Professional Documents
Culture Documents
Kel 2 - Mindset Berwirausaha
Kel 2 - Mindset Berwirausaha
Disusun oleh:
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah yang berjudul “Mindset Berwirausaha” ini sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak
mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D. Metode Penulisan (metode Pustaka/literatur)..............................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definis Mindset Berwirausaha.....................................................................3
B. Indikator Mindset Berwirausaha..................................................................4
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mindset Berwirausaha.......................11
D. Membangun Mindset Berwirausaha..........................................................11
E. Siap Menghadapi Kegagalan Dalam Berwirausaha...................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran...........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ketika mendengar kata entrepreneur, yang terlintas di dalam pikiran adalah
pengusaha, bisnis, uang, untung dan rugi, Padahal pada dasarnya entrepreneurship
tidak selalu berhubungan dengan uang. Entrepreneurship adalah sebuah mindset
atau pola pikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang.
Itulah sebagian ciri pola pikir yang dimiliki oleh seorang entrepreneur, atau
yang lebih kita kenal sebagai Entrepreneurship. Selanjutnya, makalah ini akan
mengupas lebih dalam tentang mindset entrepreneurship.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mindset berwirausaha?
2. Apa saja yang menjadi Indikator ketercapaian mindset berwirausaha?
3. Apa yang menjadi faktor pendorong seseorang untuk berwirausaha?
1
4. Bagaimana cara membangun pola pikir wirausaha?
5. Bagaimana kesiapan seseorang menghadapi kegagalan dalam berwirausaha?
C. Tujuan
1. Memberikan cara pandang tentang apa itu mindset berwirausaha.
2. Memberikan wawasan kepada pembaca tentang indikator ketercapaian
mindset berwirausaha.
3. Mendorong kepada para pembaca agar termotivasi untuk berwirausaha.
4. Memberikan motivasi kepada para pembaca agar mempunyai pola pikir
seperti pengusaha.
5. Untuk memberikan kesiapan kepada seseorang menghadapi kegagalan
dalam berwirausaha.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan ini menggunakan pengumpulan data dan informasi
melalui sumber literatur seperti buku, jurnal dan internet.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Pendidikan
Banyak definisi yang diuraikan oleh para ahli, salah satunya dari
para ahli bisnis. Definisi yang diadopsi ke dalam bisnis yaitu sebagai
berikut: Strategi adalah hal yang menetapkan arah kepada manajemen
dalam arti orang, tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang
bagaimana mengidentifikasikan kondisi yang memberi keuntungan terbaik
untuk membantu memenangkan persaingan di dalam pasar. Dengan kata
lain definisi strategi mengandung dua komponen yaitu: future intentions
atau tujuan jangka panjang dan competitive advantage ataukeunggulan
bersaing.18
3
pembiayaan dapat dibagi tiga fase, yaitu: financial planning,
implementation, and evaluation. Financial planning (perencanaan
anggaran) yang disebut budgeting, merupakan kegiatan mengkoordinir
semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran secara sistematis
tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. Implementasi adalah
kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi
penyesuaian jika diperlukan. Evaluation (evaluasi) merupakan proses
evaluasi/tanggungjawab terhadap pencapaian sasaran.20
4
Pengelolaan sistem pendidikan dengan sebaik0baiknya tidak terlepas
dari sistem manajemen yang baik. Disadari bahwa manajemen merupakan
serangkaian proses, maka dalam proses tersebut mencakup bagaimana
proses manajemen terlibat dalam fungsi-fungsi manajemen yang
ditampilkan oleh seorang manajer atau pemimpin, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pelakasanaan dan pengawasan.
5
sebagai proses yang direncanakan dan dilaksanakan serta pembinaan secara
berkesinambungan terhadap biaya operasional sekolah.27 Pengelolaan
keuangan sekolah menurut Bafadal dapat diartikan sebagai seluruh proses
pemerolehan dan pendayagunaan secara tertib, efisien, dan dapat
dipertanggung jawabkan, sehingga kegiatan operasional pendidikan
semakin efektif dan efisien demi tercapainya tujuan pendidikan.28
6
pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat, baik mengikat
atau tidak mengikat.31
a) Penerimaan
7
oleh semua pihak.36 Pendanaa pendidikan yang pada dasarnya
bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat, namun dapat
diperoleh dari bentuk kerjsama usaha atau wakaf. Namun pada dasarnya
sekolah yang berdiri di bawah naungan yayasan memiliki kewenangan
dan keleluasaan yang cukup dalam bagaimana mendapatkan sumber
dana keuangan untuk mengoptimalkan kegiatan pendidikan disekolah.
b) Pengeluaran
8
pembukuan dilakukan dan oleh siapa dilakukannya serta pembuatan
laopran-laporan menyangkut pengeluaran anggaran.
