You are on page 1of 7

ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

DETERMINAN RISK FACTOR WICH INFLUENCE OCCURENCE


PREEKLAMPSI IN KABUPATEN BANYUMAS

Dyah Fajarsari1), Fitria Prabandari2)


1,2
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto
email: dhie_aah@yahoo.co.id (penulis 1)
email:fitriaPrabandari21@gmail.com (penulis 2)

Abstract
Pre-eclampsia-eklamsia has shifted bleeding as the main cause of maternal mortality.
Therefore, early diagnosis of pre-eclampsia is an introductory rate of eclampsia, as well as
handling should be implemented to reduce Maternal Mortality Rate (MMR) and infant (IMR).
Based on data from the Health Department Banyumas, 2014, AKI in Banyumas reached 118
cases per 100 thousand live births and is ranked third in the province of Central Java, or as
many as 33 cases. From some cause eklamasi and bleeding into a sizeable contributor figures
are respectively 14 and 5 cases.
Objective research is to analyze the influence jointly the risk factors that influence the incidence
preeklampsi include age, parity, preeklampsi history, family history preeklampsi, twin
pregnancy, the diseaseprior to pregnancy, childbirth interval and BMI.
This type of research is analytic survey with a retrospective case control approach. The
population in this study were pregnant women with pre-eclampsia in five health centers with the
highest number of pre eclampsia in Banyumas within the last 3 months. The sample in this study
using the technique of total sampling of 60 pregnant women who are diagnosed Pre eclampsia
as the case group and 60 respondents normal pregnant women. Analysis of data to analyze the
effect of risk factors that affect the incidence preeklampsi using logistic regression analysis.
The results of the risk factors that influence the incidence of pre-eclampsia were age (ρ: 0,009),
parity (ρ: 0,000), a history of pre-eclampsia (ρ: 0,016), a family history of pre-eclampsia (ρ:
0.008), history of disease (ρ: 0,008 ) and IMT (ρ: 0,000).The strength of the relationship of the
risk factor is a history of pre-eclampsia (OR: 63,487)

Keywords: Risk Factors, Pre eclampsia

1. PENDAHULUAN [Times New Roman masalah paling signifikan dan menarik


11 bold] perhatian yang belum terpecahkan di dunia
Penyakit hipertensif mempersulit 5 obstetrik (cunningham, 2013).
hingga 10 persen kehamilan bersama Kematian ibu atau kematian maternal
perdarahan dan infeksi, mereka membentuk adalah kematian seorang wanita waktu hamil
suatu trias yang mematikan, yang berperan atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya
besar pada angka kesakitan dan kematian ibu. kehamilan oleh sebab apapun, terlepas dari
WHO mengevalusai kematian ibu diseluruh tuanya dan tindakan yang dilakukan untuk
dunia secara sistematis. Di negara maju 16 mengakhiri kehamilannya. Beberapa tahun
persen kematian ibu disebabkan oleh yang lalu, penyebab utama kasus kematian
penyakit hipertensif. Presentase ini lebih ibu adalah disebabkan oleh perdarahan.
besar dari tiga penyebab utama kematian Namun, dewasa ini Pre-eklamsia- eklamsia
lain. Kematian terkait hipertensi sebenarnya telah menggeser perdarahan sebagai
dapat dicegah. Bagaimana kehamilan dapat penyebab utama kematian Ibu. Oleh karena
memicu atau memperburuk hipertensi saat ini itu diagnosis dini pre-eklamsia yang
masih belum diketahui, bahkan penyakit merupakan tingkat pendahuluan eklamsia,
hipertensif tetap merupakan salah satu serta penanganannya perlu segera

