You are on page 1of 10

Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X

2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

HUBUNGAN PARITAS DAN STATUS GIZI IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN


BERAT BAYI LAHIR DI KLINIK BIDAN RATNA SARI DEWI JAKARTA SELATAN

Ringgo Alfarisi1, Arti Febriyani Hutasuhut2, Bambang Kurniawan3,


Sailurrahmah Al Haq Taufiq4*
1-4
Universitas Malahayati

Email Korespondensi : Shellaalhaq@gmail.com

Disubmit: 14 Juni 2021 Diterima: 09 Maret 2022 Diterbitkan: 13 April 2022


DOI: https://doi.org/10.33024/mahesa.v2i2.4521

ABSTRACT

Parity is the classification of women by looking at the number of live or stillborn


babies born at more than 20 weeks of gestation. During pregnancy, good
nutrition is needed so that BBL (Newborn Babies) can meet their needs. In
developing countries, including Indonesia, nutrition is a major public health
problem. Nutritional problems are an indirect cause of preventable maternal
and child mortality. In Indonesia, the incidence of LBW varies, the infant
mortality rate in DKI Jakarta Province according to the 2014 DKI Jakarta Health
Service Family Health data is 6.88 per 1,000 live births. Based on data from the
2018 DKI Jakarta Health Sub-Department, it is known that the number of
maternal deaths in DKI Jakarta in 2018 was 98 mothers with the number of
deaths during the postpartum period, namely 53 mothers with a maternal
mortality rate of 53 people per 100,000 births. The purpose of this study was to
determine the relationship between parity and nutritional status of pregnant
women with birth weight at the Ratna Sari Dewi Midwife Clinic, South Jakarta.
This type of research is analytic observation with cross-sectional method using
saturated sampling as many as 33 samples of pregnant women who meet the
inclusion criteria. Data analysis with chi-square test. The results of the chi
square parity test with birth weight obtained p-value = 0.026 and the nutritional
status of the mother with birth weight obtained p-value = 0.000. The conclusion
is that there is a significant relationship between parity with infant weight and
maternal nutritional status with birth weight.

Keywords: Parity, Nutritional Status, Birth Weight

ABSTRAK

Paritas adalah klasifikasi perempuan dengan melihat jumlah bayi lahir hidup atau
mati yang dilahirkannya pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu. Selama
kehamilan dibutuhkan gizi yang baik agar BBL (Bayi Baru Lahir) dapat tercukupi
kebutuhannya. Di Negara berkembang, termasuk Indonesia, masalah gizi
termasuk masalah kesehatan masyarakat yang utama. Masalah gizi merupakan
penyebab kematian ibu dan anak secara tidak langsung yang sebenarnya masih
dapat dicegah. Di Indonesia insiden BBLR bervariasi, angka kematian bayi di
Provinsi DKI Jakarta menurut data Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan DKI
Jakarta tahun 2014 sebesar 6,88 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data
Suku Dinas Kesehatan DKI Jakarta Tahun 2018 diketahui jumlah kematian ibu di
DKI Jakarta pada tahun 2018 sebesar 98 orang ibu dengan jumlah kematian pada
masa nifas yaitu sebesar 53 orang ibu dengan angka kematian ibu sebesar 53

380
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

orang per 100.000 kelahiran. Tujuan penelitian untuk dapat mengetahui


Hubungan Paritas dan Status Gizi Ibu Selama Kehamilan dengan Berat Bayi Lahir
di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta Selatan. Jenis Penelitian ini adalah
observasi analitik dengan metode cross sectional menggunakan sampling jenuh
sebanyak 33 sampel ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data
dengan uji chi-square. Hasil uji chi-square paritas dengan berat bayi lahir
didapatkan nilai p=0.026 dan status gizi ibu dengan berat bayi lahir didapatkan
nilai p=0.000. Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara paritas
dengan berat bayi dan status gizi ibu dengan berat bayi lahir.

