Professional Documents
Culture Documents
251-Article Text-1087-1-10-20210621
251-Article Text-1087-1-10-20210621
arifsermas@gmail.com
Abstrak
Kata kunci : NIHSS; passive range of motion; posisi kepala 30°; stroke
ditinggikan 30° pada pasien stroke iskemik dan PROM terhadap penurunan skor NIHSS
dan dilakukan PROM secara periodik pada pasien stroke”.
(Hasan, 2018). pemberian posisi kepala pada Tujuan dalam penelitian ini yaitu
pasien stroke iskemik yaitu pertahankan diketahuinya pengaruh kombinasi posisi
posisi tirah baring dua sampai tiga hari, kepala 30° dan PROM terhadap penurunan
posisi anatomis atau pemberian posisi kepala skor NIHSS pada pasien stroke.
ditinggikan 15° sampai 30°. Pemberian
tindakan aktivitas yaitu latohan pergerakan METODE
sendi secara pasif setiap 2 sampai 4 jam. Penelitian ini menggunakan desain
Kedua tindakan tersebut tujuannya untuk Quasi-eksprimental melalui pendekatan
memperbaiki hemodinamik serebral yang pretest-posttest control group desain.
pada akhirnya meningkatkan hasil Penelitian ini membandingkan skor NIHSS
perawatan pasien stroke (Ekacahyaningtyas, sebelum dan sesudah perlakuan diberikan.
Setyarini, Agustin, & Rizqiea, 2017). Instrument yang digunakan dalam penelitian
Status haemodinamik pada pasien ini yaitu NIHSS yang terdiri dari 11
stroke diukur dengan National Institutes of komponen penilaian. NIHSS tidak saja
Health Stroke Scale (NIHSS) (Black & menilai derajat deficit neurologis pada
Hawks, 2005). NIHSS merupakan suatu pasien stroke, melainkan juga memudahkan
pengkajian yang dilakukan pada pasien komunikasi antara tenaga medis dengan
stroke untuk menilai kemajuan hasil pasien, mengenali kemungkinan adanya
perawatan pasien stroke yang terdiri dari 11 sumbatan pembuluh darah, menentukan
komponen. NIHSS banyak digunakan pada prognosis awal dan komplikasi serta
pusat pelayanan stroke untuk menilai tingkat menetapkan tindakan yang diperlukan.
keparahan dari stroke yang dialami seorang Jumlah sampel dalam penelitian ini
pasien. Perbedaan nilai NIHSS saat masuk sebanyak 14 responden yang dibagi menjadi
dan keluar merupakan indikator kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
keberhasilan perawatan pasien stroke Posisi kepala 30° dan PROM dilakukan 3
(Smeltzer et al., 2008). kali dalam sehari selama 4 hari.
Berdasarkan permasalahan diatas Analisa data pada penelitian ini
maka peneliti tertarik untuk mengambil menggunakan uji dependen t-test untuk
judul “pengaruh kombinasi posisi kepala 30°
Tabel 2 Perbedaan rerata skor NIHSS sebelum dan setelah perlakuan pada kelompok
intervensi dan kelompok control
Kelompok Skor NIHSS Mean SD P value
Sebelum 7,00 1,732
Intervensi 0,002
Sesudah 3,71 1,380
Sebelum 7,43 2,070
Kontrol 0,172
Sesudah 6,86 1,864
perlakuan rerata skor NIHSS sebesar 6,86. menyatakan bahwa penderita stroke iskemik
Selisih rerata skor NIHSS sebelum dan lebih banyak laki-laki di RSUP Prof. Dr. R.
setelah perlakuan sebesar 0,57 p= 0,172 D. Kandou. Kejadian ini disebabkan pada
(α>0,05), maka didapatkan kesimpulan usia subur perempuan memiliki hormone
bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara esterogen yang dapat melindungi dari
rerata skor NIHSS sebelum dan setelah penyakit yang disebabkan oleh penyakit
dilakukan perlakuan. jantung dan stroke, namun setelah
menopause perempuan akan memiliki resiko
PEMBAHASAN yang sama dengan laki-laki (Heart, 2003).
Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian ini terdapat
didapatkan bahwa usia 51-60 terbanyak perbedaan skor NIHSS sebelum dan sesudah
dibandingkan kelompok usia yang lainnya dilakukan kombinasi tindakan posisi kepala
dan jenis kelamin laki-laki lebih banyak 30° dan PROM dengan selisih skor 3,29.
dibandingkan perempuan. Hasil penelitian Penelitian ini sejalan dengan penelitian
ini sejalan dengan penelitian Delima, Pertami, dkk (2019) yang menyebutkan
Miharja & Ghani (2016) yang menyatakan bahwa terdapat peningkatan nilai saturasi
bahwa proporsi kejadian stroke pada usia oksigen dengan diberikan posisi elevasi 30°
diatas 45 tahun meningkat tajam. Usia diatas (Pertami, Munawaroh, & Rosmala, 2019).
45 tahun lebih beresiko 10,23 kali Penelitian Rahayu (2016) menyebutkan
dibandingkan dengan usia 15-44 tahun bahwa terdapat pengaruh latihan range of
(Delima, Mihardja, & Ghani, 2016). Usia motion terhadap kemampuan motorik pada
merupakan salah satu factor resiko stroke pasien post stroke (K. I. N. Rahayu, 2016).
yang tidak dapat dirubah dan memiliki factor Pemberian posisi kepala 30° yaitu
yang paling kuat. Insiden kejadian stroke mengatur posisi kepala lebih tinggi dari
akan meningkat seiring dengan jantung. Pemberian posisi kepala tersebut
meningkatnya usia seorang tanpa akan memperlancar aliran darah ke otak
memandang jenis kelamin dan suku budaya serta meningkatkan aliran darah otak.
(Patricia, Kembuan, & Tumboimbela, (Pertami et al., 2019). Hal tersebut sesuai
2015). dengan tori menurut Summers, et al (2009)
Hasil penelitian ini juga sejalan yang menunjukkan bahwa memposisikan
dengan (Patricia et al., 2015) yang kepala lebih tinggi akan meningkatkan aliran
darah di otak dan oksigenasi jaringan aspek neurologis yaitu kesadaran, motoric,
serebral yang maksimal. (Summers et al., sensorik dan fungsi luhur (Saudin & Rajin,
2009). 2017).
Latihan PROM akan membuat NIHSS terdiri dari 11 komponen
ransangan yang dapat meningkatkan penilaian yang terdiri dari tingkat kesadaran,
aktivitas dari kimiawi neuromuskuler dan gerakan bola mata, lapang pandang,
muskuler. Kontraksi otot akan terjadi kelemahan pada wajah, motorik tangan,
apabila terdapat rangsangan pada motorik kaki, ataksia, sensori, bahasa,
neuromuskuler terutama pada serat saraf otot disartria, dan tidak ada atensi pada bagian
ekstremitas. ATP yang dihasilkan melalui tubuh tertentu. NIHSS memiliki skor
mekanisme muskulus terutama pada otot maksimum 42 dan skor minimum 0.
polos ekstremitas akan meningkatkan Interpretasi dari NIHSS yaitu: sangat berat;
metabolisme pada metakonderia yang >25, berat; 14-25, sedang; 5-14, dan ringan;
dimanfaatkan oleh otot ekstremitas sebagai < 5 (Jojang, Runtuwene, & PS, 2016).
energy untuk meningkatkan tonus dan Skor NIHSS yang semakin rendah
kontrasi otot polos ekstremitas (Khonsary, menunjukkan tingkat keparahan stroke
2017). semakin ringan. Pemeriksaan ini dapat untuk
Pemberian posisi kepala 30° disertai memprediksi keluaran jangka panjang dan
dengan PROM merupakan kombinasi jangka pendek pada pasien stroke (M.