365
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

dilaksanakan untuk menurunkan Angka menjadi angka penyumbang yang cukup


Kematian Ibu (AKI) dan bayi (AKB). besar yaitu masing-masing 14 dan 5 kasus.
Preeklampsi merupakan komplikasi yang Tingginya AKI karena angka kelahiran
terjadi di sekitar 3 persen kehamilan, namun yang terjadi di Banyumas juga tinggi. Dari
insidennya bervariasi sesuai dengan definisi data yang ada, kelahiran di Banyumas
yang digunakan populasi yang dijadikan mencapai 35 ribu kelahiran pertahun. Bila
subyek studi. Eklampsi relatif jarang ditemui dibandingkan dengan kabupaten lain,
di Inggris Raya, yakni sekitar 1 :2000 Banyumas merupakan penyumbang yang
kehamilan. The confidential Enquiry into tinggi. Angka kelahiran hidup di Kabupaten
maternal and child health (CEMACH) 2000- Banyumas pada tahun 2014 adalah 28.786
2002 mencatat 14 kasus kematian ibu akibat dan kejadian kehamilan yang berisiko adalah
preeklampsi atau eklampsi. Ini menjadikan 20 % dari total kelahiran hidup.
kedua kondisi tersebut sebagai penyebab
Penerapan uji skrining preeklampsi yang
kematian kedua tersering selama akhir
efektif sejak dini sangat penting untuk
periode kehamilan dan selama puerperium.
membantu dimulainya terapi pencegahan
Di seluruh dunia, preeklampsi merupakan
(preventif). Identifikasi akurat terhadap ibu
masalah yang jauh lebih berat, dengan
yang berisiko mengalami preeklampsi akan
perkiraan kematian mencapai 72.000 wanita
membantu penetapan sasaran yang perlu
setiap tahunnya. Indonesia
mendapat pemantauan lebih, sehingga ibu
merupakan salah satu negara yang memiliki
yang berisiko rendah terkena preeklampsi
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
dapat berpartisipasi dalam asuhan antenatal
Kematian Bayi yang masih tinggi
berbasis-komunitas. Partisipasi dapat
dibandingkan negara-negara di Asia
dilakukan dengan pengenalana faktor risiko
Tenggara. Berdasarkan Survey Demografi
yang terjadi. Faktor resiko terjadinya
Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2007 di
preeklamsia, preeklamsia umumnya terjadi
Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran
pada kehamilan yang pertama kali,
hidup. Untuk AKI propinsi Jawa Tengah
kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada
yaitu sebesar 114,2/100.000 kelahiran hidup.
wanita diatas usia 40 tahun, riwayat tekanan
Angka tersebut merupakan angka tertinggi di
darah tinggi yang kronis sebelum kehamilan,
negara ASEAN. Penyebab kematian Ibu
riwayat mengalami preeklamsia sebelumnya,
adalah pre-eklamsia-eklamsia (28.76%),
riwayat preeklamsia pada ibu atau saudara
perdarahan (22.42%), infeksi (3.54%).
perempuan, kegemukan, mengandung lebih
Menurut data Dinas Kesehatan Propinsi Jawa
dari satu orang bayi, riwayat kencing manis,
Tengah pada tahun 2014 terjadi 711 kasus
kelainan ginjal, lupus atau rematoid artritis
kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah.
(Rukiyah, 2010).
Angka Kematian Ibu di Kabupaten
Banyumas sejak 2009 memang belum Penelitian ini bertujuan untuk
mencapai angka 50, namun ternyata kasus menganalisis pengaruh secara bersama-sama
yang terjadi sudah terbilang tinggi. Seperti di faktor risiko yang mempengaruhi kejadian
tahun 2013, AKI mencapai 35 kasus dan preeklampsi meliputi usia, paritas, riwayat
lebih tinggi dari perkiraan yang hanya preeklampsi, riwayat keluarga dengan
dipatok pada angka 28dan pada tahun 2014 preeklampsi, kehamilan kembar, penyakit
sebanyak 33 kasus. Banyaknya AKI pada sebelum kehamilan, interval persalinan dan
tahun lalu disebabkan beberapa faktor, BMI.
seperti pendarahan, eklamasi, jantung emboli
air ketuban, TB paru, infeksi, gagal ginjal,
stroke hemoragic dan carekti. Dari beberapa
faktor tersebut, eklamasi dan perdarahan