Kata Kunci: Paritas, Status Gizi, Berat Bayi Lahir

PENDAHULUAN antara 37 – 42 minggu dan bayi lebih


Paritas adalah klasifikasi bulan dengan masa kehamilan lebih
perempuan dengan melihat jumlah dari 42 minggu (Kemenkes RI, 2015).
bayi lahir hidup atau mati yang Seorang ibu hamil akan
dilahirkannya pada umur kehamilan melahirkan bayi yang sehat bila
lebih dari 20 minggu. Selama tingkat kesehatan dan 27,6 % gizinya
kehamilan dibutuhkan gizi yang baik berada pada kondisi yang baik.
agar BBL (Bayi Baru Lahir) dapat Namun sampai saat ini masih banyak
tercukupi kebutuhannya (Mosby, ibu hamil yang mengalami masalah
2008).1 Di Negara berkembang, gizi khususnya gizi kurang seperti
termasuk Indonesia, masalah gizi Kurang Energi Kronis (KEK). Selain
termasuk masalah kesehatan status gizi, paritas merupakan salah
masyarakat yang utama. Masalah gizi satu risiko tertinggi dan paling
merupakan penyebab kematian ibu dominan sebagai penyebab kematian
dan anak secara tidak langsung yang ibu dan perdarahan post partum. Ibu
sebenarnya masih dapat dicegah. dengan paritas lebih dari 3
Rendahnya status gizi ibu hamil mempunyai risiko perdarahan post
selama kehamilan dapat partum 0,7 kali lebih besar
mengakibatkan berbagai dampak dibandingkan dengan paritas kurang
yang tidak baik bagi ibu dan bayi, dari 3. Selain itu, paritas ibu hamil
diantaranya adalah bayi lahir dengan juga berisiko menyebabkan BBLR
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). pada bayi yang akan dilahirkan
Bayi dengan BBLR mempunyai (Lusiana, et al., 2015).
peluang meninggal 10-20 kali lebih Angka kematian bayi di
besar daripada bayi yang lahir Provinsi DKI Jakarta menurut data
dengan berat lahir cukup. Oleh Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan
karena itu, perlu adanya deteksi dini DKI Jakarta tahun 2014 sebesar 6,88
dalam kehamilan yang dapat per 1.000 kelahiran hidup. Hasil
mencerminkan pertumbuhan janin Survei Penduduk Antar Sensus
melalui penilaian status gizi ibu (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB
hamil (Chairunita, Hardiansyah, sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran
Dwiriani 2006). hidup dan BBLR merupakan
Kelahiran bayi menurut komplikasi yang menjadi salah satu
hubungan waktu kelahiran dengan penyebab kematian terbanyak. Di
umur kelahiran dikategorikan Indonesia insiden BBLR bervariasi,
menjadi tiga yaitu bayi kurang bulan dari hasil studi di 7 wilayah (Aceh,
(prematur) dengan masa kehamilan Palembang, Yogyakarta, Surabaya,
(gestasi) kurang dari 37 minggu, bayi Bali, Ujung Pandang, Manado),
cukup bulan dengan masa kehamilan prevalensi BBLR berkisar antara 2,1

