan mengenai asuhan keperawatan klien dengan DM
4. Bagi dunia keperawatan
Memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan klien dengan penyakit DM

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit DM


DM atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi
cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan di diagnosa melalui pengamatan kadar glukosa di dalam
darah. Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kalenjar pankreas yang berperan dalam memasukkan glukosa dari aliran darah
ke sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi (IDF, 2017).

5
DM adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada pasien
diabetes mellitus yaitu polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kesemutan (Restyana, 2015).
Pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas insulinnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk
memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya glukosa dalam darah meningkat. Kemungkinan terjadinya DM tipe 2 adalah bahwa sel-
sel jaringan tubuh dan otot penderita tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin sehingga glukosa tidak dapat masuk kedalam sel
dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah (Tandra, 2007).
2.2 Etiologi
Hasdianah (2012) menyatakan bahwa etiologi penyakit DM adalah :
a. Kelainan genetik
DM dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab DM akan dibawah oleh anak jika orang tuanya menderita
diabetes mellitus.
b. Usia
Usia seseorang setelah >40 tahun akan mengalami penurunan fisiologis. Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan
fungsi endokrin pankreas untuk memproduksi insulin.
c. Pola hidup dan pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes. Pola
hidup juga sangat mempengaruhi, jika orang malas berolahraga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes, karena
olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.

6
d. Obesitas
Seseorang dengan berat badan >90 kg cenderung memiliki peluang lebih besar untuk terkena penyakit DM.
e. Gaya hidup stress
Stres akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan
kerja pankreas sehingga pankreas mudah rusak dan berdampak pada penurunan insulin.
2.3 Patofisiologi
Patofisiologi DM dikaitkan dengan ketidakmampuan tubuh untuk merombak glukosa menjadi energi karena tidak ada atau
kurangnya produksi insulin di dalam tubuh. Insulin adalah suatu hormon pencernaan yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan
berfungsi untuk memasukkan gula ke dalam sel tubuh untuk digunakan sebagai sumber energi. Pada penderita diabetes mellitus, insulin
yang dihasilkan tidak mencukupi sehingga gula menumpuk dalam darah (Agoes dkk, 2013).
2.4 Klasifikasi
Menurut American Diabetes Association (ADA) (2016), klasifikasi diabetes mellitus atau DM yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM
gestasional, dan DM tipe lain. Namun jenis DM yang paling umum yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2.

a. Diabetes Mellitus Tipe 1


DM tipe 1 merupakan kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolik glukosa yang ditandai dengan hiperglikemia
kronik. Keadaan ini disebabkan oleh kerusakan sel beta (β) pankreas baik oleh proses autoimum maupun idiopatik. Proses autoimun
ini menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan untuk memproduksi insulin karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel yang
bertugas memproduksi insulin sehingga produksi insulin berkurang atau terhenti (Rustama dkk, 2010). Diabetes mellitus tipe 1 dapat

7
menyerang orang semua golongan umur, namun lebih sering terjadi pada anak-anak. Penderita DM tipe 1 membutuhkan suntikan
insulin setiap hari untuk mengontrol glukosa darahnya (IDF, 2017).
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
DM tipe 2 atau yang sering disebut dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) adalah jenis diabetes mellitus
yang paling sering terjadi, mencakup sekitar 85% pasien DM. keadaan ini ditandai oleh resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif. Diabetes mellitus tipe ini 18 lebih sering terjadi pada usia diatas 40 tahun, tetapi dapat pula terjadi pada orang dewasa muda
dan anak-anak (Greenstein dan Wood, 2010).
c. Diabetes Gestasional
DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama pada masa kehamilan, biasanya pada
trimester kedua dan ketiga. DM gestasional berhubungan dengan meningkatnya komplikasi perinatal. Penderita DM gestasional
memiliki resiko lebih besar untuk menderita DM yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan.
d. Diabetes Tipe Lain
DM tipe ini terjadi karena etiologi lain, misalnya pada efek genetik fungsi sel beta, defek genetic kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas, penyakit metabolik endokrin lain, iatrogenic, infeksi virus, penyakit autoimun dan kelainan genetik lain.
2.5 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang serig dijumpai pada pasien DM menurut Bararah dan Jauhar (2013) yaitu :
a. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin) merupakan gejala yang paling utama yang dirasakan oleh setiap pasie. Jika konsentrasi
glukosa dalam darah tinggi, ginjal tidak mampu menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa
tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekresi ini akan disertai

