You are on page 1of 2

DIAGNOSA KEP IBU HAMIL

GANGGUAN CITRA TUBUH

DEFINISI

Perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi fisik individu.

PENYEBAB

 Perubahan struktur/bentuk tubuh (mis. amputasi, trauma, luka bakar, obesitas, jerawat)
 Perubahan fungsi tubuh (mis. proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
 Perubahan fungsi kognitif
 Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai
 Transisi perkembangan
 Gangguan psikososial
 Efek tindakan/pengobatan (mis. pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi)

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)

1. Observasi
 Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
 Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh
 Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
 Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
 Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
2. Terapiutik
 Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
 Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
 Diskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan
 Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka, penyakit, pembedahan)
 Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
3. Edukasi
 Jelaskan kepad keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
 Anjurka mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
 Anjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).
 Latih fungsi tubuh yang dimiliki
 Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
 Latih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain maupun kelompok

DAFTAR PUSTAKA

 Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-
2017. Oxford : Wiley Blackwell.
 Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing. Mosby: ELSIVER
 Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia
 Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
 Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia

NAUSEA

DEFINISI

Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang tenggorokam atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah.

PENYEBAB

1. Gangguan biokimia (mis. Uremia, ketoasidosis diabetic)


2. Gangguan pada esofagus
3. Distensi pada lambung
4. Iritasi lambung
5. Gangguan pangkreas
6. Peregangan kapsul limpa
7. Tumor terlokalisasi (mis. Neuroma akustik, tumor otak primeratau sekunder, metastasis tulang didasar tengkorak)
8. Peningkatanintra abdominal (mis. Keganasan intraabdomen)
9. Peningktan intracranial
10. Peningktan itra orbital (mis. Glaukoma)
11. Mabuk perjalanan
12. Kehamilan
13. Aroma tidak sedap
14. Rasa makanan/minuman yang tidak enak
15. Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
16. Factor psiologis (mis. Kecemasan,ketakutan,stres)
17. Efek agen farmakologis
18. Efek toksin

 TINGKAT NAUSEA MENURUN (L.08065)

INTERVENSI KEPERAWATAN

A. MENEJEMEN MUAL (I. 03117)

1. Observasi
 Identifikasi pengalaman mual
 Identifikasi isyarat nonverbal ketidak nyamanan (mis. Bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak dapat berkomunikasi
secara efektif)
 Identifikasi dampak mual terhadapkualitas hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan
tidur)
 Identifikasi faktor penyebab mual (mis. Pengobatan dan prosedur)
 Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual (kecuali mual pada kehamilan)
 Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tingkat keparahan)
 Monitor asupan nutrisi dan kalori
2. Terapeutik
 Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual (mis. Bau tak sedap, suara, dan rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
 Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual (mis. Kecemasan, ketakutan, kelelahan)
 Berikan makan dalam jumlah kecil dan menarik
 Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak berbau dan tidak berwarna, jika perlu
3. Edukasi
 Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
 Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika merangsang mual
 Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan rendah lemak
 Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (mis. Biofeedback, hipnosis, relaksasi, terapi
musik, akupresur)
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antiemetik, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

 Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses: Definitions & classification, 2015-
2017. Oxford : Wiley Blackwell.
 Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing. Mosby: ELSIVER
 Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia
 Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Indonesia
 Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Perawat Indonesia

You might also like