381
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

%-17,7 %. Di Provinsi Jawa Timur,


kejadian BBLR pada tahun 2012 METODE PENELITIAN
mencapai 3,32 % yang diperoleh dari Penelitian ini merupakan
presentase 19.712 bayi dari 594.461 penelitian observasi analitik, yaitu
bayi baru lahir yang ditimbang. Pada untuk mengetahui hubungan antara
tahun 2015 jumlah BBLR di Jawa variabel dependen dan variabel
Timur mengalami penurunan yakni independen. Variabel dependen
sebesar 1.802 bayi dengan adalah hubungan paritas dengan
presentase sebesar 0,3 % (Dinkes berat bayi lahir, sedangkan variabel
Provinsi Jawa Timur, 2015). BBLR independen adalah status gizi ibu
juga berisiko selama kehamilan. Rancangan yang
terhadap kematian, gangguan digunakan dalam penelitian ini
pertumbuhan dan perkembangan menggunakan pendekatan cross
anak serta berisiko menjadi pendek sectional. Penelitian dilakukan di
apabila tidak ditangani dengan baik Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta
dan benar (Kemenkes RI, 2016). Selatan. Penelitian dilaksanakan
Berdasarkan data Suku Dinas pada Februari 2021 sampai dengan
Kesehatan DKI Jakarta Tahun 2018 selesai. Populasi pada penelitian ini
diketahui jumlah kematian ibu di DKI adalah ibu hamil yang melahirkan di
Jakarta pada tahun 2018 sebesar 98 Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta
orang ibu dengan jumlah terbesar Selatan. kriteria inkulasi berupa: Ibu
kematian pada masa nifas yaitu hamil yang melahirkan cukup bulan
sebesar 53 orang ibu dengan angka di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi
kematian ibu sebesar 53 orang per Jakarta Selatan. Ibu hamil yang
100.000 kelahiran. melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari
Dari data persalinan yang Dewi Jakarta Selatan dan bersedia
diperoleh dari Klinik Bidan Ratna Sari sebagai responden. Ibu hamil yang
Dewi diJakarta Selatan menunjukkan melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari
angka kejadian BBLR selama 4 tahun Dewi Jakarta Selatan yang memiliki
periode 1 Maret 2017 sampai dengan data rekam medis lengkap. Dan
31 Maret 2020 yaitu sebesar 8,30 % kriteria eksklusi berupa: Ibu hamil
dari 197 kelahiran bayi, sedangkan yang melahirkan di Klinik Bidan
angka kejadian ibu hamil yang Ratna Sari Dewi Jakarta Selatan yang
bersalin di Klinik Bidan Ratna Sari mempunyai riwayat melahirkan bayi
Dewi dengan KEK berdasarkan LILA kembar, penyakit TBC, Covid,
kurang dari 23,5 cm pada periode preeklamsia dan diabetes
yang sama adalah sebesar 10,87 %. gestasional. Ibu hamil yang
Masih tingginya angka kejadian BBLR melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari
dan ibu hamil dengan KEK yang Dewi Jakarta Selatan yang
bersalin di Klinik Bidan Ratna Sari mempunyai kelainan kongenital. Ibu
Dewi Jakarta Selatan mendorong hamil yang melahirkan di Klinik
peneliti untuk melakukan penelitian Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta
tentang “Hubungan Paritas Dan Selatan yang sedang menjalani
Status Gizi Ibu Selama Kehamilan pengobatan jangka panjang.
Dengan Berat Bayi Lahir”.

382
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

HASIL

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan paritas ibu


hamil yang melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta Selatan.

Paritas N Persentase
Primipara 19 57.6 %
Multipara 14 42.4 %
Jumlah 33 100 %

Dari perolehan hasil uji analisis sebanyak 19 orang (57.6%) dan


pada tabel 1 diamati bahwa paritas multipara (>1 kali) sebanyak 14
(jumlah melahirkan) sebagian besar orang (42.4%).
responden primipara (pertama kali)

Tabel 2 Distribusi frekuensi berat bayi lahir di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi
Jakarta Selatan
Berat Bayi Lahir N Persentase

Normal 24 72.7 %
(2500-4000 gram)
Tidak Normal 9 27.3 %
(<2500 gram)
Jumlah 33 100 %
Dari perolehan data pada tabel (72.7%) dan 9 orang (27.3%)
2, diamati bahwa ibu melahirkan melahirkan bayi dengan berat bayi
bayi dengan berat bayi lahir normal lahir tidak normal.
(2500-4000 gram) sebanyak 24 orang

Tabel 3. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan status gizi


ibu hamil yang melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta Selatan

Status Gizi Ibu N Presentase


Gizi Baik 27 81.8%

Gizi Kurang 6 18.2%

Dari perolehan data pada (>23.5 cm) sebanyak 27 orang


tabel 3, ditemukan bahwa ibu (81.8%) dan 6 orang (18.2%) hamil
hamil dengan status gizi baik dengan gizi kurang.