8
pengeluaran cairan dan eletrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmosis. Sebagai akibat dari kehilangan
cairan dan elektrolit yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria).
b. Polidipsia merupakan peningkatan rasa haus akibat volume urine besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.
Dehidrasi intrasel mengikuti dihidrasi ekstrasel karena air intrasel akan derdisfusi keluar mengikuti penurunan gradient
konsentrasi ke plasma hipertonik. Dihidrasi intrasel merangsang pengeluaran Antideuretik Hormone (ADH) dan menimbulkan
rasa haus.
c. Polifagia (peningkatan rasa lapar) diakibatkan habisnya cadangan gula didalam tubuh meskipun kadar gula darah tinggi.
d. Peningkatan infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentukan antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi
mucus, gangguan fungsi imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.
e. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan darah pada pasien diabetes lama, katabolisme protein diotot dan
ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energy.
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan DM diklasifikasikan sebagai komplikasi akut dan kronik.Komplikasi akut terjadi apabila kadar
glukosa darah seorang meningkat atau menurun tajam dalam waktu yang singkat (Anonim, 2001). Sedangkan komplikasi kronik terjadi
apabila kadar glukosa darah secara berkeoanjangan tidak terkendali dengan baik sehingga menimbulkan berbagai komplikasi kronik
diabetes melitus (Perkeni, 2011). Beberapa komplikasi akut dan kronik dari DM adalah :
a. Hipoglikemia
Hipoglikemia (kadar glukosa dalam darah yang abnormal rendah) terjadi jika glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60
mg/dl. Penyebab hipoglikemia dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang

9
terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Gejala terdiri atas gejala adrenergik seperti tremor, takikardia, palpitasi, rasa
lapar, dan gejala neuro-glikopenik seperti perasaan ingin pingsan, penurunan daya ingat, gelisah, kejang, kesadaran menurun sampai
koma.Rekomendasi biasanya berupa pemberian 10 hingga 15 gr gula yang bekerja cepat peroral. Penderita DM tipe II yang
menggunakan obat hipoglikemia oral juga dapat mengalami hipoglikemia (khususnya pasien yang menggunakan klorpropamid yang
merupakan obat hipoglikemia oral dengan kerja lama) (Brunner & Suddarth, 2013).
b. Diabetes ketoasidosis
Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin. Apabila jumlah insulin
berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang pula. Disamping itu produksi glukosa oleh hati menjadi tidak
terkendali. Kedua faktor ini akan menimbulkan hiperglikemia. Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan, ginjal
akan mensekresikan glukosa bersama air dan elektrolit. Diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuri akan menyebabkan dehidrasi
dan kehilangan elektrolit. Terapi ketoasidosis diabetik diarahkan pada perbaikan utama, yaitu dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan
asidosis (Brunner & Suddarth, 2013).
2.7 Pemeriksaan Penunjang
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni,2011), menjelaskan bahwa pemeriksaan penunjang atau diagnosis klinis DM
ditegakkan bila ada gejala khas DM berupa polyuria (peningkatan pengeluaran urin), polydipsia (peningkatan rasa haus) , polifagia
(peningkatan rasa lapar) dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Jika terdapat gejala khas, maka
pemeriksaan dapat dilakukan, yaitu:
a. PemeriksaanGlukosaDarahSewaktu(GDS)≥200mg/dldiagnosis DM sudah dapat ditegakkan.
b. PemeriksaanGlukosaDarahPuasa(GDP)≥126mg/dljugadapatdigunakan untuk pedoman diagnosis DM.

10
c. Pemeriksaan Hemoglobin A1c (HbA1C) merupakan pemeriksaan tunggal yang sangat akurat untuk menilai status glikemik
jangka panjang dan berguna pada semua tipe penyandang DM. Pemeriksaan ini bermanfaat bagi pasien yang membutuhkan
kendaliglikemik.
2.8 Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi
terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik. Tujuan teraputik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa terjadi hipoglekemia dan gangguan serius pada pola aktivitas pasien.