366
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

2. KAJIAN LITERATUR DAN c. Riwayat Keluarga dengan


PENGEMBANGAN HIPOTESIS Preeklampsia
(JIKA ADA) Wanita yang mempunyai
Duckitt dan Harrington (2005), faktor keluarga dengan riwayat
resiko pre-eklampsia adalah: preeklampsia hampir 3 kali lipat
a. Usia dan Paritas beresiko menderita preeklampsia.
Pada usia< 18 tahun, keadaan Genotipe ibu lebih menentukan
alat reproduksi belum siap untuk terjadinya hipertensi dalam
menerima kehamilan, hal ini akan kehamilan secara familial
meningkatkan terjadinya keracunan dibandingkan dengan genotype janin,
kehamilan dalam bentuk preeklamsia terbukti bahwa pada ibu yang
dan eklamsia. Pada wanita usia 40 mengalami preeklampsia, 26% anak
tahun resiko preeklampsia meningkat perempuannya akan mengalami
2 kali lipat baik pada primipara preeklampsia pula (Angsar, 2008).
maupun multipara. Nullipara hampir d. Kehamilan Kembar
3 kali lipat beresiko terjadinya Wanita hamil kembar hampir 3
preeklampsia (Rukiyah, 2010). kali lipat beresiko untuk terjadinya
Sekitar 85% preeklamsi terjadi preeklampsia. Frekuensi preeklamsia
pada kehamilan pertama. Paritas 2-3 dan eklamsia dilaporkan lebih sering
merupakan paritas paling aman pada kehamilan kembar, hal ini
ditinjau dari kejadian preeklamsi dan disebabkan karena keregangan uterus
risiko meningkat lagi pada yang berlebihan menyebabkan
grandemultigravida (Bobak, 2005). iskemia uteri. Pada kehamilan
Frekuensinya lebih tinggi terjadi kembar sering terjadi distensi uterus
pada primigravida dari pada berlebihan, sehingga melewati batas
multigravida, hal ini dikarenakan toleransi dan seringkali terjadi partus
pada kehamilan pertama terjadi prematurus.
pembentukan “blocking antibodies” e. Penyakit Sebelum Kehamilan
terhadap antigen tidak sempurna. Beberapa penyakit yang ada
Pada kehamilan pertama terjadi sebelum kehamilan seperti diabetes
pembentukan “Human Leucocyte hampir 4 kali lipat beresiko pre-
Antigen Protein G (HLA)” yang eklampsia, hipertensi kronik juga
berperan penting dalam modulasi meningkatkan resiko preeklampsia,
respon immune, sehingga ibu penyakit ginjal meningkatkan resiko
menolak hasil konsepsi (plasenta) preeklampsia sebesar 5 kali.
atau terjadi intoleransi ibu terhadap Wanita dengan riwayat keluarga
plasenta sehingga terjadi hipertensi dan diabetes lebih beresiko
preeklamsia. mengalami terjadinya preeklampsia
b. Riwayat Preeklampsia (Qiu, 2003). Wanita menderita
Wanita yang mempunyai riwayat diabetes pada kehamilan
preeklampsia pada kehamilan meningkatkan resiko preeklampsia
pertama mempunyai resiko 7 kali dibandingkan dengan pada wanita
untuk mengalami preeklampsia pada normal (Ostlund, 2004).
kehamilan kedua. Kejadian ini terjadi f. Interval Persalinan
karena kondisi ibu hamil yang Resiko preeklampsia meningkat
mempunyai respon imun terhadap bila interval persalinan sekarang
perubahan hormon pada saat dengan sebelumnya10 tahun. Resiko
kehamilan. preeklampsia pada kehamilan kedua
ditemukan meningkat secara stabil
sesuai dengan pertambahan waktu