Tabel 4. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tinggi


badan ibu hamil yang melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta
Selatan

Karakteristik N Min Maks Mean Standar Deviasi

Hb 33 10.5 14.0 12.3 0.82

383
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

Dari perolehan data pada 154 cm dalam penilaian standar


tabel 4, ditemukan bahwa rata- deviasinya ialah 4.42 dengan
rata tinggi badan ibu hamil yang tinggi badan ibu terendahnya
melahirkan di Klinik Bidan Ratna ialah 146 cm dan yang
Sari Dewi Jakarta Selatan dari 33 tertingginya ialah 168 cm.
responden didapatkan sebesar

Tabel 5. Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan Hb ibu


hamil yang melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta Selatan
Karakteristik N Min Maks Mean Standar Deviasi

Tinggi Badan Ibu 33 146 cm 168 cm 154 cm 4.42

Dari perolehan data pada 12.3 dalam penilaian standar


tabel 5, ditemukan bahwa rata- deviasinya ialah 0.82 dengan
rata hemoglobin ibu hamil yang hemoglobin terendahnya ialah
melahirkan di Klinik Bidan Ratna 10.5 dan yang tertingginya ialah
Sari Dewi Jakarta Selatan dari 33 14.0.
responden didapatkan sebesar

Tabel 6 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan berat


badan ibu hamil yang melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta
Selatan

Karakteristik N Min Maks Mean Standar Deviasi


Berat Badan Ibu 33 52 kg 82 kg 65 kg 8.25

Dari perolehan data pada kg dalam penilaian standar


tabel 6, ditemukan bahwa rata- deviasinya ialah 8.25 dengan
rata berat badan ibu hamil yang berat badan ibu terendahnya
melahirkan di Klinik Bidan Ratna ialah 52 kg dan yang tertingginya
Sari Dewi Jakarta Selatan dari 33 ialah 82 kg.
responden didapatkan sebesar 65

Tabel 7. Hasil uji chi-square Paritas dengan Berat Bayi Lahir di Klinik
Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta Selatan

Paritas Berat Bayi Lahir Total


Normal Tidak Normal
Primipara 11 8 19
Multipara 13 1 14
Total 24 9 33
Sig. 0.026

Berdasarkan perolehan uji Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta


chi-square pada tabel 4.7, Selatan memperoleh nilai p-value
ditemukan bahwa paritas dan = 0.026 (<0.05). Hal demikian
berat bayi lahir terhadap ibu menjelaskan bahwa terdapatya
hamil yang melahirkan di Klinik hubungan yang signifikan antara

384
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

paritas dengan berat bayi lahir dinyatakan Ha diterima dan Ho


pada ibu hamil. Sehingga dapat dinyatakan ditolak.
Tabel 8. Hasil uji chi-square Status Gizi Ibu dengan Berat Bayi Lahir di Klinik
Bidan Ratna Sari Dewi Jakarta Selatan
Status Gizi Berat Bayi Lahir Total
Ibu Normal Tidak Normal
Gizi Baik 24 3 27
Gizi Kurang 0 6 6
Total 24 9 33
Sig. 0.000

Berdasarkan perolehan uji chi- demikian menjelaskan bahwa


square pada tabel 8, ditemukan terdapatya hubungan yang signifikan
bahwa status gizi ibu dan berat bayi antara status gizi ibu dengan berat
lahir terhadap ibu hamil yang bayi lahir pada ibu hamil. Sehingga
melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari dapat dinyatakan Ha diterima dan Ho
Dewi Jakarta Selatan memperoleh dinyatakan ditolak.
nilai p-value = 0.000 (<0.05). Hal