11
BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELOMPOK KOMUNITAS
3.1 Pengkajian

Fasilitas Yankes Puskesmas No. Register 1234567890

Nama Perawat yang Mengkaji Ners Meri Tanggal Pengkajian 30 Maret 2022

Nama Kelompok Kelompok 10 Alamat Jalan ahmad yani

1. DATA DASAR ANGGOTA KELOMPOK 2. STATUS KESEHATAN ANGGOTA KELOMPOK

N Tgl Pekerja Agam TTV Status Gizi Riwayat Pola


Jenis Keada Alat
Nama Pend. Suku
o Kelam Lahir an a an N P S TB BB Penyakit Bant OR Tidu
T Konjungti

12
in Umum D va u r
1 Tn.A L 15 Tam Swasta Islam Jawa Ringan 13 9 2 3 15 48 Merah Tidak ada Tida rutin Tera K
juni at 0/ 0 1 6, 2 kg muda k tur se
1958 SMA 80 x/ x/ 40 cm ada ak
seder M m m c da
ajat m e nt ru
hg ni be
t ra
se
be
pa
pa
ha
po
ti
kl
ti
te
gu

13
2 Ny.A P 09 Tam IRT Islam Jawa Ringan 12 9 2 3 15 50 Merah Tidak ada Tida ruti Tera K
juni at 0/ 0 0 6, 0 kg muda k n tur se
1968 SMP 80 x/ x/ 40 cm ada ak
seder M m m c da
ajat m e nt ru
hg ni be
t ra
se
be
pa
pa
ha
po
ti
kl
ti
te
gu
3 An.Y L 01 SLT Swasta Islam Jawa Ringan 12 9 2 3 14 45 Merah Tidak ada Tida Tida K

14
april P 0/ 0 0 6, 8 kg muda k rutin k se
1989 80 x/ x/ 40 cm ada Tera ak
m m c tur da
e nt ru
ni be
t ra
se
be
pa
pa
ha
K
se
te
un
te
m
4 An.N P 25 SLT Petani- Islam Jawa Ringan 12 9 2 3 15 50 Merah Tidak ada Tida ruti Tera K
juni P 0/ 0 0 6, 0c kg muda k n tur se

15
2000 80 x/ x/ 40 m ada ak
m m c da
e nt ru
ni be
t ra
se
be
pa
pa
ha
po
ti
kl
ti
te
gu
5 An.M L 27 SLT -Swasta Islam Jawa Ringan 12 9 2 3 15 55 Merah Tidak ada Tida Tera K
mei P 0/ 0 0 6, 5c kg muda k rutin tur se
2000 80 x/ x/ 40 m ada ak

16
m m c da
nt nt ru
be
ra
se
be
pa
pa
ha
po
ti
kl
ti
te
gu
6. Tn. T L 25- SD Swasta islam jawa Ringan 18 8 2 3 15 42 kering Post stroke - Tida Nor
juni- 0/ 4 0 6, 7 kg tipe II k mal m
1961 0 x/ x/ 20 C rutin
m m m C M

17
m/ e e k
H ni ni t
g t t k

t
p
7. Tn.O L 13 SMA Wirasw Islam Mun Ringan 13 9 2 3 15 50 Merah Tidak ada Tida Ruti Tera K
juni seder astata a 0/ 0 1 6, 0 kg muda k n tur se
1958 ajat 80 x/ x/ 40 cm ada ak
M m m c da
m e nt ru
hg ni be
t ra
se
be
pa
pa

18
ha
po
ti
kl
ti
te
gu
8. Ny.U p 23 SMP Pedaga Islam Mun Ringan 12 1 2 3 15 49 Merah Tidak ada Tida Ruti Tera K
juni seder ng a 0/ 2 0 6, 0 kg muda k n tur se
1968 ajat 80 0/ x/ 40 cm ada ak
M 8 m c da
m 0 nt ru
hg M be
m ra
h se
g be
pa
pa
ha

