Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH PDK Kelompok 4
MAKALAH PDK Kelompok 4
Oleh :
Kelompok 4
Kelas B :
JURUSAN KEPERAWATAN
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kemampuan kepada penulis,
sehingga dapat menyusun makalah tentang Implemntasi dan Evaluasi
Keperawatan ini dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap dilimpah
curahkan kepada Khotimul Anbiya Wal Mursalin yakni Nabi Muhammad SAW.
Sebagai Uswatun Hasanah bagi umat semesta alam. Makalah ini disusun untuk
dijadikan bahan pembelajaran bagi para mahasiswa.
Semoga amal baik semua pihak dibalas oleh Allah SWT. dengan balasan
yang berlipat ganda. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
para pembaca pada umumnya.
Kupang
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang
memerlukan ilmu, teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan klien atau keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima
tahap yang sequensial dan berhubungan. Antara lain yaitu pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap tersebut berintegrasi dalam
mendefinisikan suatu tindakan perawatan. Salah satunya adalah implementasi atau
pelaksanaan. Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk
mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan digunakan
secara terus-menerus ketika merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
dengan mempertimbangkan pasien sebagai figur central dalam merencanakan
asuhan dengan mengobservasi respons pasien terhadap setiap tindakan sebagai
penatalaksanaan dalam suatu asuhan keperawatan. Pada saat implementasi
perawat harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan yang di lihat dari
diagnosa keperawatan. Di mana perawat membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan. Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian
hasil menentukan seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari
tindakan. Penilaian peoses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu
sendiri. (Ali, 2009) Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai
apakah tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk
mengatasi suatu masalah. (Meirisa, 2013). Pada tahap evaluasi, perawat dapat
mengetahui seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaan telah tercapai. 2 Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir
proses keperwatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap tahap
proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan
kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yang observasi.
Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya.
Evaluasi juga diperlukan pada tahap intervensi untuk menentukan apakah tujuan
intervensi tersebut dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2008). Sehingga,
dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi
perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakantindakan yang
merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan
kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang
diberikan, dan respons pasien.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan, antara lain:
a) Cognitive implementations
Meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan
klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien
dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim
keperawatan, mengawasi 4 penampilan klien dan keluarga, serta
menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
b) Interpersonal implementations
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan,
menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal,
pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak
sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
c) Technical implementations
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas
rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien,
mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain. Sedangkan
dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat
melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi
keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi
keperawatan, antara lain:
1) Independent Implementations
Merupakan implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk
membantu klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan,
misalnya: membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL),
memberikan perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan
kebutuhan psiko-sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang
dipergunakan klien, melakukan dokumentasi, dan lain-lain.
2) Interdependen/ Collaborative Implementations,
Merupakan tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim
keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya
dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso
gastric tube (NGT), dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama
ini misalnya dalam pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek
samping merupakan 5 tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan
jadwal pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian,
dan ketepatan klien, serta respon klien setelah pemberian merupakan
tanggung jawab dan menjadi perhatian perawat.
3) Dependent implementations
Merupakan tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain,
seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya
dalam hal: pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah
dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran
dari bagian fisioterapi.
Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk pengisan format catatan perkembangan
dengan berorientasi kepada masalah yang dialami oleh keluarga. Format yang
dipakai adalah format SOAP. (Setiadi, 2008).
2.3.2. Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan antara tujuan yang
akan dicapai. Bila terdapat kesenjangaan diantara keduanya, mungkin semua
tahap dalam proses keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi. (Setiadi, 2008)
S: Keluarga mengatakan bahwa masih ada materi minggu lalu yang tidak
dipahami yaitu tentang….
O: Keluarga dapat menjawab pertanyaan tentang….
Keluarga tidak dapat menjelaskan kembali tentang….
A: Implementasi yang dilaksanakan seminggu lalu dengan metode
ceramah dan media brosur, belum sepenuhnya dimengerti oleh keluarga.
Perlu metode dan media lain yang efektif.
P: Berikan pendidikan kesehatan ulang sesuai kesepakan dengan keluarga.
Metode dengan demonstrasi. Media ditambah dengan bahan yang sesuai
dengan kondisi di keluarga.