367
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

yang dimulai sejak kehamilan Preeklamsia Nilai OR (IK


Kategori p* 95%)
pertama. Peningkatan waktu 10 Variabel
Ya Tidak
tahun setelah kehamilan pertama, n % n %
resiko preeklampsia meningkat lebih Umur >35 Th 24 40,0 11 18,3 0,009 2,9 1,291-
dari tiga kali lipat, mendekati tingkat <35 Th 36 60,0 49 81,7 70 6,833
Paritas Primi 43 71,7 11 18,3 0,000 11, 4,759-
resiko yang ditemukan pada wanita Multi 17 28,3 49 81,7 26 26,678
nulipara. Peningkatan interval antara 7
persalinan kedua dan ketiga Riw. PE Ya 8 13,3 1 1,7 0,016 9,0 1,098-
berhubungan secara langsung dengan Tidak 52 86,7 59 98,3 77 75,020
Riw. Klg. Ya 9 15,0 1 1,7 0,008 10, 1,275-
peningkatan resiko preeklampsia. PE Tidak 51 85,0 59 98,3 41 84,998
2
Gemelli Ya 1 1,7 1 1,7 0,752 1,0 0,061-
g. Body Massa Indeks (BMI) Tidak 59 98,3 59 98,3 0 816,36
6
Ibu hamil yang memiliki IMT
Riw. Ya 9 15,0 1 1,7 0,008 10, 1,275-
≥30 memiliki risiko tiga kali lebih Penyakit Tidak 51 85,0 59 98,3 41 84,998
besar dibandingkan mereka yang 2
Interval >5 Tahun 13 21,7 32 53,3 0,000 0,2 0,109-
memiliki IMT normal. Wanita yang Persalina <5 Tahun 47 78,3 28 46,7 42 0,537
memiliki IMT 17 dan memiliki 57% n
penurunan terhadap risiko kejadian IMT >29 39 65,0 14 23,3 0,000 6,1 2,743-
preeklampsia dan wanita yang <29 21 35,0 46 76,7 02 13,575
Total 60 100 60 100
memiliki IMT 19 dihubungkan
dengan 33% penurunan terhadap
risiko kejadian preeklampsia (Bodnar
Berdasarkan tabel Pada ibu hamil
L, 2005).
dengan umur >35 tahun yang mengalami
preeklamsia sebanyak 24 orang (40%),
3. METODE PENELITIAN
sedangkan pada ibu hamil dengan umur
Jenis penelitian ini adalah survey <35 tahun yang mengalami preeklamsia
analitik dengan pendekatan case control sebanyak 36 orang (60%). Hasil uji
retrospektif. statistik diperoleh nilai p sebesar 0,009;
Populasi dalam penelitian ini adalah dengan demikian terdapat hubungan
ibu hamil dengan pre eklampsi di 5 antara umur dengan kejadian preeklamsia.
Puskesmas dengan angka pre eklampsi Parameter hubungan yang digunakan
tertinggi di Kabupaten Banyumas dalam adalah OR yaitu sebesar 2,970 dengan
pada tahun 2015. Sampel dalam demikian ibu hamil dengan usia >35
penelitian ini menggunakan teknik total tahun mempunyai risiko mengalami
sampling yaitu 60 orang ibu hamil yang preeklamsia sebesar 2,970 kali
terdiagnosa Pre eklampsi sebagai dibandingkan dengan ibu hamil dengan
kelompok kasus dan sebanyak 60 usia <35 tahun.
responden ibu hamil normal. Analisa data Pada ibu hamil primigravida yang
untuk menganalisis pengaruh faktor risiko mengalami preeklamsia sebanyak 43
yang mempengaruhi kejadian preeklampsi orang (71,7%), sedangkan pada ibu hamil
menggunakan analisis regresi logistik. multigravida yang mengalami
preeklamsia sebanyak 17 orang (28,3%).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar
a. Analisis Bivariat 0,000; dengan demikian terdapat
hubungan antara paritas dengan kejadian
preeklamsia. Parameter hubungan yang
digunakan adalah OR yaitu sebesar
11,267 dengan demikian ibu hamil