PEMBAHASAN mempengaruhi proses persalinan dan


Berdasarkan perolehan hasil resiko ini tidak dapat di hindari.
uji analisis pada tabel 1 ditemukan Kejadiannya akan berkurang dengan
bahwa paritas (jumlah melahirkan) meningkatknya jumlah paritas yang
sebagian besar responden primipara cukup bulan sampai dengan paritas
(pertama kali) didapatkan sebanyak keempat (Krisnadi, 2009).
19 orang (57.6%) dan multipara (>1 Ibu dengan paritas primipara
kali) sebanyak 14 orang (42.4%). tetapi tidak mengalami berat bayi
Hasil penelitian yang dilakukan lahir tidak normal hal ini dapat
oleh Kholifah di tahun 2012 yaitu dipengaruhi oleh faktor status sosial
menunjukkan bahwa tidak hanya ekonomi yang baik, dimana
paritas tinggi saja yang berpotensi cenderung lebih memperhatikan
terjadinya kelahiran berat bayi lahir status kesehatan untuk memenuhi
tidak normal, namun paritas kebutuhan status gizi yang cukup
rendahpun berpotensi terjadinya yang dapat mempengaruhi
kelahiran berat bayi lahir tidak perawatan kesehatan sehingga bayi
normal. Dimana berat bayi lahir yang dilahirkan dapat terhindar dari
tidak normal juga dapat dialami berat bayi lahir tidak normal.
pada ibu dengan primipara (Proverawati, 2010).
(melahirkan bayi pertama kali) Berdasarkan perolehan data pada
karena pengalaman melahirkan dan tabel 4.2, diamati bahwa ibu
kondisi rahim yang baru melahirkan bayi dengan berat bayi
menyesuaikan atau belum pernah lahir normal (2500-4000 gram)
mengalami kehamilan, terjadi sebanyak 24 orang (72.7%), dan
perubahan fisik dan psikologis yang sebanyak 9 orang (27.3%) melahirkan
kompleks, maka kelainan dan bayi dengan berat bayi lahir tidak
komplikasi yang dialami cukup besar normal.
seperti kelahiran premature dengan Menurut Arief (2009), Bayi berat
berat bayi lahir tidak normal, lahir tidak normal adalah bayi
distosia persalinan dan juga kurang dengan berat badan lahir <2500
informasi tentang persalinan gram. Hal ini dapat dipengaruhi oleh