19
po
ti
kl
ti
te
gu
9. Ny. N P 31- SD IRT Islam jawa Ringan 10 8 2 3 15 60 Tidak DM 3 - Tida Nor P
Dese 0/ 8 0 6, 5 kg anemis k mal m
mber 70 x/ x/ 20 C rutin
- m m m C M l
1960 m e e p
H ni ni s
g t t te

d
m

20
k
m
l

10 Ny. H P 13- SD IRT Islam jawa Ringan 18 8 1 3 16 58 pucat - - Tida nor


Mei- 0/ 8 8 7, 8 kg k mal
1976 80 x/ x/ 50 cm rutin
m m m C
m
H
g

21
3. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN

N Penilaian Penilaian
Uraian Pengkajian Gambaran Kondisi No Uraian Pengkajian Gamb
o Ada Tidak Ada Tidak

Fasilitas pelayanan kesehatan


A E Status Ekonomi
yang tersedia untuk kelompok

22
1. Posyandu ada Ada tapi kurang lengkap 1. Sumbangan (Asal sumber ada Dari desa
pendanaan)
2. Tenaga kesehatan yang Ada tapi terkadang tidak di
ada 2. Jenis pekerjaan ada Irt, Petani,
berpraktik tempati
3. Rata-rata pendapatan
3. Puskesmas dan jaringannya ada Ada tapi sedikit jauh ada ± Rp. 1.50
perbulan

4. Klinik Tidak Tidak ada 4. Lainnya

5. Rumah Sakit Ada Ada tapi sedikit jauh

6. Uks Tidak Tidak ada

Pelayanan kesehatan yang Status sosial budaya


B F
dimanfaatkan oleh kelompok spiritual
Ketika masih balita diadakan Disetiap du
1. Imunisasi dasar lengkap ada 1. Sarana ibadah ada
imunisasi dasar lengkap mushola d
Ketika pemeriksaan kepada
Setiap 1 bu
2. Imunisasi ibu hamil ada bidan, bidan memberikan 2. Kegiatan keagamaan ada
pengajian
imunisasi kepada ibu hamil

3. Makanan tambahan Ada Diberikan kepada ibu hamil, 3. Kepercayaan yang ada Banyak an

23
bertentangan dengan
lansia yang
lansia dan balita ketika penanggulangan masalah
akan mitos
posyandu kesehatan
berdasar

4. Vitamin tambahan ada Diberikan kepada ibu hamil, ada Kadang-ka


4. Kegiatan sosial
lansia dan balita ketika
(kerjabakti, arisan, dll)
posyandu
Ada tapi tidak rutin
5. Pelayanan kesehatan ada
diberikan

6. Imunisasi lanjut Tidak Tidak ada

C Fasilitas pendidikan G Komunikasi

1. Fasilitas pendidikan yang Ada 1 tempat berada di pinggir 1. Alat komunikasi yang Ada Tidak Banyak an
tersedia untuk kelompok Ada desa digunakan dalam lansia yang
a. Playgroup 5 tempat berada di 5 dususn kelompok sehari-hari mengguna
b. TK Tidak Tidak ada a. Telepon Tidak
c. SD Tidak Tidak ada b. HP Tidak
d. SMP/MTs Tidak Tidak ada c. Faximile
e. SMA/MA Tidak Tidak ada d. Lainnya

24
f. Universitas/Sekolah Tinggi
g. Lainnya

2. Fasilitas pendidikan yang 2. Efektifitas proses


dimanfaatkan untuk kelompok komunikasi antar anggota
untuk kegiatan penyuluhan dalam kelompok Para ibu-ib
Ada Balai desa atau aula desa Ada
kesehatan, pembelajaran di setelah sel
kelompok, dll

Lingkungan sekitar tempat Fasilitas rekreasi yang


D H
tinggal anggota kelompok tersedia untuk kelompok

1. Sumber air bersih ada PAM 1. Taman tidak Tidak ada

2. Dapur umum tidak Tidak ada 2. Pantai tidak Tidak ada

3. Tempat pembuangan sampah ada Di sediakan di setiap jalan 3. Sarana Olahraga tidak Tidak ada

4. Sarana MCK (berapa


tidak Tidak ada 4. Lapangan Ada Ada 1 dise
jumlahnya)