368
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

primigravida mempunyai risiko Pada ibu hamil gemelli yang


mengalami preeklamsia sebesar 11,267 mengalami preeklamsia sebanyak 1 orang
kali dibandingkan dengan ibu hamil (1,7%), sedangkan pada ibu hamil tidak
multigravida. gemelli yang mengalami preeklamsia
Frekuensinya lebih tinggi terjadi sebanyak 59 orang (98,3%). Hasil uji statistik
pada primigravida dari pada multigravida, diperoleh nilai p sebesar 0,752; dengan
hal ini dikarenakan pada kehamilan pertama demikian tidak terdapat hubungan antara
terjadi pembentukan “blocking antibodies” gemelli dengan kejadian preeklamsia.
terhadap antigen tidak sempurna. Pada Parameter hubungan yang digunakan adalah
kehamilan pertama terjadi pembentukan OR yaitu sebesar 1,00 dengan demikian ibu
“Human Leucocyte Antigen Protein G hamil dengan gemelli mempunyai risiko
(HLA)” yang berperan penting dalam mengalami preeklamsia sebesar 1,00 kali
modulasi respon immune, sehingga ibu dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
menolak hasil konsepsi (plasenta) atau terjadi gemelli
intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga Pada ibu hamil dengan riwayat
terjadi preeklamsia penyakit yang mengalami preeklamsia
Pada ibu hamil dengan riwayat sebanyak 9 orang (15,0%), sedangkan pada
preeklamsia yang mengalami preeklamsia ibu hamil tidak dengan riwayat penyakit
sebanyak 8 orang (13,3%), sedangkan pada yang mengalami preeklamsia sebanyak 51
ibu hamil yang tidak memiliki riwayat orang (85,0%). Hasil uji statistik diperoleh
preeklamsia yang mengalami preeklamsia nilai p sebesar 0,008; dengan demikian
sebanyak 52 orang (86,7%). Hasil uji statistik terdapat hubungan antara riwayat penyakit
diperoleh nilai p sebesar 0,016; dengan dengan kejadian preeklamsia. Parameter
demikian terdapat hubungan antara riwayat hubungan yang digunakan adalah OR yaitu
preeklamsia dengan kejadian preeklamsia. sebesar 10,412 dengan demikian ibu hamil
Parameter hubungan yang digunakan adalah dengan riwayat penyakit mempunyai risiko
OR yaitu sebesar 9,077 dengan demikian ibu mengalami preeklamsia sebesar 10,412 kali
hamil dengan riwayat preeklamsia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak
mempunyai risiko mengalami preeklamsia memiliki riwayat penyakit.
sebesar 9,077 kali dibandingkan dengan ibu Pada ibu hamil dengan interval
hamil yang tidak memiliki riwayat persalinan >5 tahun yang mengalami
preeklamsia. preeklamsia sebanyak 13 orang (21,7%),
Pada ibu hamil dengan riwayat sedangkan pada ibu hamil dengan interval
keluarga preeklamsia yang mengalami persalinan <5 tahun yang mengalami
preeklamsia sebanyak 9 orang (15,0%), preeklamsia sebanyak 47 orang (78,3%).
sedangkan pada ibu hamil tidak dengan Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar
riwayat keluarga preeklamsia yang 0,000; dengan demikian terdapat hubungan
mengalami preeklamsia sebanyak 51 orang antara interval persalinan dengan kejadian
(85,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p preeklamsia. Parameter hubungan yang
sebesar 0,008; dengan demikian terdapat digunakan adalah OR yaitu sebesar 0,242
hubungan antara riwayat keluarga dengan dengan demikian ibu hamil dengan interval
preeklamsia dengan kejadian preeklamsia. persalinan >5 tahun mempunyai risiko
Parameter hubungan yang digunakan adalah mengalami preeklamsia sebesar 0,242 kali
OR yaitu sebesar 10,412 dengan demikian dibandingkan dengan ibu hamil yang
ibu hamil dengan riwayat keluarga memiliki interval persalinan <5 tahun.
preeklamsia mempunyai risiko mengalami Pada ibu hamil dengan IMT >29
preeklamsia sebesar 10,412 kali yang mengalami preeklamsia sebanyak 39
dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak orang (65,0%), sedangkan pada ibu hamil
memiliki riwayat keluarga dengan dengan IMT <29 yang mengalami
preeklamsia. preeklamsia sebanyak 21 orang (35,0%).