385
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

beberapa faktor, diantaranya faktor KEK, dan diperkirakan akan


janin, faktor uterus dan plasenta, melahirkan berat bayi lahir tidak
serta faktor ibu. Paritas merupakan normal. Berat bayi lahir tidak normal
salah satu faktor terjadinya berat mempunyai resiko kematian, gizi
bayi lahir tidak normal. Paritas kurang, gangguan pertumbuhan dan
merupakan keadaan wanita gangguan perkembangan anak.
berkaitan dengan jumlah anak yang Seorang wanita yang mengalami
dilahirkan (Laksamana, 2002). defisiensi nutrisi sebelum dan
Penyebab lain berat bayi lahir tidak selama hamil kemungkinan wanita
normal adalah besarnya LILA ibu tersebut akan mengalami KEK
hamil sekaligus menunjukan keadaan selama hamil. KEK adalah keadaan
status gizi (energi) yang kurang dari seorang yang kurang gizi yang
batas ambang yaitu sebesar 23.5 cm. disebabkan oleh rendahnya konsumsi
Di Indonesia batas ambang LILA energi dan protein dalam makanan
dengan resiko KEK adalah 23.5 cm sehari-hari (Supariasa, 2002).
hal ini berarti ibu hamil dengan Dari penelitian ini, peneliti
resiko KEK diperkirakan akan mendapatkan masih ada ibu hamil
melahirkan bayi dengan berat bayi dengan status gizi kurang, hal ini
lahir tidak normal (Depkes RI, 1996). dapat disebabkan karena kurangnya
Berdasarkan perolehan data pada kesadaran ibu hamil dalam menjaga
tabel 4.3, ditemukan bahwa ibu asupan energi, mengkonsumsi
hamil dengan status gizi baik (>23.5 protein, hidup sehat, serta keadaan
cm) sebanyak 27 orang (81.9%) dan 6 kesehatan ibu hamil.
orang (18.2%) hamil dengan status Berdasarkan perolehan data
gizi pada tabel 4.4, ditemukan bahwa
kurang. Status gizi ibu hamil pada rata-rata tinggi badan ibu hamil yang
penelitian ini dilakukan dengan melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari
mengukur lingkar lengan atas ibu Dewi Jakarta Selatan dari 33
hamil. Dari penelitian yang telah responden didapatkan sebesar 154
dilakukan dapat diketahui bahwa cm dalam penilaian standar
masih ada beberapa ibu hamil yang deviasinya ialah 4.42 dengan tinggi
mengalami KEK atau kekurangan badan ibu terendahnya ialah 146 cm
energi kronis. Hal ini juga berarti dan yang tertingginya ialah 168 cm.
bahwa status gizi ibu hamil belum Tinggi badan ibu berpengaruh
semuanya memiliki gizi baik. pada proses pertumbuhan anak
Penelitian Rosmeri, 2000 selama 4 periode yaitu masa
bahwa status gizi ibu sebelum hamil intrauterine, bayi lahir sampai usia 2
mempunyai pengaruh yang tahun, usia 2 tahun sampai
bermakna terhadap kejadian berat pertengahan masa kanak-kanak dan
bayi lahir tidak normal. Ibu dengan usia dewasa. Namun ada
status gizi kurang (kurus) sebelum kemungkinan pengaruh faktor
hamil mempunyai resiko 4.27 kali genetik dan non-genetik, termasuk
untuk melahirkan bayi dengan berat gizi selama masa kehamilan (Addo et
tidak normal dibandingkan dengan al, 2013).
ibu yang mempunyai status gizi baik Berdasarkan perolehan data
(normal). Menurut Nyoman S, 2001, pada tabel 4.5, ditemukan bahwa
dalam penelitian status gizi bahwa rata-rata hemoglobin ibu hamil yang
ambang batas LLA WUS dengan melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari
resiko KEK di Indonesia adalah 23.5 Dewi Jakarta Selatan dari 33
cm. Apabila ukuran LLA <23.5 atau responden didapatkan sebesar 12.3
dibagian merah pita LILA, artinya dalam penilaian standar deviasinya
wanita tersebut mempunyai resiko ialah 0.82 dengan hemoglobin