25
5. Saluran pembuangan limbah tidak Tidak di sediakan

6. Sarana kamar mandi,wc ada 1 tempat untuk wc umum

7. warung atau kantin sekolah ada Ada tetapi terbatas

Ada setinggi kurang lebih 2


8. pagar sekolah ada
meter
Kebiasaan/ Perilaku dalam
I
kelompok
Saat posya
1. Pemeliharaan kebersihan
Ada ajarkan ba
diri
hidup seha
Lansia sud
2. Pengelolaan makanan
Ada mengelola
bersih dan sehat
sehat
Mengetahui:

Nama Koordinator Tanggal /Tandatangan

3.2 Analisis Data

26
NO. Data Problem Etiologi

1. Senin, 23 Maret 2022 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari Faktor biologis atau ketidakmampuan
kebutuhan tubuh mengabsorpsi makanan.
DS :

a. Klien mengatakan nafsu


makannya menurun

b. Klien mengatakan lemas, mual


dan ingin muntah.

DO :

a. Klien terlihat lemas

b. Berat badan menurun : BB


sebelum sakit : 62 kg BB setelah
sakit : 58 kg

2. Senin, 23 Maret 2020 Ketidakefektiifan perfusi jaringan perifer Penurunan sirkulasi darah ke perifer.

DS :

27
a. Klien mengatakan
kepalanya pusing
b. Klien mengatakan
kesemutan pada kaki, jika
tersandung benda
terkadang tidak terasa
sakit.

DO :

a. Klien tampak lemas


b. TTV: - TD: 180/80
mmHg - Suhu: 37,5⁰ C, -
Nadi: 88x/m, - Pernafasan:
18x/m,
c. GDS : 420 mg/dl

3. Senin, 23 Maret 2020 Risiko cedera Penurunan sensori (tidak mampu melihat)

DS :

a. Klien mengatakan

28
penglihatan terganggu.
b. Pandangan kabur dan
seperti berputar-putar
c. Klien mengatakan gelisah

DO :

a. Padangan klien kabur


b. Klien tampak gelisah

3.3 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologismual muntah.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer.
c. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan sensori (tidak mampu melihat).

3.4 Intervensi Keperawatan

29
3.5 Tahap Penapisan Masalah

SELEKSI ( PENAPISAN )
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

MASALAH KESEHATAN / KRITERIA PENAPISAN


JUMLAH
DIAGNOSA Tersedia sumber

ungk
Inter

Kem
SKORE
Sesu

Pote

Rele
Resi

Resi

nsi
ai

KEPERAWATAN

30
KOMUNITAS

Untuk Pendidikan
Kesehatan (He)

est Komunitas
Dengan Peran

Sumber Daya
inan Diatasi

van Dengan
Komunitas
ko Tinggi

ko Parah

Program
Perawat

Fasilitas
Tempat
Waktu
Dana
Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
biologismual muntah.

Ketidakefektifan perfusi jaringan


perifer berhubungan dengan
5 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 47
penurunan sirkulasi darah ke
perifer.
Risiko cedera berhubungan
dengan penurunan sensori (tidak 5 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 46
mampu melihat).

31
KETERANGAN :
1= SANGAT RENDAH
2 = RENDAH
3 = SEDANG
4 = TINGGI
5= SANGAT TINGGI

32
3.6 PRIORITAS MASALAH

N MASALAH SKOR
O
1 Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan 50
tubuh berhubungan dengan faktor biologismual muntah
2 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan 47
dengan penurunan sirkulasi darah ke perifer.
3 Risiko cedera berhubungan dengan penurunan sensori 46
(tidak mampu melihat).

33
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DIABETES MELITUS

DIAGNOSA
NOC NIC
DATA KEPERAWATAN
NO
PENDUKUNG
KODE DIAGNOSA KODE HASIL KODE INTERVENSI
/MASALAH
1 00099 Ketidakefektifan Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
DS:
Pemeliharaan TUK. 1
kesehatan Domain 3 : Perilaku
Keluarga mengatakan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kurang mengetahui cara
keluarga dengan masalah diabetes Kelas S : pendidikan kesehatan
pencegahan penyakit mellitus mampu mengenal masalah Intervensi :

DM secara benar. kesehatan dengan kriteria hasil : Pengajaran : proses penyakit


5602

Keluarga tidak Domain IV: Pengetahuan tentang 1. Identifikasi tingkat pengetahuan keluarga
kesehatan dan perilaku. tentang prose penyakit.
mengetahui diit yang