1. Pengkajian
a.Identitas Pasien 2
Nama Ny.M
Jenis Kelamin Perempuan
Usia 39 tahun
Status Menikah
Agama Hindu
Suku Bangsa Indonesia
Pendidikan SMA
No. Telepon -
Pekerjaan Pedagang
Alamat Br. Bonnyuh. Desa Petak
Diagnosis Medis Low Back Pain
c.Riwayat kesehatan
Data Hasil
1 2
Riwayat Pasien mengeluh nyeri pada punggung bawah sejak
kesehatan kemarin akibat mengangkat beban berat untuk
sekarang kebutuhan warungnya. Nyeri dirasakan seperti
tertusuktusuk, skala nyeri 5 (0-10) dengan intensitas
nyeri hilang timbul. Nyeri akan berkurang saat diurut
namun nyeri timbul kembali setelah diurut
1 2
Riwayat Pasien mengatakan pertama kali mengalami nyeri
kesehatan masa punggung bawah sejak masih bekerja di selip beras
lalu
Riwayat Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
kesehatan menderita penyakit keturunan maupun penyakit menular
keluarga
d.Pemeriksaan fisik
Data Hasil
Umum : kesadaran, Compos mentis, GCS: 15, E: 4, V: 5, M: 6
GCS, TB/BB
TTV : TD, Nadi, TD: 120/80 mmHg S: 36oC
R: 20x/mnt
Pemerikasaan fisik : - Kepala simetris, rambut hitam, kulit kepala bersih,
Terapi Medis -
e.Psikologis
Sub Kategori : Nyeri Dan Kenyamanan
Nyeri Akut
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh nyeri √ Tekanan darah meningkat
Tampak meringis √ Pola napas berubah
Bersikap protektif (mis. Waspada, Nafsu makan berubah
posisi menghindari nyeri)
Gelisah √ Proses berpikir terganggu
Frekuensi nadi meningkat Menarik diri
Sulit tidur Berfokus pada diri sendiri
Diaforesis
Analisis Data
Data Etiologi Masalah
DS: Cedera traumatis Nyeri akut
2.Diagnosis Keperawatan
DX
1. Setelah dilakukan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
Intervensi keperawatan durasi, frekuensi, kualitas,
selama 3x24 jam, intensitas nyeri
diharapkan tingkat nyeri 2. Identifikasi skala nyeri
menurun dengan kriteria 3. Identifikasi faktor yang
hasil: memperberat dan memperingan
a. Keluhan nyeri menurun nyeri
b. Meringis menurun 4. Monitor keberhasilan terapi
c. Gelisah menurun akupresur yang sudah diberikan
5. Ajarkan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
(pemberian terapi akupresur)
6. Berikan terapi akupresur untuk
mengurangi rasa nyeri
7. Ajarkan keluarga atau orang
terdekat melakukan akupresur
secara mandiri.
4.IMPLEMENTASI
Hari/ Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
Tanggal
1 2 3 4
Hari ke- Mengidentifikasi lokasi, DS: Pasien mengatakan
5.EVALUASI
Hari/ Evaluasi Paraf
tanggal/
jam
Hari ke- S: pasien mengatakan nyeri berkurang meskipun masih
BL 20, BL 23, BL 25
BL 40
8. Setelah titik di temukan, oleskan minyak secukupnya pada titik
tersebut untuk memudahkan melakukan pemijatan atau penekanan
dan mengurangi nyeri atau lecet ketika penekanan dilakukan
9. Lakukan pemijatan atau penekanan menggunakan jempol tangan atau
jari tangan atau benda tumpul dari kayu dengan 30 kali pemijatan
atau pemutaran searah jarum jam untuk menguatakan dan
40-60 kali pemijatan atau putaran ke arah kiri untuk melemahkan.
Pijatan ini dilakukan pada masing-masing bagian tubuh (kiri dan
kanan) kecuali pada titik yang terletak dibagian tengan
Terminasi
1. Beritahu klien bahwa tindakan sudah selesai dilakukan, rapikan klien
dan kembalikan ke posisi yang nyaman
2. Evaluasi perasaan klien
3. Berikan reinforcement positif kepada klien dan berikan air putih 1
gelas
4. Rapikan alat-alat dan cuci tangan
8 HASIL
1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien setelah tindakan
2. Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik 4.Cuci tangan
9 DOKUMENTASI
1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
Lampiran 3
3.1 Kesimpulan
Implementasi dan evaluasi status pasien merupakan bagian terpenting
dalam proses keperawatan. Hasil yang ditetapkan secara jelas akan mengarahkan
bagaimana dan kapan evaluasi pencapaian hasil yang diharapkan harus dilakukan,
dan menjadi kerangka kerja untuk pendokumentasian. Saat ini banyak digunakan
sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja staf keperawatan dan dasar perbandingan
dengan lembaga pelayanan kesehatan lainnya.
Lingkup pendokumentasian penyuluhan pasien sudah disebarluaskan
dengan mendokumentasikan pasien, keluarga atau keduanya sudah memahami
penyuluhan yang diberikan. Perawat harus berfokus pada perbaikan
pendokumentasian untuk mendemonstrasikan peran mereka dalam membantu
pasien ke arah pemulihan, stabilisasi kesehatan, atau meninggal dalam damai.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Fisbach, F.T. (1991). Documeting care . F.A. Davis Company. Philadelphia.