You are on page 1of 7

TUTORIAL INTERPRETASI MENGGUNAKAN

AIDU PROSPECTING SOFTWARE

By

Adjat Sudrajat

1
Langkah dibawah ini untuk mengoptimalkan ADMT dan software AIDU prospecting untuk
menghindari kegagalan karena kesalahan interpretasi dan kelengkapan yg tidak optimal dalam
menenentukan potensi akuifer.

1. Sebelum melakukan pengukuran dilokasi survey geolistrik lakukan deskstudy : cek peta
geologi, peta produktivitas akuifer (nilai kelulusan, produktif kecil, setempat atau
penyebaran luas_, peta litologi akuifer (apakah lokasi survey sistem akuifer celah atau
antar butir), peta distribusi titik bor biasanya sdh tercantum hasil debit dilokasi.
2. Infomasi diatas sebagai pertimbangan dan pegangan di awal, jika ada infomasi
tambahan di lokasi survey lebih baik misal lokasi sumur bor terdekat, singkapan batuan
disekitar itu, mata air, testimoni penduduk dan sebagainya.
3. Lalukan interpretasi sesuai dengan konfigurasi dari AIDU Prospecting Software dimana
a. Konfigurasi-0 : untuk menunjukan dugaan awal lapisan akuifer posisi
dikedalaman berapa.
b. Konfigurasi-1 : jika tidak muncul di konfigurasi-0 gunakan konfigurasi-1 untuk
satuan batuan yg umumnya keras/hard rock (batuan beku, breksi kompak, dsb).
c. Konfigurasi-2 : jika tidak muncul di konfigurasi 0&1 kemungkinan batuan
dilokasi tidak kompak/loose atau dominan batuan lunak/soft rock (batulempung,
batu tuff, batu lanau, highly jointed rock (breksi/andesit), batupasir tidak padu,
batuan lapuk dsb.
d. Konfigurasi-3 : konfigurasi ini cocok untuk hidrothermal untuk rekonsiliasi
satuan batuan, bisa diaplikasi di akuifer karena menunjukan lapisan batuan.
e. Konfigurasi-4 : konfigurasi ini cocok untuk mendeteksi sistem rongga atau
daerah poros (tapi ingat yang poros belum tentu permeable dan yg permeable
pasti relatif poros)
f. Konfigurasi-5 : konfigurasi ini untuk mendeteksi daerah yg permeable atau
mendeteksi kebocoran (cocok untuk proyek bendungan)
g. Konfigurasi-6 : konfigurasi ini cocok untuk rekonsiliasi batuan di proyek sipil
h. Konfigurasi-7 : konfigurasi ini cocok untuk rekonsiliasi batuan di proyek
tambang
i. Konfigurasi-8 : ini konfigurasi custom untuk areal ekstrim, anomali dimana
gambar/grafik sama sekali tidak bisa keluar.

Karena ada dibeberapa kasus pengguna alat hanya mengandalkan nilai resistivitas yg kecil saja
padahal nilai itu bisa batuan berongga yg belum tentu permeable (seperti dibatugamping),
batuan yang tidak kompak/loose (seperti highly jointed rock yang akuifer sistem celah dan
hanya setempat produktif). Terjebak bahwa alat ini tidak akurat dan sebaliknya alat ini
sangat akurat tanpa alat penunjang lain adalah SALAH, jadi prinsipnya (Man Behind the Gun)
: sebanyak informasi geologi yang kita punya sebesar itu interpretasi akan lebih akurat, dan
sebanyak pengalaman yang kita punya daya interpretasi akan semakin matang.

Alat ini sudah saya diskusikan dengan ahli geofisika dan fisika intrumen termasuk expert dari
China (pembuat instrument), dimana alat ini dikategorikan termasuk geolistrik domain
frekuensi yang menggabungkan dengan MT/AMT (audio magnetoteluric) dimana injeksi listrik
diubah menjadi frekuensi dan menghasilkan carniard resistivity.

2
Berikut tahapan penafsiran setiap konfigurasi sampai penentuan titik bor

Konfigurasi-0 :
Konfigurasi ini paling sensitif thd akuifer
(lihat nilai resistivitas kecil).
Akuifer-01 diprediksikan dikedalaman 30-
42 m (warna ungu-biru), dan ditempat
diatas lapisan yg dianggap
impermeable/kompak (warna merah)

Akuifer-02 diprediksikan dikedalaman 90-


105 m.

Menurut info dari Client ada mata air


disekitar 140-180 m dr titik awal
pengukuran

Konfigurasi-1 :
Konfigurasi ini untuk satuan batuan keras
karena sdh terdeteksi dengan konfigurasi
0 maka abaikan konfigurasi ini.

Tetapi kalau melihat grafik masih


menunjukan konsistensi akuifernya

3
Konfigurasi-2 :
Konfigurasi ini untuk satuan batuan lunak
karena sdh terdeteksi dengan konfigurasi
0 maka abaikan konfigurasi ini.

Tetapi kalau melihat grafik masuh


menunjukan konsistensi akuifernya

Konfigurasi-3 :
Konfigurasi ini mendeteksi lapisan batuan
secara grafik masin menunjukan
konsistensi jika kedalaman 30-42m dan
90-105m adalah akuifer.

39-42m : masih dialasi batuan keras


dibawahnya

90-105 : berada diantara lapisan


impermeable (diantara yg merah, nilai
resistivitas besar)

Kemiringan lapisan ke arah point


pengamatan besar ( dr nol 0 ke arah 180).

4
Konfigurasi-4 :
Konfigurasi ini mendeteksi lapisan yang
poros. Areal yg relatif lebih poros
dilingkari warna biru, diduga area ini area
moist, area sistem fracture atau highly
jointed atau tdk kompak sehingga nilai
resistivitas kecil.

Konfigurasi-5 :
Konfigurasi ini mendeteksi lapisan yang
poros. Areal yg relatif lebih permeable
dilingkari warna biru, diduga area ini area
moist, area sistem fracture atau highly
jointed atau tdk kompak sehingga nilai
resistivitas kecil.

5
Konfigurasi-6 :
Konfigurasi ini untuk rekonsiliasi batuan
mendukung konfigurasi 3.

Konfigurasi-7 :
Konfigurasi ini untuk rekonsiliasi batuan
mendukung konfigurasi 3&6.

6
Rekomendasi Pemboran :
Plan Bor Mengacu pada semua konfigurasi maka
diputuskan bahwa lokasi pemboran
direkomendasikan di point 140

Alasannya :
1. Menembus 2 lapisan akuifer
2. Menembus lapisan yang
resisitivitasnya paling rendah
sehingga konduktivitas paling tinggi
diharapkan debit paling optimal.
3. Tempat dimana konsentrasi air
paling besar (paling kecil resiko
gagal)

Note : karena diasumsikan area moist,


highly jointed, daerah tdk kompak (loose)
saat pemboran menjadi masalah
tersendiri, khususnya jika menembus
breksi lapuk/tdk padu menyebabkan
lubang kejatuhan kerikil batu yang
berpotensi stuck pipa.

You might also like