369
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar dengan preeklamsia, riwayat


0,000; dengan demikian terdapat hubungan penyakit, dan IMT.
antara IMT dengan kejadian preeklamsia. b. Kekuatan hubungan didapat dari
Parameter hubungan yang digunakan adalah nilai OR. Kekuatan hubungan dari
OR yaitu sebesar 6,102 dengan demikian ibu yang terbesar adalah riwayat
hamil dengan IMT >29 mempunyai risiko preeklamsia (OR: 63,487), paritas
mengalami preeklamsia sebesar 6,102 kali (OR: 43,372), riwayat penyakit
dibandingkan dengan ibu hamil yang (OR: 17,409), riwayat keluarga
memiliki IMT <29. dengan preeklamsia (OR: 14,439),
umur (OR: 5,753), dan IMT (OR:
b. Analisis Multivariat 5,572)

Variabel Koefisien p OR(IK 95%) Saran


Lang Umur 1,956 0,015 7,074(0,004-3,07B6i)dan sebagai pebagai pemberi
kah 1 Paritas 5,174 0,001 176,614(8,272-3770,787)
Riw. PE 4,158 0,002 63,925(4,570-894p,1e0l4a)yanan pratama hendaknya selalu
Riw. Klg PE 3,132 0,038 22,921(1,182-444m ,61e2m ) berikan asuhan secara menyeluruh
Riw. 2,822 0,033 16,810(1,265-223s,4e6h7i)ngga dapat terdeteksi faktor risiko
Penyakit yang terjadi pada ibu hamil dan dapat
Interval 1,582 0,262 4,865(0,307-77,057)
Persal
diantisipasi jika terjadi kegawatan
IMT 1,661 0,007 5,262(1,573-17,606)
Constant -5,130 0,001 0,060.6 REFERENSI

Lang Umur 1,750 0,020 Bobak,


5,753(1,316-25,155)
dkk. (2005). Buku Ajar
kah 2 Paritas 3,770 0,000 43,372(10,448-18Keperawatan
0,045) Maternitas. Jakarta: EGC
Riw. PE 4,151 0,003 63,487(4,275-942,781)
Riw. Klg PE 2,670 0,092 Bodnar L., dkk. (2005). The risk of
14,439(0,647-322,291)
Riw. 2,857 0,033 preeclampsia rises with increasing
17,409(1,266-239,431)
Penyakit prepregnancy body mass index. Journal
IMT 1,718 0,005 5,572(1,686-18,418)
Annual of Epidemiology 15(7):475-82.
Constant -3,723 0,000 0,024
Castro, CL. (2004). Hypertensive
Berdasarkan tabel di atas variabel Disorders of Pregnancy. In : Essential
yang berpengaruh terhadap kejadian of Obstetri and Gynecology, 4th Ed.
preeklamsia adalah umur, paritas, riwayat Philadelphia : Elsivlersaunders.
preeklamsia, riwayat keluarga dengan
preeklamsia, riwayat penyakit, dan IMT. Cunningham, FG. (2006). Obstetri
Kekuatan hubungan didapat dari nilai OR. Williams. Jakarta: EGC.
Kekuatan hubungan dari yang terbesar
adalah riwayat preeklamsia (OR: 63,487), Dekker, GA., Sucharoen, N. (2004).
paritas (OR: 43,372), riwayat penyakit Etiology of Preeclampsia: An Update. J
(OR: 17,409), riwayat keluarga dengan Med Assoc Thai, 87(Suppl 3): S96-103.
preeklamsia (OR: 14,439), umur (OR:
5,753), dan IMT (OR: 5,572). Dinas Kesehatan. (2013). Daerah Sulit
Diterobos Untuk Menurunkan AKI-
AKB. Semarang: Dinas Kesehatan
5. SIMPULAN Provinsi Jateng.
a. Faktor risiko yang berpengaruh Dinas Kesehatan. (2012). Profil
terhadap kejadian preeklamsia Kesehatan Provinsi Kabupaten
adalah umur, paritas, riwayat Banyumas tahun 2014. Banyumas:
preeklamsia, riwayat keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.

370
ISSN 2407-9189 The 4th Univesity Research Coloquium 2016

Santjaka, Aris. (2011). Statistik untuk


penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika

Wiknjosastro, H. (2006). Ilmu


Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

371

You might also like