tindakan yang berfungsi memaksimalkan Rahayu, Rakhmani, Raisa, & Rahmah,
oksigenasi jaringan serebral dan 2018).
kemampuan motorik, sehingga
penyembuhan pada pasien stroke akan KESIMPULAN
menjadi lebih cepat. Hasil penelitian ini dapat
Indikator dalam mengetahui disimpulkan terdapat perbedaan yang
perbaikan pasien stroke dapat dinilai signifikan skor NIHSS sebelum dan setelah
menggunakan NIHSS. NIHSS merupakan diberikan kombinasi posisi kepala 30° dan
alat penilaian yang sistematis untuk menilai PROM pada pasien stroke dengan nilai P
tingkat keparahan atau berhubungan dengan value 0,002 (α<0,05).
defisit neurologis yang dialami pada
penderita stroke. Pemeriksaan ini meliputi SARAN
Penelitian ini menyarankan agar Posisi Kepala Elevasi 30º. Babul Ilmi
Jurnal Ilmiah Multi Science
perawat dapat menerapkan kombinasi posisi
Kesehatan, 9(2).
kepala 30° dan PROM sebagai intervensi
Hasanah, K. (2017). Penerapan Latihan
mandiri keperawatan pada pasien stroke
Rom Aktif Terhadap Kekuatan Otot
untuk dalam upaya memberikan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik
Di Rsud Krmt Wongsonegoro Kota
penyembuhan yang lebih cepat dan
Semarang. Universitas
menjadikan salah satu SOP dalam perawatan Muhammadiyah Semarang.
pasien stroke dirumah sakit.
Heart, C. (2003). Stroke Foundation (2010)
A Perfect Storm Of Heart Disease
Looming On Our Horizon. Annual
DAFTAR PUSTAKA
Report. Canadian Heart Health
Black, J., & Hawks, J. (2005). Medical- Initiative.
surgical nursing, St. Louis: Elsevier
Saunders. Husna, U., & Dalhar, M. (2017).
Pathophysiology And Management
Delima, D., Mihardja, L. K., & Ghani, L. Of Cerebral Edema. Malang
(2016). Faktor risiko dominan Neurology Journal, 3(2), 94-107.
penderita stroke di Indonesia.
Indonesian Bulletin of Health Jojang, H., Runtuwene, T., & PS, J. M.
Research, 44(1), 20146. (2016). Perbandingan NIHSS Pada
Pasien Stroke Hemoragik Dan Non-
Dewanto, G. (2009). Panduan praktis Hemoragik Yang Rawat Inap Di
Diagnosis dan tata laksana penyakit Bagian Neurologi RSUP Prof. Dr.
saraf. RD Kandou Manado. e-CliniC, 4(1).
Dewi, Y. A., & Mkes, S. K. (2019). Buku Junaidi, I. (2011). Stroke, waspadai
Tht. . Bandung: Departemen Ilmu ancamannya: Penerbit Andi.
Kesehatan THT-KL FKUP/RSHS.
Khonsary, S. A. (2017). Guyton and Hall:
Ekacahyaningtyas, M., Setyarini, D., textbook of medical physiology.
Agustin, W. R., & Rizqiea, N. S. Surgical neurology international, 8
(2017). Posisi Head Up 30° Sebagai .
Upaya Untuk Meningkatkan Saturasi Kusuma, A. H., & Anggraeni, A. D. (2019).
Oksigen Pada Pasien Stroke Pengaruh Posisi Head Up 30 Derajat
Hemoragik Dan Non Hemoragik. Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien
Adi Husada Nursing Journal, 3(2), Cedera Kepala Ringan. Jurnal Ilmu
55-59. Keperawatan dan Kebidanan, 10(2),
417-422.
Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan
Perfusi Jaringan Serebral Dengan Lestari, T., & Satria, A. P. (2015). Analisis
Penurunan kesadaran Pada Klien Praktik Klinik Keperawatan pada
Stroke Hemoragik Setelah Diberikan Pasien Cedera Kepala Sedang