386
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

terendahnya ialah 10.5 dan yang berat bayi lahir dengan p = 0.048.
tertingginya ialah 14.0. Hal ini juga sesuai pada penelitian
Pada ibu hamil yang kadar yang dilakukan oleh Kholifah pada
hemoglobinnya tidak normal, dapat tahun 2012 tentang Hubungan
disebabkan karena kekurangan Paritas dengan Berat Badan Lahir
makanan yang mengandung zat besi, Rendah
asam folat dan vitamin B12 seperti menyatakan bahwa tidak hanya
hati, ikan teri, daging merah, paritas tinggi saja yang berpotensi
kacang-kacangan, sayuran berwarna terjadinya kelahiran berat bayi lahir
hijau, kuning telur, dan buah- tidak normal, namun paritas
buahan (Proverawati, 2009). rendahpun berpotensi terjadinya
Pendapat Sitorus (1999, p. 64) dalam kelahiran berat bayi lahir tidak
setyaningrum (2005) Pada ibu hamil normal. (Kholifah, 2012).
terjadi penambahan cairan tubuh Kemudian dalam penelitian
(volume plasma) yang tidak yang dilakukan oleh Endriana dkk
sebanding dengan penambahan pada tahun 2012 tentang Hubungan
massa sel darah merah, akibatnya Umur dan Paritas Ibu dengan Berat
kadar hemoglobin menurun. Bayi Lahir menyatakan bahwa pada
Berdasarkan perolehan data primipara atau wanita yang
pada tabel 4.6, ditemukan bahwa melahirkan bayi pertama kali belum
rata-rata berat badan ibu hamil yang mempunyai pengalaman sebelumnya
melahirkan di Klinik Bidan Ratna Sari dalam kehamilan dan persalinan
Dewi Jakarta Selatan dari 33 sehingga bisa terjadi status gizi yang
responden didapatkan sebesar 65 kg kurang atau berlebih yang
dalam penilaian standar deviasinya menyebabkan anemia serta
ialah 8.25 dengan berat badan ibu mempengaruhi berat bayi yang
terendahnya ialah 52 kg dan yang dilahirkan (Endriana et al, 2012).
tertingginya ialah 82 kg. Menurut Winkjosastro, resiko
Berat badan ibu yang rendah atau kesehatan ibu dan anak meningkat
kurang berdasarkan IMT, mempunyai pada persalinan pertama, keempat
resiko untuk melahirkan bayi dengan dan seterusnya. Kehamilan dan
berat bayi lahir tidak normal. Itu persalinan pertama meningkatkan
merupakan salah satu faktor internal resiko kesehatan yang timbul seperti
ibu yang mempengaruhi berat bayi persalinan preterm dan berat bayi
lahir (Arisman, 2010). Faktor-faktor lahir tidak normal karena ibu belum
internal lainnya adalah paritas, pernah mengalami kehamilan
status gizi, dan kadar hemoglobin, sebelumnya. Alat reproduksi ibu
Status gizi ibu adalah faktor harus bersiap menerima adanya
lingkungan intrauterine utama pada janin sehingga membutuhkan energi
perkembangan janin (Cunningham et yang besar (Winkjosastro, 2008).
al, 2006). Berdasarkan perolehan uji chi-
Berdasarkan perolehan uji chi- square tabel 4.8 hasil uraian
square tabel 4.7 hasil uraian hubungan antara Status Gizi Ibu
hubungan antara Paritas dengan dengan Berat Bayi Lahir diperoleh
Berat Bayi Lahir diperoleh hasil p- hasil p-value = 0.000 (<0.05) perihal
value = 0.026 (<0.05) perihal ini ini Serupa dengan hasil penelitian
Serupa dengan hasil penelitian yang yang dilakukan oleh Astuti pada
dilakukan oleh Kastinani pada tahun tahun 2012 tentang Hubungan Antara
2018 tentang Hubungan Paritas Status Gizi Ibu Hamil dengan
dengan Kejadian BBLR menyatakan Kejadian BBLR menyatakan bahwa
bahwa terdapat hubungan yang terdapat hubungan yang signifikan
signifikan antara paritas dengan