34
Tepat
Kelas S : pengetahuan tentang 2. Jelaskan patofisiologi, anatomi dan
kesehatan. fisiologi jika diperlukan
1803
DO:
Out Come : 3. Review pengetahuan keluarga tentang
Keluarga tidak dapat keadaan penyakit
Pengetahuan : manejemen diabetes
menyebutkan faktor
yaitu tentang tingkat pemahaman
4. Jelaskan tanda dan gejala umum tentang
yang mempengaruhi disampaikan tentang diabetes,
penyakit.
terjadinya DM, dan juga pengobatan dan pencegahan
meningkat dari 2
5. Identifikasi faktor penyebab penyakit.
(Pengetahuan terbatas) menjadi
4
6. Berikan informasi tentang keadaan penyaki
(Pengetahuan baik) dengan indicator :

7. Identifikasi tentang perubahan fisik akibat


1. Factor-faktor penyebab dan penyakit.
faktor yang berkontribusi.

2. Tanda dan gejala awal penyakit.

3. Peran diet dalam mengontrol kadar

35
diit yang tepat. Hasil glukosa darah 8. Diskusikan perubahan gaya hidup lebih
TTV didapatkan sehat untuk mencegah komplikasi.
An.N.N TD: 110/70 182030 4. Rencana makan yang dianjurkan.
mmHg, N: 80x/m, S: 9. Diskusikan program pengobatan
36,5C. 5. Strategi untuk
RR:20x/menit.BB,48 kg meningkatkan 10. Intruksikan keluarga untuk
182030 kepatuhan diet mengontrol tanda dan gejala
penyakit.
182002 6. Peran olahraga dalam
mengontrol kadar gula 11. Anjurkan keluarga untuk melakukan
pemeriksaan kepada tengah kesehatan.
7. Peran tidur dalam mengontrol gula
182003 darah

182004 8. Hiperglikemia dan gejala terkait Pengajaran : peresepan diet

9. Pencegahan hiperglikemia 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien mengenai


diet yang disarankan.
182005
2. Kasi pola makan pasien saat ini dan
sebelumnya, termasuk makanan yang
36
disukai dan pola makan saat ini.
182032
5612 3. Ajarkan pasien nama-nama makanan yang
sesuai dengan diet yang disarankan.

182006 4. Jelaskan kepada pasien mengenai tujuan


kepatuhan terhadap diet yang disarakan
182007 terkait dengan kesehatan secara umum.

5. Informasikan kepada pasien jangka waktu


pasien harus mengikuti diet yang
disarankan.

37
Kelas R : bantuan koping

Intervensi
Peningkatan
Koping
1. Dukung hubungan dengan orang lain
yang memiliki ketertarikan dan tujuan
yang sama

2. Bantu pasien untuk menyelesaikan


Domain IV : pengetahuan tentang
masalah dengan cara yang konstruktif
kesehatan dan perilaku

3. Berikan penilaian (kemampuan)


Kelas S : pengetahuan tentang
penyesuaian pasien terhadap perubahan-
kesehatan
perubahan dalam citra tubuh, sesuai
dengan indikasi
Oucome :

4. Dukung sikap (pasien) terkait dengan


Pengetahuan : manejemen stress
harapan yang realistis sebagai upaya
tingkat pemahaman yang disampaikan
untuk mengatasi perasaan kertidak
tentang proses stress dan strategi untuk
berdayaan
mengurangi atau mengatasi stress dari

38
2 (pengetahuann terbatas) menjadi 4 5. Cari jalan untuk memahami perspektif
(pengetahuan banyak) dengan indicator pasien terhadap situasi yang penuh stress
:
6. Tidak mendukung pembuatan keputusan
1. Faktor penyebab stress saat pasien berada pada situasi stress yang
berat
2. Faktor yang meningkatkan stress
1862
3. Respon fisik terhadap stress

4. Respon kogniitif terhadap stress

5. Respon perilaku terhadap stress


6. Peran strees pada penyakit

7. Manfaat manejemen stress

8. Pendekatan dengan pemecahan


masalah

9. Manfaat diet sehat

39
10. Manfaat olahraga teratur

40
41
42
43
44

You might also like