9
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pertanggungjawaban
terhadap keuangan sekolah untuk mengetahui tingkat keberhasilan
keuangan sekolah sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Melalui
pertanggungjawaban sekolah yang akan dievaluasi bersama dapat diketahui
sejauh mana sekolah melaksanakan program keuangan sesuai dengan
prosedur. Maka disini peran kepala madrasah, sebagai penanggungjawab
penuh wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan terutama
mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah.
Pertanggungjawaban bendahara kepada kepala madrasah dilakukan setiap
sebulan sekali, sedangkan pertanggungajwaban keuangan yang dilaporkan
kepala madrasah dilakukan setiap setahun sekali. Dana yang digunakan
akan dipertanggungjawabkan kepada sumber dana. Jika dana tersebut
diperoleh dari orang tua siswa, maka dana tersebut akan
dipertanggungjawabkan oleh kepala madrasah kepada orang tua siswa.
Begitu pula jika dana tersebut bersumber dari pemerintah maka akan
dipertanggungjawabkan kepada pemerintah.
10
yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar, teratur, efektif dan efisien.48 Sarana adalah alat yang
digunakan secara langsung untuk mencapai tujuan misalnya ruang kelas,
buku, papan tulis, dan lainnya. Sedangkan Prasarana adalah alat tidak
langsung yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan
misalnya lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, dan lain
sebagainya.49
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
pendidikan, yakni :
11
Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan
atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang
relatif singkat. Sebagai contohnya adalah kapur tulis yang biasa
digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran, beberapa
bahan kimia yang sering kali digunakan oleh seorang guru dan
siswa dalam pembelajaran IPA. Semua contoh tersebut merupakan
sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali
bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
12
bantu pendidikan yang dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-
benda yang dapat mengkonkretkan materi pembelajaran. Materi
pembelajaran yang tadinya abstrak dapat dikonkretkan melalui alat
peraga sehingga siswa lebih mudah dalam menerima pelajaran. Media
pengajaran adalah sarana pendidikan yang berfungsi sebagai perantara
(medium) dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Media
pengajaran ada tiga jenis, yaitu visual, audio, dan audiovisual.53
13
sekolah. Mesin computer untuk kegiatan administrasi sekolah, alat
peraga untuk kegiatan proses belajar mengajar dikelas, dan lain
sebagainya.
3. Manajemen
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mindset adalah sekumpulan cara berpikir atau kepercayaan yang
menentukan perilaku, sikap, dan pandangan akan masa depan seseorang.
Sedangkan wirausaha adalah seseorang yang melakukan kegiatan bisnis dengan
gigih untuk mencapai tujuan yang sudah direncakan dengan hasil yang
membanggakan. dapat disimpulkan bahwa mindset berwirausaha adalah cara
berpikir wirausaha yang mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam mencapai
tujuan hidupnya khususnya dalam menjalankan usahanya
15
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang mindset berwirausaha ini diharapkan
pembaca dapat menentukan sikap, menanamkan jiwa dan pola pikir wirausaha.
Pendidikan berwirausaha harus diberikan kepada seluruh kalangan masyarakat
jangan hanya untuk kalangan tertentu. Pendidikan berwirausaha akan membangun
masyarakat yang lebih edukatif dan membangun banyak peluang dalam semua
aspek sehingga dapat membantu dalam memajukan pertumbuhan negara terutama
Indonesia.
16
DAFTAR PUSTAKA
Angelis, De Barbara, (2003). Comfidence Sumber Sukses Dan Kemandirian.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Dweck,C. (2017). Mindset: Mengerti Kekuatan Pola Pikir untuk Peubahan Besar
dalam Hidup Anda. (Tangerang Selatan: PT BACA), hal 20-21
Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter berbasis Nilai dan Etika di
Sekolah. Jogjakarta: Ar – Ruzz Media, hal 43
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. (Jakarta: Puspa
Swara), hal 63.
17
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. (Jakarta: Puspa
Swara), hal 170
Marjanti, Sri. 2015. Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Melalui Konseling
Kelompok. Jurnal Konseling Gusjigang (Online). Vol. 1 No. 2
Mastuti, Indari. 2008. 50 Kiat Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Publishing. hal 14-
15.
18
Ormrod, Jeanne ellis. (20018). Psikologi Pendidikan Jilid I. (Jakarta:Penerbit
Erlangga), hal 20.
19