387
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

antara status gizi ibu dengan berat dapat disimpulkan perihal hubungan
bayi lahir dengan p = 0.003. antara paritas dan status gizi ibu
Penelitian observasional juga selama kehamilan dengan berat bayi
pernah dilakukan oleh Widiati pada lahir di Klinik Bidan Ratna Sari Dewi
tahun 2017 tentang Risiko KEK Ibu Jakarta Selatan berupa : Diperoleh
Hamil Terhadap Kejadian Berat bahwa ibu hamil sebagaian besar
Badan Lahir Rendah. Dalam dengan status gizi baik. Diperoleh
penelitiannya dikatakan bahwa sebagian besar ibu melahirkan bayi
status gizi ibu tidak mempengaruhi dengan berat bayi lahir normal
jenis kelamin bayi yang dilahirkan. (2500-4000 gram). Terdapat
Sehingga asupan gizi ibu selama hubungan yang signifikan terhadap
hamil tidak perlu membedakan bayi status gizi ibu dengan berat bayi
yang dikandung laki-laki atau lahir. Terdapat hubungan yang
perempuan. (Muhadiroh, 2018). signifikan terhadap paritas dengan
Penelitian ini juga sejalan berat bayi lahir.
dengan penelitian tentang Hubungan
Status Gizi Ibu Hamil dengan Berat Saran
Badan Bayi Baru Lahir di Puskesmas Diharapkan dapat menambah
Tilango Kabupaten Gorontalo. Hasil literatur serta referensi mengenai
uji statistik didapatkan p = 0.000 penelitian yang terkait dengan
atau p <0.05. Kesimpulannya paritas dan status gizi ibu dengan
terdapat terdapat hubungan antara berat bayi lahir. Dihimbau terhadap
status gizi ibu hamil dengan ibu hamil agar dapat menjaga
kejadian BBLR di Puskesmas Minggi kondisi tubuhnya, baik dalam
Sleman. mengatur gizi, konsumsi vitamin,
Ibu hamil yang mengalami KEK olahraga ibu hamil, serta rutin dalam
mempunyai kecenderungan untuk melakukan pengontrolan setiap satu
melahirkan bayi dengan berat bayi bulan sekali untuk meminimalisirkan
lahir tidak normal, sedangkan ibu kondisi yang buruk terhadap janin.
hamil yang memiliki asupan gizi Kepada peneliti dapat menambah
seimbang (Non KEK) cenderung suatu wawasan dan ilmu
memiliki resiko kecil terhadap berat pengetahuan yang baru mengenai
bayi lahir tidak normal. Kejadian KEK hubungan paritas dan status gizi ibu
dapat disebabkan oleh asupan selama kehamilan dengan berat bayi
energi, dan protein yang tidak lahir. Diharapkan untuk peneliti
seimbang dengan kebutuhan ibu selanjutnya agar menjadi referensi
hamil (Astuti, 2012). untuk mengembangkan
penelitiannya, serta dapat
meneruskan dengan variabel yang
KESIMPULAN berlainan yang masih bertautan
Bersumber pada hasil dengan hubungan paritas dan status
pengkajian serta pembahasan yang gizi ibu selama kehamilan dengan
didapat, bahwa hasil penelitian berat bayi lahir.

388
Tahun [MAHESA: MALAHAYATI HEALTH STUDENT JOURNAL, P- ISSN: 2746-198X
2022 E-ISSN 2746-3486 VOLUME 2, NOMOR 2, 2022] HAL 380-389

DAFTAR PUSTAKA

Mosby. (2008). Kamus Saku Mosby Hemoglobin Pada Ibu Hamil


Kedokteran, Keperawatan, dan Dengan Kejadian Berat Badan
Kesehatan Edisi 4. Jakarta: Lahir Rendah. RSU Cibabat
EGC. Cimahi Propinsi Jawa Barat.
Chairunita, H., Dwiriani. M. C. Suryati. (2014). Faktor-faktor Yang
(2006). Model Penduga Berat Mempengaruhi Kejadian BBLR
Bayi Lahir Berdasarkan di Wilayah Kerja Puskesmas Air
Pengukuran Lingkar Panggul Dingin Tahun 2013. Padang.
Ibu Hamil. Jurnal Gizi dan Jurnal Kesehatan Masyarakat
Pangan. Andalas 2014; 8(2): 71-74.
Merzalia, N. (2016). Determinan Thame M. (2000). Blood Presure Is
Kejadian Berat Badan Lahir Releted To Placental Volume
Rendah (BBLR) di Kabupaten and Birth Weight. Journal
Bangka Belitung Timur Provinsi Hypertension. 662-667.
Kepulauan Bangka Belitung WHO. (2013). World Health
Tahun 2010 – 2011. (Skripsi). Statistics 2013. Feto Maternal
Universitas Indonesia. Nutrition and Low Birth
Ricca, Baiq. (2019). Hubungan Status Weight. Diakses melalui
Gizi Ibu Hamil Aterm Dengan https://www.who.int/nutritio
Berat Badan Lahir Bayi. Jurnal n/topics/feto_maternal/en/.
Akademika Baiturrahim. Vol.8. Diunduh 15 November 2020.
Sugiyanto. (2002). Hubungan
Tekanan Darah dan Kadar

389

You might also like